SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
PADA PASIEN DECOMPENSASI CORDIS
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4
FILDA NIRWANA FYKA : G1B116013
TRIAS SEPTININGRUM : G1B116014
WAHYUDI RAMADHAN PANE : G1B116015
RAYHAN FIRDAUZY : G1B116016
FIQRY PRASETYO : G1B116029
RINA MARIANI : G1B116030
SRI TIYANI : G1B116031
RIA RAMADHANI : G1B116032
ESSY WAHYUNI : G1B116044
NOVITA DWI LESTARI : G1B116045
ETIKA SURYANI : G1B116046
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Pendidikan Kesehatan pada Pasien Decompensasi Cordis
Sasaran : Pasien di Ruang Jantung
Tempat : Rumah Sakit Raden Mattaher Ruang Jantung
Hari/ Tanggal : Selasa/17Oktober 2017
Pukul : 08.00 WIB
Lama Waktu : 25 Menit
Penyuluh : Kelompok 4 Blok Kardiovaskuler
TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan,pasien di ruang jantung diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang gagal jantung.
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan, pasien di ruang jantung diharapkan dapat mengetahui,mengerti dan memahami tentang :
Pengertian gagal jantung
Etiologi/penyebab gagal jantung
Manifestasi klinis gagal jantung
Penatalaksanaan gagal jantung
Komplikasi gagal jantung
Pencegahan gagal jantung
MATERI PENYULUHAN
(TERLAMPIR)
METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
Ceramah..
Tanya jawab..
MEDIA
Leaflet
KEGIATAN PENYULUHAN
No
Tahapan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan masyarakat
Media
Pendahuluan
menit )
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Menggali pengetahuan pasien tentang..decompensasi cordis
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan dan menjawab
2
Penyajian Materi (15 menit)
Menjelaskan dan menyebutkan tentang :
Pengertian decompensasi cordis
Etiologi/penyebab decompensasi cordis
Manifestasi klinis decompensasi cordis
Penatalaksanaan decompensasi cordis
Komplikasi decompensasi cordis
Pencegahan decompensasi cordis
Memperhatikan
Leaflet
3
Penutup
(5 menit)
Memberi kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal- hal yang belum jelas.
Menjawab pertanyaan pasien
Menanyakan kembali materi yang disampaikan
Memberi salam dan terima kasih
Bertanya
Memperhatikan penjelasan dari perawat
Menjawab pertanyaan
Menjawab salam
D. EVALUASI
1. Apa etiologi dari decompensasi cordis
2. Apa manifestasi klinis decompensasi cordis
3. Apa pencegahan dari decompensasi cordis
E. DAFTAR REFERENSI
Ambarwati.(2011).Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta : Nuha Medika
Rahayu,Y.(2012).Masa Nifas dan Menyusui.Jakarta,Mitra Wacana Medika
Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Ilham.R(2012).Adaptasi Fisiologi Pada Periode Postpartum Serta Proses Perawatan.www.google.com.Diakses tanggal 08 Juni 2017
LAMPIRAN MATERI
Pengertian Decompensasi Cordis
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung ( Tabrani, 1998; Price ,1995).
Decompensasi Cordis adalah keadaan dimana jantung tidak mampu memompakan darah dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme dan oksigen. (Nugroho, 2011: 269)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Decompensasi Cordis adalah ketidakmampuan jantung memompa darah keseluruh tubuh untuk memenuhi metabolisme tubuh, sehingga terjadi defisit penyaluran o2 ke organ-organ tubuh lainya.
Klasifikasi Decompensasi cordis
Menurut tambayong (2000) , decompensasi cordis berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 3 yaitu :
Decompensasi Cordis Kiri/Gagal Jantung Kiri
Gagalnya khususnya pada ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen tubuh yang berakibat dua hal:
Tanda-tanda dan gejela penurunan cardiak output seperit dyspnoe de effort (sesak nafas pada akktivitas fisik, ortopnoe (sesak nafas pada saat berbaring dan dapat dikurangi pada saat duduk atau berdiri.kemudian dispnue noktural paroksimalis (sesak nafas pada malam hari atau sesak pada saat terbangun).
Dan kongesti paru seperti menurunnya tonus simpatis, darah balik yang bertambah, penurunan pada pusat pernafasan, edema paru, takikakrdia.
Disfungsi diatolik, dimana ketidakmampuan relaksasi distolik dini ( proses aktif yang tergantung pada energi ) dan kekakuan dindiing ventrikel .
Decompensasi Cordis Kanan
Kegagalan venrikel kanan akibat bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru-paru, berakibat membaliknya kembali kedalam sirkulasi sistemik, peningkatan volume vena dan tekanan mendorong cairan keintertisiel masuk kedalam(edema perier) (long, 1996).
Gagal Jantung Kongestif
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan. New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas diantaranya:
Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.
Kelas 2 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan.
Kelas 3 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan.
Kelas 4 : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus tirah baring.
Etiologi Decompensasi Cordis
Penyebab kegagalan jantung dikategori menjadi tiga penyebab diantaranya adalah Stroke volume (isi sekuncup), Kontraksi kardiak serta Preload dan afterload. Yang mana meliputi :
Kerusakan langsung pada jantung (berkurang kemampuan berkontraksi), infark myocarditis, myocarial fibrosis, aneurysma ventricular
Ventricular overload terlalu banyak pengisian dari ventricle
Overload tekanan (kebanyakan pengisian akhir : stenosis aorta atau arteri pulmonal, hipertensi pulmonari
Keterbatasan pengisian sistolik ventricular
Pericarditis konstriktif atau cardomyopati, atau aritmi, kecepatan yang tinggi,tamponade, mitra; stenosis
Ventrucular overload (kebanyakan preload) regurgitasi dari aourta, defek seftum ventricular.
Manifestasi Klinis
Menurut Ardiansyah (2012:28), manifestasi klinis dari Decompensasi Cordis diantaranya sebagai berikut :
Dispnea, yang terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Gangguan ini dapat terjadi saat istirahat ataupun beraktivitas
Orthopnea, yaitu kesulitan bernafas saat penderita berbaring.
Proximal, yaitu nokturna dispnea. Gejala ini biasanya terjadi saat pasien duduk lama dengan posisi kaki atau tangan dibawah atau setelah pergi berbaring ditempat tidur.
Batuk, baik kering maupun basah sehingga menghasilkan daha atau lendir.
Mudah lelah, dimana gejala ini muncul akibat cairan jantung yang kurang sehingga menghambat sirkulasi cairan dan sirkulasi oksigen.
Kegelisahan akibat gangguan oksigenasi jaringan.
Komplikasi
Menurut Sani. A ( 2007) Komplikasi gagal jantung yang bisa terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :
Trombosis vena dalam
Pembentukan bekuan vena karena stasis darah. Trombus yang menetap dan lengket di dinding vena bisa terlepas dan kemudian mengalir mengikuti aliran vena lalu sampai ke arteri pulmonalis dan menyumbat arteri tersebut karena adanya sumbatan pada arteri pulmonalis menyebabkan aliran darah ke paru terhambat. Kondisi ini disebut sebagai emboli paru.
Shock kardiogenik
Shock kardiogenik ditandai dengan adanya gangguan fungsi ventrikel kiri. Dampaknya adalah terjadi gangguan berat pada fungsi jaringan dan penhantaran oksigen ke jaringan. Gejala ini merupakan gejala yang khas terjadi pada kasus shock kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut. Gangguan ini disebabkan oleh kehilangan 40% atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal di seluruh ventrikel, karena ketidak seimbangan antara kebutuhan dan persendian oksigen miokardium
Edema paru-paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk faktor apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru-paru meningkat dari batas negatif menjadi batas positif. (Ardiansyah, 2012: 30).
Penatalaksanaan
Berikut ini beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien decompensasi cordis :
Farmakologi
Terapi oksigen
Pemberian terapi oksigen terutama ditujukan pada klien dengan gagal jantung yang disertai dengan adanya edema paru. Terapi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Terapi nitrat dan vasodilator koroner
Pada gagal jantung, jantung mengalami unloaded (penurunan afterload-beban akhir) dengan adanya vasoilatasi perifer. Peningkatan curah jantung lanjut akan menurunkan derajat kongesti vascular pulmonal dan beratnya gagal ventrikel kiri serta adanya penurunan pada konsumsi oksigen miokardium.
Terapi diuretic
Pemberian terapi diuretik dilakukan secara oral ataupun parenteral, dimana tujuannya untuk menurunkan preload (beban awal) dan kerja jantung. Diuretic memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan menurunkan tekanan darah.
Terapi digitalis
Digitalis merupkan obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas. Pada gagal jantung digitalis digunakan untuk memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kontraksi dan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat , volume cairan yang melewati ginjal akan meningkat untuk difiltrasi dan diekskresikan sehingga volume intravascklar menurun.
Terapi sedative
Pada gagal jantung berat, terapi ini digunakan untuk mengurangi kegelisahan. Obat-obatan sedatif yang biasa digunakan untuk gagal jantung adalah Phenobarbital (15-30 mg) dengan tujuan untuk mengistirahatkan dan member relaksasi pada klien.
Non farmakologi
Tirah baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler melalui induksi diuresis berbaring
Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema