Psikologi Remaja, Prof.Dr. Sarlito Wirawan Sarwono Edisi Revisi,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2006 Remaja menurut hukum: Hukum perdata memberikan batas usia 21 tahun ( atau kurang dari itu asalakan sudah menikah) untuk menyatakan kedewasaaan seseorang. Di bawah usia tersebut seseorang masih membutuhkan wali (orang tua) untuk melakukan tindakan hukum perdata. Hukum pidana memberikan batasan 18 tahun sebagai usia dewasa ( atau yang kurang dari itu, tetapi sudah menika). Anak-anak yang berusia kurang dari 18 tahun masih menjadi tanggung jawaborang tuanya kalau ia melanggar hukum, itupun misalnya mencuri belum bisa disebut sebagai kejahatan (kriminal), melainkan hanya disebut sebagai kenakalan. Kalau ternyata kenalakan anak itu sudah membahayakan masyarakat dan prtut dijatuhi hukuman oleh Negara dan orang tuanya ternyata tidak mampu mendidik anak itu lebih lanjut, anak itu menjadi tanggung jawab Negara. Ia akan dimasukkan ke Lembaga Pemasyarakatan khusus Anak-anak (Dibawah Departemen Kehakiman) atau dimasukkan ke lembaga-lembaga rehabilitasi lainnya, seperti Permadi Siwi (dibawah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya). Sebaliknya, jika usia seseorang sudah dia tas 18 tahun melakukan pelanggaran hukum pidana, dapat langsung dikenai sanksi hukum pidana ( dimasukkan ke Lembaga Pemasyarakatan). Beberapa undang-unfang lain juga tidak mengenal istilah remaj. Undang-undang Kesejahteraan Anak (UU No.4/ 1979) misalnya, menganggap semua orang dibawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak-anak. Oleh karena itu, berhak mendapat perlakuan dan kemudahan-kemudahan yang diperuntukkan bagi anak ( misalnya pendidika, erlindungan dari orang tua dll). Remaja dalam arti adolescence (inggris) berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh kea rah kematangan (Muss, 1968:4). Kematangan dalam hal ini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan social-psikolgis. Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga criteria, yaitu biologis, psikologis, dan social ekonomi. Maka secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut: 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; 2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri ( Muangman, 1980:9)
Psikologi Perkembangan, Drs. Zulkifli L. Bandung, PT Remaja Rosdakarya 2003 cetakan kesepuluh Ciri-ciri Remaja: 1. Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkanmakan dan tidur yang lebih banyak. Dalam hal ini kdang-kadang orang tua tidak
mau mengerti, dan marah-marah bika anaknya terlalu banyak makan dan terlalu banyak tidurnya. Perkembangan fisik mereka jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang pesat, sehingga anak kelihaan bertubuh tinggi, tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak. 2. Perkembangan Seksual Seksual mengalami perkembangan yang kdang-kadang manimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak alki-laki di antaranya: alat produksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengelurakan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama. Ciri-ciri lainnya yang ada pada anak laki-laki ialah pada lehernya menonjol buah jakun yang membuat nada suaranya menjadi pecah. Sehubungan dengan hal itu, bila orang tua, akkak-kakaknya menggodanya, bisa menimbulkan masalah bagi anak itu. Kemudian di atas bibir dan disekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu (rambut). Sedangkan pada anak perempuan, karena produksi hormone dalam tubuhnya, di permukaan wajahnya bertumbuhan jerawat. Bila gadis yang sedang berjerawat itu diejek, bisa juga menimbulkan masalah. Selain tanda – tanda itu terjadi penimbunan lemak yang membuat buah dadanya membesar. Bila hal ini terjadi lebih cepat atau lebih lambat, juga bisa menimbulkan masalah bagi anak itu. 3. Cara Berpikir Kausalitas Ciri ketiga ialah cara berpikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk di depan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata ‘pantang’. Bila remaja ditanya mengenai alasan dan orang tua tidak mampu menjawab maka ia akan bertanya. Dan orang tua akan menganggap anak itu melawan lallu marah. Remaja sudah bisa berpikir kritis. 4. 5. 6. 7.
Emosi yang meluap-luap Mulai tertarik kapada lawan jenisnya Menarik perhatian lingkungan Terikat dengan kelompok
Masa Remaja Akhir (Late Adolescence) KUHP dan KUHAP Sinar Grafika cetakan ketiga 2000 Psikologi Sosial, Dr. W.A. Gerungan, Dipl. Psych Cetakan ketiga 2010 PT R efika Aditama Bandung Teori-teori Psikologi Sosial, Dr . Slamet Santoo, M.Pd 2010 P T Refika Aitama Bandung Human Development “Perkembanga Manusia” Papalia, Olds, Feldman, 2009 Jakarta : Salemba Humanika Psikologi Sosial Jilid II, David O. Sears dkk, Erlangga 1985 Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Elizabeth B. Hurlock Edisi Kelima Erlanga 1980