BAB I PENDAHULUAN
Retinopati Retinopati prematuritas prematuritas (ROP) (ROP) adalah adalah suatu suatu penyakit penyakit yang secara primer primer hanya muncul pada bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah. Kelainan ini disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal pada retina, yaitu lapisan jaringan saraf yang menyebabkan sulit untuk melihat. Kelainan ini dapat menyebabkan ablasio retina dan mengarah pada kebutaan. Retinopati Retinopati prematurita prematuritas s yang sebelumny sebelumnya a disebut disebut fibroplasi fibroplasias as retrolental retrolental,, diperkirakan menyebabkan 55 kasus kebutaan baru pada bayi setiap tahunnya di !merika "erikat.
#
$emba $embaikny iknya a pera%a pera%atan tan bayi bayi baru baru lahir lahir dapat dapat menur menurunk unkan an
presentase bayi yang terkena gangguan ini, tetapi juga telah meningkatkan jumlah total total yang yang beresi beresiko. ko. &i indon indonesi esia, a, #5' bayi bayi baru baru lahir lahir dengan dengan umur umur kehami kehamilan lan kurang dari minggu dan berat lahir kurang dari #5 gram memiliki retinopati prematuritas.* Pada tahun #+5#, ampbell merupakan orang pertama yang menyatakan bah%a ROP berhubungan dengan terapi oksigen yang diberikan pada pera%atan neonatus, dan hal ini telah dikonfirmasu oleh Pat-. &e%asa ini, setelah dilakukan penelitian penelitian tentang terapi terapi oksigen oksigen terbukti terbukti bah%a bah%a oksigen oksigen bukanlah bukanlah satusatuny satusatunya a penyebab kausal dari ROP, faktorfaktor lain yang berperan dalam pathogenesis ROP masih belum diketahui.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
//.#. !0!1O$/ R21/0! Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisasi, dengan kemampuan untuk memulai pengolahan informasi penglihatan sebelum informasi tersebut ditransmisikan melalui ner3us optikus ke korteks 3isual. "trukt "truktur ur yang yang berlap berlapis islap lapis is terseb tersebut ut memun memungki gkinka nkan n lokalis lokalisasi asi fungsi fungsi atau atau gangguan fungsional pada suatu lapisan atau sekelompok sel. 0amun, persepsi %arna, kontras, kedalaman, dan bentuk berlangsung di dalam korteks. Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam dalam dua pertig pertiga a poste posterio riorr dindin dinding g bola bola mata. mata. Retina Retina memben membentan tang g ke anteri anterior or hampir sejauh corpus ciliare dan berakhir pada ora serata dengan tepi tidak rata. 4apisanlapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah sebagai berikut (gambar #)
6ambar #. 4apisanlapisan retina 4
#. $embra $embrane ne limita limitans ns intern interna a *. 4api 4apisa san n ser serat at sara saraf f $engandung aksonakson sel ganglion yang berjalan menuju ner3us optikus . 4api 4apisa san n sel sel gan gangl glio ion n . 4apisa 4apisan n pleksi pleksifor form m dala dalam m $engan $engandu dung ng sambun sambunga gan n sel sel gangli ganglion on denga dengan n sel amakri amakrin n dan sel bipolar 5. 4apisan 4apisan inti dalam dalam badanbadan badanbadan sel sel bipolar,am bipolar,amakrin akrin dan horison horisontal tal 7. 4api 4apisa san n pleks pleksif ifor orm m luar luar $eng $engan andu dung ng samb sambun unga gan n sel sel bipo bipola larr dan dan sel sel hori hori-o -ont ntal al deng dengan an fotoreseptor 8. 4apisa 4apisan n inti inti luar luar sel foto fotores resep eptor tor 9. $embra $embrane ne limita limitans ns ekste eksterna rna +. 4apisan 4apisan fotoresep fotoreseptor tor segmen segmen dalam dalam dan luar batang batang dan dan kerucut kerucut #.2pitel pigmen retina Retina menerima darah dari dua sumber koriokapilaris yang berada tepat di luar membrane :ruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiform luar luar dan lapisa lapisan n inti inti luar, luar, fotore fotoresep septor tor,, dan lapisa lapisan n epitel epitel pigmen pigmen retina retina;; serta serta cabangca cabangcabang bang dari arteria arteria centralis centralis retinae, yang yang mendarahi mendarahi dua pertiga pertiga dalam dalam retina retina (gamba (gambarr *).
kerus rusakan
yang
tak
dapat
dipe diperb rbai aiki ki bila bila reti retina na meng mengal alam amii abla ablasi si.. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel
yang ang
tida idak
berlubang,
yang
membe membentu ntuk k sa%ar sa%ar darah darahret retina ina.. 4apis 4apisan an endotel pembuluh koroid berlubanglubang. "a%ar "a%ar darah darahret retina ina sebela sebelah h luar luar terlet terletak ak setinggi lapisan epitel pigmen retina.
6ambar *. A centralis retinae=askularisasi
retina
//.*. "/O4O6/ Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. "elsel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah ransangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang 5
diha dihant ntar arka kan n
oleh oleh
jara jaras sja jara ras s
peng penglih lihat atan an
ke
kort kortek eks s
peng penglih lihat atan an
oksi oksipi pita tal. l.
=askularisasi =askularisasi yang baik akan sangat mendukung fungsi retina yang baik. 5 Pada Pada masa masa embrio embriolog logi, i, 3asku 3askular larisa isasi si retina retina dimula dimulaii pada pada #7 minggu minggu setel setelah ah gestas gestasi. i. Proses Proses 3asku 3askular larisa isasi si retina retina berlan berlangsu gsung ng secara secara sentr sentrifu ifugal gal dari dari ner3u ner3us s opticus, opticus, mengikuti gelombang gelombang mesenkima mesenkimall sel spindle spindle dan mencapai ora serata serata nasalis pada usia gestasi * minggu dan ora serata temporalis pada usia gestasi * minggu atau saat aterm (gambar ).#
6ambar . Perkembangan 3askularisasi retina
//.. R21/0OP!1>? O< PR2$!1@R/1? //..#. &efinisi Retinopati prematuritas (ROP) adalah penyakit yang disebabkan oleh 3askularisasi retina imatur pada bayi yang lahir premature atau dengan berat lahir rendah. Penyakit ini dapat ringan atau tanpa disertai defek 3isual, atau dapat menjadi progresif dengan adanya neo3askularisasi dan berlanjut pada lepasnya lepasnya retina retina (ablasio) (ablasio) dan kebutaan. kebutaan. &engan &engan meningkat meningkatnya nya pera%atan pera%atan neonatal yang membuat bayi prematur (lahir kurang dari * minggu) dan berat badan lahir rendah (kurang dari #5 gr) dapat bertahan, insiden dari ROP makin meningkat. #
//..*. 2tiologi
6
Peny Penyeb ebab ab dari dari ROP ROP adal adalah ah terg tergan angg ggun unya ya pros proses es pema pemata tang ngan an pemb pembul uluh uh dara darah h yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh kela kelahi hira ran n bayi bayi yang yang prem premat atur ur (diba%ah * minggu). Pada bayi dengan berat badan lahir rendah diduga paparan terapi oksigen juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ROP %alaup %alaupun un bukan bukan merupa merupaka kan n penye penyebab bab tungga tunggal. l.
koroi oroid d
yang ang
suda sudah h
terb terbe entuk ntuk pada ada
7
min minggu ggu
mas masa
gesta estasi si
memperdarahi seluruh bagian retina yang a3askular. Pembuluh darah retina akan lengkap mencapai bagian ora serata nasal pada usia gestasi * minggu, dan lengkap mencapai bagian temporal pada usia gestasi * minggu atau usia aterm. Pada bayi yang lahir prematur, terutama pada usia gestasi kurang dari dari mingg minggu, u, pembe pembentu ntuka kan n pembul pembuluh uh darah darah retina retina terhen terhenti ti sebel sebelum um terbentuk sempurna, sehingga hal ini menyebabkan penyakit penyakit ROP muncul. ,
7
1eori kedua pada pathogenesis ROP adalah spindle sel mesenkimal, terpapar oleh kondisi hiperoksigen ekstrauterin, dan membuat celah tautan (gap junction). junction). elah tautan ini menginterfensi formasi 3askular normal dan memicu respon pembentukan neo3askular, seperti dilaporkan oleh Kret-er dan >ittner. $enurut !shton, terdapat * fase pada teori ini. al ini menye menyebab babka kan n daerah daerah terseb tersebut ut menjadi iskemik, faktor angiogenik seperti 3ascular endothelial gro%th factor (=26<) (=26<),, dihasi dihasilka lkan n oleh oleh sel spindl spindle e mesenk mesenkima imall dan retina retina yang yang iskemi iskemik k untuk membuat 3askular baru. Balur 3askular baru ini tidak matur dan tidak berespon pada regulasi yang seharusnya. //..5. $anifestasi klinis Kelainan ROP ini biasanya terjadi bilateral, namun sering asimetrik. Kelainan ini juga jarang menimbulkan gejala yang mudah dikenali. 1anda a%al biasanya adalah adanya keterlambatan pergerakan bola mata. Pada beberapa kasus dapat ditemukan leukocoria dan strabismus. Kelainan ini harus secara aktif dikenali pada bayibayi yang memiliki faktor resiko dengan melakukan skrining.*,, "krining dilakukan rutin untuk semua bayi dengan berat lahir #5 gr atau kurang dan bayibayi yang mendapat terapi oksigen tambahan jangka panj panjan ang, g, untu untuk k menc mencar arii kemu kemung ngki kina nan n adan adanya ya ROP ROP. 23al 23alua uasi si pert pertam ama a dilakukan sesuai usia gestasi pada saat bayi lahir. •
Bika Bika bayi bayi lahir lahir pada pada usia usia gestas gestasii ** ** minggu minggu,pe ,pemer meriks iksaan aan pertama harus dilakukan pada usia gestasi *8*9 minggu atau
•
sekitar minggu setelah kelahiran Bika bayi lahir pada usia gestasi *5*9 minggu, pemeriksaan pertama harus dilakukan pada minggu ke 5 setelah kelahiran
"elanjutnya pemeriksaan dilanjutkan sampai 3askularisasi mencapai seluruh retina, sampai tandatanda ROP mengalami resolusi spontan, atau sampai diberikan terapi yang tepat.
8
//..7. &iagnosis &iagnosis dari ROP membutuhkan pemeriksaan funduskopi dengan menggunakan instrument seperti •
"peculum "auer (untuk membuat mata tetap terbuka)
•
Oftalmoskopi
ROP ROP dika dikate tego gori rika kan n para parah h berd berdas asar arka kan n -ona -ona pada pada reti retina na yang yang terk terken ena a (gambar ). "emakin rendah -ona dan semakin tinggi stadium penyakit ini yang ditemukan pada pemeriksaan funduskopi masingmasing mata, maka tingkat keparahannya semakin tinggi pula.
7a
6ambar . Cona pada ROP Zona 1 •
•
Pusat dari -ona # adalah ner3us optikus !rea ini memanjang dua kali jarak dari saraf optic ke macula dalam bent bentuk uk ling lingka kara ran. n. ROP ROP yang yang terle terleta tak k pada pada -ona -ona # (bah (bahka kan n pada pada stadium #, imatur) dianggap kondisi yang kritikal dan harus dimonitor dengan ketat
9
•
!rea ini sangat kecil dan perubahan pada area dapat terjadi dengan sanga sangatt cepat, cepat, kadang kadangka kala la dalam dalam hitung hitungan an hari. hari. 1anda utama utama dari dari perburukan penyakit ini bukanlah ditemukannya neo3askularisasi tetapi deng dengan an
dite ditemu muka kan n
adan adany ya
pemb pembul uluh uh
dara darah h
yang ang
meng mengal alam amii
peningkatan dilatasi. =askularisasi retina tampak meningkat mungkin akibat meningkatnya shunting arterio3ena. Zona 2 •
Cona * adalah area melingkar yang mengelilingi -ona # dengan nasal
•
ora serrata sebagai batas nasal. ROP pada -ona * dapat berkembang dengan cepat namun biasanya didahului dengan tanda bahaya (warning ( warning sign) sign) yang memperkirakan terjad terjadiny inya a perbur perburuka ukan n dalam dalam #* minggu minggu.. 1anda bahay bahaya a terseb tersebut ut anta antara ra lain lain (#) (#) tamp tampak ak 3ask 3askul ular aris isas asii yang yang meni mening ngka katt pada pada ridge (percabangan 3askular meningkat); biasanya merupakan tanda bah%a penyakit ini mulai agresif. (*) &ilatasi 3askular yang meningkat. () tampak adanya Dhot D hot dog E pada pada ridge; ridge; merupakan penebalan 3askular pada ridge; ridge; hal ini biasanya terlihat terlihat di -ona posterior posterior * (batas (batas -ona #) dan merupakan indikator prognosis yang buruk.
Zona 3 •
Cona adalah bentuk bulan sabit yang tidak dicakup -ona * pada bagian temporal.
•
Pada -ona ini jarang terjadi penyakit yang agresif. :iasanya, -ona ini mengalami mengalami 3askular 3askularisasi isasi lambat lambat dan membutuhk membutuhkan an e3aluasi e3aluasi dalam dalam setiap beberapa minggu.
•
:anyak bayi yang tampak memiliki penyakit pada -ona dengan garis demarkasi dan retina yang non3ascular. Kondisi ini ditemukan pada balita dan dapat dipertimbangkan sebagai penyakit sikatrisial. 1idak ditemukan adanya penyakit sekuele dari -ona ini.
Stadium 10
Stadium 0 •
:entuk yang paling ringan dari ROP. $erupakan 3askularisasi retina yang imatur. 1idak tampak adanya demarkasi retina yang jelas antara retina yang ter3askula ter3askularisas risasii dengan dengan neo3asku neo3askularisa larisasi. si. >anya >anya dapat dapat
•
ditentukan perkiraan perbatasan pada pemeriksaan. Pada Pada -ona -ona #, mungki mungkin n ditemu ditemukan kan 3itreo 3itreous us yang yang berkab berkabut, ut, dengan dengan sara saraff opti optik k seba sebaga gaii satu satus sat atun uny ya landmark , sebaik sebaikny nya a dilaku dilakukan kan
• •
pemeriksaan ulang setiap minggu Pada -ona *, sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap * minggu Pada -ona , pemeriksaan setiap minggu cukup memadai
Stadium 1 •
&itemukan garis demarkasi tipis (gambar 5) antara area 3askular dan
•
a3askular pada retina. 6aris ini tidak memiliki m emiliki ketebalan Pada Pada -ona -ona #, tampak tampak sebaga sebagaii garis garis tipis tipis dan mendat mendatar ar (bias (biasany anya a pertama kali pada nasal). 1idak ada ele3asi pada retina a3askular. Pembuluh retina tampak halus, tipis, dan supel. "ebaiknya dilakukan
• •
pemeriksaan setiap minggunya. Pada -ona *, sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap * minggu Pada -ona , pemeriksaan dilakukan setiap minggu
6amb 6ambar ar 5. 6aris 6aris derm dermak akas asii pada pada ROP ROP stad stadiu ium m # terl terlih ihat at pada pada funduskopi Stadium 2 •
1ampak mpak ridge luas luas dan tebal yang yang memisa memisahka hkan n area area 3asku 3askular lar dan a3askular retina. 11
•
Pada -ona #, apabila ada sedikit saja tanda kemerahan pada ridge, ridge, ini meru merupa paka kan n tand tanda a baha bahaya ya.. !pabi pabila la terl terlih ihat at adan adanya ya pemb pembes esar aran an pembuluh, penyakit dapat dipertimbangkan telah memburuk dan harus
•
ditatalaksana dalam 8* jam Pada -ona *, apabila tidak ditemukan perubahan 3askular dan tidak terjadi pembesaran ridge, ridge, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan tiap
•
* minggu. Pada -ona , pemeriksaan setiap * minggu cukup memadai, kecuali ditemukan adanya pembentukan arcade 3askular. 3askular.
Stadium 3 •
&apa &apatt
dite ditemuk mukan an
adany adanya a
prol prolif ifer eras asii
fibr fibro3 o3as asku kular lar
ekst ekstra rare reti tina nall
(neo3asku (neo3askularisa larisasi) si) pada ridg ridge, e, pada pada permuk permukaan aan poster posterior ior ridge ridge atau •
anterior dari rongga 3itreous (gambar 7). Pada Pada -ona -ona #, apabil apabila a ditemu ditemukan kan adany adanya a neo3as neo3askul kulari arisas sasi, i, maka maka
•
kondisi ini merupakan kondisi yang serius dan membutuhkan terapi. Pada ada -on -ona *, prethreshold adala adalah h bila bila terdap terdapat at stadiu stadium m dengan dengan
•
penyakit plus Pada -ona , pemeriksaan setiap * minggu cukup memadai, kecuali bila ditemukan adanya pembentukan arcade 3askular
6ambar 7. 6ambaran funduskopi pada ROP stadium Stadium 4
12
•
"tadiu "tadium m ini adalah adalah ablasi ablasio o retina retina subtot subtotal al yang yang bera% bera%al al pada pada ridge. ridge.
•
Retina tertarik ke anterior ke dalam 3itreous oleh ridge fibro3askular ridge fibro3askular "tadium ! tidak mengenai fo3ea "tadium : mengenai fo3ea
•
Stadium 5 • • •
"tadium ini adalah ablasio retina total berbentuk seperti corong "tadium 5! merupakan corong terbuka "tadium 5: merupakan corong tertutup
Plus disease (penakit plus! • •
:agian dari subklasifikasi dari stadium 1anda dari penyakit ini adalah adanya ominous sign
6ambar 8. "tadium penyakit retinopathy of prematurity
13
//..8. Pemeriksaan penunjang 14
"tandar "tandar baku untuk untuk mendiagn mendiagnosa osa ROP adalah pemeriksaa pemeriksaan n retinal retinal deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
ofta oftalm lmos osko kopi pi
bino binocu cula larr
indi indire rek. k.7a
&ibutuhkan
pemeriksaan dengan dilatasi fundus dan depresi skleral (gambar 9). &ilatasi pupil dilakukan dengan yclomydril (cyclopentolate ,*' dan phenylephrine #'). /nstrument lain yang digunakan adalah #. "peculum "peculum sauer sauer (untuk menjaga menjaga mata mata tetap tetap terbuka) terbuka) *. &epressor &epressor skeral skeral
6ambar 9. Pemeriksaan oftalmoskopi indirek :agian pertama dari pemeriksaan adalah pemeriksaan eksternal, identifikasi rubeosis retina, bila ada. 1ahap selanjutnya adalah pemeriksaan pada kutub posterior, untuk mengidentifikasi adanya penyakit plus. $ata dirotasikan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya penyakit -ona #. !pabila pembuluh nasal tidak terletak pada nasal ora serrata, temuan ini dinyatakan masih berada pada -ona *. !pabila pembuluh nasal telah mencapai ora serrata, maka mata berada pada -ona .
15
6ambar +.
retina; kelainankelainan penyerta di kutub posterior, antara lain melurusnya pembuluh temporal, meregangnya macula ke temporal, dan jaringan retina yang tampak seperti ditarik menutupi diskus. 7a
Terapi medis
1erapi medis untuk ROP terdiri dari skrining oftalmologis terhadap bayi bayi yang memiliki memiliki faktor faktor resiko. resiko. 1erapiterapi rapiterapi lainnya yang yang pernah pernah dicoba dicoba dapat dapat berup berupa a mempe memperta rtahan hanka kan n le3el le3el insulinlik insulinlike e growth "actor "actor (/6<#) dan omega#3#polunsaturated omega#3#polunsatur ated "ait acids (P@
a. 1erapi rapi beda bedah h abla ablati3 ti3e e &ilakukan bila terdapat tanda kega%atan 1erapi ablati3e saat ini terdiri dari krioterapi atau terapi laser • •
• •
untuk menghancurkan area retina yang a3askular :iasanya dilakukan pada usia gestasi 8 minggu m inggu !pabila ROP terus memburuk, mungkin dibutuhkan lebih dari
satu tindakan b. Kriot riote erap rapi Krioterapi merupakan terapi utama ROP sejak era #+8an. Prosedur ini dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun topical. Karena tingkat stress prosedur yang cukup tinggi, maka mungkin dibutuhkan 3entilator setelah prosedur ini selesai. Komplikasi yang paling umum terjadi adalah perdarahan intraokuler, hematom konjungti3a, laserasi konjungti3a, dan bradikardia c. 1erapi rapi beda bedah h las laser er "aat ini, terapi bedah laser lebih disukai daripada krioterapi karena dipertimbangkan lebih efektif untuk mengobati penyakit pada -ona # dan
jug juga
mengh enghas asiilkan lkan
rea reaksi ksi
infla nflama mas si
yang ang
lebi lebih h
ringa ingan n.
dan kelainan kelainan refraksi, refraksi, terapi terapi laser laser tampakny tampaknya a lebih menguntungka menguntungkan n dibandingkan krioterapi, dan juga telah dibuktikan bah%a terapi laser lebih mudah dilakukan dan lebih bisa ditoleransi oleh bayi. a,7a "etelah inter3ensi bedah, oftalmologis harus melakukan pemeriksaan setiap #* minggu untuk menentukan apakah diperlukan terapi tambahan. Pasien yang dimonitor ini harus menjalani pemeriksaan sampai 3askularisasi retina matur. Pada pasien yang tidak ditatalaksana, ablasio retina biasanya terjadi pada usia postmenstrual 9* minggu. "elain "elain itu *' dari dari bayib bayibay ayii premat premature ure mender menderita ita strabi strabismu smus s dan kela kelain inan an refr refrak aksi si,,
kare karena na itu itu
pent pentin ing g
untu untuk k
mela melaku kuka kan n
peme pemeri riks ksaa aan n
oftalmologis setiap 7 bulan hingga bayi berusia tahun. &an juga, #' bayi bayi bayi premat premature ure juga juga dapat dapat mender menderita ita glauco glaucoma ma dikemu dikemudia dian n hari, hari, maka maka pemeriksaan oftalmologis harus dilakukan setiap tahun.
//..+. Prognosis Prognosis Prognosis penyakit penyakit umumnya umumnya ditentuka ditentukan n oleh stadium stadium yang dialami bayi tersebut. Retinopati prematuritas stadium # dan * memiliki prognosis yang lebih baik karena dapat mengalami regresi spontan. "edangkan pada stadium sampai 5 yang memerlukan penanganan lebih lanjut umumnya memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan stadium a%al.a,7a
18
BAB III KESIMPULAN
Retinopati prematuritas (ROP) digambarkan untuk pertama kalinya oleh 1erry pada tahun #+ sebagai retrolental retrolental fibroplasia fibroplasias, s, yaitu penyakit atau gangguan gangguan perkembangan pembuluh darah retina pada bayi yang lahir premature, hal tersebut terkait dengan penyediaan oksigen yang tinggi dan tidak terkendali. ROP penyebab utama kebutaan pada bayi berat badan lahir rendah (::4R) atau sangat rendah (::4"R). ROP terjadi akibat kepekaan pembuluh darah retina di masa perkembangan terhadap oksigen konsentrasi tinggi mengakibatkan tingginya tekanan oksigen retina sehingga memperlambat perkembangan pembuluh darah retina dan menimbulkan daerah iskemia pada retina 1erapi untuk ROP terdiri dari skrining oftalmologis terhadap bayibayi yang memilik memilikii faktor faktor resiko resiko.. "atus "atusatu atuny nya a pence pencegah gahan an yang yang benarb benarbena enarr berma bermakna kna adalah adalah menceg mencegah ah kelahi kelahiran ran premat premature ure dengan dengan pera% pera%ata atan n antena antenatal tal yang yang baik. baik. "emakin matur bayi dilahirkan semakin kecil kemungkinan bayi tersebut menderita ROP
19
DAFTAR PUSTAKA
#. :ashour :ashour $. Retinopathy Retinopathy of prematuri prematurity ty.. 2medicine 2medicine.. &iakses pada pada #5 maret, maret, *#5. httpFF%%%.emedicine.medscape.com *. 4ai 4ai 1?, 1?, 0agp 0agpal al $. Retin Retinop opat athy hy of Prem Premat atur urity ity G !sia !sia Pasi Pasific fic.. !meri merica can n !cademy
of
Ophthalmology. Ophthalmology.
&iakses
pada
*
juni,
*#5.
httpFF%%%.aao.orgFtopicdetailFretinopathyofprematurityasiapacific . Riordan Riordan P, Hhitche Hhitcherr BP. Oftalmo Oftalmologi logi umum =augha =aughan n dan !shbury !shbury edisi #8. Bakarta Penerbit :uku Kedokteran. *#. . al #95*+ 5. "idart "idarta a /. Retina Retina.. &alam &alam /lmu penyaki penyakitt $ata. $ata. Bakarta Bakarta al 557
20