BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap kegiatan pada proyek pembangunan jalan tol serangan hingga tanjung benoa tentunya tidak terlepas dari timbulnya dampak, baik positif maupun negatif. Dalam hal ini, perlu dijaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kegiatan proyek dengan lingkungan hidup di sekitarnya, sehingga dampak negatif yang timbul dapat diminimalkan dan dampak positif dapat dikembangkan atau diperbesar. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) disusun berdasarkan evaluasi dampak pada Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup, sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RPL ) juga dapat
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
perubahan
lingkungan
selama
pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa. Agar Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) ini dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat mendeteksi perubahan komponen/parameter yang terkena dampak besar dan penting, maka harus dipertimbangkan kelompok masyarakat yang terkena dampak dan parameter dampak yang sensitif sehingga jenis, jumlah sampel serta rekomendasi pemantauan yang akan digunakan dapat memenuhi tujuan pemantauan dampak lingkungan pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa. Perlunya dilakukan rencana pemantauan lingkungan hidup ditinjau dari kepentingan
pemrakarsa,
pihak-pihak
yang
berkepentingan,
maupun
untuk
kepentingan umum dalam rangka menunjang rencana pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa dapat diuraikan sebagai berikut : A. Bagi Pemrakarsa
1. Merupakan kesepakatan antara pemrakarsa dengan pihak-pihak lain lain yang terkait dan berhubungan dengan pemrakarsa; 2. Sebagai pedoman dan acuan bagi pemilik/pemrakarsa dalam memantau memantau efektifitas pemantauan lingkungan dengan melaksanakan kegiatan secara baik dan benar,
sehingga tidak menimbulkan gangguan/pencemaran lingkungan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, maupun operasi; 3. Sebagai acuan dalam evaluasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan sehingga seluruh komponen kegiatan pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa didasarkan atas asas kelestarian lingkungan serta kesinambungan pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal.
B. Bagi Pemerintah/Instansi Terkait
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta sebagai bahan telaah dan dasar pemantauan untuk usaha menangani permasalahan lingkungan di wilayah kerja pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa. C. Bagi Masyarakat
Pelaksanaan pemantauan dan hasil pemantauan dapat memberi rasa aman bagi masyarakat terhadap kemungkinan adanya gangguan atau kerusakan lingkungan akibat pelaksanaan pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa.
1.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan
Tujuan disusunnya dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ini adalah agar dapat digunakan sebagai: a. Acuan dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup terhadap pengelolaan lingkungan hidup pembangunan dan operasional jalan tol serangan tanjung benoa yang dilakukan oleh Dinas pekerjaan umum propinsi bali b. Acuan untuk menilai efektivitas upaya pengelolaan hidup pembangunan dan operasional jalan tol serangan tanjung benoa yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali. c. Dokumen pemantauan lingkungan yang mengikat semua pihak yang terkait pembangunan dan operasional jalan tol serangan tanjung benoa. d. Menguji kemampuan / kesesuaian alternatif yang dipilih dalam penanganan dampak;
e. Menciptakan mekanisme pengendalian dan peringatan dini perubahan lingkungan yang tidak terduga; f.
Menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang terkait terkait di dalam pengelolaan lingkungan melalui pertukaran informasi
1.3. Kegunaan Pemantauan Lingkungan
a. Dapat dijadikan umpan balik bagi pemrakarsa, apakah pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan efektif atau tidak. b. Untuk mengetahui perubahan keadaan lingkungan hidup sebagai upaya dini serta antisipasi pencegahan dan penanggulangan dampak. c. Hasil pemantauan lingkungan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan; d. Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi pengaruh kegiatan pembangunan terhadap komponen lingkungan, secara kontinu dan periodik digunakan sebagai umpan balik untuk mencapai kesinambungan kegiatan pengelolaan lingkungan
BAB II RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
2.1. UMUM Berdasarkan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), maka disusun Rencana pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, tujuan pemantauan lingkungan proyek pembangunan Jalan Tol Serangan Tanjung Benoa adalah untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan terhadap setiap kegiatan pada masing-masing tahapan kegiatan proyek. Kegiatan pemantauan lingkungan dilakukan secara periodik dan berkesinambungan/rutin menurut tingkat kecenderungan dampak yang timbul dan pada gilirannya akan tampak perkembangan dampak pembangunan terhadap komponen lingkungan di sekitarnya. RPL ini ditujukan untuk menekan dampak negatif penting sehingga dampak tersebut dapat diantisipasi dan dikelola, dan meningkatkan dampak positif yang timbul sehingga kegiatan pasca konstruksi dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu sekitarnya. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ini hanya dilakukan pada komponen lingkungan hidup yang merupakan dampak besar dan penting saja akibat adanya kegiatan pembangunan Jalan Tol Serang Tanjung Benoa dengan memperhatikan faktor-faktor berikut, diantaranya:
Komponen lingkungan hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami perubahan mendasar atau terkena dampak besar dan penting;
Aspek-aspek yang dipantau perlu mengacu pada dampak besar dan penting yang dinyatakan dalam ANDAL serta sifat pengelolaan dampak lingkungan yang dirumuskan dalam dokumen RKL;
Pemantauan dilakukan pada sumber penyebab dampak atau terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak;
Rancangan pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau, mencakup jenis data yang dikumpulkan, lokasi pemantauan, frekuensi dan
jangka waktu pemantauan, metode pengumpulan data dan metode analisis data;
Dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil pengkajian studi ANDAL, komponen atau parameter lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar dan menjadi dampak besar dan penting akibat adanya kegiatan pembangunan Jalan Tol Serangan Tanjung Benoa sehingga perlu dipantau. Jenis dampak besar dan penting yang dipantau dapat dilihat pada Tabel 2.1., sedangkan Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL) yang disajikan dalam bentuk tabulasi dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2.1 : Dampak Penting Yang Harus Dikelola Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
No
Tahap / Dampak Penting
I. 1. 2.
Pra Konstruksi Keresahan Masyarakat Survei/studi amdal dan Sosialisasi Penurunan keanekaragaman Pengukuran Lahan flora Pembatasan akses public Pengukuran lahan Pembukaan dan pembersihan lahan Konstruksi Penurunan Kualitas udara Mobilisasi alat berat Penyediaan material Peningkatan Kebisingan Pembuatan base camp Mobilisasi alat berat Kegiatan konstruksi Demobilisasi alat berat Penurunan Kualitas Air Laut Kegiatan konstruksi Kerusakan Prasarana Jalan Mobilisasi alat berat Demobilisasi alat berat Kemacetan lalu lintas Mobilisasi alat berat Demobilisasi alat berat
3.
II. 4. 5.
6. 7. 8.
Sifat Dampak Positi Negatif f
X
X X X X
X X X X X X X X X X X
Penurunan Kualitas Tanah Penurunan keanekaragaman flora Kerusakan biota laut Keresahan Sosial
Penyediaan material Pembukaan dan Pembersihan Lahan Kegiatan konstruksi 11. Pembuatan basecamp 12. Mobilisasi tenaga kerja Kegiatan Konstruksi Mobilisasi tenaga kerja X 13. Kesempatan Kerja Kesehatan Pembuatan base camp 14. Penurunan Lingkungan Mobilisasi tenaga kerja Mobilisasi alat berat Kegiatan konstruksi kesehatan Pembuatan base camp 15. Penurunan masyarakat Mobilisasi tenaga kerja Mobilisasi alat berat III. Pasca Konstruksi Pengoperasian jalan tol 16. Penurunan kualitas udara (kendaraan yang melintas) Pengoperasian jalan tol 17. Peningkatan kebisingan (kendaraan yang melintas) Pengoperasian jalan tol 18. Pembatasan akses public pendapatan Pengoperasian jalan tol X 19. Peningkatan pemerintah Kesehatan Pengoperasian jalan tol 20. Penurunan Lingkungan (peningkatan jumlah sampah) Kesehatan Pengoperasian jalan tol 21. Penurunan masyarakat (ISPA, kecelakaan lalu lintas) Sumber data: Hasil Analisis 9. 10.
X X X X X X X X X X X X
X X X
X
X
2.1 TAHAP PRA KONTRUKSI 2.1.1. Keresahan Masyarakat
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator Yang Dipantau
Jenis komponen sosial budaya yang dipantau adalah keresahan masyarakat berupa kekhawatiran terhadap dampak yang ditimbulkan
Parameter yang dipantau adalah sikap penolakan dan dukungan masyarakat terhadap keberadaan proyek.
Indikator yang dipantau adalah konflik yang timbul di masyarakat akibat kegiatan pembangunan Jalan Tol Serangan Tanjung Benoa.
b. Sumber DampakKomponen yang menjadi sumber dampak adalah kegiatan publikasi dan sosialisasi. c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan adalah memantau adanya sikap negatif masyarakat di sekitar proyek terhadap keberadaan Jalan Tol Serangan Tanjung Benoa yang akan dibangun. d. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.1. Metode Pengumpulan Data
- Melakukan wawancara terstruktur (kuesioner) kepada masyarakat di sekitar tapak proyek dengan model sampling.
- Melakukan dialog dengan masyarakat di sekitar proyek. d.2. Lokasi Pemantauan Wilayah pemukiman penduduk di sekitaran Serangan terutama di Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan dan Tanjung Benoa terutama Desa adat Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan. d.3. Waktu/ Periode Pemantauan Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan publikasi dan sosialisasi serta selama pelaksanaan konstruksi. d.4. Metode Analisis Metode analisis dilakukan melalui analisa kualitatif kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner.
e. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah:
Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
Pengawas
: Tim Ahli Universitas Udayana
Penyerahan Laporan : Walikota Denpasar, Bupati Badung , Polsek Den pasar Selatan dan Kuta Selatan, Kelurahan Serangan dan Desa Tanjung Benoa
2.1.2 Penurunan Keanekaragaman Flora
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator Yang Dipantau
Jenis komponen biologi yang dipantau adalah penurunan keanekaragaman flora berupa penurunan jumlah tanaman bakau.
Parameter yang dipantau adalah jumlah tumbuhan tiap spesies.
Indikator yang dipantau adalah penurunan jumlah spesies tumbuhan tiap spesies.
b. Sumber Dampak Komponen yang menjadi sumber dampak adalah kegiatan pembukaan lahan dengan membabat tanaman bakau di sekitar lokasi proyek c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan adalah meminimalisir dampakmemantau adanya sikap negatif masyarakat di sekitar proyek terhadap keberadaan Jalan Tol Serangan Tanjung Benoa yang akan dibangun. d. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.5. Metode Pengumpulan Data
- Melakukan pengamatan langsung di lapangan d.6. Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan adalah hutan bakau di sekitaran proyek
d.7. Waktu/ Periode Pemantauan Waktu pemantauan adalah pada saat pembukaan lahan untuk persiapan proyek. d.8. Metode Analisis Metode analisis dilakukan melalui analisa kualitatif dan kuantitatif e. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah:
Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
Pengawas
: Tim Ahli Universitas Udayana
Penyerahan Laporan : Walikota Denpasar, Bupati Badung , Polsek Den pasar Selatan dan Kuta Selatan, Kelurahan Serangan dan Desa Tanjung Benoa
2.1.3 Pembatasan Akses Publik a. Jenis komponen yang Terkena Dampak - Jenis komponen sosial budaya pada sub komponen akses publik. - Parameter yang dipantau adalah adanya pengaduan masyarakat masyarakat yang sampai ke pihak pemrakarsa yaitu Dinas Pekerjaan Peke rjaan Umum Provinsi Bali. - Indikator yang dipantau adalah adanya pembabatan dan pembersihan hutan.
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak pembatasan akses publik adalah kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan. c. Tujuan rencana pengelolaan Lingkungan Tujuan dilakukannya rencana pengelolaan lingkungan adalah : - Mempertahankan kondisi lingkungan agar tetap bersih, sehat dan rapi ( tidak kumuh) - Mencegah terjadinya dampak sekunder yang timbul dari limbah yang tidak dikelola dengan baik d. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.1 Metode pengumpulan Data - Melakukan wawancara dengan kuisioner
-
Melakukan pemantauan langsung ke lokasi proyek pembangunan jalan tol Serangan – Tanjung benoa
d.2 Lokasi Pemantauan Pada lokasi kegiatan dan daerah disekitar lokasi proyek pembangunan Jalan tol Serangan – Tanjung Benoa d.3 Waktu/Periode Pemantauan Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan kontruksi d.4 Metoda Analisis Metoda analisis dilakukan melalui analisis kuantitatif dan kualitatif g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap dampak yang ditimbulkan dari proyek jalan tol meliputi : Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali - Pelaksana
-
Pengawas : RT/RW/ penduduk di sekitar lokasi proyek jalan tol, BPLH, Dinas kesehatan
-
Pelaporan
: BPLH Provinsi Bali, Dinas Kesehatan provinsi Bali
2.2 TAHAP KONTRUKSI 2.2.4 Penurunan Kualitas Udara
a. jenis komponen, parameter dan indicator yang dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah penurunan kualitas udara akibat adanya peningkatan kadar polutan di udara. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah parameter pencemar kualitas udara yang terdiri dari: SO2, NO 2, H 2S, HCl, Partikel diukur 3.
dalam µg/m
~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau sesuai Pergub Bali No. 8 tahun 2007. 3.
SO2
= 800
µg/m
NO2
= 1000
µg/m
H2S
= 35
µg/m
HCl
=5
µg/m
Partikel
= 350
µg/m
3. 3. 3. 3.
b. sumber dampak komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penurunan kualitas udara kegiatan mobilasasi alat berat dan penyediaan material, karena kondisi daerah yang masih berkapur, bahan-bahan menghasilkan debu yang banyak. Pada musim kemarau intensitas debu semakin lebih banyak yang diakibatkan karena kecepatan angin yang cukup tinggi pada daerah tersebut. Selain itu pada saat pengadaan dan pengangkutan material juga mengakibatkan adanya peningkatan kadar gas buang dari kendaraan pengangkut yang melintasi wilayah studi sehingga meningkatkan kadar polutan di udara. c. tujuan rencana pemantauan lingkungan tujuan rencana pemantauan lingkungan terhadap penurunan kualitas udara adalah
-
Memantau pencemaran debu akibat mobilisasi alat berat dan penyediaan material
-
Memantau terjadinya konflik antara masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan Pemrakarsa.
d. metode pemantauan lingkungan hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui penurunan kualitas udara dilakukan dengan sampling kualitas udara dan melakukan pengamatan lapangan. d.2. Lokasi pemantauan Disekitar lokasi kegiatan dan sekitarnya dengan radius ± 500 m serta jalur pengangkutan material. Sampling udara dilakukan di daerah serangan serta daerah tanjung benoa dan pemukiman penduduk sekitar.
d.3. Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama kegiatan berlangsung secara terus menerus dan sampling udara dilakukan maksimum 6 bulan sekali selama konstruksi berlangsung. d.4. Metode analisis metode analisis yang digunakan adalah mengukur kadar debu disekitar proyek, yang kemudian dianalisa pada laboratorium untuk mendapatkan hasil kualitas udara pada daerah tempat dilakukannya proyek. e. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi :
-
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Universitas Udayana Udayana
-
Pelaporan : BPLH kota Denpasar, Dinas kesehatan propinsi Bali
2.2.5 Peningkatan Kebisingan
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah peningkatan kebisingan akibat akibat adanya lalu lalang kendaraan dan aktifitas proyek. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah parameter kebisingan ruang terbuka hijau sesuai Pergub Bali No.8 tahun 2007 yaitu tingkat kebisingan diukur dalam dBA. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah tingkat kebisingan untuk kawasan terbuka hijau 55 dBA. b. Sumber dampak Kompenen kegiatan yang menjadi sumber dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan mobilisasi alat berat, pembuatan base camp, kegiatan konstruksi seperti membuat pondasi, menanam tiang panacang dan demobilisasi alat berat. c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak peningkatan kebisingan adalah memantau terjadinya konflik antara masyarakat di sekitar lokasi proyek dengan pemrakarsa, dan memantau tingkat kebisingan yang terjadi akibat lalu lalang kendaraan pengangkut material, dan pekerjaan konstruksi
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan sampling kebisingan serta dengan melakukan pengamatan lapangan. d.2. Lokasi pemantauan Sampling kebisingan dilakukan pada lokasi kegiatan dan sekitarnya terutama yang dekat dengan pemukiman warga. . d.3. Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama kegiatan berlangsung secara terus menerus dan sampling kebisingan maksimal dilakukan 6 bulan sekali. d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran di lapangan dengan menggunakan sound level meter e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi :
-
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Universitas Udayana Udayana
-
Pelaporan : BPLH kota Denpasar, Dinas kesehatan propinsi Bali
2.2.6 Kualitas Air
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah kualitas air akibat adanya pemasangan tiang pancang pada daerah pantai, serta pengoperasian alat disekitar pantai untuk membuat jembatan ~ Parameter yang dipantau adalah ~
Kekeruhan yang diukur dalam NTU dengan standar baku mutu < 5
~
Oksigen Terlarut (DO) diukur dalam Mg/L dengan standar baku mutu > 5
~
BOD diukur dalam Mg/L dengan standar baku mutu 20
~
Jumlah plankton dengan satuan SEL/100 ml dengan standar baku mutu tidak bloom.
b. Sumber dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pemasangan tiang untuk membuat jembatan, serta pengoperasian alat disekitar pantai tersebut.
c. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak kualitas air adalah memantau konflik yang mungkin timbul antara masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan pemrakarsa dan memantau adanya peningkatan kadar kekeruhan, BOD, DO dan plankton akibat pemasangan tiang pancang pada pantai. d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui terjadinya kualitas air laut dilakukan dengan melakukan pengamatan lapangan dan pengukuran kadar air pantai tersebut. d.2. Lokasi pemantauan
Di sekitar lokasi kegiatan khususnya kawasan pantai disekitar wilayah studi. d.3. Waktu/ periode pemantauan Saat terjadi perubahan kedalaman air laut akibat pekerjaan pondasi untuk tiang pancang d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi :
-
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Universitas Udayana Udayana
-
Pelaporan : BPLH kota Denpasar, Dinas kesehatan propinsi Bali
2.2.7 kerusakan jalan
a. Jenis komponen, parameter dan indicator yang dipantau
-
Jenis komponen lingkungan yang dipantau adalah timbulnya kerusakan jalan yang diakibatkan mobilasasi alat berat
-
Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah luas kerusakan jalan yang diakibtakan oleh mobilisasi lingkungan
-
Indikatotnya adalah banyaknya jalan yang jebol dan bergelombang akibat mobilasasi alat berat.
b. Sumber dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak timbulnya kerusakan jalan adalah mobilasasi alat berat, serta truk-truk yang mengangkut material untuk pembuatan jalan. Sehingga mengakibatkan jalan tidak kuat menahan dan membuat jalan rusak. c. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak kerusakan jalan adalah memantau terjadinya konflik antara masyarakat mas yarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan pemrakarsa dan memantau adanya kerusakan jalan sekitar akibat mobilasasi alat berat dan truk pengangkut material
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui kerusakan jalan dilakukan dengan pengamatan lapangan dengan bantuan dokumentasi foto kamera d.2.
Lokasi pemantauan Di sekitar lokasi kegiatan yaitu jalan serangan serta jalan tanjun g benoa
d.3.
Waktu/ periode pemantauan Pemantauan selama kegiatan berlangsung secara terus menerus atau setiap terjadi kerusakan jalan
d.4.
Metode analisis
Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran dan pengamatan di lapangan dengan analisa deskriptif kualitatif
e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan kebisingan meliputi : Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi :
-
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Universitas Udayana Udayana
-
Pelaporan : walikota Denpasar, Bupati badung dan Dinas bina marga propinsi Bali
2.2.8Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas/ Kemacetan lalu lintas a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah peningkatan kepadatan lalulintas khususnya ruas-ruas jalan yang merupakan rute mobilisasi/ demobilisasi alat berat dan rute pengangkutan pengangkutan material. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah volume lalu-lintas, antrian, dan kemacetan pada ruas-ruas jalan yang merupakan jalur mobilisasi/ demobilisasi alat berat dan pengangkutan material. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah peningkatan volume lalu lintas, antrian, dan kemacetan lalu lintas.
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak peningkatan kepadatan lalu-lintas adalah kegiatan mobilisasi/demobilisasi peralatan serta kegiatan pengadaan dan pengangkutan pengangkutan material material dari tempat tempat pengambilan pengambilan material ke lokasi lokasi proyek pembangunan pembangunan jalan tol.
c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak peningkatan kepadatan lalu-lintas adalah memantau kelancaran lalu lintas dan memantau adanya potensi konflik antara masyarakat sekitar dengan pemrakarsa.
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1.
Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui terjadinya peningkatan kepadatan lalu-lintas dilakukan dengan pengamatan lapangan dan prediksi
jumlah kendaraan kendaraan proyek. proyek. d.2.
Lokasi pemantauan Sepanjang jalur mobilisasi peralatan dan pengangkutan material, khususnya Jalan disekitar lokasi proyek
d.3.
Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama kegiatan berlangsung dilakukan secara terus menerus
d.4.
Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif (prediksi jumlah kendaraan proyek).
e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup meliputi : ~ Pelaksana ~ Pengawas
: Pemrakarsa Dinas PU, Polantas : Dinas
Perhubungan
Kabupaten
Badung,
dan
masyarakat di sekitar lokasi proyek. Penyerahan Laporan
: Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Badung.
2.2.9 Penurunan Kualitas tanah
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah penurunan Kualitas tanah di sekitar wilayah pembangunan jalan Tol. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah kualitas tanah akibat proyek. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah Penurunan kesuburan tanah disekitar lokasi proyek.
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak retakan bangunan sekitar/ struktur tanah adalah kegiatan pekerjaan pondasi dan pekerjaan basement.
c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak penurunan kualitas tanah adalah memantau terjadinya konflik antara masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan pemrakarsa pemrakarsa dan memantau memantau adanya adanya penurunan penurunan kualitas kualitas tanah. tanah.
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui Kualitas tanah dilakukan dengan pengamatan lapangan dengan bantuan dokumentasi foto kamera. d.2. Waktu/ periode pemantauan
Pemantauan selama kegiatan berlangsung secara terus menerus. d.3. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran dan pengamatan di lapangan dengan analisa deskriptif kualitatif. e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan kebisingan meliputi : ~ Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas PU Propinsi Bali
~ Pengawas
: Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Denpasar, Kelurahan Serangan.
~ Penyerahan Laporan : Walikota
denpasar,
Bupati
Badung,
Kelurahan
Serangan, Desa tanjung Benoa.
2.2.10 Penurunan Keanekaragaman Flora
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah penurunan flora. ~ Parameter
komponen
lingkungan
hidup
yang
dipantau
terhadap
penuruan
keanekaragaman flora adalah jumlah spesies tumbuhan dan hewan dan individu tiap spesies. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah penuruanan jumlah spesies spesies tumbuhan tumbuhan tiap spesies spesies
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap adanya penurunan keanekaragaman flora adalah kegiatan pembukaan lahan, oleh karena itu penanaman pohon-pohon peneduh di sepanjang sisi jalan-jalan jalan-jalan lingkungan lingkungan yang yang menjadikan menjadikan suasana suasana lebih asri. Hal ini akan meningkatkan flora dan akan berdampak lanjutan pada terjaganya kualitas udara di lokasi kegiatan.
c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak penurunan keanekaragaman flora adalah : ~ Menciptakan iklim dan suasana yang nyaman di sekitar lokasi kegiatan serta mencegah konflik antara masyarakat dan pemrakarsa.
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1.
Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui penurunan keanekaragaman floraeningkatan flora dan fauna dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan
d.2.
Lokasi pemantauan Pada lokasi proyek
d.3.
Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan saat kegiatan pembukaan lahan.
d.4.
Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif
e. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan flora dan fauna terdiri dari : ~ Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi bali
~ Pengawas
: DKP Kota Denpasar, Kelian dinas dan Lurah, Penduduk sekitar lokasi Pembangunan proyek.
~ Penyerahan Laporan
: Walikota Denpasar, DKP Kota denpasar, Bupati badung dan DKP Kabupaten badung.
2.2.11 Penurunan Keanekaragaman Biota Laut
a. Komponen yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen biologi, yaitu berupa penurunan keanekaragaman biota laut akibat kegiatan pembangunan jembatan khususnya pemasangan tiang pancang. a. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penurunan keanekaragaman biota laut akibat kegiatan pembangunan jembatan khususnya pemasangan tiang pancang. b. Tolok Ukur Dampak Yang menjadi tolok ukur dampak penurunan keanekaragaman biota laut adalah kerapatan serta jumlah individu dimasing-masing spesies. c. Parameter Dampak Parameter dampak penurunan biota laut adalah
jumlah spesies spesies tumbuhan tumbuhan dan
hewan laut dan individu tiap spesies. spesies. d. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Tujuan dilakukannya rencana Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan keanekaragaman biota laut adalah menciptakan iklim dan suasana yang nyaman di sekitar lokasi kegiatan serta kondisi ekosistem laut yang masih tetap t erjaga. e. Pengelolaan Lingkungan Hidup f.1. Pendekatan Teknologi - Perbaikan ekosistem ekosistem trumbu karang dengan penanaman kembali bersama masyarakat sekitar lokasi pembangunan jalan tol. - Penanaman hutan mangrove disekitar disekitar lokasi pembangunan jalan tol. f.2. Pendekatan institusi Kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. f.3. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan keanekaragaman biota laut dilakukan pada pantai dan Laut disekitar lokasi kegiatan.
f.4. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan keanekaragaman biota dilakukan saat pekerjaan Pembangunan jembatan terutama pada pembangunan tiang pancang. f. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan keanekaragaman biota Laut meliputi : ~ Pelaksana
: Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali
~ Pengawas
: BPLH Kota Denpasar, Penduduk di sekitar lokasi kegiatan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Denpasar,
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Kabupaten Badung ~ Pengawas Pelaporan
: Walikota Denpasar, Bupati badung, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Denpasar, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Badung.
2.2.12 Keresahan Sosial
a. Jenis Komponen, Parameter, dan Indikator Yang Dipantau
Jenis komponen sosial budaya yang dipantau adalah keresahan masyarakat berupa kekhawatiran terhadap dampak yang ditimbulkan.
Parameter yang dipantau adalah adanya adanya sikap penolakan masyarakat terhadap proyek dan dukungan masyarakat terhadap proyek.
Indikator yang dipantau adalah konflik yang timbul di masyarakat terhadap proyek
akibat
keberadaan
pekerja
ditimbulkan akibat keberadaan proyek.
asing
serta dampak-dampak
yang
b. Sumber Dampak Komponen yang menjadi sumber dampak adalah pembuatan base camp pekerja, mobilisasi tenaga kerja, dan kegiatan konstruksi. c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan adalah untuk memantau adanya sikap negatif masyarakat di sekitar proyek terhadap kebe radaan proyek . d. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Budaya d.1. Metode Pengumpulan Data Melakukan dialog dengan masyarakat di sekitar lokasi proyek. d.2. Lokasi Pemantauan Wilayah Kelurahan Tanjung Benoa dan Serangan d.3. Waktu/ Periode Pemantauan Pemantauan dilakukan selama tahap konstruksi. d.4. Metode Analisis Metode analisis dilakukan melalui analisa kuantitatif dan kualitatif terhadap hasil penyebaran kuesioner. e. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah:
Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Bali
Pengawas
:
Tim
Ahli
Universitas
Udayana,
Polsek
Denpasar Selatan, Polsek Bualu, Kelurahan, RT/RW, dan masyarakat di sekitar lokasi proyek
Penyerahan Laporan
: Polsek Denpasar Selatan, Polsek Bualu, dan
Kelurahan 2.2.13 Kesempatan Kerja
a. Jenis Komponen, Parameter, dan Indikator Yang Dipantau
Jenis komponen sosial ekonomi budaya yang dipantau adalah terbukanya lapangan kerja pelaksana pekerjaan konstruksi fisik pembangunan jalan tol Serangan Tanjung Benoa.
Parameter yang dipantau adalah perbandingan jumlah tenaga yang terserap dalam pelaksanaan proyek dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Indikator yang dipantau adalah jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut sebagai tenaga kerja pembangunan proyek jalan tol Serangan Tanjung Benoa.
b. Sumber Dampak Komponen yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi tenaga kerja. c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan
dari
rencana
pemantauan
lingkungan
adalah
memantau
manfaat
pembangunan pembangunan jalan tol Serangan Tanjung Benoa terhadap penyerapan pen yerapan tenaga kerja k erja lokal. d. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.1. Metode Pengumpulan Data - Melakukan wawancara terstruktur (kuesioner) kepada masyarakat di sekitar proyek dengan model sampling - Melakukan pemantauan terhadap laporan administratif penerimaan tenaga kerja dari pemrakarsa pembangunan jalan tol Serangan Tanjng Benoa d.2. Lokasi Pemantauan Di sekitar lokasi proyek, Kelurahan Tanjung Benoa dan serangan. d.3. Waktu/ Periode Pemantauan Pemantauan dilakukan selama tahap pra konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan operasional jalan tol Serangan Tanjung Benoa. d.4. Metode Analisis Metode analisis dilakukan melalui analisa kuantitatif terhadap hasil penyebaran kuesioner dan laporan administratif penerimaan tenaga kerja. e. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah:
Pelaksana Bali
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Pengawas
: Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Kota Denpasar, kecamatan dan kelurahan, RT/ RW, dan masyarakat di sekitar lokasi proyek
Penyerahan Laporan
: Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Kota Denpasar, kecamatan, dan kelurahan 2.2.14 Penurunan Kesehatan Lingkungan a. Jenis Komponen , Parameter dan Indikator yang Dipantau - Komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah kesehatan masyarakat dengan sub komponen kualitas kesehatan lingkungan. Yang dimaksud adalah peningkatan jumlah limbah, penurunan kualitas udara - Parameter dampak penurunan kualitas lingkungan adalah peningkatan jumlah limbah dan penurunan kualitas udara di sekitar proyek. - Indikator yang dipantau adalah adanya pembutan base camp dari tenaga kerja.
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang yang menjadi sumber dampak adalah pembuatan base camp, mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat berat, dan kegiatan kontruksi. c.. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Tujuan dilakukannya rencana Pengelolaan Lingkungan : - Mempertahankan kondisi lingkungan agar tetap bersih, sehat dan rapi (tidak kumuh)
-
Mencegah terjadinya dampak sekunder yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah limbah dan penurunan kualitas udara yang tidak dikelola dengan baik.
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1 Metode Pengumpulan Data Melakukan pengamatan langsung dan memprediksi peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan dari proyek pembangunan jalan tol Serangan – Tanjung Benoa. d.2 Lokasi Pemantauan Pada lokasi kegiatan dan daerah disekitar lokasi proyek pembangunan Jalan tol Serangan – Tanjung Benoa d.3 Waktu/Periode Pemantauan Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan kontruksi d.4 Metoda Analisis Metoda analisis dilakukan melalui analisis kuantitatif dan kualitatif e. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas kesehatan lingkungan meliputi ;
-
Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
-
Pengawas Bali
: RT/RW/ penduduk sekitar proyek, Dinas Kesehatan Provinsi
-
Pelaporan
: Dinas kesehatan Provinsi Bali
2.2.15 Penurunan Kesehatan Masyarakat f. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator Yang Dipantau ~ Jenis komponen sosial budaya yang dipantau adalah kesehatan masyarakat berupa penurunan tingkat kesehatan masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan ~ Parameter yang dipantau adalah peningkatan angka kesakitan dan kematian masyarakat terhadap keberadaan proyek. ~ Indikator yang dipantau adalah jumlah kejadian penyakit seperti penyakit ISPA, water born disease, demam berdarah dengue, dan penyakit menular seksual. g. Sumber Dampak Komponen yang menjadi sumber dampak adalah pembuatan base camp, mobilisasi tenaga kerja dan mobilisasi alat berat. h. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan adalah memantau adanya kejadian penyakit yang ditimbulkan akibat pembangunan jalan tol yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. i. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.9. Metode Pengumpulan Data - Melakukan wawancara terstruktur (kuesioner) kepada masyarakat di sekitar
tapak proyek dengan model sampling. - Memantau angka kunjungan masyarakat ke puskesmas dan penyakit yang
diderita. d.10.
Lokasi Pemantauan
Wilayah Kelurahan Serangan Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar dan Desa Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. d.11.
Waktu/ Periode Pemantauan
Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi. d.12.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan melalui analisa kualitatif kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara. j. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah: -
Pelaksana
: Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas
: Tim Ahli Universitas Udayana
-
Pelaporan
: Dinas kesehatan propinsi Bali
2.1
TAHAP PASCAKONTRUKSI
2.3.16 penurunan kualitas udara a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah penurunan kualitas udara akibat adanya peningkatan kadar polutan di udara akibat lalu lintas pada saat pengoperasian tol. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah parameter pencemar kualitas udara yang terdiri dari: SO 2, NO 2, H2S, HCl, Partikel diukur dalam µg/m3. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau sesuai Pergub Bali No. 8 tahun 2007.
SO2
= 800
µg/m3.
NO2
= 1000
µg/m3.
H2S
= 35
µg/m3.
HCl
=5
µg/m3.
Partikel
= 350
µg/m3.
b. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penurunan penurunan kualitas udara adalah lalu lintas kendaraan bermotor pasca konstruksi proyek atau saat jalan tol telah dioperasikan. c. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan rencana pemantauan lingkungan terhadap penurunan kualitas udara adalah
-
Memantau pencemaran debu akibat lalu lintas jalan tol
-
Memantau terjadinya konflik antara masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan Pemrakarsa P emrakarsa..
d. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.5. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui penurunan kualitas udara dilakukan dengan sampling kualitas udara dan melakukan pengamatan lapangan dan sampling kualitas udara. d.6. Lokasi pemantauan Pengukuran dan sampling kualias udara dilakukan di titik-titik sekitar jalan tol dan yang dekat dengan pemukiman penduduk. d.7. Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan pada saat pengoperasan pengoperasan jalan tol
dan dilakukan dilakukan
secara kontinyu selama 6 bulan sekali. d.8. Metode analisis metode analisis yang digunakan adalah mengukur kadar debu dan polutan disekitar jalan tol, yang kemudian dianalisa pada laboratorium untuk mendapatkan hasil kualitas udara pada kawasan jalan tol.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi : -
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Udayana
-
Pelaporan : BPLH kota Denpasar, Dinas kesehatan propinsi Bali
2.3.17 Peningkatan Kebisingan
f. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau k. Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah peningkatan kebisingan akibat adanya lalu lintas kendaraan bermotor pasca konstruksi proyek atau saat jalan tol telah dioperasikan. l. Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah parameter kebisingan ruang terbuka hijau sesuai Pergub Bali No.8 tahun 2007 yaitu tingkat kebisingan diukur dalam dBA. m. Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah tingkat kebisingan untuk kawasan terbuka hijau 55 dBA. g. Sumber dampak Kompenen kegiatan yang menjadi sumber dampak peningkatan kebisingan adalah lalu lintas kendaraan bermotor pasca konstruksi proyek atau saat jalan tol telah dioperasikan d ioperasikan.. h. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak peningkatan kebisingan adalah memantau terjadinya konflik antara masyarakat di sekitar lokasi proyek dengan pemrakarsa, dan memantau tingkat kebisingan yang terjadi akibat lalu lintas kendaraan bermotor pasca konstruksi proyek atau saat jalan tol telah dioperasikan dioperasikan i. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan sampling kebisingan serta dengan melakukan pengamatan lapangan. d.2. Lokasi pemantauan
Sampling kebisingan dilakukan pada lokasi jalan tol dan sekitarnya terutama yang dekat dengan pemukiman warga. d.3. Waktu/ periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama kegiatan berlangsung secara terus menerus dan sampling kebisingan maksimal dilakukan 6 bulan sekali. d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran di lapangan dengan menggunakan sound level meter j.
Institusi Pengelolaan lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas udara meliputi : -
Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas : Tim Ahli Universitas Udayana
-
Pelaporan : BPLH kota Denpasar, Dinas kesehatan propinsi Bali
2.3.18 Pembatasan akses Publik
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator Yang Dipantau ~ Jenis komponen sosial budaya yang dipantau adalah
berupa pembatasan
akses public masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan ~ Parameter yang dipantau adalah penurunan pembatasan akses public yang disebabkan karena pengoperasian jalan tol. ~ Indikator yang dipantau adalah akses public yang mengalami penurunan diwilayah sekitar jalan tol. b. Sumber Dampak Komponen yang menjadi sumber dampak adalah pengoperasian jalan tol serangan tanjung benoa. n. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan dari rencana pemantauan lingkungan adalah memantau adanya penurunan akses public oleh pengelola jalan tol akibat pengoperasian jalan tol yang mempengaruhi.
o. Metode Pemantauan Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya d.13.
Metode Pengumpulan Data
- Melakukan wawancara terstruktur (kuesioner) kepada masyarakat di sekitar
tempat proyek dengan model sampling. d.14.
Lokasi Pemantauan
Wilayah Kelurahan Serangan Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar dan Desa Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. d.15.
Waktu/ Periode Pemantauan
Pemantauan dilakukan setelah pelaksanaan konstruksi. d.16.
Metode Analisis
Metode analisis dilakukan melalui analisa kualitatif dari hasil penyebaran kuesioner. p. Institusi Pemantauan Lingkungan Institusi yang bertanggungjawab dalam melakukan pemantauan lingkungan adalah: -
Pelaksana
: Dinas Pekerjaan Umun Propinsi Bali
-
Pengawas
: Tim Ahli Universitas Udayana,
Masyarakat
Kelurahan
serangan, masyarakat desa tanjung benoa. -
Pelaporan
: Lurah Serangan, Kelian Desa tanjung Benoa, Wali Kota
denpasar, Bupati Badung.
2.3.20 Peningkatan Pendapatan Pemerintah
a. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah peningkatan pendapatan pemerintah dari pengoperasian jalan tol. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah pendapatan pemerintah setelah pengoperasian jalan tol.
b. Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah jumlah pendapatan pemerintah setelah pengoperasian jalan tol. c. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pajak retribusi dari kendaraan bermotor yang masuk jalan tol. d. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah memantau manfaat pembangunan jalan tol serangan tanjung benoa terhadap pendapatan pemerintah. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan pendapatan pemerintah diambil dari dokumen Pendapatan Daerah/APBD.. d.2. Lokasi pemantauan Di kawasan jalan tol Serangan Tanjung Benoa. d.3. Waktu / periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama pengoperasian jalan tol dengan periode pematauan setahun sekali. d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan melalui analisa kuantitatif dan kualitatif hasil perbandingan
jumlah
pendapatan
pemerintah
sebelum
dan
setelah
pengoperasian jalan tol. f. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan kebisingan meliputi : ~ Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali.
~ Pengawas
: Masyarakat di sekitar lokasi proyek jalan tol, BPLH Propinsi Bali, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi
Bali,
Dinas
Perpajakan
Pemerintah Daerah Propinsi Bali.
Propinsi
Bali,
~ Penyerahan Laporan
: Dinas Perpajakan Propinsi Bali dan Pemerintah Pemerintah Daerah Propinsi Bali.
~ 2.3.21 Penurunan Kesehatan Lingkungan (Peningkatan Jumlah Sampah)
g. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah kesehatan masyarakat dengan sub komponen kualitas kesehatan lingkungan yaitu berupa peningkatan jumlah sampah pada tahap pasca konstruksi dari pengoperasian jalan tol.. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah timbulan sampah per hari. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah sampah yang menumpuk/tidak terangkut. h. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak peningkatan sampah adalah masyarakat yang membuang sampah sembarangan saat melintasi jalan tol yang terjadi pada kegiatan pengoperasian jalan tol. i. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak peningkatan sampah adalah untuk memantau konflik antara masyarakat sekitar dengan pemrakarsa dan memantau kondisi lingkungan agar tetap bersih dan sehat . j. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan jumlah sampah yaitu dengan pengamatan lapangan serta prediksi jumlah material buangan. d.2. Lokasi pemantauan Dipantau sepanjang lokasi jalan tol serangan tanjung benoa. d.3. Waktu / periode pemantauan
Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pengoperasian jalan tol. d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan prediksi jumlah buangan material. k. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan sampah meliputi : ~ Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali.
~ Pengawas
: Masyarakat di sekitar lokasi jalan tol, BPLH Propinsi Bali, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Bali, Pemerintah Daerah Propinsi Bali.
~ Penyerahan Laporan
:BPLH
Propinsi
Bali,
Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan Propinsi Bali.
2.3.22 Penurunan Kesehatan Masyarakat (Meningkatnya Kejadian ISPA)
l. Jenis Komponen, Parameter dan Indikator yang Dipantau ~ Jenis komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah penurunan kesehatan masyarakat akibat meningkatnya kejadian ISPA pada tahap pasca konstruksi dari pengoperasian jalan tol. ~ Parameter komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah masyarakat sekitar proyek yang berobat atau merujuk pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit ataupun praktek dokter swasta dengan keluhan sesak napas, batuk, pilek, dan sebagainya yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan. ~ Indikator dari komponen dampak besar dan penting yang dipantau adalah data sekunder yang terdapat pada pelayanan kesehatan sekitar. m. Sumber Dampak Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak meningkatnya kejadian ISPA adalah terhirupnya polutan udara dari hasil pembakaran bahan bakar kendaraan yang melintasi jalan tol’.
n. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup adalah untuk memantau penurunan kesehatan masyarakat akibat meningkatnya kejadian ISPA. o. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup d.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kejadian ISPA dilakukan dengan pengamatan terhadap masyarakat sekitar yang mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan atau data sekunder dari tempat pelayanan kesehatan. d.2. Lokasi pemantauan Dilakukan di sekitar lokasi jalan tol serangan tanjung beno a. d.3. Waktu / periode pemantauan Pemantauan dilakukan selama pengoperasian jalan tol dan dilakukan 6 bulan sekali. d.4. Metode analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan membandingkan kejadian sakit terkait ISPA masyarakat sekitar sebelum dan setelah pengoperasian jalan tol. p. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup terhadap peningkatan kejadian ISPA meliputi : ~ Pelaksana
: Pemrakarsa Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali.
~ Pengawas
: Mayarakat
di
sekitar
lokasi
Kesehatan Propinsi Bali. ~ Penyerahan Laporan
: Dinas Kesehatan Propinsi Bali.
jalan
tol,
Dinas