BENCANA KELAPARAN & KEHIDUPAN DI YAHUKIMO :
"KWANING KUME!" (Tidak Ada Ubi Jalar)
9 0 0 2 , K I T S I L A N R U J I S A G I T S E V N I
Tim Peneliti: VIKTOR MAMBOR FOKER LSM PAPUA
N A R O P A L
NGO in Special Consultative Status with t he Economic and Social Council of the United Nations
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
LAPORAN INVESTIGASI JURNALISTIK BENCANA KELAPARAN & KEHIDUPAN DI YAHUKIMO :
"KWANING KUME!" (Tidak Ada Ubi Jalar)
Oleh
VIKTOR MAMBOR FOKER LSM PAPUA
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR ISI
NO
JUDUL
HAL
1.
“Musim Gugur” Di Langda
1
2.
“Tali Poro Tra Ada Isi”
5
3.
Kantor Pemerintah, Hanya Tinggal “Kepala” Saja
9
4.
Kepala Suku Kitikni : “Pejabat Yahukimo Takut Tertular Penyakit”
13
5.
Kwaning Kume
17
6.
Anak-Anak Bomela, Makan Tiga Hari Sekali
22
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1 . “ Musim Gugur” Di Langda JUBI - Nuansa krisis pangan yang belakangan disebut sebagai kelaparan di Yahukimo terlihat sangat kental. Sekalipun fisik orang-orang kampung tersebut terlihat prima, namun raut wajah masyarakat kampung tersebut tidak bisa menyembunyikan kesulitan yang sedang mereka hadapi. “Selama bulan April sampai November, kami seperti ini sudah. Kwaning Kume! Hujan turun terus sampai kami pu kebun basah sekali. Setiap tahun memang seperti ini, tapi “Musim Gugur” sekarang lebih parah daripada “Musim Gugur” tahun-tahun sebelumnya. Banyak yang mati tahun ini karena kekurangan makanan.” kata Ayub Balyo, pendeta yang sudah melayani di Distrik Langda dari tahun 1991. Pernyataan Ayub Balyo ini dibenarkan oleh masyarakat Langda lainnya. Menurut sebagian besar masyarakat yang ditemui Jubi, selama bulan April hingga Oktober setiap tahun, Langda akan selalu diguyuri hujan setiap hari. Selama bulan ini pula tanah di Langda akan sangat basah sehingga sulit untuk tanaman di kebun bisa berproses dengan baik untuk menghasilkan umbi seperti pada bulan Desember hingga Mei . Selain itu, curah hujan yang tinggi ini juga mengancam kebun-kebun yang terletak di lereng gunung atau tebing. Jika sangat basah, maka kebun-kebun tersebut akan hilang ditelan longsor. Periode April hingga Oktober – November inilah yang disebut oleh masyarakat Langda sebagai “Musim Gugur”. “Kalau bapak lihat dari atas, banyak tanah yang longsor. Itu baru-baru saja waktu “Musim Gugur” tahun ini . Banyak kebun yang hilang. Jadi masyarakat cari tempat lain untuk bikin kebun lagi.” lanjut Ayub Balyo. Berbeda dengan pemahaman masyarakat kota pada Musim Gugur di negaranegara empat musim, “musim gugur” di Langda ini justru memberikan kesempatan pada dedaunan tumbuhan disana mengalami masa terbaiknya setiap tahun. Tanaman di setiap kebun akan rimbun tertutupi daun. Demikian juga dengan hutan-hutan disekitar Langda. Lereng-lereng bukit akan dipenuhi rumput. Namun hanya daunnya saja yang terlihat subur. Pada tanaman umbi-umbian seperti Keladi, Singkong maupun Ubi Jalar tidak akan menghasilkan umbi yang sempurna sebagaimana di periode Desember hingga Mei – Juni. Tanaman seperti Kelapa Hutan juga tidak akan berbuah. Berharap Buah Merah? Letak Langda yang cukup tinggi membuat Buah Merah cukup sulit tumbuh di Langda. Praktis hanya sayur-sayuran yang bisa tumbuh dengan baik pada periode “Musim Gugur” ini. Tanaman lainnya yang biasa dikonsumsi masyarakat yang bisa bertahan hanyalah tebu dan pisang.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
selama periode ini bisa jadi telah membuat tanaman di kebun maupun hutan kekurangan unsur hara. Struktur tanah di Langda menyebabkan kandungan air di tanah lambat untuk berkurang. Dalam berbagai kajian tentang hubungan tanah dan air, tanah-tanah yang biasa mendapatkan curah hujan tinggi, biasanya rawan terhadap kerusakan struktur tanah. Juga mengakibatkan daya rekat agregat lemah, penurunan potensial redoks, peningkatan pH tanah masam, penurunan pH tanah basa, hingga perubahan keseimbangan hara. Kondisi ini akan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah. Kajian-kajian ini setidaknya bisa menjelaskan mengapa tanaman umbi-umbian di Langda tidak bisa menghasilkan umbi yang baik selama periode “Musim Gugur” ini, bahkan membusuk. “Ya kalau “Musim Gugur” seperti ini, kami hanya makan sayur-sayur hutan, Daun Paku, Tunas Kelapa Hutan, Sayur Lilin, Labu Siam, Daun Gedi atau Daun Ubi saja. Tidak ada ubi atau keladi yang bisa kami makan. Banyak yang busuk atau tidak ada isinya. Paling kami bisa makan pisang muda yang kami bakar.” terang Bani Nabyal, warga setempat yang selama ini membantu mengajar anak-anak SD Langda. Pengamatan Jubi pada kebun-kebun masyarakat setempat membenarkan apa yang disampaikan oleh Bani Nabyal. Meskipun ubi jalar terlihat subur tumbuhnya dan sudah saatnya di ambil umbinya, tapi saat digali, tidak ada isinya sama sekali. Yang ada hanya akar sebesar jari kelingking atau sapu lidi. Jika ada yang sedikit besar, paling hanya satu dua umbi dari satu rumpun ubi jalar. Demikian juga halnya dengan Keladi, tidak ada umbinya sama sekali. Selama “Musim Gugur” ini, pola makan masyarakat Langda berubah. Jika biasanya mereka makan sebelum berangkat ke kebun, kemudian siang hari makan di kebun dan selanjutnya makan ketika kembali dari kebun maka saat “Musim Gugur” ini masyarakat hanya makan satu hari sekali atau bahkan 3 hari sekali. Makanan yang adapun diprioritaskan bagi anak-anak. Simon Maling, seorang anak SMP Langda mengakui bahwa dia hanya makan sekali sehari, yakni di sore hari setelah ia pulang dari kebun. Itupun jika dia bisa membawa pulang sayur atau daun-daun di kebunnya untuk dimakan. Kalau tidak ada yang bisa ia bawa pulang, Simon harus menunggu sampai keesokan harinya ketika ia bisa mendapatkan sesuatu di hutan yang menjadi milik keluarganya. Dan Simonpun harus belajar di sekolah dengan perut kosong. Simon hanyalah satu dari 43 siswa SMP SMP Langda dan dan 143 siswa SD Langda yang mengalami hal yang sama.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kampung Langda melainkan dari kampung Alirji (sekitar 7 jam perjalanan dari Langda) maka ia tidak punya kebun di Langda. Hidupnya dengan ketiga anaknya tergantung dari orang-orang yang datang ke Langda dan tinggal di rumah Klasis GJPI Langda karena ia bertugas memasak untuk tamu-tamu rumah tamu klasis. Namun tidak setiap bulan ada yang datang ke Langda. Paling hanya pilot yang terjebak kabut sehingga tidak bisa kembali ke Wamena atau Dekai dan Sentani, Pelayan Jemaat atau turis. Paling banyak dalam setahun hanya ada 3 sampai 5 kali orang yang berkunjung ke Langda. “Bapak datang ini baru saya dengan anak-anak bisa makan. Kalau tidak ada yang datang, saya tunggu sampe ada yang datang panggil saya bantu mereka di kebun. Nanti mereka kasih ijin saya ambil daun-daun dan kayu bakar di mereka punya kebun. Kalau tidak ada yang datang panggil saya, baru saya lihat apa yang ada di sekitar rumah yang bisa dimakan.” Kata Yohana. Yohana sendiri berencana jika kehamilannya sudah mencapai bulan kedelapan, ia akan berjalan kaki bersama anak-anaknya yang berusia 10 tahun, 5 tahun dan 3 tahun ke kampungnya di Alirji untuk melahirkan di sana. Perjalanan ke Alirji ini meurut Yohana bisa mencapai 9-12 jam. “Di sini kami perempuan melahirkan sendiri. Biasa dibantu oleh keluarga saja. Jadi saya harus pulang ke kampung sendiri untuk melahirkan di sana. Saya tidak punya keluarga di Langda.” Terang Yohana mengenai alasannya pulang ke kampungnya untuk melahirkan. Masyarakat Langda juga menyesalkan polemik yang muncul setelah krisis pangan di Yahukimo mencuat bulan Agustus lalu. Terutama mengenai pernyataan para pejabat Papua yang seolah-olah menyangsikan adanya krisis pangan di kampung mereka. “Ya, Sekretaris Daerah pernah datang ke Langda setelah kasus ini dilaporkan oleh Yakpesmi. Tapi mereka cuma sampai lapangan terbang saja. Tidak lihat sampai di kampung-kampung. Bagaimana mereka bisa tahu situasi sebenarnya kalau hanya satu jam saja putar-putar di lapangan terbang terus pergi lagi?” jelas Petrus Balyo. Ayub Balyo menambahkan, “Setiap tahun kami mengalami hal seperti ini. Tapi kami diam saja. Baru kali ini kami menyampaikan masalah yang kami hadapi karena kondisi yang memang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk apa kami tipu?” Langda, kampung di atas awan ini memang sedang dalam musibah tahun ini. Bukan seperti tahun-tahun sebelumnya, dimana masyarakat setempat bisa bertahan terhadap krisis pangan yang terjadi, tahun ini Langda membutuhkan perhatian lebih. Bagaimana dengan tahun-tahun selanjutnya?
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kampung, maka masing-masing kampung akan mendapat 250 Kg. Ini sama saja dengan 0,5 Kg beras untuk setiap orang. Satu haripun habis. Selanjutnya bagaimana? Apakah Simon Maling harus kembali ke sekolah dengan perut kosong? Atau Yohana Kipka harus menunggu hingga ada pilot yang terjebak kabut di Langda lagi? Masyarakat Langda telah membuktikan diri mereka bisa bertahan terhadap krisis pangan dari tahun ke tahun. Tapi tetap saja “Musim Gugur” adalah sumber malapetaka bagi masyarakat yang hidup di atas awan ini. Bantuan tanggap darurat seperti Bahan Makanan memang perlu, namun bagaimana cara mengurangi resiko yang terjadi selama “Musim Gugur” di Langda tampaknya juga dibutuhkan oleh masyarakat Langda.
*** Victor Mambor ***
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.
“Tali P oro Tra Ada Isi”
Sebelum tahun 1963, saat pos Landikma dibuka oleh misionaris, masyarakat Una Ukam sudah menjalani hidup dalam kerasnya cuaca pegunungan Jayawijaya. Periode “musim gugur” sudah menjadi keseharian mereka. Tercatat, pada tahun 1976 terjadi gempa bumi dahsyat si Langda. Kemudian pada tahun 1983, masyarakat Nipsan mengalami krisis pangan yang cukup parah. Selanjutnya, pada tahun 1997 terjadi kemarau panjang yang membuat masyarakat sekitar Langda dan Bomela mengalami krisis pangan dan juga air bersih. Beberapa orang yang sudah hidup sejak zaman sebelum injil masuk menjadi saksi bagaimana masyarakat Una Ukam berkali-kali dihadapkan pada situasi seperti tahun ini. Namun mendapatkan pandangan para orang tua-tua di Langda mengenai krisis pangan yang sedang dihadapi bukanlah hal mudah. Sebagian besar masyarakat Langda yang lahir sebelum tahun 1973 (tahun misionaris masuk pertama kalinya ke Langda) tidak tahu berapa umur mereka. Kita hanya bisa menduga umur orang tua-tua di Langda dari fisik mereka. Rata-rata masyarakat Langda yang sudah berkeluarga sebelum tahun 1973 masih memelihara janggut mereka. Janggut tebal dan rambut mereka yang mulai memutih adalah perbedaan yang paling menonjol antara masyarakat Langda yang sudah berkeluarga sebelum tahun 1973 dengan masyarakat Langda yang masih berusia balita dan anak-anak sebelum tahun yang sama. Kadar penggunaan bahasa Indonesia dalam cerita mereka mengenai Langda dan juga cerita itu sendiri merupakan pegangan utama lainnya untuk menduga usia orang tua-tua di Langda. Untuk mengungkapkan kesulitan yang sedang mereka alami, masyarakat Langda menggunakan istilah “Tali Poro Trada Isi”. Istilah ini digunakan oleh orang-orang tua yang sebenarnya masih punya kewajiban untuk berkebun atau berburu namun karena perut kosong, mereka tidak bisa pergi berkebun
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Sementara Yosia Nabyal, warga Langda yang mengajar di SD Langda mengatakan jika mereka yang masih sedikit kuat pergi ke kebun juga, untuk saat ini tidak ada gunanya karena ubi jalar sebagai makanan pokok mereka memang tidak ada isinya. Paling mereka pulang dengan membawa daun-daun yang bisa dimakan, yang mereka temukan di sepanjang perjalanan pulang pergi ke kebun mereka. “Mau berburu juga tidak ada binatang buruan lagi. Tikus Tanah, Kuskus Pohon dan Burung yang biasa kami buru sudah pindah ke lokasi lain. Mungkin mereka juga merasa di hutan kami sudah tidak ada makanan bagi mereka juga.” terang Petrus Balyo mengenai hutan mereka. Bagi Ayub Balyo, pendeta yang melakukan pelayanan di Gereja setempat situasi seperti ini sudah mereka alami setiap tahun, bahkan sebelum pihak misionaris masuk. Hanya saja sebelumnya kampung Langda masuk dalam wilayah kecamatan Kurima sehingga kurang terekspos. Menurutnya, masyarakat Langda (anak-anak maupun dewasa dan orang tua) sudah terbiasa dengan kondisi krisis pangan seperti ini. Namun tahun ini kondisinya lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya sehingga membuat masyarakat Langda merasa perlu meminta bantuan pemerintah. “Tahun 1997 kami pernah mengalami kemarau panjang dan hutan kami
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
“Masyarakat hanya mengkonsumsi daun-daun dari kebun atau hutan seperti daun pakis, daun labu, daun ubi jalar dan tunas Kelapa Hutan. Ada yang dimakan mentah dan ada juga yang dimasak. Namun banyak masyarakat yang tidak memasak makanan tersebut dengan baik sehingga akhirnya mereka menderita diare, mencret-mencret terus kemudian kekurangan cairan, dehidrasi dan akhirnya meninggal. Di distrik ini setiap tahun bisa 1-5 orang yang meninggal. Tapi tahun ini sudah lebih dari 50 orang yang meninggal. Jadi memang situasi tahun ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya.” Terang Mantri Weyato. Mantri Weyato juga mengatakan bahwa obat-obatan juga sangat sulit didapat. Droping obat-obatan dari Dinas Kesehatan Yahukimo sangat bergantung pada pesawat yang datang ke Langda. Sehingga sulit bagi dirinya untuk memberikan penanganan yang cepat terhadap masyarakat yang sakit. Belum lagi kondisi geografis distrik Langda yang dipenuhi lerenglereng yang terjal sehingga menyulitkan dirinya atau orang sakit untuk bertemu dan melakukan pelayanan kesehatan. “Dulu ada kader-kader kesehatan di setiap kampung. Tapi sekarang mereka sudah tidak bekerja dengan baik lagi karena honor atau insentif yang seharusnya mereka dapatkan tiap tiga bulan tidak dibayarkan dengan baik oleh pemerintah. Jadi mereka pergi untuk mengurus kebun mereka saja.” Ujar Mantri Weyato mengenai kader-kader kesehatan di Distrik Langda. Kutukan Alam Orang tua-tua di Langda yang saat ini hanya bisa tinggal di rumah saja, memiliki pandangan tersendiri mengenai kondisi krisis pangan yang mereka hadapi. Sebagian dari orang tua ini bahkan sudah terlihat putus asa. Mereka menganggap kondisi krisis pangan yang terjadi di Langda adalah kutukan alam akibat perilaku generasi muda yang mulai berubah. “Ini kutukan alam akibat anak-anak kami sudah mulai kawin satu marga. Juga karena yang pergi sekolah sudah tidak mau pulang lagi untuk melihat
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan membuang mereka ke dalam jurang. Dan untuk orang-orang yang tidak mau melihat orang tua mereka lagi, biasanya akan dikucilkan oleh masyarakat kampung. “Tapi kami tahu kalau sekarang tidak sama lagi dengan dulu. Pemerintah (hukum, red) dan gereja melarang hal tersebut. Itu namanya pembunuhan. Jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Kami hanya bisa melihat dan menerima akibatnya saja.” ujar Otto Balyo yang mengaku sudah berkeluarga dan memiliki anak sebelum tahun 1971. Pandangan mengenai kutukan ini lebih diperjelas oleh Otto Balyo : “Mungkin setelah bapak (Jubi, red) pergi, saya juga akan pergi.” *** Victor Mambor ***
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3 . Kantor P emerintah, Hanya Tinggal “ Kepala” Saja Saja Jubi- Pusat distrik layaknya memiliki fasilitas pelayanan publik standard seperti Puskesmas, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama/Atas dan Kantor Pemerintahan (Distrik). Fasilitas ini memang dimiliki oleh distrik Bomela maupun Langda. Sayangnya, fasilitas-fasilitas ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. “Kantor Distrik, Puskesmas dan Sekolah hanya tinggal “kepala” saja.” ujar Matias Aruman, menjelaskan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Distrik Bomela. Matias Aruman yang menjadi Kepala Kampung Bomela, desa induk yang namanya dijadikan nama distrik ini mengungkapkan bahwa sejak kantor-kantor tersebut dibangun, belum ada aktivitas di kantor-kantor tersebut. Kepala sekolah sudah lebih dari 2 tahun tidak bertugas di SD Bomela. Terutama sejak ia diangkat sebagai Kepala Distrik Bomela. Sama halnya dengan di Langda. Ini tidak berbeda dengan Kepala Distrik di kedua distrik tersebut. Anehnya lagi, menurut Aruman, biasanya di kantor Distrik itu selain ada Kepala Distrik juga ada kelengkapan distrik lainnya seperti sekretaris distrik atau kepala seksi dan staff lainnya. Demikian juga Puskesmas dan Sekolah. “Ini yang saya bilang tadi, kantor-kantor ini hanya sisa “kepala” saja. Tidak ada staff lainnya. Masak kepala-kepala ini mau kerja sendiri untuk sekian ribu masyarakat distrik?” tanya Mathias.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
misi Zending Netherland Reformation Church), mengatakan bahwa sejak Kepala Puskesmas tidak ada di Sumbat (Pusat Distrik Bomela) terpaksa ia yang menjalankan fungsi Puskesmas Bomela dengan bantuan kader-kader kesehatan didikan Yakpesmi. “Tapi bapak (Jubi, red) lihat sendiri, banyak orang yang sakit sekarang. Sekitar awal bulan Oktober lalu memang ada tim kesehatan kabupaten yang datang ke Bomela. Mereka tinggal hampir dua minggu dan melakukan pelayanan kesehatan. Tapi mereka tidak jalan ke kampung-kampung untuk lihat masyarakat yang sakit. Orang-orang sakit yang dibawa ke Sumbat dari kampung-kampung seperti Kitikni, Bomela, Kubiyalar, Yalmabi dan Balamdua. Tapi tidak banyak yang datang karena sebagian besar orangorang yang sakit ini tidak bisa jalan lagi dan tidak punya keluarga lagi di kampung mereka. Orang-orang sakit yang datang ini diperiksa dan diambil darahnya. Tapi sampe sekarang belum ada penjelasan tentang sakit yang mereka alami itu.” terang Kirinius Balyo. Kirinius juga menambahkan bahwa beberapa warga yang dibawa untuk diperiksa oleh Tim Kesehatan Kabupaten ini, saat akan diambil darahnya, petugas kesehatan sulit mendapatkan darah dari jari-jari mereka. Untuk kasus-kasus ini Kirinius menyebutnya “Orang Kurus” atau kurang darah. Untuk desa Sumbat saja, tercatat 15 orang yang masuk dalam kategori ini saat diperiksa.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Kondisi pendidikan juga memprihatinkan. Bomela hanya memiliki satu Sekolah Dasar dengan 3 ruang kelas. SD ini juga merupakan peninggalan Misionaris yang saat ini dikelola oleh Klasis Bomela dengan nama SD YPK Bomela. Pemerintah Yahukimo memang sudah membangun satu gedung sekolah baru dengan tiga ruang kelas. Tapi belum ada fasilitas seperti kursi dan meja belajar. Juga ruang guru. Ini membuat guru dan anak-anak sekolah lebih suka belajar di kelas yang lama, sekalipun harus duduk di atas lantai tanah. “Tidak ada kepala sekolah, sejak Ananias Maling diangkat sebagai Kepala Distrik Bomela. Yang ada hanya saya dengan dua orang guru bantu yang sebenarnya adalah pelayan jemaat di Bomela. Mereka yang membantu saya secara cuma-cuma karena mereka adalah anak-anak asli Bomela.” Panus Alya, guru SD Bomela yang masih CPNS bersama Rubus Alya ini menjelaskan tentang guru di SD Bomela ini. Menurut Panus, karena statusnya yang masih CPNS ini dia berharap dia akan ditempatkan di Bomela. Sebab kalau ia ditempatkan di tempat lain, kemungkinan besar SD Bomela ini tidak akan ada guru lagi dalam waktu yang lama, karena harus menunggu guru lagi. Sama halnya dengan Antipas Sunyap yang membantu mengajar di SD Bomela, Statusnya sebagai lulusan Sekolah Alkitab membuat ia juga harus menunggu panggilan pelayanan dari Gereja. Jika panggilan pelayanan ini datang dari kampung lain yang letaknya sangat jauh, maka ia pasti akan meninggalkan Sumbat, kampung tempat ia
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
“Tidak semua murid bisa punya seragam dan buku tulis. Yang punya orang tua lengkap (bapak dan ibu) saja yang bisa beli. Kalau yang bapak atau ibunya sudah meninggal tidak bisa beli.” ungkap Panus Alya. Panus Alya yang mengambil alih tugas-tugas Kepala Sekolah sejak Kepsek diangkat sebagai Kepala Distrik juga menambahkan bahwa hampir sebagian besar murid-muridnya tidak punya raport. Menurut Panus, rekannya di Dekai pernah melihat ada tumpukan raport yang akan dikirimkan ke Bomela. Tapi hingga sekarang raport-raport tersebut belum sampai juga ke Bomela. “Mungkin ada salah kirim ke SD lainnya ka. Jadi sekarang hanya beberapa murid saja yang punya raport. Itu juga mereka sendiri yang beli di Wamena seharga Rp. 15.000,-.” ujar Panus sambil menambahkan bahwa inventaris SD lainnya seperti lemari, peta, mistar, meja guru bahkan kapurpun tidak pernah ada.
*** Victor Mambor ***
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4 . Kepala Suku Kitikni : “Pejabat Yahukimo Takut Tertular Penyakit” Kitikni, merupakan salah satu kampung di Distrik Bomela, Kabupaten Yahukimo yang bisa dikatakan cukup mudah di capai dari pusat distrik Bomela. Bagi orang yang terbiasa berjalan melintasi lembah dan gunung, perjalanan menuju kampung tersebut bisa ditempuh sekitar 4 jam dengan berjalan kaki. Konon sebelum Injil masuk ke kampung ini dan masyarakat Kitikni dipindahkan dari lokasi asalnya, masyarakat Kitikni adalah masyarakat yang sulit ditaklukkan oleh musuh-musuh mereka. Lokasi asal masyarakat Kitikni tidak jauh dari lokasi mereka sekarang. Namun terletak salah satu puncak bukit disekitar kampung mereka saat ini. Jalan menuju puncak bukit tersebut sangat terjal dengan kemiringan lebih dari 75 derajat. Wajar jika musuh-musuh mereka mengalami kesulitan untuk menguasai kampung Kitikni. Saat Jubi memasuki kampung Kitikni, terlihat anak-anak kecil berlarian menuju orang tua mereka masing-masing dan bersembunyi di belakang tubuh orang tua mereka. Agak aneh memang, karena sebelumnya anak-anak kecil inilah yang duduk di pinggir tebing dan menyaksikan kedatangan Jubi. Mereka memang ditugaskan oleh orang-orang dewasa untuk memberikan tanda ke kampung mengenai siapa yang akan masuk kampung mereka. Ya, anak-anak kecil ini memang sudah punya tugas untuk menjaga kampung
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Saat Jubi menanyakan kenapa perempuan tersebut tidak dibawa ke tim kesehatan yang datang ke Bomela sekitar bulan Agustus, masyarakat menjawab bahwa keluarga perempuan tersebut tidak ada di kampung dan mereka tidak bisa membawanya menuju pusat distrik Bomela, tanpa persetujuan keluarga perempuan tersebut. “Banyak yang sakit seperti ini di kampung kami. Tapi tidak bisa pergi berobat karena harus diangkat oleh orang lain atau berjalan sendiri. Mereka sudah tidak kuat lagi.” kata Tadius Alya. Yafdas Aruman, mantas Sekretaris Kampung Sumbat (Pusat Distrik Bomela) menambahkan bahwa tim kesehatan yang dikirim ke distrik Bomela tidak melakukan perjalanan ke kampung-kampung. Tim kesehatan ini hanya tinggal di Sumbat menunggu orang sakit yang datang untuk diperiksa.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
adalah anak adat juga, sama seperti kami! Kenapa harus takut?" suara Tadius terdengar lirih. Tadius memang pantas mempertanyakan hal ini karena menurutnya, tidak akan ada kabupaten Yahukimo tanpa masyarakatnya. Termasuk masyarakat kampung Kitikni. Tadius yang tidak pernah meninggalkan kampungnya selain disekitar Bomela dan Langda, memahami bahwa seorang pemimpin harus bertanggungjawab pada rakyatnya. Sebagai Kepala Suku, ia memahami hal tersebut dengan baik. Hal inilah yang ia pertanyakan pada pejabat-pejabat Yahukimo. Apakah memang ada perbedaan antara dirinya sebagai pemimpin orang Kitikni dengan pejabat di Yahukimo, sehingga menimbulkan kesan pejabat Yahukimo tidak bertanggungjawab terhadap rakyatnya sendiri? Di kampung ini hanya ada satu orang petugas kesehatan yang belajar pelayanan kesehatan pada Suster Marry yang datang bersama misi Zending
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan bantuan keluarga sendiri dan memanfaatkan obat-obatan tradisional yang berada di sekitar mereka. Jika terjadi pendarahan atau kelahiran sungsang, barulah dibawa ke Wamena atau Dekai. Tentu saja karena perjalanan dari Kitikni ke Sumbat untuk membawa orang sakit harus ditempuh dengan berjalan kaki selama 5 jam, lebih banyak ibu dan bayi yang meninggal sebelum bisa di bawa ke Wamena atau Dekai daripada yang selamat. Selain jarak Kitikni dan Sumbat, pesawat adalah kendala lainnya yang menyebabkan ibu dan bayinya tidak bisa dibawa ke Wamena atau Dekai dengan segera. Tapi ibu-ibu di Kitikni menyebutkan jika mereka bisa tahu dengan segera ada masalah dengan kehamilan mereka, mereka bisa mencari jalan keluar dengan bantuan obat-obatan tradisional yang mereka miliki atau secepatnya pergi ke Wamena atau Dekai sebelum masa kelahiran bayi mereka. “Dulu, waktu masa Suster Marry melakukan pelayanan kesehatan di Bomela,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
5 . Kw aning anin g Kume Menanggapi fakta yang disampaikan oleh Izak Kipka (Kord Yakpesmi), Mathias Aruman (Kepala Kampung Bomela) dan Foker LSM Papua, Bupati Yahukimo, Ones Pahabol melalui salah satu media lokal berkomentar bahwa “Kelaparan” di Yahukimo harus dipahami melalui noken masyarakat setempat. Juga, “Kelaparan” “Kelaparan” ini hanya bisa dipahami jika seseorang tinggal selama seminggu di lokasi “Kelaparan” tersebut. Komentar Bupati Yahukimo ini sangat tepat. Sebab memahami fenomena “Kelaparan” Yahukimo memang tidak sesederhana menuliskannya sebagai sebuah berita. Butuh pemahaman yang cukup luas mengenai masyarakat Una Ukam yang menjadi mayoritas di Langda, Suntamon, Bomela dan Seradala. Baik pemahaman soal cuaca, cara berkebun, relasi masyarakat,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pasti tahu apakah kami punya makanan atau tidak saat melihat noken yang kami bawa ketika pulang berkebun. Kami masuk kampung lewat jalan yang sama, jadi semua orang saling tahu apa yang kami dapat di kebun ataupun apa yang kami dapat saat berburu.” kata Simon Nabyal, warga Landa yang sering berburu Kuskus dan mencari kelapa hutan. Namun siklus makan seperti ini hanya bisa terjadi selama bulan Desember hingga Maret/April. Dalam bulan Mei hngga Oktober/November siklus makan ini berubah total. Dari 3 kali makan sehari, menjadi 1 kali sehari hingga 3 hari sekali makan. Dari honai ke honai, kita akan mendapatkan kalimat “Kwaning Kume” yang artinya “tidak ada ubi jalar”. Inilah yang dirasakan oleh Jubi selama hampir 3 minggu di Langda dan Bomela. Setiap penghuni honai yang didatangi oleh Jubi akan mengatakan “Kwaning Kume”, sekalipun Jubi punya maksud lain mendatangi honai mereka.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
tidak sempat ke kebun untuk mengali ubi, mereka akan memberikan uang sebagai persembahannya.” demikian penjelasan Seblum Balyo mengenai persembahan di gereja masyarakat Una Ukam. Penjelasan
Sebelum
ini
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yang mereka sebut Bangal. Ubi ini tumbuh sendiri di sekitar hutan dan kebun mereka. “Saat ini, ubi yang ada hanyalah ubi lokal. Ubi ini kami sebut Bangal. Sudah ada sejak kami ada di sini. Dulu sebelum ada jenis ubi lain, ubi itu yang kami
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dalam perbincangan dengan beberapa warga kampung di Langda dan Bomela, hal lain yang juga mempengaruhi perubahan pola bercocok tanam ini adalah penetapan wilayah administratif dari setiap kampung. Penetapan wilayah administratif ini membuat sebagian warga satu kampung yang sebenarnya bukan penduduk asli kampung tersebut (meskipun masih
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6 . Anak-Anak Bom ela, Makan Tig a Hari Sekali JUBI - Matan Maling, bocah yatim dari Bomela ini meminta Jubi memotretnya saat bergantungan diatas pohon Lamtoro. Saat Jubi mengiyakan, Matan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
“Trada, tong cuma mau ikut saja. Mau jalan-jalan liat kampung Bomela.” ujar Matan dalam bahasa Una, saat ditanya untuk apa dia memikul barangbarang bawaan Jubi. Matan memang belum terlalu fasih berbahasa Indonesia. Berbeda dengan Tropinus dan Salmon yang cukup lancar berbahasa Indonesia. Dan ketiganyapun mulai berjalan bersama Jubi dan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.