Sumber Limbah
Berdasarkan sumber atau asal limbah, maka secara umum limbah dapat dibagi kedalam beberapa golongan yaitu : 1. Limbah Domestic Limbah Domestic Limbah domestic, domestic, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, tempat cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri atas zat organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun (B-3), garam terlarut, lemak. 2. Limbah Nondomestic Limbah Nondomestic Limbah nondomestic, nondomestic, yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber lainnya. Limbah pertanian biasanya terdiri atas pestisida, bahan pupuk dan lainnya (Kristianto, 2002).
Sumber Limbah Cair
Ditinjau dari sumber penghasilnya, air limbah dapat d ibagi menjadi 3, yaitu: 1. Air Limbah Domestik Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, daerah perkantoran, daerah fasilitas rekreasi. Buangan manusia sendiri terdiri dari tinja (faeces), (faeces), urine, dan air penggelontor. Menurut Duncan Mara, 1976, air limbah daerah tropis memiliki harga BOD antara 400-700 mg/L. Karakteristik air limbah yang berasal dari perumahaan, menurut Winnerberger, 1969 dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu : a. Grey water : Air cucian yang berasal dari dapur, kamar mandi, laundry, dan lain-lain tanpa faeces dan urin b. Black water
:
Air yang berasal dari pembilasan toilet ( faeces faeces dan urin dengan
pembilasan/penyiraman c. Yellow water : Urin yang berasal dari pemisahan toilet dan urinals (dengan atau tanpa air untuk pembilasan). d. Brown water water : Blackwater tanpa urin atau yellow atau yellow water
2. Air Limbah Non-Domestik (Air Limbah Industri) Air limbah industri merupakan air bekas pemakaian yang berasal dari daerah bukan pemukiman seperti wilayah industri, rumah sakit, laboratorium dan lain sebagainya. Air limbah industri berasal dari proses dan operasi industri tersebut. Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, serta derajat pengolahan air limbah di industri yang bersangkutan. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai patokan dapat dipergunakan pertimbangan 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah. Namun jika sebagian air limbah dimanfaatkan kembali, maka jumlah yang dibuang akan lebih kecil lagi. 3. Air Limbah Tambahan dan Rembesan Air limbah tambahan merupakan air hujan yang melimpah dari saluran pengering atau saluran air hujan. Air limbah ini disebabkan oleh air hujan yang masuk melebihi daya tampung saluran sehingga limpahan air hujan akan digabung dengan saluran air limbah. Hal ini akan menjadi faktor tambahan yang sangat besar. Sehingga perlu diketahui curah hujan yang ada sehingga banyaknya air yang akan ditampung melalui saluran air hujan atau saluran pengering dan saluran air limbah dapat diperhitungkan (Sugiharto, 1987, dari Madyanova, 2005). Selain air hujan yang menjadi limpahan, air hujan juga ada yang menguap, diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan ada pula yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan kemudian menjadi air tanah. Air limbah rembesan merupakan air tanah yang menyusup ke saluran air limbah melalui sambungan-sambungan pipa atau melalui celah celah yang ada karena kerusakan pipa saluran. Hal ini disebabkan oleh permukaan air tanah bertemu dengan saluran air limbah.
Sumber Limbah Padat
Berdasarkan sumbernya limbah padat dapat dibagi sebagai berikut : 1. Limbah padat yang berasal dari pemukiman (residensial) Limbah padat ini terdiri dari limbah-limbah hasil kegiatan rumah tangga, baik keluarga kecil atau besar, dari kelas bawah sampai kelas atas. Limbah padat ini terdiri dari sampah makanan, kertas, tekstil, sampah pekarangan, kayu, kaca, kaleng, aluminium, debu atau abu, sampah di jalanan, sampah elektronik seperti baterai, oli dan ban. 2. Limbah padat daerah pusat perdagangan. Limbah padat seperti ini terdiri dari sampah-sampah hasil aktivitas di pusat kota dengan tipe fasilitas seperti toko, restoran, pasar, bangunan kantor, hotel, motel, bengkel, dan sebagainya yang menghasilkan sampah seperti kertas, plastic, kayu, sisa makanan, unsur logam, dan limbah seperti limbah pemukiman. 3. Limbah padat institusional Limbah padat seperti ini terdiri dari limbah-limbah hasil aktivitas institusi seperti sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan dan sebagainya yang umumnya menghasilkan limbah padat seperti pada limbah padat pemukiman. Khusus untuk sampah rumah sakit ditangani dan diproses ssecara terpisah dengan sampah lain. 4. Limbah padat konstruksi Limbah padat seperti ini terdiri dari limbah-limbah hasil aktivitas konstruksi seperti sampah dari lokasi pembangunan konstruksi, perbaikan jalan, perbaikan bangunan dan sebagainya yang menghasilkan sampah kayu, beton dan puing-puing. 5. Limbah padat pelayanan umum Limbah padat ini terdiri dari limbah-limbah hasil aktivitas pelayanan umum seperti daerah rekreasi, tempat olah raga, tempat ibadah, pembersihan jalan, parkir, pantai dan sebagainya yang umumnya menghasilkan limbah padat organik 6. Limbah padat instalasi pengolahan Limbah padat ini terdiri dari limbah-limbah hasil aktivitas instalasi pengolahan seperti instalasi pengolahan air bersih. dan air kotor, dan limbah industri yang biasanya berupa lurnpur sisa ataupun limbah buangan yang telah diolah.
7. Limbah padat industri Limbah padat ini terdiri dari limbah-limbah hasil aktivitas pabrik, konstruksi, industri berat dan ringan, instalasi kimia, pusat pcmbangkit tenaga, dan sebagainya 8. Limbah padat yang berasal dari daerah pertanian dan perkebunan Biasanya berupa jerami, sisa sayuran, batang pohon, yang bisa di daur ulang menjadi pupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarna Sidik. 2008. Komposisi limbah padat... FT UI