LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNOLOGI LIMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN “PT. YANAGI HISTALARAYA”
Disusun oleh: RIKO TANJUNG I1A6 13 028
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya dan shalawat serta salam terlimpahcurahkan kepada Rasulullah SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan lapangan yang berjudul “Penanganan Limbah di PT. Yanagi Histalaraya”. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Teknologi Limbah Produk Hasil Perikanan, Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian, Universitas Halu Oleo. Laporan ini dibuat berdasarkan kunjungan ke PT. Yanagi Histalaraya yang merupakan sebuah perusahaan swasta berada di PPS Kendari. Perusahaan ini memproduksi beberapa hasil perikanan seperti udang beku dan cumi beku. Dalam makalah ini akan membahas mengenai penanganan limbah padat dan cair di perusahaan dengan didukung dari data lapangan dan jurnal-jurnal ilmiah. Harapan penulis adalah laporan kunjungan lapangan dapat diterima dengan baik dan nantinya dapat bermanfaat. Kesalahan yang dibuat penulis baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun isinya sendiri, penulis memohon maaf dan berharap mendapatkan kritik serta saran yang dapat membangun bagi penulis di masa yang akan datang.
Kendari, Januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Tujuan ..................................................................................................2 1.3 Manfaat ................................................................................................2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3 2.1 Limbah Hasil Perikanan ......................................................................3 2.1.1 Limbah cair .................................................................................3 2.1.2 Limbah gas..................................................................................4 2.1.3 Limbah padat ..............................................................................4 2.2 Instalasi Penanganan Air Limbah (IPAL) ...........................................5 BAB III. METODOLOGI ...................................................................................7 3.1 Waktu dan Tempat ...............................................................................7 3.2 Alat dan Bahan .....................................................................................7 3.3 Prosedur ...............................................................................................7 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................8 4.1 Hasil .....................................................................................................8 4.2 Pembahasan..........................................................................................8 BAB V. PENUTUP ............................................................................................11 5.1 Kesimpulan ..........................................................................................11 5.2 Saran ....................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil perikanannya baik darat maupun laut. Hasil perikanan ini dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun sudah diolah terlebih dahulu. Berbagai macam jenis olahan hasil perikanan yang dapat dijumpai di berbagai wilayah Indonesia umumnya yang masih konvensional atau miniplan di mana lokasi industri masih berdekatan dengan tempat penangkapan ikan sebagai tempat penyediaan sumber bahan baku olahan (Oktavia et al. 2012). Produksi tangkapan laut di Indonesia yang dimanfaatkan dalam bentuk basah sebesar 57,05%, bentuk olahan tradisional sebesar 30,19%, dan bentuk olahan modern sebesar 10,90%, serta olahannya lainnya sebesar 1,86% (Rahmania 2007). Dengan tangkapan sejumlah tersebut, maka akan adanya industri pengolahan hasil perikanan tangkap yang menghasilkan limbah dari setiap pengolahannya. Limbah industri dapat menghasilkan bahan toksik terhadap lingkungan yang dapat berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan yang lain. Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan moluska. Adapun dampak pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis yakni dampak pencemaran air, pencemaran udara (gas), dan pencemaran tanah. Namun apabila limbah diolah dengan baik maka dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Pada saat ini industri-industri yang besar sudah menggunakan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang merupakan suatu struktur dirancang untuk membuang limbah biologis, fisika, maupun kimiawi sehingga air limbah dapat digunakan lagi atau setidaknya ketika dibuang maka meminimalisir kerusakan pada lingkungan. Di PT. Yanagi Histalaraya merupakan perusahaan swasta yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan udang dan cumi beku. Pada produk utama dihasilkan juga limbah berupa padatan dan limbah cair. Limbah padatan berupa kepala udang dan kulit udang, sedangkan limbah cair adalah hasil atau air cucian udang.
1.2
Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ke PT. Yanagi Histalaraya di antaranya. 1. Untuk memenuhi salah satu rangkaian dalam praktikum lapang mata kuliah teknologi limbah hasil perikanan di Universitas Halu Oleo. 2. Untuk mengetahui penanganan limbah padat dan cair di PT. Yanagi Histalaraya. 3. Untuk mengetahui proses pengolahan hasil perikanan di PT. Yanagi Histalaraya.
1.3
Manfaat
Manfaat dari dilakukannya kunjungan lapangan ke PT. Yanagi Histalaraya di antaranya. 1. Mahasiswa dapat memenuhi salah satu rangkaian praktikum lapang mata kuliah teknologi limbah hasil perikanan di Universitas Halu Oleo. 2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penanganan limbah cair dan padat di di PT. Yanagi Histalaraya. 3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan hasil perikanan di PT. Yanagi Histalaraya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Limbah Hasil Perikanan
Ikan merupakan bahan yang cepat membusuk. Karena hal ini begitu ikan tertangkap, maka proses pengolahan dalam bentuk pengawetan dan pengolahan harus segera dilakukan. Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian-bagian dari ikan, baik kepala, ekor dan jenis jenis ikan yang tertangkap tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi dibuang. Bagian yang tidak digunakan inilah yang biasanya disebut limbah. Limbah smasih memiliki nilai ekonomis apabila diolah atau dimanfaatkan lebih lanjut, namun tentunya pengolahannya memerlukan berbagai tahap (Resmawati et al. 2012). Menurut Colic et al. (2011), tipe utama dari limbah yang ditemukan pada industri pengolahan perikanan adalah darah, kulit, kepala ikan, sisik, tulang atau sisa daging yang menempel pada tulang. Proses operasi utama termasuk penerimaan produk, penyortiran dan penimbangan, persiapan (pemotongan daging ikan, penghilangan sisik dan kulit serta kepala dan isi perut), perendaman, proses produksi seperti fermentasi dengan garam maupun proses lain seperti pengalengan dan pengepakan. 2.1.1
Limbah cair
Limbah cair industri hasil perikanan mengandung bahan organik (protein dan lemak) yang tinggi, ditandai dengan BOD, TSS dan TKN yang tinggi. Produksi perikanan Indonesia mencapai 5,3 juta ton dalam tahun 2000 (DKP 2000). Dari jumlah produksi ini ada yang langsung dikonsumsi segar dan ada juga yang diproses oleh industri pengolahan menjadi berbagai macam produk. Rata-rata industri perikanan mengkonsumsi air lebih dari 20 m3/ ton produk yang dihasilkan (River et al . 1998). Akibatnya
banyak
air
limbah
yang
terbuang setelah
proses
pencucian,
pemasakan dan sanitasi proses yang mengandung bahan organik yang tinggi terutama protein (Battistoni
et
al.
1992).
Jika
limbah
cair
industri
perikanan ini
dibuang ke perairan umum tanpa pengolahan terlebih dahulu akan mencemari lingkungan, yai tu menyebabkan bau, eutrofikasi perairan dan pendangkalan (Park et al . 2001) Kulit
udang
merupakan
limbah
dalam
industri
pengolahan
udang
yang
porsinya mencapai 30-70 % (Agustin, 1994). Salah satu pemanfaatan dari kulit udang adalah dengan diproses menjadi kitosan. Kitosan merupakan polielektrolit kationik dan polimer berantai panjang, mempunyai berat molekul besar dan reaktif karena adanya gugus amina
dan hidroksil yang bertindak sebagai donor elektron. Karena sifat-sifat itu, kitosan bisa berinteraksi dengan partikel-partikel koloid yang terdapat di dalam air limbah melalui proses jembatan antar partikel flok (koagulasi) (Chung et al , 1996; Prashanth dan Tharanathan 2007).. 2.1.2 Limbah gas
Dampak pencemaran udara mengakibatkan terganggunya kenyamanan bagi para pemakai jalan dan menimbulkan penyakit sesak nafas dengan keluarnya asap yang mengakibatkan polusi udara. 2.1.3 Limbah padat
Dampak pencemaran tanah mengakibatkan tanah menjadi asam, daya filtrasi tanah menjadi turun dan air tanah tercemar. Salah satu contoh limbah padat adalah Kulit udang yang merupakan limbah dalam industri pengolahan udang yang porsinya mencapai 30-70 % (Agustin 1994). Salah satu pemanfaatan dari kulit udang adalah dengan diproses menjadi kitosan. Limbah ikan tuna madidihang yang terdiri atas kepala, isi perut, tetelan dan tulang merupakan bahan baku potensial sebagai sumber protein, karbohidrat dan lemak. Limbah ini merupakan bahan pangan yang saat ini diburu dan digemari oleh restoran-restoran dan perhotelan dalam wujud produk diversifikasi (Kantun et al. 2015).
2.2
Instalasi Penanganan Air Limbah (IPAL)
Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pastilah membutuhkan tempat pembuangan air limbah. Sebagian besar rumahtangga membuang air limbah di sungai, got, selokan, atau badan air lainnya. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat merusak ekosistem air. Air limbah bila tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. Gangguan akibat adanya air limbah yaitu gangguan kesehatan dan gangguan kualitas lingkungan. Air limbah mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Ada kalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain). Gangguan kesehatan seperti ini banyak ditemui di Indonesia. Terlebih Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki sistem jaringan air limbah (sewerage) terendah di Asia, kurang dari 10 kota di Indonesia yang
memiliki sistem jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan hanya sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah populasi. IPAL menjadi tumpuan penting dalam mengolah air limbah sebelum dialirkan ke badan air (sungai, got, dan lainnya). Sinergisitas masyarakat menjadi modal utama dalam pemeliharaan IPAL. Seluruh masyarakat yang menggunakan IPAL menjaga air limbah yang dialirkan ke IPAL tidak mengandung sampah. Hal yang sering terjadi pada masyarakat Kota yaitu membuang sampah ke air limbah. Kotoran inilah yang sering membuat rusak mesin IPAL. Kendala ini menunjukkan adanya lemahnya proses deliberatif pada prodram IPAL (Nafia’ah 2015). Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel-partikel dan
membunuh
organisme
patogen.
Kadang-kadang
diperlukan
tambahan
untuk
menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak bias didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah dan tidak berbahaya.
BAB III METODOLOGI 3.1
Waktu dan Tempat
Kunjungan lapangan ini dilakukan pada hari Kamis, 22 Desember 2016, di PT. Yanagi Histalaraya yang berada di area Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari beralamat jalan Samudera No. 01 Puday, Abeli, Kota Kendari- Sulawesi Tenggara.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada kunjungan lapangan adalah berupa alat tulis dan mahasiswa menggunakan peralatan untuk memenuhi SOP dari perusahaan di antaranya jas laboratorium, sarung tangan, masker mulut, penutup kepala atau penutup rambut, dan sepatu boots. Adapun bahan yang digunakan adalah yang berasal dari perusahaan yakni terdapat pengamatan terhadap proses pengolahan udang dan cumi beku dan adanya pengamatan terhadap pengolahan limbah padat dan limbah cair dari sisa pengolahan komoditas.
3.3
Prosedur
Metode yang digunakan dalam pengambilan data di PT. Yanagi Histalaraya adalah metode wawancara dan observasi yang diperkuat menggunakan pustaka berasal dari jurnal jurnal atau artikel terkait. Mahasiswa melakukan prosedur kunjungan berupa, pertama mahasiswa melakukan kunjungan untuk melihat proses pengolahan udang dan cumi beku, kemudian mahasiswa mengamati proses pengolahan limbah cair yakni bekas cucian udang dan darah udang. Selanjutnya mahasiswa melakukan pengamatan terhadap pengolahan limbah padat seperti kepala dan kulit udang.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Limbah padat yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan tepung udang yang dapat dijadikan sebagai substitusi pembuatan pakan ikan, pakan udang, bahkan kerupuk atau olahan lainnya. Hal ini dikarenakan kulit udang mengandung kitin yang dapat diolah menjadi kitosan (Agustin 1994). Selain mengandung kitin, subtitusi tepung udang ke dalam olahan makanan dapat menambah kandungan protein di dala mnya. Limbah cair dibuang melalui saluran pembuangan yang berada di dalam tempat pengolahan dan disalurkan melalui pipa-pipa. Limbah cair di proses dan diolah untuk mengurangi dampak cemarannya ketika dibuang. Adapun pengolahan limbah cair dilakukan oleh pihak PPS Kendari sehingga semua saluran pembuangan di perusahaan-perusahaan sekitarnya bermuara di satu pipa yang sama untuk diolah dan dibuang.
Gambar 1. Limbah kepala udang
Gambar 3. Pembuangan air cucian
Gambar 2. Bak pencucian peralatan
Gambar 4. Saluran pembuangan air
4.2
Pembahasan
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendahrendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir. Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap elemen atau unit perusahaan. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir. Berikut standar operasional prosedur (SOP) di PT. Yanagi Histalaraya disajikan dalam bentuk tabel.
Gambar 5. Ruang cuci tangan dan klorinisasi
sepatu
Gambar 6. Mesin pencucian dan sortir udang
karyawan
Gambar 7. Pakaian kerja karyawan dan mahasiswa
Gambar 8. Mesin pendeteksi metal
Di dalam PT. Yanagi Histalaraya terdapat dua jenis limbah yang dihasilkan yakni limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit dan kepala udang, serta kulit dan kotoran dari cumi. Sedangkan limbah cair berupa air cucian komoditas perikanan, darah udang, tinta cumi, dan air cucian peralatan. Dalam pemanfaatan limbah hasil pengolahan perikanan dapat dijadikan beberapa bahan baku di antaranya penggunaan limbah kepala udang untuk dijadikan tepung dan bahan baku pembuatan pakan ikan atau unggas (Palupi 2007), penggunaan hasil perebusan ikan menjadi kaldu dengan cita rasa khas ikan, dan pemanfaatan cangkang kerang menjadi ornamen atau dijadikan tepung untuk subtitusi pembuatan kerupuk atau pakan ikan sebagai sumber kalsium yang tinggi. Selain itu, Kulit udang merupakan limbah dalam industri pengolahan udang yang porsinya mencapai 30-70 % (Agustin 1994). Salah satu pemanfaatan dari kulit udang adalah dengan diproses menjadi kitosan. Kitosan merupakan polielektrolit kationik dan polimer berantai panjang, mempunyai berat molekul besar dan reaktif karena adanya gugus amina dan hidroksil yang bertindak sebagai donor elektron. Karena sifat-sifat itu, kitosan bisa berinteraksi dengan partikel-partikel koloid yang terdapat di dalam air limbah melalui proses jembatan antar partikel flok (koagulasi).
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Limbah industri dapat menghasilkan bahan toksik terhadap lingkungan yang dapat berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan yang lain. Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan moluska. Adapun dampak pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis yakni dampak pencemaran air, pencemaran udara (gas), dan pencemaran tanah. Namun apabila limbah diolah dengan baik maka dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Pada saat ini industri-industri yang besar sudah menggunakan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang merupakan suatu struktur dirancang untuk membuang limbah biologis, fisika, maupun kimiawi. Di PT. Yanagi Histalaraya merupakan perusahaan swasta yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan udang dan cumi beku. Pada produk utama dihasilkan juga limbah berupa padatan dan limbah cair. Limbah padatan berupa kepala udang dan kulit udang, sedangkan limbah cair adalah hasil atau air cucian udang.
5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah pengolahan limbah padat dan cair sudah baik adanya serta penerapan SOP perusahaan yang baik adanya. Namun hal tersebut tentunya perlu ada perbaikan dan kontroling sehingga semua prosedur dapat berjalan terus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Agustin T S. 1994. Studi Ekstraksi Khitosan dari Kulit Udang Windu ( Penaeus monodon) dan Aplikasinya sebagai Koagulan Protein Limbah Cair Pengolahan Ebi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Colic M, Morse W, Hicks J, Lechter A, dan Miller J D. 2011 . Case Study: Fish Processing Palnt Waste Water Treatment. Clean Water Technology. Inc. Goleta, CA. Kantun Wayan, Malik A A, dan Harianti. 2015. Kelayakan Limbah Padat Tuna Loin Madidihang Thunnus albacares untuk Bahan Baku Produk Diversifikasi. Jurnal PHPI (18): 303-314. Nafi’ah B A. 2015. Implementasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Komunal: Model Tata Kelola Lingkungan Deliberatif dalam Good Enviromental Governance di Kota Blitar. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik (3): 218-228. Oktavia D A, Mangunwidjaja Djumali, dan Wibowo Singgih. 2012. Pengolahan Limbah Cair Perikanan Menggunakan Konsorsium Mikroba Inigenous Proteolitik dan Lipolitik. Jurnal Agrointek (6): 65-72. Palupi Rizki. 2007. Pengaruh Pengolahan Limbha Udang Terhadap Nilai Gizi dan Daya Cerna Proteinnya. Seminar Nasional Tekologi Peternakan dan Veteriner : 861-868. Rahmania I. 2007. Dukungan Teknologi Dalam Rangka Menghasilkan Produk yang Bermutu dan Aman Konsumsi. Craby And Starky. Buletin Pengolahan dan Pemasaran Perikanan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP. Resmawati M B, Masithah E D, dan Sulmartiwi. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Ikan Lemuru (Sardinella sp.) Terhadap Kepadatan Populasi Spirulina platensis. Jurnal Of Marine And Coastal Science (1): 22-33. Suyasa I W B. 2011. Isolasi Bakteri Pendegradasi Minyak atau Lemak Dari Beberapa Sedimen Perairan Tercemar dan Bak Penampungan Limbah. Tay Joo-Hwa, Show Kuan-Yeow, Dan Hung Yung-Tse. 2006. Seafood Processig Waste Water Treatment. Taylor And Francis Group, LCC.