SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “MANAJEMEN
LAKTASI ”
Pembimbing Klinik :
Tiara Sinaga, Amd.Keb Dosen Pembimbing :
Heny Ekawati, S.Kep., Ns. M.Kes. Disusun Oleh :
Kelompok 21 1. M Bahrul Mulya Yudha
18.02.03.1541
2. DewiNur Fitriana
18.02.03.1569
3. Anis Fitriyah
18.02.03.1579
4. SitiNur Faridah
18.02.03.1519
5. RizkiAmalia Putri
18.02.03.1516
6. Sa’idatunNikmah
18.02.03. 1614
7. Nina Nurpangestuti
18.02.03.1596
PROGRAM STUDI NERS ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH LAMONGAN 2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN “MANAJEMEN LAKTASI”
DI RUANG NICU RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Yang dilaksanakan pada : Jum’at, 9 November 2018
Mengetahui :
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Tiara Sinaga, Amd.Keb
Heny Ekawati, S.Kep., Ns. M.Kes.
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
: Manajemen Laktasi
A.
Pokok Bahasan
B.
Sub Pokok Bahasan :
1.
Pengertian laktasi
2.
Manfaat ASI
3.
Penyimpanan ASI
4.
Posisi dan cara menyusu
5.
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik
6.
Langkah-langkah menyusui yang benar
7.
Tanda kecukupan ASI
8.
Tindakan pengeluaran ASI
9.
Upaya memperbanyak ASI
C. Latar Belakang
Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Ruang lingkup manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI eksklusif, cara menyusui, tindakan
pengeluaran
ASI.
World
Health
Organization
(WHO)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan k ehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, gencarnya pemasaran susu formula, dan faktor ibu yang bekerja. Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang manajemen laktasi.
3
D.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang manajemen laktasi selama 30 menit, diharapkan ibu mampu mengetahui tentang manajemen laktasi. E.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikutipenyuluhan tentang manajemen laktasi, ibu mampu: 1.
Mampu menjelaskan pengertian manajemen laktasi
2.
Mampu menjelaskanmanfaat ASI
3.
Mampu menjelaskanpenyimpanan ASI
4.
Mampu menjelaskanposisi dan cara menyusui
5.
Mampu menjelaskan langkah-langkah menyusui yang benar
6.
Mampu menjelaskan tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik
F.
7.
Mampu menjelaskan tanda kecukupan ASI
8.
Mampu menjelaskan tindakan pengeluaran ASI
Sasaran dan Target
Sasaran
ditunjukan
pada
ibu-ibu
khususnya
yang
baru
selesai
melahirkan,yang ada diruang Melati Rumah Sakit Dr.Soegiri Lamongan. G.
Strategi Pelaksanaan
Hari
: Jum’at
Tanggal
: 9 November 2018
Jam
: 08.00-selesai
Tempat
:Rumah Sakit Dr.Soegiri Lamongan
Penanggung jawab : Rizki Amalia Putri Penyaji
: Sa’idatun Nikmah
Moderator
: Siti Nurfaridah
Notulen
: Dewi Nurfitriana
Observer
: M.Bachrul MulyaYudha
Fasilitator
: Anis Fitriyah
Fasilitator
: Nina Nurpangestuti
Audience
: Ibu-ibu, khususnya yang baru selesai melahirkan
4
H.
Pengorganisasian Dan Tugas
Penanggung jawab: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan Penyaji
: Menyampaikan materi penyuluhan
Moderator : Memimpin jalannya acara penyuluhan Notulen
: Mencatat semua hal tentang jalannya acara penyuluhan seperti pertanyaan dari audience dan kesimpulan dari rangkaian acara penyuluhan.
Observer
: Mengawasi jalannya acara, dan membuat laporan
Fasilitator : Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat penyuluhan seperti ruang dan peralatan, dan memotivasi audience untuk bertanya. Audience
: Mendengarkan
materi,
bertanya
apabila
ada
yang
kurang
dimengerti I.
J.
K.
Metode
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
Media
1.
Lembar balik
2.
Leaflet
Kegiatan WAKTU
5menit
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
Pr a i nte nter aksi :
Membuka kegiatan dengan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan
tujuan
dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan diberikan
5
30 menit
I nte nter aksi :
Menjelaskan
pengertian
Memperhatikan
laktasi
Menjelaskan manfaat ASI
Memperhatikan
Menjelaskan penyimpanan
Memperhatikan
ASI
Menjelaskan
posisi
dan
Memperhatikan
langkah-
Memperhatikan
Bertanya
cara menyusui
Menjelaskan langkah
menyusui
yang
benar
Menjelaskan
tanda
bayi
dan
menjawab
pertanyaan yang diajukan
telah berada dalam posisi menyusu yang baik
Menjelaskan
tanda
kecukupan ASI
Menjelaskan
tindakan
pengeluaran ASI
Menjelaskan
upaya
memperbanyak ASI
Memberi kepada
kesempatan peserta
untuk
bertanya 10Menit
P ost ost inter inter aksi :
Menyimpulkan
hasil
Memperhatikan
Memperhatikan
penyuluhan
Melakukan evaluasi
6
7
L.
Setting Tempat
Keterangan : : Penyaji : Moderator : Notulen : Observer : Audience
M.
Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur
Para audience hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang NICU RS Muhammadiyah Lamongan
2.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
Evaluasi Proses
Para audience antusias terhadap materi penyuluhan
Para audiencetidak meninggalkan tempat penyuluhan
Para audience mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi Hasil
Para audience mengetahui tentang manajemen laktasi meliputi: pengertian laktasi, manfaat ASI, penyimpanan ASI, posisi dan cara
8
menyusui, menjelaskan cara menyusui yang benar, tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik , tanda kecukupan ASI, tindakan pengeluaran ASI, dan upaya memperbanyak ASI.
Para audience hadir saat pertemuan
N. Lampiran
Materi
9
Lampiran
MANAJEMEN LAKTASI
A.
Pengertian laktasi
Manajemen laktasi adalah memberi minum ASI pada bayidengan posisidancara yang benar.Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Ruang lingkup manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI eksklusif, cara menyusui, tindakan pengeluaran ASI. ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal (air gula, air
mineral,
dan
lainnya).World lainnya).World
Health
Organization
(WHO)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan k ehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Menurut Arif, N. (2009), komponen unggul yang terkandung dalam ASI dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit diantaranya: Komponen
Faktor bifidus
Peranan
Menudukung
proses
perkembangan
“bayi
yang
menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan Laktoferin
Mengikat zat besi dalam ASI, sehungga zat besi tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya
Laktoperosidase
Membuunuh bakteri patogen
Faktor
Menghambat pertumbuhan Staphylococcus patogen
antistafilokokus Sel-sel fagosit
Memakan bakteri patogen
10
Komplemen
Memperkuat kegiatan fagosit
Sel limfosit dan Mengeluarkan zat antibodi untuk meningkatkan imunitas makrofag
terhadap penyakit
Lisozim
Membantu pencegahan terhadap penyakit
Interferon
Menghambat pertumbuhan virus
Faktor
Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai
pertumbuhan
untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke
epidermis
dalam peredaran darah
Manfaat laktasi:
B.
1.
Mencegah terjadi aspirasi/tersedak pada bayi
2.
Mencegah ASI masuk kedalam paru-paru
3.
Memenuhikebutuhan nutrisi bayi yang adekuat
Manfaat ASI
1.
Manfaat Asi bagi bayi Pemberian ASI membantu bayi untuk memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum/ susu jolong atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat. Penting sekali untuk segera memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung campuran yang tepat dari berbagai bahan makan yang baik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain merupakan cara
terbaik
pemberian
makan
bayi
dalam
4-6
bulan
pertama
kehidupannya. Sesudah 6 bulan, beberapa makanan lain yang baik harus ditambahkan ke dalam menu bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama satu tahun pertama kehidupan anak. 2.
Manfaat ASI bagi ibu Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian
ASI
selama
beberapa
hari
pertama
membuat
rahim
berkintraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (isapan pada
11
puting susu merangsang dikeluarkannya oksitosin alami yang akan membatu kontraksi dalam rahim). Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih atau turun berat badannya ke berat badan sebelum kehamilan. Ibu yang menyusui — — yang yang haidnya belum muncul kembali — — akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan hormon FSH dan ovulasi). Pemberian ASI adalah cara yang penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman. 3.
Manfaat ASI bagi semua orang ASI selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan infeksi. Pemberian ASI tidak menuntut persiapan khusus. ASI selalu tersedia gratis. Bila ibu memberi ASI pada waktu diperlukan (on demand) dan tanpa meberi makanan tambahan, kecil kemungkinannya ia akan menjadi hamil dalam 6 bulan pertama sesudah melahirkan. Ibu menyusui yang siklus
menstruasinya
belum
pulih
kembali
akan
memperoleh
perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan menjadi hamil(Adiningrum, 2014). C.
Penyimpanan ASI
Menurut Arif, N. (2009), ASI yang dikeluarkan d apat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat, bila disimpan
D.
1.
Di udara terbuka/bebas
6-8 jam
2.
Di lemari es (40C)
24 jam
3.
Di lemari pendingin/beku (-180C)
6 bulan
Posisi menyusui
Menurut Adiningrum (2014), posisi ibu dan bayi yang benar saar menyusui yaitu: 1.
Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri.
2.
Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu, dalam, dalam posisinya tegal lurus (90 derajat) terhadap
12
pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersia di atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di kursi. E.
Cara menyusui yang benar
1.
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfeksi dan menjaga kelembapan puting susu.
2.
Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu
3.
Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
4.
Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokong bayi disokong dengan telapak tangan).
5.
Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di depan.
6.
Perut bayi menempel pada badan ibu
dan kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi) 7.
Telinga dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus
8.
Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
9.
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areola saja.
10.
Bayi diberikan rangsangan agar membuka mulut (refleks rooting) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dengan jari. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
11.
Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang salah, yaitu bila bayi ba yi hanya mengisap
13
pada puting putin g susu saja, yangakan mengakibatkan meng akibatkan masukan ASI yang tisak adekuat dan puting susu lecet. 12.
Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
F.
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik
1.
Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
2.
Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3.
Aerola tidak terlihat dengan jelas
4.
Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan ASI-nya
G.
5.
Bayi terlihat tenang dan senang
6.
Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu
Tanda kecukupan ASI
1.
Bayi berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
2.
Bayi sering buang air berwarna kekuningan
3.
Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup
4.
Bayi setidaknya meyusu 10-12 kali dalam 24 jam
5.
Payudara ibu terasa lunak dan kosong setiap kali selesai menyusu
6.
Ibu dapat merassakan rasa geli karena aliran AS I, setiap kali bayi mulai menyusu
7. H.
Bayi bertambah berat badannya
Tindakan pengeluaran ASI
Menurut Arif, N. (2009),tindakan pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara diantaranya: 1.
Pengeluaran ASI dengan tangan. Cara ini yang lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan sarana dan lebih mudah. 1)
Tangan dicuci sampai bersih
2)
Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air mendidih
14
3)
Payudara dikompres dengan handuk dan dimasase dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah areola payudara. Ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara merata.
4)
Masase dengan ibu jari disekitar areola payudara bagian atas dan jari telunjuk pada sisi yang lain, lalu daearh da earh areola payudara ditekan ke arah dada
5)
Daerah areola payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk. Jangan memijat/menekan puting karena dapat menyebabkan rasa nyeri atau lecet.
6)
Ulangi
tindakan
(tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas).
Pada
awalnya, ASI tidak keluar, namun setelah beberapa kali SI akan keluar. 7)
Gerakan ini diulangi pada sekitar areola payudara pada semua sisi agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara.
2.
Pengeluran ASI dengan pompa. Bila payudara bengkak`terbendung (engorgement ) dan puting susu nyeri, akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa patudara. Pompa dapat digunakan bila ASI dikeluarkan benar penuh, tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada 2 macam pompa yang dapat digunakan, yaitu pompa tangan dan listrik. Yang biasa digunakan adalah pompa tangan (Arif, N.,2009).
I.
Upaya Memperbanyak ASI
1.
Pijat payudara untuk merangsang otot-otot payudara
2.
Menyusui sesering mungkin
3.
Menjaga kesehatan tubuh dengan istirahat yang cukup
4.
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat untuk memperbanyak produksi ASI misalnya daun katuk, bayam, daun turi, sayuran hijau lainnya, dan kacang-kacangan
15
DAFTAR PUSTAKA
Adiningrum, Hapsari. (2014). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Alkautsar. Arif, N. (2009). ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta: MedPress.
16
DAFTAR HADIR
NO.
NAMA
TTD
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
17