BAB I PENDAHULUAN
Dalam 4 dekade terakhir, angka kejadian makrosomia meningkat di beberapa negara. 1 Setiap tahun, diperkirakan 20 persen dari hampir 4 juta kelahiran di Amerika Serikat merupakan janin dengan berat badan rendah atau tinggi yang ekstrim. Istilah makrosomia digunakan untuk mendeskripsikan bayi dengan berat badan yang berlebihan. 2 Janin makrosomia memiliki beberapa deinisi, termasuk di dalamnya berat badan lahir 4000!4"00 gr atau lebih dari #0$ berdasarkan usia kehamilan. %enimbangan setelah bayi lahir merupakan satu!satunya &ara paling akurat untuk mendiagnosis makrosomia. 'anu(er leop leopol old d dan dan peng penguk ukur uran an ting tinggi gi und undus us uter uterii masih masih dian diangg ggap ap pred predik ikto torr lemah lemah dari dari makr makroso osomi mia, a, peme pemeri riks ksaan aan )S* )S* pun pun dila dilapo pork rkan an tida tidak k lebi lebih h akur akurat at dari dari peme pemeri riks ksaan aan +eopold.2, %ersali %ersalinan nan janin janin makros makrosomi omiaa diasosi diasosiasik asikan an dengan dengan persali persalinan nan lama, lama, pening peningkat katan an kemunkinan persalinan operati, distosia bahu, dan &edera ple-us bra&hial. %ada janin dengan berat badan minimal "000 gr memiliki angka kematian bayi yang lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan 4000!4"00 gr.4 'enuru 'enurutt komite komite A/* A/* Ameri& Ameri&an an olleg ollegee o /bstet /bstetri&i ri&ians ans and *yne&o *yne&olog logists ists, , aktor resiko makrosomia di luar diabetes melitus adalah riayat makrosomia, berat badan maternal sebelum hamil, peningkatan berat badan selama kehamilan, multiparitas, janin laki! laki, umur kehamilan lebih dari 40 minggu, etnis, berat badan lahir maternal, tinggi maternal, umur maternal 31 tahun dan hail positi skrining "0!g glukosa dengan hasil negati pada pemeriksaan toleransi glukosa jam.,4
1
5omplikasi maternal yang berhubungan dengan persalinan makrosomia disebabkan oleh persalinan operati termasuk di dalamnya perdarahan postpartum, laserasi spingter anal, dan ineksi postpartum. %ersalinan dengan operasi aesar disarankan untuk persalinan yang lebih aman dibandingkan dengan induksi. 4 'eskipun identiikasi serta karakterisasi aktor risiko, tidak ada kombinasi dari aktor!aktor risiko yang dapat memprediksi makrosomia &ukup akurat untuk digunakan se&ara klinis. 6anyak (ariasi berat lahir tetap tidak terjelaskan, dan sebagian besar bayi makrosomia tidak memiliki aktor risiko yang dapat diidentiikasi. 1 'akrosomia mungkin tidak selalu dapat di&egah, tetapi ibu yang melakukan peraatan antenatal dan menjaga berat badan yang sehat selama kehamilan dapat membantu men&egah janin besar.."
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Istilah makrosomia janin berarti pertumbuhan janin di luar berat tertentu, biasanya 4.000 g atau 4."00 g, terlepas dari usia kehamilan janin. 7idak ada deinisi pasti makrosomia yang disetujui. 8amun, ada beberapa deinisi yang digunakan dalam klinis seperti skema umum berat badan empiris. ,9
B. Faktor Resiko
6eberapa aktor resiko diyakini memiliki pengaruh terhadap angka kejadian makrosomia, yaitu: 1. /besitas 2. Diabetes gestasional dan diabetes melitus tipe 2 . 'ultiparitas 4. /rang tua yang bertubuh besar ". 5ehamilan pada usia lanjut 9. ;iayat bayi makrosomia sebelumnya .
3
C. Patofisiologi
Se&ara umum, diabetes yang tidak terkontrol, obesitas maternal, dan peningkatan berat badan maternal yang tidak terkendali diasosiasikan dengan makrosomia dan memiliki periode intermiten hiperglikemia. =iperglikemia pada janin menyebabkan stimulasi insulin, insulin-like growth factors, growth hormone, dan aktor pertumbuhan lainnya, yang pada akhirnya menstimulasi pertumbuhan janin dan deposisi lemak dan glikogen. )sia kehamilan lanjut menyebabkan berat badan lahir yang lebih besar pada saat persalinan karena proses pertumbuhan tetap berlanjut dalam rahim.2 'akrosomia dapat diasosiasikan dengan trauma saat lahir pada neonatus dan laserasi jalan lahir, seperti perineum, (agina, dan ser(iks, atau persalinan dengan section caesarea. 8amun, makrosomia pada bayi dengan ibu diabetes dapat mengindikasi gula darah yang tidak terkendali. Janin!janin ini memiliki resiko kematian intraiuterine, oleh karena itu membutuhkan pengaasan ketat. 2
D. Diagnosis
5arena saat ini tidak ada metode untuk memperkirakan ukuran janin yang berlebihan se&ara akurat, diagnosis makrosomia tidak dapat dibuat se&ara deiniti sampai bayi lahir. 5etidaktelitian dalam perkiraan klinis berat janin dengan pemeriksaan isik sering terjadi. 6erbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akurasi )S* dalam memperkirakan berat janin. Sejumlah ormula telah diusulkan untuk memperkirakan berat badan janin menggunakan pengukuran kepala, tulang paha, dan perut. %erkiraan yang disediakan oleh perhitungan ini, meskipun &ukup akurat untuk
4
memprediksi berat janin yang ke&il, prematur, (alid dalam memprediksi berat janin besar.2
E. Penanganan
'enurut A/*, ada beberapa penanganan yang dapat dipertimbangkan: 1. Inter(ensi klinis Inter(ensi klinis untuk pengobatan diduga makrosomia pada anita hamil tanpa diabetes belum dilaporkan. Dalam kehamilan dengan komplikasi diabetes, satu per&obaan klinis ke&il menge(aluasi eek dari inter(ensi diet dengan atau tanpa penambahan insulin. =asil menunjukkan baha penambahan insulin mungkin bermanaat dalam mengobati makrosomia aal antara 2# dan minggu kehamilan. Data menunjukkan kemungkinan penurunan berat badan lahir lebih besar dari persentil ke!#0 dari 4" persen di antara peserta penelitian diobati dengan diet hanya untuk 1 persen di antara mereka yang menerima insulin di samping inter(ensi diet. 6erat badan yang berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan makrosomia janin, dan hasil dari studi kohort besar mengkonirmasi hal ini. 8amun, tidak ada data yang tersedia tentang peran pembatasan diet selama kehamilan untuk men&egah makrosomia pada anita obesitas yang tidak memiliki diabetes. 2. Se&tion aesarea %eran persalinan dengan operasi aesar pada janin suspek makrosomia masih kontro(ersial. Sedangkan risiko trauma lahir dengan persalinan per(aginam lebih tinggi dengan peningkatan berat badan lahir, operasi aesar mengurangi, tetapi 5
tidak menghilangkan resiko ini. Selain itu, hasil uji &oba klinis se&ara a&ak belum menunjukkan eekti(itas klinis kelahiran sesar proilaksis bila ada perkiraan berat janin yang tidak diketahui spesiik. =asil dari penelitian kohort dan kasus!kontrol besar mengungkapkan baha aman untuk memungkinkan per&obaan persalinan untuk estimasi berat janin lebih dari 4.000 g. 'eskipun demikian, hasil laporan tersebut, bersama dengan data eekti(itas biaya diterbitkan, tidak mendukung kelahiran sesar proilaksis untuk tersangka janin makrosomia dengan perkiraan berat kurang dari ".000 g, meskipun beberapa penulis setuju baha kelahiran aesar dalam situasi ini harus dipertimbangkan. . Induksi persalinan %ada kasus pasien dengan suspek janin makrosomia, bukti saat ini tidak mendukung
induksi
dini
dari
persalinan.
=asil
dari
laporan
terakhir
mengindikasikan induksi persalinan setidakna menggandakan resiko persalinan dengan operasi tanpa mengurangi resiko distosia bahu atau morbiditas bayi, alaupun hasil dipengaruhi oleh sejumlah ke&il sampel dan bias yang disebabkan oleh dasar laporan yang retrospekti.
F. Ko!likasi
Salah satu indikasi dari dilakukannya seksio sesarea adalah ditakutkan terjadinya komplikasi pada persalinan per(aginam dengan makrosomia dimana dapat terjadi persalinan lama akibat distosia bahu ataupun &ephalo!pel(i& disproportion yang dapat menimbulkan trauma hebat bagi ibu dan bayi. 5omplikasi yang lain yang juga dapat terjadi pada makrosomia ialah perdarahan postpartum, tapi pada kasus ini tidak terjadi.2,,9 6
6ayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari eek ibu. >alaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada sekitar kehamilan ? minggu. %enilaian yang seksama terhadap pel(is ibu. 7ingkat penurunan kepala janin dan diatas ser(iks. 6ersama dengan pertimbangan terhadap riayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan persalinan per(aginam. Jika terjadi penyulit!penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. 5arena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang teren&ana. >alaupun demikian, yang perlu dingat baha persalinan dari bayi besar baby giant dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil. 6ayi besar juga kerap menjadi penyulit pada saat persalinan normal, karena dapat menyebabkan &edera baik pada ibu maupun bayinya. 5esulitan yang dapat terjadi adalah: 1. 5esulitan pada ibu a. ;obekan hebat jalan lahir b. %erdarahan &. 7erjadi peningkatan persalinan dengan se&tio &aesaria. d. Ibu sering mengalami gangguan berjalan pas&a melahirkan akibat peregangan maksimal struktur tulang panggul. 5eluhan keluhan tersebut bisa sembuh dengan peraatan yang baik. 2. %ada bayi
7
a. 7erjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah lahir tetapi bahu tersangkut di jalan lahir. b. Asiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan untuk melahirkan bahu. &. 6ra&hial %alsy yang ditandai dengan adanya gangguan motorik pada lengan. d.
". Pen#ega$an
Selama peraatan antepartal dilakukan pengkajian ukuran pel(ik ibu dan ukuran janin yang sedang berkembang. )S* pel(imetri dapat memberikan inormasi lebih lanjut. 6ila terlihat uterus yang sangat besar, hidramnion, atau ukuran janin yang sangat besar, atau janin lebih dari satu merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebab. =al!hal yang dilakukan untuk mengantisipasi makrosomia: 1. 'elakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur sehingga kenaikan berat badan janin saat masih dalam kandungan dapat dikontrol dengan baik. 2. 'elakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah. . 5onsultasikan pola makan dan asupan gi@i semasa hamil dengan dokter. 4. Sesuaikan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan antara ?!12 kg.
8
". +ebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein ikan, susu, daging, tahu, tempe (itamin dan mineral sayur dan buah buahan. 9. 5urangi makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat seperti nasi, gula, mie, rotikue, dll. 'elakukan )S* se&ara rutin selama kehamilan, sehingga dapat memantau penambahan berat badan bayi selama dalam kandungan dan dapat diambil langkah langkah untuk men&egah terjadinya bayi besar. BAB III KESI%PULAN
Seperti halnya dengan obesitas, berat badan ibu yang berlebihan dapat di&egah dengan edukasi yang tepat pada ibu hamil tentang berat badan pada kehamilan. Inter(ensi tersebut dapat mengurangi risiko makrosomia pada kehamilan tertentu yang mungkin telah ditempatkan pada risiko karena berat badan ibu berlebihan. 8amun, meskipun berat badan atau berat badan ibu berlebihan dalam kehamilan telah dikaitkan dengan makrosomia janin, eekti(itas mengurangi berat badan sebelum hamil atau membatasi kenaikan berat badan yang berlebihan pada kehamilan belum diuji untuk menentukan apakah langkah ini akan mengurangi tingkat makrosomia janin. 2 Diagnosis janin makrosomia sulit ditegakkan. )ntuk janin suspek makrosomia, akurasi perkiraan berat janin dengan )S* tidak lebih baik dari yang didapatkan melalui palpasi klinis 'anu(er +eopold. Janin suspek makrosomia bukanlah merupakan indikasi untuk dilakukan induksi persalinan karena induksi tidak meningkatkan hasil akhir maternal atau janin. %ersalinan per(aginam tidak merupakan suatu kontraindikasi pada janin dengan berat hingga ".000 g jika tidak disertai diabetes. Bang merupakan indikasi dilakukan sectio caesarea adalah ibu dengan tasiran berat badan janin C4."00g dengan kala II lama. 4
9
%ada dasarnya, makrosomia bukanlah hal yang perlu ditakuti karena dapat di&egah dan dikendalikan jika saat kehamilan ibu melakukan pemeriksaan antenatal yang rutin dan menjaga kesehatan baik itu berat badan maupun asupan nutrisinya. Dengan rutin memeriksaan kehamilan, janin yang di&urigai makrosomia dapat segera ditangani dengan &epat dan tepat.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. +u B, et al. Se&ular trends o ma&rosomia in southeast hina, 1##4!200". 6' %ubli& =ealth. 2011 /&tober 11?1?. 2. Ja@ayeri A. 'a&rosomia. E/nlineF. 2014 E&ited 2014 De&ember 20. A(ailable rom: http:emedi&ine.meds&ape.&omarti&le2929#!o(er(ie. . hatield J. A/* Issues *uidelines on A, *herman ;A, hauhan G6, hang *, 'agann H, et al. Suspi&ion and treatment o the ma&rosomi& etus: A re(ie. Ameri&an Journal o /bstetri&s and *yne&ology. 200" 1#: p. 2!49. ". 5ohnle D. 'a&rosomia. E/nlineF. 2014 E&ited 2014 De&ember 20. A(ailable rom: http:pediatri&s.med.nyu.edu&onditions!e!treat&onditionsma&rosomia. 9. unningham <*, +e(eno 5J, 6loom S+, =auth J, ;ouse DJ, Spong B. illiams /bstetri&s. 2rd ed.: '&*ra!=ill 200#.
11