Manajemen Laktasi
Posted on September 19, 2008 by kuliahbidan
MANAGEMEN LAKTASI
Pendahuluan
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Sejak masa kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.pada masa bayi didalam tubuh ibu secara alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya berupa ASI.
Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19 beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.
4.Payudara bengkak
Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu datar atau terbenam.
5.Saluran susu tersumbat.
Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.
6.Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Cara mengatasinya:
Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap nyeri
Kompres air hangat
Ibu cukup istirahat dan banyak minum
Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di insisi
Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti piretik
Ibu harus cukup istirahat
Bayi dihentikan menyusu
penutup
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.
Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.
peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan.
Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkans etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.
A. ASI LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA
ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis,ekonomis,dan hygienis.
2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4.Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5.Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6.Mengandung imunoglobulin
7.Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
Sedangakan menyusui bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :
1.Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.
2.Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.
3.Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan secara emosional yang baik.
B.PRODUKSI ASI
Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.
1.Hormon dan Refleks yang berperan menghasilkan ASI
ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat payudara menghasilkan ASI.
2hormon tersebut adalah
Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.
REFLEKS-REFLEKS MENYUSUI PADA IBU DAN BAYI
Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui.
Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu diantaranya:
Refleks Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
Refleks Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.
Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya:
Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menyusu.
Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
2. PEMASOKAN DAN KEBUTUHAN PENGELUARAN ASI
Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.
Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASi dapat dibuat terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.
3. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI
Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.
KLINIK ANTENATAL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a.kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya .Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b.Tidak merokok,minum alkohol,kopi,soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
A danya keluhan lain, misalnta sakit gigi /mulut,infeksi lainya.
5.Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3bulan terakhir kehamilan,seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.
PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui ,payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Guna menunjang perkembangan payudar dalam kehamilan perlu di lakukan sbb:
1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2.Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3.Hygiene payudara
Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.
D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI
Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan tentang menyusui yang benar.
Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran menyusui antara lain :
1.Nutrisi ibu menyusui
Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja ("exlusive breastfeeding period"), ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400 kkal/hari.
Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.
4.Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui
Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi
Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan sebagai berikut:
a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal
c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).
e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya
6. Diluar waktu menyusui
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.
7. Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.
8. Pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan setelah ibu berada di rumah.
9. Penyapihan
Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
10. Klinik laktasi
Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.
11. Kelompok pendukung ASI
Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui kelompok ini, ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya.
E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI
Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :
1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui
Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.
2. Hygiene personal ibu menyusui
Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.
3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi
Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya ("on demand"), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
4. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.
5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.
Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari.
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini.
F. POSISI MENYUSUI
Agar bayi dapat mengisap ASI secara maksimal usahakan bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Menyusui bayi hendaknya memperhatikan beberapa masa;lah pada bayi, sebagai berikut:
a. Bayi tidak dapat menghisap
Ibu harus memeras ASI
Memeras ASI harus dilakukan sebanyak (sesering) mungkin yaitu setiap kali memberi minum bayi (delapan kali sehari), hal ini ditujukan untuk menjaga pasokan ASI. Apabila hanya memeras satu atau dau kali sehari, pasokan ASi akan berkurang.
ASI eksklusif harus diberikan pada bayi
Pemberian ASI bisa dilakukan dengan menggunakan cangkir (metode cup). Paling baik menggunakan cangkir yang sangat kecil atau kendi berujung. Bisa juga dengan pipet tetes atau sonde bila kondisi bayi mengharuskan. Botol dan dot tidak dianjurkan, oleh karena tidak merangsang bayi untuk bertindak aktif (mengisap).
Penyimpanan ASI pera
Di udara terbuka / bebas :6-8 jam, bila masih kolostrum bisa sampai 12 jam
Di lemari es :24 jam
Di lemari pendingin / beku :6 bulan
POSISIMENYUSUI DI ANJURKAN Pada bayi sumbing
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai (unsur kekebalan akan menurun). ASI didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin; atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air hangat.
b. Bayi melekat kurang kuat
Anjurkan ibu untuk menyusui dengan cara yang benar :
* Atur posisi hingga kepala dan tubuh bayi lurus
* Atur tubuh bayi menghadap ibu hingga hidung bayi dekat dengan puting susu
* Dekatkan tubuh bayi hingga perut bayi menempel pada perut ibu
* Seluruh tubuh bayi disangga dengan kedua tangan ibu
c. Bayi menghisap kurang efektif
Apabila puting susu terlalu besar untuk BBLR kemungkinan bayi akan sulit untuk menetek dengan sempurna. Oleh karena itu perlu membantu bayi untuk mendapatkan posisi menetek yang tepat pada payudara sehingga dapat menghisap dengan optimal.
Memasukkan puting susu ke mulut bayi dengan benar :
* Dekatkan bayi ke arah ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu.
* Secara reflek bayi membuka mulut
* Saat mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi kemudian mulut bayi diatur sedemikian rupa sehingga sebagian besar areola payudara, terutama bagian bawah, masuk ke mulut bayi. Areola payudara di bagian atas mulut bayi terlihat lebih banyak dibanding dengan bagian areola yang ada di bawah mulut bayi.
* Amati apakah bayi melekat dan menetek dengan benar dan efektif. Jika belum, diulangi sekali lagi.
d. Apakah mendapat minuman lain selain ASI
Walaupun bayi mendapatkan minuman lain selain ASI, ibu dinasehatkan harus berupaya meneteki bayi sesering mungkin, kurangi pemberian lain selain ASI, serta gunakan cangkir yang sangat kecil ketika memberi minum.
G. MENYUSUI PADA BAYI BERMASALAH
BAYI PREMATUR ATAU BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati yang bersih untuk merangsang mengisap.
Jika bayi dirawat di rumah sakit,seringlah ibu mengunjungi,melihat,mengusap bayi dengan kasih sayang,jika mungkin di susukan langsung atau dipompa lalu di berikan mengunakan sendok atau cangkir.
PENCEGAHAN DARI HIPOTERMIA
Pada bayi lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini disebut metode kanguru
BAYI KEMBAR
Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi sesering mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih 2o menit.
BAYI SUMBING
Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila bayi mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan
Posisi ibu duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk bayi palatoskizis sebaiknya posisi tidur sehingga putting akan jauh mencapai faring dengan demikian tidak terjadi aspirasi.
Pegang putting susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup .
Ibu jari ibu dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langgit- langgit(labiopalatosziksis)ASI juga dapat dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang panjang khusus ASI.
Operasi bibir sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan dengan persyaratan "rule of ten". selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.
Yang perlu diperhatikan dalam menyusui pasca operasi:
Tidak boleh menggunakan dot, karena akan merusak hasil operasi
Diet cair selama 3 minggu baik untuk bayi maupun anak
MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI
Puting susu datar atau tenggelam
Puting susu yang normal akan menonjol, puting susu tenggelam tidak menonjol pada saat puting susu dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk
Puting susu yang tenggelam tidak selalu mengalami kesulitan dalam menyusui.
Usaha-usaha yang dilakukan:
Usahakan puting menonjol keluar dengan cara manerik dengan tangan atau dengan menggunakan pompa puting susu.
Jika tetap tidak bisa usahakan agar disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk dot ketika memasukkan putting susukedalam mulut bayi ,bila ASI penuh dapat diperas diberikan lewat sendok atau cangkir.
2 .Puting susu tidak lentur.
Putting susu tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu,awal kehamilan tidak lentur menjelang persalinan akan menjadi lentur.
3.Putting susu lecet
Putting susu lecet karena disebabkan trauma pada putting susu,retak dan pembentukan celah-celah .Retak pada putting susu akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 48 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kalau terasa nyeri atau lecet tidak terlalu berat masih dapat di berikan.
Apabila terdapat rasa nyeri hebat atau luka makin berat ,putting susu di istirahatkan sampai denganmemungkinkan untuk menyusui.
Selama putting susu diistirahatkan,ASI tetap di keluarkan dengan tangan.
Untuk menghindari terjadinya putting susu lecet atau nyeri beberapa hal dibawah ini:
Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui putting susu diolesi dengan ASI
Jangan membersihkan putting susu dengan sabun,alkohol,krim,obat-obatan yang merangsang kulit/ putting susu.
Lepaskan hisapan bayi dengan benaryaitu menekan dagu bayi atau memasukan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi
sumber :
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/
ASI
26 August 2013
Manajemen Laktasi
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif.
Anatomi payudara
Areola
Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.
Alveoli
Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
Duktus laktiferus
Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)
Sinus laktiferus / ampula
Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.
Jaringan lemak dan penyangga
Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
Air susu ibu dan hormon prolaktin
Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus (pabrik ASI) menghasilkan ASI.
Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.
Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya, makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI.
Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi (fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur), sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam hari penting untuk tujuan menunda kehamilan.
Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.
Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin
Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi (meningkatkan) produksi hormon oksitosin :
Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.
Celotehan atau tangisan bayi
Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tangga
Pijat bayi
Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin
Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung
Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya, meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
Rasa sakit terutama saat menyusui
Keberhasilan menyusui
Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain :
Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta perkembangan bayi.
Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan "bingung puting", serta meningkatkan risiko infeksi
Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan melepaskan puting dengan sendirinya.
Keterampilan menyusui
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.
Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikut:
Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)
Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku
Posisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut :
Leher bayi terputar dan cenderung kedepan
Badan bayi menjauh badan ibu
Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
Hanya leher dan kepala tersanggah
Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
C-hold tetap dipertahankan
Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ?
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk "puting buatan/ DOT" yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari "puting buatan/ DOT". Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan.
Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik
Dagu menyentuh payudara
Mulut terbuka lebar
Bibir bawah terputar keluar
Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik :
Dagu tidak menempel pada payudara
Mulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyong
Bibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
Lebih banyak areola bagian bawah yang terlihat
Terasa sakit pada puting
Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui
Bayi datang dari arah bawah payudara
Hidung bayi berhadapan dengan puting susu
Dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik pertemuan)
Puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada tulangnya, diantara uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
Putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian "dot panjang" yang terbentuk dari jaringan payudara
Cara bayi mengeluarkan ASI
Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui sedotan
Bayi mengisap untuk membentuk 'dot' dari jaringan payudara
Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan 'dot buatan' ke atas langit-langit
Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah memeras ASI
Berapa lama sebaiknya bayi menyusu ?
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.
Bagaimana menilai kecukupan ASI?
Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benar
Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan bau tidak menyengat
Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia 2 minggu
Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu
Kesimpulan
Sejak awal kelahiran, bayi hanya diberikan ASI dan selanjutnya disusui sesering mungkin tanpa dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan kebutuhan cairan yang diperlukan. Kita hanya perlu meluangkan waktu dan memberi kesempatan padanya untuk mendapat yang terbaik yang ia butuhkan.
Sumber : Buku Bedah ASI IDAI
Penulis : Utami Roesli dan Elizabeth Yohmi
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/manajemen-laktasi.html
Monday, December 10, 2012
MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat berjalan dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktek menyusui yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya.
Perawatan Payudara
Pada masa kehamilan, payudara akan mengalami perubahan seperti pembesaran payudara, terasa lebih kencang dan padat, sering kali bunda merasa sakit atau nyeri. Daerah aerola tampak menojol dan berwarna lebih gelap. Pemilihan bra juga penting agar dapat menopang perkembangan payudara , lebih baik hindari bra berkawat dan pilih bra menyusui. Hal penting lain dalam perawatan payudara adalah breast care. Menjaga kebersihan sehari – hari terutama membersihkan daerah puting dan aerola dengan baby oil sehingga bebas dari kotoran yang menyumbat. Hindari membersihkan daerah puting menggunakan sabun, karena akan membuat payudara kering dan kaku akibat hilangnya 'pelumas' yang dihasilkan kelenjar Montgomery.
Proses Menyusui
Masa laktasi adalah periode sesudah bayi lahir saat ASI terbentuk dan dikeluarkan. Lama masa laktasi tergantung motivasi dan kemampuan penerapan manajemen laktasi. Disadari atau tidak, motivasi bunda untuk menyusui menentukan keberhasilan proses menyusui seperti positive thinking bahwa bunda dapat memberikan ASI kepada bayi. Apabila bayi sehat dan ASI belum keluar selama 2-3 hari, bunda tidak perlu kuatir karena bayi cukup menghisap kolostrum yang dihasilkan payudara.
Dianjurkan hanya memberikan ASI saja pada bayi hingga umur 6 bulan (ASI Ekslusif). Setelah 6 bulan, secara bertahap bunda dapat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pokok Bahasan : Manajemen Laktasi
Sub Topik :
a. Pengertian Laktasi
b. Manfaat Laktasi
c. Manfaat ASI
d. Persiapan Alat Laktasi
e. Langkah- langkah Pelaksanaan Laktasi
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang Tanjung RSUD R. Syamsudin, SH
Sasaran : Ibu Bayi dan Keluarga
Penyuluh : Pepi H P
Tujuan
a. Tujuan Instrusional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi dan keluarga dapat memahami dan melaksanakan manajemen laktasi
b. Tujuan Instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu bayi dan keluarga dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian laktasi dengan baik dan benar
2. Menyebutkan kembali 2 dari 3 manfaat laktasi dengan baik dan benar
3. Menyebutkan kembali 3 dari 6 Manfaat ASI dengan baik dan benar
4. Menyebutkan kembali 2 dari 3 persiapan alat laktasi dengan baik dan benar
5. Menyebutkan kembali 7 dari 14 langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi duduk
6. Menyebutkan kembali 7 dari 12 langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi berbaring
8. Isi Materi : Terlampir
9. Metoda :
a. Ceramah
b. Demontrasi
c. Tanya jawab
10. Media : Leaflet dan Pantum
11. Sumber :
FKPP SPK Se Jawa Barat.1997. Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga. Bandung.
12. Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Tahapan
Jenis Kegiatan
Penyuluh
Sasaran
1.
2.
3.
5 menit
15 menit
10 menit
Pembukaan
Pelaksanaan
Evaluasi / penutup
Memberi salam
Menjelaskan maksud dan tujuan
Review pengetahuan tentang manajemen laktasi
Memberikan materi mengenai manajemen laktasi
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
Menanyakan hal-hal yang telah dijelaskan
Memberikan kesimpulan
menutup
Membalas salam
Menjawab
Menyimak dan memperhatikan
Bertanya
Menjawab
13. Evaluasi
a. Prosedur : Post Test
b. Bentuk : Lisan
c. Jenis : Tanya Jawab
d. Butir Pertanyaan
1) Sebutkan pengertian dari laktasi?
2) Sebutkan 2 dari 3 manfaat laktasi?
3) Sebutkan 3 dari 6 manfaat ASI?
4) Sebutkan 7 dari 14 langkah- langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi duduk?
5) Sebutkan 7 dari 12 langkah- langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi berbaring?
MATERI PENYULUHAN
v Pengertian Laktasi
Manjemen laktasi adalah memberi minum ASI pada bayi dengan posisi dan cara yang benar
v Manfaat Laktasi
1. Mencegah terjadi aspirasi/ tersedak pada bayi
2. Mencegah ASI masuk kedalam paru-paru
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang adekuat
v Manfaat ASI
Colostrum mengandung zat anti bodi yang berguna untuk mencegah beberapa
penyakit infeksi
2. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar bebas bakteri dan dalam suhu yang sesuai, tanpa penggunaan alat bantu
Tidak akan terjadi kesalahan dalam penyediaan
Mengandung zat-zat makanan yang sesuai dengan kondisi bayi sehingga mudah dicerna dan diserap dalam saluran pencernaan bayi
Ekonomis karena tidak memerlukan biaya untuk penyediaan
Mencegah keadaan gizi salah (marasmus dan obesitas)
v Persiapan Alat Laktasi
Bantal
Kapas basah
Tissue untuk wajah yang lembut untuk kulit bayi
Langkah -Langkah Pelaksanaan Laktasi
Dengan posisi duduk
1. Mencuci tangan
2. Atur posisi ibu dengan duduk tegak tapi santai
3. Bersihkan putting susu dan daerah sekitar areola mamae dengan kapas bersih
4. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi
5. Tidurkan bayi diatas pangkuan ibu kemudian sangga kepala dengan lengan ibu dan satu tangan bayi dibelakang ibu dan lengan yang lainnya didepan
6. Hadapkan muka bayi ke payudara ibu dan sentuh pipi atau sudut mulut bayi dengan puting payudara
7. Waktu bayi membuka mulut segera masukan ke putting susu sampai semua areola masuk kedalam mulut
8. Perhatikan bahwa telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, untuk memastikan posisi menyusui sudah benar
9. Sangga payudara dengan empat jari tangan dan ibu jari pada bagian atas payudara
10. Awasi agar payudara ibu tidak menutupi hidung bayi
11. Susukan kedua payudara secara bergantian selama 10-15 menit pada setiap payudara
12. Setelah selesai tepuk punggung bayi secara perlahan agar bayi bersendawa
13. Putting susu dibersihkan dengan kapas basah
14. Cuci tangan setelah selesai menyusui
Dengan posisi berbaring
1. Mencuci tangan
2. Bersihkan putting susu dan daerah areola dengan kapas basah
3. Atur posisi ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan
4. Baringkan bayi disisi ibu dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan
5. Ibu berbaring miring pada mamae yang akan ditetekan dan punggung ibu bisa diganjal dengan bantal
6. Lengan pada sisi mamae yang akan ditetekan diusahakan dapat menopang tubuh bayi mulai dari leher, punggung dan pantatnya. Jadi kedudukan bayi ikut berbaring sambil ditopang lengan ibunya
7. Kedudukan tinggi rendahnya mulut bayi dapat diatur sesuai dengan papila mamae
8. Tangan ibu yang ikut bebas ikut membantu memasukan putting susu ke mulut bayi sambil telapak tangan menahan payudara agar tidak menutupi hidung bayi. Sedang jari telunjuk dan jari tengah membantu pengeluran ASI dengan cara menjepit- jepit payudara
9. Susukan bayi dengan cara seperti posisi duduk
10. Pindahkan bayi ke payudara yang lain setelah menyusui 10-15 menit
11. Setelah selesai putting susu dibersihkan dengan kapas basah
12. Cuci tangan setelah selesai menyusui
Diposkan oleh Kapevi Hatake di 7:37 AM
http://macrofag.blogspot.com/2013/03/sap-management-lactation.html
ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.
Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil
Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
Keunggulan ASI dan manfaat ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.
aspek gizi
Manfaat kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)
Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
aspek imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan
aspek psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
aspek kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
aspek neurologis
Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
aspek ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
aspek penundaan kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)
Usaha memperbanyak ASI
Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi
Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.
Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi Asi seperti sayur katuk.
Lakukan perawatan payudara.
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
Dagu bayi menempel pada payudara ibu
Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
Bibir bawah bayi melengkung keluar
Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
Terkadang terdengar suara bayi menelan
Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
Posisi yang benar
Perlekatan harus benar
Tidak diberi botol atau empeng
Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
Sebagian besar daerah areola masih terlihat
Bayi menghisap sebentar-sebentar
Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
BAB bayi berwarna kekuningan "berbiji" 2x atau lebih dalam sehari
Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
Cuci tangan sampai bersih
Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara
Ada dua macam bentuk pompa
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :
Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder
Tipe silindris bersudut
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung dibotol yang ditempelkan di pompa.
Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar dibersihkan dan disterilkan secara efektif.
Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap terjaga
Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Cara mengosoongkan payudara dengan pompa
Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi, sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yang harus dikeluarkan
Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan atau klinik laktasi
Lama penyimpanan ASI setelah diperah
Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol susu
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah
Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca
Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air panas)
Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas
Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil
Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih
jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI
Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
Sumber
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC
…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html
http://www.linkagesproject.org (pemberian ASI eksklusif atau ASI saja : satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. 2002)
http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)
http://www.tabloidnakita.com (2007)
https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusui-yang-benar/
Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » SATUAN ACARA PENNYULUHAN (SAP) MANAJEMEN LAKTASI
SATUAN ACARA PENNYULUHAN (SAP) MANAJEMEN LAKTASI
Posted by knowupdate Posted on 00.55 with No comments
SATUAN ACARA PENNYULUHAN
(SAP)
I. IDENTIFIKASI MASALAH
II. PENGANTAR
Bidang studi :Maternitas
Topik :Manajemen Laktasi
Sub Topik : Ibu Hamil
Sasaran : Ibu-ibu PKK Arum siwi
Hari /tanggal : Sabtu, 6 November 2010
Waktu : 20 menit
Tempat : Sejati Pasar RT 003 RW 018
III. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti tentang panduan (menejemen) laktasi dengan baik dan benar.
IV. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian Manajemen Laktasi
2. Tekhnik Menyusui
3. Posisi dan pelekatan Bayi
4. Langkah – langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Power point
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1.
2 menit
Pembukaan :
Memberikan salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
2.
10 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur
Materi:
1. Pengertian Manajemen Laktasi
2. Tekhnik Menyusui
3. Posisi dan pelekatan Bayi
4. Langkah – langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar
Menyimak dan memperhatikan
3.
6 menit
Evaluasi :
Meminta kepada ibu untuk menjelaskan atau menyebutkan kembali :
1. Pengertian Manajemen Laktasi
2. Tekhnik Menyusui
3. Posisi dan pelekatan Bayi
4. Langkah – langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Penutup :
Menucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
Menjawab salam