Rute Pemberian Obat Efek Lokal (Kulit, Inhalasi, Mukosa Mata dan Telinga, T elinga, Intravagina, Intranasal) Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat. Efek lokal itu artinya pengaruh obat pada tubuh yang bersifat lokal, misalnya hanya mempengaruhi daerah kulit yang dioleskan obat. Efek sistemik adalah pengaruh dari dar i obat yang (biasanya) diberikan diberikan melalui sistem fisiologis tubuh, misalnya obat penurun panas yang diminum per oral (lewat mulut). (Sumber: https://www.scri https://www.scribd.com/documen bd.com/document/199198118/ t/199198118/Efek-Lokal-Obat Efek-Lokal-Obat)). A. Rute pemberian obat kulit Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Jenis rute pemberian obat melalui kulit : a. Transdermal Obat transdermal tersimpan didalam patch yang ditempelkan pada kulit dan diserap melalui kulit,dan mempunyai efek sistemik. Untuk obat kardiovaskular,obat kardiovaskular,obat neoplastik,hormon,obat neoplastik,hormon,obat untuk mengatasi reaksi alergi dan insulin ini sedang diproduksi atau dikembangkan . (Sumber :Joyce L.Kee dan Evelyn R.Hayes.1994.Farmakologi R.Hayes.1994.Farmakologi pendekatan proses keperawatan.Jakarta:EGC) Beberapa obat dihantarkan ke seluruh tubuh melalui patch (bentuknya semacam koyo) pada kulit. Obat ini kadang-kadang kadang-kadang dicampur dengan bahan kimia (seperti alkohol) yang meningkatkan penetrasi penetrasi melalui kulit ke dalam aliran darah tanpa injeksi apapun. Melalui patch, obat dapat dihantarkan secara perlahan dan terus menerus selama berjam-jam atau hari atau
bahkan lebih lama. Akibatnya, kadar obat dalam darah dapat disimpan relatif konstan. Patch sangat berguna untuk obat yang cepat dieliminasi dari tubuh karena obat tersebut, jika diambil dalam bentuk lain, harus sering digunakan. Namun, patch dapat mengiritasi kulit beberapa orang. Selain itu, patch dibatasi oleh seberapa cepat obat dapat menembus kulit. Hanya obat yang akan diberikan dalam dosis harian yang relatif kecil dapat diberikan melalui patch. Contoh obat tersebut termasuk nitrogliserin (untuk nyeri dada), skopolamin (untuk mabuk perjalanan), nikotin (untuk berhenti merokok), klonidin (untuk tekanan darah tinggi), dan fentanil (untuk menghilangkan rasa sakit). (Sumber :https://drugxpert.com/rute-pemberian-obat-rutehidung-dan-kulit/). Kelebihan
:
1. Durasi yang lama dari tindakan yang mengakibatkan penurunan frekuensi dosis, 2. Peningkatan kenyamanan untuk mengelolah obat-obatan yang tidak akan membutuhkan dosis sering, 3. Meningkatkan bioavaibilitas, 4. Lebih seragam plasma level, 5. Mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar plasma sampai akhir interval pemberian dosis, 6. Obat terhindar dari first passed effect, 7. Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro interstinal, 8. Absorbsi obat relative konstan dan kontinyu. Kekurangan
:
1. Memiliki koefisien partisi sedang (larut dalam lipid maupun air), 2. Memiliki titik lebut yang relative rendah, 3. Memiliki effective dose yang relative rendah, 4. Range obat terbatas (terutama terkait untuk molekulnya), 5. Dosis harus kecil, 6. Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit, tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat-obat transdermal. Misalnya telapak kaki,dll, b. Topikal
Rute obat topikal yaitu cara pemberian obat yang dioleskan pada kulit. Sediaan ini dapat berupa salep, krim, lotion, atau bedak tabur dengan maksud pengobatan untuk area lokal (sumber : Joyce L.Kee dan Evelyn R.Hayes.1994.Farmakologi pendekatan proses keperawatan.Jakarta:EGC). Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi. Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Obat topikal dapat diberikan pada kulit dalam berbagai cara seperti dengan sarung tangan,spatel lidah,atau aplikator dengan ujung kapas. (sumber :http://apotekeranda.com/rute-pemberian-obat/) Keuntungan : 1. Memberikan efek local 2. Efek samping sedikit Kerugian : 1. Mungkin kotor dan dapat mengotori pakaian 2. Cepat memasuki tubuh melalui abrasi dan efek sistematik B. Rute pemberian obat inhalasi Inhalasi adalah alat pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Sedangkan terapi inhalasi merupakan teknik pemberian obat yang praktis dan langsung ke target organ. Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama cepatnya dengan efek yang di hasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Cara pemberian ini di gunakan untuk obat-obat berupa gas (misalnya, beberapa obat anestetik) atau
obat yang dapat di dispersi dalam suatu eorosol. Rute tersebut terutama efektif dan menyenangkan untuk penderita- penderita dengan keluhan-keluhan pernafasan (misalnya, Asma atau penyakit paru obstruktif kronis) karena obat yang di berikan langsung ketempat kerjanya efek samping sistemik minimal. Obat ini juga dapat digunakan untuk zat farmakologik yang cepat menguap misalnya amil nitrit dan untuk obat obatan yang dapat dihamburkan dalam titik air yang sangat halus misalnya ergot tertentu. Karena sangat luasnya permukaan membran alveolaris dan besarnya aliran darah yang melewati paru-paru, maka gas-gas dengan sifat daya larut yang cocok akan cepat diabsorsi dari paru-paru. Jalan sendiri merupakan sasaran penting bagi obat yang digunakan untuk asma. (sumber: Katzung,B.G.1989.farmakologi dasar dan klinik.Jakarta:EGC). Biasanya terapi inhalasi ditujukan untuk mengatasi bronkospasme, meng-encerkan sputum, menurunkan hipereaktiviti bronkus, serta mengatasi infeksi.Terapi inhalasi ini baik digunakan pada terapi jangka panjang untuk menghindari efek samping sistemik yang ditimbulkan obat, terutama penggunaan kortikosteroid. Kelebihan : 1. Absorpsi terjadi cepat dan homogen, 2. Kadar obat dapat terkontrol, 3. Terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Kekurangan : 1. Metode ini lebih sulit dilakukan, 2. Memerlukan alat dan metode khusus, 3. Sukar mengatur dosis 4. Sering mengiritasi paru. C. Rute Pemberian obat mukosa (mata) Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mata (seperti glaukoma, konjungtivitis, dan luka) dapat dicampur dengan zat aktif untuk membuat cairan, gel, atau salep sehingga mereka dapat diberikan pada mata. Tetes mata cair relatif mudah digunakan, namun mudah keluar dari mata terlalu cepat untuk diserap dengan baik. Formulasi gel dan salep menjaga obat kontak dengan permukaan mata, tetapi mereka mungkin mengaburkan penglihatan. Obat mata yang hampir selalu digunakan untuk
efek lokal. Misalnya, air mata buatan yang digunakan untuk meredakan mata kering. Obat lain (misalnya, yang digunakan untuk mengobati glaukoma, seperti asetazolamid dan betaksolol, dan yang digunakan untuk melebarkan pupil, seperti fenilefrin dan tropikamid) menghasilkan efek lokal (beraksi langsung pada mata) setelah obat diserap melalui kornea dan konjungtiva. Beberapa obat ini maka memasuki aliran darah dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada bagian tubuh lainnya.(Sumber : https://drugxpert.com/rute-pemberian-obat/)
D. Rute pemberian obat telinga (otic) Obat yang digunakan untuk mengobati radang telinga dan infeksi dapat diberikan secara langsung ke telinga. Tetes telinga yang mengandung larutan atau suspensi biasanya diberikan hanya pada liang telinga luar. Sebelum meneteskan obat tetes telinga, orang harus benar-benar membersihkan telinga dengan kain lembab dan kering. Kecuali obat yang digunakan untuk waktu yang lama atau digunakan terlalu banyak, sedikit obat masuk ke aliran darah, sehingga efek samping pada tubuh tidak ada atau minimal. Obat-obatan yang dapat diberikan melalui rute otic termasuk hidrokortison (untuk meredakan peradangan), siprofloksasin (untuk mengobati infeksi), dan benzokain (untuk memati-rasakan telinga).(sumber : https://drugxpert.com/rute-pemberian-obat/). E. Rute pemberian obat intravagina Supositoria vaginal mirip dengan supositorial rektal.Pemberian Intravaginal digunakan dengan cara obat dimasukkan kedalam vagina dan melarut didalamnya. Obat ini bekerja secara lokal hanya di area vagina untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan kelamin.(Sumber : Joyce L.Kee dan Evelyn R.Hayes.1994.Farmakologi pendekatan proses keperawatan.Jakarta:EGC). Kelebihan :
1. Obat cepat bereaksi 2. Efek yang ditimbulkan bersifat lokal
Kekurangan: 1. Dapat membangkitkan rasa malu 2. Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia 3. Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk
F. Rute pemberian obat intranasal Pemberian obat secara intranasal merupakan alternative ideal untuk menggantikan system penghantaran obat sistematik parenteral. Keuntungan pemberian obat secara nasal ini meliputi: pencegahaneliminasi lintas pertaa hepatic, metabolisme dinding salur cerna atau destruksi obat di salur cerna; kecepatan dan jumah absorpsi, serta profil konsentrasi obat versus waktu relative sebanding dengan pengobatan secara intra verna; keberadaan vaskulator yagn besar dan struktur yang sangat permeable mukosa nasal ideal untuk absorpsi sistematik, dan kemudian pemerian serta kenyamanan pemberi obat secara intra nasal untuk pasien. Pemberian obat menurut rute nasal merupakan sustem penghatnaran obat yang menarik, seperti terbukti dengan introduksi bentuk sediaan yang dapat diterima misal kalsitonin untuk osteoporosis dan analog dari luteinizing harmone-releasing harmone untuk endometrosis. Selain dari pada itu telah diteliti pula semacam obt untuk diberikan secara intranasal (misal kartiko steroid, antibiotika, kardiovaskular, histaminedan anti histamine dan lain sebagainya) Kelebihan : 1. Pencegahan eliminasi lintas perta hepatic 2. Metabolisme dinding saluran cerna atau destruksi obat disaluran cerna kecepatan dan jumlah absorpsi Kekurangan :
1. Secara kosmetik tidak menarik 2. Absorbsi tidak adekuat