KATARAK KATARAK TRAUMATIK I. PENDAHULUAN
Seperti bagian tubuh lainnya, mata pun tidak terhindarkan dari berbagai macam trauma yang mengenainya meskipun telah mendapat perlindungan dari kelopak mata, batas-batas orbita, hidung dan bantalan lemak dari belakang.1 Walaupun laupun mata mata mempuny mempunyai ai sistem sistem pelind pelindung ung yang yang cukup cukup baik baik sepert sepertii rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerus akan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. orbita. Kerusakan Kerusakan mata akan dapat mengakibatka mengakibatkan n atau memberikan memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.2 Traum Traumaa pada pada mata mata memerl memerluka ukan n peraat peraatan an yang yang tepat tepat untuk untuk menceg mencegah ah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. !ada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut " trauma tumpul, trauma tembus bola mata, dan trauma radiasi.2,# Katarak Katarak merupakan merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kejernihan kejernihan pada lensa. Kekeruhan pada lensa akan menyebabkan sinar menjadi terhalang sehingga dapat terjadi penurunan daya penglihatan.2 Katarak dapat mengenai semua umur dan terutama pada orang tua atau umumnya pada proses ketuaan normal $katarak senile%. &amun, dapat terjadi juga pada anak ' anak. Katarak pada anak berhubungan pada beberapa keadaan termasuk kelainan kromosom, sindrom sistemik, sistemik, kongenital serta faktor eksternal eksternal berupa trauma atau radiasi. (eberapa faktor lain yang terlibat, mencakup trauma, toksisitas obat $steroid%, penyakit metabolik $diabetes dan hiperparatiroidisme% dan penyakit mata $u)eitis dan ablasio retina%.2,# Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat
8
sesuda sesudah h beberap beberapaa hari hari ataupun ataupun beberap beberapaa tahun. tahun. Katara Katarak k traum traumati atik k ini dapat dapat muncul akut, subakut ataupun gejala g ejala sisa dari trauma mata.#
II. EPID EPIDEM EMIO IOLO LOGI GI
*i +ndone +ndonesia sia,, katara katarak k merupak merupakan an penyebab penyebab utama utama kebutaa kebutaan, n, dimana dimana pre)alensi buta katarak ,/ dari 1,0/ menurut hasil sur)ey pada tahun 1. *ilihat dari jenis kelamin perbandingan kejadian katarak traumatik laki-laki dan perempuan adalah 3 " 1. National Health and Nutrition Examination Survey $&45&6S% melaporkan rata-rata usia penderita katarak traumatik adalah 2 tahun dari 3 kasus yang berhubungan dengan trauma mata. +nsiden katarak pada anak 7 "1. dari angka kelahiran. # (erd (erdas asar arka kan n data data dari dari 8S69 8S69,, insi inside dens nsii trau trauma ma pada pada mata mata yang yang meliba melibatka tkan n lensa lensa adalah adalah 2# ' 0/. 0/. #/ diantaran diantaranya ya merupak merupakan an traum traumaa open globe injury sedangkan injury sedangkan pada kasus closed globe injury hanya berkisar 11/. 3# ' 0/ 0/ dari dari open globe globe injury injury dapat menyebabkan katarak traumatik. Tipe injuri pada lensa akibat trauma paling banyak adalah katarak traumatic yang mencapai angka 3/. +nsidensi +nsidensi katarak traumatik traumatik pada anak mencapai 1# ' 0/ dan 3/ mengenai mata kanan. 3
III.
DEFINISI
Katarak merupakan proses opasifikasi pada lensa. !enuaan merupakan penyebab utama katarak, namun terdapat beberapa penyebab lain meliputi traum trauma, a, to:i to:in, n, penya penyaki kitt sist sistem emik ik $sep $seper erti ti diab diabet etes es%, %, mero meroko kok k dan fakt faktor or herediter herediter.. Katarak Katarak traumatik traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata, dapat berupa trauma perforasi maupu tumpul yang terlihat setelah setelah beberapa beberapa hari atau beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut ataupun gejala sisa dari trauma mata.2
9
Katarak traumatik pada anak paling sering disebabkan karena adanya trauma benda asing pada lensa atau adanya trauma tumpul pada bola mata. ;ensa akan menjadi berarna putih beberapa saat setelah masuknya masuknya benda asing atau trauma tumpul.
>
Gambar 1. !igment iris yang tercetak pada permukaan anterior lensa
$*ikutip dari kepustakaan 0%
IV.
ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA
;ensa berasal dari lapisan ektoderm, merupakan struktur yang transparan berbentuk cakram bikon)eks. ;ensa tidak memiliki suplai darah atau iner)asi setelah perkembangan janin dan hal ini bergantung pada a=uous humor untuk
memenuhi
kebutuhan
metaboliknya
serta
membuang
sisa
metabolismenya. ;ensa terletak posterior dari iris dan anterior dari korpus
10
)itreus. !osisinya dipertahankan oleh ?onula ?innia yang terdiri dari serat-serat kuat yang menyokong dan melekatkannya pada korpus siliar.1 ;ensa terus bertumbuh seiring dengan bertambahnya usia. Saat lahir, ukurannya sekitar ,# mm pada bidang ekuator dan #,0 mm anteroposterior serta memiliki berat sekitar 200 mg. Ketebalan relatif dari korteks meningkat seiring usia. !ada saat yang sama, kelengkungan lensa juga ikut bertambah, sehingga semakin tua usia lensa memiliki kekuatan refraksi yang semakin bertambah. &amun, indeks refraksi semakin menurun juga seiring usia, hal ini mungkin dikarenakan adanya partikel-partikel protein yang tidak larut. @aka lensa yang menua dapat menjadi lebih hiperopik atau miopik tergantung pada keseimbangan faktor-faktor yang berperan.0 ;ensa merupakan salah satu media refraksi yang memfokuskan sinar ke retina. ;ensa berbentuk bikon)eks dan transparan.
11
Gambar 2" (entuk dan posisi lensa. ;ensa berbentuk bikon)eks, berada pada fossa hyaloid, dan membagi mata menjadi segmen anterior dan posterior. $*ikutip dari kepustakaan %
Gambar 3. Struktur lensa
$*ikutip dari kepustakaan #%
(agian'bagian lensa terdiri dari kapsul, epithelium lensa, korteks dan nukleus.1 a. Kapsul
Kapsul lensa memiliki sifat elastis, terdiri dari substansia lensa yang dapat mengkerut selama proses akomodasi. ;apis terluar dari kapsul lensa adalah lamella ?onularis yang berperan dalam perlengketan serat-serat ?onula. Kapsul lensa anterior lebih tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat ketebalannya selama kehidupan. (agian paling tebal dari kapsul lensa terdapat pada bagian anterior dan pre-ekuator posterior dan yang paling tipis pada daerah kutub posterior sentral yaitu sekitar 2-3 mm. !inggir lateral lensa disebut ekuator, yaitu bagian yang dibentuk oleh gabungan kapsul anterior dan posterior yang merupakan insersi dari ?onula.1,2 b. Sra! "#$ula
Serat ?onula lensa disokong oleh serat-serat ?onular yang berasal dari lamina basalis dari epithelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar. Terutama terdiri dari rangkaian serat yang melintas dari badan
12
siliar ke lensa. @enahan lensa pada posisinya dan memungkinkan muskulus siliaris untuk dapat digunakan bergerak. Serat ini tersusun dalam # kelompok 1. Serat yang berasal dari pars plana dan bagian anterior dari orra serrata. (erjalan ke anterior untuk berinseri pada anterior dari ekuator 2. Serat yang berasal dari bagian anterior pada prosessus siliaris melintasi bagian posterior untuk berinsersi dengan ekuator bagian posterior #. Kelompok ketiga dari serat ini melintas dari puncak prosessus siliaris secara lansung masuk kedalam untuk berinsersi pada ekuator. Serat-serat ?onula ini memasuki kapsul lensa pada region ekuatorial secara kontinu. Seiring usia, serat-serat ?onula ekuatorial ini beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior.1
%. Ep&!l l$sa
6pitel lensa terletak tepat di belakang kapsul anterior lensa. Terdiri dari sel-sel epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel ini secara metabolik aktif dan dapat melakukan semua akti)itas sel normal termasuk biosintesis *&5, 9&5, protein dan lipid sehingga dapat menghasilkan 5T! untuk memenuhi kebutuhan energi dari lensa. Sel epitel akan mengalami perubahan morfologis ketika sel-sel epitelial memanjang membentuk sel serat lensa yang sering disertai dengan peningkatan masa protein dan pada aktu yang sama, sel-sel kehilangan organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria dan ribosom. 4ilangnya organel-organel ini dapat menguntungkan karena cahaya dapat melalui lensa tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini, tetapi dengan hilangnya organel maka fungsi metabolik pun akan hilang sedangkan serat lensa bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis.1
13
'. K#r!(s 'a$ Nu(lus
Korteks merupakan bagian perifer yang terdiri dari serat lensa yang masih muda. &ukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Seiring dengan bertambahnya usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan kurang elastis. &ukleus dan korteks terbentuk dari lamellar konsentrik yang panjang. Aaris-garis persambungan $suture line% yang terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamellar tampak seperti huruf B dengan slitlamp. 4uruf B ini tampak tegak di anterior dan terbalik di posterior.2 (erdasarkan periode perkembangan ?ona yang berbeda, nukleus lensa ini terbagi menjadi1,#" 1. &ukleus embrionik. +ni adalah bagian terdalam dari nukleus yang berhubungan dengan lensa pada masa gestasi # bulan pertama. Terdiri dari serat lensa primer yang dibentuk oleh pemanjangan dari sel dinding posterior )esikel lensa 2. &ukleus fetal, berada disekitar nukleus embrionik dan berkaitan dengan lensa pada # bulan pertama masa gestasi sampai dengan kelahiran #. &ukleus infantile. (erkaitan dengan lensa dari kelahiran sampai masa remaja 3. &ukleus deasa. (erhubungan dengan serat lensa yang terbentuk setelah masa remaja sampai dengan kematian.
V.
META)OLISME LENSA
Suplai makanan lensa berasal dari proses difusi humor a=uos. +ni menyerupai suatu struktur jaringan dengan humor a=uos sebagai substratnya dan bola mata sebagai adah yang menyediakan suatu suhu yang konstan. @etabolism dan proses biokimia yang lebih detail melibatkan proses yang 14
kompleks dan
belum
memungkinkan
untuk
sepenuhnya
dimengerti.
mempengaruhi
Cleh karena itu
perkembangan
katarak
tidak dengan
pengobatan.1 @etabolisme dan pertumbuhan sel lensa adalah suatu pengaturan diri sendiri $self regulating%. 5kti)itas metabolik terutama utnuk pemeliharaan kesatuan, transparansi dan fungsi optic dari lensa. 6pitel dari lensa membantu untuk menjaga keseimbangan ion dan memperbolehkan transportasi nutrisi, mineral dan air pada lensa. Tipe transportasi ini diartikan sebagai Dsystem pump-leakE yang membuat transport aktif dari natrium, kalium, kalsium dan asam amino dari humor a=uos masuk kedalam lensa sebagai suatu proses difusi pasif
sepanjang
kapsul
lensa
posterior.
!emeliharaan
keseimbangan
$homeostasis% adalah penting untuk kejernihan lensa dan sangat berkaitan erat dengan keseimbangan cairan. @uatan air dari lensa berkuran seiring dengan perjalanan usia dimana isi dari protein lensa yang insoluble $albuminoid% meningkat lensa menjadi lebih keras, kurang elastis dan kurang transparan. Suatu penurunan kejernihan lensa yang berkaitan dengan usia adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari sama halnya dengan pengerutan kulit dan rambut putih. Aambaran klinik dari penurunan kejernihan lensa muncul pada 0/ dari seluruh orang diatas umur 0 tahun. !orsi bagian tengan atau nukleus dari lensa menjadi sklerosis dan sedikit kekuningan seiring dengan perjalanan usia.1 ;ensa kristalina adalah sebuah struktur yang menajubkan pada kondisi normalnya berfungsi memfokuskan gambar pada retina. !osisinya tepat disebelah posterior iris dan ditopang oleh serat ?onula yang berasal dari korpus siliaris.serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa adalah suatu membrane basalis yang mengelilingi subtansialensa. Sel-sel epitel dekat ekuator lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi membentuk serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang tua di pampatkan pada nukleus sentral, serat-serat muda yang kurang padat
15
disekeliling nukleus menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat a)askuler dan tidak mempunyai persarafan, nutris ilensa didapatkan dari humor a=uos. @etabolisme lensa terutama bersifatanaerob akibat rendahnya kadar oksigen terlarut dalam a=uos.
VI.
KLASIFIKASI
Katarak pada anak dibagi menjadi dua kelompok yaitu" -
Katarak kongenital. Katarak ini telah terlihat pada saat bayi lahir atau beberapa saat setelah kelahiran.
-
Katarak didapat $acquired) merupakan katarak yang terjadi setelah beberapa tahun usia anak, biasanya berhubungan dengan penyebab yang spesifik. Kedua tipe katarak tersebut dapat bersifat unilateral ataupun bilateral. Sepertiga dari jumlah katarak pada anak adalah herediter. &amun selain itu, terdapat penyebab lain berupa gangguan metabolik, penyakit infeksi atau yang berhubungan dengan beberapa sindrom. Katarak didapat pada anak sebagian besar disebabkan oleh karena trauma baik berupa trauma tumpul ataupun trauma penetrans. !enyebab lain misalnya u)eitis, infeksi ocular, obat ' obatan. 1 Klasifikasi katarak traumatik"# •
Kontusio
•
+njuri !erforasi
•
9adiasi ionisasi
16
VII.
ETIOLOGI
6tiologi katarak pada anak antara lain #," 1. Katarak (ilateral -
+diopatik
-
Familial $herediter%
-
5bnormalitas kromosom
-
+nfeksi maternal
2. Katarak 8nilateral -
+diopatik
-
5nomali okular
-
Katarak Traumatik !enyebab katarak traumatik adalah akibat trauma, baik trauma tajam
sebagai benda asing yang mengenai lensa maupun trauma tumpul, radiasi dan kimia pada bola mata yang memperlihatkan manifestasi kekeruhan lensa sesudah beberapa hari atau beberapa tahun.2
VIII.
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi katarak traumatik " 0 1. Trauma tumpul $Kontusio% 2. +njuri perforasi #. 9adiasi 6lektromagnetik
1. Trauma Tumpul
17
Trauma tumpul okuler dapat terjadi pada beberapa keadaan1," a. !ukulan langsung pada bola mata misalnya dengan kepalan tangan, bola atau benda ' benda yang tumpul seperti batu, b. Trauma tumpul akibat kecelakaan yang mengenai bola mata, dapat terjadi pada kecelakaan lalu lintas, juga dalam pekerjaan. @ekanisme Trauma pada bola mata akibat benda tumpul1" a. *ampak langsung $ Direct impact on the globe%. @enghasilkan kerusakan maksimum ketika terkena trauma langsung $gambar 5%. b. Compression wave orce. *itransmisi melalui cairan ke seluruh arah dan menghantam bilik mata depan, mendorong diafragma iris ke belakang, dan juga menghantam koroid dan retina. Kadang- kadang gelombang penekanan sangat besar sehingga menyebabkan cedera pada tempat yang jauh dari tempat cedera aal yang disebut counter coup $gambar (%! c. "elected compression wave orce. Setelah mengenai dinding luar, maka gelombang penekanan menuju ke kutub belakang dan dapat merusak fo)ea $gambar G%. d. "ebound compression wave orcer . Setelah mengenai dinding belakang, gelombang penekanan dikembalikan lagi ke depan, yang dapat merusak koroid dan diafragma dengan tarikan dari belakang ke depan $gambar *%. e. #ndirect orce. Kerusakan okuler dapat juga dapt disebabkan trauma tidak langsung, misalnya bola mata mengenai struktur tulang dan elastis dari struktur penyusun bola mata.
Gambar *. @ekanisme trauma pada bola mata $dikutip dari kepustakaan 1%
18
Terdapat empat mekanisme yang berperan dalam trauma okuli, antara lain sebagai berikut1,#," 1. Goup Goup merupakan kekuatan aal yang langsung disebabkan oleh trauma. 2. Gountercoup Gountercoup diartikan pada gelombang energi yang merupakan akibat dari mekanisme coup dimana gelombang tersebut ditransmisikan seluruhnya ke bagian okuler serta struktur orbita lainnya.
19
$! Delayed complication dari trauma tumpul berupa glaucoma sekunder, katarak bentuk rosette, ablasio retina.
Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau lunak, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras $kencang% ataupun lambat. (erdasarkan letak traumanya dapat menyebabkan" 1,#, •
!alpebra - 4ematoma !alpebra yang merupakan pembengkakkan atau penimbunan darah di baah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.
•
Konjungti)a ;esi Konjungti)a, dapat berupa perdarahan subkonjungti)a yang paling sering. Tidak jarang juga terjadi kemosis dan laserasi pada konjungti)a.
•
Kornea - 5brasi kornea simple. @erupakan kelainan yang sangat nyeri dan dapat didiagnosa menggunakan pearnaan fluorescein. (iasanya dapat sembuh dalam 23 jam setelah diberikan terapi salep antibiotic. - 6rosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya sel epitel kornea dapat diakibatkan olel gesekan keras pada epitel kornea. *alam aktu singkat, epitel di sekitarnya dapat bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek epitel.
•
Sklera - ;aserasi pada sclera $no ullthic%ness wound %
•
(ilik @ata *epan
20
-
4ifema. 4ifema merupakan 5danya darah pada bilik mata depan. (iasanya terjadi oleh karena ada injuri pada iris atau pembuluh darah di korpus siliaris +ris, !upil dan Korpus siliaris
•
•
-
9uptur batas pupil
-
+ridodialisis merupakan robeknya bagian ujung dari iris.
-
Traumatik aniridia merupakan iris yang robek secara total akibat trauma
-
Siklodialisis merupakan robeknya korpus siliaris dari sklera ;ensa -
&issius ring! @erupakan gambaran cincin berarna coklat yang terlihat pada kapsula anterior
-
Katarak traumatic merupakan katarak yang terjadi akibat trauma tumpul atau perforasi yang terlihat sesudah beberapa hari atau tahun.
-
Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian ?onula ?inn sehingga lensa berpindah tempat. *apat terjadi secara spontan pada keadaan ?onula ?inn yang rapuh $sindroma marphan%
-
*islokasi lensa dapat terjadi pada keadaan putusnya ?onula ?inn ang menyebabkan kedudukan lensa terganggu.
•
Hitreus -
!erdarahan )itreus
-
4erniasi )itreus ke bilik mata depan dapat terjadi bila bersamaan dengan subluksasi atau dislokasi lensa
•
•
Koroid -
9uptur koroid
-
!erdarahan koroid $perdarahan subretinal%
'
Choroidal detachment
9etina -
6dema retina
21
•
-
!erdarahan retina
-
5blasio retina
&er)us Cptik -
+njuri ner)us optic. (iasanya berhubungan dengan fraktur basis kranii. +njuri berupa " laserasi ner)us optic, perdarahan ner)us optic, a)ulsi papil ner)us optic.
•
4ematom retrobulbar ,1 Terjadi injuri pada pembuluh darah di retrobulbar yang menyebabkan terjadinya perdarahan orbita serta penonjolan pada bola mata $exophtalmus%
22
menghilang dalam beberapa aktu, namun tanda ini merupakan indicator dalam trauma tumpul.1
Gambar *. Katarak traumatic di bagian posterior lensa. $*ikutip dari kepustakaan 3%
Gincin Hossius
Katarak stellata
$dikutip dari kepustakaan 1 dan kepustakaan % 2. Trauma Pr+#ras& ;uka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi untuk
terbentuknya
katarak,
terutama
perforasi
pada
lensa
sangat
sering
menimbulkan opasifikasi pada korteks lensa yang mengalami trauma. !ada umumnya, proses tersebut berkembang sangat cepat.
23
8rutan dari dampak setelah trauma juga bergantung pada usia pasien. Saat kapsul lensa yang ruptur terjadi pada anak ' anak, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di bilik anterior dan massa lensa biasanya secara berangsur ' angsur diserap jika tidak ditangani dalam aktu kurang lebih 1 bulan. &amun demikian, pasien tidak dapat melihat dengan jelas karena sebagian besar dari kemampuan refraktif mata telah hilang. Cleh karena itu, dibutuhkan penggunaan lensa buatan intraokuler.
Gambar ,. Cpasifikasi cortical complete setelah trauma perforasi dengan kerusakan pada kapsul lensa 3. Ra'&as& El(!r#ma-$!&( Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah " 2 a. Sinar infra merah 5kibat sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari
dan pada saat bekerja di pemanggangan. (ila seseorang berada pada jarak 1 kaki selama satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya midriasis maka suhu lensa akan naik sebanyak IG. *emikian pula iris yang mengabsorpsi sinar infra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya. 5bsorpsi sinar infra merah oleh lensa dapat mengakibatkan katarak dan eksfoliasi kapsul lensa. b. Sinar ultra)iolet Sinar ultra)iolet banyak terdapat pada saat bekerja las dan menatap sinar matahari. Sinar ultra )iolet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat. c. Sinar J dan sinar terionisasi 2
24
Sinar ionisasi dan sinar J dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina. 5kibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal.
I.
DIAGNOSIS
*iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien. !ada anamnesis diperoleh sebagai berikut "3 -
9iayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul
-
9iayat keadaan mata sebelumnya apakah ada riayat operasi, glukoma, retinal detachment, penyakit mata karena gangguan metabolik
-
9iayat penyakit lain seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan, homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase. Keluhan mengenai penglihatan seperti penurun )isus, pandangan ganda pada satu mata atau kedua mata dan nyeri pada mata
!ada pemeriksaan fisis diperoleh sebagai berikut" -
Hisus, lapangan pandang dan pupil
-
Kerusakan ekstraokular ' fraktur tulang orbita, gangguan saraf traumatik
-
Tekanan intraocular ' glaucoma sekunder, pendarahan retrobulbar
-
(ilik anterior ' hifema, iritis, iridodonesis, robekan sudut
-
;ensa ' subluksasi, dislokasi, integritas kapsula $anterior dan posterior%, katarak $luas dan tipe%
-
Hitreus ' ada atau tidak adanya pendarahan )itreus posterior
-
Fundus ' 9etinal detachment, rupture koroid, pendarahan preintra dan sub retina, kondisi saraf optic
25
!emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut"
.
-
(-scan ' jika pole posterior tidak dapat terlihat
-
5-scan ' sebelum ekstraksi katarak
-
GT scan orbita ' adanya fraktur, benda asing atau kelainan lain.
DIAGNOSIS )ANDING KATARAK KONGENITAL DAN DEVELOPMENTAL
Katarak kongenital
dan de)elopmental merupakan katarak yang
terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan lensa. Ketika terjadi gangguan sebelum lahir ataupun saat bayi lahir disebut sebagai katarak kongenital . !ada katarak kongenital , lensa yang opak hanya terbatas pada nukleus embrionik dan nukleus fetal. Sedangkan pada katarak de)elopmental terjadi pada anak ' anak dengan kelompok usia antara infantile sampai remaja. !ada katarak de)elopmental, lensa yang opak terjadi pada nukleus infantil atau nukleus deasa $adult)( bagian dalam korte: maupun kapsul dari lensa (eberapa etiologi dari katarak kongenital dan de)elopmental antara lain" idiopatik, faktor keturunan, faktor maternal berupa malnutrisi selama kehamilan, infeksi, penggunaan
obat ' obatan, radiasi serta faktor fetal
berupa defisiensi oksigenase, gangguan metabolik, malnutrisi. !ada katarak kongenital dan de)elopmental manifestasi klinik yang dapat terjadi adalah kekeruhan dari lensa yang bilateral.
26
Gambar /. Katarak Kongenital total
I.
PENATALAKSANAAN
1. &on Cperatif !emberian antibiotik sistemik dan topical serta kortikosteroid topical dalam beberapa hari untuk memperkecil kemungkinan infeksi dan u)eitis. 5tropine sulfat 1/ 1 tetes # kali sehari dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior. 2. Cperatif !enatalaksanaan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya. (ila terjadi
pada anak-anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan
terjadinya ambliopia. 8ntuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intraokular primer atau sekunder. 5pabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. (ila terjadi penyulit seperti glaucoma, u)eitis, dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. !enyulit u)eitis dan glaucoma sering dijumpai pada orang tua. !ada beberapa pasien dapat terbentuk cincin soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi tajam penglihatan. Keadaan ini dapat disertai pendarahan, ablasi retina, u)eitis atau salah letak lensa.3 Katarak dapat dikeluarkan pada saat pengeluaran benda asing atau setelah perandangan mereda. 5pabila terjadi glaucoma selama periode menunggu, bedah katarak jangan ditunda alaupun masih terdapat peradangan. 8ntuk mengeluarkan katarak traumatik, biasanya digunakan teknik-teknik yang sama dengan yang digunakan untuk mengeluarkan katarak kongenital , terutama pada pasien berusia kurang dari # tahun.
27
@erencanakan pendekatan pembedahan sepenuhnya penting pada kasuskasus katarak traumatik. +ntegritas kapsular preoperati)e dan stabilitas ?olnular harus diketahuidiprediksi. !ada kasus dislokasi posterior tanpa glaucoma, inflamasi atau hambatan )isual, pembedahan mungkin tidak diperlukan. +ndikasi untuk
penatalaksanaan
pembedahan pada kasus-kasus katarak
traumatik adalah sebagai berikut3" 0
!enurunan )isus yang berat $unacceptable%
-
4ambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior.
-
+nflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaucoma
-
9upture kapsul dengan edema lensa
-
Keadaan patologis ocular lain yang disebabkan trauma dan membutuhkan tindakan bedah
II.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain dapat terjadi ambylopia jika tidak segera dilakukan operasi. *apat juga terjadi dislokasi lensa dan subluksasi yang sering ditemukan bersamaan dengan katarak traumatik. !ada katarak traumatik bila terjadi penyulit seperti glaukoma dan u)eitis maka segera akan dilakukan ekstraksi lensa.2,3 ;ebih dari 2. operasi katarak dilakukan setiap tahunnya di +nggris, dan meskipun teknik operasi modern memiliki tingkat keamanan yang diharapkan, komplikasi masih terjadi. 4arapan pasien untuk operasi katarak sangat tinggi. Semua pasien harus diingatkan untuk kemungkinan resiko pembedahan sebelum diberikan persetujuan untuk operasi.3, 1. 6ndophtalmitis infeksi. +nfeksi yang merusak ini terjadi sangat jarang $ sekitar
1 dalam 1 operasi% tapi dapat menyebabkan penurunan
28
penglihatan berat yang permanen. (anyak kasus infeksi post operatif timbul dalam 2 minggu post operasi biasanya pasien datang dengan riayat penurunan penglihatan dan mata merah yang sangat nyeri. +ni adalah kegaatdaruratan mata. +nfeksi derajat rendah dengan pathogen seperti !ropioniobacterium dapat menyebabkan pasien datang dalam beberapa minggu setelah operasi dengan u)eitis refraktori. 2. !erdarahan suprakoroid. !erdarahan intraoperatif yang berat dapat menyebabkan penurunan penglihatan yang serius dan permanen. #. !erforasi okuli.
intraokuler,
dan
perforasi
bola
mata
sangat
kecil
kemungkinannya. (entuk modern dari anestesi okuler telah menggantikan banyak teknik jarum tajam. 3. 5blasio retina. +ni adalah komplikasi post operatif yang serius dan jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada pasien miop setelah komplikasi intra operatif. 0. Kesalahan refraktif setelah operatif.
(anyak operasi bertujuan untuk
membuat pasien menjadi emetrop atau sedikit miop, tetapi pada kasus yang jarang kesalahan biometrik dapat terjadi atau suatu lensa intraokuler dengan kekuatan yang salah digunakan. . 9uptur kapsul posterior dan hilangnya cairan )itreus.
29
operasi katarak berhasil dilakukan. !ada banyak kasus, ini dapat diobati dengan penanganan radang post operasi. . Alaukoma. !eningkatan tekanan intraokuler secara persisten akan membutuhkan penanganan post operatif. 1. Kekeruhan kapsul posterior. (ekas luka dari bagian posterior dari kantung kapsul, dibelakang lensa intraokuler terjadi pada lebih dari 2/ pasien. ;aser kapsulotomi akan dibutuhkan. III. PROGNOSIS
!rognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadinya trauma dan kerusakan yang terjadi akibat trauma. 5pabila trauma yang terjadi tidak mencapai segmen posterior maka )isus akan lebih baik jika dibandingkan terjadi trauma hingga segmen posterior bola mata. @engenai )isual katarak pada anak terutama pada anak yang memerlukan operasi, prognosisnya tidak sebaik pada katarak orang deasa. 4al ini berhubungan dengan terjadinya ambliopia dan kelaianan tambahan lain yang menyertai, misalnya adanya kelainan pada ner)us optic atau retina akan membatasi tingkat penglihatan.0,
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Khurana 5K. Ccular +njury. Comprehensive phthalmology! 3th6d. &e *elhi" &e 5ge +nternational $!%. 2. p. 31-10. 2. +lyas 4S. Trauma mata. +lmu !enyakit @ata. 6disi ke-#. Fakultas Kedokteran 8ni)ersitas +ndonesia"
9. Kha, !T. Gataract. *.C o Eye! 3 6d. (@<" Spain. 23. p. 3-.
31