BAB I PENDAHULUAN
Congenital talipes Equinovarus merupakan suatu kelainan bawaan yang sering ditemukan pada bayi ba baru lahir, mudah didiagnosis, is, tapi korek reksi sepenuh nuhnya sulit dilakukan. Sering ditemukan karena ketida idaktahu ahuan keluarga penderita, sehingga kelainan menjadi terbengkalai. Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas mum dimana kaki berubah dari posisi yang normal. Clubfoot sering disebut ju juga Co Congenita ital tal talipes pes Equ Equino Va Varus. CT CTEV ad adalah de defor formita itas ya yang meliputi fle flexi dar dari per pergelangan ngan ka kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia. Tanpa terapi, pasien dengan clubfoot akan berjalan dengan bagian luar kakinya, yang mungkin mungkin menimbulkan menimbulkan nyeri dan atau disabilitas. Meskipun be begitu, hal ini masih menja njadi tanta ntangan bagi keterampila ilah para ahli bedah ortopedik akibat adanya kecenderungan kelainan ini menjadi relaps, tanpa memperdulikan apakah kelainan tersebut diterapi secara operatif maupun konservatif. Salah satu alasan terjadinya relaps antara lain adalah kegagalan ahli bedah dalam mengenali kelainan patoanatomi yang mendasarinya. Clubfoot seringkali secara otomatis dianggap sebagai deformitas equinovarus, namun ternyata terdapat permutasi dan kombinasi lainnya, seperti Calcaneovalgus, Equinovalgus dan calcaneovarus yang mungkin saja terjadi.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ANATOMI
Articulatio talocruralis Jenis sendi ada lah gynglimus sinovial yang meliputi tibia, fibula dan talus. Penguat sendi ligamentum mediale (deltoide (deltoideum) um) pars tibionavicu tibionavicularis, laris, pars tibiocalca tibiocalcanea, nea, pars tibiotalar tibiotalaris is anterior, anterior, pars tibiotalar tibiotalaris is posterio posterio.. Ligamentum talofibulare posterius dan ligamentum calcanofibulare. Sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari kraniomedialis ujung bawah malleolus medialis sampai kaudolateralis ujung bawah pa pada ma malleolus la lateralis. is. Su Sumbu in ini me membentuk su sudut pa pada bi bidang transversa se sebesar 7o. Bila dilihat dari atas anteromedial ke posterolateral dan membentuk sudut 13 o dari bidang frontal. Gerak sendi fleksi dorasalis meliputi M. Tibialis anterior, M. Extensor digitorum digitorum longus, M. Peroneus Peroneus tertius, dan M. Extensor Extensor hallucis longus. longus. Tulang-tulang Tulang-tulang kaki selain metatarsal metatarsal dan falang di sebut tulang tarsal. tarsal. TulangTulangtulang tarsal itu terdiri dati talus, kalkaneus, kuboid, kuboid, navikular, dan kuneiformis.
DEFINISI 2
CTEV CTEV (Cong (Congen enita itall Talip Talipes es Equi Equino no Varu Varus) s) sering sering diseb disebut ut juga juga club clubfoo foott adala adalah h deformitas yang meliputi flexi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz). Taliper berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukan suatu kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya penderitanya berjalan pada angke-nya. angke-nya. Sedang Equinovarus Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) dan varus (bengkok ke arah dalam/medial).
EPIDEMIOLOGI
Insidens CTEV yaitu 1 dari setiap 1000 kelahiran hidup. Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki daripada perempuan (2:1). 50% bersifat bilateral. bilateral.
ETIOLOGI
Sampai saat ini masih banyak perdebatan dalam etiopatologi CTEV. Banyak teori telah diajukan sebagai penyebab deformitas ini, termasuk faktor genetik, defek sel germinativum primer, anomali anomali vaskular, faktor jaringan lunak, lunak, faktor intrauterine dan faktor miogenik. miogenik. Telah diketahui bahwa kebanyakan anak dengan CTEV memiliki atrofi otot betis, yang tidak hilang setelah terapi, karenanya mungkin terdapat hubungan antara patologi otot dan deformitas ini. Beberap Beberapaa teori teori yang dikemu dikemukak kakan an mengen mengenai ai penyeb penyebab ab clubfoot clubfoot.. Pertama Pertama,, adalah adalah kuman kuman plasma primer yang merusak talus menyebabka menyebabkan n flexi plantar yang berkelanjutan berkelanjutan dan inversi pada tulang tersebut, tersebut, dan selanjutnya selanjutnya diikuti diikuti perubahan perubahan pada jaringan lunak, pada sendi dan komp komple leks ks musk muskul ulot oten endi dino nous us.. Teor Teorii lain lainny nyaa kela kelain inan an jari jaring ngan an luna lunak k prim primer er bese besert rtaa neuromuskular neuromuskular akibat perubahan perubahan tulang sekunder. sekunder. Klinisnya, Klinisnya, anak dengan CTEV CTEV mempunyai mempunyai hipotrofi arteritibialis anterior dalam penambahan terhadap atrofi dari muskular sekitar betis. Beberapa penulis telah mendokumentasikan distribusi abnormal dari tipe I dan tipe 2 muscle fibers pada clubfoot.Kaki abnormal mungkin 1,5-1 ukurannya lebih kecil pada panjang dan lebarnya.
KLASIFIKASI
Klasifikasi clubfoot: 3
Typical Clubfoot Merupakan kaki pengkor klasik yang hanya menderita kaki pengkor saja tanpa
disertai kelainan lain. Umumnya dapat dikoreksi setelah lima kali pengegipan dan dengan manajemen ponseti mempunyai hasil jangka panjang yang baik atau memuaskan. Positional clubfoot sangat sangat jarang jarang ditemuk ditemukan, an, sangat sangat fleksibe fleksibell dan diduga diduga akibat akibat jepitan jepitan
intrauterin. Pada umumnya koreksi dapat dicapai dengan satu atau dua kali pengegipan. Delayed treated treated clubfoot ditemukan pada anak berusia 6 bulan atau lebih.
dapat terjadi terjadi baik baik pada pada kasus kasus yang yang awalny awalnyaa ditang ditangani ani dengan dengan Recurrent Recurrent typical clubfoot dapat metode ponseti maupun dengan metode lain. Relaps lebih jarang terjadi dengan metode ponseti dan umumnya diakibatkan pelepasan brace yang terlalu dini. Rekurensi supinasi dan equinus paling sering terjadi. Awalnya Awalnya bersifat dinamik namun dengan dengan berjalannya berjalannya waktu menjadi menjadi fixed . Alternatively treated typical clubfoot termasuk kaki pengkor yang ditangani secara operatif
atau pengegipan dengan metode non-Ponseti. Aty Atyp pica ical clubfoot kategori ini pada biasanya berhubungan dengan penyakit lain. Mulailah penanganan dengan
metode ponseti. Koreksi umumnya lebih sulit. Rigid atau Resistant atypical clubfoot dapat kurus atau gemuk. Kasus dengan kaki yang
gemuk lebih sulit ditangani. Kaki tersebut umumnya kaku, pendek, gemuk dengan lekukan kulit kulit yang yang dalam dalam pada pada telapa telapak k kaki kaki dan dan dibag dibagian ian belak belakang ang perge pergelan langa gan n kaki kaki,, terd terdapa apatt pemendekan pemendekan metatarsal pertama dengan dengan hiperekstensi hiperekstensi sendi metatarsophalang metatarsophalangeal. eal. Deformitas Deformitas ini terjadi pada bayi yang menderita kaki pengkor saja tanpa disertai kelainan yang lain. Syndromic clubfoot clubfoot
Selain kaki pengkor ditemukan juga kelainan kongenital lain. Jadi kaki pengkor merupakan bagian dari suatu sindroma. sindroma. Metode ponseti ponseti tetap merupakan merupakan standar penanganan, penanganan, tetapi mungki mungkin n lebih lebih sulit sulit dengan dengan hasil hasil kurang kurang dapat dapat diramal diramalkan kan.. Hasil Hasil akhir akhir penang penangana anan n lebih lebih ditentukan oleh kondisi yang mendasarinya daripada kaki pengkornya sendiri Tetralogic clubfoot --seperti pada congenital tarsal synchondrosis. Neurogenic Neurogenic clubfoot -- berhubungan dengan kelainan neurologi seperti meningomyelocele. Acquired clubfoot clubfoot --seperti pada Streeter dysplasia.
PATOFISIOLOGI
4
Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. Kaki yang pada mulanya normal akan menjadi clubfoot selama trimester kedua kehamilan. Clubfoot jarang terdeteksi pada janin yang berumur dibawah 16 minggu. Pada clubfoot, ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medial ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi dan inversi. Ukuran otototot betis berbanding terbalik dengan derajat deformitasnya. Pada kaki pengkor yang sangat berat, gastrosoleus gastrosoleus tampak sebagai otot kecil pada sepertiga atas betis. Sintesis kolagen kolagen yang berlebihan berlebihan pada ligamen, ligamen, tendo dan otot terus berlangsung berlangsung sampai anak berumur berumur 3-4 ta hu n dan mungkin mungkin merupakan merupakan penyebab penyebab relaps (kekambu (kekambuhan). han). Dibawah Dibawah mikroskop mikroskop,, be rk a s s er ab ut
ko la gen ge n menu me nu nj ukka uk ka n ga mb ar an
be rgel rg el om ba ng
yan ya n g di kena ke na l
sebagai sebagai crimp (kerutan). Kerutan ini menyebab menyebabkan kan ligament ligament mudah mudah diregangk diregangkan. an. Peregan gan ligamen pada bayi, yang dilakuka n dengan gen gentl tlee, tidak tidak mem memba baha haya yaka kan. n. Keru Kerutan tan akan akan munc muncul ul lagi lagi bebe beberap rapaa hari hari berik berikut utnya nya,, yang yang memu memung ngki kink nkan an dilak dilakuk ukan an peregangan peregangan lebih lanjut. Inilah sebabnya sebabnya mengapa mengapa koreksi koreksi deformitas deformitas secara manual mudah mudah dilakukan. Sebagian besar deformitas terjadi ditarsus. Pada saat lahir, tulang tarsal, yang hampur seluruhnya masih berupa tulang rawan, berada dalam posisi fleksi, adduksi, dan inversi yang berlebihan. berlebihan. Talus dalam posisi plantar fleksi hebat, collumnya collumnya melengkung melengkung ke medial dan plantar, dan kaputnya kaputnya berbentuk baji. Navikular Navikular bergeser jauh ke medial, medial, mendekati malleolus medialis dan berartikulasi dengan permukaan medial caput talus. Calcaneus adduksi dan inversi dibawah talus. Sendi-sendi tarsal secara fungsional saling tergantung. Pergerakan satu tulang tarsal akan menyebabkan pergeseran tulang tarsal disekitanya. Pergerakan sendi ditentukan oleh oleh kele keleng ngku kung ngan an perm permuk ukaa aan n send sendii san san oleh oleh orie orient ntas asii dan dan stru strukt ktur ur liga ligame men n yang yang mengik mengikatk atkany anya. a. Tiap-ti Tiap-tiap ap sendi sendi mempun mempunyai yai pola pola perger pergeraka akan n yang khas. khas. Oleh Oleh karena karena itu, koreksi koreksi tulang tarsal kaki pengkor yang inverse serta bergeser jauh ke medial, harus dilakukan dilakukan dengan dengan menggeser menggeser navicul navicular, ar, cuboid cuboid,, dan calcaneus calcaneus ke arah lateral lateral secara secara bertaha bertahap p dan simultan simultan,, sebelum sebelum mereka mereka dapat dapat dievers dieversii keposi keposisi si netral. netral. Pergese Pergeseran ran ini mudah mudah dilakuk dilakukan an karena ligamenta tarsal dapat diregangkan diregangkan secara bertahap. Koreksi tulang tarsal kaki pengkor yang telah bergeser hebat memerlukan pengertian yang baik mengenai anatomi fungsional talus. Banyak alhi ortopedik menangani kaki pengkor dengan asumsi yang salah bahwa sendi subtal subtalar ar dan dan Chop Chopart art memp mempun unya yaii sumb sumbu u rotasi rotasi yang yang tetap tetap,, yang yang berja berjalan lan mirin miring g dari dari anteromedial superior ke posterolateral inferior, melalui sinus tarsi. Mereka percaya bahwa dengan mempronasikan kaki pada sumbu ini akan mengkoreksi calcaneus yang varus dan kaki yang supinasi. Padahal tidaklah demikian. Mempronasikan kaki pengkor pada sumbu ini justru 5
akan menyebabkan forefoot lebih pronasi lagi dan akibatnya akan memperberat cavus dan menekan calcaneus yang adduksi pada talus. Akibatnya calcaneus varus tetap tidak terkoreksi.
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinisnya dapat dibagi 2: 1. Type Type rigid (intrinsi (intrinsic) c) (resistent) (resistent) => Tidak Tidak dapat dikorek dikoreksi si dengan dengan manipu manipulasi. lasi. Tumit Tumit kecil, kecil, equinus equinus,, dan inversi. inversi. Kulit Kulit dorsola dorsolatera terall pergela pergelanga ngan n kaki kaki tipis dan teregan teregang, g, sedangkan kulit medial terlipat. 2. Type Type fleksibel fleksibel (extrinsi (extrinsic) c) (easy) (easy) => Dapat Dapat dimanipul dimanipulasi. asi. Tumit Tumit normal normal dan terdapat terdapat lipatan kulit pada bagian dorsolateral pergelangan kaki.
Tanda lain : •
Betis seperti tangkai pipa (pipe stem colf) 6
•
Tendo archiles pendek
•
Bagian distal fibula menonjol
•
Kaki lebar dan pendek
•
Metatarsal I pendek
DIAGNOSIS
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir (early diagnosis after after birth). birth). Pada Pada bayi bayi yang yang normal normal dengan dengan equinov equinovaru aruss postural postural,, kaki kaki dapat dapat mengal mengalami ami dors dorsif ifle leks ksii dan dan ever eversi si hing hingga ga jari jari-j -jar arii kaki kaki meny menyen entu tuh h bagi bagian an depa depan n tibi tibia. a. “Pas “Passi sive ve manipulationdorsiflexion → Toe touching tibia → normal”. Berupa deformitas pada : •
Adduksi dan supinasi kaki depan pada sendi mid dorsal
•
Subluksasi sendi talonavikulare
•
Equinus kaki belakang pada sendi ankle
•
Varus kaki belakang pada sendi subtalar
•
Deviasi medial seluruh kaki terhadap lutut
•
Inversi tumit
Pemeriksaan Radiologi X-ray dibuat bayi umur 3-6 bulan, menilai keberhasilan serial plateringm menentukan apa perlu perlu tindaka tindakan n operasi operasi untuk untuk mempero memperoleh leh koreki koreki yang yang maksima maksimal, l, menentu menentukan kan berat berat ringannya CTEV. Cara yang paling sederhana yaitu membuat foto AP dan akan kelihatan talus dan calcaneus tumpang tindih. Penting untuk menilai x-ray apakah ada “paralelisme” antara sumbu talus dan calcaneus yang terjadi pada CTEV. Normal besar sudut sumbu talus dan calcaneus 30 (sudut dari kite). Demikian Demikian pula xray posisi lateral dimana kaki dibuat dorsofleksi maksimal juga akan memberikan gambaran “paralelisme” pada CTEV. Pada kaki yang normal ujung talus dan calcaneus selalu overlap (tumpang tindih), sedangkan pada CTEV tidak ada, menunjukan adanya kapsul posterior yang tegang dan varus. Lateral x-ray juga bisa untuk melihat adanya “ricket bottom” yaitu garis yang melalui tepi bawah calcaneus melewati bagian bawah sendi calcaneocuboid, dan juga bisa
7
untuk melihat adanya flat topped talus. Sering x-ray selain untuk operatif dan post-operatif di pakai intraopera intraoperatif tif untuk melihat apakah release dan realigment realigment sudah cukup.
PENATALAKSANAAN
KOREKSI CLUBFOOT DENGAN GIPS PONSETI Menentukan letak kaput talus dengan tepat Tahap ini sangat penting [3]. Pertama, palpasi kedua malleoli (garis biru) dengan ibu jari dan jaritelunjuk jaritelunjuk dari tangan A sementara sementara jari-jari dan metatarsal metatarsal dipegang dipegang dengan dengan tangan B. Kemudian[4], geser ibu jari dan jari telunjuktangan A ke depan untuk dapat meraba caput talus (gar (garis is mera merah) h) di depa depan n perg pergel elan anga gan n kaki kaki.. Kare Karena na navi navicu cula larr berg berges eser er ke medi medial al dan dan tuberositasnya hampir menyentuh malleolus medialis, kita dapat meraba penonjolan bagian lateral dari caput talus (merah) yang hanya tertutup kulit di depan malleolus lateralis. Bagian anterior calcaneus dapat diraba dibawah caput talus. Dengan menggerakkan forefoot dalam posisi supinasi supinasi kearah lateral, kita dapat meraba navicular navicular bergeser bergeser -- meskipun meskipun sedikit -didepan caput talus sedangkan tulang calcaneus akan bergerak ke lateral di bawah caput talus.
[3]
[4]
Manipulasi
8
Tind Tindaka akan n mani manipu pulas lasii adalah adalah melak melakuk ukan an abdu abduks ksii dari dari kaki kaki diba dibawa wah h capu caputt talus talus yang yang telahdis telahdistabi tabilka lkan. n. Tentuk Tentukan an letak letak talus. talus. Seluru Seluruh h deformi deformitas tas kaki kaki pengko pengkor, r, kecuali kecuali equinu equinuss ankle,t ankle,terk erkorek oreksi si secara secara bersama bersamaan. an. Agar Agar dapat dapat mengo mengorek reksi si kelainan kelainan ini, kita harus harus dapat dapat menentukanletak caput talus,yang menjadi titik tumpu koreksi. Mengoreksi (memperbaiki) cavus Bagian pertama metode Ponseti adalah mengoreksi cavus dengan memposisikan kaki depan (fore (forefoo foot) t) dalam dalam alig alignm nmen entt yang yang tepat tepat deng dengan an kaki kaki bela belaka kang ng (hind (hindfoo foott ). Cavu Cavus, s, yang yang merupakan lengkungan tinggi di bagian tengah kaki [ 1 garislengkung kuning], disebabkan oleh pronasiforefoot pronasiforefoot terhadap terhadap hindfoot. hindfoot. Cavus ini hampir selalu supel supel pada pada bayi baru lahir dan dengan dengan mengel mengelevas evasikan ikan jari pertama pertama dan metatar metatarsal sal pertama pertama maka maka arcus arcus longit longitudi udinal nal kaki kaki kembali kembali normal [2 dan3]. Forefoot Forefoot disupinasikan disupinasikan sampai secara visual kita dapat melihat arcus plantar pedis yangnormal yangnormal -- tidak terlalu tinggi ataupun ataupun terlalu datar. Alignment (kesegarisan) (kesegarisan) forefoot forefoot danhindfoot danhindfoot untuk mencapai arcus plantaris yang normal sangat penting agar abduksi abduksi -- yangdilakukan untuk mengoreksi adduksi dan varus -- dapat efektif.
Langkah-langkah Langkah-langkah Pemasangan Pemasangan Gips 9
Dr. Ponseti merekomendasikan penggunaan bahan gips karena lebih murah dan molding lebih presisi dibanding dibanding dengan dengan fiberglass. fiberglass. Manipulasi Manipulasi Awal Awal Sebelum Sebelum gips gips dipasan dipasang, g, kaki kaki dimanip dimanipula ulasi si lebih lebih dahulu dahulu.. Tumit Tumit tidak tidak
disentuh sedikitpun agar calcaneus bisa abduksi bersama-sama dengan kaki [4]. Memasan Memasang g padding padding Pasan Pasang g paddi padding ng yang yang tipis tipis saja saja [5] [5] untu untuk k memu memudah dahka kan n mold molding ing..
Pertahankan kaki dalam posisi koreksi yang maksimal dengan cara memegang jari-jari dan counter pressure pada caput talus selama pemasangan gips. Pemasangan Gips Pasang gips di bawah lutut lebih dulu kemudian lanjutkan gips sampai paha
atas. Mulai dengan tiga atau empat putaran disekeliling jari-jari kaki [6] kemudian ke proksimal sampa sampaii lutut lutut [7]. [7]. Pasan Pasang g gips gips deng dengan an cerma cermat. t. Saat Saat mema memasan sang g gips gips diat diatas as tumi tumit, t, gips gips dikencangkan sedikit. Kaki harus dipegang pada jari-jari, gips ”dilingkarkan” di atas jari-jari pemegang pemegang agar tersedia ruang ruang yang yang cukup cukup untuk untuk pergerakan pergerakan jari-jari.
Molding gips
Koreksi tidak boleh dilakukan secara paksa dengan menggunakan gips. Gunakanlah penekanan penekanan yang yang ringan ringan saja. Jangan menekan menekan caput talus dengan dengan ibu ibu jari terus terus menerus, menerus, tapi ”tekan-lepas-tekan” berulangkali untuk mencegah pressure sore. sore. Molding gips di atas caput talus sambil mempertahankan kaki pada posisi koreksi [1]. Perhatikan ibu jari tangan kiri 10
melakukan molding gips di atas caput talus sedangkan tangan kanan molding forefoot (dalam posisi supinasi). supinasi). Arcus plantaris dimolding dimolding dengan dengan baik untuk mencegah mencegah terjadinya terjadinya flatfoot flatfoot atau rocker-bottom deformity. deformity. Tumit dimolding dengan baik dengan ”membentuk” gips di atas tube tuberos rosita itass poste posterio riorr calcan calcaneu eus. s. Malle Malleol olus us dimo dimold lding ing deng dengan an baik. baik. Pros Proses es mold molding ing ini hendaknya merupakan proses yang dinamik, sehingga jari-jari harus sering digerakkan untuk menghindari tekanan yang berlebihan pada satu tempat. Molding dilanjutkan sambil menunggu gips keras. Lanjutan Lanjutankan kan gips sampai sampai paha Gunakan padding yang tebal pada proksimal paha untuk
mencegah iritasi kulit [2]. Gips dapat dipasang berulang bolak-balik pada sisi anterior lutut untuk memperkuat gips disisi anterior [3] dan untuk mencegah terlalu tebalnya gips di fossa poplitea, poplitea, yang akan mempersulit mempersulit pelepasan pelepasan gips. Potong gips Biarkan gips pada sisi plantar pedis untuk menahan jari-jari [4] dan potong gips
dibagian dorsal sampai mencapai sendi metatarsophalangeal. Potong gips dibagian tengah dulu kemudian dilanjutkan kemedial dan lateral dengan menggunakan pisau gips. Biarkan bagian dorsal dorsal semua semua jari-jari jari-jari bebas bebas sehingg sehinggaa dapat dapat ekstens ekstensii penuh. penuh. Perhatikan Perhatikan bentuk gips gips yang pertama [5]. Kaki Kaki equinus, equinus, dan forefoot forefoot dalam keadaan keadaan supinasi. supinasi. Ciri dari abduksi yang adekuat Pastikan abduksi kaki cukup adekuat terlebih dulu agar kita
dapat dapat melaku melakukan kan dorso fleksi fleksi kaki kaki 0 sampai sampai 5 derajat derajat dengan dengan aman sebelum sebelum melakuka melakukan n tenotomi. calcaneus Tanda terbaik abduksi yang adekuat adalah kita dapat meraba processus anterior calcaneus yang terabduksi keluar dari bawah talus. Kaki dapat diabduksi sekitar 60 derajat terhadap bidang frontal tibia. Calcaneus neutral atau sedikit valgus. Hal ini ditentukan dengan meraba bagian posterior
dari calcaneus. Ingat Ingat ini merupaka merupakan n deformita deformitass tiga dimensi dan deformit deformitas as ini dikore dikoreksi ksi bersama bersamaan. an.
Koreksi dicapai dengan mengabduksi kaki dibawah caput talus. Kaki samasekali tidak boleh dipronasikan.
Hasil akhir
Sete Setelah lah pema pemasan sanga gan n gips gips selesa selesai, i, kaki kaki akan akan tampa tampak k over over-ko -kore reksi ksi dala dalam m posis posisii abdu abduks ksii dibandingka dibandingkan n kaki normal saat berjalan. berjalan. Hal ini bukan suatu over-koreksi. over-koreksi. Namun merupakan merupakan koreksi penuh kaki dalam posisi abduksi maksimal. Koreksi kaki hingga mencapai abduksi 11
yang penuh, lengkap dan dalam batas normal ini, membantu mencegah rekurensi dan tidak menciptakan over-koreksi atau kaki pronasi.
12
Brace
Pada akhir penggipan, kaki dalam posisi sangat abduksi sekitar 60-70. Setelah gips terakhir dipai selama 5 minggu. Selanjutnya memakai brace untuk mempertahankan kaki dalam posisi abduks abduksii dan dorsofl dorsofleks eksi. i. Brace Brace berupa berupa bar (batang (batang)) logam logam direkat direkatkan kan pada pada sepatu sepatu yang bertelapak bertelapak kaki lurus dengan dengan ujung ujung terbuka terbuka..
Transfer Tendon Tibialis Anterior
Indikasi transfer dilakukan jika anak telah berusia 30 bulan dan mengalami relaps yang kedua kalinya. Indikasinya adalah varus yang persisten dan supinasi kaki saat berjalan dan terdapat penebalan penebalan kulit di sisi lateral telapak kaki. Dan pastikan ahwa seriap deformitas deformitas yang menetap telah dikoreksi dengan dua atau tiga gips. Biasanya varus dapat terkoreksi sedangkan equines mungkinmas mungkinmasih ih ada. Jika kaki mudah didorsofleksi didorsofleksi sampai 10 hanya dilakukan dilakukan tendon transfer saja.
13
Perawatan pasca pembedahan
Biasanya pasien dirawat inap semalam. Lepas gips setelah 6 minggu. Anak dapat berjalan dengan kaki menumpu berat badan sesuai toleransi. Penderita tidak perlu menggunakan brace. Periksa pasien 6 bulan kemudian untuk menilai efek dari transfer tendo. Pada beberapa kasus diperlukan fisioterapi untuk memulihkan kembali kekuatan dan cara berjalan yang normal.
BAB III KESIMPULAN
CTEV CTEV (Cong (Congen enita itall Talip Talipes es Equi Equino no Varu Varus) s) sering sering diseb disebut ut juga juga club clubfoo foott adala adalah h deformitas yang meliputi flexi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz). Taliper berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukan suatu kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya penderitanya berjalan pada angke-nya. angke-nya. Sedang Equinovarus Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) dan varus (bengkok ke arah dalam/medial). Insidens CTEV yaitu setiap 1 dari 1000 kelahiran hidup. Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki dari pada perempuan (2:1). Beberap Beberapaa teori teori yang dikemu dikemukak kakan an mengen mengenai ai penyeb penyebab ab clubfoot clubfoot.. Pertama Pertama,, adalah adalah kuman kuman plasma primer merusak talus menyebabka menyebabkan n flexi plantar yang berkelanjutan berkelanjutan dan inversi pada tulang tersebut, dan selanjutnya diikuti dengan perubahan pada jaringan lunak pada sendi dan komp komple leks ks muku mukulo lote tend ndin inou ous. s. Teor Teorii
lain lainny nyaa
kela kelain inan an jari jaring ngan an luna lunak k
prim primer er bese besert rtaa
neuromuskular neuromuskular akibat perubahan perubahan tulang sekunder. sekunder. Klinisnya, Klinisnya, anak dengan CTEV CTEV mempunyai mempunyai hipotrofi arteritibialis anterior dalam penambahan terhadap atrofi dari muskular sekitar betis.
Klasifikasi clubfoot : 14
Typical Clubfoot Merupakan kaki pengkor klasik yang hanya menderita kaki pengkor saja tanpa
disertai kelainan lain. Umumnya dapat dikoreksi setelah lima kali pengegipan dan dengan manajemen ponseti mempunyai hasil jangka panjang yang baik atau memuaskan. Positional clubfoot sangat sangat jarang jarang ditemuk ditemukan, an, sangat sangat fleksibe fleksibell dan diduga diduga akibat akibat jepitan jepitan
intrauterin. Pada umumnya koreksi dapat dicapai dengan satu atau dua kali pengegipan. Delayed treated treated clubfoot ditemukan pada anak berusia 6 bulan atau lebih.
dapat terjadi terjadi baik baik pada pada kasus kasus yang yang awalny awalnyaa ditang ditangani ani dengan dengan Recurrent Recurrent typical clubfoot dapat metode ponseti maupun dengan metode lain. Relaps lebih jarang terjadi dengan metode ponseti dan umumnya diakibatkan pelepasan brace yang terlalu dini. Rekurensi supinasi dan equinus paling sering terjadi. Awalnya Awalnya bersifat dinamik namun dengan dengan berjalannya berjalannya waktu menjadi menjadi fixed . Alternatively treated typical clubfoot termasuk kaki pengkor yang ditangani secara operatif
atau pengegipan dengan metode non-Ponseti. Aty Atyp pica ical clubfoot kategori ini pada biasanya berhubungan dengan penyakit lain. Mulailah penanganan dengan
metode ponseti. Koreksi umumnya lebih sulit. Rigid atau Resistant atypical clubfoot dapat kurus atau gemuk. Kasus dengan kaki yang
gemuk lebih sulit ditangani. Kaki tersebut umumnya kaku, pendek, gemuk dengan lekukan kulit kulit yang yang dalam dalam pada pada telapa telapak k kaki kaki dan dan dibag dibagian ian belak belakang ang perge pergelan langa gan n kaki kaki,, terd terdapa apatt pemendekan pemendekan metatarsal pertama dengan dengan hiperekstensi hiperekstensi sendi metatarsophalang metatarsophalangeal. eal. Deformitas Deformitas ini terjadi pada bayi yang menderita kaki pengkor saja tanpa disertai kelainan yang lain. Syndromic clubfoot clubfoot
Selain kaki pengkor ditemukan juga kelainan kongenital lain. Jadi kaki pengkor merupakan bagian dari suatu sindroma. sindroma. Metode ponseti ponseti tetap merupakan merupakan standar penanganan, penanganan, tetapi mungki mungkin n lebih lebih sulit sulit dengan dengan hasil hasil kurang kurang dapat dapat diramal diramalkan kan.. Hasil Hasil akhir akhir penang penangana anan n lebih lebih ditentukan oleh kondisi yang mendasarinya daripada kaki pengkornya sendiri Tetralogic clubfoot --seperti pada congenital tarsal synchondrosis. Neurogenic Neurogenic clubfoot -- berhubungan dengan kelainan neurologi seperti meningomyelocele. Acquired clubfoot clubfoot --seperti pada Streeter dysplasia.
Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. Kaki yang pada mulanya normal akan menjadi clubfoot selama trimester kedua kehamilan. Clubfoot jarang terdeteksi pada janin yang berumur dibawah 16 minggu.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad, Chairudd Chairuddin. in. Pengantar Pengantar Ilmu Ilmu Bedah Bedah Ortopedi. Ortopedi. Edisi 3, 3, 2009. 2009. Jakarta : PT. PT. Yarsif Watampone 2.
Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta.
3. Salter, Robert Robert B. B. Textbook Textbook of of Disorders Disorders and Injuries of of the Musculoske Musculoskeletal letal system. system. Edisi 3, 2008. Jakarta : FKUI RSCM
16