KATA PENGANTAR
Om Swastyastu, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan. Penulis juga serta mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. I Nyoman Budiartha R. M., MSc selaku dosen mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan. 2. Teman-teman kelas 2 mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan yang telah banyak memberikan saran pada penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan
dan
wawasan
penulis.
Oleh
sebab
itu
penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi pembaca. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jimbaran, 5 November 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................... ....................................................... .......................................................... ... i DAFTAR ISI ................................................ ..................................................... ................................................................. ............ ii BAB I PENDAHULUAN .............................................. ............................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................. Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penulisan ............................................... Error! Bookmark not defined. BAB II PEMBAHASAN ............................................ Error! Bookmark not defined. 2.1 Ekologi Pantai (Coastal Ecology) ..................... Error! Bookmark not defined. 2.2FaktorAngindanPengaruhnya ............................. Error! Bookmark not defined. 2.2.1PengertianAngin .......................................... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Pengaruh Angin Terhadap Perencanaan Pelabuhan ..Error! Bookmark not defined. 2.3 FaktorKedalamanAir ......................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.1Pengertian .................................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.2PengamatanLapangan
.................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Hasil Pengamatan ....................................... Error! Bookmark not defined. 2.4 Faktor Pasang Surut ........................................... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Pengertian Pasang Surut ............................. Error! Bookmark not defined. 2.4.2 Tipe-Tipe Pasang Surut .............................. Error! Bookmark not defined. 2.4.3 Pengaruh Pasang Surut Terhadap Perencanaan Pelabuhan .................Error! Bookmark not defined. 2.4.4 Pengamatan Pasang Surut ........................... Error! Bookmark not defined. 2.5 Faktor Arus ................................................... .....Error! Bookmark not defined. 2.5.1 Pengertian Arus........................................... Error! Bookmark not defined. 2.5.2 Arus Pasang Surut ....................................... Error! Bookmark not defined. 2.5.3 Endapan (Sedimentologi) ........................... Error! Bookmark not defined. 2.6 Faktor Gelombang G elombang ............................................. Error! Bookmark not defined.
ii
2.6.1 Umum ......................................................... Error! Bookmark not defined. 2.6.2 Pembentukan Dan Perambatan Gelombang Error! Bookmark not defined. 2.6.3 Klasifikasi Gelombang ............................... Error! Bookmark not defined. 2.6.4 Peramalan Panjang dan Tinggi Gelombang Error! Bookmark not defined. 2.7 Karakteristik Kapal yang Berkaitan dengan Perencanaan Pelabuhan ........Error! Bookmark not defined. 2.7.1 Kapasitas Angkut ........................................ Error! Bookmark not defined. 2.7.2 Dimensi Vertikal ......................................... Error! Bookmark not defined. 2.7.3 Dimensi Horisontal ..................................... Error! Bookmark not defined. 2.7.4 Ukuran standar kapal .................................. Error! Bookmark not defined. 2.7.5 Data lain yang relevan ................................ Error! Bookmark not defined. BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 1 3.1 Simpulan ............................................. ............................................................... 18 3.2 Saran ....................................................................................... ........................... 19 DAFTAR PUSTAKA .............................................................. ................................... 19
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, yang sebagian besar wilayahnya terdiri oleh perairan dan kepulauan yang terletak pada lokasi yang strategis, karena berada di rute perdagangan dunia. Dengan kondisi seperti ini, maka pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Adanya pelabuhan berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan jasa serta manusia di Indonesia, karena pelabuhan menjadi titik temu antara transportasi darat dan transportasi laut. Salah satu pelabuhan yang ada di Indonesia berada di Bali yang bernama Pelabuhan Benoa, dimanaa pelabuhan ini diharapkan pada masa mendatang dapat berfungsi sebagai pelabuhan yang akomodatif terhadap permintaan jasa- jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien. Pelabuhan ini juga diharapkan dapat berperan sebagai
pelabuhan
modern
untuk
mendukung
atau
memicu
pertumbuhan
perekonomian daerah Bali khususnya, maupun pertumbuhan ekonomi nasional pada umumnya. Pada geografisnya adalah 08’-44’-40,74” LS dan 115’ – 12’ – 38.08’’BT, dengan jarak kurang lebih 10 km dari ibu kota Denpasar. Lokasi ini mudah dijangkau dari Bandara Internasional Ngurah Rai serta objek -objek wisata terkenal lainnya. Keberadaan pelabuhan sebagai salah satu subsistem transportasi mempunyai peranan strategis karena merupakan mata rantai yang mempertemukan dua atau lebih jenis transportasi. Kondisi fasilitas dan peralatan yang memadai serta pengelolaan pelabuhan yang efisien dan efektif sangatlah memerlukan kelancaran pendistribusian barang dan naik-turunnya penumpang. Dengan demikian, secara tidak langsung keberadaan pelabuhan juga mempunyai kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi baik skala lokal, nasional, maupun regional. Letak Pelabuhan Benoa dapat dikatakan cukup strategis sebagai tempat bongkar muat barang untuk keperluan daerah Bali dan daerah sekitarnya. Demikian
1
juga perannya sebagai salah satu pintu gerbang pariwisata yang keluar masuk daerah Bali, menjadikan Pelabuhan Benoa semakin menarik bagi investor. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang berkontribusi besar adalah dari sektor pariwisata juga memiliki kecendrungan peningkatan arus kunjungan kapal, bongkar muat barang, arus penumpang, serta adanya arus peti kemas yang dimulai sejak 1955 di Pelabuhan Benoa. Kebutuhan akan jasa pelabuhan pada dasarnya dipengaruhi oleh kegiatan sektor industri, perdagangan dan juga pariwisata. Maka dari itu untuk menunjang pertumbuhan perekonomian daerah serta nasional, maka Pelabuhan Benoa haruslah memiliki fasilitas yang lengkap serta mampu menunjang segala aktivitas pelabuhan seperti misalnya bongkar muat peti kemas ataupun penumpang. Maka dari itu kami mengkaji tentang segala jenis fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan Benoa. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1.
Fasilitas apa saja fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan Benoa?
2.
Bagaimanakah fungsi dari fasilitas-fasilitas tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1.
Untuk mengetahui segala jenis fasilitas yang ada pada Pelabuhan Benoa.
2.
Untuk mengetahui fungsi dari fasilitas-fasilitas ada pada Pelabuhan Benoa.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pelabuhan
Pelabuhan Benoa adalah pelabuhan campuran yang dibangun sekitar tahun 1920 seiring dengan keberadaan bangsa Belanda di Kota Denpasar. Pada awalnya batas daerah kerja dan kepentingan pelabuhan Benoa didasarkan pada gambar peta pelabuhan zaman Belanda yang ditetapkan dalam Staadblad nomor 16 tanggal 8 Januari 1926 dengan posisi geografi pada 08’–45’–00” LS dan 115’ – 13’ – 00” BT, dengan jarak kurang lebih 10 KM dari ibukota Denpasar Pelabuhan ini dibuka dan diusahakan sejak tahun 1924 (stb. 1924 No. 378) dan daerah lingkungan kerjanya ditetapkan atas dasar stb.1926 No.16.Berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) Mendagri dan Menteri perhubungan No. 15 tahun 1990 / KM. 18 tahun 1990 tanggal 14 Januari 1990 tentang batas-batas daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan. Pelabuhan Cabang Benoa sebagai suatu badan usaha sejak tahun 1945 telah mengalami beberapa kali perubahan status yaitu:
Tahun 1945 – 1964 berbentuk perusahaan Jawatan (Perjan) Pelabuhan
Tahun 1983 – 1991 berbentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan
Tahun 1991 berbentuk PT(PERSERO) Pelabuhan Indonesia III
yang
didirikan berdasarkan PP RI No. 58 Tahun 1991 dengan akte Notaris No. 5 tanggal 1 Desember 1992. PelabuhanBenoamerupakansalahsatucabangpelabuhandibawah pengelolaandanpengusahaanPT.(Persero)PelabuhanIndonesia III.Berdasarkan SuratKeputusanDireksiPT.(Persero)PelindoIIINomor724/KPTS.BL.382/PIII92tanggal23Desember1992,PelabuhanBenoatermasukperingkatpelabuhan
kelas
2
(dua) dan diklasifikasikan sebagai pelabuhan andalan.
1
BerbagaipotensiyangdimilikidaerahBaliyangberkembangsangatpesat sepertieksporhasilkerajinandangarment,ikantuna,objek-objekwisatabaik wisatabudayamaupunwisatabaharisertalokasiPelabuhanBenoayangstrategis makaPT.(Persero)PelabuhanIndonesiaIIImengarahakanpengembangan PelabuhanBenoauntukmampuberfungsisebagaiPelabuhanPariwisata, PelabuhanPerikanan,PelabuhanPetikemas,PelabuhanBBMdanfaslitas keselamatan
pelayaran.
Berdasarkan
kebijakan
penujang
tersebut, karenanya
pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan pariwisata harus terintegrasidengan berbagai fungsi eksisting pelabuhan yaitu pelabuhan petikemas, pelabuhanperikanan, terminal penumpang domestik. 2.2 Layout Pelabuhan
Sesuai dengan perkembangan fungsi penyewaan lahan Pelabuhan Benoa yang dikelola PT. Pelindo III, layout yang kami dapatkan untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Eksisting Pelabuhan Benoa
2
2.3 Fasilitas Pelabuhan
Sesuai dengan survey yang kami lakukan, fasilitas-fasilitas yang kami temui di Pelabuhan Benoa diantaranya : 2.3.1 Fasilitas Pokok Wilayah Perairan Pelabuhan
1. Alur Pelayaran a. Panjang
: 3.500 m
b. Lebar Minumun
: 150 m’
c. Kedalaman
: - 10 s.d – 12 m LWS
d. Keadaan Tanah Dasar
: Karang dan Pasir
e. Tingkatan Endapan rata – rata / Tahun :10 cm 2. Kolam Pelabuhan a. Kolam Timur : 662 x 150 m = 99.300 m2
Luas
Kedalaman : -7 s/d -10m LWS
b. Kolam Barat
Luas
: 662 x 150m = 99.300m2
Kedalaman
: -2,5 s/d -4m LWS
c. Kolam Selatan
Luas
: 600 x 350m = 210.000m2
Kedalaman
: -5 s/d -7m LWS
2.3.2 Fasilitas Pokok Wilayah Daratan Pelabuhan
1. Dermaga Selatan (Dermaga Umum) Pelabuhanumumdanpenumpanginiterletakpadabagiantenggara pelabuhanBenoa.Terdapatmercusuaryangmenyambutkedatanganberbagai kapalyangakanberlabuhdiPelabuhanBenoa. Terdapat type Dermaga Jetty dan type Marjinal. Kegiatanyangberlangsungpadazonainiadalahbongkarmuat barangbaikuntukekspor maupun impor, serta penyeberangan domestik dan kegiatan
3
internasional ferry.PelabuhanBenoamelayaniferrydanpelayaranwisatadomestikdenganrute kepulauantimurIndonesiasepertiPulauLembongan,Lombok,Komododan
Flores.
PadazonainijugaterdapatpelabuhanBBMyangdikelolaolehPertamina untuk memenuhi kebutuhan pelabuhan Bandar Udara dan daerah sekitarnya. 1. DERMAGA UMUM (SELATAN) Direhabilitasi Tahun 1997 a. Panjang b. Lebar c. Luas d. Kontruksi e. Tebal lantai f. Panjang tiang panjang
: : : : : :
205.8 15 3.087 Beton bertulang 30 21
m m m2
: : : :
12 54 3
Type 50 ST Type AV 400 Hx 1500 L ton/m2 m LWS m LWS m LWS
g. h. i. j
Jumlah bolder Jumlah fender Daya dukung Peil Lantai
k
Kedalaman di depan dermaga :
2. DERMAGA UMUM (SELATAN) Pembangunan Tahun 2013 a. Panjang b. Lebar c. Luas d. Kontruksi e. Tebal lantai f. Panjang tiang panjang g. h. i.
Jumlah bolder Jumlah fender Daya dukung
: : : : : : : : :
Tinggi 3.8 Rendah 3.5 - 6 s/d - 7.5
205.8 6 1234.8 Beton bertulang 30 Tiang terpanjang 39.10 Tiang terpendek 18.30 10 32 3
cm m'
m m m2 cm m' m' Kapasitas dalam 10 ton Type V 600 ton/m2
Gambar 2.2 Data Dermaga Selatan
2. Dermaga Timur (Dermaga Multi Purpose) ZonaMarinaterletakpadasisitimurpelabuhanBenoa,disebelahutara terminalpenumpang.Zonainidisewakankepadapihakswastayang mengelolaberbagaikegitanyangberhubungandenganpelayaranwisatadalam negeri.Terdapat type Dermaga Jetty dan type Marjinal.
4
2. DERMAGA PARIWISATA (TIM UR)
* * *
Panjang Lebar Luas
: : :
Meter Meter M2
290 20 5800
terdir i dari :
a.
Pembangunan Tahun 1992 * Panjang * Lebar
: :
90 20
Meter Meter
* *
Pembangunan Tahun 1993 Panjang Lebar
: :
70 20
Meter Meter
* *
Pembangunan Tahun 1994 Panjang Lebar
: :
130 20
Meter Meter
b.
c.
d. e. f. g. h. I. j. k.
Konstruksi Tebal lantai Panjang tiang pancang Jumlah Bolder Jumlah Fender Daya dukung Peil lantai
: : : : : : :
Kedalaman didepan dermaga
:
Beton Bertulang 30 Cm 24 M' 15 Buah 47 Buah 2.5 Ton/ M2 4.2 M LWS 8.8 s/d 10
Type ST 50 Type V 500 H x 1500 L
M LWS (Hasil Sounding Mei th.2013)
DERMAGA UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (DUKS)
-
Konstruksi kayu terdir i dari Perusahaan:
I
a.
ZONA MARINA
SEA SAFARI Panjang Kedalaman BALI HAI * Panjang * Kedalaman MARINA BBS * Panjang * Kedalaman BOUNTY * Panjang * Kedalaman ISLAND EXPLORER * Panjang * Kedalaman TOTAL * *
b.
c.
d.
e.
: :
20 x 10 -5
Meter mLWS
: :
20 x 10 -5
Meter mLWS
: :
30 x 10 -5
Meter mLWS
: :
60 -5
Meter mLWS
: : :
20 -5 220
Meter mLWS
5
Gambar 2.3 Data Dermaga Timur 3. Dermaga Barat (Dermaga Perikanan) ZonaPerikananterletakpadasisibaratPelabuhanBenoa.Merupakanzona yangmemilikilahanterluas,yangdisewaolehperusahaan perusahaanpenangkapanikan.Selainuntukmenurunkanhasiltangkapanikan, padazonainijugaterdapatpengolahanikantunasegaruntukd iekspormelalui
Bandar
Udara Ngurah Rai. Terdapat type Dermaga Jetty dan type Marjinal. Saatinipengolahanikantersebutdilakukansendiri-sendirioleh perusahaanpenangkapanikantersebut.Kedepannyapengolahanikante rsebut akandilakukansecaraterpaduyangdiorganisirolehpihakpelabuhan,sehingga dapatmengefisienkanpenggunaanlahandandapatdikembangkanfungsifungsi yanglain.Padazonainijugaterdapatperbaikankapalterutamabagikapalkapal penangkap ikan. 3. DERMAGA UMUM BARAT (PERIKANAN) BARAT SELATAN Tahun Pembangunan 1995 a. Panjang : b. Lebar : c. Luas : d. Kontruksi : e. Tebal lantai : f. Panjang tiang panjang : g. Jumlah bolder : h. Jumlah fender : i. Daya dukung : j Peil Lantai : k Kedalaman di depan dermag : Tahun Pembangunan 2002 a. Panjang : b. Lebar : c. Luas : d. Kontruksi : e. Tebal lantai : f. Panjang tiang panjang : g. Jumlah bolder : h. Jumlah fender : i. Daya dukung : j. Peil Lantai k. Kedalaman di depan dermaga
150 8 1200 Beton bertulang 28 28 15 44 2.5 4.2 -4 32 8 256 Beton bertulang 25 23 2 7 2.5 4.2 -4
m m m2 cm m' Φ = 50 cm
Type 50 ST Type 250 H x 2000 L ton/m2 m LWS m LWS m m m2 cm m'
Φ =40 cm
Type 250 H x 2000 L ton/m2 m LWS m LWS
6
3. DERMAGA UMUM BARAT (PERIKANAN) BARAT UTARA Tahun Pembangunan 2001 a. Panjang : b. Lebar : c. Luas : d. Kontruksi : e. Tebal lantai : f. Panjang tiang panjang : g. Jumlah bolder : h. Jumlah fender : i. Daya dukung : j Peil Lantai : k Kedalaman di depan dermag : Tahun Pembangunan 2002 a. Panjang : b. Lebar : c. Luas : d. Kontruksi : e. Tebal lantai : f. Panjang tiang panjang : g. Jumlah bolder : h. Jumlah fender : i. Daya dukung : j. Peil Lantai k. Kedalaman di depan dermaga Tahun Pembangunan 2009 a. Panjang : b. Lebar : c. Luas : d. Kontruksi : e. Tebal lantai : f. Panjang tiang panjang : g. Jumlah bolder : h. Jumlah fender : i. Daya dukung : j. Peil Lantai k. Kedalaman di depan dermaga
192 8 1536 Beton bertulang 25 20 12 42 2.5 4.2 -4 32 8 256 Beton bertulang 25 23 2 7 2.5 4.2 -4 72 8 576 Beton bertulang 25 20 4 14 2.5 4.2 -4
m' (6 Unit x 32 m') m m2 cm m' Φ
= 40 cm
Type 250 H x 2000 L ton/m2 m LWS m LWS m m m2 cm m'
Φ =40 cm
Type 250 H x 2000 L ton/m2 m LWS m LWS m m m2 cm m'
Φ =40 cm
Type 250 H x 2000 L ton/m2 m LWS m LWS
Gambar 2.4 Data Dermaga Timur
7
4. Dermaga Khusus Dermaga Khusus adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya. Pada dermaga ini terdapat dua komoditas utama yakni bahan bakar yang dikelola pertamina dan ekspor hasil laut yang dikelola PT. Perikanan Nusantara. 4. DERMAGA KHUSUS 1
PERTAMINA
a.
Sebelah Timur :
-
Panjang
:
58
M'
-
Lebar
:
8
M'
-
Konstruksi
:
Beton Bertulang
-
Tebal lantai
:
28
Cm
-
Jumlah Fender
:
7
Buah
-
Daya dukung
:
2
Ton/ M2
-
Peil lantai
:
4.2
M' LWS
:
-5.4
M' LWS
-
b.
Kedalaman didepan dermaga
Sebelah Barat :
-
Panjang
:
40
M'
-
Lebar
:
8
M'
-
Konstruksi
:
Beton Bertulang
-
Tebal lantai
:
28
Cm
-
Jumlah Fender
:
6
Buah
-
Daya dukung
:
2
Ton/ M2
-
Peil lantai
:
4.2
M' LWS
:
-5.8
M' LWS
-
Kedalaman didepan dermaga
Gambar 2.4 Data Dermaga Khusus
8
5. Kantor
Gambar 2.5 Kantor a. Gudang No. 1 difungsikan untuk terminal penumpang sementara terhitung Tahun 2013
Ukuran
: 15 x 30 = 450 m2
Daya dukung lantai
: 1.5 ton/ m2
Konstruksi
: Batu bata, Konstruksi kayu (Belanda)
Lantai
: Beton rabat
Tahun pembuatan
: 1940
b. Gudang No. 2
Ukuran
: 26 x 31 = 806 m2
Daya dukung lantai
: 2 ton/ m2
Konstruksi
: Batu bata, Konstruksi kayu (Belanda)
Lantai
: Beton rabat
Tahun pembuatan
: 1938
c. Gudang No.3 (dihapus terhitung januari 2015)
Ukuran
: 15 x 40 = 600 m2
Daya dukung lantai
: 2 ton/ m2
Konstruksi
: Konstruksi Baja
Lantai
: Beton rabat
Tahun pembuatan
: 1977
9
6. Lapangan Peti Kemas
Gambar 2.6 Lapangan Peti Kemas a.
Lapangan Peti Kemas (CY)
Ukuran
: 138.7 x 60 = 8.322 m2
Daya dukung lantai
: 5 ton/ m2
Konstruksi lantai
:Paving stone
Tahun pembuatan
:1999
Kapasitas
:500 Teus
b.
Lapangan Peti Kemas (CY)
Ukuran
: 40 x 60 = 2.400 m2
Daya dukung lantai
: 5 ton/ m2
Konstruksi lantai
:Paving stone
Tahun pembuatan
:2005
Kapasitas
:144 Teus
c.
Lapangan Peti Kemas (CY)
Ukuran
: 85.5 x 60.82 = 5.200 m2
Daya dukung lantai
: 5 ton/m2
Konstruksi lantai
: Paving stone
Tahun Pembuatan
:2011
Kapasitas
: -
7. Terminal Penumpang a. Terminal Penumpang Internasional
Gedung utamaLt I
: 1,014 m2 (33.8 x 30)
Selasar Lt II sisi timur
: 174
m2 (29 x 6)
Selasar Lt II sisi utara
: 56
m2 (30 x 1.85)
Selasar Lt II sisi selatan
: 56
m2 (30 x 1.85)
Wing sisi selatan Lt I
: 238
m2 (28 x 8.5)
10
Konstruksi atap
: Konstruksi baja
Konstruksi dinding
: Konstruksi batu bata
Lantai
: Keramik
Tahun pembangunan
: 1994
b. Terminal Penumpang Domestik
: 708 m2 (26.6 x 26.6)
Gedung utama
44
Teras depan
m2 (12.2 x 3.6)
: 12
m2 (5 x 2.4) m2 (5 x 5)
Teras belakang
: 25
Selasar samping
: 119 m2 (29.77 x 4)
Ruang tunggu
Ruang VIP
: 48
Konstruksi atap
: Konstruksi baja
Konstruksi dinding
: Konstruksi batu bata
Lantai
: Keramik
Tahun pembangunan
: 2014
: 332 m2 (27.7 x 12) m2 (9.6 x 5)
7. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Alur Pelabuhan Benoa Tabel 2.1 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Alur Pelabuhan Benoa
NO
URAIAN
JENIS SBNP
POSISI KOORDINAT
KARAKTER/ PERIODE
Menara Suar
08°-44’-46,39”LS 115°-12’40,16”BT
FL.G.5.SEC 6 M
FL.W.5.SEC 10 M FL.W.6.SEC 10 M
1
MS. BENOA
2
Ramtum Depan Alur Benoa
Rambu Suar
08°-45’-27,13”LS 115°-13’38,41”BT
3
Ramtum Belakang Alur Benoa
Rambu Suar
08°-45’-33,74”LS 115°-13’-
11
20,23”BT
a.
4
Pelsu MPMT Alur Benoa
Pelampung Suar
08°-45’-12,07”LS 115°-14’39,98”BT
FL.W.6.SEC 10 M
5
Pelsu Hijau No. 1 Alur Benoa
Pelampung Suar
08°-45’-14,08”LS 115°-14’-7,5”BT
FL.R.3.SEC 4 M
6
Pelsu Merah No. 2 Alur Benoa
Pelampung Suar
7
Pelsu Hijau No. 3 Alur Benoa
Pelampung Suar
8
Pelsu Merah No. 4 Alur Benoa
Pelampung Suar
9
RS. Hijau NO. 5 Alur Benoa
10
08°-45’-16,92”LS 115°-14’05,94”BT 08°-45’-22,01”LS 115°-13’47,38”BT 08°-45’-22,00”LS 115°-14’07,54”BT
FL.R.6.SEC 4 M
FL.R.3.SEC 4 M
FL.R.4.SEC 4 M
Rambu Suar
08°-45’-3,98”LS 115°-13’22,92”BT
FL.G.5.SEC 6 M
Pelsu Merah No. 6 Alur Benoa
Pelampung Suar
08°-45’-16,8”LS 115°-13’-56,8”BT
FL.G.4.SEC 4 M
11
RS. Hijau NO. 7 Alur Benoa
Rambu Suar
08°-44’-59,00”LS 115°-13’-9,50”BT
FL.G.3.SEC 16 M
12
Pelsu Merah No. 8 Alur Benoa
Pelampung Suar
08°-45’-09,44”LS 115°-13’18,77”BT
FL.G.6.SEC 4 M
13
RS. Hijau NO. 9 Alur Benoa
Rambu Suar
08°-44’-49,62”LS 115°-12’57,81”BT
FL.G.5.SEC 6 M
14
Pelsu Merah No. 10 Alur Benoa
Pelampung Suar
08°-44’-59”LS 115°-13’-51”BT
FL.G.5.SEC 6 M
Kondisi Dermaga
12
2.4
Dermaga dan Kolam Pelabuhan
PelabuhanBenoamemilikitigalokasidermagadankolamuntuk melakukan pelayanan jasa tambat dan labuh, yaitu: 1
DermagadanKolamSebelahTimur Fasilitasdermagayangtersediadikolampelabuhansebelahtimurmemiliki
panjang290meter (sedang dalam tahap pengambangan akan memiliki panjang 340
meter)danukurankolam
denganpanjang450meter,lebar150meterdanmemilikikedalaman9meterLWS.Sehi nggadenganfasilitastersebut,hanyadapatmenampung2unitkapaldalamwaktubersa maandenganukuranpanjangkapal180meterdan100meter.Saatinikolampelabuhant imur
dipakaiuntukpelayanantambatdanberlabuhkapalpenumpang,kapalwisata
dan kapal peti kemas.
13
Gambar 2.8 Dermaga Sebelah Timur 2
DermagadanKolamSebelah Selatan Fasilitas dermaga pada kolam pelabuhan selatan memiliki panjang 206
meter dan dermaga khusus pertamina dengan panjang 99 meter, dengan ukuran kolam panjang 750 meter, lebar 350 meter dan kedalaman 6 m LWS. Dengan kondisi tersebut maka dermaga mampu menampung 2 unit kapal dengan panjang 100 meter dalam waktu bersamaan dan 10 kapal dengan panjang 50 meter. Sedangkan dermaga khusus pertamina menampung 2 unit kapal dengan panjang 80 meter pada waktu bersamaan. Fasilitas ini digunakan untuk melayani bongkar muat peti kemas, pertamina (tanker) dan ikan untuk ekspor.
Gambar 2.9 Dermaga Sebelah Selatan 3
DermagadanKolamSebelahBarat
14
Faslitasdermagapadakolampelabuhanbaratterdiridaridermagabeton150 meterdandermagakayu450meterdenganukurankolampelabuhanpanjang 900meter,lebar150meterdankedalamankolam2,5 – 4,0mLWS.Dermaga inimelayanibongkarmuatkapalikandenganpanjang30meter,yang menampung 15 unit kapal tambat dan75 unit kapal labuh susun sirip.
Gambar 2.10 Dermaga Sebelah Barat 2.4.1 Fasilitas Dermaga Kelengkapan dermaga yang kami dapati di Pelabuhan Benoa diantaranya:
1. Fender Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi pada saat kapal akan merapat ke dermaga atau pada saat kapal yang sedang ditambatkan tergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan. Untuk mampu melakukan peredaman, fender biasanya memiliki daya serap energi yang tinggi dan gaya reaksi yang rendah. Fender umumnya terbuat dari karet, busa elastomer, atau plastik. Jenis fender yang digunakan tergantung pada banyak variabel, antara lain ukuran dan berat kapal, stand-off maksimum yang diizinkan, struktur kapal, variasi pasangsurut, dan kondisi tempat tertentu lainnya. Ukuran fender didasarkan padaenergi kapal saat berlabuh yang berhubungan dengan ketepatan kecepatan berlabuh.
15
Gambar 2.11 Fender 2. Bolder Bolder
adalah
perangkat pelabuhan untuk
menambatkan
(tambat) kapal di dermaga atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal. Bolder
biasanya
terbuat
dari besi cor
dan
diangker/
ditanamkan
pada fondasi dermaga sehingga mampu untuk menahan gaya yang bekerja pada penambatan kapal di dermaga, sedang bolder yang ditempatkan dikapal biasanya sepasang untuk melilitkan tali dikapal pada kedua bolder. Tali dililitkan sedemikian sehingga dapat menahan gaya yang bekerja pada tali tetapi tetap mudah untuk dibuka oleh awak kapal.
16
Gambar 2.12 Bolder 3. Selang Air Selang air pada bagian samping dermaga berfungsi sebagai pengisi ulang kebutuhan air pada kapal yang berlabuh di dermaga, setiap komponen selang air tersedia suatu alat pengukur yang bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang telah diisi ke kapal.
Gambar 2.13 Selang Air
2.5 Operasional Pelabuhan 2.5.1 Alur Masuk Pelabuhan Alur masuknya kapal kapal ke Pelabuhan Benoa adalah melalui alur
antara Pulau Serangan dengan Tanjung Benoa yang mana memiliki lebar 150m serta panjang kira kira 3600m.
Gambar 2.14 Alur Masuk Pelabuhan 2.5.2 Rute Pelayaran Dalam
jalur
PelabuhanBenoamelayaniferrydanpelayarandenganrute kepulauantimurIndonesiasepertiPulau
domestik, dari
dan
ke Jawa,
NusaLembongan,Lombok,Komododan Flores. Sedangkan untuk rute internasional, Pelabuhan Benoa melayani ferry dengan rute dari Malaysia, Australia dan juga Singapura.
Gambar 2.15 Rute Pelayaran
17
2.5.3 Kapal-Kapal yang Beroperasi Sesuai dengan survey yang kami lakukan, kami mendapati bahwa jenis
jenis kapal yang beroperasi di Pelabuhan Benoa diantaranya : 1. Kapal Penumpang 2. Kapal Peti Kemas 3. Kapal Tanker Bahan Bakar 4. Kapal Lo 5. Kapal Tongkang 6. Kapal Ikan
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada pelabuhan benoa antara lain:
Dermaga selatan;
Dermaga timur;
Dermaga barat;
Dermaga khusus;
Gerbang pelayaran;
Jalur jalan dan parkir pelabuhan;
Pasar seni Pelabuhan Internasional;
18
Pasar ikan;
Kantor penyeberangan;
Tempat penurunan peti kemas;
Stasiun pasang surut; dan
Tower navigasi;
3.2 Saran
Fasilitas-fasilitas pelabuhan yang terdapat di pelabuhan benoa sudah baik dan cukup lengkap serta memenuhi standar yang ditentukan, namum walaupun begitu masih perlu dilakukan bebrapa perbaiakan serta peningkatan kualitas dari masingmasing fasilitas pelabuhan guna lebih mendukung proses bongkar muat barang serta penumpang agar dapat mempercepat proses petumbuhan ekonomi.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Budiartha Raka Mandi, Nyoman.2015. Pelabuhan: Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai. Bali: Arti Foundation. Triatmojo, B. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset. http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Fungsi-Karakteristik-Faktor-MacamJenis-Angin-adalah.html (diakses 4/11/2017) http://jagunglimabelas.blogspot.co.id/2010/04/windrose-introduction.html(diakses 4/11/2017)
21