Penyusunan Rencana Strategis Revitalisasi Revitalisa si Kota Tua Jakarta Oleh: Dian Fajar Novitasari (3613100036) Edwin Fahrur Rozy (3613100054) Laksmita Laksmit a Dwi Hersaputri (3613100069)
Revitalisasi Perencanaan Strategis Analisis SWOT
Sejarah Kota Tua, Kondisi Eksisting, Upaya Revitalis Revitalisasi asi yang Pernah Dilakukan
IFAS, EFAS, Matriks SWOT, Rumusan Strategi, Rumusan Renstra
Revitalisasi Kota Tua Jakarta sudah dilakukan sejak tahun 2014 namun sampai saat ini upaya tersebut masih belum terselesaikan.
Kawasan Kota Tua Jakarta terpilih dalam 50 besar norminasi Ikon Warisan Dunia oleh UNESCO, sehingga upaya revitalisasi menjadi agenda prioritas bagi pemerintah Jakarta
Belum optimalnya strategi revitalisasi Kota Tua Jakarta disebabkan rendahnya komitmen antar pemangku kepentingan yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat
Memberikan pemahaman mengenai penyusunan rencana strategis mengenai revitalisasi Kota Tua Jakarta
1. 2. 3. 4. 5.
Identifikasi eksisting Kota Tua Jakarta Identifikasi permasalahan yang dihadapi Identifikasi SWOT (IFAS dan EFAS) Analisis SWOT Rencana strategis dan program revitalisasi Kota Tua Jakarta
PERENCANAAN STRATEGIS Suatu proses pengambilan keputusan yang sistematis yang berfokus pada isu pembangunan penting dan bagaimana menyelesaikannya. Strategic planning mempunyai kerangka berpikir yaitu pendekatan penentuan prioritas, menentukan pilihan yang bijaksana dan alokasi sumberdaya (UN-Habitat, 2005)
ANALISIS SWOT Salah satu ciri perencanaan strategis adalah penilaian lebih pada faktor internal & eksternal, maka analisis SWOT merupakan instrumen yang tepat dalam melakukan perencanaan strategis, karena dapat mengetahui S dan W yang dimiliki, untuk mengetahui posisi terhadap lingkungannya dengan mengetahui O dan T yang dihadapi sebagai dasar untuk melakukan perumusan strategi dan penyusunan program
REVITALISASI Kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting Cagar Budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat (Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 36 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Revitalisasi Kota Tua) KRITERIA REVITALISASI PADA SLIDE SELANJUTNYA
Faktor-Faktor Penyebab Penurunan
1.
STRUKTUR/FISIK : penurunan fisik terjadi karena faktor waktu/usia, cuaca, gempa bumi, polusi kendaraan ataupun akibat mekanisme perawaran yang buruk 2. FUNGSI: pada umumnya diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal kawasan. Faktor internal disebabkan bangunan karena tidak mampu kagi mendukung secara teknis/fungsional kebutuhan yang ada, sedangkan eksternal kawasan mengakibatkan perlunya modifikasi ataupun penambahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kinerja bangunan 3. ASPEK LEGAL DAN INSTITUSI/KELEMBAGAAN: keduanya berkaitan secara langsung dengan dimensi fungsional dan fisik. Artinya secara fungsi, fisik, dan citra dapat juga disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang tidak tepat ataupun penerapan pemintakan kawasan yang tidak tepat. 4. CITRA: umumnya citra bangunan dan lingkungan berkaitan dengan persepsi public 5. LOKASI: degaradasi bangunan dan lingkungan dari segi lokasi umumnya diakibatkan karena adanya perubahan pola distribusi dan konsumsi barang serta perubahan sistem aksesibilitas dalam skala luas
Aspek
Komponen-Komponen dalam Revitalisasi Vitalitas Kawasan
Fisik
1.
2.
Aktivitas
2.
Menurunnya kualitas fisik lingkungan
Hilangnya kekhasan fisik
Rendahnya daya saing ekonomi
1)
Jalur pejalan kaki
2)
Jaringan jalan
3)
Penghijauan
4)
Perpakiran
5)
Penerangan
1)
Landmark
2)
Kekhasan bangunan
3)
Keserasian bangunan
9)
Kekhasan kegiatan ekonomi
10) Minat investasi
Ekonomi
2.
Menurunnya produktivitas ekonomi
11) Keberlangsungan kegiatan ekonomi 12) Tingkat penjualan barang/jasa
Aktivitas
2.
Rendahnya kesadaran masyarakat
13) Kesadaran masyarakat
Sosial
2.
Hilangnya nilai-nilai kebudayaan
14) Eksistensi masyarakat lokal 15) Event kebudayaan 16) Institusi Lokal Masyarakat
Sejak kehadiran pasukan Fatahillah pada 1527, Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Usia Kota Jakarta hanya 92 tahun, sebab pada 1619 kota ini dihancurkan oleh Belanda. Di atas bekas kota Jayakarta inilah Belanda membangun kota Batavia
Terbentuknya Kota Tua Jakarta diawali dengan munculnya sebuah kerajaan yang bernama Padjajaran. Salah satu raja Padjajaran mengadakan perjanjian internasional pertama di Nusantara yaitu Prabu Surawisesa, yang berisi kerjasama Sunda dengan Portugis yang memberikan hak kepada Portugis untuk membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa
Wilayah Administratif
% overlapping Kecamatan
area di Kota Tua Jakarta
Jakarta Utara Penjaringan Pademangan Jakarta Barat Tambora
Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 34 Tahun 2006 tentang Penguasaan Perencanaan dalam Rangka penataan kawasan Kota Tua, dinyatakan luas kawasan Kota Tua Jakarta yaitu ± 846 ha.
Kelurahan
Taman Sari
Penjaringan
26.24%
Ancol
20.73%
Roa Malaka
100.00%
Pekojan
86.93%
Tambora
100.00%
Jembatan Lima
76.44%
Pinangsia
71.70%
Glodok
100.00%
Keagungan
61.21%
JARINGAN JALAN Pola jalan berbentuk grid, namun belum termanfaatkan secara efektif karena dukungan pelayanan angkutan umum masih terbatas pada jalan-jalan utama kawasan. Beban jalan terlalu tinggi menyebabkan kemacetan pd titik-titik tertentu
PENGHIJAUAN Banyak pohon ditebang dan kondisi pohon yang lapuk akibat kurang perawatan. Masalah tersebut harus diberikan perhatian khusus karena keberadaan vegetasi mempengaruhi kenyamanan pengunjung
JALUR PEJALAN KAKI Pengembangan Kota Tua Jakarta diarahkan sebagai kawasan yang memperhatikan jalur pejalan kaki seperti konsep pengembangan kota di Eropa, tapi justru jalur pejalan kaki tidak dapat dimanfaatkan dan beberapa ruas jalan rusak dan bahkan hilang.
PERPARKIRAN Banyak ditemui badan jalan digunakan untuk on street parking dan PKL. Pada September ’15 lalu, telah dilakukan sterilisasi dan relokasi parkir liar dan PKL liar.
PENERANGAN Penerangan di Kota Tua tergolong minim, baik di TPO (Terowongan Penyeberangan Orang) dan di kawasan Museum Kota Tua. Dapat menimbulkan tindak kejahatan
KEKHASAN BANGUNAN Kelompok pecinta heritage mencatat, lebih dari 100 bangunan pusaka di kawasan Kota Tua Jakarta yang pernah dijuluki Laboratorium Arsitektur di Indonesia. Bangunannya berciri khas arsitektur Eropa, Cina, dan Nusantara.
LANDMARK
Kota Tua merupakan landmark bagi Kota Jakarta dengan pesona wisata sejarah yang mengagumkan. Ada Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa&Keramik, Toko Merah.
KESERASIAN BANGUNAN Sudah serasi secara visual (Klasifikasi Pemugaran dengan peningkatan intensitas bangunan (KDB 48% dan KLB 1,9)) dan fungsional (adanya zonasi antar kegiatan)
KEKHASAN DAN KEBERLANGSUNGAN KEGIATAN EKONOMI Kawasan Kota Tua Jakarta pada masa lalu merupakan pusat kegiatan ekonomi dimana aktivitas perdagangan antar negara, antar pulau dilakukan melalui Pelabuhan Sunda Kelapa yang terletak di kawasan ini
MINAT INVESTASI 9 perusahaan membentuk perusahaan patungan untuk revitalisasi Kota Tua Jakarta. Guna mempercepat pertumbuhan pariwisata, ada 4 kegiatan unggulan (pengembangan masyarakat, produk, sarana prasarana, dan promosi)
Kegiatan ekonomi khas di kawasan Pecinan (Glodok) dan kawasan Pasar Ikan. Revitalisasi yang dapat dilakukan pada ruang fungsi ekonomi dan perdagangan kawasan yaitu menjual produk kreatif seperti kriya yang bersifat souvenir khas Jakarta dan menjual komoditas khas Jakarta
TINGKAT PENJUALAN BARANG/JASA Kota Tua yang menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta menjadikan tingkat penjualan barang&jasa di Kota Tua meningkat
KESADARAN MASYARAKAT & EKSISTENSI MASYARAKAT LOKAL Kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan dan upaya revitalisasi dianggap kurang. Usaha pemberdayaan masyarakat & instansi setempat diharapkan akan menimbulkan kesadaran umum yang selanjutnya menimbulkan rasa tanggung jawab dan sadar lingungan
EVENT KEBUDAYAAN
Festival Kota Tua adalah event lokal di Kota Jakarta yang dilakukan rutin setiap tahun. Pemerintah Kota Jakarta secara rutin menggelar Festival Kota Tua sejak 2004. Festival ini diselenggarakn sebagai upaya untuk menghidupkan kawasan Kota Tua yang secara historis pernah mendapat julukan sebagai kawasan perkantoran, ekonomi, dan perdagangan bangsa Belanda.
PRODUK HUKUM Salah satu dukungan terhadap upaya pengembangan dan perlindungan aset-aset bersejarah di Kota Tua dapat dilihat dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan kawasan tersebut.
KEBIJAKAN FINANSIAL Sumber dana diperoleh dari dana Koefisien Luas Bangunan. Dalam pengerjaan revitalisasi, Sampoerna Land harus memberikan dana sebesar 700 Miliar yang bersumber dari kompensasi KLB yang belum dibayarkan.
No .
Peraturan Perundangan
Tingkat Perundangan
1. Staadblad No. 238 Tahun Pusat 1931 2. Undang-Undang RI No. 5 Pusat Tahun 1992 3. Kepmen Dikbud 0128/m/1988
RI
No. Pusat
4. SK KDKI Jakarta No. Cd. Daerah 3/I/170 5. SK Gubernur DKI Jakarta No. DKI Jakarta Cb. 11/I/12/1972 6. Surat Keputusan Gubernur Daerah No. D.III-b./11/4/56/1973 7. SK Gubernur KDKI Jakarta Daerah No. : D.III-b/11/4/54/1973 8. Surat Keputusan Gubernur Daerah KDKI No. 475 Tahun 1993 9. Peraturan Daerah No. 6 Daerah Tahun 1999 tentang RTRW DKI Jakarta 2010 Daerah DKI Daerah 10. Peraturan Jakarta No. 9 Tahun 1999 11. SK Gubernur DKI Jakarta No. Daerah 475 Tahun 2006
Isi
Peran Dukungan
Penetapan peraturan-peraturan yang berhubungan Memberikan perlindungan dan melakukan pendaftaran benda-benda dengan perlindungan benda-benda yang memiliki nilai bersejarah dan pemiliknya penting bagi sejarah, kesenian dan paleonanthropologi Benda cagar budaya Memberikan arahan pengaturan bagi penguasaan, perlindungan, pemanfaatan dan pengawasan benda cagar budaya, serta mengamanatkan masalah pelaksanaan pengaturannya Penetapan beberapa gedung, museum, masjid, dan Memberikan perlindungan terhadap gedung, museum, masjid, dan gereja di gereja sebagai cagar budaya yang dilindungi Kota Tua Jakarta seperti: Museum Keramik, Museum Fatahillah, Museum Bahari, Masjid Annawir (di Pekojan) Pernyataan daerah Taman Fatahillah, Jakarta Barat Perlindungan terhadap bangunan dan benda bersejarah yang berada di sebagai di bawah daerah pemugaran Pemerintah DKI sekitar Taman Fatahillah Jakarta yang dilindungi oleh UU Monumen Penetapan bangunan-bangunan bersejarah dan Memberi penjabaran, penjelasan, dan pedoman mengenai penguasaan, monumen di wilayah DKI Jakarta sebagai bangunan perlindungan, pemanfaatan, dan pengawasan berkenaan upaya pelestarian yang dilindungi benda cagar budaya Pernyataan daerah Glodok sebagai daerah yang Perlindungan terhadap kawasan Glodok dilindungi Pernyataan Jakarta Kota dan Pasar Ikan, Jakarta Barat Perlindungan kawasan Jakarta Kota (sebagian dari Kota Tua Jakarta) dan Pasar dan Utara sebagai kawasan yang dilindungi Ikan Penetapan bangunan-bangunan bersejarah di DKI Memberikan penjelasan kepentingan pelestarian dan penetapan bangunan Jakarta sebagai benda cagar budaya bersejarah di DKI Jakarta sebagai benda cagar budaya Misi dan strategi pengembangan tata ruang Kotamadya Memberikan arahan dalam pengembangan Kota Tua Jakarta terutama terkait dengan pengembangan kawasan kota tua Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan dan bangunan Mendefinisikan BCB, mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian cagar budaya BCB, serta mengatur tolak ukur BCB Penetapan bangunan bersejarah sebagai benda cagar Memberikan perlindungan terhadap bangunan dan lingkungan bersejarah di budaya DKI Jakarta
Revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai sejak tahun 1970 sebagai tindak lanjut SK Gubernur tentang Pernyataan Daerah Taman Fatahillah sebagai Daerah Dibawah Pemugaran. Namun pelaksanaan fisik baru dikerjakan pada tahun 1973.
Pekerjaan fisik: Mengubah Terminal Bus -> Taman Fatahillah Mengubah Markas KODIM -> sebuah museum besar Normalisasi Sungai Kalibesar Peningkatan sarana dan prasarana.
Revitalisasi jilid 2 dicanangkan pada akhir tahun 2005 dan pelaksanaan revitalisasi fisiknya baru dikerjakan pada tahun 2006.
Pekerjaan fisik: Fungsi Taman Fatahillah diubah menjadi plaza dengan menghilangkan batas-batas mobil Jalan mobil diubah menjadi pedestrian Mengganti permukaan aspal menjadi batu andesit
•
•
• •
•
•
•
“Area Within City Wall” sebesar 134 Ha. Terbagi menjadi 2 bagian zonasi: Core Zone (Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Wil. Kalibesar) Supporting Zone (Kampung Bandan, Stasiun Kota, Museum Bahari, Pasar Ikan, Galangan/Benteng, Roa Malaka) •
•
“Area Outside of City Wall” terbagi menjadi 3 bagian zonasi: Kampung Luar Batang (19 Ha) Pekojan (49 Ha) Chinatown (132 Ha) •
• •
Menurut Budhiman (2014) 1. Belum ditemukannya pemecahan yang tepat dalam menangani kemacetan. Perlu adanya tindak lanjut dari arkeologi dengan adanya beban berat lalu lintas terhadap keberadaan deretan bangunan cagar budaya 2. Belum adanya peraturan yang mengatur pembangunan utilitas bawah tanah, sehingga setiap pekerjaan yang membongkar bagian dalam tanah yang kebetulan merusak artefak tidak bisa dihentikan 3. Ada sekitar 53 bangunan cagar budaya milik BUMN dan masyarakat yang rawan roboh di sekitar Taman Fatahillah, Kalibesar, dan Roa Malaka. Belum adanya mekanisme bantuan anggaran APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pemugaran.
Menurut Hasil Analisis (2016) 1. Belum termanfaatkan jaringan jalan berpola grid sehingga menyebabkan terjadinya kelebihan volume kendaraan (kemacetan) sedangkan jalan lainnya kurang dimanfaatkan 2. Upaya lokalisasi PKL dan parkir liar menyebabkan dagangan PKL sepi dan tukang parkir memasang tarif parkir gila-gilaan 3. Penerangan pada malam hari masih minim sehingga mengakibatkan rasa aman pengunjung menurun 4. Penghijauan di Kota Tua Jakarta mengalami penurunan 5. Terancamnya kekhasan kegiatan ekonomi di Kawasan kota Tua Jakarta, yaitu Pecinan, akibat perkembangan ekonomi Kota Jakarta yang pesat 6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
No 1
Aspek
Justifikan
Kondisi Fakta
Jalur Pejalan Pada awalnya, pengembangan Kawasan Kota Tua Jakarta lebih diarahkan sebagai kawasan yang memperhatikan jalur pejalan kaki seperti halnya konsep pengembangan kota di Eropa Kaki dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari disain jalan yang memberikan ruang bagi para pejalan kaki.
Strength (S)
Jalur pejalan kaki belum berfungsi sebagaimana mestinya. Telah tersedia jalur untuk pejalan kaki
Jalur pejalan kaki banyak yang rusak, ditempati PKL, dan banyak kendaraan menggunakan jalur Jaringan Jalan Sistem sirkulasi pada Kota Tua Jakarta direncanakan cukup efisien dengan menggunakan pola jalan yang berbentuk grid. Namun belum termanfaatkan secara efektif. Hal ini menyebabkan Telah terdapat pola jaringan jalan terjadinya kelebihan volume kendaraan pada jalan-jalan tertentu, sedangkan jalan-jalan berbentuk grid untuk memudahkan lainnya kurang dimanfaatkan. Beban jalan yang terlalu tinggi ini menyebabkan terjadinya sistem sirkulasi kemacetan. 3
Penghijauan Kota Tua Jakarta memiliki masalah terkait penghijauan, satu per satu pohon yang berada di ruang terbuka kota tua hilang dari pandangan mata. Banyak pohon yang ditebang dan kondisi pohon yang lapuk akibat kurang perawatan.
4
Perpakiran
terdahulu
kaki
mengalami
Jaringan jalan belum termanfaatkan secara efektif
dan kurang perawatan
Area parkir yang tidak jelas , banyak parkir on-street, banyak area parkir yang berada
Area parkir tidak jelas, sehingga -
yang terhalangi. Hal ini akan mempengaruhi citra kawasan.
banyak parkir on-street yang merusak citra kawasan
Penerangan Kurangnya penerangan di kawasan Kota Tua Jakarta menyebabkan Kota Tua kurang menarik dan terlihat gelap pada malam hari.
pejalan
Telah terdapat vegetasi dari peninggalan Vegetasi mengalami penurunan
menempel pada bangunan-bangunan tua, sehingga berdampak pada visual obyek bangunan
5
Jalur
kerusakan fisik.
pejalan kaki untuk menghindari kemacetan. 2
Weakness (W)
Kurangnya penerangan -
menyebabkan daya tarik dan rasa aman pengunjung menurun
6
Landmark
Kota Tua Jakarta memiliki lima landmark terkenal yang selalu menjadi tujuan utama wisatawan Telah terdapat landmark terkenal
Justifikan No
Aspek
7
Kekhasan Bangunan
8
Keserasian Bangunan
9
Kekhasan dan Keberlangsungan
Kondisi Fakta
Minat Investasi
paling dominan adalah bangunan bergaya arsitektur Eropa.
pembentuk citra kawasan
Bangunan di Kota Tua sudah menunjukan keserasian antar bangunan.
Keserasian bangunantelah tercipta.
Kegiatan ekonomi yang khas di Kota Tua Jakarta adalah perdagangan dan jasa. Face dari kegiatan ekonomi Kota Tua berada di Pecinan.
Minat investasi di Kota Tua Jakarta masih rendah, karena investor merasa kurang adanya daya tarik.
11
Tingkat Penjualan Barang/Jasa
12
Tingkat penjualan barang dan jasa di
wisatawan mancanegara yang berkunjung.
Kota Tua cukup tinggi.
Event Kebudayaan
-
Produk Hukum
Daya tarik Kota Tua masih kurang dalam menarik investor. -
pentingnya keberadaan Kota Tua masih rendah.
Terdapat event Festival Rakyat dan Seniman yang rutin diadakan satu tahun sekali Terdapat Festival Rakyat dan Seniman. pada akhir tahun.
14
-
Kesadaran masyarakat akan
Masyarakat Lokal 13
-
khas di Kota Tua Jakarta.
Tingkat penjualan barang dan jasa di Kota Tua Jakarta cukup tinggi karena banyak
merupakan peninggalan sejarah masih kurang.
-
Telah terdapat kegiatan ekonomi yang
Kesadaran Masyarakat Kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan dan menjaga Kota Tua yang dan Eksistensi
Weakness (W)
Bangunan di Kota Tua Jakarta bergaya arsitektur Eropa, Cina, dan Nusantara. Yang Bangunan bergaya arsitektur Eropa
Kegiatan Ekonomi 10
Strength (S)
Terdapat produk hukum baik tingkat pusat maupun daerah untuk mendukung upaya
Telah terdapat produk hukum
perlindungan aset-aset bersejarah di Kota Tua Jakarta baik berupa bangunan maupun
mengenai perlindungan asset-aset
lingkungan bersejarah.
bersejarah Kota Tua
-
-
No 1
2
Aspek
Kondisi Fakta
Justifikan
Opportunity (O)
Jalur Pejalan PKL dan parkir di Kota Tua dilokalisasi, sehingga jalur pejalan kaki dapat kembali berfungsi Lokalisasi PKL dan parkir meningkatkan sebagaimana fungsinya. Kaki efisiensi jalur pejalan kaki Jaringan Jalan Terdapat rencana penerapan traffic calming system. Dengan adanya penerapan konsep tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan umum yang memadai, jika tidak
-
4
Penghijauan Kota Tua Jakarta masuk kedalam salah satu lokasi rencana peningkatan RTH dalam Kota Tua Jakarta merupakan lokasi
5
Perpakiran PKL dan parkir di Kota Tua Jakarta dilokalisasi demi mengembalikan citra kawasan
Penerangan Penerangan di Kota Tua Jakarta sangat minim, sehingga daya tarik kawasan dan keamanan pengunjung menurun. Selain itu mengakibatkan tingkat kejahatan meningkat.
6
Landmark
7 Kekhasan
Telah terdapat landmark terkenal di Kota Tua Jakarta Bangunan di Kota Tua Jakarta telah memiliki kekhasan tersendiri, yaitu bernuansa Eropa.
Bangunan 8 Keserasian
peningkatan RTH.
Bangunan
-
Lokalisasi PKL dan parkir untuk
Juru parkir memasang tarif tinggi
mengembalikan citra kawasan
setelah dilakukan lokalisasi Minimnya penerangan mendorong
-
adanya tindak kejahatan -
Banyak terdapat komunitas fotografi pecinta bangunan tua
Bangunan di Kota Tua sudah menunjukkan keserasian antar bangunan.
system dikhawatirkan menimbulkan kemacetan.
Jakarta belum memadai.
mewujudkan Jakarta Kota Hijau.
Adanya penerapan traffic calming
akan mengakibatkan kemacetan. Sedangkan pelayanan angkutan umum di Kota Tua 3
Threat (T)
-
Terdapat peraturan pemerintah terkait KDB dan KLB maksimum, serta zoning kawasan
-
untuk menjaga keserasian bangunan. 9
Kekhasan & Terdapat kekhasan kegiatan ekonomi yang dapat ditemui di Pecinan Kota Tua Jakarta.
Perkembangan kegiatan ekonomi yg
Justifikan No
Aspek
10
Minat Investasi
Kondisi Fakta
Opportunity (O)
Rencana pemerintah dalam pengembangan Kota Tua Jakarta
Pengembangan Kota Tua yang berfokus sebagai
sebagai tempat wisata diharapkan mampu meningkatkan jumlah tempat wisata untuk meningkatkan pengunjung. pengunjung. Selain itu terdapat 9 perusahaan yang melakukan
Threat (T)
Terdapat 9 perusahaan yang patungan untuk
-
patungan untuk mengembangkan Kota Tua dan menarik investor mengembangkan Kota Tua dan menarik investor. 11
Tingkat Penjualan Meningkatknya jumlah pengunjung mancanegara yang Barang/Jasa
12
Kesadaran
Peningkatan pengunjung mancanegara dapat
mengunjungi Kota Tua sebagai destinasi wisata Pemerintah
Jakarta
melakukan
usaha
meningkatkan penjualan barang/jasa di Kota Tua sosialisasi
pada Sosialisasi mengenai Kota Tua kepada masyarakat oleh
Masyarakat dan masyarakat mengenai Kota Tua Jakarta dengan harapan Pemerintah Jakarta Eksistensi
-
kesadaran masyarakat dapat meningkat
-
Masyarakat Lokal 13 Event Kebudayaan Pemerintah Jakarta aktif melakukan pembaruan ide atau konsep Pemerintah Jakarta aktif melakukan pembaruan ide
event kebudayaan, sehingga pengunjung Kota Tua tidak bosan 14
Produk Hukum
Pemerintah
Jakarta
sedang
gencar
dalam
atau konsep terkait event Festifal Rakyat dan Seniman
-
mewujudkan Pemerintah Jakarta banyak mengeluarkan kebijakan
revitalisasi Kota Tua, sehingga pemerintah banyak mengeluarkan terkait upaya revitalisasi Kota Tua kebijakan 15 Kebijakan Finansial Terdapat 9 perusahaan yang patungan untuk mengembangkan Terdapat 9 perusahaan yang melakukan patungan
-
STRENGTH
WEAKNESS
1.
Telah tersedia jalur untuk pejalan kaki
1. Jalur pejalan kaki belum berfungsi sebagaimana mestinya
2.
Telah terdapat pola jaringan jalan berbentuk grid untuk 2. Jalur pejalan kaki mengalami kerusakan fisik memudahkan sistem sirkulasi
3. Jaringan jalan belum termanfaatkan secara efektif
3.
Telah terdapat vegetasi dari peninggalan terdahulu
4. Vegetasi mengalami penurunan dan kurang perawatan
4.
Telah terdapat landmark terkenal sebagai daya tarik Kota Tua 5. Area parkir tidak jelas, sehingga banyak parkir on-street yang Jakarta
5.
Bangunan bergaya
merusak citra kawasan arsitektur
Eropa
pembentuk
citra 6. Kurangnya penerangan menyebabkan daya tarik dan rasa aman
kawasan
pengunjung menurun
6.
Keserasian bangunan telah tercipta
7. Daya tarik Kota Tua masih kurang dalam menarik investor
7.
Telah terdapat kegiatan ekonomi yang khas di Kota Tua 8. Kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan Kota Tua masih Jakarta
8.
Tingkat penjualan barang dan jasa di Kota Tua cukup tinggi
9.
Terdapat Festival Rakyat dan Seniman
10. Telah terdapat produk hukum mengenai perlindungan assetaset bersejarah Kota Tua 11. Pemerintah telah menyiapkan dana untuk revitalisasi Kota
rendah
OPPORTUNITY 1. Lokalisasi PKL dan parkir meningkatkan efisiensi jalur pejalan kaki
THREAT 1.
2. Kota Tua Jakarta merupakan lokasi peningkatan RTH
Adanya penerapan traffic calming system dikhawatirkan menimbulkan kemacetan
3. Lokalisasi PKL dan parkir untuk mengembalikan citra kawasan
2.
Juru parkir memasang tarif tinggi setelah dilakukan lokalisasi
4.Banyak terdapat komunitas fotografi pecinta bangunan tua
3.
Minimnya penerangan mendorong adanya tindak kejahatan
5. Terdapat peraturan pemerintah terkait KDB dan KLB maksimum, 4.
Perkembangan kegiatan ekonomi yang berkembang pesat mengancam
serta zoning kawasan untuk menjaga keserasian bangunan
kekhasan kegiatan ekonomi di Kota Tua
6. Pengembangan Kota Tua yang berfokus sebagai tempat wisata untuk meningkatkan pengunjung 7. Terdapat 9 perusahaan yang patungan untuk mengembangkan Kota Tua dan menarik investor 8. Peningkatan pengunjung mancanegara dapat meningkatkan penjualan barang/jasa di Kota Tua 9. Sosialisasi mengenai Kota Tua kepada masyarakat oleh Pemerintah Jakarta 10. Pemerintah Jakarta aktif melakukan pembaruan ide atau konsep terkait event Festival Rakyat dan Seniman 11. Pemerintah Jakarta banyak mengeluarkan kebijakan terkait upaya revitalisasi Kota Tua
Strength
1.
2.
Pengoptimalan lokasi PKL dan parkir yang baru sehingga dapat 1.
Lokalisasi PKL dan parkir yang baik sehingga tidak ada lagi parkir on street dan jalur pejalan
mengefisiensikan jalur pejalan kaki (S1 – O1 O3)
kaki dapat dimanfaatkan dengan baik (W1 W5 – O1 O3)
Peningkatan daya tarik Kota Tua sebagai destinasi wisata dengan 2.
Pelaksanaan rencana peningkatan RTH di Kota Tua Jakarta agar vegetasi yang ada juga
meningkatan aktivitas ekonomi yang ada di lokasi tersebut (S4 S7
menjadi terawat (W4 – O2)
S8 S9 – O4 O6 O8) 3. Opport unity
4.
3.
Perbaikan jalur pejalan kaki dan diintegrasikan dengan sistem parkir yang baik agar Kota Tua
Memanfaatkan bangunan-bangunan tua dan bangunan yang
Jakarta dapat menjadi tempat wisata yang nyaman dan aman (W1 W2 W5 – O1 O3 O6)
memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk menunjang kegiatan wisata 4.
Konsep festival rakyat dan seniman dan acara lainnya harus ada pembaruan ide yang menarik
(S4 S5 S6 S10 – O5 O6)
perhatian pengunjung agar dapat meningkatkan daya tarik Kota Tua Jakarta. Selain festival
Memanfaatkan dukungan dari organisasi peduli Kota Tua untuk
rakyat dan seniman, bisa juga event wisata lainnya (W7 – O4 O6 O8 O10)
menunjang kegiatan wisata (S11 – O4 O6 O7 O11) 5.
Weakness
5.
Pelaksanaan revitalisasi yang sesuai dengan perencanaan untuk menciptakan tempat wisata
Membuat desain atribut jalan (lampu jalan, tempat sampah,
yang aman dan nyaman guna meningkatan perekonomian masyarakat dan menjaga nilai
tempat peristirahatan) dan pedestrian yang ada serasi dengan gaya
sejarah Kota Tua Jakarta dan didukung oleh masyarakat (W8 – O5 O6 O7 O9 O11)
arsitektur bangunan yang ada (S5 S6 – O5 O7)
6.
Peningkatan peran masyarakat dalam pelaksanaan revitalisasi karena masyarakat juga merupakan stakeholder dalam pelaksanaan perencanaan (W8 – O9 O11)
1.
2. Threat
Menambah utilitas penunjang seperti penerangan jalan umum 1.
Pengintegrasian antara traffic calming system dan sistem jaringan jalan yang baik karena Kota
(PJU) dan perbaikan jalur pejalan kaki (S11 – T3 – W2)
Tua mengutamakan jalur pejalan kaki (W1 W3 – T1)
Pengembangan kegiatan ekonomi yang khas di Kota Tua agar tidak 2.
Pengoptimalan lokasi parkir dan PKL yang baru (setelah lokalisasi) agar jaringan jalan dapat
kalah saing dengan kegiatan ekonomi lain sehingga dapat
berjalan dengan baik (W3 W5 – T1)
meningkatkan perekonomian masyarakat (T4 – S7 S8 S9) 3.
Pengembangan inovasi mengenai festival rakyat dan seniman
3.
Penambahan utilitas penerangan jalan agar pengunjung dapat merasa aman dan nyaman di Kota Tua Jakarta (W6 – T3)
• •
STRATEGI I Pengoptimalan Lokasi PKL dan Parkir yang Baru Sehingga Dapat Mengefisiensikan Jalur Pejalan Kaki •
•
SASARAN: Jalur pejalan kaki dapat berfungsi secara efisien. Lokasi yang digunakan sebagai lokalisasi PKL dan parkir dapat digunakan secara optimal.
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Mengeluarkan peraturan terkait penertiban PKL dan parkir liar dengan cara ”mengandangkan” (menyita) kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya. Selain itu melakukan penyitaan gerobak makanan bagi PKL liar yang masih berdagang tidak pada tempat yang telah disediakan Pembangunan lokasi PKL dan parkir yang nyaman dan memadai. Sehingga tidak lagi timbul PKL dan parkir liar
STRATEGI II Peningkatan Daya Tarik Kota Tua Sebagai Destinasi Wisata dengan Meningkatan Aktivitas Ekonomi yang Ada di Lokasi Tersebut
•
•
SASARAN: Meningkatkan daya tarik Kota Tua sebagai destinasi wisata. Meningkatkan aktivitas ekonomi.
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Pembangunan toko souvenir khas Kota Tua Jakarta sebagai penarik wisatawan.
STRATEGI IV Memanfaatkan Bangunan-Bangunan Tua dan Bangunan yang Memiliki Nilai Sejarah yang Tinggi Untuk Menunjang Kegiatan Wisata
•
•
SASARAN: Terjaganya eksistensi serta kelestarian bangunan tua dan lingkungan di Kota Tua Jakarta Memperkenalkan kepada masyarakat adanya bangunanbangunan tua dan bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi di
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Program revitalisasi kota tua dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Memperbaiki kualitas bangunan tua yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta Pemberian insentif kepada para pemilik bangunan tua untuk melakukan perawatan Program pengembangan kegiatan yang relevan dengan bangunan-bangunan tua dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Mengadakan lomba fotografi atau melukis dengan tema yang berhubungan dengan bangunan-bangunan tua Menyediakan paket-paket wisata kota tua Jakarta seperti excurtion tour. Excurtion tour adalah tour dengan menggunakan coach-bus atau taksi untuk tujuan citysightseeing, local tour, one day tour, untuk perjalanan pulang pergi dalam 1 hari. Biasanya, dalam •
•
•
•
STRATEGI IV Memanfaatkan Dukungan dari Organisasi Peduli Kota Tua Untuk Menunjang Kegiatan Wisata
SASARAN: Menciptakan suasana kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak-pihak yang terlibat dalam melakukan rencana pengembangan kawasan Kota Tua.
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Program peningkatan partisipasi dan apresiasi organisasi/lembaga yang concern tentang kota tua dalam rencana pengembangan wisata kota tua dengan kegiatankegiatan sebagai berikut: Melakukan penyuluhan kepada masyarakat guna membentuk rasa cinta terhadap sejarah dan kebudayaan bangsa dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga kawasan Kota Tua semakin dikenal oleh masyarakat luas Melaksanakan Workshop /Lokakarya perspektif nasional maupun internasional untuk pengembangan kawasan Kota Tua sebagai tujuan wisata. Penelitian tentang bangunan-bangunan cagar budaya yang ada di kawasan Kota Tua. Pemberian penghargaan kepada seniman, sejarah dan budayawan yang telah berjasa dalam pelestarian dan •
•
•
•
STRATEGI V Membuat Desain Atribut Jalan (Lampu Jalan, Tempat Sampah, Tempat Peristirahatan) dan Pedestrian yang Ada Serasi dengan Gaya Arsitektur Bangunan yang Ada
SASARAN: Pengadaan atribut jalan dan pedestrian di Kota Tua yang serasi dengan gaya arsitektur bangunan yang ada
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Mendesain atribut jalan dan pedestrian sesuai dengan gaya arsitektur bangunan yang ada. Misalnya mendesain lampu jalan dengan nuansa arsitektur Eropa pada kawasan yang dominan bangunan bergaya Eropa, sehingga terlihat selaras dan indah.
STRATEGI I Perbaikan Jalur Pejalan Kaki dan Diintegrasikan dengan Sistem Parkir yang Baik Agar Kota Tua Jakarta Dapat Menjadi Tempat Wisata yang Nyaman dan Aman
•
•
• •
SASARAN: Perbaikan jalur pejalan kaki Mengintegrasikan jalur pejalan kaki dengan perpakiran untuk menciptakan kenyamanan
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Melakukan perbaikan terhadap jalur pejalan kaki, selain itu menambah nilai estetika dan kenyamanan pedestrian. Yaitu dengan cara mendesain pedestrian semenarik mungkin dan juga melengkapi jalur pejalan kaki dengan vegetasi yang cukup, sehingga pengunjung merasa nyaman Melakukan integrasi antara lokasi parkir dengan jalur pejalan kaki. Merencanakan rute jalur pejalan kaki dihubungkan dengan tempat parkir, sehingga peengunjung tidak merasa jarak lokasi parkir dan tempat wisata yang dikunjungi terlalu jauh. Efisiensi waktu, tenaga, dan meningkatkan kenyamanan beraktivitas.
STRATEGI II Pengintegrasian Antara Traffic Calming System dan Sistem Jaringan Jalan yang Baik Karena Kota Tua Mengutamakan Jalur Pejalan Kaki
SASARAN: Mengintegrasikan konsep traffic calming system dan sistem jaringan jalan
•
•
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Meningkatkan pelayanan angkutan umum, karena kunci keberhasilan konsep traffic calming system adalah dengan terpenuhinya pelayanan angkutan umum. Sedangkan pada Kota Tua Jakarta, pelayanan angkutan umum masih dinilai belum siap untuk konsep ini. Ditakutkan akan menyebabkan kemacetan yang parah Melakukan integrasi antara konsep traffic calming system dengan sistem jaringan jalan. Hal tersebut dikarenakan pada
STRATEGI III Pengembangan Inovasi Mengenai Festival Rakyat dan Seniman Karena Konsep yang Bagus Dapat Meningkatkan Daya Tarik Pengunjung
SASARAN: Terciptanya daya tarik wisata guna menarik lebih banyak pengunjung dengan inovasi event budaya dan kesenian
•
•
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM STRATEGI INI: Mengadakan event-event khusus secara rutin di kawasan Kota Tua yang dapat menjaring seluruh lapisan masyarakat, seperti malam pagelaran seni, karnaval kota tua, lomba fotografi atau melukis dengan tema yang berhubungan dengan urban heritage, dan event-event lainnya, sehingga dapat menarik minat masyarakat Membuat Profil Pariwisata Kota Tua sehingga menjadi Brand
Strategi
Program
1
Pengoptimalan lokasi PKLMengeluarkan peraturan terkait penertiban PKL dan parkir liar dengan cara ”mengandangkan” dan parkir yang baru (menyita) kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya. sehingga dapat Pembangunan lokasi PKL dan parkir yang nyaman dan memadai. mengefisiensikan jalur pejalan kaki Peningkatan daya tarik KotaPembangunan toko souvenir khas Kota Tua Jakarta sebagai penarik wisatawan Tua sebagai destinasi wisata dengan me ningka tan aktivitas ekonomi yang ada di lokasi tersebut Memanfaatkan bangunan-Program revitalisasi kota tua dengan kegiatankegiatan sebagai berikut: bangunan tua dan bangunan Terjaganya eksistensi serta kelestarian bangunan tua dan lingkungan di Kota Tua Jakarta yang memiliki nilai sejarah Memperkenalkan kepada masyarakat adanya bangunan-bangunan tua dan bangunan yang yang tinggi untuk menunjang memiliki nilai sejarah tinggi di kawasan Kota Tua Jakarta. kegiatan wisata
Waktu Pelaksanaan 2 3 4
Instansi
5
Pemerintah Jakarta Polisi Pamong Praja Juru Parkir PKL - Masyarakat Pemerintah Jakarta Pedagang di Kota Tua Jakarta -
-
Pemerintah Pemilik bangunan tua
Program pengembangan kegiatan yang relevan dengan bangunan-bangunan tua dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Mengadakan lomba fotografi atau melukis dengan tema yang berhubungan dengan bangunan-bangunan tua Menyediakan paket-paket wisata kota tua Jakarta seperti excurtion tour. Memanfaatkan dukungan Melakukan penyuluhan kepada masyarakat guna membentuk rasa cinta terhadap sejarah dan dari organisasi peduli Kota kebudayaan bangsa dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga kawasan Kota Tua Tua untuk menunjang semakin dikenal oleh masyarakat luas. kegiatan wisata Melaksanakan Workshop
/Lokakarya
perspektif
nasional maupun internasional
pengembangan kawasan Kota Tua sebagai tujuan wisata. Penelitian tentang bangunan-bangunan cagar budaya yang ada di kawasan Kota Tua.
untuk
-
Pemerintah Jakarta Organisasi peduli Kota Tua
Strategi
Program
Membuat desain atribut jalan (lampuMendesain atribut jalan dan pedestrian sesuai dengan gaya arsitektur bangunan yang ada. jalan,
tempat
sampah,
tempat Misalnya mendesain lampu jalan dengan nuansa arsitektur Eropa pada kawasan yang
1
Waktu Pelaksanaan 2 3 4 5
Instansi Pemerintah Jakarta
peristirahatan) dan pedestrian yang ada dominan bangunan bergaya Eropa, sehingga terlihat selaras dan indah. serasi dengan gaya arsitektur bangunan yang ada Perbaikan
jalur
pejalan
kaki
danMelakukan perbaikan terhadap jalur pejalan kaki, selain itu menambah nilai estetika dan
diintegrasikan dengan sistem parkir yang kenyamanan pedestrian. Yaitu dengan cara mendesain pedestrian semenarik mungkin dan
Pemerintah Jakarta
baik agar Kota Tua Jakarta dapat menjadi juga melengkapi jalur pejalan kaki dengan vegetasi yang cukup, sehingga pengunjung merasa tempat wisata yang nyaman dan aman.
nyaman. Melakukan integrasi antara lokasi parkir dengan jalur pejalan kaki. Merencanakan rute jalur pejalan kaki dihubungkan dengan tempat parkir, sehingga peengunjung tidak merasa jarak lokasi parkir dan tempat wisata yang dikunjungi terlalu jauh. Efisiensi waktu, tenaga, dan meningkatkan kenyamanan beraktivitas.
Pengintegrasian antara
traffic calming Meningkatkan pelayanan angkutan umum, karena kunci keberhasilan konsep traffic calming
system dan sistem jaringan jalan yang baik system adalah dengan terpenuhinya pelayanan angkutan umum. Sedangkan pada Kota Tua
Pemerintah Jakarta
karena Kota Tua mengutamakan jalur Jakarta, pelayanan angkutan umum masih dinilai belum siap untuk konsep ini. Ditakutkan akan pejalan kaki
menyebabkan kemacetan yang parah. Melakukan integrasi antara konsep traffic calming system dengan sistem jaringan jalan. Hal tersebut dikarenakan pada Kota Tua Jakarta mengutamakan jalur pejalan kaki.
Pengembangan inovasi mengenai festival Mengadakan event-event khusus secara rutin di kawasan Kota Tua yang dapat menjaring rakyat dan seniman karena konsep yang seluruh lapisan masyarakat, seperti malam pagelaran seni, karnaval kota tua, lomba fotografi bagus dapat meningkatkan daya tarik atau melukis dengan tema yang berhubungan dengan urban heritage, dan event-event
Pemerintah Jakarta - Masyarakat -
Dalam melakukan penyusunan strategic planning Revitalisasi Kota Tua Jakarta, hal yang perlu dilakukan adalah: 1. Identifikasi eksisting Kota Tua Jakarta 2. Identifikasi upaya revitalisasi Kota Tua Jakarta yang pernah dilakukan sebelumnya 3. Identifikasi permasalahan yang dihadapi 4. Identifikasi SWOT (IFAS dan EFAS) 5. Analisis SWOT 6. Rencana strategis dan program revitalisasi Kota Tua Jakarta
Belajar dari pengalaman revitalisasi yang pernah dilakukan pada masa lalu, upaya revitalisasi harus disertai komitmen antar pemangku tanggung jawab yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Belajar dari pengalaman revitalisasi yang pernah dilakukan pada masa lalu, upaya revitalisasi harus disertai komitmen antar pemangku tanggung jawab yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Strategi Jangka Panjang: Perbaikan jalur pejalan kaki dan diintegrasikan dengan sistem parkir yang baik agar Kota Tua Jakarta dapat menjadi tempat wisata yang nyaman dan aman. Pengintegrasian antara traffic calming system dan sistem jaringan jalan yang baik karena Kota Tua mengutamakan jalur pejalan kaki Pengembangan inovasi mengenai festival rakyat dan seniman karena konsep yang bagus dapat meningkatkan daya tarik pengunjung
Strategi Jangka Pendek: Pengoptimalan lokasi PKL dan parkir yang baru sehingga dapat mengefisiensikan jalur pejalan kaki Peningkatan daya tarik Kota Tua sebagai destinasi wisata dengan meningkatan aktivitas ekonomi yang ada di lokasi tersebut Memanfaatkan bangunan-bangunan tua dan bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk menunjang kegiatan wisata Memanfaatkan dukungan dari organisasi peduli Kota Tua untuk menunjang kegiatan wisata Membuat desain atribut jalan (lampu jalan, tempat sampah, tempat peristirahatan) dan pedestrian yang ada serasi dengan gaya arsitektur bangunan yang ada