BAB I PENDAHULUAN
Kulit manusia normal dikolonisasi setelah kelahiran oleh bakteri dengan jumlah yang banyak yang hidup komensal pada epidermis dan aksesorisnya. Beberapa ming minggu gu setela setelah h kela kelahi hiran ran,, flor floraa kulit kulit neon neonat atus us sama sama sepe seperti rti oran orang g dewa dewasa sa (Fredberg, 2003. !ioderma !ioderma primer dan sekunder kebanyakan kebanyakan disebabkan oleh ". #ureus #ureus atau grup # strepto$o$$us. strepto$o$$us. !ioderma !ioderma yang disebabkan disebabkan oleh ". aureus terjadi pada indi%idu yang membawa organisme dari hidung, yang bertranslokasi ke kulit dan dapat masuk masuk ke epider epidermis mis melalu melaluii $elah $elah kulit kulit dan menye menyebab babkan kan infeks infeksii superfi superfisial sial.. !ioderma akibat streptokokus grus # menyebabkan gambaran klinis yang luas menjadi superfisial dan infeksi jaringan lunak in%asif, bergantung pada organisme, lokasi anatomis dan faktor host (Fredberg, 2003. !iod !ioder erm ma
meru merupa paka kan n
peny penyak akit it
yang ang
pali paling ng
seri sering ng
diju dijump mpai ai..
!eny !enyak akit it
ini berhubungan erat dengan keadaan so$ial ekonomi. &idak ada ras tertentu yang $end $ender erun ung g
terk terken enaa
piod ioderm erma.
!iod !ioder erm ma
dap dapat
maupun perempuan pada semua usia (juanda, 20)0.
1
meny enyeran erang g
laki laki'l 'lak akii
BAB II PEMBAHASAN
#. Definisi !iod !ioder erma ma iala ialah h
peny penyak akit it kuli kulitt
yang ang
dise diseba babk bkan an oleh oleh Staphylococcus,
Streptococcus, Streptococcus, atau oleh kedua'duanya (juanda, 20)0. B. Etiologi "ebenarnya infeksi kulit dapat pula disebabkan oleh kuman negati%e'*ram, misalny misalnyaa !seud !seudomo omonas nas aerugu aerugunos nosa, a, !roteu !roteuss %ulgar %ulgaris, is, !roteu !roteuss mirabil mirabilis, is, +s$heri$hia $oli dan Klebsiella. !enyebab yang umum ialah kuman positif' *ram yaitu Streptococcus B hemolyticus dan Staphylococcus aureus (juanda, 20)0. 20)0.
. Epidemiologi !iod !ioderm ermaa meru merupa paka kan n peny penyak akit it yang yang pali paling ng serin sering g diju dijump mpai ai.. !eny !enyak akit it ini berhubungan erat dengan keadaan so$ial ekonomi. &idak ada ras tertentu yang yang $ender $enderung ung terkena terkena pioderm pioderma. a. !ioder !ioderma ma dapat dapat menyeran menyerang g laki'la laki'laki ki maupun perempuan pada semua usia (juanda, 20)0. 20)0 .
. Faktor Predisposisi •
-igiene yang kurang
•
enurunnya enurunnya daya tahan tubuh, biasanya biasanya karena kelelahan, anemia, atau penyakit'penyakit tertentu seperti penyakit kronis, neoplasma, dan diabetes mellitus
•
&elah ada penyakit lain di kulit, hal ini dapat merangsang terjadinya pioderma yang hampir bisa dipastikan akan memperparah penyakit kulit kulit sebelum sebelumnya nya tersebu tersebut, t, hal itu juga juga terjad terjadii karena karena fungsi fungsi kulit kulit sebagai sebagai pelind pelindung ung yang yang tergan terganggu ggu oleh oleh penyak penyakit. it. Karena Karena terjadi terjadi kerusa kerusakan kan di epiderm epidermis, is, maka maka fungsi fungsi kulit kulit sebaga sebagaii pelind pelindung ung akan akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi (juanda, 20)0.
+. Klasifikasi
2
!ioderma !rimer /nfeksi terjadi pada kulit yang normal. *ambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu ma$am mikroorganisme.
!ioderma "ekunder !ada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. *ambaran klinisnya tak khas dan mengikuti penyakit yang telah ada. ika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata, $ontohnya1 dermatitis
impetigenisata,
s$abies
impetigenisata.
&anda
impetigenisata ialah jika terdapat pus, kustul, bula purulen, krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regional, leukositosis, dapat pula disertai demam (juanda, 20)0.
!enulis lain membaginya menjadi superfisial dan profunda. Fredberg (2003 membaginya menjadi
Superfsi al
Pround a
•Impetigo •Ektima • Folikulitis • Furukulosis • Karbunkel
•Erisipelas •Selulitis • Flegmon • Abses multipel kelenjar keringat • Hidraadenitis
F. Pengobatan Umm
"istemik ontoh obat untuk pengobatan pioderma a. !enisilin * prokain dan semi'sintetiknya '
!enisilin * prokain, dosisnya ),2 jutahari i.m, obat ini sudah tidak
dipakai lagi karena
dianggap
tidak praktis
pemakaiannya sering menimbulkan syok anafilaktik
dan
'
#mpisillin, dosis 4500 mg, ante $unam
'
#moksisilin, dosisnya sama dengan ampisilin, dipakai post' $unam dan absorbsinya lebih $epat sehingga kadar dalam plasma lebih tinggi.
'
*olongan obat penisilin resisten'penisillinase,
$ontohnya
adalah oksasillin, kloksasillin, dikloksasillin, flukloksasillin. osis 34250 mghari ante'$unam. Kelebihan obat ini adalah juga berkashiat pada Staphylococcus yang telah membentuk penisilinase. b. 6inkomisin dan Klindamisin osis linkomisin, 34500 mghari. Klindamisin diabsorbsi lebih banyak karenanya dosisnya lebih ke$il yaitu 4)50 mgharios, pada infeksi berat dosisnya 4300'50 mghari. 6inkomisin agar tidak dipakai lagi dan digantikan oleh Klindamisin karena potensial antibakterinya lebih besar dan efek sampingnya lebih sedikit dan tidak terlalu terhambat oleh adanya makanan dalam lambung.
$. +ritromisin osis 4500 mgharios. +fekti%itasnya kurang dibandingkan 6inkomisinklindamisin dan obat golongan penisilin resisten' penisillinase. epat menyebabkan resistensi dan kadang terjadi tak enak di lambung. d. "efalosporin Bila terjadi pioderma berat yang dengat obat diatas tidak menunjukan hasil maka dipakailah "efalosporin. #da empat generasi yang berkhasiat untuk kuman gram positif yaitu generasi / juga generasi /7. ontohnya adalah sefadoksil dari generasi / dengan dosis dewasa, 24500 mg atau 24)000 mghari
&opikal Berma$am obat topi$al dapat digunakan untuk pioderma, $ontohnya basitrasin, neomisin, mupirosin. 8eomisin berkhasiat juga untuk bakteri gram negati%e, 8eomisin dituliskan sering mengalami
!
sensitisasi, sedangkan teramisin dan kloramfenikol sebenarnya tidak terlalu efektif namun sering dipakai karenanya harganya murah. 9bat' obatan ini biasanya berbentuk salep atau krim. "elain itu juga baik agar diberikan kompres terbuka $ontohnya, larutan permanganas kalikus )5000, larutan ri%anol ) ooo dan yodium po%idon :,5 ; yang dilarutkan )0 kali (juanda, 20)0.
*. Pemeriksaan !ada pemeriksaan laboratorik (darah tepi terdapat leukositosis. !ada kasus yang kronis dan sukar sembuh dilakukan kultur dan tes resistensi. #da kemungkinan penyebabnya bukan stafilokokus melainkan kuman negati%e' *ram. -asil tes resistensi hanya bersifat menyokong, in%i%o tidak selalu sesuai dengan in %itro. &erdapat leukositosis pada pemeriksaan lab. !ada kasus yang sulit sembuh dilakukan kultur dan tes resistensi. #da kemungkinan penyebabnya buka kedua bakteri penyebab pioderma yang sering terjadi (juanda, 20)0.
-. Bentk Pioderma !" IMPE#I
%$/mpetigo adalah infeksi kulit superfisial yang diakibatkan oleh stafilokokus atau streptokokus atau keduanya. Biasanya terjadi pada anak dan terlihat sebagai %esikel berdinding tipis yang mudah pe$ah , sering pada wajah yang meninggalkan daerah berkrusta eksudat kuning. 6esi $epat menyebar dan sangat menular. &ipe bulosa, dengan diameter lepuhan )2 $m dapat terlihat pada semua umur dan biasanya mengenai wajah dan ekstremitas. +k
"
&erdapat 2 bentuk impetigo krustosa dan impetigo bulosa (juanda, 20)0. a /mpetigo krustosa !enyakit ini disebut juga /mpetigo kontagiosa, impetigo %ulgaris, impetigo &illbury Fo=.
!enyebabnya biasanya Streptococcus B hemolyticus.&idak
disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak'anak. &empat predileksi di muka, yakni disekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Kelainan kulit berupa eritema dan %esikel yang $epat meme$ah sehingga jika penderita dating berobat yang terlihat ialah
#
krusta tebal berwarna kuning seperti madu. ika dilepaskan akan tampak erosi di bawahnya. "ering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah. Komplikasi yang dapat terjadi adalah glomerulonefritis (2'5; yang disebabkan oleh sero tipe tertentu. !enyakit ini harus dibedakan dari ektima.ika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibioti$, kalau banyak diberi pula antibioti$ sistemik (juanda, 20)0. &erapi antibiotik yang disarankan jika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi (demam,dll adalah dengan diberikan antibioti$ sistemik, misalnya penisilin, kloksasilin, atau sefalosporin. >ntuk antibiotik topikal dapat menggunakan polimiksin, neomisin, dan basitrasin ("iregar, 2005.
o
/mpetigo bulosa isebut juga impetigo %esiko'bulosa, $a$ar monyet. Biasanya karena Staphylococcus aureus. Keadaan umum tidak dipengaruhi. &empat predileksi di ketiak, dada, punggung. "ering bersama'sama merialia . &erdapat pada anak dan orang dewasa. Kelainan kulit berupa eritema, bula dan bula hipopin. Kadang'kadang waktu penderita dating berobat, %esikelbula telah meme$ah sehingga yang tampak hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa. ika %esikelbula telah pe$ah dan hanya terdapat koleret dan eritema, maka mirip dermafitosis. !ada anamnesa hendaknya ditanyakan, apakah sebelumnya terdapat lumpuh. ika ada, diagnosanya adalah impetigo bulosa. ika terdapat hanya beberapa %esikelbula, dipe$ahkan lalu diberi salap antibioti$ atau $airan antisepti$. Kalau banyak diberi pula antibioti$ sitemik. Faktor predisposisi di$ari, jika karena banyak keringat, %entilasi diperbaiki (juanda, 20)0. &erapi
antibiotik
yang
disarankan
adalah
diberi
salep
antibioti$
(kloramfenikol 2; atau eritromisin 3;. ika ada demam, sebaiknya diberi antibioti$ sistemik, misalnya penisilin 30'50 mgkgBB atau antibioti$ yang sensiti%e ("iregar, 2005.
$
o
/mpetigo neonatorum !enyakit ini merupakan %arian impetigo bulosa yang terdapat pada neonates. Kelainan kulit serupa impetigo bulosa hanya likasinya menyeluruh, dapat disertai demam. iagnosa banding dengan sifilis $ongenital. !ada penyakit ini bula juga terdapat ditelapak tangan dan kaki, terdapat pula snuffle nose, saddle nose, dan pseudo paralisis parrot. #ntibioti$ harus diberika se$ara sistemik. &opi$al dapat diberikan bedak salisil 2;.
%
Bila tidak ditangani, infeksi yang in%asif daat berkomplikasi menjadi selulitis, limfangitis, dan bakteremia dengan resultan osteomielitis, septik artritis, pneumonitis, dan septikemi. +?foliatin yang diproduksi dapat menyebabkan s$alded skin syndrome pada bayi dan dewasa dengan imunokompromis atau yang memiliki fungsi renal buruk. enurut Fredberg (20)0, pengobatan lokal dengan musiprosin salep atau krim dan pembersihan krusta serta menjaga kebersihan sudah $ukup untuk kasus yang ringan. #kan tetapi, pada kasus berat, penggunaan antibiotik sistemik dibutuhkan unutk hasil yang optimal. Bila dilakukan isolasi bakteri, penggunaaan antibiotik sistemik lebih rasional. !ada orang dewasa dengan lesi luas atau lesi bula, dikloksasilin 250'500 mg peroral ?) atau eritromisin250'500 mg peroral ?) bila alergi dengan penisilin, harus diberikan. !engobatan diberikan selama 5 hingga : hari ()0 hari bila treptokokus terisolasi. "elain itu, single dose a
Folikulitis adalah radang folikel rambut.penyebabnya adalah Staphylococcus aureus.
&
Folikulitis superfisialis1 terbatad di dalam epidermis. "inonim 1 /mpetigo Bo$khart *ejala klinis 1 !ustul ke$il berbentuk kubah dan mudah pe$ah pada infundibulum (ostium dari folikel rambut, sering pada kepala anak dan pada area yang berjanggut, aksia, ekstremitas, dan bokong pada dewasa. Folikulitis profunda1 sampai ke subkutan. *ambaran klinisnya seperti di atas, hanya teraba infiltrate di subkutan. ontohnya sikosis barbe yang berlokasi di bibir atas dan dagu, bilateral.iagnosa
banding nya
adalah
tinea
barbe,
lokasinya
di
mandibula submandibula, unilateral. !ada tenia barbe rambut biasanya rontok dan sediaan dengan K9- positif. !engobatan dengan antibioti$ sistemik topi$al (juanda, 20)0 (Fredberg,2003.
1'
&erapi antibiotik yang disarankan ialah antibioti$ sistemik jika luas 1 eritromisi 3?250 mg selama : @ ) hari A atau penisilin 00.000 @ ),5 juta /> intramus$ular selama : @ ) hari. #ntibioti$ topi$al, isalnya kemi$etin 2; A jika eksudasi kompres !K )5.000 ("iregar, 2005. !engobatan lokal dengan kompres hangat salin serta krim musiprosin $ukup untuk mengontrol infeksi (Fredberg, 2003.
3. FU'UNKEL(KA'BUNKEL Furunkel ialah pembentukan abses akut pada multipel folikel rambut., Karbunkel ialah abses dalam pada kumpulan furunkel yang terasa nyeri. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Keluhan yang mun$ul adalah nyeri, dengan kelainan berupa nodus eritem berbentuk keru$ut dengan pustule ditengahnya. Kemudian melunak menjadi abses berisi pus dan jaringan nekrotik lalu meme$ah membentuk fistel.
11
!redileksi adalah tempat yang banyak friksi, misalnya aksila dan bokong. !engobatan jika hanya sedikit furunkel, $ukup dengan antibioti$ topi$al, jika banyak perlu gabungan dengan antibioti$ sistemik. ika terjadi furunkulosis atau karbunkel berulang'ulang $ari faktor predisposisi, misalnya diabetes mellitus (juanda, 20)0.
&erapi antibiotik untuk furunkel yang disarankan adalah
antibioti$ sistemik 1
eritromisin ? 250 mg atau penisilin , jika lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi dan selanjutnya dikompres atau diberi salep kloramfenikol 2; ("iregar, 2005. "etalh diinsisi jangan dilakukan dressing basah karena infeksi dapat menyebar melalui maserasi kulit (Fredberg, 2003. "edangkan antibiotik yang diberikan
12
pada karbunkel adalah eritromisin ?250 mg selama : ' ) hari A penisilin 00.000 /> selama 5 ' )0 hari. #ntibiotik yang masih sensitif memberi hasil yang memuaskan seperti sefalosporin atau golongan kuinolon. Basitrasin topikal juga efektif untuk pengobatan furunkel ("iregar, 2005. . EK#IMA +ktima ialah ulkus superfi$ial dengan krusta diatasnya disebabkan infeksi "trepto$o$$us, biasanya Streptococcus B hemolyticus. *ejala yang tampak adalah krusta tebal berwarna kuning berlokasi di tungkai bawah, yaitu tempat yang relati%e banyak trauma. ika krusta diangkat ternyata lekat dan tampak ulkus yang dangkal. iagnosis bandingnya adalah impetigo krustosa, perbedaannya, impetigo krustosa sering terjadi pada anak dan berlokasi di muka dan dasarnya adalah erosi, ektima terjadi pada anak maupun dewasa tempat predileksi tungkai bawah dan dasarnya adalah ulkus (juanda, 20)0. +ktima biasanya merupakan impetigo yang tidak tertangani dengan baik (Fredberg, 20)0. !engobatannya sama seperti impetigo yang diakibatkan oleh stafilokokus.
1
5. PI%NIKIA Cadang sekitar kuku oleh piokokus. !enyebabnya biasanya "taphylo$o$$us danatau Streptococcus B hemolyticus. *ejala klinis dari penyakit ini adalah didahului trauma, mulai infeksi pada lipatan kuku, terlihat tanda'tanda radang dan menjalar ke matriks dan lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual. !engobatan kompres dengan larutan antisepti$ dan berikan antibioti$ sistemik. ika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi (juanda, 20)0.
. E'ISIPELAS +risipelas ialah penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh Streptococcus B hemolyticus ( *awkrodger (2003 mengatakan akibat Strep. Pyogenes. *ejala klinis, demam, malaise. 6apisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis, tempat predileksinya tungkai bawah. kelainan yang utama adalah eritema merah 1!
$erah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda radang akut. apat disertai edem, %esikel dan bula. &erdapat leukosistosis. ika sering residif ditempat yang sama dapat terjadi limfedema (juanda, 20)0.
iagnosis bandingnya adalah selulitis, namun pada penyakit ini infiltratnya di subkutan (juanda, 20)0.
1"
&erapi awal diberikan ben
:. SELULI#IS /nflamasi kulit ini berada lebih dalam daripada erisipelas. aringan subkutan terlibat dan areanya lebih meninggi dan bengkak serta eritemanya lebih tidak tegas daripada erisipelas (-unter, 2003. Kadang pada perabaan teraba krepitasi pada selulitis dan terasa lebih keras daripada erisipelas (Fredberg, 2003. "elulitis sering diakibatkan adanya trauma sebelumnya dan sering terjadi edema hipostatik. "treptokokus,
stafilokokus dan
organisme
lain bisa menjadi
penyebab.
!engobatannya berupa ele%asi, rawat inap dan antibiotik sistemik (-unter, 2003.
Cekomendasi untuk pengobatan selulitis adalah flu$lo?a$illin )g Dds jika diberikan intra %ena, sedangkan flu$lo?a$ilin 500 mg Dds apabila ingin diberikan terapi peroral. &erapi ini diberikan selama 5': hari. !ada kondisi yang berat dapat ditambahkan $lindamy$in 300'50 mg per oral Dds. #pabila pasien alergi terhadap peni$illin atau suspe$t C"# dapat diberikan %an$omy$in intra %ena atau
1#
do?y$y$line 200 mg per oral pada hari pertamaa lalu dilanjutkan dengan )00 mg per oral (*+&/#, 20)3.
E. FLE$M%N "elulitis yang mengalami supurasi. &erapi sama dengan selulitis hanya saja ditambah dengan insisi (juanda, 20)0.
. ULKUS PI%$ENIK Berbentuk ulkus, gambaran klinisnya tidak khas dengan disertai pus diatasnya. ibedakan dengan ulkus lain yang disebabkan oleh kuman gram negati%e sehingga perlu dilakukan kultur (juanda, 20)0.
#ntibiotik yang disarankan untuk pengobatan se$ara sistemik adalah penisilin 00.000 ' ),2 juta /> intramuskular selama 5 ' : hariA eritromisin ? 500 mg
1$
selama : hari. "iprofloksasin atau sefalosporin memberi hasil yang baik ("iregar, 2005. )0. ABSES MUL#IPEL KELEN)A' KE'IN$A# /nfeksi yang biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus, pada kelenjar keringat berupa abses multiple tak nyeri berbentuk kubah. idapati pada anak dengan faktor predisposisi berupa daya tahan tubuh yang menurun juga banyak keringat, sehingga sering bersama denga miliaria. Kelainan berupa nodus eritema, multiple, tidak nyeri, berbentuk kubah dan lama meme$ah. 6okasinya di tempat yang banyak keringat. iagnosis bandingnya adalah furunkulosis, namuan furunkulosis terasa nyeri dan bentuknya seperti keru$ut, dengan pustule ditengah dan lebih $epat meme$ah. !engobatan yaitu antibioti$ topi$al dan sistemik dengan tidak lupa memperhatikan faktor predisposisi (juanda, 20)0. )). HID'ADENI#IS -idradenitis adalah kelainan kronis berat dari kelenjar apokrin. Banyak papul, pustul, kista, sinus dan jaringan parut terdapat pada aksila, selangkangan dan daerah perianal. Kondisi ini mungkin berbarengan dengan akne konglobata. !enyebabnya belum diketahui tetapi kelainan folikel mungkin penyebabnya. !eningkatan androgen ditemukan pada beberapa wanita. -al ini mungkin bukan merupakan suatu imonodefisiensi atau suatu infeksi primer dari kelebjar apokrin, walaupun stafilokokus aureus, streptokokus anaerob dan ba$terioides spp. "ering ditemukan. "ebuah grup peneliti mengatakan patogen utama penyebabnya adalah strepto$o$$us milleri.
!engobatannya sama seperti akne %ulgaris. #ntibiotik sistemik membantu lesi awal untuk berkurang namuntidak efektif untuk lesi abses kronik. /nsisi dan drainase abses dan injeksi intralesi dengan tiamnisolon 5')0 mgm6 dapat mengurangi insidensi pembentukan s$ar dan sinus. Klindamisin topikal dapat men$egah pembentukan lesi baru. #ntiandrogen sistemik bisa membantu beberapa
1%
wanita. Kasus yang berat membutuhkan operasi plastik untuk membuang area yang terjangkit (-unter, 2003. (
)2. S* +S#APH,L%-%--AL S-ALDED SKIN S,ND'%ME. " pertama kali oleh Citter %on Cittershain, sehingga sering disebut penyakit Citter. "."."." ialah infeksi kulit oleh "taphylo$o$$us aureus tipe tertentu dengan $iri yang khas ialah terdapatnya epidermolisis. !enyakit ini terutama terdapat pada anak dibawah 5 tahun, pria lebih banyak dari wanita. +tiologinya ialah Staphylococcus aureus grup // faga 52, 55 danatau faga :). "umber infeksi penyakit ini ialah infeksi pada mata, hidung, tenggorok, dan telinga. +ksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik (epidermolin, eksofoliatin yang beredar di seluruh tubuh sampai pada epidermis dan menyebabkan kerusakan. !ada kulit tidak selalu ditemukan kuman penyebab. Fungsi ginjal yang baik diperlukan untuk mengekskresikan eksofoliatin, pada bayi diduga fungsi ginjal belum sempurna sehingga penyakit ini terjadi pada golongan usia tersebut (juanda, 20)0.
1&
!ada umumnya terdapat demam yang tinggi disertai infeksi disaluran nafas bagian atas. Kelainan kulit yang pertama timbul adalah eritema, yang timbul mendadak pada muka, leher, ketiak dan lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 2 jam. alam waktu )'2 hari akan mun$ul bula'bula berdinding kendur, tanda nikolsky positif. alam
2'3 hari terjadi
pengeriputan spontan
disertai
pengelupasan lembaran'lembaran kulit sehingga tanpak daerah erosif. #kibat epidermolisis tersebut gambarannya mirip dengan kambustio. aerah'daerah tersebut akan mongering dalam beberapa hari dan terjadi deskuamasi. !enyembuhan penyakit akan terjadi setelah )0') hari tanpa disertai sikatriks. eskipun dapat sembuh spontan, dapat pula terjadi komplikasi seperti selulitis, pneumonia dan septi$emia. ika terdapat infeksi ditempat lain maka dapat dilakukan pemeriksaan bakteriologi. uga dilihat tipe kuman karena tidak semua "atphylo$o$$us aureus dapat menyebabkan penyakit ini, hanya tipe tertentu. !ada kulit tidak ditemukan kuman penyebab karena kerusakan kulit akibat toksin (juanda, 20)0.
2'
!ada pemeriksaan histopatologi akan terdapat gambaran yang khas yaitu terlihat lepuh intraepidermal, $elah terdapat di stratum granulosum, meskipun ruang lepuh sering mengandung sel'sel akantolitik, epidermis sisanya tampaknya utuh tanpa disertai nekrosis sel. !enyakit ini mirip 8.+.& (8ekrolisis +pidermal &oksik, bahkan
pada
awalnya
disebut
8.+.& sebelum
dilaporkan
oleh
Citter.
!erbedaannya " umumnya menyerang anak'anak dibawah usia 5 tahun, mulainya kelainan kulit didaerah muka, leher, dan lipat paha, mukosa umumnya tidak diserang dan angka kematian lebih rendah (meskipun begitu penyakit ini adalah pioderma penyebab kematian paling mungkin. Kedua penyakit ini sulit dibedakan sehingga ada baiknya dilakukan pemeriksaan histopatologi se$ara frozen section agar hasilnya $epat diketahui, karena prinsip pengobatan keduanya berbeda. !erbedaan terletak pada $elah, " di stratum granulosum, 8.+.& di sub epidermal. !erbedaan lain pada 8.+.& terdapat nekrosis disekitar $elah dan terdapat sel radang (juanda, 20)0. !engobatan antibioti$, kortikosteroid tidak perlu. !enisilin $ukup efektif, misalnya kloksasillin dengan dosis 3?250 mg untuk orang dewasaharios. !ada neonatus, dosisnya 3?50 mgharios. 9bat lain yang dapat diberikan ialah klindamisin dan sefalosporin generasi /. topi$al dapat diberikan sufratulle, atau krim antibioti$. iperhatikan juga keseimbangan $airan dan elektrolit (juanda, 20)0. Kematian dapat terjadi terutama pada bayi berusia kurang dari ) tahun dengan pre%alensi sekitar )')0;. !enyebab utama kematian adalah tidak adanya keseimbangan $airan dan elektrolit juga karena sepsis (juanda, 20)0. !ilihan obat pada penyakit "tafilokokus "$alded "kin "yndrom adalah deri%at peni$ilin misalnya naf$ilin. #lternaif lain adalah generasi pertama sefalosporin. &etapi jika pasien alergi dengan penisilin dapat diberikan golongan makrolid atau aminoglikosid. 7an$omy$in juga dapat menjadi salah satu pilihan apabila pasien tidak berespon pada naf$ilin (King, 20).
21
BAB III KESIMPULAN
!ioderma
ialah
penyakit
kulit
yang
disebabkan
oleh Staphylococcus,
Streptococcus, atau oleh kedua'duanya. !ioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Faktor !redisposisi adalah higiene yang kurang, lingkungan yang kotor, menurunnya daya tahan tubuh, telah ada penyakit lain di kulit.
!ioderma dapat bermanifestasi sebagai kelainan kulit superfisial maupun in%asif. !ioderma dapat berin%asi ke aliran darah da menyebabkan penyakit sistemik.
!ioderma bermanifestasi sebagai impetigo, ektima, folikulitis, furunkelkarbunkel, erisipelas, selulitis, flegmon, abses multipel kelenjar keringat, ulkus piogenik, hidraadenitis, dan """".
22
DAF#A' PUS#AKA
juanda, #dhi. dkk. 20)0. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi VI . akarta1 Badan !enerbit FK>/ Fredberg, /. 2003. itzpatrick!s "ermatology in #eneral $edicine %th Ed . 8ew Gork1 $ *rawhill *awkrodger, . 2002. "ermatology& 'n Ilustrated olor )e*t . "heffield1 hur$hill 6i%ingstone #uideline for the Empirical )reatment of Infections in 'dults. 20)3. iunduh dari http1www.ruh.nhs.ukaboutpoli$iesdo$uments$lini$alHpoli$iesblueH$lini$ alBlueH:.pdf )3 ay 20) -unter, ., "a%in, ., ahl, . 2003. linical "ermatology +rd Ed . inessota1 Bla$kwell King, C.I. Staphylococca scalded skin syndrome medication. 20). iunduh dari http1emedi$ine.meds$ape.$omarti$le)0:3)):'medi$ationJ) )3 ei 20). C.". "iregar. 2005. 'tlas Berarna Saripati Penyakit Kulit Edisi -. akarta 1 +*
2