REFERA T
PEMBIMBING : DR.HELMI PRASETYO, SP.AN
FARMAKOLOGI ANESTESI REYKA PRATIWI
ANASTESIA
Anastesi menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara
Analgesia ialah pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien
ANASTESIA
Anastesi menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara
Analgesia ialah pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien
i s e t s e n A
General Anestesi
Anestesi Inalasi Anestesi Intra!ena S$inal E$i%&ral
Re"i#nal Anestesi
Ka&%al Bl#' Sara( te$i In)ltrasi
INDUKSI
Induksi
anestesia
merupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan. Dapat berupa intravena, inhalasi, intramuskular, atau rektal.
INDUKSI INTRAVENA Palin" *an+a' %i'era'an Di'era'an %en"an ati-ati, $erlaan-laan, le*&t %an ter'en%ali. Di*eri'an %en"an 'e/e$atan 01-21 %eti'. Perati'an $erna$asan, na%i, te'anan %ara, %an $e*erian #'si"en.
INDUKSI INTRAMUSKULAR
Han+a 'etain 3'etalar4 +an" %a$at %i*eri'an se/ara IM. D#sis: 5-6 "7'"BB, setela 0-5 enit $asien ti%&r.
INDUKSI INHALASI
Induksi hanya dikerjakan dengan halotan (fluotan) atau sevofluran.
Induksi dengan enfluran, isofluran, atau desfluran jarang dilakukan karena pasien sering batuk & waktu induksi menjadi lama.
PREMEDIKASI
remedikasi pemberian obat !"# jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan melan$arkan induksi, rumatan, dan bangun dari anestesia.
%emas
yeri
+ntuk menghindari pneumonitis asam mg atau ranitidin p.o !' mg).
mual muntah domperidol #," mg atau ondansetron #"/ mg I*.
diaepam p.o !'"! mg beberapa jam sebelum induksi.
petidin ' mg I*
antagonis reseptor # (simetidin p.o -''
OBAT PREMEDIKASI emberian obat premedikasi bertujuan0 a) *enimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi) b) *emudahkan1memperlan$ar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi $) *engurangi jumlah obat"obatan anestesi d) *engurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pas$a anestesi e) *engurangi stress fisiologis (takikardia, nafas $epat, dll) f)
*engurangi keasaman lambung
ANESTETIK INHALASI
N8O
Hal#tan
En9&ran
Is#9&ran
Des9&ra n
Se!#9&r an
N8O *er*ent&' "as ta' *erarna, *a& anis, ta' iritasi, ta' ter*a'ar *eratn+a ;,5 'ali *erat &%ara N8O ar&s %isertai O8 inial 85< Gas ini *ersi(at anestesi lea, teta$i anal"esin+a '&at
HALOTAN 2au enak dan tak merangsang jalan nafas. Dapat juga digunakan untuk laringoskopi intubasi. ada nafas spontan rumatan anestesia sekitar !"# vol 3 dan pada nafas kendali sekitar ', 4 ! vol 3, disesuaikan dengan respon klinis pasien. alotan menyebbakan vasodilatasi serebral, meninggikan aliran darah otak yang sulit dikendalikan dengan teknik anestesia hiperventilasi, sehingga tidak untuk bedah otak
5fek depresi napas, menurunnya tonus simpatis, hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi miokard dan inhibisi refle6 baroreseptor
ENFLURAN
ISOFL=RAN
5fek depresi nafas lebih kuat,
alogenasi eter yang dapat menurunkan laju
depresi terhadap sirkulasi lebih
metabolisme otak terhadap oksigen, tetapi
kuat, dan lebih iritatif dibandingkan
meninggikan aliran darah otak dan tekanan
halotan, tetapi jarang menimbulkan
intrakranial, namun hal ini dapat dikurangi
aritmia. 5fek relaksasi terhadap otot
dengan teknik anestesia hiperventilasi,
lurik lebih baik dibandingkan
sehingga banyak digunakan untuk bedah otak
halotan
SEVOFLURAN alogenasi eter. Induksi dan pulih dari anestesi lebih $epat dibandingkan dengan isofluran 2aunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan nafas, jarang menyebabkan aritmia
SIFAT FISIK DAN KIMIA ANESTETIK INHALASI Anesteti' inalasi
N2O
Isofuran
Desfuran
Sevofuran
Berat #le'&l
>>
;?>
;2?
811
Titi' %i%i3#@4
-?
>?.5
88.?-80.5
5?.5
Te'anan &a$ 3H" 81#@4
5811
80?-8>1
22-260
;21-;61
Ba&
Manis
Eter
Eter
Eter
T&r&nan eter
B&'an
Ya
Ya
Ya
Pen"aet
-
-
-
-
K#e)sien $artisi %ara7"as
1.>6
;.>
1.>8
1.25
Den"an 'a$&r s#%a >1#@
sta*il
sta*il
sta*il
Ti%a'
ANASTESI INTRAENA 3I4 O*at anestesi intra!ena a%ala #*at anestesi +an" %i*eri'an elal&i al&r intra!ena, *ai' #*at +an" *er'asiat i$n#ti' ata& anal"eti' a&$&n $el&$& #t#t.
Anestesi intra!ena selain &nt&' in%&'si &"a %a$at %i"&na'an &nt&' r&atan anestesia, ta*aan $a%a anal"esia re"i#nal ata& &nt&' e*ant& &nt&' $r#se%&r %ia"n#sti'' isaln+a ti#$ental, 'etaine %an $r#$#(#l. =nt&' anestesia inter!ena t#tal *iasan+a en""&na'an $r#$#(#l.
PROPOFOL %airan emulsi lemak berwarna putih susu isotonik Depresi pernapasan lebih besar dari tiopental, sering menyebabkan nyeri Dosis bolus untuk induksi #"#, mg1kg, dosis rumatan untuk anestesi intravena total /"!# mg1kg1jam dan dosis sedasi untuk perawatan intensif ',# mg1kg. pada anak 7 tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.
KETAMIN 8etamin menimbulkan takikardia, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pas$a anestesia dapat menimbulkan mual muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk. sebaiknya sebelumnya diberikan sedasi midaolam atau diaepam dengan dosis ',! mg1kg intravena dan untuk mengurangi salivasi diberikan sulfas atropin ','! mg1kg. Dosis bolus induksi iv !"# mg1kg22 dan untuk im 7"!' mg
THIOPENTAL 9iopental akan menyebabkan sedasi, hipnosis, anestesia, atau depresi nafas. 9iopental menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan intrakranial dan diduga dapat melindungi otak akibat kekurangan :#. Dosis rendah bersifat anti analgesi. Dosis 7"; mg1kg dan disuntikkan perlahan dihabiskan dalam 7'"-' detik
OPIOID •
:pioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosis tinggi. :pioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. +ntuk anestesia opioid digunakan fentanil dosis induksi #'"' mg1kg dilanjutkan dengan dosis rumatan ',7"! mg1kg1menit
ANASTESI LOKAL Anestetik lokal adalah obat yang
Anestetik lokal bekerja merintangi se$ara
menghambat hantaran saraf bila
bolak"balik penerusan impuls"impuls saraf ke
digunakan se$ara lokal pada
jaringan saraf dengan kadar yang
demikian menghilangkan atau mengurangi rasa
$ukup. Anestetik lokal bekerja pada
nyeri, gatal"gatal, rasa panas atau rasa dingin.
tiap bagian susunan saraf.
Anestetik lokal adalah suatu ikatan kimia yang mampu menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong natrium pada dinding saraf perifer se$ara sementara
G#l#n"an Ester 3@OO@-4 • • • • • •
K#'ain BenC#'ain Aet#/aine Pr#'ain Tetra'ain Kl#r#$#'ain
G#l#n"an Ai%a 3NH@O-4 • • • • • • • •
Li%#'ain Me$i!a'ain Pril#'ain B&$i!a/ain Eti%#'ain Di*&'ain R#$i!a'ain Le!#*&$i!a/aine
Perbandn!an "o#on!an Es$er dan A%da Klasi)'asi
Ester Pr#'ain Kl#r#$r#'ain Tetra'ain Ai%a Li%#'ain Eti%#'ain Pril#'ain Me$i!a'ain B&$i!a'ain R#$i!a'ain Le!#*&$i!a'a in
P#tensi
M&lai Kera
Laa Kera 3in)ltrasi, enit4
; 3ren%a4 0-> 3tin""i4 ?-;2 3tin""i4
@e$at San"at @e$at La*at
>5-21 01->5 21-;?1
;-8 3se%an"4 >-? 3tin""i4 ;-? 3ren%a4 ;-5 3se%an"4 >-? 3tin""i4 > 3tin""i4 > 3tin""i4
@e$at La*at La*at Se%an" La*at La*at La*at
21-;81 8>1->?1 21-;81 1-;?1 8>1->?1 8>1->?1 8>1->?1
T#'sisitas
Ren%a San"at ren%a Se%an" Se%an" Se%an" Se%an" Tin""i Ren%a Ren%a
PEN""UNAAN ANASTETIK LOKAL Klasi)'asi
T#$i'al
In)ltrasi
Bl#' Sara(
ARI
E$i%&ral
S$inal Intrate'al
Ester Pr#'ain Kl#r#$r#'ain Tetra'ain
-
-
-
-
-
-
Ai%a Li%#'ain Eti%#'ain Pril#'ain Me$i!a'ain B&$i!a'ain R#$i!a'ain Le!#*&$i!a' ain
MEKANISME KERA
O*at *e'era $a%a rese$t#r s$esi)' $a%a sal&ran natri& 3 sodium channel 4, en/e"a $enin"'atan $erea*ilitas sel sara( tera%a$ i#n natri& %an 'ali&, sein""a tera%i %e$#larisasi $a%a sela$&t sara( %an asiln+a ti%a' tera%i '#n%&'si sara(.
EFEK SAMPING TERHADAP SISTEM T=B=H
Siste Kar%i#!as'&lar •
•
• •
De$resi a&t#atisasi i#'ar% De$resi '#ntra'tilitas i#'ar% Dilatasi arteri#lar %isritia7'#la$s sir'&lasi
Siste Perna$asan •
Rela'sasi #t#t $#l#s *r#n'&s. Henti na$as a'i*at $aralise sara( (reni'&s, $aralise inter'#stal ata& %e$resi lan"s&n" $&sat $en"at&ran na$as
t SSP rentan a tera%a$ s t#'sisitas & anesteti'a P l#'al, ( %en"an a r tan%a-tan%a aal a S $arestesia li%a, . $&sin", e t 'e$ala s i terasa S rin"an, tinit&s, $an%an"an 'a*&r, a"itasi, %e$resi erna(asan, ti%a' sa%ar, '#n!&lsi, '#a
G#l#n"an i ester %a$at " en+e*a*' # l an rea'si # aler"i n le*i serin", & 'arena . I er&$a'an %eri!at $ara-ain#*enC#i/a/i% 3PABA4 +an" %i'enal se*a"ai aler"en
Bersi(at l a . i#t#'si' t e e 3*&$i!a'ain t l s li%#'ain i e $r#'ain4 ' S
s # l & ' s & M
ANESTETIK LOKAL &AN" IDEAL :
Bersi(at seentara 3re!ersi*le4 Ta' eni*&l'an rea'si l#'al M&la 'era /e$at %en"an %&rasi e&as'an Sta*il, %a$at %isteril'an Har"an+a &ra
ANESTETIK LOKAL YANG SERING DIG=NAKAN •
K#'ain
Pr#'ain 3n#!#'ain4 Kl#r#$r#'ain 3nesa'ain4 Li%#'ain 3li"n#'ain, +l#/ain,
• • •
•
• •
•
Han+a %i&$ai %ala *ent&' t#$i'al se$r#t >< &nt&' &'#sa alan na(as atas. Laa 'era 801 enit
=nt&' in)ltrasi : lar&tan 1,85-1,5< Bl#' sara( : ;-8< D#sis ;5 "7'"BB %an laa 'era 01-21 enit
Deri!at $r#'ain %en"an asa 'era le*i $en%e'
K#nsentrasi e(e'ti( inial 1,85< In)ltrasi, &lai 'era ;1 enit, rela'sasi #t#t /&'&$ *ai' Kera se'itar ;-;,5 a ter"ant&n" '#nsentrasi
B=PIA@AIN 3MAR@AIN4
8onsentrasi efektif minimal ',!#3 *ula kerja lebih lambat dibanding lidokain, atau infiltrasi, kadar plasma pun$ak di$apai dalam waktu / menit, kemudian menurun perlahan"lahan dalam 7"= jam +ntuk anestesia spinal '.3volum antara #"/ ml iso atau hiperbarik +ntuk blok sensorik spinal '.7;3 dan pembedahan '.;3
PEL=MP=H OTOT DEPOLARISASI 2ekerja seperti asetilkolin, tetapi di $elah saraf otot tak dirusak oleh koliesterase, sehingga $ukup lama berada di $elah sinaptik, sehingga terjadilah depolarisasi ditandai oleh fasikulasi yang disusul relaksasi otot lurik.
PEL=MP=H OTOT NON DEPOLARISASI Ber'a$an den!an rese($or n'o$n')'o#ner!'* $e$a( $a' %en+ebab'an de(o#arsas* ,an+a %en!,a#an! ase$#)'o#n %ene%(a$n+a* se,n!!a ase$#'o#n $a' da(a$ be'er-a. /on$o,0 Atra'&ri& D#sis: int&*asi: I, 1.0-1.5"7'" Peeliaraan :I, 1.;-1.8"7'" 3;1-81< %ari %#sis t&*asi4
ANALGETIK NON-OPIOID 9ujuan 0 olongan analgetik nonopioid selain bersifat antiinflamasi juga bersifat analgesi$, antipiretik dan anti pembekuan darah. %ara 8erja 0 menghambat aktivitas ensim siklo"oksigenase, sehingga terjadi penghambatan sintesis prostaglandin perifer.
KETOROLA/ Diberikan se$ara oral, intramuskular, intravena. 5fek analgesia di$apai dalam 7' menit, maksimal setelah !"# jam. ?ama kerja /"- jam. Dosis awal !'"7'mg1hari dosis maks. @'mg1hari, pada manula, gangguan faal ginjal, dan 22 'kg dibatasi maks. -'mg1hari. 7'mg ketorolak!#mg morfin!''mg petidin, dapat digunakan bersama opioid. %ara kerja menghambat sintesis prostaglandin di perifer tanpa mengganggu reseptor opioid di sistem saraf pusat. 9idak untuk wanita hamil, menghilangkan nyeri persalinan, wanita menyusui, usia lanjut, anak usia /th, gangguan perdarahan, tonsilektomi
KETOPROFEN Diberikan se$ara oral, kapsul, tablet !''"#'' mg1hari. er"rektal !"# suppositoria.
Pro's'a% Oral, 'a$s&l, ta*let, 9as, s&$$#sit#ria, a$&l ;1-81"7ari.
Teno's'a% S&nti'an itra&s'&ler, intra!ena a$&l 81"7ari %ilan&t'an #ral. Hasil eta*#lise %i*&an" leat "inal %an se*a"ian leat e$e%&.
Me#o's'a% Ini*it#r sele'ti( @#-8 %en"an e(e'ti)tas%i'l#(ena' ata& $ir#'si'a teta$i e(e' sa$in" le*i inial. D#sis sat& ta*let 6,5" ata& ;5"7ari