Referat
TRANFUSI DARAH
Oleh :
Taufiq Putera Trisnawarman, S. Ked 70 2009 022
Pembimbing :
dr. Susi Handayani, M.Sc. Sp.An
BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tranfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 17. Namun berakhir dengan kegagalan karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah hewan. hewan. Melalui Melalui berbag berbagai ai percob percobaan aan dan pen pengam gamatan atan kemudi kemudian an disimp disimpulk ulkan an bahwa manusia yang semestinya s emestinya menjadi sumber darah. (latief AS,dkk. Petunjuk praktis anestesiologi : terapi cairan pada pembedahan. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002) Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat transfu transfusi si tidak tidak lagi lagi membah membahaya ayakan kan,, tetapi tetapi sebali sebalikny knyaa ban banyak yak menolo menolong ng jiwa jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah. Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ; 1.
Penemuan golongan darah rah oleh Dr. Karl Land andsteiner ( ABO ). Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengal mengalami ami keg kegaga agalan lan bila bila pen pender derita ita memili memiliki ki golong golongan an darah darah yan yangg tidak sama dengan pendonornya.
2.
Pene Penemu muan an suat suatuu zat kimi kimiaa ( asam asam citr citrat atee ) seba sebaga gaii zat anti anti pemb pembek ekuu darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tranfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 17. Namun berakhir dengan kegagalan karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah hewan. hewan. Melalui Melalui berbag berbagai ai percob percobaan aan dan pen pengam gamatan atan kemudi kemudian an disimp disimpulk ulkan an bahwa manusia yang semestinya s emestinya menjadi sumber darah. (latief AS,dkk. Petunjuk praktis anestesiologi : terapi cairan pada pembedahan. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002) Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat transfu transfusi si tidak tidak lagi lagi membah membahaya ayakan kan,, tetapi tetapi sebali sebalikny knyaa ban banyak yak menolo menolong ng jiwa jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah. Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ; 1.
Penemuan golongan darah rah oleh Dr. Karl Land andsteiner ( ABO ). Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengal mengalami ami keg kegaga agalan lan bila bila pen pender derita ita memili memiliki ki golong golongan an darah darah yan yangg tidak sama dengan pendonornya.
2.
Pene Penemu muan an suat suatuu zat kimi kimiaa ( asam asam citr citrat atee ) seba sebaga gaii zat anti anti pemb pembek ekuu darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu. 2
3.
Ditem Ditemuk ukan anny nyaa pula pula bahwa bahwa pen penam amba baha hann gluko glukosa sa keda kedala lam m darah darah dapa dapatt memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi darah. Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC) (Contreras,marcela.1995. Petunjuk
Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Tranfu Tranfusi si darah darah memang memang merupa merupakan kan upa upaya ya untuk untuk menyel menyelama amatkan tkan keh kehidu idupan pan dalam banyak hal, dalam bidang pediatri misalnya dalam perawatan neonatus prematur,anak dengan keganasan,anak dengan kelainan defisiensi defis iensi atau komponen darah, dan transplantasi organ. Namun hal ini bukan tanpa resiko,meskipun telah dilaku dilakukan kan berbag berbagai ai upa upaya ya untuk untuk memper memperlan lancar car tindak tindakan an tranfu tranfusi si namun namun efek efek samping reaksi tranfusi atau infeksi akibat tranfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat. Apabil Apabilaa memung memungkin kinkan kan,, masih masih perlu perlu dicari dicari altern alterntif tif lain lain untuk untuk mengur mengurang angii penggunaan tranfusi darah. Pemberian komponen – komponen darah yang diperl diperluka ukann saja lebih lebih dibena dibenarka rkann diband dibanding ingkan kan den dengan gan pember pemberian ian pember pemberian ian darah lengkap ( whole blood ). Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi transfusi darah, macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi pemberian transfusi darah, dan reaksi transfusi darah.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Darah dan komponen darah
Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. darah
Dalam
terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari: 1.
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari. 2.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³
4
3.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan
orang
yang
kekurangan
leukosit
menderita
penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel darah. Komposisi plasma darah : 1.
Air
2.
Protein
Protein plasma terdiri dari : 1. Albumin
( 57% )
-Menjaga tekanan osmotik koloid 2. Globulin
( 40% )
-Terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin. -Berperan dlm kekebalan tubuh. 5
-Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam: 1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin) 2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin) 3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin) 3. Fibrinogen
( 3% )
-Mengandung faktor-faktor koagulasi Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada darah yg mengalami koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen, faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ). 2.2
FUNGSI DARAH
Fungsi Umum Darah adalah : 1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air) 2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) 3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh) 4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) 1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua, Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI : 2002 2. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. 2.3 Konsep Transfusi darah
2.3.1
Pengertian Transfusi darah
6
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi. Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya ,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien. 2.3.2
Tujuan Transfusi darah
Tujuan dari transfusi darah atara lain : 1.
Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma).
2.
Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
3.
Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan. 5. Memperbaiki fungsi Hemostatis. 2.3.3
Indikasi tranfusi Darah
7
Dalam pedoman WHO disebutkan : 1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat. 2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah : 1.
Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2.
Anemia kronis.
3.
Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4.
Plasma loss atau hipoalbuminemia.
5.
Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.
2.3.4 •
JENIS TRANSFUSI DARAH Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darahlengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht 8
meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi. Indikasi : 1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar 2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume darah total. Rumus kebutuhan whole blood 6 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket : -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal -Hb pasien : Hb pasien saat ini Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu : 1. Darah Segar Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh
9
dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak. 2. Darah Baru Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat. 3. Darah Simpan Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.
•
Sel darah merah
10
Packed red cell Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.(3) Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%. Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui. Kebutuhan darah (ml) : 3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket : -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal -Hb pasien : Hb pasien saat ini Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah: 11
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit 2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis 3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain. Indikasi: : 1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml. 2. Hemoglobin <8 gr/dl. 3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama :
(misalnya empisema, atau penyakit jantung iskemik) 4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
Dapat disebutkan bahwa : Hb sekitar 5 adalah CRITICAL Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL 1.
Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci) Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
2. Washed red cell Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta 12
masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma 3. Darah merah pekat miskin leukosit Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi. (6)
•
White Blood Cells (WBC atau leukosit)
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik. Indikasi : Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia). •
Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3) Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena
13
trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.(2) Indikasi pemberian komponen trombosit ialah : 1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. 2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah. Rumus Transfusi Trombosit BB x 1/13 x 0.3 Macam sediaan: 1.
Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)
Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan 34°C sebaiknya 24 jam. 2.
Platelet Concentrate (trombosit pekat) Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu
simpan 20°±2°C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen trombosit donor.(6)
14
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan ± 48-72 jam. (3) •
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktorfaktor tertentu dari plasma seperti globulin. (3) Macam sediaan plasma adalah: 1. Plasma cair Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell. 2. Plasma kering (lyoplylized plasma)
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun). 3. Fresh Frozen Plasma
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis). (3) Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu simpan -18°C atau lebih rendah
15
dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh. Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia. Indikasi : - Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B) - Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam nyawa. - Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif - Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan
4. Cryopresipitate
16
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A. Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu kamar. (2) Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII Indikasi : -
Hemophilia A
-
Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
-
Penyakit von wilebrand Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
5. Albumin
17
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa Rumus Kebutuhan Albumin ∆ albumin x BB x 0.8 2.3.5
GOLONGAN DARAH DAN CARA PENGUMPULAN
DARAH Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). -
Sistem ABO Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan
jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B atau O
18
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal . Namun, orang dengan golongan darah AB
tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal . Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O .
-
Sistem Rhesus Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia. Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu : 1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya 2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk
19
operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan golongan darah seseorang. Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai berikut:[1] 1. calon donor harus berusia 17-60 tahun, 2. berat badan minimal 50 kg 3. kadar hemoglobin >12,5 gr% 4. tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole). 5. Nadi 30-100x/menit teratur 6. menandatangani formulir pendaftaranan 7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah 8. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan
darah, dan pemeriksaan oleh dokter 9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor
tidak boleh dalam kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui. Penyumbang darah ( donor ) disaring keadaan kesehatannya. Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk mengetahui adanya anemia. Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk
disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker
20
(kecuali bentuk tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS. Hepatitis,
kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja
dijalani, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan. Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman. Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan, tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang. Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter. Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan pengawet dan komponen anti pembekuan. Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis.
Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu
selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan
21
setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching . Crossmatch
adalah
pemeriksaan
serologis
untuk
menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah donor dengan darah resipien.
Dilakukan
sebelum
transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah. Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu: 1.
Crossmatch
mayor : mencampur enitrosit donor
(aglutinongen donor) dengan serum resipien (aglutinin resipien) Crossmatch
2.
minor : mencampur eritrosit resipien
(aglutinongen resipien) dengan serum donor (aglutinin donor) Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut: -
Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan
aglutinasi,
tanpa
memperhatikan
hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu -
Bila
Crossmatch
mayor tidak menghasilkan aglutinasi,
sedangkan dengan
Crossmatch
maka Crossmatch minor
minor terjadi aglutinasi,
harus
diulangi
dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan
menggunakan
darah
donor
tersebut.
Bila
pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan
22
menghasilkan
aglutinasi,
maka
darah
donor
itu tidak dapat ditransfusikan. II.2.6 REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi : I. Reaksi imunologi II. Reaksi non imunologi I. REAKSI IMUNOLOGI A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi. Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol darah. Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain. Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.
23
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan ialah : a.
Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian 40 mEq Natrium bikarbonat.
b.
Furosemid Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.
B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK
1. Reaksi transfusi “febrile” Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual. 2. Reaksi alergi a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi. b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita sembab. Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop. II. REAKASI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan. b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi 24
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus EpsteinBarr parasit serta bakteri. e. AIDS Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah. Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat. Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.
1. Hukum Transfusi darah Menurut Hukum di Indonesia
Hukum tentang transfusi darah di Indonesia telah di atur dalam Peraturan pemerintah yaitu: TRANSFUSI DARAH (Menurut Peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tanggal 19 April 1980) Menimbang: a. Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia; b. Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satu-satunya sumber darah yang paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia; c. Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha transfusi darah dengan pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan kesehatan baik terhadap para penyumbang maupun pemakai darah; 25
d. Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan Pemerintah tentang transfusi darah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945 2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan lembaran negara Nomor 2068) 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaga Negara Nomor 2576) 4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580) MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAH. BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di maksud dengan : a.
Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik;
b.
Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan.
A. Transfusi darah Menurut Agama Islam a. Hakekat darah •
Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)
•
Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan 26
b. Ayat-ayat di Al-Qur’an mengenai darah
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqoroh : 173)
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging
hewan)
yang
disembelih
atas
nama
selain
Alloh…….”(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah berfirman:
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (Al-An’am : 119)
c. HUKUM DONOR DARAH 1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni memanfaatkan anggota badan adalah haram baik dengan cara jual beli ataupun dengan cara lainnya.
27
Memanfaatkan
anggota
badan
manusia
tidak
diperbolehkan. Ada yang beralasan karena : 1.
Najis
2.
Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (AlFatwa Al-Hidayah) “Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun
memanfaatkannya. Karena manusia itu terhormat bukan hina” (Al Murghinani) Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis atau suci, tetapi karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani) Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat sehingga Alloh memperbolehkkan untuk meminumnya walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan Syafi’I) Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab Hanafi) Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan manusia (manusia merupakan mahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada saat itu belum terpikirkan perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat sekarang. Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta
Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan sesuatu yang diperbolehkan menurut syari’at. Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya tahan dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini menjadi satu-satunya usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli memiliki dugaan kuat bahwa ini akan 28
memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini diperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang lain. 2.
Menurut ulama sekarang
a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien, adalah bahwa transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb. Karena adanya hubungan perkawinan misalnya hubungan antara seorang dengan mertuanya atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena adanya hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dan sebagainya. Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanitawanita yang tersebut pada An-Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah bahwa transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara pendonor dengan resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor dengan resipien itu diizinkan oleh hukum Islam. b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di
29
tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur . Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir. Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis. Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam. c. Donor darah pada bulan ramadhan Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
30
BAB III KESIMPULAN
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah. Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Tujuan transfusi darah adalah meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut
oksigen,memperbaiki
volume
darah
tubuh,memperbaiki
kekebalan,memperbaiki masalah pembekuan. Transfusi darah diperlukan saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar, penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan, juga penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia hemolitik atau trombositopenia. Adapun resiko yang dari proses transfusi darah reaksi non-hemolitik demam reaksi transfusi, dan reaksi hemolitik. Transfusi darah menurut hukum yang ada di Indonesia adalah segala tindakan memberikan darah kepada seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik. Sedangkan menurut hukum Islam mengenai transfusi darah adalah seperti yang telah ada dalam Al-Qur’an pada surat (Al baqoroh : 173) yang berbunyi : Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
31
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….”
Dan beberapa pendapat dari kalangan ulama fiqih baik pada masa lampau atau sekarang, dimana transfusi darah di perbolehkan asal dengan ketentuan-ketentuan sesuai syariat Islam.
32