Ptosis adalah kondisi kelopak mata yang tidak dapat membuka dengan optimal seperti mata normal ketika memandang lurus ke depan (Drooping (Drooping eye lid). Secara fisik, fisik, ukuran bukaan kelopak mata pada ptosis lebih kecil dibanding mata normal. Normalnya kelopak k elopak mata terbuka terbuka adalah = 1 mm. Ptosis biasanya biasanya mengindikasik mengindikasikan an lemahnya lemahnya fungsi dari otot otot le!a le!ato torr palp palpeb ebra ra supe superi rior or ( otot otot kelo kelopa pak k mata mata atas atas ). "ata "ata # rata rata leba lebarr fisu fisura ra palpebra $ celah kelopak mata pada p ada posisi tengah adalah berkisar 11 mm, pan%ang pa n%ang fisura palpebra berkisar &' mm. "ata # rata diameter kornea secara horiontal adalah 1& mm, tetapi !ertikal adalah = 11 mm. ila tidak ada de!iasi !ertikal maka refleks cahaya pada kornea kornea berada berada *,* mm dari dari batas batas limbus limbus atas dan ba+ah. ba+ah. atas kelopak kelopak mata mata atas atas biasanya menutupi 1.* mm kornea bagian atas, sehingga batas kelopak mata atas di posisi tengah seharusnya mm diatas reflek caha ya pada kornea. -ika batas kelopak mata atas menutupi kornea 1 atau & mm keba+ah masih dapat dikatakan normal, termasuk ptosis ringan, %ika menutupi kornea mm termasuk ptosis sedang, dan %ika menutupi kornea mm termasuk ptosis berat. -enis $ tipe ptosis Ptosis secara garis besar dibagi men%adi & type/ 1. 0ong 0ongen eniital Ptos Ptosiis (diba diba+a +a se%a se%ak k lahi ahir). &. c2uired Pt Ptosis (didapat). Ptosis Ptosis kongenital kongenital ada se%ak lahir lahir dan biasanya biasanya mengenai satu mata mata dan hanya &*3 &*3 mengen ngenaai ke & mata. Pto Ptosis ter%adi adi karena kesalahan pembe emben ntukan (malde!elopment) otot kelopak mata atas dan tidak adanya lipatan kelopak mata, tetapi kerusa kerusakan kan mendas mendasarn arnya ya kemung kemungkin kinan an timbul timbul pada pada persar persarafa afan n dibandi dibandingka ngkan n otot otot itu sendiri, sendiri, karena sering sering ditemukan lemahnya lemahnya otot rektus rektus superior yang dipersarafi dipersarafi oleh Sara Saraff $ Ner! Ner!us us 444. 444. . Ptos Ptosis is yang ang ter% ter%ad adii pada pada masa masa perk perkem emba bang ngan an bay bayi dapa dapatt menyebabkan amblyopia, yang ter%adi pada satu atau kedua mata dimana kelopak mata menutupi menutupi !isual a5is, terutama terutama %ika berhubungan dengan ptosis kongenital kongenital (ptosis (ptosis yang didapat dari lahir). lahir). mblyop mblyopia ia dari ptosis berhubungan berhubungan dengan astigmatisme astigmatisme tinggi. tinggi. Ptosis menimbulkan tekanan pada kelopak mata dan dengan +aktu dapat merubah bentuk kornea yang menimbulkan cylinder tinggi. nak # anak dengan congenital ptosis dan amblyopia harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi ptosis, dan kelainan refraksi yang mereka miliki harus diterapi dengan kontak lens, dan untuk amblyopianya harus dilakukan terapi oklusi (tutup mata). c2uired ptosis sering terlihat pada pasien berusia lan%ut. 6mumnya disebabkan bertambah pan%angnya (stretching) otot le!ator palpebra (otot yang berfungsi mengangkat kelopak mata), trauma$pasca kecelakaan, pertambahan usia, pengguna contak lens dan luka luka kare karena na peny penyaki akitt tert terten entu tu sepe sepert rtii stro stroke, ke, diabe diabete tes, s, tomo tomorr otak otak,, kanke kankerr yang yang mempengaruhi saraf atau respon otot, horner sindrom dan myasthenia gra!is. Symptoms $ 7e%ala 8 -atuh atuhny nyaa $ men menut utup upny nyaa kel kelopak opak mata ata ata atass yan yang g tid tidak ak norm normal al.. 8 9esulitan membuka mata secara normal. 8 Peningkatan pr produksi air mata. 8 danya gangguan penglihatan. 8 4rit ritasi asi pad padaa mat mataa kare karena na kor korne neaa ter terus us tert ertekan ekan kel kelop opak ak mat mata. a.
8 Pada anak akan kan terl erlihat guli uliran kepala ke arah belakang ang untuk mengan gangkat kelopak mata agar dapat melihat %elas. Pemeriksaan 9etika melakukan pemeriksaan, yang pertama kali diperhatikan adalah penyebab dari ptosis itu sendiri. Diba+a se%ak lahir atau disebabkan oleh penyakit tertentu atau disebabkan oleh trauma. 9emudian dokter akan melakukan pemeriksaan/ 8 :es ta% ta%am am pengl penglih ihat atan, an, tes tes kela kelain inan an ref refra raks ksi, i, hasi hasill ref refra raks ksii den dengan gan sikl siklopl oplegi egicc %uga %uga harus dicatat. 8 9elainan st strabismus $ mata %u %uling. 8 Produksi air ma mata (S (Schirmer te test). 8 Diam Diamet eter er pupi pupill dan dan perb perbed edaa aan n +ar +arna na iris iris pada pada kedu keduaa mat mataa har harus us dipe diperi riks ksaa pada pada kasus ;orner Syndrome. 8 :inggi nggi kel kelop opak ak mat mataa atau atau fis fissu sure re pal palpe pebr braa diob diobse ser! r!as asii dan dan diuk diukur ur.. Peng Penguk ukur uran an dilakukan dalam millimeter (mm), di ukur berapa besar mata terbuka pada saat melihat lurus $ kedepan, melihat ke atas dan keba+ah. 8
Pasi Pasien en har harus us di die!al e!alua uasi si set setiiap atau atau bul bulan unt untuk uk men menan anga gani ni ambl ambly yopia opia pada pada congenital katarak. 7uli 7ulira ran n kepa kepala la har harus us dip diper erha hati tika kan n , %ika %ika pasi pasien en ser serin ing g meng mengan angk gkat at dag dagun unya ya (ch (chin in up postur posture), e), menand menandakan akan bertam bertambah bah burukny buruknyaa ptosis ptosis,, disara disaranka nkan n untuk untuk melakuk melakukan an operasi. > Pasien harus diperiksa akan adanya astigmat gmatiisme dis disebabkan tekanan dari kelopak mata. perasi ptosis$ surgical care Ptosi Ptosiss biasany biasanyaa tidak tidak terper terperbai baiki ki dengan dengan +aktu, +aktu, dan membut membutuhka uhkan n operasi operasi sebagai sebagai penyemb penyembuhan uhan,, khususn khususnya ya operas operasii plasti plasticc dan recons reconstru tructi cti!e. !e. peras perasii ini ditu%ukan untuk memperkuat otot le!ator palpebra. 9oreksi ptosis dengan operasi pada kasus congenital ptosis dapat dilakukan pada berbagai usia, tergantung dari keparahan penyakitnya. 4nter!ensi a+al dibutuhkan %ika terdapat tanda # tanda amblyopia dan ocular torticollis. eberapa kasus ocular torticollis mengham menghambat bat perger pergeraka akan n (mobi (mobilit lity) y) pada bayi bayi dan anak # anak anak disebab disebabkan kan masala masalah h kesei keseimb mbang angan an pada pada postu posture re kepa kepala la dan dagu dagu yang yang tera terangk ngkat at.. -ika -ika tida tidak k terl terlal alu u mendesak $urgent, operasi dapat ditunda hingga usia atau tahun. Prognosis$ masa depan > Perb Perbai aika kan n conge congeni nita tall ptos ptosis is den denga gan n opera operasi si men menge gemb mbal alik ikan an fun fungs gsii otot otot le! le!at ator or palpebra yang baik dan %uga dari segi kosmetik.Dengan obser!asi dan pengobatan yang benar, amblyopia dapat diperbaiki dengan sukses.
Pendahuluan 9elopak mata yang disebut %uga palpebra merupakan lipatan kulit yang terdapat dua buah untuk tiap mata. 4a dapat digerakkan untuk menutup mata, dengan ini melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimia+i serta membantu membasahi kornea dengan air mata pada saat berkedip. Dalam keadaan terbuka, kelopak mata memberi %alan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan. ?embuka dan menutupnya kelopak mata dilaksanakan oleh otot8otot tertentu dengan persarafannya masing8masing.1 Ptosis adalah istilah medis untuk suatu keadaan dimana kelopak mata atas (palpebra superior) turun di ba+ah posisi normal saat membuka mata yang dapat ter%adi unilateral atau bilateral.&,,,* Posisi normal palpebra superior adalah & mm dari tepi limbus atas dan palpebra inferior berada tepat pada tepi limbus ba+ah. @ 9elopak mata yang turun akan menutupi sebagian pupil sehingga penderita mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara menaikkan alis matanya atau meng8 hiperekstensikan kepalanya. ila ptosis menutupi pupil secara keseluruhan maka keadaan ini akan mengakibatkan ambliopia. Pada ptosis kongenital, selain menyebabkan ambliopia, %uga dapat menimbulkan strabismus.* natomi dan histologi Secara garis besar palpebra superior terbagi men%adi & lapisan, yaitu lapisan anterior (kulit dan otot orbikularis) o rbikularis) dan lapisan posterior (tarsus, aponeurotik le!ator, otot muller dan kon%ungti!a).A 1. 9ulit Palpebra memiliki kulit yang tipis B 1 mm dan tidak memiliki lemak subkutan. 9ulit disini sangat halus dan mempunyai rambut !ellus halus dengan kelen%ar sebaseanya, %uga terdapat se%umlah kelen%ar keringat.' &. tot orbikularis tot skelet yang berfungsi untuk menutup mata. tot ini terdiri dari lempeng yang tipis yang serat8seratnya ber%alan konsentris. tot ini dipersarafi oleh ner!us fasialis yang kontraksinya menyebabkan gerakan mengedip, disamping itu otot ini %uga dipersarafi oleh saraf somatik eferen yang tidak diba+ah kesadaran.' . :arsus -aringan ikat fibrous B &* mm, merupakan rangka dari palpebra. Didalamnya terdapat kelen%ar meibom yang membentuk Coily layer dari air mata.' . Septum rbita :erletak :erletak di ba+ah otot orbikularis post septalis pada kelopak mata atas dan ba+ah. Septum orbita ini adalah %aringan ikat yang tipis, merupakan perluasan dari rima orbita.' *. tot le!ator dan aponeurotik le!ator palpebra ?erupakan Cma%or refractor untuk kelopak mata atas. ?. le!ator palpebra, yang berorigo pada anulis foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian
menembus ?. orbikularis okuli menu%u kulit kelopak bagian tengah. ?. le!ator palpebra dipersarafi oleh ner!us okulomotoris, yang berfungsi untuk mengangka t kelopak mata atau membuka mata.A Etiologi Secara garis besar ptosis dapat dibedakan atas &, yaitu / 1. Ptosis yang didapatkan (a2uired)F pada umumnya disebabkan oleh /1,11 a.
kasus memerlukan penanganan secepatnya. &. ?yastenia 7ra!is . otulinism . Paralysis n. 444 akibat trauma, tumor, degenerati!e 0NS disease, lesi !askular. *. Distrofi miotonik. @. :umor, trauma, %aringan sikatrik pada palpebra. A. ;orner syndrom (ptosis, miosis dan dishidrosis ipsilateral). Pada kepustakaan lain %uga dibahas mengenai pseudoptosis dimana palpebra superior %atuh tanpa adanya insufisiensi retraksi otot le!ator palpebra. Pseudoptosis dapat terlihat pada kelainan seperti hordeolum, kalaion, tumor palpebra, atau blefarokalasis yang mengakibatkan kelopak mata sukar diangkat. Pengobatan yang diberikan pada pseudoptosis adalah dengan mengobati dan menghilangkan penyebab pseud optosis tersebut.1,& erdasarkan %arak %atuhnya palpebra superior, ptosis diklasifikasikan atas dera%at /1 mount Ptosis 0lassification less than or e2ual to &mm ?ild mm ?oderate greater than or e2ual to mm Se!ere 7ambaran 9linik Pasien ptosis sering datang dengan keluhan utama %atuhnya kelopak mata atas dengan atau tanpa ri+ayat trauma lahir, paralisis n. 444, horner syndrom ataupun penyakit sistemik lainnya. 9eluhan tersebut biasanya disertai dengan ambliopia sekunder. Pada orang de+asa akan disertai dengan berkurangnya lapang pandang karena mata bagian atas tertutup oleh palpebra superior. Pada kasus lain, beberapa orang (utamanya pada anak8anak) keadaan ini akan dikompensasi dengan cara memiringkan kepalanya ke belakang (hiperekstensi) sebagai usaha untuk dapat melihat dibalik palpebra superior yang menghalangi pandangannya. iasanya penderita %uga mengatasinya dengan menaikkan alis mata (mengerutkan dahi). 4ni biasanya ter%adi pada ptosis bilateral. -ika satu pupil tertutup seluruhnya, dapat ter%adi ambliopia.1,1,1* Ptosis yang disebabkan distrofi otot berlangsung secara perlahan8lahan tapi progresif yang akhirnya men%adi komplit.1* Ptosis pada myasthenia gra!is onsetnya perlahan8lahan, timbulnya khas yaitu pada malam hari disertai kelelahan, dan bertambah berat sepan%ang malam. 9emudian men%adi permanen. Ptosis bilateral pada orang muda merupakan tanda a+al myasthenia gra!is.*,1* Pada ptosis kongenital seringkali ge%ala muncul se%ak penderita lahir, namun kadang pula manifestasi klinik ptosis baru muncul pada tahun pertama kehidupan. 9ebanyakan kasus ptosis kongenital diakibatkan oleh suatu disgenesis miogenic lokal. ila dibandingkan dengan otot yang normal, terdapat serat dan %aringan adipose di dalam otot, sehingga akan mengurangi kemampuan otot le!ator untuk berkontraksi dan relaksasi. 9ondisi ini disebut sebagai miogenic ptosis kongenital.
Pada kepustakaan lain digambarkan %uga perbedaan klinik antara congenital myogenic and neurogenic ptosis dan congenital aponeurotic ptosis.
1. Palpebra aik / lebih dari ' mm > Sedang / *8' mm > uruk / kurang dari * mm Photograph +ith this patient looking do+n, a ruler is used to measure the motion of the
eyelid +ith the forehead muscles blocked. Photograph +ith the patient looking up +ith the thumb blocking the frontalis forehead muscleLs contribution to the eyelid. 7ambar . 0ara pengukuran fungsi otot le!ator1 Pada pasien ptosis umumnya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium. Namun untuk mengetahui adanya kelainan sistemik yang dapat mengakibatkan keadaan tersebut kiranya dapat dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ?"4 dan 0:8scan kepala dan mata dibutuhkan misalnya bila untuk melihat adanya massa tumor yang menyebabkan ter%adinya ptosis, dan pada pasien yang ditemukan adanya kelainan neurologik lainnya misalnya pada pupil yang abnormal. ,1 Diagnosis Diagnosis ptosis tidak sulit untuk ditegakkan. erdasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan yang tepat maka selain diagnosis, %uga dapat diketahui causa dari ptosis dan dera%at beratnya ptosis sehingga dapat ditentukan tindakan dan penanganan yang tepat. Penatalaksanaan pabila ptosisnya ringan, tidak didapati kelainan kosmetik dan tidak terdapat kelainan !isual seperti ambliopia, strabismus dan defek lapang pandang, lebih baik dibiarkan sa%a dan tetap diobser!asi.1, Penanganan ptosis pada umumnya adalah pembedahan. Pada anak8anak dengan ptosis tidak memerlukan pembedahan secepatnya namun perlu tetap diobser!asi secara periodik untuk mencegah ter%adinya ambliopia. ila telah ter%adinya ambliopia, pembedahan dapat direncanakan secepatnya. Namun %ika hanya untuk memperbaiki kosmetik akibat ptosis pada anak, maka pembedahan dapat ditunda hingga anak berumur 8 tahun.1&,1 4ndikasi pembedahan@ 1.
9ontra 4ndikasi pembedahan1' 1. 9elainan permukaan kornea &. ells Phenomenon negatif . Paralisa ner!us okulomotoris . ?yasthenia gra!is Prinsip8Prinsip Pembedahan Pembedahan dapat dilakukan pada pasien ra+at %alan cukup dengan anestesi lokal. Pada ptosis ringan, %aringan kelopak mata yang dibuang %umlahnya sedikit. Prinsip dasar pembedahan ptosis yaitu memendekkan otot le!ator palpebra atau menghubungkan kelopak mata atas dengan otot alis mata. 9oreksi ptosis pada umumnya dilaksanakan
hanya setelah ditemukan penyebab dari kondisi tersebut. Dan perlu diingat bah+a pembedahan memiliki banyak resiko dan perlu untuk didiskusikan sebelumnya dengan ahli bedah yang akan menangani pasien tersebut.1 eberapa Pembedahan Ptosis "eseksi le!ator eksternal1G "eseksi le!ator eksternal diindikasikan pada kasus ptosis moderat sampai berat d engan fungsi kelopak yang buruk. Ptosis kongenital termasuk kategori tersebut. Pedoman yang dian%urkan eard / 1. Ptosis kongenital ringan (1,*8& mm) denga n fungsi le!ator yang masih baik (' mm atau lebih) / reseksi 1 # 1 mm. &. Ptosis kongenital sedang ( mm) / fungsi le!ator baik − (' mm atau lebih) / dipotong 1 # 1A mmF fungsi yang kurang (*8A− mm) / direseksi 1 # && mm fungsi yang buruk (8 mm)/ reseksi &&− mm atau lebih. . Ptosis kongenital berat ( mm atau lebih) dengan fungsi yang kurang sampai buruk / reseksi && mm atau lebih atau lakukan sling frontalis d!ancement of the le!ator aponeurosis atau :ucking1G Prosedur ini biasanya diindikasikan pada ptosis di dapat (ac2uired). -uga dapat dilakukan pada ptosis kongenital. Ptosis kongenital tipe mild dan moderate dapat mengalami perbaikan seiring dengan +aktu tanpa komplikasi yang berat. > Ptosis yang menyebabkan ambliopia membutuhkan terapi CPatching > Ptosis kongenital yang menyebabkan hambatan penglihatan sebaiknya segera ditangani dengan pembedahan
Pre!enti!e :idak terdapat tindakan pre!enti!e untuk mencegah ter%adinya ptosis.1 Dafta rPustaka 1. 4lyas, Sidharta (ed). 9elopak ?ata. Dalam 4lmu Penyakit ?ata. Edisi &. Sagung Seto. -akarta. &&F hal / *A,A8*. &. 8. Ptosis. Steen8;all Eye 4nstitute. !ailable at http/$$+++.steen8hall.com$ptosis.html. ?odified on 1$&$&. . Suh, Donny Iun. Ptosis, 0ongenital. Editor(s) / ?ichael - artiss, Donald S
$procedureOfolder$eyelidOreconOfolder$eyelidOfunction.html. Jast update / -anuari ', &. 1. Stonely, Dorothy Elinor. Ptosis. :he :hompson 0orporation. !ailable at http/$$+++.ehendrick.org$healthy $11.htm. &. 1*. Doyle, ?artin. Disease f :he Eyelid. Dalam Synopsis f phthalmology. -ohn Iright Sons J:D Publication. 0hicago. 1GA*F hal / 1A 1@. 8. Ptosis / Drooping of :he 6pper Eyelid. ?edical ?arketting. Physicians d!ertising Promotion. !ailabe at http/$$+++.oculo8 doc.com$myastheniaOgra!isOptosis.htm 1A. Ne+man, Ste!en . :he Pasient Iith Eyelid or
. IDENTITAS PASIEN
Nama
/ :n. ?
6mur
/ @' tahun
-enis kelamin
/ Jaki8laki
gama
/ 9atolik
Peker%aan
/ :ani
lamat
/ Selomerto
:anggal masuk "S
/ &@ pril &1
namnesa tanggal
/ &@ pril &1
Nomor "?
/ *&11
II. ANAMNESA
9eluhan 6tama / Penglihatan kabur se%ak bulan yang lalu
"i+ayat Penyakit Sekarang Pasien mengaku penglihatannya sudah mulai kabur se%ak kurang lebih 1 tahun yang lalu, tetapi tidak begitu di rasakan karena tidak begitu menggangu kegiatan sehari8harinya. Se%ak bulan yang lalu penglihatan dirasa makin kabur, dan se%ak 1 bulan terakhir penglihatnnya benar8benar kabur dan sangat mengganggu aktifitas sehari8hari. Pasien tidak merasakan matanya gatal, perih, maupun nyerocos. Pasien menyangkal adanya ri+ayat trauma sebelumnya dan belum pernah memberikan obat pada matanya kecuali yang diberikan oleh dokter.
"i+ayat Penyakit Dahulu "i+ayat D?, ;ipertensi, trauma, dan penggunaan kortikosteroid %angka lama disangkal.
"i+ayat Penyakit 9eluarga "i+ayat D?, hipertensi, dan penyakit dengan keluhan seperti pasien dalam keluarga disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS GENERALIS
9eadaaan 6mum
/ aik, 0ompos ?entis
Hital sign
/ :D
1.
= 1&$A
N
= @A5 $ menit
""
= 1G5 $ menit
t
= AQ0
Pemeriksaan 9epala
8
entuk kepala / ?esochepal, simetris
8
"ambut
/ Iarna hitam kombinasi putih, :idak mudah dicabut
8
Nyeri tekan
/ Nyeri tekan (8)
&.
Pemeriksaan ?ata
8
Palpebra
/ Edema 8 $ 8, Ptosis 8 $ 8
8
9on%uncti!a
/ nemis 8 $ 8
8
Sklera
8
Pupil
/ 4kterik 8 $ 8 / "eflek cahaya K $ K , pupil kanan dan kiri isokor
.
Pemeriksaan :elinga / :initus 8 $ 8, tore 8 $ 8 , Deformitas 8 $ 8 , Nyeri tekan 8 $ 8
.
Pemeriksaan ;idung / Nafas cuping hidung (8), Deformitas 8 $ 8 , rinore 8 $ 8
*. Pemeriksaan ?ulut dan
@.
Pemeriksaan Jeher
8
De!iasi :rakea (8)
8
9elen%ar tiroid
8
9elen%ar limphonodi
8
-HP
/ tidak meningkat
8
?assa
/ tidak ada
A.
/ tidak membesar / tidak membesar, Nyeri :ekan (8)
Pemeriksaan :hora5
Paru8paru 8 4nspeksi
/ entuk normal, simetris, retraksi (8), ketinggalan gerak (8)
8 Palpasi
/ Hocal fremitus kanan = kiri
8 Perkusi
/ Sonor di semua lapangan paru
8 uskultasi
/ Suara dasar !esikuler, ronkhi (8), +heeing (8)
-antung 8 4nspeksi
/ 4ctus cordis tidak terlihat
8 Palpasi
/ 4ctus cordis tidak teraba
8 Perkusi
/ atas %antung kanan atas
8 uskultasi '.
/ S40 44 JPS de5tra
atas %antung kanan ba+ah
/ S40 4H JPS de5tra
atas %antung kiri atas
/ S40 44 J?0 sinistra
atas %antung kiri ba+ah
/ S40 4H J sinistra
/ unyi %antung S18S& reguler, bising (8), gallop (8)
Pemeriksaan bdomen /
8 4nspeksi
/ Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada
8 uskultasi
/ Peristaltik (K)
8 Palpasi
/ ;epar dan lien tak teraba, nyeri tekan (8)
8 Perkusi
/ :impani
G.
Pemeriksaan Ekstremitas
8 Superior / Deformitas (8), ikterik (8), sianosis (8), pucat (8), udem (8) 8 4nferior
/ Deformitas (8), ikterik (8), sianosis (8), pucat (8), udem (8)
B. STATUS OLTAFMOLOGIS
1. Pemeriksaan subyektif
9E:E"N7N Hisus %auh
D
S
1$
*$
9oreksi
8
8
Proyeksi sinar
Positif
positif
Persepsi +arna
Dapat mengenali +arna
Dapat mengenali +arna
&. Pemeriksaan obyektif
PE?E"49SN
D
S
DN
DN
1. Sekitar mata 8 Super silia "ontok (8), ektropion (8), entropion (8), trichiasis (8) &. 9elopak mata
"ontok (8),ektropion (8), entropion (8), trichiasis (8)
8 Pasangan
Simetris
Simetris
8 7erakan
Normal
Normal
8 Jebar rima
Simetris
Simetris
8 9ulit
Normal
Normal
8 :epi kelopak
Normal
Normal
Ektropion (8)
Ektropion (8)
Entropion (8)
Entropion (8)
8 Sekitar glnd lakrimalis
Normal
Normal
8 Sekitar saccus
Normal
Normal
:idak dilakukan
:idak dilakukan
8 Pasangan
Simetris
Simetris
8 7erakan
Normal
Normal
8 6kuran
Normal
Normal
*. :ekanan intra okuler
Normal
Normal
8 9. Palpebra superior
Normal
Normal
8 9. Palpebra inferior
Normal
Normal
8 9.
Normal
Normal
8 9. ulbi
Normal
Normal
8 ?argo intermarginalis
. paratus lakrimalis
8 6%i fluoresin . ola mata
@. 9on%ungti!a
A. Sklera 8 hiperemis
(8)
(8)
8 6kuran
B1& mm
B1& mm
8 9ecembungan
Normal
Normal
(8)
(8)
Jicin
Jicin
:idak dilakukan
:idak dilakukan
8 6kuran kedalaman
Normal
Normal
8 4si
-ernih
-ernih
8 Iarna
;itam
;itam
8 Jetak
Simetris
Simetris
8 7ambaran
Normal
Normal
ulat
ulat
8 6kuran
mm
mm
8 entuk
ulat
bulat
8 :empat
Di tengah
Di tengah
'. 9ornea
8 rkus senilis 8 Permukaan 8 Placido G. 9amera kuli nterior
1. 4ris
8 entuk 11. Pupil
8 :epi
reguler
reguler
8 "efleks direk
(K)
(K)
8 "efleks indirek
(K)
(K)
8 9e%ernihan
:ampak keruh
:ampak keruh
8 kekeruhan
menyeluruh
menyeluruh
normal
Normal
(8)
(8)
1. 9orpus !itreum
:idak dilakukan
:idak dilakukan
1. "efleks fundus
:idak dilakukan
:idak dilakukan
1&. Jensa
8 Jetak 8 Shado+ test
. 9esimpulan Pemeriksaan
D
S
8 Hisus R menurun (1$)
8 Hisus R menurun (*$)
8 PS$PI R(K$K)
8 PS$PI R(K$K)
8 0
R DN
8 0
R DN
8 Pupil
R DN
8 Pupil
R DN
8 Jensa R keruh
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8 "etinometri
8 Jensa Rkeruh
8 6S7 8 iometri 8 :onometri 8 Pemeriksaan Jaboratorium / Darah rutin, leeding time, 0lotting time, 7DS, E97
V. RESUME
namnesis / :elah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien :n. ? (@' tahun), melalui auto dan alloanamnesis pada tanggal &@ pril &1, didapatkan bah+a pasien datang dengan keluhan utama penglihatan kabur se%ak 1th yang lalu. +alnya penglihatan hanya sedikit kabur dan tidak menggangu kegiatan sehari8hari sehingga tidak begitu di keluhkan oleh pasien, tetapi se%ak bulan yang lalu penglihatan makin kabur, dan se%ak 1 bulanyang lalu penglihatan sangat kabur dan mengganggu aktifitas sehari8hari pasien. "i+ayat D?, hipertensi, trauma dan penggunaan kortikosteroid %angka pan%ang disangkal. Status ftalmologis / D
R
8 Hisus 1$, PS$PI K$K 8 Shado+ test 8 Jensa keruh, +arna putih seluruhnya, padat
S
R
8 Hisus 1$, PS$PI K$K 8 Shado+ test 8 Jensa keruh, +arna putih seluruhnya, padat
VI. DIAGNOSIS KERJA
9atarak Senilis ?atur
VII. DIAGNOSIS BANDING
8
9atarak Senilis ;ipermatur
8
9atarak Senilis 4mmatur
8
9atarak komplikata
VIII. PENATALAKSANAAN
Pre8perasi pada &@ pril &1 8
Pemberian informasi kepada pasien tentang %enis operasi dan komplikasinya
8
Dilakukan pengukuran Hital sigh dan gula darah se+aktu
8
?encukur bulu mata pasien untuk kelancaran operasi
8
?eneteskan 0endo ?ydriatil ,*3 untuk melebarkan pupil
8 ?emberikan 7laucon, ?elo5icam dan Diaepam pada pukul &. dan pagi hari &A pril &1 pukul A. perasi pada & pril &1, pukul '.1* # G. 8
-enis pembedahan
/ Ekstraksi 9atarak Ekstra 9apsuler (E9E9)
8
-enis anestesi
/ nestesi lokal
8
?eneteskan 0endo ?ydriatil ,*3 untuk melebarkan pupil
8
Pasien diminta untuk sarapan
8
?enberikan 7laukon, ?elo5icam dan Diaepam
Japoran operasi 8
Pasien dibaringkan di me%a operasi
8
Diberikan tetesan pehacain pada mata yang akan di operasi
8
dilakukan desinfeksi pada daerah operasi.
8 Dilakukan anestesi lokal dengan pehakain pada tempat, yaitu & cc di ruang antara tulang dengan palpebra superior, 1,* cc pada ruang antara tulang dengan palpebra inferior dan ,* cc pada subkon%ungti!a.
8 ola mata diberi tekanan B mm;g selama & menit, untuk menurunkan tekanan intra okuler. 8 :ekanan dilepas, diberi tetesan cendoefricel kemudian dilan%utkan dengan irigasi menggunakan "J dan desinfeksi dengan etadin. 8
Daerah lapangan operasi ditutup dengan duk steril.
8
?emasang spekulum mata untuk melebarkan mata dan menahan palpebra.
8
?en%ahit sklera dengan de5on untuk memfiksasi mata
8 ?elakukan PE"4:?4, yaitu melepaskan kon%ungti!a yang melekat pada limbus sklera. 8 9arena saat dilakukan peritomi ter%adi perdarahan dilakukan 96:E" untuk kontrol perdarahan. 8
?embuat irisan :949, yaitu mengiris setengah ketebalan kornea dengan ladder.
8 Dibuat coblosan di 9amera kuli nterior pada arah %am 1& dengan %arum tuberkulin yang dibengkokkan. 8 Dilakukan 9PS6J:?4, yaitu memasukkan %arum di kapsula anterior, %angan sampai mengenai kapsula posterior 8 ?elepas %arum dan pada takik ditembus dengan ladder, gunting pada arah %am dan G, sehingga membentuk sudut 1'Q dan kornea terbuka. 8 ?elakukan hecting P"EPJ0E, yaitu hecting pada arah %am 1& yang di%ahit antara kornea dan sklera. -ahitan tidak disimpul 8 ?enekan kornea ke ba+ah dan sklera ke atas sehingga lensa terangkat ke atas dan keluar. 8
Setelah lensa keluar, %ahitan preplace dibuat simpul.
8 Dilakukan aspirasi dan irigasi "J menggunakan S4?0E, yaitu alat yang memiliki %arum dengan dua lubang, dimana 1 lubang untuk aspirasi cairan dan 1 lagi untuk memasukkan cairan. 8
9emudian di%ahit pada arah %am 1 dan & dengan benang ukuran 1.
8
Simpul %ahitan preplace dilepaskan.
8 Dilakukan 4?PJN JENS 4N:"96JE" yaitu memasukkan lensa intraokuler yang memiliki & haptik. 8 ;aptik inferior dimasukkan ke dalam iris ba+ah dan haptik superior dimasukkan ke dalam iris atas. 8
;ecting pada arah %am 11 dan %am 1.
8
Dilakukan aspirasi dengan menggunakan Simcoe.
8
4n%eksi ,&* cc 7entamisin dan ,&* cc De5ametason pada subkon%ungti!a.
8
-ahitan sklera dengan benang de5on dilepaskan
8
?ata ditutup kasa
8
perasi selesai.
Post8operasi, follo+ up pada &A pril &1, pukul 1*. Subyektif / Pasien mengeluh mata terasa menggan%al. byektif / 9u baik, kompos mentis Hital sigh :D N
/ 1&$A
""
/ &15
/ @'5
:
/ febris
8
Hisus mata kanan
/ 1$@
8
9on%ungti!a
/ tidak hiperemis, tidak edema
8
9ornea
/ tampak sedikit adanya perdarahan. 6lkus (8)
8
Pupil
/ tampak midriasi, posisi ditengah, bentuk bulat
Pera+atan Post8operasi
8 ?ata dan +a%ah tidak booleh disiram dengan air, untuk membersihkan +a%ah, cukup dengan handuk bersih yang sudah dibasahi. 8
:idak boleh beker%a berat atau mengangkat beban yang berat selama 1 bulan.
8 ?ata yang baru dioperasi tidak boleh digosok8gosok +alaupun terasa gatal dan menggan%al. 8 Setiap akan memberikan obat tetes atau salep, tangan harus bersih, sebaiknya tangan dicuci dahulu dan pemberian obat dilakukan oleh orang lain, bukan oleh pasien sendiri. 8 Selama sekitar 1 minggu mata akan ditutup dengan kain kasa, kemudian diganti dengan tutup plastik dan harus dipakai selama & minggu dan setiap pagi dan sore plester harus diganti. 8 Sebelum memberikan obat, kotoran pada mata harus dibersihkan dengan kapas basah yang diberi akuades atau betadin. 8
Pemberian obat tetes atau salep mata dengan aturan8aturan sebagai berikut /
a.
Pagi / %am @. R botol tutup putih & tetes (itrol) %am A. R cuflam ,13 & tetes
b.
Siang / %am G., 1&., 1*., 1'. R itrol
:in%auan Pustaka
DE<4N4S4 9atarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. PENTE Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. 9atarak biasanya ter%adi pada usia lan%ut da n bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. 9atarak bisa disebabkan oleh/ U 0edera mata U Penyakit metabolik (misalnya diabetes) U bat8obat tertentu (misalnya kortikosteroid). 9atarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian). 9atarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (di+ariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh/ 8 4nfeksi kongenital, seperti campak -erman
8 erhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
9ebanyakan lensa agak keruh setelah usia @ tahun. Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya. anyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bah+a mereka menderita katarak.
9adang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri. D47NS Diagnosis ditegakkan berdasarkan ge%ala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah/ U Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp U 6S7 mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak. PEN7:N Satu8satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan %ika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari8hari. eberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar. -ika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan. 1. Pengangkatan lensa da & macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa/ 8 Pembedahan ekstrakapsuler / lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. 6ntuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi). 8 Pembedahan intrakapsuler / lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah %arang dilakukan. &. Penggantian lensa Penderita yang telah men%alani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Jensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
perasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan %arang sekali ter%adi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. 6ntuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. 6ntuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau
pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar8benar sembuh. PEN0E7;N Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor8faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. ?enggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi %umlah sinar ultra!iolet yang masuk ke dalam mata. erhenti merokok bisa mengurangi resiko ter%adinya katarak.
Ptosis is an abnormally lo+ position (drooping) of the upper eyelid. :he drooping may be +orse after being a+ake longer, +hen the indi!idualLs muscles are tired. :his condition is sometimes called Vlay eyeV, but that term normally refers to amblyopia. 4f se!ere enough and left untreated, the drooping eyelid can cause other conditions, such as amblyopia or astigmatism. :his is +hy it is especially important for this disorder to be treated in children at a young age, before it can interfere +ith !ision de!elopment.
Contents WhideX
•
1 0auses & 0lassification :reatment See also * "eferences @
•
A E5ternal links
• • • • •
[edit] C!ses
Ptosis occurs +hen the muscles that raise the eyelid (le!ator and ?YllerLs muscles) are not strong enough to do so properly. 4t can affect one eye or both eyes and is more common in the elderly, as muscles in the eyelids may begin to deteriorate. ne can, ho+e!er, be born +ith ptosis. 0ongenital ptosis is hereditary in three main forms.W1X 0auses of congenital ptosis remain unkno+n. Ptosis may be caused by damage$trauma to the muscle +hich raises the eyelid, or damage to the ner!e (rd cranial ner!e (oculomotor ner!e)) +hich controls this muscle. Such damage could be a sign or symptom of an underlying disease such as diabetes mellitus, a brain tumor , and diseases +hich may cause +eakness in muscles or ner!e damage, such as myasthenia gra!is. E5posure to the to5ins in some snake and insect !enoms, such as that of the black mamba, may also cause this effect.
[edit] C"ssi#i$tion Depending upon the cause it can be classified into/ •
•
• • •
•
Neurogenic ptosis +hich includes oculomotor ner!e palsy, ;ornerLs Syndrome, ?arcus 7unn %a+ +inking syndrome, 444rd cranial ner!e misdirection. Myogenic ptosis +hich includes myasthenia gra!is, myotonic dystrophy, ocular myopathy, simple congenital ptosis, blepharophimosis syndrome Aponeurotic ptosis +hich may be in!olutional or post8operati!e. Mechanical ptosis +hich occurs due to edema or tumors of the upper lid Neurotoxic ptosis +hich is a classic symptom of en!enomationW&X by elapids such as cobras,WX or kraits.WX ilateral ptosis is usually accompanied by diplopia, dysphagia and$or progressi!e muscular paralysis. "egardless, neuroto5ic ptosis is a precursor to respiratory failure and e!entual suffocation caused by complete paralysis of the thoracic diaphragm. 4t is therefore a medical emergency and immediate treatment is re2uired. pseudo ptosis due to/18Jack of lid support/Empty socket or atrophic globe. &8 ;igher lid position on the other side/ s in lid retraction
[edit] T%et&ent poneurotic and congenital ptosis may re2uire surgical correction if se!ere enough to interfere +ith !ision or if cosmesis is a concern. :reatment depends on the type of ptosis and is usually performed by an ophthamolic plastic and reconstructi!e surgeon, specialiing in diseases and problems of the e yelid. Surgical procedures include/ • • •
Je!ator resection ?Yller muscle resection
Non8surgical modalities like the use of VcrutchV glasses or special Scleral contact lenses to support the eyelid may also be used. Ptosis that is caused by a disease +ill impro!e if the disease is treated successfully.
[edit] See "so • • • • • •
Dermatochalasis 4ris sphincter muscle 0osmetic surgery ?a5illofacial surgery tolaryngology Plastic surgery
ackground drooping eyelid is called ptosis or blepharoptosis. 4n ptosis, the upper eyelid falls to a position that is lo+er than normal. 4n se!ere cases of ptosis, the drooping eyelid can co!er part or all of the pupil and interfere +ith !ision, resulting in amblyopia.1,& Note the images belo+/
C'in(!) )ost!%e d!e to $on*enit" )tosis o# t'e "e#t e+e. W 0JSE I4NDI X
C'in(!) )ost!%e d!e to $on*enit" )tosis o# t'e "e#t e+e.
Con*enit" )tosis o# t'e "e#t e+e )%ti""+ o,st%!$tin* t'e "e#t )!)i""%+ -is. W 0JSE I4NDI X
Con*enit" )tosis o# t'e "e#t e+e )%ti""+ o,st%!$tin* t'e "e#t )!)i""%+ -is.
Con*enit" )tosis o# t'e %i*'t e+e. W 0JSE I4NDI X
Con*enit" )tosis o# t'e %i*'t e+e. Ptosis can affect one eye or both eyes. Ptosis may be present at birth, or it may de!elop later in life. 4f a droopy eyelid is present at birth or +ithin the first year of life, the condition is called congenital ptosis. 4n most cases of congenital ptosis, the problem is isolated and does not affect the !ision. ny ptosis that de!elops o!er a pe riod of days or +eeks can signal a serious medical problem and needs further neurologic and physical e!aluation.
Pathophysiology :he eyelids are ele!ated by the contraction of the le!ator palpebrae superioris. 4n most cases of congenital ptosis, a droopy eyelid results from a localied myogenic dysgenesis. "ather than normal muscle fibers, fibrous and adipose tissues are present in the muscle belly, diminishing the ability of the le!ator to contract and rela5. :herefore, the condition is commonly called congenital myogenic ptosis. 0ongenital ptosis can also occur +hen the inner!ation to the le!ator is interrupted through neurologic or neuromuscular %unction dysfunction.
Frequency
United Sttes :he fre2uency of congenital ptosis in the 6nited States has not been officially reported. ;o+e!er, in appro5imately A3 of kno+n cases, congenital ptosis affects only one eye.
Inte%ntion" :he incidence rate of congenital ptosis +orld+ide is unkno+n.
Mortality/Morbidity 4f congenital ptosis obscures any part of the pediatric patientLs !isual field, surgery must be performed to correct the problem early in life. ther+ise, a permanent loss of !ision may occur as a result of amblyopia. • • •
cclusion amblyopia stigmatism from the compression of the droopy eyelid cular torticollis
Race 0ongenital ptosis occurs e2ually among the different races.
Sex 0ongenital ptosis occurs e2ually bet+een males and females.
Age 0ongenital ptosis is usually present at birth but may manifest +ithin the first year of life.
C"ini$" History ll pediatric patients presenting +ith either unilateral droopy eyelid or bilateral droop y eyelids need a thorough e5amination that includes a medical history, a family history, a history of drug or allergic reactions, and a re!ie+ o f systems. •
•
• •
•
•
•
•
Physical ll pediatric patients presenting +ith either unilateral droopy eyelid or bilateral droop y eyelids need a thorough physical e!aluation. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hisual acuity, refracti!e error, and cycloplegic refraction should be recorded. 4n infants, the surgeon should make sure that the bab y can fi5ate and follo+ ob%ects +ith each eye indi!idually. :he patient should be e!aluated for strabismus (misalignment) and undergo a dilated fundus e5amination. Serial e5ternal photographs of the eyes and the face may be included in the patientLs record for documentation. :ear function should be e!aluated if any doubt e5ists about the ade2uacy of tear production. :his e!aluation +ould include a slit8lamp e5amination +ith fluorescein stain to e5amine the cornea, tear meniscus, and tear break8up time. :he Schirmer test can also be performed for dry eye syndromeF to do so, a filter paper is applied at the %unction of the middle and lateral one third of the lo+er eyelid. 0orneal sensiti!ity should be tested if possible. :his may be a difficult test in young pediatric patients. n e5ophthalmometer can be used to assess relati!e proptosis or enophthalmos of each eye. 4n pseudoptosis, a proptosis of the contralateral eye gi!es the false impression that the normal upper eyelid is droopy. :he pupillary sie and the iris color differences bet+een the eyes should be e5amined for ;orner syndrome. :he lid height (palpebral fissure distance) should be obser!ed and measured in millimeters +ith each eye fi5ating on a distant target. :he distance is the measurement of the greatest +idth of the palpebral fissure +ith the patientLs eyes in straight gae. :he lid position in do+ngae should be noted. 4n congenital ptosis, the ptotic lid appears higher in do+ngae. fter the palpebral fissure distance is measured, the le!ator function should b e e!aluated. :he patient looks do+n+ard as a ruler is positioned +ith a mark ad%acent to the upper lid margin. Iith the e5aminerLs hand eliminating any bro+ action by the patient, the patient looks up+ard as far as possible +ithout a chan ge in head position. Jid ele!ation is measured d irectly from the ruler and is recorded in millimeters of le!ator function. :he patient should be e5amined for ell phenomenon. :he patient closes both eyes tightly as the e5aminer holds the upper and lo+er lids apart. 4f the globe ele!ates during the forced lid closure, a normal ell phenomenon is present. :his e!aluation can help the surgeon to determine the risk of e5posure keratopathy follo+ing the eyelid surgery. 0areful e5ternal e5amination along +ith palpation of the eyelids and the orbital rim should be performed. lid mass can cause e5tra +eight in the lid, resulting in ptosis. Ple5iform neuromas, lymphoma, or leukemia can result in an eyelid mass. "habdomyosarcoma may present +ith a mass that is pa lpable through the lid.
Causes 4n most cases of congenital ptosis, the cause is idiopathic. ;istologically, the le!ator muscles of patients +ith congenital ptosis are dystrophic. :he le!ator muscle and aponeurosis tissues appear to be infiltrated or replaced by fat and fibrous tissue. 4n se!ere cases, little or no striated muscle can be identified at the time of surgery. :his suggests that congenital ptosis is secondary to local de!elopmental defects in muscle structure. 0ongenital ptosis may occur through autosomal dominant inheritance. 0ommon familial occurrences suggest that genetic or chromosomal defects are likely. •
•
•
•
• •
•
•
•
lepharophimosis syndrome/ :his condition consists of short p alpebral fissures, congenital ptosis, epicanthus in!ersus, and telecanthus. :hird cranial ner!e palsy/ Signs of aberrant regeneration are usually present. :he pupil may be parado5ically small and nonreacti!e. ;orner syndrome/ 4psilateral findings of mild ptosis, miosis, and anhidrosis characterie this syndrome. :he ipsilateral lo+er eyelid may be ele!ated. lso, because of the lack of sympathetic inner!ation to the iris melanocyte de!elopment, a difference in the iris color bet+een the eyes may result (called heterochromia). ?arcus 7unn %a+8+inking syndrome/ :he motor ner!e to the e5ternal pterygoid muscle is misdirected to the ipsilateral le!ator muscle. Jid ele!ation occurs +ith mastication or +ith mo!ement of the %a+ to the opposite side. irth trauma Duane syndrome/ 4n this condition, the si5th cranial ner!e fails to inner!ate a lateral rectus muscle. :hen, the muscle ac2uires an inner!ation of the third cranial ner!e. lthough the synkinesis produced does not in!ol!e lid inner!ation, enophthalmos +ith apparent ptosis may result. 4n Duane syndrome type 4, the upper eyelid droops further and the lo+er lid ele!ates +hen the eye is adducted because of a co8contraction of the horiontal rectus muscles. Periorbital tumor/ Neuroblastoma, ple5iform neuromas, lymphomas, leukemias, rhabdomyosarcomas, neuromas, neurofibromas, or other deep orbital tumors may produce ptosis or proptosis. 9earns8Sayre syndrome/ :his mitochondrial deletion disorder is characteried by progressi!e e5ternal ophthalmoplegia, heart block, retinitis pigmentosa, and central ner!ous system manifestations. :his condition begins in childhood but is rarely present at birth. :he conditions are most likely to become symptomatic in the first or second decade of life. ilateral ptosis is a p rominent feature of this syndrome. ?yotonic dystrophy/ Patients +ith this condition may present +ith polychromatic cataracts, gonadal atrophy, or premature thinning and$or loss of hair. ?yotonic dystrophy is an autosomal dominant disorder that is characteried clinically by myotonia and progressi!e muscular +eakness.
•
•
•
•
lepharochalasis/ :his condition is characteried by infiltrati!e processes that thicken the lids and produce ptosis. ?yasthenia gra!is/ defect at the neuromuscular %unction produces relati!e unresponsi!eness to released acetylcholine, resulting in ptosis. Pseudotumor of the orbit/ Patients +ith this condition may present +ith ptosis due to inflammation and edema of the eyelid. Pseudoptosis/ Jess tissue in the orbit (eg, unilateral smaller eye, fat atrophy, blo+out fracture) produces the appearance of ptosis secondary to the decreased !olume of orbital contents.
0ongenital Eyelid Ptosis Ihat 4s 0ongenital PtosisZ Ihat re :he Early SignsZ Ptosis is a medical term for drooping of the upper eyelids. Ptosis present at birth is called congenital ptosis. 4n mild cases of ptosis, the lid droops only slightly. 4n moderate to se!ere cases, the lid may partially or completely co!er the pupil. :his, of course, +ill affect the childLs ability to !ie+ the +orld. 4n order to compensate for the abnormality, children +ith significant ptosis may tilt their head back into a chin8up position, prop their eyelid open +ith their fingers, and$or raise their eyebro+s in an effort to !ie+ the +orld. Ihat re :he 0auses f 0ongenital PtosisZ
Prior to Surgery
Ihile the causes are often unclear, childhood ptosis is a result of an improper de!elopment or dystrophy of the le!ator muscle. :his striated muscle is responsible for ele!ating the upper eyelid. :his condition can affect one or both eyelids. ?any e5perts belie!e the condition may be the result of hereditary factors. ther neuro8ophthalmologic causes of childhood ptosis include muscular diseases, eyelid tumors and neurological disorders. re :here ther Problems ssociated Iith 0ongenital PtosisZ
Tes, ho+e!er these conditions are rare. 0hildren +ith congenital ptosis may also de!elop amblyopia (Vlay eyeV), strabismus (eyes that are not aligned and appear to +ander), refracti!e Post Surgery errors, astigmatism or blurred !ision. 0osmetically, ptosis may result in an undesirable facial appearance. Ihat re :he :reament ptionsZ 4f not repaired, this condition +ill remain unchanged throughout life. Tour child should undergo a complete ophthalmologic e5amination. Tour ophthalmologist +ill e!aluate your childLs !ision and refracti!e error (need for g lasses) and e5amine the pupils and the motility or mo!ement of the eyes. Tour doctor +ill measure the eyelid height and the eyelidLs lifting and closing muscle strength. 4f the droop of the eyelid is se!ere enough to
affect the childLs !ision, then early ptosis surgery may be indicated. 4f the childLs !ision is not affected, then the child +ill be closely monitored for changes in the condition. 0ongenital ptosis is treated surgically +ith the specific operation being based on the amount of ptosis and the strength of the le!ator (lifting) muscle. 4f the ptosis is mild to moderate, surgery +ill usually be performed +hen your ch ild is school8aged (8* years old). 4f the ptosis interferes +ith your childLs !ision, surgery +ill be performed at an earlier age to allo+ proper !isual system de!elopment and to pre!ent or minimie amblyopia. Ihat ;appens During Ptosis SurgeryZ 4f affected muscle pro!ides ade2uate strength, the surgery +ill in!ol!e the tightening of the le!ator muscle in order to ele!ate the eyelid to the desired position. 4f the childLs le!ator is e5tremely +eak, a suspension or VslingV procedure +ill be performed by your ophthalmologist. 6sually, small incisions are made abo!e the eyebro+s and at the eyelid margin. :hrough these incisions, a small strap of human tissue (fascia lata) or synthetic material is threaded to suspend the e yelid from the forehead muscle. :he strip is tightened to get the eyelid to the desired height. Each eyebro+ incision is closed +ith suture. :he eyelid incisions heal +ithout sutures. oth types of surgeries are performed under general anesthesia. 4f :he Surgeon 6ses :issue 7raft, Ihere Iill 4t 0ome