REFERAT ILMU KESEHATAN ANAK
Hemorrhagic Disease of the Newborn
Disusun oleh:
FITRIYAH HARDIYANTI ASTUTIK 102011101035
Dokter Pembimbing: dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A dr. !"#ar Tri $a%&'r', Sp.A dr. Ram(# S#am)a*, Sp.A dr. Sara%+ai D!+i, Sp.A
SMF-LA$ ILMU KESEHATAN ANAK RSD DR. SE$ANDI /EM$ER 201
ENDAHULUAN
Sistem Sistem koagulasi pada neonatus neonatus masih imatur imatur sehingga sehingga pada saat lahir kadar protein koagulasi lebih rendah. Pada sistem prokoagulasi, faktor-faktor kontak (high molecular-weight kininogen/HMWK kininogen/HMWK dan faktor koagulasi !ang tergantung "itaminK pada ba!i #ukup bulan lebih rendah sekitar $%-&%' dibanding pada kadar de(asa dan pada ba!i kurang bulan kadarn!a lebih rendah lagi.Sebalikn!a, kadar fa#tor ), )*** dan fibr fibrin inog ogen en kadar kadar seta setara ra denga dengan n de(a de(asa sa.. Kada Kadarr inhi inhibi bito torr koagu koaguls lsii seper seperti ti antitrombin, protein + dan S uga rendah hingga kurang dari &%' dari kadar normal. )itamin K merupakan golongan "itamin !ang larut dalam lemak !ang se#ara alamiah ban!ak terdapat dalam sa!ur dan buah-buahan dan dapat disentesis oleh flora bakteri dalam usus. )itamin K penting untuk sintesis prokoagulan faktor **,)**,*, dan serta antikoagulan protein + dan S. Molekul-moleku fa#tor **, )**,*, dan disentesis pertama dalam sel hati dan belum memerlukan "itamin K serta disimpan dalam bentuk pre#ursor tidak aktif. )itamin K dibutuhkan untuk kon"ersi pre#ursor tidak aktif menadi pembukaan !ang aktif. Proses kon"ersi ini teradi tahap postribosomal dimana radikal karboksil dengan "itamin K sebagai katalis akan menempel pada residu residu asam glutamat glutamat dari prekursol molekul molekul untuk membentuk membentuk g-carboxyglutamic g-carboxyglutamic aci acid !ang mampu mengikat +a . 0aktor pembekuan !ang memiliki kemampuan mengikat +a ini memegang peranan dalam mekanisme hemostasis fase plasma. 1da tiga bentuk "itamin K !ang diketahui, "itamin K2 3ph!tomenadione, tedapat tedapat pada sa!uran sa!uran hiau. Sediaan !ang ada saat ini adalah #remophor #remophor dan "itamin "itamin K mi4ed mi4ed mi#ell mi#elles es 3KMM, 3KMM, "itami "itamin n K 3mena5 3mena5uin uinone one disint disintesi esiss oleh oleh flora flora usus usus norma normall sepe sepert rtii 6a#t 6a#ter erio iode dess frag fragil ilis is dan bebe bebera rapa pa stra strain in 7. #oli, #oli, "ita "itami min n K$ 3menad 3menadione ione merupak merupakan an "itami "itamin n K sintet sintetik ik !ang !ang sekara sekarang ng arang arang diberi diberikan kan pada neonatus karena dilaporkan dapat men!ebabkan anemia hemolitik.
Suatu keadaan khusus !ang di kenal sebagai Hemorrhagic Disease of the Newborn, merupakan suatu keadaan akibat dari kekurangan "itamin K pada masa neonates. 8erdapat penurunan kadar fa#tor **,)**,* dan !ang merupakan fa#tor pembukuan darah !ang tergantung kepada "itamin K dalam deraat sedang pada semua neonates !ang berumur 9-; am dan faktor-faktor tersebut se#ara berangsurangsur akan kembali normal pada umur ;-2% hari. 1ngka keadian HD< berkisar 2 tiap %% sampai 2 tiap 9%% kelahiran pada ba!i-ba!i !ang tidak mendapat "itamin K profilaksis. Di 1merika Serikat, frekuensi HD< !ang dilaporkan ber"ariasi antara %,&2,;'. 1ngka kaeadian tersebut ditemukan lebih tinggi di daerah-daerah !ang tidak memberikan profilaksis "itamin K se#ara rutin pada ba!i baru lahir. Sur"e! Demografi dan Kesehatan *ndonesia 3SDK* tahun %%; menunukkan proporsi terbesar kematian balita teradi pada masa neonatal 39$'. Menurut =iset Kesehatan Dasar 3=iskesdas %%;, pen!ebab kematian neonatal adalah asfiksia, prematuritas dan 66>=, sepsis, hipotermi, kelainan darah/ikterus, postmatur dan kelainan kongenital. Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi "itamin K !ang dapat men!ebabkan perdarahan intrakranial apabila teradi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau ke#a#atan pada ba!i baru lahir. Dapat uga teradi Hemorrhagic Disease of the Newborn 3 HD< pada ba!i baru lahir pas#a imunisasi hepatitis, !ang dikenal sebagai Keadian ikutan pas#a imunisasi 3K*P*. Walaupun angka keadian !ang terekam masih ke#il 32:2.%%% KH, PD)K mengakibatkan dampak buruk terhadap kelangsungan dan kualitas hidup anak maka perlu dilakukan pen#egahan se#ara dini. Sealan dengan itu, Departemen Kesehatan =* bekerasama dengan 8im 1hli dari berbagai profesi dan 8im 8eknis Health Technology Assesment (HTA) *ndonesia pada tahun %%-%%$ telah merekomendasikan pemberian profilaksis "itamin K2 pada semua ba!i baru lahir di *ndonesia. Sebagai tindak lanutn!a, disusun pedoman teknis pemberian ineksi )itamin K2 profilaksis pada ba!i baru lahir di tingkat pela!anan
kesehatan
dasar
!ang
bertuuan
memberikan
petunuk
tentang
penatalaksanaan pemberian "itamin K2 pada ba!i baru lahir untuk men#egah keadian HD<. Dalam beberapa kali Kongres
8ITAMIN K A.
!*4!ria*
)itamin K adalah "itamin !ang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon !ang berperan dalam modifikasi dan akti"asi beberapa protein !ang berperan dalam pembekuan darah, seperti fa#tor **,)**,*, dan antikoagulan protein + dan S, serta beberapa protein lain seperti protein A dan M !ang belum ban!ak diketahui peranann!a dalam pembekuan darah. $. K)a%ii&a%i 1da tiga bentuk "itamin K !ang diketahui !aitu:
2. )itamin K2 3ph!tomenadione, terdapat pada sa!uran hiau. Sediaan !ang ada saat ini adalah #remophor dan "itamin K mi4ed mi#elles 3KMM. . )itamin K 3mena5uinone disintesis oleh flora usus normal seperti 6a#teriodes fragilis dan beberapa strain 7. #oli. $. )itamin K$ 3menadione !ang sering dipakai sekarang merupakan"itamin K sintetik tetapi arang diberikan lagi pada neonatus karena dilaporkan dapat men!ebabkan anemia hemolitik.
C.
Ma*aa-u*4%i 8iami* K
0ungsi "itamin K antara lain memelihara kadar normal faktor-faktor pembekuan darah, !aitu faktor **, )**, *, dan , !ang disintesis di hatiB berperan dalam sintesis faktor **, !aitu protrombinB sebagai komponen koenCim dalam proses fosforilasi. )itamin
K
digunakan
untuk
mata
lebih
bersinar,
hal
ini
ban!ak ditemukan di krim mata !ang uga mengandung retinol. )itamin K diper#a!a bisa membantu mengatasi lingkar mata hitam. Pembuluh kapiler !ang rentan dan bo#or di sekitar daerah mata sering diakui sebagai pen!ebab hitamn!a daerah di sekitar mata. )itamin K, !ang dikenal uga sebagai ph#'*adi'*!, bisa membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan "itamin K teratur bisa membuat bagian lingkar mata !ang menghitam terlihat lebih #erah. 6iasan!a digunakan -$ hari seminggu,
setiap sebelum tidur untuk men#egah iritasi. )itamin K uga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginal. Seluruh "itamin K dalam tubuh diproses dalam li"er di mana nantin!a akan digunakan untuk memproduksi Cat pembuat darah bisa membeku. Selain berperan dalam pembekuan, "itamin ini uga penting untuk pembentukan tulang terutama enis K 2.
)itamin K 2 diperlukan supa!a pen!erapan kalsium bagi tulang menadi
maksimal dan memastikan tidak salah sasaran.
D. Sum"!r 8iami* K
ntuk memenuhi kebutuhan "itamin K terbilang #ukup mudah karena selain umlahn!a terbilang ke#il, sistem pen#ernaan manusia sudah mengandung bakteri !ang mampu mensintesis "itamin K, !ang sebagian diserap dan disimpan di dalam hati.
E. M!a"')i%m! 8iami* K
Sebagaimana "itamin !ang larut lemak lainn!a, pen!erapan "itamin K dipengaruhi oleh faktor-faktor !ang mempengaruhi pen!erapan lemak, antara lain #ukup tidakn!a sekresi empedu dan pankreas !ang diperlukan untuk pen!erapan "itamin K. Han!a sekitar 9% -;%' "itamin K dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, "itamin K digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati. Sekitar @%' "itamin K !ang sampai di hati disimpan dalam bentuk mena5uinone. Dari hati,
"itamin K disebarkan ke seluruh aringan tubuh !ang memerlukan melalui darah. Saat di darah, "itamin K bergabung dengan )>D> dalam plasma darah. Setelah disirkulasikan berkali-kali, "itamin K dimetabolisme menadi komponen larut air dan produk asam empedu terkonugasi. Selanutn!a, "itamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar %' dari "itamin K die(kskresikan melalui feses. Pada gangguan pen!erapan lemak, ekskresi "itamin K bisa men#apai ;% -% '.
HEMRRHAI9 DISEASE F THE NE:$RN A.
!*4!ria*
Hemorrhagi# disease of
8he
spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah "ena atau operasi !ang disebabkan karena berkurangn!a akti"itas faktor koagulasi !ang tergantung "itamin K 3faktor **, )**, * dan sedangkan akti"itas faktor koagulasi !ang tidak bergantung pada "itamin K, kadar fibrinogen dan umlah trombosit masih dalam batas normal.
Hal ini dibuktikan bah(a kelainan tersebut akan segera
membaik dengan pemberian "itamin K dan setelah sebab koagulopati lain disingkirkan.
$.
Epid!mi')'4i
Di 1merika Serikat, frekuensi HD< !ang dilaporkan ber"ariasi antara %,&2,;'. 1ngka keadian HD< ditemukan lebih tinggi pada daerah-daerah !ang tidak memberikan profilaksis "itamin K se#ara rutin pada ba!i baru lahir. Keadaan
!ang berhubungan
dengan defisiensi fa#tor pembekuan !ang
bergantung pada "itamin K , seperti pada tabel 2. 8abel 2. Keadaan !ang berhubungan dengan defisiensi fa#tor pembekuan !ang bergantung pada "itamin K
Sur"ei di Eepang menemukan kasus ini pada 2:9.&%% ba!i, 2' di antaran!a ditemukan komplikasi perdarahan intrakranial, sedangkan di 8hailand angka HD< adalah 2:2.%% ba!i.2% 1ngka keadian pada kedua negara ini menurun setelah diperkenalkann!a pemberian "itamin K profilaksis pada semua ba!i baru lahir. 1ngka keadian perdarahan intrakranial karena HD< di 8hailand dilaporkan seban!ak ' atau &9 kasus dari F92 penderita HD<, sedangkan di *nggris 2% kasus dari ; penderita atau sebesar $;'. Sedangkan di *ndia angka keadian HD< dilaporkan seban!ak 2 kasus tiap 29.%%% ba!i !ang tidak mendapat "itamin K profilaksis saat lahir. Data dari 6agian *lmu Kesehatan 1nak 0akultas Kedokteran ni"ersitas *ndonesia-=umah Sakit +ipto Mangunkusumo tahun 2@@%-%%% terdapat 2 kasus HD<. 8uuh belas kasus 32' mengalami komplikasi perdarahan intrakranial dengan angka kematian 2@' 3+atatan Medik *K1-=S+M tahun %%%.
9.
Fa&'r Ri%i&'
0aktor-faktor !ang mempengaruhi timbuln!a HD< antara lain ibu !ang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan !ang mengganggu metabolisme "itamin K seperti, obat antikoagulan oral 3(arfarinB obat-obat antikon"ulsan 3fenobarbital, fenitoin, karbamaCepinB obat-obat antituberkulosis 3* bila dibandingkan dengan susu sapi !ang memiliki kandungan "itamin K $ kali lipat lebih ban!ak 3F% ug/>. Selain itu asupan "itamin K !ang kurang uga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare kronik.
D.
K)a%ii&a%i
HD< dibagi menadi earl!, #lasi##al dan late berdasarkan pada umur saat kelainan tersebut bermanifestasi. 7arl! HD<, timbul pada hari pertama kehidupan. Kelainan ini arang sekali dan biasan!a teradi pada ba!i dari ibu !ang mengkonsumsi obat-obatan !ang dapat mengganggu metabolisme "itamin K. *nsidens !ang dilaporkan atas ba!i dari ibu !ang tidak mendapat suplementasi "itamin K adalah antara F-2' . +lassi#al HD<, timbul pada hari ke 2 sampai ; setelah lahir dan lebih sering teradi pada ba!i !ang kondisin!a tidak optimal pada (aktu lahir atau !ang terlambat mendapatkan suplementasi makanan. *nsidens dilaporkan ber"ariasi, antara % sampai %,99' kelahiran. 8idak adan!a angka rata-rata keadian HD< klasik !ang pasti karena arang ditemukan kriteria diagnosis !ang men!eluruh. >ate HD<, timbul pada hari ke sampai F bulan setelah lahir, sebagian besar timbul pada umur 2 sampai $ bulan. Kira-kira setengah dari pasien ini mempun!ai kelainan hati sebagai pen!akit dasar atau kelainan malabsorpsi. Perdarahan intrakranial !ang serius timbul pada $%-&%'. Pada ba!i berisiko mungkin ditemukan tanda-tanda pen!akit hati atau kolestasis seperti ikterus !ang memanang, (arna feses pu#at, dan hepatosplenomegali. 1ngka rata-rata keadian HD< pada ba!i !ang tidak mendapatkan profilaksis "itamin K adalah &-% per 2%%.%%% kelahiran dengan angka mortalitas sebesar $%' . HD< dibagi menadi earl!, #lasi##al dan late berdasarkan pada umur saat kelainan tersebut bermanifestasi, geala dari tipe-tipe HD< seperti pada tabel di ba(ah ini.
8abel . eala tipe HD< Sindrom 7arl! HD<
umur % sampai 9 am
+lassi# HD<
2 sampai ; hari
>ate HD< 2 to 2
2sampai 2 bulan 3sampai 2 minggu
8empat Perdarahan +ephalhaematoma S#alp monitor *ntra#ranial *ntrathora#i# *ntra-abdominal astrointestinal Skin
0aktor resiko ?bat-obatan maternal
1S* ?bat-obatan Maternal
1S* Diare Malabsorbsi Penggunaan 1ntibiotik
E.
a'i%i')'4i
6rinkhous
dkk,
membuktikan
bah(a
HD<
ditandai
dengan
hipoprotrombinemia. Pemberian "itamin K dapat mengkoreksi menurunn!a aktifitas protombin pada neonates !ang mengalami keadaang ini, hal ini menunukkan peranan "itamin K dalam sentesis protrombin 3 fa#tor **. Molekul-molekul fa#tor **, )**, dan disentesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk pre#ursor tidak aktif. )itamin K dibutuhkan untuk kon"ersi prekursor tidak aktif menadi fa#tor pembekuan !ang aktif. Proses kon"ersi ini teradi pada tahap postribosomal, dimana radikal karboksil dengan "itamin K sebagai katalis akan menempel pada residu asam glutamat untuk mengikat +a. Mekanisme pembekuan darah dapat dilihat pada gambar 2 diba(ah ini.
ambar 2. Mekanisme Pembekuan Darah Sedangkan peranan )itamin K pada mekanisme pembekuan darah dapat dilihat pada gambar diba(ah ini.
ambar . Peranan )itamin K Pada Mekanisme Pembekuan Darah
F.
Ma*i!%a%i K)i*i%
Manifestasi klinis !ang sering ditemukan adalah perdarahan, pu#at dan hepatomegali ringan. Perdarahan dapat teradi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada keban!akan kasus perdarahan teradi di kulit, mata, hidung dan saluran #erna. Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui bekas tusukan arum suntik. Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi tersering 3F$', %-2%%' berupa perdarahan subdural dan subaraknoid. Pada perdarahan intrakranial didapatkan geala peningkatan tekanan intrakranial 38*K bahkan kadang-kadang tidak menunukkan geala ataupun tanda. Pada sebagian besar kasus 3F%' didapatkan sakit kepala, muntah, anak menadi #engeng, ubun-ubun besar membonol, pu#at dan keang. Keang !ang teradi dapat bersifat fokal atau umum. eala lain !ang dapat ditemukan adalah fotofobia, edema papil, penurunan kesadaran, perubahan tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologis fokal. eala dari HD< dapat di bagi menurut klasifikasin!a, dapat dilihat pada tabel $ diba(ah ini.
8abel $. eala Menurut Klasifikasi HD<
.
Dia4*'%i%
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan penunang. Penurunan kompleks protombin 3faktor **,)**,*, ditandai oleh pemanangan masa pembekuan, masa protrombin dan masa tromboplastin parsial. Masa perdarahan, umlah leukosit dan trombosit biasan!a normal. Keban!akan kasus disertai anemia normokromik normositik. Pemeriksaan !ang lebih spesifik !aitu pemeriksaan dekarboksilasi kompleks protrombin 3protein indu#ed b! "itamin K absen#e I P*)K1-**, pengukuran kadar "itamin K2 plasma atau pengukuran areptilase time !ang menggunakan bisa ular 7#his #rinatum.2,2&-2F Pemeriksaan tersebut saat ini belum dapat dilakukan di *ndonesia. Perdarahan intrakranial dapat terlihat elas dengan pemeriksaan S kepala, +8-S#an, atau M=*. Pemeriksaan ini selain untuk diagnostik, uga digunakan untuk menentukan prognosis.
H.
!*aa)a&%a*aa*
Se#ara garis besar pengelolan HD< dibagi atas penatalaksanaan antenatal untuk men#egah teradin!a pen!akit ini dan penatalaksanaan setelah lahir untuk men#egah dan mengobati bila teradi perdarhan. 2.
mum •
•
Hentikan perdarahan atau
•
6erikan "itamin K 2 M *M sekali pada saat masuk tanpa memandang apakah ba!i telah diberikan pada saat lahir.
•
6ila ada tanda s!ok, berikan tranfusi darah segera menggunakan darah golongan ?, rhesus negati"e
•
Periksa tanda "ital, bila ba!i sudah stabil, selanutn!a berikan #airan sesuai kebutuhan #airan.
•
6ila s!ok belum teratasi −
6erikan ?ksigen
−
6erikan infus => atau
.
Khusus •
6ila perdarahan tidak berhenti dalam tiga am, tangani sebagai kasus sepsis
•
1mbil sampel darah dan periksa Hb /hematokrit tiap hari. 6ila Hb kurang dari 2 g/dl atau hematokrit kurang dari $F' berikan tranfusi
$.
Suportif •
?ksigenasi
•
Pemberian #airan dan nutrisi
I.
•
Eaga suhu tubuh dalam batas normal
•
Pertahankan kadar gula darah dalam batas normal.
r'i)a&%i%
Hampir semua negara di dunia merekomendasikan pemberian profilaksis "itamin K2 pada ba!i baru lahir. Di 1ustralia profilaksis dengan mengguna-kan KonakionJ 2 mg, *M dosis tunggal sudah diperkenalkan seak a(al tahun 2@;%-an. 8indakan tersebut mula-mula diberikan kepada ba!i sakit, !aitu ba!i kurang bulan, atau !ang mengalami asfiksia perinatal, dan akhirn!a menadi rutin untuk semua ba!i baru lahir. Pada tahun %%%,
Semua ba!i baru lahir harus mendapatkan profilaksis "itamin K 2
•
Eenis "itamin K digunakan adalah "itamin K 2
•
+ara pemberian "itamin K 2 se#ara *M atau ?ral
•
Dosis !ang di berikan untuk semua ba!i baru lahir adalah −
*M 2 mg dosis tunggal atau
−
?ral $ kali mg, diberikan pada (aktu ba!i baru lahir umur $-; hari, dan pada saat ba!i berumur 2- tahun
•
ntuk ba!i lahir !ang ditolong oleh dukun ba!i maka di(aibkan pemberian profilaksis "itamin K 2 se#ara oral
Hasil penelitian terakhir menunukkan, bah(a dalam men#egah teradin!a HD< bentuk klasik pemberian "itamin K peroral dama efektif, lebih murah dan lebih aman dari pada pemberian se#ara intramuskular 3*M, namun untuk men#egah HD< bentuk lambat pemberian "itamin K oral tidak seefektif *M. 7fikasi profilaksis oral
meningkat dengan pemberian berulang $ kali disbanding dosis tunggal, dan efikasi lebih tinggi bila siberikan dalam dosis mg dari pada dosis 2 mg. Pemberiam "itamin K oral !ang diberikan tiap hari atau tiap minggu sama efektifn!a dengan profilaksis "itamin K *M. 1meri#an 1#adem! of Pediatri#ians 311P 3tahun %%$ merekomendasikan bah(a )itamin K harus diberikan kepada semua ba!i baru lahir se#ara *M dengan dosis %,&-2 mg.& +anadian Paediatri# So#iet! 32@@; uga merekomendasikan pemberian "itamin K se#ara *M. Metode ini lebih disukai di 1merika tara karena efikasi dan tingkat kepatuhan !ang tinggi. 11P uga men!atakan perlu dilakukan penelitian lebih lanut tentang efikasi, keamanan, bioa"ailabilitas dan dosis optimal "itamin K oral sediaan baru 3KMM untuk men#egah HD< lambat.& +ara pemberian oral merupakan alternatif pada kasus-kasus bila orangtua pasien menolak #ara pemberian *M untuk melindungi ba!i mereka dari n!eri karena ineksi *M.$,& Di samping itu untuk keamanan, ba!i !ang ditolong oleh dukun ba!i, sebaikn!a diberikan se#ara oral. +ara pemberian "itamin K se#ara *M lebih disukai den gan alasan berikut ini: L 1bsorpsi )itamin K2 oral tidak sebaik "itamin K2 *M, terutama pada ba!i !ang menderita diare. L 6eberapa dosis "itamin K2 oral diperlukan selama beberapa minggu. Sebagai konsekuensin!a, tingkat kepatuhan orang tua pasien merupakan suatu masalah tersendiri. L Mungkin terdapat asupan "itamin K2 oral !ang tidak adekuat karena absorpsin!a atau adan!a regurgitasi. L 7fekti"itas "itamin K2 oral belum diakui se#ara penuh. 6a!i-ba!i !ang di #urigai mengalamin HD< berdasarkan konfirmasi laboratorium, harus segera mendapatkan pengobatan "itamin K. )itamin K tidak boleh diberikan se#ara *M karena dari tempat suntikan akan terbentuk hematoma !ang besar. Sebaikn!a diberikan suntikan se#ara subkutan karena absorbsin!a #epat, dan efekn!a han!a sedikit kebih lambat dibandingkan #ara pemberian sistemik.
/.
Dia4*'%i% $a*di*4
HD< merupakan salah satu pen!akit gangguan hemostasis !ang didapat, sehingga harus dibedakan dengan pen!akit gangguan hemostasis lain dan uga !ang bersifat #ongenital. angguan fungsi hati dapat men!ebabkan timbuln!a perdarahan akibat ketidak mampuan hati dalam mensintesis fa#tor-faktor pembekuan, sedangkan Disseminated Intraascular !oagulation (DI! merupakan gangguan perdarhan !ang didapat akibat koagulopati konsumtif. 8abel 9 diba(ah ini memperlihatkan gambaran laboratorium dari ketiga kelainan tersebut.
8abel 9. ambaran >aboratorim dari HD<, Pen!akit Hati, D*+
K.
K'mp)i&a%i
Komplikasi pemberian "itamin K antara lain reaksi anafilaksis 3bila diberikan se#ara *), anemia hemolitik, hiperbilirubinemia 3dosis tinggi dan hematoma pada lokasi suntikan.
L.
r'4*'%i%
HD< ringan prognosisn!a baik, biasan!a sembuh sendiri atau membaik setelah mendapatka "itamin K 2 dalam (aktu lebih kurang 9 am. HD< dengan manifestasi perdarahan intrakranial, intratorakal, dan intrabdominal dapat mengan#am i(a, ;' kasus HD< dengan manifestasi perdarahan itrakranial meninggal.
DAFTAR USTAKA
Kementrian Kesehatan =*. %22. Pedoman 8eknis Pemberian *neksi )itamin K 2 Profilaksis Pada 6a!i 6aru >ahir. Eakarta
Permono, H. 6ambang, Sutar!o, dkk. %%F. 6uku 1ar Hematologi ?nkologi 1nak. Eakarta. Perpustakaan
Pusponegoro, Hardiono D, Hadinegoro, Sri =eeki S, dkk. %%9. Standar Pela!anan Medis Kesehatan 1nak. Eakarta : 6adan Penerbit *D1*
=aha!u, *mbang D(i. Staf Pengaar Eurusan Peternakan. )itamin K. Malang. 0akultas Pertanian- Peternakan ni"ersitas Muhammadi!ah Malang.