LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP DECOMPENSASI CORDIS Pengertian Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan peredaran darah
sesuai
dengan
kebutuhan
tubuh.
(Dr.
Ahmad
ramali.1994)
Dekomp Dekompens ensasi asi kordis kordis adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana terjadi terjadi penuru penurunan nan kemamp kemampuan uan fungsi fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
B. Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalah keadaankeadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau kardiomiyopati. Faktor Faktor lain yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an jantung jantung gagal gagal sebagai sebagai pompa pompa adalah adalah gangg gangguan uan pengisisan pengisisan ventrikel (stenosis (stenosis katup atrioventrikuler), atrioventrikuler), gangguan pada pengisian pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguan gangguan penghantaran penghantaran kalsium kalsium di dalam sarkome sarkomer, r, atau di dalam sistesis atau fungsi fungsi protein kontrakt kontraktil il (Price. Sylvia Sylvia A, 1995). 1995).
C. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi ata atas
gagal agal
jant jantu ung kiri, iri,
gagal agal
jant jantu ung kanan, nan,
dan
gagal
jant jantu ung
konge ngestif. if.
Pada Pada gagal gagal jantung jantung kiri kiri terjadi terjadi dyspne dyspneu u d’effort d’effort,, fatigue fatigue,, ortopne ortopnea, a, dispne dispneaa nocturn nocturnal al paroksismal, paroksismal, batuk, pembesaran pembesaran jantung, irama derap, ventricular ventricular heaving, bunyi derap S3 dan S4, pernapasan cheyne stokes, takikardi, pulsusu alternans, ronkhi dan kongesti vena pulmonalis. pulmonalis. Pada gagal jantung kanan timbul edema, liver engorgement, anoreksia, dan kembung. Pada pemeriksaan pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan hipertrofi hipertrofi jantung kanan, heaving ventrikel ventrikel kanan, irama derap atrium kanan, murmur, tanda tanda penyakit paru kronik, tekanan vena jugularis menin meningk gkat at,, buny bunyii P2 meng mengera eras, s, asite asites, s, hidro hidrotho thorak raks, s, peni pening ngka katan tan teka tekanan nan vena vena,,
hepatomegali, dan pitting edema. Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan. New York York Heart Heart Association Association (NYHA) (NYHA) membuat membuat klasifikasi klasifikasi fungsional fungsional dalam dalam 4 kelas kelas : Kelas 1; Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan. Kelas 2; Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan. Kelas 3; Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan. Kelas 4; Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus tirah baring.
D. Patofisiologi
Kelainan Kelainan intrinsi intrinsik k pada pada kontra kontraktil ktilitas itas myoka myokard rd yang khas pada pada gagal gagal jantung jantung akibat akibat penyakit penyakit jantung jantung iskemik, iskemik, menggangg mengganggu u kemampuan kemampuan pengosongan pengosongan ventrikel ventrikel yang efektif. Kontraktilitas Kontraktilitas ventrikel ventrikel kiri yang menurun mengurangi mengurangi curah sekuncup,da sekuncup,dan n meningkatka meningkatkan n volume residu ventrikel. Sebagai respon terhadap gagal jantung,ada tiga mekanisme primer yang dapat di lihat : • Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik, • Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin aldosteron, dan • Hipertrofi ventrikel. Ketiga Ketiga respon respon kompen kompensato satorik rik ini mencerm mencerminka inkan n usaha usaha untuk untuk memper mempertaha tahanka nkan n curah curah jantung. jantung. Kelainan pada kerja ventrikel ventrikel dan menurunnya menurunnya curah jantung jantung biasanya biasanya tampak pada keadaan keadaan beraktivitas. beraktivitas. Dengan Dengan berlanjutnya berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi kompensasi akan menjadi menjadi semaki semakin n kurang kurang efektif. efektif. Meurun Meurunnya nya curah curah sekuncu sekuncup p pada pada gagal gagal jantung jantung akan akan memban membangk gkitka itkan n respon respon simpati simpatik k kompe kompensa nsator torik. ik. Mening Meningkat katnya nya aktivit aktivitas as adrenerg adrenergic ic simpati simpatik k merang merangang ang pengel pengeluara uaran n kateko katekolami lamin n dari dari saraf-s saraf-saraf araf adrene adrenergic rgic jantung jantung dan medulla adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung.Juga terjadi vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah meta metabo boli lism smen enya ya sepe sepert rtii kuli kulitt dan dan ginj ginjal al,, agar agar perf perfus usii ke jant jantun ung g dan dan otak otak dapa dapatt dipertahankan. Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa :
Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi glomerulus, Pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus,
Iteraksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan angiotensin I, Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal, dan Retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul. Respon Respon kompe kompensa nsatori torik k terakhir terakhir pada pada gagal gagal jantung jantung adalah adalah hipertro hipertrofi fi miokar miokardiu dium m atau bertambahnya bertambahnya tebal dinding.Hipe dinding.Hipertrofi rtrofi meningkatkan meningkatkan jumlah sarkomer sarkomer dalam sel-sel miokardium ; tergantung dari jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung, sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial. Respon miokardium terhadap beban volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya tebal dinding.
E. Tanda dan gejala
Dampakdari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena atau sisitem pulmonal antara lain : • Lelah • Angina • Cemas • Oliguri. Penurunan aktifitas GI • Kulit dingin dan pucat Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balikdari ventrikel kiri, antara lain : • Dyppnea • Batuk • Orthopea • Reles paru • Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru. Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan : • Edema perifer • Distensi vena leher • Hari membesar • Peningkatan central venous pressure (CPV)
F. Pemeriksaan penunjang
1. Foto polos dada Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria
pulmonalis. pulmonalis. Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan pembesaran ventrikel kanan. 2. EKG Irama sinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P yang melebar serta berpuncak berpuncak dua serta tanda RVH, RVH, LVH jika lanjut usia cenderung cenderung tampak gambaran gambaran atrium fibrilasi. 3. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi derajat beratnya beratnya hipertensi hipertensi pulmonal. pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat dihitung luas katup mitral.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DECOMPENSASI CORDIS
Pengkajian
Aktivitas dan Istirahat Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar. Mengeluh sulit tidur (ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal, nokturia, keringat malam hari). Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja, takpineu, dispneu. Sirkulasi Gejal Gejala: a: Meny Menyata ataka kan n memi memilik likii riway riwayat at dema demam m reum reumat atik ik hiper hiperte tens nsi, i, kong kongen enita ital: l: kerusakan kerusakan arteial septal, septal, trauma dada, riwayat murmur jantung dan palpitasi, palpitasi, serak, hemo hemopt ptis isis isi, i, batu batuk k
deng dengan an/t /tan anpa pa sput sputum um,,
riwa riwaya yatt
anem anemia ia,,
riwa riwaya yatt
shoc shock k
hipovolema. Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan yang keras, takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi arterial. Integritas Ego Tanda: Tanda: menunju menunjukan kan kecema kecemasan san;; gelisah gelisah,, pucat, pucat, berkeri berkeringa ngat, t, gemetar. gemetar. Takut Takut akan akan kematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak berguna, kepribadian neurotik. Makanan / Cairan Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan diuretik. Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan payah dan bising terdengar krakela dan mengi. Neurosensoris Neurosensoris Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing Tanda: Kelemahan Pernafasan Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal. Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna bercak darah, gelisah. Keamanan Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi Tanda: Kelemahan tubuh Penyuluhan / pembelajaran Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya. Tanda: Menunjukan kurang informasi.
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin muncul
Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses penyakit Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil. Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena. Inetrvensi Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses penyakit
Tujuan : Kebutuhan Rasa nyaman terpenuhi dan pasien terhindari dari nyeri. Intervensi : Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal. Rasion Rasional: al: Membant Membantu u dalam dalam mengen mengendal dalikan ikan kebutu kebutuhan han manajem manajemen en nyeri nyeri dan keefektifan program. Berikan kompres hangat atau dingin. Rasional: Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya memp mempun unya yaii
efek efek vaso vasodi dila lata tasi si dan dan
kedu keduan anya ya memp mempun unya yaii
efek efek memb memban antu tu
pengeluaran pengeluaran endortin endortin dan dan dingin dingin dapat dapat mengham menghambat bat impuls-imp impuls-impuls uls nyeri. nyeri. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras. Rasional: Rasional: Bila terjadi iriitasi maka akan semakin semakin nyeri. Bila terjadi terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada luka. luka. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit, hindari gerakan yang menyentak. Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi. Berikan masase lembut. Rasional: Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot. Dorong penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, vuasualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri dan pengendalian nafas. Rasional: Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan
kemampuan koping. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. Rasional: Memf'okuskan Memf'okuskan kembali porhatian, memberikan memberikan stimulan dan meningkatkan meningkatkan rasa percava diri diri dan perasaan sehat. Kolaborasi. Berikan obat-obatan obat-obatan sesuai dengan terapi dokter dokter dan amati efek samping obat-obat tersebut. Kerusaka Keru sakan n pertu pertukara karan n gas b.d kongesti kongesti paru sekunder perubahan perubahan membran membran kapiler kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil.
Tujuan : Mempert Mempertaha ahankan nkan ventila ventilasi si dan oksige oksigenasi nasi secara secara adekua adekuat, t, PH darah darah normal normal,, PO2 80-10 80-100 0 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2 Intervensi : Kaji kerja pernafasan (frekwensi, irama , bunyi dan dalamnya) Rasional : Untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi pertukaran gas. Berikan tambahan O2 6 lt/mnt Rasional : Untuk meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas. Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE, HCO3 (dengan BGA) Rasional : Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas. Koreksi kesimbangan asam basa Rasional : Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi pernafasan. Beri posisi yang memudahkan klien meningkatkan ekpansi paru.(semi fowler) Rasional : Meningkatkan ekpansi paru. Cegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan nafas dalam Rasio Rasiona nall : Kong Kongest estii yang yang berat berat akan akan memp memper erbu buruk ruk pros proses es peru peruka karan ran gas gas sehi sehing ngga ga berdampak berdampak pada pada timbulnya timbulnya hipoks hipoksia. ia. Lakukan balance cairan Rasional Rasional : Meningkatkan Meningkatkan kontraktilitas kontraktilitas otot jantung sehingga sehingga dapat meguranngi meguranngi timbulnya timbulnya odem sehingga dapat mecegah ganggun pertukaran gas. Batasi intake cairan Rasional : Membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan menghambat ADH.
Penurun Penurunan an curah curah jantung jantung b.d penuru penurunan nan pengis pengisian ian ventrik ventrikel el kiri, kiri, pening peningkata katan n atrium atrium dan kongesti vena. Tujuan : Stabilitas hemodinamik dapat dipertahanakan dengan kriteria : (TD > 90 /60), Frekwensi jantung normal. normal. Intervensi : Pertahankan pasien untuk tirah baring Rasional : Mengurangi beban jantung. Ukur parameter hemodinamik Rasional : Untuk mengetahui perfusi darah di organ vital dan untuk mengetahui PCWP, CVP sebagai indikator peningkatan beban kerja jantung. Pantau EKG terutama frekwensi dan irama. Rasio Rasiona nall : Untu Untuk k meng menget etahu ahuii jika jika terjad terjadii penu penuru runan nan kont kontrak raktil tilita itass yang yang dapat dapat mempengaruhi curah jantung. Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4 Rasional : Untuk mengetahui tingkat gangguan pengisisna sistole ataupun diastole. Periksa BGA dan SaO2 Rasional : Untuk mengetahui perfusi jaringan di perifer. Pertahankan akses IV Rasional : Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan vaskuler. Batasi Natrium dan air Rasional : Mencegah peningkatan beban jantung Kolaborasi : ISDN 3 X1 tab Spironelaton 50 –0-0 Rasional : Meningkatkan perfusi ke jaringan.
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius. Arif Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Carolyn M. Hudak. 1997. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. 1999. Nursing care plans: Guidelines for
planning and documenting documenting patients care. care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC.
Heni Rokhaeni. Rokhaeni. 2002. 2002. Buku Ajar Keperawatan Edisi Pertama Pertama Jakarta Jakarta : Keperawatan Kardiovaskuler Kardiovaskuler , Edisi Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita. Kasuari. Kasuari. 2002. 2002. Asuhan Keperawatan Keperawatan Sistem Pencernaan Pencernaan dan Kardiovaskuler Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Pendekatan Patofisiology. Patofisiology. Magelang : Poltekes Semarang PSIK Magelang. Price, S.A. & Wilson, L.M. 1994 . Pathophysiology: Pathophysiology: Clinical concept of disease disease processes. processes . 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2000. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing . 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC. Suyono, S, et al.2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DECOMPENSASI CORDIS Pengertian
Decompensasi cordis adalah suatu keadaan jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup memenuhi kebutuhan metabolisme jarngan akan oksigen dan nutrisi. (Brunner,2001) Etiologi
Kelainan oto jantung (menurunnya kontraktilitas jantung) Arterosklerosis koroner Hipertensi arterial Penyakit otot degeneratif Penyakit jantung lain Stenosis katub semiluner Tamponade pericardium Insufisien katup AV Hipertensi maligna Faktor sistemik Hipoksia Asidosis Abnormalitas alektrolit Pathway (lembar beriutnya)
Tanda dan Gejala Decompensasi Cordis kiri Dispnoe Batuk Mudah lelah Takikardi Cemas Gelisah Decompensasi cordis kanan Edema ekstermitas atas Pertambahan BB
III. Pathway Gangguan kemampuan kontraktlitas jantung Curah jantung lebh rendah dari curah jantung nirmal Sistem syaraf smpatis mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahnakan curah jantung Kompensas jantung gagal Pola Pola nafas afas tak tak efe efekt ktff
Ventrikel kanan dan kiri
Keru Kerusa saka kan n dan dan kek kekaku akuan sera serab but otot otot jantug volume volume sekuncu sekuncup p berkurang berkurang
Ventrikel kanan Gagal jantung kiri (ketdak
Ventrikel kiri Gagal jantung kanan
mampuan memompa darah yang datang dari paru) Cairan kedorong ke paru
Edema ekstemitas bawah
Dispnoe
Penambahan BB
Batuk
Hematomegali
Mudah lelah
Distensi vena jugularis
Tekikardi Cemas
Asites Anoreksia dan mual
Tidak toleran terhadap aktifitas Hepatomegali Deistensi Vena leher Asites Anoreksia dan mual Nokturea Nokturea dan lemah Derajat beratnya Decompensasi Cordis Dera Derajat jat I
: Aktif Aktifita itass terb terbata atas, s, dalam dalam sehar seharii tak tak ada ada kel keluh uhan an
Derajat Derajat II
: Aktifit Aktifitas as sehari sehari sedikit sedikit terbatas terbatas , ada keluha keluhan n
Derajat Derajat III III : Aktifit Aktifitas as sang sangat at terbat terbatas, as, menimb menimbulk ulkan an kelu keluhan han Derajat Derajat IV : Keadaan Keadaan istiraha istirahatt menim menimbul bulkan kan keluhan keluhan
Pemeriksaan Penunjang ECG : tidak ada gambaran yang spesifik Radiologi : Thorak Thorak foto : Cardomegali, pleura efusi Laboratorium : Elektrolit : Hiponatremi, Hiperkalemi Enzim : SBOT meningkat, penurunan fungsi hati, Hiperbilirubinemia Kimia darah : Ureum cretinism meningkat Darah rutin : HB menurun Pengkajian Data dasar : Tanda vital : TD menurun, nadi : kecil, takikardi, regular Leher : Distessi Distessi vena leher Dada : Gerakan dada simetris, ada ronchi, wheezing, perkusi : redup Abdoment : Astes, anaroksia, mual, hepatomegali Ekstremitas : Clubing finger, odema ekstrimitas. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul Tidak toleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan O2. Penurunan cardac out put berhubungan dengan factor mekanik preload, afterload, sekunder terhadap adanya gangguan kemampuan konraktiltas jantung. Kelebihan volume caran berhubungan dengan ketidakmampuan jantung mengkosongkan volume darah dengan adekuat. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya odema paru sekunder terhadap peningkatan peningkatan tekanan tekanan vena vena pulmonalis pulmonalis..
Tindakan Keperawatan Tidak toleran terhadap aktifitas berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan O2. Tujuan : Klen mendemonstrasikan perbaikan daya tahan terhadap aktifitas. Intervensi : Observasi vital sig.
Catat respon cardiopulmonal terhadap aktifitas, catat adanya takikardi, disretmia, sipsnoe. Kaji kulit terhadap pucat cianoss Lakukan ROM aktif maupun pasif. Pertahankan trah barng posisi nyaman Penurunan cardiac out put berhubungan berhubungan dengan factor mekanik pre load, aferload sekunder terhadap adanya gangguan kemampuan kontraktilitas jantung. Tujuan : Irama dan frekuensi jantung stabil, tanda vtal dalam batas normal. Intervensi : Pantau tekanan darah, gunakan manset yang tepat Catat irama jantung dan frekuensinya Lakukan rekam jantung EKG Auskultas bunyi nafas dan jantung Aamati warna kulit dan kelembaban suhu klien Catat adanya odema tertentu Berikan lingkungan yang nyaman Pertahankan pembatasan aktifitas istirahat di tempat tidur Anjurkan teknik relaksasi Kolaborasi : Obat : Duretik, Vasidilator. Pembatasan cairan dan diet Na sesua dengan indikasi. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya odema paru sekunder terhadap peningkatan peningkatan tekanan tekanan vena vena pulmonalis pulmonalis.. Tujuan : Pola nafas efektif Intervensi : Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan. Auskultasi bunyi nafas. Pantau penuruan bunyi nafas. Pastikan kepatenan O2 binasal Berkan posisi yang nyaman : semi fowler Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
Daftar Pustaka
Brunner, (2001); Keperaw (2001); Keperawatan atan Medikal Bedah, Bedah, Edisi 8, Vol 3, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta Doesgos, (1999); Rencana (1999); Rencana Asuhan Asuhan Keperawata Keperawatan, n, edisi 3, EGC, Jakarta Martin T, (1998); Standar Perawatan Pasien, Edis 5, Vol 3 EGC, Jakarta Swearingen, (2000) ; Keperawatan Medikal Bedah, Bedah, seri pedoman prakts, Edisi 2, EGC, Jakarta Anne Grffin, (1999); Keteramp (1999); Keterampilan ilan dan Prosedur Prosedur Dasar Dasar , Edisi 3, EGC, Jakarta Rossa (1996); Prinsp (1996); Prinsp perawatan perawatan Pediatric Pediatric,, Edisi 2, EGC, Jakarta Evelyn, (1984); Anatom (1984); Anatomii dan fisiologi fisiologi,, PT Gramedia, Jakarta St. Carolus, (1995); Pemerik (1995); Pemeriksaan saan Fisik , Edsi4, EGC, Jakarta