BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit yang merupakan milik Pemerintah Kabupaten Mempawah juga harus memiliki RSB sebagai sebagai syarat agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi. Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
akan dapat tumbuh,
efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan kelengkapan administrasi saja.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB ini di antaranya adalah: 1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas puskesmas 2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik. 3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
1
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran. 5. Untuk menyatukan langkah l angkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas dalam meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
C. Pengertian Pengertian dan Ruang Lingkup
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah dokumen yang mencerminkan adanya proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa layanan kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder (pihak terkait ) ) Puskesmas. Puskesmas. Rencana Strategis Bisnis (RSB) memiliki jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang akan dijabarkan ke dalam masing-masing pusat pertanggungjawaban pada unit-unit pelayanan yang ada. ada.
D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya.
2
E. Metodologi
Rencana Strategis Bisnis (RSB) disusun oleh suatu kelompok kerja dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan wawancara. Kelompok kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi Rencana Strategis Bisnis telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari kelompok kerja. Penyusunan
Rencana
Strategis
Bisnis
memperhatikan
sejarah
puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis yang sedang berkembang. Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal, posisi puskesmas, dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya. Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi, misi dan strategi. Rencana Strategis Bisnis disusun dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard
adalah alat yang
menyediakan bagi para pimpinan untuk melakukan pengukuran secara komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaransasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif memandang pada empat perspektif meliputi : 1. Perspektif Pelanggan/ stakeholder stakeholder 2. Perspektif Proses Bisnis Internal 3. Perspektif Keuangan 4. Perspektif Pembelajaran dan dan Pertumbuhan Pertumbuhan Setiap
perspektif
yang
ada
harus
menunjukkan
cause-effect
relationship sehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang akan dicapai. Adapun kaitan masing-masing perspektif
dapat dijelaskan dijelaskan
sebagai berikut 1) Perspektif Pelanggan. Pelanggan . Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas di mata
pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya
3
yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana Puskesmas dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai puskesmas di mata pelanggan. 2) Perspektif Proses Bisnis Internal . Ukuran ini menunjukkan dalam proses pelayanan seperti apa
puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada
pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. 3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dilihat oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah daerah, semakin aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan. 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal. Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility, yang berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit diukur kinerja berdasarkan perspektif tersebut.
4
BAB II PROFIL PUSKESMAS
A. Sejarah Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah Puskesmas yang terletak di Jl.Raya Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit didirikan pada Tahun 1979 dan pada waktu berdirinya Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah berupa Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
dengan wilayah kerja Desa/kelurahan 8
(Delapan) dan pada waktu itu Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit masih merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan, adapun nama Desa binaan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit yaitu: a. Desa Sungai Duri I b. Desa Sungai Duri II c. Desa Bukit Batu d. Desa Sungai Bundung Laut e. Desa Sungai Kunyit Laut f. Desa Sungai Kunyit Hulu g. Desa Sungai Kunyit Dalam h. Desa Sungai Limau Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas, maka Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit mempunyai 2 Puskesmas Pembantu Yaitu : a. Pustu Sungai Duri II (didirikan Tahun 1985) b. Pustu Kunyit Hulu ( didirikan Tahun 1985) Namun Pada Tahun 1979 Terjadi lagi Pemekaran Wilayah Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah, Selain Puskesmas Rawat Jalan Semudun di tambah Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit terletak di Desa Sungai Limau juga terkena imbas dari pemekaran wilayah tersebut sehingga wilayah kerja Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit hingga saat ini adalah :
5
1. Desa Sungai Duri I 2. Desa Sungai Duri II 3. Desa Bukit Batu 4. Desa Sungai Bundung Laut 5. Desa Sungai Kunyit Laut 6. Desa Sungai Kunyit Hulu 7. Desa Sungai Kunyit Dalam 8. Desa Sungai Limau Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit masih mempunyai 2 Pustu yaitu : a. Pustu Sungai Duri II b. Pustu Sungai Kunyit Hulu Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit mempunyai 2 Puskesmas Pembantu Yaitu Puskesmas Pembantu Sungai Duri II dan Puskesmas Pembantu Sungai Kunyit Hulu serta dibantu 7 Poskesdes yaitu : a. Pustu Sungai Duri II dan Pustu Sungai Kunyit Hulu b. Poskesdes Sungai Kunyit Dalam, Poskesdes Sungai Kunyit Hulu, Poskesdes Bukit Batu, Poskesdes Sungai Kunyit Laut, Poskesdes Sungai Bundung Laut, Poskesdes Sungai Duri II dan Poskesdes Sungai Duri I. Dalam menjalankan kegiatan Manajemen di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit telah beberapa kali berganti pemimpin. Adapun pemimpin tersebut adalah : 1. dr. Ida Bagus
Tahun 1979 s/d 1983
2. dr. Eliawati Hadi Brata
Tahun 1984 s/d 1987
3. dr. Roi Simamora
Tahun 1990 s/d 1995
4. dr. Ruza Prima Rustam
Tahun 1995 s/d 1996
5. dr. Antar Hadisi
Tahun 1996 s/d 1998
6. dr. Diah TWH
Tahun 1998 s/d 1999
7. dr Hendri
Tahun 1999 s/d 2003
6
8.
Suryati
Tahun 2003 s/d 2007
9.
H. A. Samad
Tahun 2008 s/d 2013
10. Jurairiah A.Md Keb
Tahun 2013 s/d Sekarang
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit didirikan diatas tanah seluas 118,74 Ha dengan luas bangunan 419 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit yaitu : 1.
Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )
2.
Upaya Kesehatan Lingkungan
3.
Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4.
Upaya perbaikan gizi masyarakat
5.
Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular
6.
Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA)
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu : 1.
Kesehatan Jiwa
2.
Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
3.
Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian
4.
Kesehatan Usia Lanjut
5.
Kesehatan Kerja
6.
Kesehatan Olah Raga
7.
Kesehatan Matra
8.
Pembinaan pengobatan tradisional
9.
Laboratorium sederhana
7
10. Penyuluhan obat 11. Rekam Medik Kegiatan ini dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas. B. Aspek Legal
Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Bupati Mempawah Nomor 49 Tahun 2010 tentang pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Puskesmas Kabupaten Mempawah. Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan RSUD dr. Rubini Mempawah. C. Lokasi Bisnis
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit terletak di Jalan Sungai Limau, yang termasuk dalam wilayah Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah. Luas wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit 118,74 km2 yang tersebar di Desa/kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar jiwa 4,1 / Ha. LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT TAHUN 2014
NO
1 2 3 4 5 6 7 8
DESA
Sungai Duri I Sui Duri 2 Bukit Batu Sui Bundung Laut Sui Kunyit Hulu Sui Kunyit Dalam Sui Kunyit Laut Sui Limau JUMLAH
LUAS
JUMLAH JUMLAH KEPADATAN
WILAYAH/Ha
PDDK
KK
PDDK/Ha
4.4
2128
632
483,64
9.2
1774
642
192,83
51.15
1984
615
38,79
2095
653
249,70
2940
661
99,69
2718
425
772,16
10.34
1328
766
128,43
2,25
1730
385
4,5
118,74
16.697
4101
4,1
8.39 29.49 3.52
KET
8
Pada tahun 2015 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas 16.685 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 4632 KK. Adapun jejaring Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit: a. Puskesmas Rawat Jalan sungai Kunyit adalah Puskesmas induk dan mempunyai 2 Puskesmas Pembantu yaitu : - Puskesmas pembantu
: Sungai Duri II
- Puskesmas pembantu
: Sungai Kunyit Hulu
b. Pos kesehatan Desa ( POSKESDES ) - Pos kesehatan Desa : Sungai Duri I - Pos kesehatan Desa : Sungai Duri II - Pos Kesehatan Desa : Bakit Batu - Pos Kesehatan Desa : Sungai Bundung Laut - Pos Kesehatan desa : Sungai Kunyit Laut - Pos Kesehatan desa : Sungai Kunyit Hulu - Pos Kesehatan Desa : Sungai Kunyit Dalam c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU ) - Desa Sungai Duri I
: 1 Posyandu
- Desa Sungai duri II
: 2 Posyandu
- Desa Bukit Batu
: 2 Posyandu
- Desa Sungai Bundung Laut : 3 Posyandu - Desa sungai kunyit Laut
: 3 Posyandu
- Desa sungai Kunyit Hulu
: 3 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit dalam : 2 Posyandu - Desa sungai Limau
: 2 Posyandu
9
d. Pos Lansia - Desa Sungai duri II
: 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Laut
: 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Hulu
: 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Dalam
: 1 Posyandu
D. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mempawah berdasarkan data BPS Kabupaten Mempawah tahun 2014 sebesar 70.12 % . Untuk menaikkan IPM
sebagai
indikator
keberhasilan
pembangunan
kesejahteraan
rakyat,
Pemerintah Kabupaten Mempawah bertekat membenahi kebijakan maupun program-program di bidang kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dengan menerapkan Puskesmas Rawat Jalan sungai Kunyit. menjadi PPK BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) pada tahun 2016. Namun usaha itu juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik puskesmas. Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik swasta di samping sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai pesaing bagi pemerintah daerah. Apabila prestasi puskesmas milik pemerintah sampai di bawah klinik swasta, maka hal itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam menjalankan misinya. Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya pelaku usaha nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan ini tentu saja bukan sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk, namun juga tentang kemajuan teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran yang akan dipertarungkan untuk memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas. Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum memperhitungkan biaya satuan (unit cost ) menyebabkan pelayanan kurang optimal.
10
BAB III ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun Terakhir
Puskesmas Rawat Jalan sungai Kunyit adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di wilayah Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah. Namun demikian derajat kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya rumah puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah dibayar dari APBN dan APBD. Untuk mengukur kinerja puskesmas digunakan beberapa indikator yang dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif. Kerangka indikator
kinerja
yang
digunakan
dibatasi
pada
ketersediaan
data.
Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan dalam menilai kinerja puskesmas, namun hal itu belum dapat disajikan dalam masing-masing unit kerja yang bermanfaat dalam proses penyusunan program dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan. Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan sebagai bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh mana pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan, daya saing dan budaya kerja pada Puskesmas Rawat jalan Sungai kunyit maka akan diuraikan analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut:
11
B. Analisis Lingkungan Internal 1.1 Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu: a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 35.79% per tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2014 mencapai 32.09% Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tahun 2012 2013 2014 Rata-rata
Pasien Baru 1846 1576 2079 5501
Total Pasien 4678 4210 6478 15366
% 39.46 37.43 32.09 35.79
b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh
mana puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir rata-rata 64.20% dengan kunjungan pasien lama terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar 62.56% dan tertinggi pada tahun 2014 sebesar 67.90 %. Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tahun 2012 2013 2014 Rata-rata c.
Pasien Lama 2832 2634 4399 9865
Total Pasien 4678 4210 6478 15366
% 60.53 62.56 67.90 64.20
Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan
12
yang tersedia pada tahun 2012 sd tahun 2014 Survei tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan pada tahun 2014 dengan menyediakan layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, maupun layanan pesan singkat (SMS). Sampai dengan bulan Desember 2014, terdapat 10 keluhan dari pasien dan seluruhnya (100%) telah direspon dan dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah melakukan survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap 150 pasien. Hasil survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit sudah baik. Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan indikasi yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas. 1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu pelayanan (quality of services). a.
Quality Of Services Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM Rincian lengkap bisa dilihat di table lampiran. Tahun 2012 2013 2014 Rata-rata
Evaluasi kinerja 77,02 % 75,00 % 75,29 % 75,77%
Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari quality of service menunjukkan kinerja yang baik, yaitu sesuai dengan standar nasional. Dengan demikian Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit dapat memberikan mutu pelayanan seperti harapan masyarakat. 1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya
13
pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur. Dalam perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu: a.
Penyediaan Sumber Daya Manusia
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit memiliki 2 puskesmas pembantu sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas. 1.
Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset, pengembangan kompetensi dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and punishment. Pengembangan SDM diprioritaskan
pada pendidikan SDM yang mempunyai
daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen, sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi. Komposisi
ketenagaan
berdasarkan
latar
belakang
pendidikan
di
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit tahun 2015 adalah sebagai berikut
14
DATA : KEPEGAWAIAN PUSKESMAS RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT No
Nama
Pendidikan
Jabatan/ Program
STATUS
Dokter Dokter Gigi DIIIKebidanan DIII Kebidanan
Dokter Umum Dokter Gigi Plt. Puskesmas
PNS PNS PNS
Bidan Puskesmas
PNS
DIII Kebidanan
Bidan Puskesmas
PNS
PNS
1 2 3
dr. Rizki Amallia Drg. Meutia Putri Jurairiah, A.Md.Keb
4
Siti Huzaimah
5
Nithria Dewi,A.Md Keb
6
Aniah, A.Md Kep
DIII-Kep
7
Elly Sriana, A.Md.Kep
DIII-Kep
8
Nelly Kusnita
SPGR
Perawat Puskesmas Perawat Puskesmas Perawat Gigi
9
Budhi Noviyanto
SPGR
Perawat Gigi
PNS
10
Siti Rasyidah
SPGR
Perawat Gigi
PNS
11
Megawati, SKM
12 Nuratika, A.Md.KL 13 Nurlaila 14
Yaya Taryani, A. Md.GZ
15
Mimi Indriani
16
Liliana
17 Nurhayati
S1-KesMas
Penyuluh KesMas D III-Kesling Sanitarian Puskesmas SPAG Nutrionist DIII-Gizi
PNS PNS
PNS PNS PNS
Nutrionist
PNS
Petuggas Lab
PNS
SMA
Pekarya
PNS
SMA
Pekarya
PNS
SMAK
18
Agus Jumiati
SMA
Pekarya
PNS
19
Suhaimi
SMA
Motoris
PNS
20
Bunyamin
SMA
Tata Usaha
PNS
15
21
Ana Setya Budhi
D-I Kebidanan
Bidan Desa Sui Kunyit Laut
PNS
22
Marlina
D-I Kebidanan
Bidan Desa Bukit Batu
PNS
23
Sri Andayani
D-III Kebidanan
Bidan Desa Sui Bundung Laut
PNS
24
Ermita
D-III Kebidanan
Bidan Desa Sui Duri 2
PTT
25
Ariviana
D-III Kebidanan
Bidan Desa Sui Kunyit Dalam
PTT
26
Siti Kamalia
S.Sit
Bidan Desa Sui Kunyit Hulu
PNS
27
Jomi, A.Md.Kep
28
Juhrina, A.Md.KL
29
Wulandari, A.Md.Keb
30
Ria Gustina, A. Md.Keb
DIII-Kep
Perawat
MAGANG
Sanitarian Magang
MAGANG
DIII Kebidanan
Bidan Magang
MAGANG
DIII Kebidanan
Bidan Magang
MAGANG
D III-Kesling
DATA : KEPEGAWAIAN PUSTU No Nama 1 Sudarso
2
Imbul
Jabatan Koordinator Pustu Sungai Duri II Koordinator Pustu Sungai Kunyit Hulu
Status PNS
PNS
Dari data diatas proporsi terbesar kompetensi pendidikan adalah lulusan D3 Keperawatan sebesar 43.75 % dan terkecil adalah Sarjana 4 orang sebesar 12.5 % yaitu Dokter Gigi maupun Umum.
16
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 87.5 % tenaga di Puskesmas adalah PNS. Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Untuk pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya. Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik internal maupun eksternal meningkat dibandingkan dengan penyelenggaraan pada tahun ..............., yaitu dari ........ kali penyelenggaraan di tahun ........ menjadi ...... kali penyelenggaraan di tahun 2014, dengan jumlah SDM terlatih meningkat. Perkembangan ini tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan Puskesmas pada tahun-tahun selanjutnya b.
Pengembangan Infrastruktur
Unsur
pengukuran
kinerja
pada
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan maupun rawat inap, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis. Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum digambarkan dalam tabel berikut: Layanan Rawat Jalan Rawat Inap Penunjang Medis PenunjangNon Medis Rata-rata
Kelengkapan Alat % % % % %
di Kalibrasi
Kondisi Alat % % % % %
17
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat, baru mencapai 80 % dari standar minimum yang harus ada. Kalibrasi alat sudah pernah dilakukan. Sedangkan kondisi peralatan 60 % masih baik. Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum digambarkan dalam tabel berikut: Layanan
Pemenuhan Standar Minimum Luas Ruangan Rawat Jalan m2 Rawat Inap .......... m2 Penunjang Medis ......... m 2 Penunjang Non Medis .......... m 2 Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan
bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima. 1.4 Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan digunakan 3 indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit dapat dilihat dari tabel berikut : Tahun
2012
Realisasi Pendapatan Fungsional (Rp) .............................
Tingkat Pertumbuhan (%) ......... %
2013
............................
........ %
2014
............................
......... %
Rata-rata
.............................
.......... %
Berdasarkan data 3 tahun tersebut di atas, tingkat pertumbuhan pendapatan puskesmas (dengan dasar pengukuran pendapatan tahun 2012 s.d tahun 2014 rata-rata sebesar ........ % dan menunjukkan kecenderungan peningkatan
18
b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup belanja operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan operasional puskesmas dari 2012 s.d 2014 dapat dilihat dari tabel berikut: Tahun
2012
Realisasi Pendapatan Fungsional ...............................
Realisasi Belanja Langsung ............................
CRR (%) ........... %
2013
...............................
............................
............ %
2014
...............................
........................
............. %
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya langsung Puskesmas belum dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga kekurangan belanja langsung dibantu oleh pemerintah daerah.
b.
Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan puskesmas rata-rata... % dari total belanja puskesmas. Tingkat kemandirian keuangan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit dapat dilihat dari tabel berikut: Tahun
2012
Realisasi Pendapatan Fungsional (Rp) ......................
Realisasi Anggaran Belanja (Rp) ..........................
2013
......................
..........................
2014
......................
..........................
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai tahun
2014
tingkat
kemandirian
keuangan
puskesmas
cenderung
......................... Kondisi keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah (pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan puskesmas diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen
19
untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit. Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi lain puskesmas masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut: Kekuatan 1 2 3 A 1 2 3
PELANGGAN Customer acquisition Customer loyality Number of complain Sub Jumlah
Kelemahan -1 -2 -3
√ √ √ 9
B
PROSES BISNIS INTERNAL Qualty of Service 1 Mutu pelayanan puskesmas
Sub Jumlah C PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN 1 Penyediaan SDM 2 Pengembangan SDM
√ 3
√ √ √
3 Pengembangan Infrastruktur Sub Jumlah D 1 2 3
KEUANGAN Sales Growth Rate Cost Recovery Rate Tingkat kemandirian keuangan Sub Jumlah Jumlah
9
√ √ √ 9 30
20
C. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi eksternal puskesmas yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberadaan puskesmas. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah berikut: Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan dari variabel-variabel berikut:
Derajat Kesehatan 1.
Angka Kematian (Mortalitas) a.
Angka Kematian Ibu
Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah : Tahun 2012
: 1 Kasus
Tahun 2013
: 0 Kasus
Tahun 2014
: 0 Kasus
Tahun 2015
: 0 Kasus
b.
Angka Kematian Bayi
Kasus Kematian Bayi di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah : Tahun 2012
: 6 Kasus
Tahun 2013
: 15 Kasus
Tahun 2014
: 0 Kasus
Tahun 2015
: 0 Kasus
c.
Angka Kematian Balita
Tahun 2012
: 0 Kasus
Tahun 2013
: 1 Kasus
Tahun 2014
: 0 Kasus
Tahun 2015
: 0 Kasus
21
2.
Angka Kesakitan (Morbiditas)
a.
Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber data SP2TP Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit ditemukan bahwa penyakit Ispa tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit- penyakit lain yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan penyakit menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif yang banyak menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin meningkat.
b.
Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2012 s.d 2014 adalah ISPA, Diare dan Disentri.
c.
Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah ........................., penyakit ...................., dan penyakit ................................ 3.
Status Gizi Masyarakat
1.
Status Gizi Balita 2012
2013
2014
NO
KEGIATAN
SPM %
1
Balita Naik Berat Badanya
80
69,9 3
80
65,4 4
80
69,8 6
2
Cakupan Balita BGM
<15
1,79
<15
2,24
5
3,96
3
Balita Mendapat Vit A 2x
90
92,1 4
90
88,1 1
85
87,8 3
4
Bumil mendapat tablet FE
90
78,5 3
90
80,7 0
95
75
5
Pemberian
100
100
100
100
100
100
Ca.
SPM %
Ca.
SPM %
Ca.
2015 SPM %
Ca.
22
MPASI bayi BGM 6
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100
100
100
100
100
100
7
Kelurahan mengalami KLB ditangani
100
0
100
0
100
0
8
Kelurahan rawan gizi
80
0
80
0
80
0
9
Bayi ASI Eklusif
80
44,3 7
80
61,6 7
80
56,3 9
10
Kelurahan dengan garam yodium baik
90
100
90
100
100
100
11
WUS dengan Kapsul Yodium
95
0
95
0
95
0
4.
Kemampuan daya beli masyarakat Berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 indeks daya beli masyarakat Kabupaten Mempawah sebesar ............ % jauh di ....... rata-rata indeks daya provinsi Kalimantan barat sebesar ............ %.
5.
Jumlah peserta jaminan kesehatan Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit Kecamatan Sungai Kunyit adalah 16.678 jiwa., ............ % nya adalah penduduk miskin yaitu sekitar ................... sedangkan yang terjamin kesehatannya melalui BPJS Kesehatan adalah ............. jiwa, berarti masih ada masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan. Secara khusus pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas dikembangkan dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pecakupan
pelayan
meningkat
terutama
sejak
tahun
2011
dengan
23
berkembanganya asuransi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien miskin yang dilayani serta pembiayaan pelayanan sejak tahun 2011. Setiap bulannya sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 terjadi peningkatan rata-rata layanan pasien miskin sebesar .....%
a.
Jejaring puskesmas sebagai sumber rujukan. I. DOKTER PRAKTEK Desa Sungai Kunyit Laut : Dokter Gigi : Desa Sungai Duri I : 1 dokter Umum
II. BIDAN PRAKTEK Desa Sungai Limau
: 2 bidan.
2. Peraturan Perundang-undangan
Lahirnya
Undang-undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut. Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut: Peluang 1 2 3 KEBUTUHAN PELANGGAN TERHADAP PROVIDER KESEHATAN 1 Angka Kesakitan 2 Kemampuan Daya Beli Masyarakat 3 Jumlah Peserta Jaminan
Ancaman -1 -2 -3
A
-
-
√ √
-
-
-
-
-
√
-
-
-
24
Kesehatan 4 Jejaring Puskesmas Sebagai Sumber Rujukan Sub Jumlah B C
KEKUATAN PESAING Sub Jumlah PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
-
√
-
-
-
12 -
-
-
-
√
-
-
-
-
-2
-
-
-
-
√
-3 Sub Jumlah Jumlah
12
-5
C. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan Dari hasil analisis SWOT, dapat dikemukakan lima faktor kunci keberhasilan, sebagai berikut: 1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien. 2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar output dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik dan standar yang ditetapkan oleh Kementerian teknis terkait serta melakukan evaluasi kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan sistem pengukuran data kinerja secara bertahap. 3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan dan pelatihan. 4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua komponen puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai pedoman perilaku yang telah ditetapkan. 5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu peningkatan mutu layanan.
25
BAB IV ARAH BISNIS PUSKESMAS RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT
VISI: Menjadikan Puskesmas kebanggaan Masyarakat Sungai Kunyit di Bidang Pemeliharaan Kesehatan . MISI:
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Profesional dan kompeten di bidang kesehatan. 2. Menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang bermutu merata dan terjangkau bagi masyarakat. 3. Meningkatkan peran serta masyakat menciptakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian puskesmas. Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek puskesmas, yaitu : a. Perspektif keuangan , yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas. b. Perspektif pelanggan , yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. c. Perspektif proses bisnis internal , yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak.. d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan profesionalitas pegawai.
26
D. Kebijakan dan Sasaran Strategis
Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung pencapaian MDGs dan mendukung visi dinas kesehatan Kabupaten Mempawah yaitu, terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten Mempawah yg
optimal thn 2015. 1.1 Perspektif Pelanggan
Berdasarkan data historis 3 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Rawat Jalan
Sungai
Kunyit
menunjukkan
kecenderungan
customer
loyality
............................ setiap tahunnya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan peluang yang ada, puskesmas menetapkan beberapa sasaran strategis dan target sebagai berikut: a. Meningkatnya kepuasan pasien , dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Kunjungan Pasien - Customer Acquisition
50%
- Customer Loyality
75%
Indeks Kepuasan Pasien
80%
Tingkat Keluhan Yang Ditangani
100%
b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin , dengan indikator
beserta target kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Prosentase masyarakat miskin yang dilayani: - Peserta BPJS ( PBI Pusat)
100%
- Peserta BPJS (PBI Daerah)
100%
27
1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas Indikator Kinerja
Target Kinerja
kunjungan ibu hamil K-4
95%
komplikasi kebidanan yang ditangani
80%
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
90%
pelayanan nifas
90%
neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80%
kunjungan bayi
90%
atau kelurahan Universal Child Immunization
100%
(UCI) Pelayanan anak balita
100%
balita gizi buruk mendapat perawatan
100%
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak
100%
usia 6-24 bulan keluarga miskin balita gizi buruk mendapat perawatan
100%
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
80%
peserta KB aktif
70%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
<15 per 100.000 pend/th
penyakit, meliputi penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) Penderita pneumonia balita
100%
Pasien baru TB BTA positif
85%
Penderita DBD yg ditangani
100%
Pelayanan kesehatan rujukan
100%
desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
100%
28
penyelidikan epidemiologi < 24 jam Promosi
kesehatan
dan
pemberdayaan
100%
masyarakat: Cakupan desa siaga aktif
b. Meningkatnya status puskesmas dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Penetapan PUSKESMAS sebagai BLUD
Tahun 2016
Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas
Tahun 2017
1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan pengembangan SDM, komitmen
SDM, serta penyediaan infrastruktur
puskesmas. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan , dengan indikator beserta target
kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Rasio tenaga kesehatan:
- Tenaga medis - Tenaga keperawatan - Tenaga penunjang medis - Tenaga non medis b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis
100%
dan tugas belajar:
- Tenaga medis
100%
29
- Tenaga keperawatan
100%
- Tenaga penunjang medis
100%
- Tenaga non medis
100%
- Manajemen
100%
c. Meningkatnya
ketersediaan
infrastruktur
pelayanan
kesehatan
puskesmas , dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target Kinerja
Ketersediaan peralatan:
- Kelengkapan peralatan
90%
- Prosentase peralatan dikalibrasi
100%
- Kondisi Peralatan Baik
80%
Ketersediaan ruangan
100%
1.4 Perspektif Keuangan
Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas , dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut: Indikator Kinerja
Sales Growth Rate (SGR)
Target Kinerja
50% per tahun
Cost Recovery Rate (CRR)
80%
Tingkat kemandirian Puskesmas
75%
30
BAB V STRATEGI BISNIS
Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas untuk mencapai sasaran dilakukan
dengan
strategis
yang
ditetapkan.
menyusun program-program
Upaya-upaya
kerja
yang
tersebut
direncanakan
dengan memperhatikan kekuatan sumber dana yang dimiliki. Program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Program Kerja
Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV. Adapun secara sistematis program-program kerja diarahkan pada
pencapaian
keberhasilan
yang mendukung sasaran strategis dalam
empat perspektif BSC sebagai berikut: 1. Perspektif Pelanggan Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut: a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin. 2. Perspektif Proses Bisnis Internal Program dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Program-program dimaksud dalam perspektif ini merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut: a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat – KIA dan Pelayanan kesehatan dasar b. Program Perbaikan gizi Masyarakat
31
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular d. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak e. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit endemis f. Program pelayanan kesehatan akibat gizi buruk 3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Program-program dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan tenaga kesehatan dan ketersediaan infrastruktur pendukung pelayanan. Program program tersebut adalah sebagai berikut: a. Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan Puskesmas 1) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana puskesmas 3) Program Pengembangan Sumber daya manusia- Kesehatan 4. Perspektif Keuangan
Program
dalam
perspektif
keuangan
selain
diarahkan
untuk
mendukung penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk mencapai kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja operasional terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja kepada Pemerintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini merupakan program lokalitas kewenangan Puskesmas, yaitu Program Manajemen Pelayanan Kesehatan.
B. Kerangka Pembiayaan Lima Tahun
Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis didukung dengan kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan belanja langsung dan belanja tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
32
BAB VI PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Rawat Rawat Jalan Sungai Kunyit tahun 2011-2015 adalah dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang merupakan salah satu persyaratan administratif unit kerja/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan menerapkan PPK BLUD disamping persyaratan administratif lainnya. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas yang akan menerapkan PPKBLUD ini merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan program Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mempawah tahun 2014-2019, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah tahun 2014-2019. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit tahun 2011-2015 diharapkan dapat dijdikan sebagai: 1. Salah satu persyaratan administratif yang harus dibuat sebagai bahan usulan dalam menuju PPK-BLUD 2. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran BLUD (RBABLUD) tahunan dan evaluasi kerja. 3. Pedoman perencanaan pembangunan kesehatan yang mempunyai sinergisitas, keterpaduan dan sinkronisasi dengan rencana pembangunan di Kabupaten Mempawah. 4. Bahan evaluasi olah Tim Penilai dan Tim Pengawas BLUD Kabupaten Mempawah dalam menentukan arah kebijakan kepada Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD. Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah hak setiap warga Negara dengan demikian masyarakat mulai lebih mengetahui akan hak dan kewajibannya selaku warga Negara. Aparatur pemerintah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dituntut untuk memainkan peran yang lebih optimal khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
33