TUGAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN KIMIA MEMBUAT RENCANA PELAKSANAA PELAKSANAAN N PEMBELAJARA PEMBELAJARAN N (RPP)
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Yayan Karyani, M.Pd
Disusun oleh:
Dina Septiana Kusumawardani (0808534)
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia 2011
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Materi pokok Sub-Materi Pokok Kelas/ Semester Pertemuan keAlokasi waktu I.
: : : : : :
Kimia Hidrolisis Garam Konsep Hidrolisis XI/2 14 2 x 45 menit
Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
Kompetensi Dasar 4.5 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut.
III.
Indikator 1. Menetukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. 2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis melalui persamaan reaksi ionisasi. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menetukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. 2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis melalui persamaan reaksi ionisasi.
IV.
Materi Pembelajaran A. Materi Pra Syarat Asam Basa Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan berbagai macam rasa seperti pahit, asam, atau manis pada makanan atau minuman yang kita cicipi, bukan? Pada dasarnya makanan, minuman atau zat tertentu yang terasa pahit, asam atau manis disebabkan karena sifat zat tersebut, yaitu sifat yang berkaitan dengan asam, basa dan garam. Rasa asam terkait dengan suatu zat yang dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan suatu zat lain yang dalam ilmu kimia digolongkan sebagai basa. Namun, tidak semua yang mempunyai rasa pahit merupakan basa.
B. Materi Inti 1. Pengertian Hidrasi dan Hidrolisis
Suatu garam dalam pelarut air terurai membentuk ion-ionnya. Hasil pelarutan garam ini dapat bersifat netral, asam, atau basa. Sifat larutan garam ini bergantung pada sifat-sifat ionnya. Pelarutan garam dapat mempengaruhi keadaan kesetimbangan ionisasi air. Anda sudah mengetahui bahwa air membentuk kesetimbangan dengan ion-ionnya. H+ (aq) + OH- (aq)
H2O (l) a. Hidrasi Kation dan Anion
Hidrasi kation terjadi karena adanya antaraksi antara muatan positif kation dan pasangan elektron bebas dari atom oksigen dalam molekul air. Kation yang dapat dihidrasi adalah kation-kation lemah, seperti ion Kalium (K +), yaitu kation yang memiliki ukuran besar dengan muatan listrik rendah. Kation-kation seperti ini berasal dari basa kuat, seperti Na+,K +, dan Ca2+ . Anion-anion yang dihidrasi adalah anion dari asam kuat atau anion yang bersifat basa konjugat sangat lemah. Anion-anion ini dihidrasi melalui antaraksi dengan atom hidrogen dari air. b. Hidrolisis Kation dan Anion Kation-kation garam yang berasal dari basa lemah di dalam air dapat mengubah larutan menjadi asam. Kation-kation ini merupakan asam konjugat dari basa lemah, seperti Al+3, NH+4, Li+,Be+2, dan Cu+2. Karena kation-kation tersebut merupakan asam konjugat dari basa lemah maka tingkat keasamannya lebih kuat daripada air. Oleh karenanya, kation-kation ini dapat menarik gugus OH- dari molekul air dan meninggalkan sisa proton(H+) sehingga larutan bersifat asam. Reaksi
antara
H2O
dan
kation
logam
membentuk
kesetimbangan. Dalam hal ini, molekul H2O berperan sebagai basa Lewis atau akseptor proton menurut Bronsted-Lowry.
Anion-anion hasil pelarutan garam yang berasal dari asam lemah dapat mengubah pH larutan menjadi bersifat basa karena bereaksi dngan molekul air. Anion-anion seperti ini merupakan basa konjugat dari asam lemah, yaitu basa yang lebih kuat dibandingkan molekul H2O. Karena itu, anion-anion tersebut dapat menarik proton (H+) dari molekul air dan meninggalkan sisa ion OH- yang menyebabkan larutan garam bersifat basa. Contohnya: Semua garam yang anionnya berasal dari asam lemah, seperti CH3COONa, KCN, NaF, dan Na2S akan terhidrolisis ketika dilarutkan di dalam air menghasilkan larutan garam yang bersifat basa. Reaksi kation atau anion dengan molekul air disebut hidrolisis. Dengan kata lain, hidrolisis adalah reaksi ion dengan air yang menghasilkan basa konjugat dan ion hidronium atau asam konjugat dan ion hidroksida.
2. Derajat keasaman larutan garam Semua garam yang larut dalam air akan terurai membentuk ion-
ionnya. Karena ion-ion garam dalam air ada yang terhidrolisis maka pelarutan garam-garam di dalam air dapat mengubah pH larutan menjadi bersifat asama atau basa.
a. Larutan garam bersifat netral Basa konjugat dan asam kuat tidak memiliki kemampuan menarik proton dan molekul air. Basa konjugat seperti ini merupakan basa-basa yang lebih lemah dari molekul air. Jika anion seperti Cl- dan NO3- berada di dalam air, anion-anion tersebut tidak akan menarik H+ dari molekul air sehingga tidak mengubah pH larutan garam. Anion seperti itu hanya terhidrasi. Kation seperti K + dan Na+ merupakan asam konjugat dari basa kuat. Kation seperti ini juga tidak memiliki kemampuan menarik gugus OH- dari air sehingga tidak mengubah pH larutan.
Ion-ion garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat tidak mengubah konsentrasi ion H+ dan OH- hasil ionisasi air. Jadi, garam tersebut bersifat netral di dalam larutan atau memiliki pH=7.
b. Larutan garam bersifat basa Dalam larutan CH3COONa, spesi utamanya adalah ion Na+, ion CH3COO- dan molekul H2O. Ion Na+ adalah asam konjugat yang lebih lemah dari air sehingga tidak dapat menarik gugus OH- dari air, tentunya tidak mengubah pH larutan. Ion CH3COO- merupakan basa konjugat dari asam lemah atau basa yang lebih kuat dari air sehingga CH3COO- dapat menarik proton dari molekul air menghasilkan CH3COOH dan OH-. Akibatnya, larutan bersifat basa.
c. Larutan garam bersifat asam Beberapa garam menghasilkan larutan asam ketika dilarutkan dalam air. Misalnya, jika garam LiCl dilarutkan dalam air akan terbentuk ion Li+ dan Cl-. Ion Cl- tidak memiliki afinitas terhadap proton, melainkan hanya terhidrasi sehingga tidak mengubah pH larutan. Ion Li+ adalah asam konjugat dari basa lemah sehingga tingkat keasamannya lebih kuat dari H2O. Oleh karena itu, asam tersebut dapat bereaksi dengan air menghasilkan proton. Umumnya garam-garam yang kationnya merupakan asam konjugat dari basa lemah akan membentuk larutan yang bersifat asam. Nilai pH dari larutan garam seperti ini dapat dihitung berdasarkan tetapan kesetimbangan asam konjugatnya.
d. Larutan terhidrolisis total Selain garam-garam yang sudah disebutkan sebelumnya, masih terdapat garam yang kedua ionnya mempengaruhi pH larutan, seperti
CH3COONH4 dan NH4CN. Garam-garam tersebut didalam air akan terurai membentuk ion-ion yang keduanya terhidrolisis. Anda dapat memperkirakan apakah larutan akan bersifat asam, basa atau netral dengan cara membandingkan nilai Ka untuk ion asam konjuugat terhadap nilai Kb untuk ion basa konjugat. Jika nilai Ka lebih besar dari nilai Kb, larutan akan bersifat asam. Sebaliknya jika nilai Kb lebih besar dari Ka, larutan akan bersifat basa. Jika nilai Ka dan Kb sama, larutan bersifat netral. V.
Kegiatan Pembelajaran A. Strategi Pembelajaran : SAVI (Somatic Auditory 1. Model Intelectually). : Induktif. 2. Pendekatan 3. Metode Pembelajaran : Eksperimen, diskusi.
Visualization
B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan 1.
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Guru menyampaikan salam dan memeriksa kehadiran siswa.
5 menit
Guru mengucapkan salam, “ Assalamualaikum wr wb”. Guru meminta KM untuk memimpin doa, “Silahkan berdoa dulu sebelum pelajaran dimulai, dipimpin oleh KM ” Guru memeriksa kehadiran siswa “Apakah hari ini ada yang tidak hadir? Kenapa?”.
5 menit -
Guru memberikan Apersepsi dan Motivasi Apersepsi:
“Sebelum memulai pelajaran, ibu mau bertanya, siapa yang belum pernah melihat cuka, pasta gigi dan garam dapur?. Sepertinya semua sudah pernah ya melihat dan menggunakannya. Nah ketiga benda tadi mempunyai sifat keasaman/kebasaan yang berbeda. Cuka bersifat asam, pasta gigi bersifat basa dan garam bersifat netral. Seperti yang telah kalian ketahui jika asam dan basa berekasi makan akan menghasilkan garam dan air. Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Tapi bukan berarti garam yang dihasilkan bersifat netral, karena ada garam yang bersifat asam ataupun basa. Mengapa larutan garam dapat bersifat asam, basa, atau netral? K omponen apa yang memperngaruhi sifat tersebut? Nah hal itu akan kita ketahui dengan mempelajari materi hidrolisis ini”. Motivasi : ”Penilaian kegiatan belajar hari ini sangat tergantung dari ketelitian kalian dalam melakukan percobaan dan keaktifan dalam diskusi. Silahkan lakukan percobaan dalam kelompok yang telah dibentuk minggu kemarin”. 5 menit
2.
-
Kegiatan Inti
Siswa duduk berkelompok (terdiri dari 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang) dan melakukan percobaan dan diskusi untuk menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis dalam air serta mempelajari pengaruh reaksi hidrolisis terhadap pH larutan garam. Guru membagikan LKS untuk percobaan. “Lakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang disediakan. Catatlah fenomena-fenomena yang terjadi saat percobaan untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
pada
LKS
kalian
dengan 45
melakukan diskusi dalam kelompok.. Silahkan lihat buku untuk menit mencari teori pendukungnya”. -
Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dalam kelompok. Mulai dari : 1. Melakukan percobaan. 2. Mengamati fenomena yang terjadi dalam percobaan. 3. Berdiskusi untuk mengungkap fenomena.
20 menit
4. Mengemukakan hasil percobaan.
- Guru membuka sesi diskusi kelas. “Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, sekarang adakah yang
mau
menyampaikan
hasil
diskusinya
berkaitan
dengan
percobaan tadi?” Salah satu
siswa
dari
suatu
kelompok
mengemukakan
hasil
percobaannya. “Bagaimana dengan kelompok yang lain? Apa hasilnya sama?” Semua kelompok memiliki hasil percobaan yang relatif sama. “Adakah yang dapat menjelaskan mengapa larutan garam NaCl bersifat netral, larutan garam NH 4Cl bersifat asam dan larutan garam CH 3COONa bersifat basa?”. (sifat dari larutan garam NaCl adalah netral, karena garam NaCl terbentuk dari asam kuat dan basa kuat sehingga tidak mengalami hidrolisis dalam air. Sifat dari larutan garam NH 4Cl adalah asam,
karena larutan garam NH 4Cl terbentuk dari asam kuat dan basa lemah. Sifat dari larutan garam CH 3COONa adalah basa, karena larutan terbentuk dari basa kuat dan asam lemah) - Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang mampu menjelaskan fenomena tersebut. “Lalu kenapa sifat dari larutan garam CH 3COONH 4 adalah basa? Ada yang bisa menjelaskan? (sifat dari larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah seperti larutan
CH3COONH4
, hanya dapat ditentukan
berdasarkan harga tetapan ionisasinya. Karena larutan bersifat basa, berarti harga tetapan ionisasi basanya lebih besar daripada harga tetapan ionisasi asamnya) -
Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan “Sekarang siapa yang mau menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah kalian lakukan tadi?” Salah satu siswa mengemukakan kesimpulannya berdasarkan hasil percobaan. “Ada yang mau menambahkan?” “Hasil percobaan dan diskusi tadi sudah cukup baik. Dan sekarang kalian sudah tahu bahwa sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis, dan juga ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis dalam air”.
3.
Penutup -
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik. “Berdasarkan hasil percobaan dan diskusi yang telah dilakukan tadi,
10 menit
maka kelompok yang mendapat gelar The best Group adalah kelompok ... ”. Siswa (dibimbing guru) merangkum kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
“Silahkan tulis kesimpulan dari hasil percobaan dan diskusi yang telah kita lakukan tadi di dalam buku catatan kalian ”.
Guru memberikan Tugas pada tiap kelompok untuk membuat Peta
-
Konsep Hidrolisis. “Untuk tugas minggu depan, setiap kelompok harus membuat peta konsep hidrolisis sekreatif mungkin ya. Bahan bebas asalkan ramah lingkungan dan dibuat ukuran A3. Kegiatan hari ini ibu cukupkan. Assalamualaikum wr wb”.
VI.
Alat dan Sumber A. Alat Set alat percobaan •
•
LKS
•
Buku Pegangan
B. Sumber
BNSP. (2006). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas
Utami, Budi dkk. (2009). Kimia Untuk SMA/ MA Kelas XI rogram Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarya, Yayan. (2003). Kimia Dasar 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
VII.
Evaluasi A.
Jenis Evaluasi
a. Kognitif
Penilaian tes kognitif berupa tes kemampuan berkomunikasi sains siswa secara tulisan. Penilaian ini diberikan melalui latihan soal yang terdapat didalam LKS.
Nilai =
__Jumlah Skor__
x 100
Skor maksimal=100
Skor maksimal
b. Afektif
Pemahaman konsep berkomunikasi. Penilaian ini dilakukan saat siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya dan juga saat mengomentari penampilan kelompok lain. No Urut
No Induk
Aspek yang dinilai Nama Siswa
A
B
C
D
E
Jumlah Skor
Keterangan aspek yang dinilai : A. Kemampuan menyampaikan informasi B. Kemampuan mengajukan pertanyaan C. Kemampuan mengajukan argumentasi D. Kemampuan menggunakan bahasa yang baku E. Kelancaran berbicara Cara Penilaian (Rubrik) : 1. Kurang baik, jika masih kurang dalam aspek A,B,C,D dan E. 2. Baik, jika dalam aspek A,B,C,D dan E sudah benar dalam menyampaikannya tetapi kurang jelas. 3. Sangat baik, jika dalam aspek A,B,C,D dan E sudah benar dalam menyampaikannya dan sangat jelas Nilai =
c.
__Jumlah Skor__ Skor maksimal
x 100
Skor maksimal=15
Psikomotor (Tes Unjuk Kerja/ Performance)
Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan eksperimen dalam kelompok.
No Urut
No Induk
Aspek yang Dinilai Nama Siswa
A
B
C
D
Skor Maksimal
Keterangan aspek yang dinilai : A. Ketepatan cara menggunakan alat B.
Keefektifan penggunaan bahan
C.
Ketepatan kerja sesuai prosedur yang disiapkan
D.
Hasil akhir yang diperoleh
Cara Penilaian (Rubrik): 1. Kurang baik, jika masih kurang dalam aspek A,B,C, dan D. 2. Baik, jika sudah baik (tepat) dalam aspek A,B,C,dan D . Nilai =
VIII.
__Jumlah Skor__ Skor maksimal
x 100
Skor maksimal=8
Lampiran A. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA SISWA Mempelajari Sifat Berbagai Jenis Larutan Asam A. Dasar Teori
Reaksi antara asam dan basa menghasilkan suatu garam. Garam tersebut dapat memiliki sifat asam, basa atau netral. Hal itu tergantung pada jenis asam dan basa pembentuknya. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, sedangkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa. Untuk mengetahui pH suatu garam dapat digunakan beberapa indikator, seperti halnya pada pengukuran pH larutan asam maupun basa. Salah satu contoh indikator adalah kertas lakmus. Namun kertas lakmus
tidak dapat menunjukkan harga pH secara kuantitatif, melainkan hanya secara kualitatif, yakni apakah garam itu bersifat asam ataupun basa. Adapun alat yang diunakan untuk mengetahui pH secara kuantitatif adalah pH meter.
B. Tujuan Percobaan
Menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis dalam air serta mempelajari pengaruh reaksi hidrolisis terhadap pH larutan garam.
C. Alat dan Bahan Percobaan
Alat percobaan: -
Kertas Lakmus Merah
5 lembar ukuran 1cm x 1cm
-
Kertas Lakmus Biru
5 lembar ukuran 1cm x 1cm
-
Plat tetes
1 buah
-
Pipet tetes
5 buah
Bahan percobaan: -
Larutan NH4CN
secukupnya
-
Larutan NaCl
secukupnya
-
Larutan CH3COONa
secukupnya
-
Larutan NaNO3
secukupnya
-
Larutan Na2SO4
secukupnya
D. Langkah Percobaan
Untuk menguji garam yang mengalami hidrolisis dan yang tidak terhidrolisis, lakukan kegiatan berikut: 1.
Ujilah larutan garam-garam berikut dengan lakmus
merah dan lakmus biru, tentukan sifat masing-masing larutan. 2.
Tentukan sifat asam dan sifat basa pembentuk garam
tersebut. 3.
Catatlah hasilnya dalam tabel pengamatan.
E. Hasil percobaan
Isilah tabel dibawah ini berdasarkan hasil pengamatan kalian
No
Garam
Basa
Asam
Pembentuk
Pembentuk
Rumus Kimia
Sifat
Rumus Kimia
Sifat
Warna Kertas lakmus Merah
Sifat Larutan
Biru
F. Pembahasan
Untuk memeperjelas percobaan ini, jawablah pertanyaan berikut: 1. Kelompokkan garam yang memiliki sifat asam, basa dan netral. 2. Kelompokkan garam mana saja yang mengalami hidrolisis dan tidak. 3. Sebutkan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis! 4. Adakah kaitan antara sifat asam dan basa garam dengan kemampuan hidrolisis garam? Jika ada jelaskan! 5. Tuliskan reaksi ionisasi yang terjadi pada masing-masing larutan garam!
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, kesimpulan apakah yang dapat diambil mengenai sifat larutan garam dalam air?
Bagaimana hubungan antara asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garam dalam air?