KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Tuhan Yang Yang Maha Esa, sehingga sehingga saya memperoleh kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik. Ilmu THT Referat berjudul Parotitis!, diajukan untuk melengkapi tugas"tugas dan persyaratan persyaratan dalam menyelesaikan menyelesaikan Program Program Profesi #okter di bagian Ilmu THT Rumah $akit %mum #r. $lamet &arut. $elama penyusunan referat ini banyak bantuan yang telah saya peroleh. Pada kesempatan ini penulis mengu'apkan banyak terima kasih kasih kepada kepada seluruh seluruh pihak pihak yang yang telah telah memban membantu tu dalam dalam penyu penyusun sunan an referat referat ini. ini. #engan segala kerendahan hati penulis mengakui bah(a referat ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membuka hati untuk menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan referat ini. Penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan manfaat berupa tambahan ilmu pengetahuan bagi seluruh pemba'a, khususnya untuk mahasis(a kedokteran dan masyarakat.
)) #esember *+)
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ) DAFTAR ISI ............................................................................................................... * BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
II.). natomi dan /isiologi Parotis .............................................................................. BAB III PAROTITIS ................................................................................................. 0
III.). #efinisi ................................................................................................................ 0 III.*. Epidemiologi ....................................................................................................... 0 III.-. 1lasifikasi ........................................................................................................... 2 III.. Etiologi ................................................................................................................ 2 III.3. Patofisiologi ........................................................................................................ 4 III.0. Manifestasi 1linis ............................................................................................... 5 III.2. #iagnosis ........................................................................................................... )+ III.4. #iagnosis 6anding ............................................................................................ )* III.5. Penatalaksanaan ................................................................................................ )III.)+. 1omplikasi ...................................................................................................... )III.)). Prognosis ......................................................................................................... )2 III.)*. Pen'egahan ...................................................................................................... )2 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... )4
2
BAB I PENDAHULUAN
Parotitis merupakan penyakit infeksi pada anak"anak yang pada -+"+ 7 kasusnya merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh 8irus. Infeksi terjadi pada anak"anak kurang dari )3 tahun sebelum penyebaran imunisasi. Penyebaran 8irus terjadi dengan kontak langsung, per'ikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. $ekarang penyakit ini sering terjadi pada orang de(asa muda sehingga menimbulkan epidemi se'ara umum. Pada umumnya parotitis epidemika dianggap kurang menular jika dibanding dengan morbili atau 8ari'ela, karena banyak infeksi parotitis epidemika 'enderung tidak jelas se'ara klinis. #alam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan komplikasi (alaupun jarang terjadi. 1omplikasi yang terjadi dapat berupa9 Meningoen'epalitis, artritis, pankreatitis, miokarditis, ooporitis, or'hitis, mastitis, dan ketulian. Insidensi parototis epidemika dengan ketulian adalah ) 9 )3.+++. Meningitis yang terjadi berupa Meningitis aseptik. Insidensi dari parotitis Meningoen'ephalitis sekitar *3+:)++.+++ kasus. $ekitar )+7 dari kasus ini penderitanya berumur kurang dari *+ tahun. ngka rata"tata kematian akibat parotitis Meningoen'ephalitis adalah *7. 1elainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opti'us, da'ryoadenitis, u8eokeratitis, s'leritis dan trombosis 8ena 'entral retina. &angguan pendengaran akibat paroitis epidemika biasanya unilateral, namun dapat pula bilateral. &angguan ini seringkali bersifat permanen.
3
BAB II PEMBAHASAN
II. 1. Anatomi dan Fisioloi Pa!otis
6erdasarkan ukurannya kelenjar sali8a terdiri dari * jenis, yaitu kelenjar sali8a mayor dan kelenjar sali8a minor. 1elenjar sali8a mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. 1elenjar parotis yang merupakan kelenjar sali8a terbesar, terletak se'ara bilateral di depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di ba(ah lengkung ;igomatik. 1elenjar parotis terbungkus dalam selubung parotis
4
1elenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. 1elenjar ini bersifat mukus dan serus. 1elenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum lunak dan u8ula serta regio posterolateral dari palatum keras. 1elenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal.
&ambar ). natomi kelenjar sali8a
5
BAB III PAROTITIS
II. 1. D"#inisi
Parotitis ialah penyakit akut, menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis Parotitis merupakan self limiting disease yang disebabkan oleh infeksi 8irus yang paling sering terjadi di sekolah"usia anak dan remaja. Pada orang de(asa, infeksi ini bisa menyerang testis
1ontak langsung Per'ikan ludah
+7
penderita tidak menunjukkan tanda"tanda sakit
menjadi sumber penularan seperti halnya penderita parotitis yang nampak sakit. Masa tunas
III. $. E%id"mioloi
Parotitis merupakan penyakit endemik pada populasi penduduk urban. >irus menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang ber'ampur dengan sali8a, dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan pada menyusutnya imunitas. Parotitis merupakan penyakit endemik pada komunitas besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 2 tahun. Relatif jarang terjadi epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat, yang hidup dalam rumah, perkemahan, barak"barak tentara, atau sekolah. da penurunan insiden sejak pengenalan 8aksin parotitis epidemika pada tahun )504.
6
#alam setahun, parotitis banyak terjadi pada musim dingin. &olongan umur yang terkena 3 ? )3 tahun. @uga ditemukan pada usia diba(ah -+ tahun. Parotitis kadang juga terjadi pada usia diba(ah tahun dan diatas + tahun. Aamun meskipun demikian, pada daerah yang terisolasi atau daerah yang tidak ada sejarah pernah endemik parotitis ditemukan kejadian parotitis pada usia diba(ah ) tahun sebesar )27 dan umur - ? tahun sebesar 2+7 " 4+7. &ender juga berpengaruh terhadap angka kejadian parotitis.
Baki"laki lebih sering terkena parotitis dibandingkan
perempuan.
III. &. Klasi#i'asi No J"nis Pa!otitis 1.
M(m%s
Penyakit menyerang
8irus
akut
kelenjar
yang
biasanya
ludah
terutama
kelenjar parotis $.
Pa!otitis S(%(!ati# A'(t
Penyakit yang menyerang kelenjar ludah akibat infeksi retrograd dari rongga mulut
&.
*.
Pa!otitis R"'(!"ns
Penyakit yang menyerang kelenjar ludah
J()"nil"
akibat malformasi duktus kongenital
Pa!otitis K!oni'
Peradangan non spesifik pada kelenjar parotis yang ditandai dengan eksaserbasi intermiten
nyeri
C
pembengkakan
unilateral kelenjar parotis dengan inter8al remisi yang asimptomatik
III. *. Etioloi
Parotitis adalah penyakit 8irus sistemik yang disebabkan oleh 8irus ribonu'lei' a'id irus ini berantai tunggal dengan RA yang dikelilingi oleh glikoprotein. $alah satu dari kedua glikoprotein berfungsi sebagai perantara neuraminidase dan akti8itas hemaglutinasi, sedangkan yang lain bertanggung ja(ab
7
atas fusi membran lipid dengan sel inang. Manusia dikenal sebagai satu"satunya inang bagi 8irus mumps. >irus mumps, Rubula8irus, memiliki morfologi yang sama dengan human parainfluen;a 8iruses irus mumps juga memiliki karakteristik epidemiologi dengan measles <8irus RA, genus Morbilli8irus, famili ParamyDo8iridae= dan rubella <8irus RA, genus Rubi8irus, famili Toga8iridae=.
III. +. Pato#isioloi
>irus mumps masuk tubuh melalui hidung atau mulut yang berasal dari per'ikan ludah, kontak langsung dengan penderita parotitis lain, muntahan, dan urin. Infeksi akut oleh 8irus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan Ig& se'ara bermakna dari serum akut dan serum kon8alesens. Masa inkubasi ) sampai * hari kemudian 8irus bereplikasi di dalam traktus respiratorius atas. $emakin banyak penumpukan 8irus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis : epitel traktus respiratorius kemudian terjadi 8iremia
8
III. ,. Mani#"stasi Klinis
Masa inkubasi berkisar dari )"* hari dengan pun'ak pada hari ke")2 dan )4. Pada anak, manifestasi prodormal jarang terjadi tetapi mungkin tampak bersama dengan demam
meluas lebih lanjut dan mengaburkan batas
pembengkakan kelenjar, sehingga pembengkakan lebih mudah disadari dengan pandangan daripada dengan palpasi. Pembengkakan terjadi dengan 'epat dalam (aktu beberapa jam dengan pun'ak pada )"- hari. Pembengkakan jaringan mendorong lobus telinga ke atas dan ke luar, dan sudut mandibula tidak lagi dapat dilihat. Pembengkakan perlahan"lahan 9
menghilang dalam -"2 hari. $atu kelenjar parotis biasanya membengkak sehari atau dua hari sebelum yang lain, tetapi la;im pembengkakan terbatas pada satu kelenjar. #aerah pembengkakan terasa lunak dan nyeri. Edema faring dan palatum mole homolateral menyertai pembengkakan parotis dan memindahkan tonsil ke medial. Pembengkakan parotis biasanya disertai dengan demam sedang hingga +F.
&ambar *. &ambaran mumps pada anak
III. -. Dianosis
Penegakkan diagnosis dari parotitis yaitu9 ). namnesis a. &ejala yang pertama terlihat adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, b. '. d. e. f.
terutama jika menelan 'airan asam misalnya jeruk. #emam, biasanya suhu men'apai -4,5"+o Fel'ius Pembengkakan kelenjar terjadi setelah demam Aafsu makan berkurang Menggigil $akit kepala
*. Pemeriksaan /isik a. $uhu meningkat men'apai -4,5"+o Fel'ius b. Pembengkakan di daerah temporomandibuler
'.
Pemeriksaan serologis da tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya infeksi 8irus
Hemaglutination inhibition
@ika
perbedaan titer spesimen kali selama infeksi akut, maka kemungkinannya parotitis.
*.
Aeutrali;ation
-.
Fomplement ? /iDation
11
Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah respon antibodi terhadap komponen antigen $ dan > bagi diagnosa infeksi parotitis epidemika akut. ntibodi terhadap antigen > men'apai titer pun'ak dalam ) bulan dan menetap selama 0 bulan berikutnya dan kemudian menurun se'ara lambat * tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada. Peningkatan kali lipat dalam titer dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi. ntibodi terhadap antigen $ timbul 'epat, sering men'apai maksimum dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang dalam 0 sampai )* minggu.
d.
Pemeriksaan >irologi Isolasi 8irus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi 8irus dilakukan dengan biakan 8irus yang terdapat dalam sali8a, urin, likuor serebrospinal atau darah. 6iakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi 'airan fosfat"AaFl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun.
III. . Dianosis Bandin
Ad"no%ati
da!i
tonsilo#a!initis9
telinga
tidak
terangkat
oleh
pembengkakan, inflamasi faring nyata
Di#t"!i /"!at 0
bullneck Pembengkakan
tidak nyeri. Inflamasi faring serta
pseudomenbrane.
Penyakit lain yang bergejala pembengkakan kelenjar parotis9 $arkoidosis, Bukemia, $indrom %8eoparotitis
Sali)a!2 3al4(l(s9 batu membuntu saluran parotis, yang sering du'tus
submandibular.
T"tan(s 'a!"na t!ism(sn2a . Mudah dibedakan karena tidak ada kaku otot
lain
III. 5. P"natala'sanaan
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited
12
bagi infeksi 8irus mumps oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif. ). Penderita ra(at jalan Penderita baru dapat dira(at jalan bila tidak ada komplikasi, keadaan umum 'ukup baik. a. Istirahat yang 'ukup b. Pemberian diet lunak dan 'airan yang 'ukup '. Medikamentosa
*. Penderita ra(at inap Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat, gejala saraf perlu ra(at inap di ruang isolasi. a. #iet lunak, 'air dan T1TP b. nalgetik"antipiretik
-. Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya.
III. 16. Kom%li'asi
1eterlibatan sistem saraf pusat <$$P= dalam bentuk meningitis aseptik
sampai )37 pasien dan berubah tanpa seuelae - sampai )+ hari. rang de(asa memiliki risiko lebih tinggi untuk komplikasi ini dibandingkan anak"anak, dan laki" laki lebih sering dibandingkan anak perempuan
sebenarnya sukar diperkirakan karena infeksi subklinis system saraf sentral, seperti dibuktikan oleh pleositasis 'airan serebrospinal, telah dilaporkan lebih dari 037 penderita dengan parotitis. Manifestasi klinis terjadi pada lebih dari )+7 penderita. Insiden meningoensefalitis parotitis sekitar *3+:)++.+++ kasusJ )+7 dari kasus ini terjadi pada penderita lebih tua dari *+ tahun. ngka mortalitas adaah sekitar *7. rang laki"laki terkena tiga sampai lima kali lebih sering daripada (anita. Parotitis merupakan salah satu dari penyebab meningitis aseptik yang paling sering. Patogenesis meningoensefalitis parotitis telah diuraikan sebagai <)= infeksi primer neuron dan <*= ensefalitis pas'ainfeksi dengan demielinasi. Pada tipe pertama parotitis sering mun'ul bersamaan atau menyertai ensefalitis. Pada tipe ke dua, ensefalitis menyertai parotitis pada sekitar )+ hari. Parotitis mungkin pada beberapa kasus tidak ada. $tenosis aueduktus dan hidrosefalus telah dihubungkan dengan infeksi parotitis. Menginjeksikan 8irus parotitis ke dalam tpai pada umur menyusui telah menghasilkan lesi yang serupa. Meningoensefalitis parotitis se'ara klinis tidak dapat dibedakan dari meningitis sebab lain. da kekakuan leher sedang, tetapi pemeriksaan neorologis lain biasanya normal. Fairan serebrospinal irus parotitis dapat diisolasi dari 'airan serebrospinal pada a(al penyakit. $. O!'itis7 E%ididimitis r'hitis
setelah masa pubertas. Penyakit ini terjadi sebanyak 3+7 pada laki"laki setelah masa
pubertas,
biasanya
setelah
parotitis,
tapi
penyakit
ini
mungkin
mendahuluinya, terjadi se'ara serempak, atau terjadi sendirian.
14
1omplikasi ini jarang terjadi pada anak laki"laki prapubertas tetapi sering <)" -37= pada remaja dan orang de(asa. Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa epididimitisJ epididimitis dapat juga terjadi sendirian. @arang ada hidrokel. rkitis biasanya menyertai parotitis dalam 4 hari atau sekitarnyaJ orkitis dapat juga terjadi tanpa bukti adanya infeksi kelenjar ludah. Pada sekitar -+7 penderita keda testis terkena. Mulainya biasanya mendadak, dengan kenaikan suhu, menggigil, nyeri kepala, mual, dan nyeri perut ba(ahJ bila testis kanan terlibat, appendisitis dapat dikesankan sebagai kemungkinan diagnostik. Testis yang terkena menjadi nyeri dan bengkak, dan kulit yang berdekatan edema dan merah. Rata"rata lamanya adalah
hari. $ekitar -+"+7 testis yang terkena atrofi.
&angguan fertilitas diperkirakan sekitar )-7, tetapi infertilitas absolut mungkin jarang. &. Oo#o!itis Ayeri pel8is dan kesakitan ditemukan pada sekitar 27 pada penderita (anita
pas'a pubertas. Tidak ada bukti adanya gangguan fertilitas. *. N"#!itis >iruria telah sering dilaporkan. Pada satu penelitian orang de(asa, kelainan fungsi
ginjal terjadi kadang"kadang pada setiap penderita, dan 8irria terdeteksi pada 237. /rekuensi keterlibatan ginjal pada anak belum diketahui. Aefritis yang mematikan, terjadi )+") hari sesudah parotitis, telah dilaporkan. +. Pan'!"atitis Pankreatitis adalah jarang, tapi adakalanya terjadi tanpa parotitisJ hypergly'emia
adalah temporer dan bersifat re8ersibel. ,. Mio'a!ditis Manifestasi jantung yang serius sangat jarang, tetapi infeksi ringan miokardium
mungkin lebih sering daripada yang diketahui. Rekaman elektrokardigrafi menunjukkan perubahan"perubahan, kebanyakan depresi segmen $T, pada )-7 orang de(asa pada satu seri. 1eterlibatan demikian dapat menjelaskan nyeri prekordium, bradikardia, dan kelelahan kadang"kadang ditemukan pada remaja dan orang de(asa dengan parotitis. -. K"t(lian Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateralJ (alaupn insidennya rendah
<)9)3.+++=, parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral. 1ehilangan pendengaran mungkin sementara atau permanen. 15
. Kom%li'asi O'(l"! 1omplikasi ini meliputi dakrioadenitis, pembengkakan yang nyeri, biasanya
bilateral, dari kelenjar lakrimalisJ neuritis optic (papillitis)dengan gejala"gejaa ber8ariasi dari kehilangan penglihatan sampai kekaburan ringan dengan penyembuuhan dalam )+"*+ hariJ uveokeratitis, biasanya unilateral dengan fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan 'epat dan penyembuhan dalam *+ hariJ skleritis, tendonitis, dengan akibat eksoftalmusJ dan trobosis vena sentral. 5. A!t!itis tralgia yang disertai dengan pembengkakan dan kemerahan sendi merupakan
komplikasi yang jarangJ biasanya penyembuhannya sempurna.
III. 11. P!onosis
Prognosis keseluruhan mumps dengan tanpa komplikasi adalah sangat baik. Prognosis pasien dengan ensefalitis umumnya baik, namun, kerusakan neurologis dan kematian dapat terjadi. #ilaporkan angka kejadian ensefalitis mumps sebesar 3 kasus per )+++ kasus mumps yang dilaporkan. $euelae permanen jarang terjadi, sedangkan laporan kasus ensefalitis angka kematian rata"rata ),7. Myelitis sementara atau polyneuritis jarang. $ekitar )+7 dari semua pasien yang terinfeksi berkembang dalam bentuk meningitis ringan, yang sulit dibedakan dengan meningitis bakteri.
III. 1$. P"n4"a8an
Pen'egahan terhadap parotitis dapat dilakukan se'ara imunisasi pasif dan imunisasi aktif. ).
Pasif &amma globulin parotitis tidak efektif dalam men'egah parotitis atau mengurangi komplikasi.
*.
ktif #ilakukan dengan memberikan 8aksinasi dengan 8irus parotitis epidemika yang hidup tapi telah dirubah sifatnya aksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi 8irus dan
16
tidak menular. Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama 8aksin 'ampak dan rubella
DAFTAR PUSTAKA
). 6ehrman, Ri'hard E., Robert M. 1liegman, nn M. r8in. *+++. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. @akarta 9 E&F *. F.&eorge Ray, Parotitis Epidemika, dalam 6uku jar Ilmu Penyakit #alam Harrison, Edisi KIII,E&F, @akarta, )555, hal 9 5-3"5-4. -. &ermaine B #efendi. Mumps. In9 Russell L $teele, Fhieff Editor9 Meds'ape Referen'e9 *+)*. #iakses dari http9::emedi'ine.meds'ape.'om . Mumps, Pinkbook *+)*, pidemiolog! and "revention of #accine "reventable $iseases, )*th Edition $e'ond Printing Re8ised May *+)* 3. Pudjiadi, Marissa Tania $., $ri Rejeki $. Hadinegoro. *++5. rkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika 9 laporan kasus. %ari "ediatri. >ol. )) <)= 9 2"3). 0. Ray, F. &. *++4. &uku A'ar Ilmu "en!akit $alam arrison. @akarta 9 E&F. 17
2. $oedarmo, $. $. P., &arna H., Hadinegoro $. R. $., $atari H. I. *++4. &uku A'ar Infeksi dan "ediatrik ropis. @akarta 9 I#I. 4. $uprohaita, rif Mansjoer, Lahyu Ika Lardhani, Li(iek $etio(ulan, Parotitis Epidemika, dalam 1apita $elekta 1edokteran, Edisi III, @ilid II, Media es'ulapius /1 %I, @akarta, *+++, hal9 )4")5.
18