KARIOLOGI 1. Jelaskan etiologi karies
Proses karies: Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis .Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pits, ssur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Faktor Etiologi Karies Host (gigi dan saliva) Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies.! "ariasi mor#ologi gigi juga mempengaruhi mempengaruhi resistensi resistensi gigi gigi terhadap terhadap karies. karies. $i ketahui ketahui adanya adanya pit dan sur sur pada gigi gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini. Sali%a merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Sekresi sali%a akan membasahi gigi dan Sali%a membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat turnbuh dan berkembang biak. Mineral-mineral di dalam sali%a membantu proses remineralisasi email gigi. Selain itu, sali%a mempunyai e#ek bu#er yaitu sali%a &enderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula. Sustrat atau diet Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa &enderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. !ikroorganis"e Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. bakteri yang paling banyak dijumpai adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces #aktu ke&epatan terbentuknya karies serta lama dan #rekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Se&ara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu ka%itas &ukup ber%ariasi, diperkirakan '- bulan. *+*+ $/0 P0/1 (M+12332*/+SM) 1/243H+$2/ 5/16 H3S (S/0+"/ 7 80632+$/) S3S+/0 133M+ 7 $M3*2/8+ •
•
•
•
9. +dentikasi 1aries : !. Pemer emerik iksa saan an visual langsung 4er&ak putih pada enamel dengan kontur permukaan enamel normal. Hilangnya kontur permukaan bila karies telah mengenai dentin, warna dentin menjadi kuning ke&oklatan atau &oklat. 1aries dentin yang terus menyebar enamel warnanya menjadi putih opak 9.ransluminasi ika gigi disinari lesi karies akan terlihat bayangan hitam • •
•
;. Penggunaan sonde
$eteksi pit dan sur yang melunak karena karies. 1a%itasi Sonde akan menyangkut pada enamel ataupun dentin Permukaan proksimal gigi ( sonde berbentuk lengkung ke&il ) Sonde yang digunakan untuk mendeteksi karies disekitar restorasi penetrasi lebih dari <,= mm dan sonde tersangkut diantara restorasi dan dinding ka%itas maka berarti sudah terjadi karies gigi
• •
• •
. Pemakaian benang gigi. 4enang gigi dilewatkan diantara proksimal gigi, bila rusak menandakan adanya tepi enamel suatu ka%itas karies, tepi restorasi tidak rata > karang gigi =. 2/$+3*2/8+ ika gigi berwarna hitam berarti terjadi karies? dan yang berwarna putih biasanya tambalan > amalgam 3. Jelaskan Klasifikasi Karies Gigi A. Klasifikasi
Kelas I
karies yang terjadi pada permukaan oklusal dan bukal groove gigi
Kelas II Kelas III Kelas IV
posterior, dan pit anterior karies yang terjadi pada permukaan proksimal gigi posterior karies yang terjadi pada permukaan proksimal gigi anterior karies yang terjadi pada permukaan proksimal gigi anterior dan
Black
B. Berdasarkan
Kelas V Kelas VI
sudah mengenai sebagian insisal edge gigi karies yang terjadi pada permukaan servikal gigi karies yang terjadi pada ujung cusp gigi posterior dan insisal edge gigi anterior
Karies Superfisial
karies yang mengenai enamel. ada kondisi ini biasanya pasien
Karies !edia
belum ada keluhan karies yang mengenai enamel dan sebagian dentin. asien biasanya
kedalaman
mengeluh ngilu, nyeri terkena rangsangan panas atau dingin dan Karies rofunda
akan berkurang bila rangsangan dihilangkan karies yang mengenai enamel sampai dengan tinggal selapis tipis dentin yang menutupi ruang pulpa. ada kondisi ini sudah
Karies rofunda erforasi ". Berdasarkan keaktifan
Karies Aktif Karies Arrested
Karies &an
menimbulkan sakit sudah terjadi perforasi pada pulpa. !enimbulkan rasa sakit yang spontan proses kariesnya masih aktif, jika dikerok menggunakan alat masih lunak dan pasien masih memiliki keluhan pernah terjadi karies dan prosesnya sudah #berhenti$ tidak aktif, %arnanya hitam mengkilap, tidak bisa dikerok menggunakan instrumen terjadi pada hampir seluruh gigi dan biasa terjadi pada anak'anak akibat susu botol
Klasifikasi baru oleh Drs. Graham J Mount dan W Rory Hume Klasifikasinya berdasarkan three site and four size description. ( Site ) * lesi pada pit dan fissure enamel pada gigi posterior atau permukaan halus ( Site + * lesi pada proksimal enamel yang berhubungan dengan daerah kontak ( Site * lesi servikal pada mahkota-akar
( Sie / * lesi pada stadium permulaan dari demineralisasi. 0apat disembuhkan dan tidak memerlukan pera%atan lanjut ( Sie ) #!inimal$ * terjadi kavitas minimal yang telah melibatkan dentin. 0iperlukan restorasi dan prevensi akumulasi plak ( Sie + #!oderated$ * telah mengakibatkan dentin, sisa gigi masih cukup kuat untuk menyangga restorasi
( Sie #1nlarged$ * kavitas yang besar, sisa gigi rapuh, diperlukan preparasi untuk mendapatkan resistance ( Sie 2 #13tensive$ * karies yang sangat besar, kehilangan struktur yang banyak termasuk cusp, insisal edge, dll
. Jelaskan $eknik %en&ega'an Karies Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan &ara terbaik untuk men&egah terjadinya penyakitpenyakit dalam mulut, seperti : karies gigi dan radang gusi. 1edua penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dalam mulut, penyebab utama penyakit tersebut adalah pla@ue. 4eberapa &ara pen&egahan karies gigi antara lain: !. Pla@ue &ontrol Pla@ue &ontrol merupakan &ara menghilangkan pla@ue dan men&egah akumulasinya. indakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam men&egah terjadinya karies dan radang gusi. Menurut 5irayuni (9<<;), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pla@ue &ontrol, antara lain: !< a. S&alling S&alling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi. b. Penggunaan dental Aoss (benang gigi) $ental Aoss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon. 8loss ini digunakan untuk menghilangkan pla@ue dan memoles daerah interproBimal (&elah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah titik kontak. &. $iet $iet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula makanan yang lengket hendaknya dihindari. /dapun yang disarankan dalam pla@ue &ontrol adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. enis makanan ini memiliki e#ek sel# &leansing yang baik serta %itamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan penyangga gigi. d. 1ontrol se&ara periodik 1ontrol dilakukan setiap ' bulan sekali untuk mengetahui kelainan dan penyakit gigi dan mulut se&ara dini. e. 8luoridasi 8luor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh manusia sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email tahan terhadap asam. Menurut C1*+ (!DDD), penggunaan Auor ada dua ma&am yaitu se&ara sistemik dan lokal. Se&ara sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung kadar Auor yang &ukup, !! sehingga Auor dapat diserap oleh tubuh. Se&ara lokal dapat dilakukan dengan diteteskan>dioleskan pada gigi, kumur-kumur dengan larutan Auor dan diletakkan pada gigi dengan menggunakan sendok &etak.
#. Menyikat gigi Menyikat gigi Edalah &ara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan lley (!DD;), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan &ara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya. 4eberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
%EAKI$ %*L%A +A %ERIA%IKAL 1asus ! !. /pakah diagnose keadaan tersebut Pulpitis re%ersible merupakan suatu proses inAamasi ringan yang apabila penyebabnya atau rangsangannya dihilangkan maka inAamasi pun akan menghilang, lalu pulpa akan kembali normal. Pulpitis re%ersible ini umunya bersi#at asimtomatik. Sehingga pasien baru menyadari hanya ketika adanya rangsangan thermal pada gigi 9. /pakah yang menyebabkan terjadinya rasa sensiti# Penyebab terjadinya rasa sensiti%e pada minuman dingin adlaah tubulus dentin yang terbuka. erbukanya tubulus dentin diakibatkan oleh adanya stimulus ringan seperti karies insipient, erosi ser%ikal, dan atrisi oklusal. 1aries insipient adalah inisiasi dari sebuah karies. 1aries insipient ini merupakan salah satu #aktor utama terbukanya tubulus dentin. /pabila karies ini dihilangkan beserta #aktor-#aktor laiinnya dan gigi direstorasi dengan baik, maka keadaan pun dapat menjadi normal kembali. - idak timbul se&ara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.
1asus 9 !. /pakah diagnose nya Pulpitis irre%ersible merupakan inAamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau &epat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irre%ersible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa re%ersible. $apat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operati#, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodonti& yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa. Pulpitis irre%ersible dijelaskan dalam ppt dosen keluhannya spontan dan tanpa penyebab •
•
yang jelas. Perbedaannya klinis antara pulpitis re%ersibel dan irre%ersibel adalah kuantitati#, rasa sakit pulpitis irre%ersibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis re%ersibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irre%ersibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
9. /pakah yang meneybabkan rasa sakit itu 1eterlibatan bakteri pulpa melalui karies, meskipun #aktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis.
KERA+AGA +A IFEKSI OROFA,IAL !. Sebutkan #as&ial spa&es 8as&ial spa&e adalah daerah berlapis #asia yang dapat terisi atau ditembusoleh eksudat purulen. 8as&ia adalah jaringan ikat brous yang membungkus ototdan memisahkan suatu otot dengan otot yang lain. 8as&ia tersususun atas lapisan-lapisan jaringan ikat tipis, disebut dengan #as&ial planes. 4eberapa di antaranyamengandung struktur neuro%askular dan dikenal sebagai kompartemen. Sedangkan bagian yang diisi oleh jaringan ikat jarang disebut &elah
8as&ial spa&e yang terlibat dalam penyebaran in#eksi dari gigi disebut #as&ial spa&e primer. 8as&ia primer merupakan daerah yang terlibat letaknya berdekatan dengan tulang rahang yang menyangga gigi-gigi sehingga padaumumnya terlibat se&ara langsung pada in#eksi odontogen.
8as&ial spa&e bias menjadi tempat penyebaran in#eksi odontogen baik oleh arena gigi-gigi rahang atasmaupun rahang bawah.
9. Sebutkan jenis - jenis in#eksi oro#asial beserta tanda dan gejalanya, perawatan dan penanganannya F P2+1323++S: S6/6 2/$/* /2+*/ S1+/2 M/H13/ *+*+ $/0/M 26PS+ •
•
P2+1323++S /16/ 2asa sakit spontan G rasa sakit tekan meman&ar, idak ada pengaruh suhu (rangsang), Menelan sakit (dis#agia), 4au mulut (8etor eB ore), 4engkak sekitar gigi G merah. .3. : - bengkak pipi - trismus ringan - 0... sakit - tendernes Sistemik - suhu tubuh naik - demam - pening kepala - na#su makan turun +.3. : - oper&ulum 7 j. sekitar bengkak - tendernes - keluar pus dari po&ket P2+I323++S S64/16 ak ada pembengkakan pipi, ak ada trismus, 6ntuk gerakan mengunyah sakit, /da pus > &airan dari poket, 0 sakit, 3per&ulum 7 j. perikoroner membengkak 7 sakit, 1adangkadang ada ul&erasiJ abses perikoroner 2/P+ > P*34// - /ntibiotik - /nti radang - /nalgesik - 3bat kumur - 3bat oles 2/M > +$/1/
•
- 3perkulektomi - Pen&abutan gigi /4SS $3/0"30/2 P2+/P+1/0 031/0 Sakit gigi hebat terlokalisir endernes pada gigi /plikasi panas pada gigi J sakit 4engkak 6M6M 1enaikan suhu badan G 2/M > +$/1/ !. Pengeboran gigi J pulpa terbuka 9. ktraksi gigi K anestesi umum anestesi blok Syarat : *igi luksasi 2/P+ > P*34//
•
•
•
+dem /4SS S64M616S anda 1linis /kut 4 4engkak intra oral - "estibulum oris - Palatinal - 0ingual - *ingi%a 4 endernes warna merah 4 8luktuasi jelas 4 Sakit rasa trismus > G reatment > tindakan : - +nsisi - $rainase - Iabut gigi > endodontik - 3bat-obatan anda klinis kronis : - 8istula intra oral - L*um boil - 1.6. baik - Sakit rasa G , tendernes G indakan : &abut gigi > apikoektomi /4SS S6416/ !. /16 anda 1linis - 1ulit berwarna merah - Pembengkakan .3. - 8luktuasi jelas - endernes - 4atas pembengkakan jelas - *aris tengah abses ! G = &m - 1adang-kadang ada trismus - 0ebih sering soliter - erikat erat dengan dasar - 1adang terlihat pusat nekrosis - 1eadaan umum kurang baik 9. S64 /16 123+S anda 1linis - 1ulit merah sampai kebiruan - 4atas jelas - 4engkak &embung terlokalisir - *aris tengah pendek N ; &m - endernes - 8luktuasi jelas - Pembengkakan tersebut kadang bisa digerakkan - 2asa sakit berkurang - 1eadaan umum pasien membaik +$/1/ /4SS S6416/ !. +nsisi .3. 7 drainase 9. Pen&abutan gigi > apikoektomi ;. Pengobatan . 8isioterapi G sinar in#ra merah 8+S0 160+ 3.(IH23+I S1+ 8+S60/): Suatu lubang ke&il pada kulit yang kronis yang kadang-kadang mengeluarkan &airan yang berasal dari (apeks) gigi yang gangren > nekrosis anda 1linis - 0ubang ke&il menahun .3. - 1ulit di sekitarnya meringkus dan kadang nekrosis, bergranulasi - 1adang-kadang keluar &airan > pus - endernes G - /da gigi penyebabnya 0okasi - Sudut Mata medial
Penyebab : I, + indakan: !. Pen&abutan gigi penyebab > apikoektomi 9. 1uretase ;. ksisi elips sekitar stel . ahit Aap =. 1asa tampon '. 3bat •
•
S060++S S060++S 3$33*+1 - 2adang yang punya ke&enderungan terbentuk pus - /kut dan membatasi diri dari jaringan beranyaman longgar. - Pada lapisan permukaan, dalam dasar mulut - Mula-mula di#us, radang hebat - 4erhari-hari J pus - rismus - 1esukaran menelan - $emam erapi 7 treatment > tindakan - /ntibiotika, dosis massi%. (Mis. /moByllin ;B !<<< mg> 9 &aps =<
abses submandibula. +P /16 *ambaran kstra-3ral.: - 1ulit berwarna kemerahan - erasa panas dan sakit - 4erbentuk diskus dikelilingi lekukan - 1ulit terasa lekat dengan bengkaknya - 1e&uali di sebelah dalamnya ada otot - 1onsistensi kekar > padat - empat : - Pada pipi, samping hidung - epi bawah mandibula > dagu - 1adang ada trismus *ambaran intra oral : bengkak pada sisi bukal > labial gigi penyebab . endernes , teraba kekar +P S64/16 $/ 123+S 5arna kulit normal ak terasa panas, tak sakit > sedikit 4erbentuk diskus 1ulit tak lekat dengan bengkaknya 6kuran bengkak ! G 9 &m 1onsistensi kekar *ambaran intra oral : terlihat bengkak 1adang masih ada trismus endernes G atau N empat : pipi, tepi mandibula, dagu samping hidung erapi > tindakan /kut : - antibiotika dosis massi% , anti radang, analgetika, roburantia. - &abut gigi J inltrat sembuh - bila di insisi O warna jaringan kuning muda, keluar &airan merah tua > daerah matang. Subakut dan kronis: - &abut gigi
- bila perlu J insisi - antibiotika dsb. PH0*M3 (0udwigs /ngina, bila submandibula): 2adang akut yang tumbuh &epat, di#us dalam jaringan beranyaman longgar dan tidak ada ke&enderungan pembatasan dan pembentukan pus, kalaulah ada sangat sedikit. Iontoh: - rysipelas pada wajah penyebab kuman : strep. Hemolitikus -*angren gas: penyebab streptokokus per#ringens anda lokal: -4engkak besar, misal: pada dagu sampai membesar membulat -endernes -1onsistensi keras seperti papan -1ulit mengkilap, merah ke&oklatan , panas>hangat - idak ada Auktuasi, dan jaringan &enderung gangrenous. erapi 7 tindakan - /ntibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob maupun anaerob (/moByllim ;B!<< 3pname. - /nti radang, analgetika antipiretika - 2oburantia - 4ed rest, kalau perlu in#us - +nsisi dilakukan dengan melihat kondisi lokal maupun umum - 1alau perlu tra&heotomi - angan lupa: tes kepekaan kuman kultur (darah) +nsisi (inter%ensi bedah ) ditujukan : ! 6ntuk dekompresi, mengurangi ketegangan jaringan. 9 6ntuk memberikasn drainage, walau yg keluar bukan pus melainkan &airan merah kehitaman.
INFK!I "RIK#R#N$ D$N IM"$K!I
%.
&agaimana 'enatalaksanaan 'era(atan 'erikoronitis yang dise)a)kan oleh gigi im'aksi* Adapun yang biasa dilakukan pada pera%atan perikoronitis akibat gigi impaksi adalah dengan melakukan
operkulektomi. 5perkulektomi atau pericoronal flap adalah pembuangan operkulum secara bedah. era%atan perikororonitis tergantung pada derajat keparahan inflamasinya. Komplikasi sistemik yang ditimbulkan dan pertimbangan apakah gigi yang terlibat nantinya akandicabut atau dipertahankan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor usia dan kapan dimulai adanya keluhan. erlu adanya observasi mengenai hal tersebut karena jika usia pasien adalah usia muda dimana gigi terakhir memang %aktunya untuk erupsi dan mulai keluhan baru saja terjadi, maka operkulektomi sebaiknya tidak dilakukan dulu. Kondisi akut merupakan kontra indikasi dilakukannya operkulektomi, namun tindakan emergensi dapat dilakukan hingga kondisi akut dapat ditanggulangi kemudian keadaan dievaluasi untuk dapat melakukan operkulektomi.. Adapun teknik operkulektomi sebagai berikut Kunjungan pertama ). +.
!enentukan perluasan dan keparahan struktur jaringan !enghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada permukaan operculum dengan aliran air hangat atau a6uades steril
. 7sap dengan antiseptik.
2. 5perkulum-pericoronal flap diangkat dari gigi dengan menggunakan scaler dan debrisdi ba%ah operkulum dibersihkan 8. rigasi dengan air hangat-a6uades steril.ada kondisi akut sebelum dilakukan pembersihan debris dapat diberikan anastesitopikal. ada kondisi akut juga tidak boleh dilakukan kuretase maupun surgikal. 9. Instruksi pada pasien agar* 'Kumur'kumur air hangat tiap ) jam 'Banyak istirahat '!akan yang banyak dan bergii '!enjaga kebersihan mulut :. emberian antibiotic bila perlu diberikan, juga analgetik ;. Bila operkulum membengkak dan terdapat fluktuasi, lakukan insisi guna mendapatkan drainase. Bila perlu pasang drain #bila dipakai drain sebaiknya pasien diminta datang kembali setelah +2 jam, guna melepas atau mengganti drain$.
Kunjungan kedua Bila kondisi pasien telah membaik dan keadaan akut telah reda*
Kunjungan ketiga ack dibuka , bila keadaan baik maka, menentukan apakah gigi yang terlibat #!$ akan dicabut atau dipertahankan, keputusan ini didukung oleh pertimbangan apakah gigi tersebut nantinya akan berkembang atau tumbuh pada posisi yang baik atau tidak. +.
!e)utkan ma,am-ma,am kom'likasi yang )isa teradi 'as,a o'erasi 'engam)ilan gigi im'aksi/odontektomi. Jika hal ini teradi a'a yang harus dilakukan
' 1dema Secara fisiologis pada pasien usia muda, +2'2; jam pasca bedah akan terjadi edema pipi yang merupakan bagian dari proses penyembuhan. ada pasien berusia di atas 8/ tahun edema dapat terjadi sampai 8 hari. 1dema ini sebagai akibat trauma setempat pada odontektomi dan terjadi sebagai tanda proses radang dengan disertai kemerahan dan rasa sakit. 1dema dapat melibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan melibatkan otot'otot pipi dan disekitarnya yang mengakibatkan pembengkakan pipi. 1dema merupakan reaksi normal pada setiap pencabutan dan pembedahan gigi. ' >rismus >rismus dapat disebabkan oleh edema pasca bedah. ?al ini dikarenakan edema bekas pembedahan akan menyebabkan perubahan jaringan sekitarnya dan otot'otot pengunyahan mengalami kontraksi sehingga menimbulkan trismus. >rismus yang terjadi bukan disebabkan oleh meningkatnya volume dari muskulus karena edema tetapi lebih disebabkan
karena reaksi atas rasa sakit yang disebabkan oleh gerakan rahang. >rismus atau spasme muskulus
masseter dapat dicegah dengan memotivasi pasien agar membuka mulut lebar berulangkali sejak hari pertama setelah pembedahan ' araesthesi Komplikasi lain adalah kerusakan nervus yang mengakibatkan paraesthesi labial inferior sampai dagu pada sisi yang sama. @ervus yang paling sering cedera selama pencabutan dan pembedahan gigi adalah n. alveolaris inferior dan n.
lingualis. "edera yang mengenai saraf'saraf ini biasanya sulit dihindari karena anatomi pembuluh'pembuluh saraf tersebut dekat dengan bagian apikal gigi molar ketiga rahang ba%ah. ada kondisi ini pasien akan mengalami rasa tidak nyaman seperti rasa baal, semutan pada bagian'bagian tertentu pada %ajah misalnya bibir, gusi, ujung lidah atau dagu. araesthesi dapat bersifat sementara ataupun permanen tergantung pada besarnya cedera terhadap saraf tersebut . ada umumnya dirasakan pasien beberapa hari pasca odontektomi ' 0ry socket Komplikasi infeksi pasca bedah juga dapat terjadi pada soket bekas tempat gigi impaksi, nyeri berdenyut menyebar sampai telinga dan timbul halitosis, bau tidak sedap yang berasal dari soket. Keadaan itu disebabkan karena telah terjadi localied osteomyelitis atau alveolar osteitis yang dikenal pula dengan sebutan dry socket, yang menyebabkan masa penyembuhan lebih lama Komplikasi'komplikasi yang terjadi bergantung pada reaksi individual. Secara umum terjadi penurunan jumlah komplikasi pada hari ke'+ dan hari ke'2 seiring dengan proses penyembuhan. engobatan medikamentosa dilakukan dengan pemberian antibiotic, anti'inflamasi dan analgetik untuk membantu mengatasi berbagai komplikasi tersebut. Antibiotik golongan penisilin tetap merupakan obat pilihan, namun bila uji kulit positif diberikan klindamisisn dengan dosis 3// mg selama '8 hari. 7ntuk penghilang nyeri ringan diberikan tablet ibuprofen 2//';// mg atau asetaminofen 8// mg '23 sehari selama +' hari. ada kasus odontektomi berat, untuk nyeri sedang sampai berat diberikan analgetik ideal yaitu dikombinasikan dengan penambahan tablet codein )8'/ mg. Selama masa penyembuhan pasien juga dianjurkan untuk makan makanan cair-lunak dan meningkatkan kebersihan rongga mulut dengan merendam daerah pembedahan dengan antiseptic oral klorheksidin /,+ atau povidone iodine ) yang dapat mempersingkat proses penyembuhan.
OS$EO!ELI$IS RAHAG !. elaskan bagaimana proses terjadinya • • •
Secara langsung melalui perluasan penyakit, Secara hematogen, 0ari fraktur tulang yang terbuka kemudian terkontaminasi.
Pada umumnya, organisme pyogenik rahang men&apai sumsurm tulang pada gigi dengan abses atau in#eksi setelah pembedahan, namun karies gigi merupakan penyebab yang palingumum di antara semuanya +n#eksi terjadi pada bagian terkalsikasi ketika pus dan edema pada ka%itas sumsum dan di bawah periosteum menghambat suplai darah lokal sehingga terjadi iskemia dan tulang terin#eksi menjadi nekrosis dan memi&u pembentukan se@uester. Se@uester adalah segmen tulang yang menjadi nekrotik karena luka iskemik yang disebabkan proses keradangan. Hal ini merupakan tanda klasik dari osteomyelitis. Patogenesis osteomielitis pada rahang biasanya ditandai dengan adanya eksudat inAamasi yang terdiri dari brin, polimor#onuklear leukosit dan makro#ag. +nAamasi terjadi di dalam rongga medula dalam tulang spongiosa dan dapat melibatkan trabekula spongiosa serta dapat mempenetrasi korteks dan men&apai periosteum. $aerah sumsum tulang dipenuhi oleh neutrol, debris nekrotik dan mikroorganisme. aringan sumsum tulang yang berlemak dan sumsum hematopoetik menjadi nekrosis dan berganti menjadi eksudat inAamasi. ekanan di dalam rongga medula meningkat dan pembuluh darah menjadi han&ur. /kibatnya per#usi %askular mengakibatkan terjadinya nekrosis pada tulang spongiosa dan korteks. Pada tulang trabekula yang nekrosis terjadi hipereusinolik. 3steosit membesar dengan tepi yang berwarna biru tua. Pembentukan se@uester dapat terjadi. Se@uester akan dikolonisasi oleh mikroorganisme dalam bentuk biolm dan akan memperparah inAamasi.
+nltrat inAamasi mengandung sel plasma, selain itu juga terdapat lim#osit dan makro#ag. 8ibrosis pada sumsum tulang akan terjadi setelah #aktor pertumbuhan broblas dilepas. Pembentukan tulang baru berlangsung dengan &epat dan memi&u tulang penderita menjadi sklerosis. /kti%itas osteoblas meningkat yang mengakibatkan meningkatnya diameter intralesional dan trabekular medula. 9. anda dan *ejala osteomyelitis ). 5steomyelitis supuratif akut umumnya keluhan didahului oleh sakit gigi yang berlanjut dengan pembengkakan pada muka disertai dengan trismus, &asa sakit yang dalam, menyebar sampai ke telinga disertai parestesi bibir, igi geligi yang terkena goyang dan sakit %aktu oklusi, gingival bengkak, pus keluar dari marginal gusi, Kadang'kadang demam tinggi dan malaise, Adanya limadenopati regional. +. 5steomyelitis supuratif kronik •
• •
• •
• • • •
•
0apat terjadi setelah fase akut merteda atau langsung dari infeksi gigi igi yang semula goyang, terasa kokoh lagi, >rismus dan parestesi bibir perlahan'lahan berkurang atau menhilang sehingga penderita merasa lebih enak, Supurasi dan abses local tetap ada dengan membentuk fistula yang multiple pada mukosa dan kulit sebagai tempat keluarnya pus dan tulang nekrotik, 1ksaserbasi akut dapat terjadi secara periodic dengan gejala'gejala sama seperti osteomyelitis supuratif akut.
Perawatan 3steomyelitis erapi osteomyelitis terdiri dari medis dan pembedahan. /&ute osteomyelitis rahang utamanya diobati dengan pemberian antibiotik yang sesuai. /ntibiotika ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan sensiti%itas bakteri, dan selama menunggu sebelum ada hasilnya, dapat diberikan penisilin sebagaidrug o# &hoi&e. 4ila pasien menderita osteomielitis akut yang hebat, perlu dirawat inap untuk dapat diberikan antibiotika intra %ena. Pilihan antibiotik biasanya &lindamy&in, karena sangat e#ekti# melawan strepto&o&&i dan bakteri anaerob yang biasanya ada pada osteomyelitis.. Pembedahan padaa&ute suppurati%e osteomyelitis biasanya terbatas. 4iasanya hanya dilakukan pen&abutan gigi yang non-%ital pada sekitar daerah yang teri#eksi. erapi pada &hroni& osteomyelitis membutuhkan tidak hanya antibioti& tetapi juga terapi pembedahan. Ilindamy&in merupakan pilihan obat utama. Mengkultur material pengin#eksi juga sebaiknya dilakukan agar dapat diberikan antibiotik yang lebih spesik. Pemberian antibiotik pada terapi untuk a&ute dan &hroni& osteomyelitis ini lebih lama dibandingkan in#eksi odontogenik yang biasa. 6ntuk a&ute osteomyelitis ringan, antibioti& diberikan hingga minggu. /kan tetapi pada a&ute osteomyelitis berat, antibioti& terus diberikan hingga ' bulan.