BAB II PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu indra yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa mata, manusia akan mengalami kesulitan dalam beraktifitas. Salah satu penyakit mata yang banyak didapatkan pada masyarakat adalah katarak. Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat keduanya. ensa katarak memberi ciri edema lensa, perubahan protein, nekrosis, dan gangguan kontinuitas serabut lensa.! ensa adalah suatu struktur bikon"eks, a"askuler, tak ber#arna dan hampir transparan sempurna. $ungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina retina melalui melalui kemamp kemampuan uan akomodas akomodasiny inya. a. e#at e#at kemamp kemampuan uan ini, ini, kita kita mampu mampu melihat benda yang jauh ataupun yang dekat. %amun seiring dengan bertambahnya usia usia,, lens lensaa dapat dapat menga mengalam lamii berb berbag agai ai gang ganggua guan n seper seperti ti keker kekeruh uhan, an, gangg ganggua uan n akomodasi, distorsi dan dislokasi.!,& Kekeruh Kekeruhan an lensa lensa pada katara katarak k dapat dapat mengena mengenaii kedua kedua mata mata dan berjal berjalan an progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam #aktu yang lama. Kekeru Kekeruhan han lensa lensa ini mengaki mengakibat batkan kan lensa lensa tidak tidak transp transpara aran n sehing sehingga ga pupil pupil akan akan ber#arna putih atau abu-abu. 'asien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.! erdasarkan usia penderitanya, katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia diba#ah ! tahun, katarak ju"enile yang terjadi sesudah usia ! tahun dan katarak senilis yang mengenai orang-orang berusia diatas * tahun +iantara ketiganya, katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling sering terjadi. Katarak senile dapat dibagi kedalam stadium yaitu insipient, imatur, matur, dan hipermatur.!,
8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Katarak Katarak berasal berasal dari bahasa unani unani Katarrhakie Katarrhakies, s, /nggris /nggris 0ataract, 0ataract, atin 0atara 0ataracta cta yang yang berart berartii air terjun. terjun. +alam +alam bahasa bahasa /ndone /ndonesia sia disebut disebut bular bular dimana dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. 1adi katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,atau denaturasi protein lensa. !
Secara umum katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan dan temb tembus us panda pandang ng menj menjad adii keru keruh, h, cahay cahayaa suli sulitt menc mencapa apaii reti retina na akibat akibatny nyaa penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan, sehingga penglihatan terganggu secara beragam sesuai tingkat kekeruhan k ekeruhan lensa. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, biasanya diatas * tahun. 3.2 Epi Epidemi demiolog ologii
Katara Katarak k senili seniliss sampai sampai sejauh sejauh ini merupak merupakan an bentuk bentuk katara katarak k yang yang paling paling sering didapatkan. erdasarkan data dari 2orld 3ealth 4rgani5ation (234), katarak merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan 9
yang paling sering ditemukan
seperti
tercantum
pada gambar
berikut&
6
'enelitian-penelitian di 7merika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar !*8 orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar *8 untuk mereka yang berusia antara 9 sampai : tahun, dan hingga sekitar :*8 untuk mereka yang berusia lebih dari : tahun. Sperduto dan 3iller menyatakan bah#a katarak ditemukan lebih sering pada #anita dibanding pria. 'ada penelitian lain oleh %ishikori dan amomoto, rasio pria dan #anita adalah !6; dengan dominasi pasien #anita yang berusia lebih dari 9 tahun dan menjalani operasi katarak.; +iketahui bah#a pada sur"ei kesehatan pada tahun !<< = !<<9, pre"alensi kebutaan di /ndonesia berkisar !,8 dari jumlah penduduk di /ndonesia. +ari angka tersebut prosentase penyebab kebutaan adalah 6 katarak *,:;8, penyakit glaukoma *,&*8, Kelainan refraksi *,!8 dan penyakit karena faktor usia *,;8.< 3.3 Etiologi
'enyebab katarak senilis bisa menjadi salah satu atau kombinasi dari faktorfaktor berikut6 >
'aparan radiasi dari luar angkasa (terutama dalam kasus pilot komersial)
>
Kontak jangka panjang dengan lampu ?@
10
>
'aparan radiasi gelombang mikro
>
Kekurangan yodium
>
Keturunan
>
0edera mata dan trauma fisik
>
7lergi mata
>
penggunaan kortikosteroid
jangka panjang dan
obat-obatan yang
mengandung bahan kimia Auetiapine >
3ipertensi
>
+iabetes
>
Merokok
>
4besitas
3.! P"tofisiologi
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa. +engan bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara daya akomodasinya akan menurun. +engan terbentuknya lapisan konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan pengerasan. 'roses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu terjadi pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi protein menjadi high-molecular-weight protein. 3asil dari agregasi protein secara tiba tiba ini mengalami fluktuasi refraktif indeB pada lensa sehingga menyebabkan cahaya menyebar dan penurunan pandangan. Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan pigmentasi progresif yang akan menyebabkan #arna lensa menjadi keruh. 'erubahan lain pada katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin dan potassium serta meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.&
11
Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi lensa. Sel epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga densitasnya akan berkurang dan terjadi penyimpangan diferensiasi dari sel-sel fiber. 7kumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan pembentukan serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan transparasi lensa.
Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas lensa terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi
12
air, nutrisi dan antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. 'eningkatan produk oksidasi dan penurunan antioksidan seperti "itamin dan en5im-en5im superoBide memiliki peran penting pada proses pembentukan katarak.9
3.# $e%"l" Klinis 2&'
Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan ri#ayat kemunduran secara progesif dan gangguan penglihatan. 'enyimpangan penglihatan ber"ariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang. -
'enurunan "isus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis.
-
Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensiti"itas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.
-
'erubahan miopik, 'rogesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien presbiopi melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight . Secara khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau an terior.
-
+iplopia
monocular.
Kadang-kadang,
perubahan
nuclear
yang
terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. $enomena seperti ini menimbulkan diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak. -
%oda, berkabut pada lapangan pandang.
-
?kuran kaca mata sering berubah
13
3.' St"di(m K"t")"* Senile
1&2&3
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam stadium yaitu insipien, imatur, matur, dan hipermatur. !. Katarak /nsipien 'ada stadium ini kekeruhan lensa tidak teratur, tampak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dangan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior dan posterior. Kekeruhan ini pada a#alnya hanya nampak jika pupil dilebarkan. 'ada stadium ini terdapat keluhan poliopia yang disebabkan oleh indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. entuk ini kadang menetap untuk #aktu yang lama. &. Katarak /matur 'ada katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal, tetapi belum mengenai seluruh lapisan lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. Terjadi penambahan "olume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. 'ada keadaan lensa yang mencembung akan dapat
menimbulkan
hambatan
pupil,
mendorong iris ke depan,
mengakibatkan bilik mata dangkal sehingga terjadi glaukoma sekunder.'ada 14
pemeriksaan uji bayangan iris atau sahada# test, maka akan terlihat bayangniris pada lensa, sehingga hasil uji shado# test (C) . Katarak Matur 'ada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. 'roses degenerasi yang berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama hasil disintegrasi melalui kapsul, sehingga lensa kembali ke ukuran normal. ilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali. Tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif . Katarak 3ipermatur Merupakan proses degenerasi lanjut lensa, sehingga masa lensa yang mengalami degenerasi akan mencair dan keluar melalui kapsul lensa. ensa menjadi mengecil dan ber#arna kuning. ila proses katarak berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan sekantong susu dengan nukleus yang terbenam di korteks lensa. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni. ?ji bayangan iris memberikan gambaran pseudo positif. 0airan D protein lensa yang keluar dari lensa tersebut menimbulkan reaksi inflamasi dalam bola mata karena di anggap sebagai benda asing. 7kibatnya dapat timbul komplikasi u"eitis dan glaukoma karena aliran melalui 047 kembali terhambat akibat terdapatnya sel-sel radang dan cairan D protein lensa itu sendiri yang menghalangi aliran cairan bola mata.
Table !. perbedaan stadium katarak senil Kekeruhan lensa 0airan ensa
/nsipien Eingan %ormal
/matur Matur Sebagian Komplit ertambah (air %ormal
3ipermatur Masif erkurang (airCmasa
%ormal %ormal
lensa keluar) Tremulans +alam
/ris ilik
%ormal Mata %ormal
masuk) Terdorong +angkal
+epan Sudut
ilik %ormal
Sempit
%ormal
Terbuka
'ositif
%egatif
'seudopositif
Mata Shado# Test
%egatif
15
@isus 'enyulit
(C) -
F Glaukoma
FF -
FFF ?"eitisCglaucoma
3. Di"gnosis 1
+iagnosa dari katarak senilis dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik. 'emeriksaan seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus dilakukan untuk
menyingkirkan
penyakit sistemik yang
berefek
terhadap mata dan
perkembangan katarak. a. 'emeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan ketajaman penglihatan untuk gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar dengan cahaya terang. b. 'emeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan petunjuk
terhadap
penyakit
pasien
dan
prognosis
penglihatannya.
'emeriksaan yang sangat penting yaitu tes pembelokan sinar yang dapat mendeteksi pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferent relatif yang mengindikasikan lesi saraf optik atau keterlibatan difus makula c. 'emeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk e"aluasi opasitas lensa. Tapi dapat juga struktur okular lain( konjungti"a, kornea, iris, bilik mata depan). •
Ketebalan kornea dan opasitas kornea seperti kornea gutata harus diperiksa hati-hati
•
Gambaran lensa harus dicatat secara teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil
•
'osisi lensa dan integritas dari serat 5onular juga dapat diperiksa sebab subluBasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur
d. Kepentingan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam e"aluasi dari integritas bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan.
16
3.+ Di"gnosis B"nding #
+iagnosis anding Katarak Senillis 6 •
Eefleks Senile 6 pada orang tua dengan lampu senter tampak #arna pupil keabu = abuan mirip katarak, tetapi pada pemeriksaan refleB fundus positif
•
Katarak komplikata 6 katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit mata (misal u"eitis anterior ) atau penyakit sistemik (misal diabetes mellitus)
•
Katarak karena penyebab lain 6 misal obat = obatan (kortiko steroid), radiasi, rudapaksa mata dan lain - lain.
•
Kekeruhan badan kaca
•
7blation retina
3., Pen"t"l"*s"n""n
2&!&'
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. 'enatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. ebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang ber"ariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. erikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu /00H, H00H, dan phacoemulsifikasi -
Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (/00H) Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. 'ada /00H tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. /00H tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari * tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. 'enyulit
17
yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, u"eitis, endoftalmitis, dan perdarahan.
-
Extra Capsular Cataract Extraction (H00H) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. 'embedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. 'enyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.
-
'hakoemulsifikasi 'hakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan memecah dan memindahkan kristal lensa. 'ada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar &-mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa /ntra 4kular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan irisan akan pulih dengan sendirinya sehingga memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan akti"itas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat.
18
3., Kompli*"si 2&'&
-
Komplikasi /ntra 4peratif Hdema kornea, 047 dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi "itreus, incacerata kedalam luka serta retinal light toxicity.
-
Komplikasi dini pasca operatif •
047 dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)
•
Euptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps "itreus
•
'rolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak
adekuat
yang
dapat
menimbulkan
komplikasi
seperti
penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, u"eitis anterior kronik dan endoftalmitis. •
•
'endarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
Komplikasi lambat pasca operatif 7blasio retina •
Hndoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan "irulensi rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler
•
'ost kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah malformasi lensa intraokuler, jarang terjadi.
3., P)ognosis
2&'
+engan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang. 3asil pembedahan yang baik dapat mencapai <8. 'ada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada 19
pembedahan dengan H00H atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga & garis pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.&
20
BAB III
LAP-AN KASUS
3.1 Identit"s P"sien
%ama
6 Tn. IJ
?mur
6 9; tahun
1enis Kelamin
6 aki - laki
7lamat
6 Suratan /D;* 'ralon, Mojokerto
7gama
6 /slam
'ekerjaan
6 Tidak bekerja
3.2 An"mnesis /"(to"n"mnesi"0
-
Keluhan Utama 'andangan mata kanan kabur iwayat penyakit sekarang 'asien datang dengan keluhan mata kanan terasa kabur, keluhan dirasakan • sejak ! bulan yang lalu. 7#alnya bisa melihat namun perlahan lahan penglihatan
mata
kanan
menurun.
Keluhan
ini
menyebabkan
terganggunya akti"itas pasien. Sejak & minggu yang lalu mata sebelah kanan seperti ada yang mengganjal, dirasakan ketika bangun pagi, namun setelah cuci muka keluhannya berkurang. %yeri (-), merah (-) bengkak (-) -
-
panas (-) pusing (-), mual (-), muntah (-). iwayat penyakit dahulu Tidak pernah mengalami sakit mata seperti ini • 3ipertensi disangkal • +iabetes disangkal • iwayat pengobatan
21
•
elum pernah berobat sebelumnya dan tidak pernah memakai kacamata sebelumnya.
3.3 Peme)i*s""n isi*
Keadaan umum
6 aik
Kesadaran
6 0omposmentis
@ital Sign
6 T!&*D;* mm3g
%6 <&BDmenit
EE 6 &*BDmenit
3.! St"t(s $ene)"lis • • • • •
'emeriksaan kepala 'emeriksaan leher 'emeriksaan thoraB 'emeriksaan 7bdomen 'emeriksaan ekstremitas
6 dbn 6 dbn 6 dbn 6 dbn 6 dbn
3.# Peme)i*s""n isi* K(s(s St"t(s -ft"lmologi
'emeriksaan
4kuli +ekstra (4+)
4kuli Sinistra
@isus EefraksiD'in 3ole T/4
!D** (-) :D.
D< C !.** :D.
'alpebra superior Hdema 3iperemi Hnteropion Hkteropion enjolan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
'alpebra inferior Hdema 3iperemi Hnteropion Hkteropion enjolan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
22
Konjungti"a palpebra superior Sekret mata 3iperemi $olikel 'apil Sikatriks enjolan ain-lain
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Konjungti"a palpebra inferior Sekret mata 3ipermi $olikel 'apil Sikatriks enjolan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3iperemi
Tidak ada
Tidak ada
'erdarahan konjungti"a
Tidak ada
Tidak ada
'terigium
Tidak ada
Tidak ada
'ingueculae
Tidak ada
Tidak ada
7da Tidak ada
7da Tidak ada
Kornea Sikatriks /nfiltrat ?lkus
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ilik Mata +epan 3ifema 3ipopion
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Konjungti"a bulbi
Sklera 7rkus senilis ain-lain
23
/risD'upil entuk ?kuran Eefleks cahaya langsung Eefleks cahaya konsensuil
ulat, regular cm C C
ulat, regular cm C C
ensa Subluksasi
Keruh Tidak ada
1ernih Tidak ada
3.' P)o4lem List
a. Terjadi kekeruhan pada lensa mata kanan b. @isus mata kanan menurun 3. Di"gnosis B"nding •
Eefleks Senile
•
Katarak komplikata
•
Katarak karena penyebab lain
•
Kekeruhan badan kaca
•
7blation retina
3.+ Di"gnosis Ke)%"
4+ Katarak senilis matur
3., Pl"ning di"gnos"
-
$unduskopi
-
ab. +arah lengkap G+7, & jam '' 'ro ?SG dan iometri
3.15 Pl"nning Te)"pi
-
/nformed consent Eencana H00H ( Hkstra 0apsular 0atarac Hktration) dan /4
24
3.11 P)ognosis
-
+ubius ad bonam
25
BAB I6 PE7BAHASAN
'asien laki-laki berumur 9; tahun dengan keluhan utama pandangan mata kanan pasien kabur secara perlahan-lahan sejak ! bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat hingga mengganggu akti"itasnya. Sejak & minggu yang lalu mata sebelah kanan seperti ada yang mengganjal, dirasakan ketika bangun pagi, namun setelah cuci muka keluhannya berkurang. %yeri (-), merah (-) bengkak (-) panas (-) pusing (-), mual (-), muntah (-). Ei#ayat penyakit dahulu pasien tidak pernah mengalami sakit mata seperti ini, 3ipertensi disangkal, +iabetes disangkal. Ei#ayat pengobatan, elum pernah berobat sebelumnya dan tidak pernah memakai kacamata sebelumnya. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang menuju kearah katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien ber"ariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. ?sia pasien yang lebih dari * tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. 1enis katarak yang sesuai adalah katarak senilis. 'ada pemeriksaan "isus, "isus pasien kurang dari 9D9 (!D**), dan terdapat kekeruhan pada lensa mata kanan. 3al ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bah#a pada pasien yang mengalami katarak "isusnya akan menurun, dan pasien ini hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak ! meter yang orang normal dapat melihatnya pada jarak ** meter. 'ada pasien normal tidak ditemukan kekeruhan lensa, sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Sedangkan pada pasien ini ditemukan lensa mata kanan mengalami kekeruhan dan kekeruhannya menutupi seluruh lensa. +ari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis matur. ?sulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan funduskopi untuk lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa dan segmen 26
posterior bola mata. Kemudian pemerikasaan lab lengkap untuk melihat apakah ada kelainan darah yang dapat menyebabkan komplikasi intra operasi. 'emeriksaan G+7 & jam '' untuk mengetahui apakah pasien menderita diabetes mellitus atau tidak. 'emeriksaan ?SG mata dan biometri untuk mengetahui kondisi "itreus body, menilai keadaan retina pasien, dan kekuatan lensa yang akan dipasang. 'enatalaksanaan pada katarak matur adalah dilakukan ekstraksi lensa. Hkstraksi lensa dapat dilakukan dengan metode /00H C /4, H00H C /4 atau $akoemulsifikasi C /4. +imana pemilihan teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita harus memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masing-masing teknik tersebut. 'rognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak senil merupakan suatu kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.
27
BAB 6
KESI7PULAN
Katarak senilis matur adalah katarak yang terjadi dimana kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas * tahun dan kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, #arna menjadi putih keabu-abuan, serta tajam penglihatan menurun tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya. 7dapun terapi dari katarak senilis matur ini adalah dilakukannya pembedahan dengan tekhnik /ntra 0apsular 0ataract HBtraction, HBtra 0apsular 0ataract HBtraction dan fakoemulsi.
28
DATA PUSTAKA
!. /lyas, Sidarta. &**<. /lmu 'enyakit Mata. rd ed. 1akarta6 alai 'enerbit $akultas Kedokteran ?ni"ersitas /ndonesia. &. Khalilullah, Said 7l"in. &*!*. 'atologi dan 'enatalaksanaan pada Katarak Senilis.http6DDalfin5one.#ordpress.comD&*!*D!&D*Dpatologi-dan-penatalaksanaan pada-katarak-senilis-&D . @aughan, +aniel GL 7sbury, Taylor and H"a, 'aul Eiordan. &***. 4ftalmologi ?mum. !th ed. 1akarta 6 2idya Medika. . @ictor,
@icente.
&*!&.
Senile
0ataract.
7"ailable
from
6
http6DDemedicine.medscape.comDarticleD!&!*
+iagnosa dan 'enatalaksanaan Katarak 6 http6DDrepository.unand.ac.idD&:;D
29