TUGAS MATA KULIAH ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER RUMENOTOMI PADA KAMBING Kelompok IV Komang Juanda Rasmana 1009005049 I Wayan Gunawan
1009005054
Agung Aryaningsih A. W.
1009005093
Ingrid Vania Maspaitella
1009005095
Ridhanisa Ayu Mayasari
1009005099
LABORATORIUM BEDAH KHUSUS VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2013
1
SUMMARY Rumenotomy is one method of operation by making incision in the rumen wall of the rumen. Rumenotomy is indicative of the presence of foreign bodies, bloat in the distal esophagus, rumen and endoplasmic retikulatis, trauma, the omasum and abomasums atoni, for the exploration of rumenotomy for diagnostic of disease in intraruminan, swallowing toxic plants and hernia diagfragma. Rumenotomy generally done with standing position in beef and lateral recumbenccy on small farm animals which are then standing up by using an inverted “L” desk block. There are several techniques of rumenotomy namely skin stitch fixation Weingrath’s ring, Stay Suture, dan Skin Clamp Fixation. Key note : rumenotomy; indicative of rumenotomy; position of rumenotomy
RINGKASAN Rumenotomi merupakan salah satu metode operasi membuka rumen dengan membuat insisi pada dinding rumen. Indikasi dari rumenotomi adalah bloat berair, adanya benda asing pada distal esofagus, rumen dan retikulum, trauma retikulatis, adanya atoni omasum dan abomasum, untuk eksplorasi rumenotomi untuk diagnosis penyakit pada intraruminan, menelan tanaman beracun, dan hernia diafragma. Rumenotomi biasanya dilakukan dengan posisi berdiri pada sapi, dan lateral recumbency pada hewan ternak kecil, yang kemudian diberdirikan dengan menggunakan meja inverted “L” block. Terdapat beberapa teknik rumenotomi, yaitu fiksasi jahitan kulit (skin sutere fixation) Weingrath’s ring, Stay Suture, dan Skin Clamp Fixation. Kata kunci : rumenotomi; indikasi rumenotomi; posisi rumenotomi
2
DAFTAR ISI
Ringkasan .............................................................................................................................. 2 Daftar Isi ............................................................................................................................... 3 Daftar Gambar ....................................................................................................................... 4 Bab I Pendahuluan ................................................................................................................ 5 Bab II Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................... 6 Bab III Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 7 Bab IV Pembahasan .............................................................................................................. 9 Bab V Simpulan dan Saran ................................................................................................... 12 Daftar Pustaka
3
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Meja Operasi (ki) dan hewan diposisikan di meja operasi (ka) ..........................9 Gambar 2. Meja operasi di posisi peripendicular .................................................................10 Gambar 3. Laparotomi pada flank .........................................................................................11
4
BAB I PENDAHULUAN
Rumenotomi merupakan salah satu teknik operasi membuka rumen pada ruminansia, akibat adanya indikasi-indikasi tertentu yang akhirnya membutuhkan tindakan operasi pembukaan rumen. Rumenotomi biasanya dilakukan dengan posisi berdiri pada sapi, dan lateral recumbency pada hewan ternak kecil, yang kemudian diberdirikan dengan menggunakan meja inverted “L” block dengan anestesi line block, inverted block, atau paravertebral block.
5
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dan manfaat dilakukannya penulisan paper ini adalah selain sebagai pemenuhan tugas bedah khusus veteriner bagi mahasiswa FKH Udayana, juga diharapkan agar setiap mahasiswa memahami teknik operasi rumenotomi pada kambing.
6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Rumenotomi merupakan salah satu metode operasi membuka rumen dengan membuat insisi pada dinding rumen. Indikasi dari rumenotomi adalah bloat berair, adanya benda asing pada distal esofagus, rumen dan retikulum, trauma retikulatis, adanya atoni omasum dan abomasum, untuk eksplorasi rumenotomi untuk diagnosis penyakit pada intraruminan, menelan tanaman beracun, dan hernia diafragma. Sisi untuk dilakukannya insisi adalah : 1. bagian kiri vertikal pada mid flank, 2. pada kasus trauma retikulitis pada hewan berukuran besar, insisi menyambung hingga ke costae terakhir, 3. bagian insisi biasanya sama jauhnya dari tubercoxae dan costae terakhir, dimulai 5 cm dari ventral ke prosesus transversus lumbar. Tentunya, sebelum kita melakukan tindakan rumenotomi, kita harus mengetahui struktur dari letak rumen itu dan pertimbangan-pertimbangan lainnya, seperti : 1. Rumen menempati hampir dari setengah bagian kiri rongga abdomen dari batas intercostal ke tujuh/delapan menuju teluk pelvis dan meluas melalui medial plane ke bagian ventral kanan. 2. Rumen ditandai dengan permukan parietal (kiri) dan visceral (kanan) dengan lekukan anterior dan posterior, serta longitudinal. Lekukan ini yang membagi rumen ke bagian kantung dorsal dan ventral, dan kantung yang cukup samar pada bagian anterior dan posterior. Rumen dibuka untuk rumenotomi melalui dorsal kantung rumen. 3. Susunan jaringan yang dibuka pada saat rumenotomi adalah : a. Kulit b. Subkutan c. M. Oblique externus d. M. Oblique internus e. Fascia iliac f. Lemak subperitoneal g. Lapirsan parietal peritonium h. Dinding rumen 4. Ketika membagi struktur ini menjadi regio satu dan regio dua, nervi lumbar yang mengalir hampir tegak lurus arah, akan ditemui. 5. Suplai darah ke flank dikontribusikan oleh deep circumflex iliac dan pembuluh phrenico-abdominal . Pembuluh darah pusat pada rumen terletak pada bagian lekukan longitudinal kiri dan kanan dan lengkungan transversus anterior dan posterior.
7
Rumenotomi biasanya dilakukan dengan posisi berdiri pada sapi, dan lateral recumbency pada hewan ternak kecil, yang kemudian diberdirikan dengan menggunakan meja inverted “L” block. Terdapat beberapa teknik rumenotomi, yaitu fiksasi jahitan kulit (skin sutere fixation) Weingrath’s ring, Stay Suture, dan Skin Clamp Fixation. Anestesi yang dapat diberikan adalah daapat dilakukan dengan cara line block, inverted Block, atau Paravertebral block.
8
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Premedikasi dan Anestesi Anestesi dapat diberikan dengan cara line block, inverted block, atau paravertebral block. Pada kasus rumenotomi, anestesi diberikan secara regional dengan menggunakan tenik paravertebral block dan L-block yang bertujuan mematikan rasa di daerah flank. 4.2. Prosedur Operasi Rumenotomi 1. Sebelum dilakukan operasi, kambing di anastesi paravertebral pada bagian flank kiri, kemudian meja operasi dipersiapkan. 2. Setelah itu, hewan dipersiapkan di meja operasi (Inverted L Block) dgn hewan di posisi Lateral recumbency dan meja diposisikan tidur untuk memudahkan casting.
Gambar 1. Meja Operasi (ki) dan hewan diposisikan di meja operasi (ka) 3. Setelah itu, posisi meja diubah ke arah peripendicular. 4. Pada area yang hendak di operasi, dilakukan pembersihan dan pencukuran pada area yang hendak diinsisi. Kemudian digunakan kain operasi untuk sterilisasi daerah operasi.
9
Gambar 2. Meja operasi di posisi peripendicular 5. Kulit di daerah flank kiri di insisi sepanjang 12 cm, dimulai dari kira-kira 10 cm di bawah processus transversus dari vertebrae lumbaris pertengahan flank. , kemudian dilakukan diseksi dari fascia subkutan dan m.oblique dilanjutkan hingga terlihat m.transversus abdominis. 6. Dilakukan insisi secara secara satu persatu dari luar ke dalam sepanjang fascianya, lalu ditahan dengan menggunakan Allis forceps. Dan pada bagian terakhir, peritonium ditahan dengan menggunakan Allis tissue forceps dan diinsisi dengan hati-hati agar tidak menyebabkan luka pada bagian bawah rumen. 7. Panjang insisi dari kulit ke peritonium harus berurutan ke arah dalam untuk mempermudah
proses
penutupan
jahitan,
serta
harus
cukup
panjang
untuk
memungkinkan lengan operator masuk pada bagian abdomen. 8. Jika rumen tidak dalam keadaan penuh, dinding dari rumen dan abdomen dipisahkan untuk memudahkan eksplorasi, yang nantinya rongga abdomen akan dieksplorasi untuk pemeriksaan diafragma, dinding luar retikulum, limpa, dan hati untuk pemeriksaan lesi patologis. Untuk pemeriksaan secara keseluruhan, dilakukan dengan memasukkan tangan ke kavum abdomen melalui insisi dan mengelilingi rumen pada seluruh sisi untuk menemukan hernia, abses, atau benda asing. 9. Jika rumen dalam keadaan penuh, rumen ditarik keluar dengan bantuan Allies forceps atau dua buah jahitan yang kuat. Insisi rumen dibuat diantara kedua jahitan setelah cavum abdomen ditutup. 10. Setelah rumen dibuka, dimasukkan Rumen shroud, dan untuk mencegah kontaminasi isi rumen dikeluarkan ½ bagian sehingga rumen dapat dieksplorasi untuk mencari material asing. 11. Tepi rumen yang diinsisi dibersihkan dan dijahit dengan tipe jahitan sederhana menerus, dilanjutkan dengan tipe jahitan lambert menerus dengan menggunakan chromic cat gut. 12. Peritonium dan muskulus dijahit secara terpisah dengan pola jahitan sederhana tunggal dengan menggunakan chromic cat gut. 13. Subkutan dijahit dengan pola jahitan sederhana terus menerus menggunakan benang plain cat gut. Kulit dijahit dengan pola tipe jahitan sederhana tunggal dengan benang katun. Kemudian idoium tincture dioleskan pada luka.
10
Gambar 3.
Laparotomi
pada flank 4.3. Pasca Operasi Terapi pasca operasi yang dapat diberikan pada kambing adalah injeksi ampicillin, secara IM 2x sehari. Pengobatan antibiotik bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, dengan dosis ampicillin pada kambing 10-20 mg/kg BB secara per-oral, dan 5-10 mg/kg BB secara parenteral. Umumnya jahitan dibuka setelah operasi 10-14 hari.
11
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Rumenotomi merupakan salah satu metode operasi membuka rumen dengan membuat insisi pada dinding rumen. Indikasi dari rumenotomi adalah bloat berair, adanya benda asing pada distal esofagus, rumen dan retikulum, trauma retikulatis, adanya atoni omasum dan abomasum, untuk eksplorasi rumenotomi untuk diagnosis penyakit pada intraruminan, menelan tanaman beracun, dan hernia diafragma. Rumenotomi biasanya dilakukan dengan posisi berdiri pada sapi, dan lateral recumbency pada hewan ternak kecil, yang kemudian diberdirikan dengan menggunakan meja inverted “L” block. Terdapat beberapa teknik rumenotomi, yaitu fiksasi jahitan kulit (skin sutere fixation) Weingrath’s ring, Stay Suture, dan Skin Clamp Fixation.
12
DAFTAR PUSTAKA Geehan, A.M., Amel, O.B., Shnain, H., Comparative Study of Two Rumenotomy Techniques in Goat. Surgery Journal, 2006. Alkattan, L.M. Alkattan, Salih, T.M. Salih. Modified Rumen Fixation Technique During Rumenotomy In Sheep. 2012 Nugusu, Sileshi. Studies on Foreign Body Ingestion and their Related Complications in Ruminants Associated with Inappropriate Solid Waste Disposal in Gondar Town, North West Ethiopia. 2013
13