a. Menutup 8 Kontraksi M. $rbikularis $kuli (.!""# dan relaksasi M. *e/ator Palpebra superior. M. 9iolani menahan bgn belakang palpebra terhadap dorongan bola mata. b. Membuka 8 Kontraksi M. *e/ator Palpebra uperior (."""#. M. Muller mempertahankan mata agar tetap terbuka. c. Proses )erkedip ()link# 9efleks (didahului oleh stimuli# dan pontan (tidak didahului oleh stimuli# 8 Kontraksi M. $rbikularis $kuli Pars Palpebra. 4epian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan# menjadi tepian anterior dan posterior. 4epian anterior terdiri dari bulu mata, glandula :eiss dan Moll. ;landula :eiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. ;landula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. 4epian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal# Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. isura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. isura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 6,1 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. eptum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. eptum orbitale superius menyatu dengan tendo dari le/ator palpebra superior dan tarsus superior0 septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.
9etraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah le/ator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior#. Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obli
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
5
retraktor palpebrae disarafi oleh ner/us simpatis. *e/ator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh ner/us okulomotoris. Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal ner/us !, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua ner/us !.
2
*ela!nan Pa'a Mata Bag!an Luar A) H"r'e"lum De.en!s!
=ordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. )ila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. edangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar :eiss atau Moll.
Et!"l"g!
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada >6->1? kasus hordeolum.
;akt"r Res!k"
&. Penyakit kronik. . Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. 2. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis. 5. Diabetes 1. =iperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia. 7. 9iwayat hordeolum sebelumnya @. =igiene dan lingkungan yang tidak bersih A. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.
•
Pat".!s!"l"g!
=ordeolum eBternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar :eiss atau Moll. =ordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
6
$bstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
•
Pembengkakan 9asa nyeri pada kelopak mata Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata 9iwayat penyakit yang sama Tan'a
Critema
Cdema yeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata eperti gambaran absces kecil
•
Penatalaksanaan
)iasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 1-@ hari. %mum &. Kompres hangat 5-7 kali sehari selama &1 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. *akukan dengan mata tertutup. . )ersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. =al ini dapat mempercepat proses penyembuhan. *akukan dengan mata tertutup. 2. 3angan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius. 5. =indari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar 7
1. 3angan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea. $bat 'ntibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 5 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum. &. 'ntibiotik topikal. )acitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 5 jam selama @-&6 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan. . 'ntibiotik sistemik Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar di preauricular. Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephaleBin atau dicloBacilin 166 mg per oral 5 kali sehari selama @ hari. )ila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 266 mg oral 5 kali sehari selama @ hari atau klaritromycin 166 mg kali sehari selama @ hari.
Pembedahan )ila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila =ordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. =ordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. etelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.
B) *ala=!"n
De.en!s!
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
8
Kalaion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalaion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. )iasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.
•
Et!"l"g!
Kalaion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom. Kalaion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalaion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.
•
E&!'em!"l"g!
Kalaion terjadi pada semua umur0 sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan /iskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
•
Pat".!s!"l"g!
Kalaion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. odul terlihat atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil. Kalaion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
9
mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalaion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang
menimbulkan
pustul#,
walaupun
kalaion
dapat
menyebabkan
hordeolum, begitupun sebaliknya. ecara klinik, nodul tunggal (jarang multipel# yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. C/ersi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.
•
Man!.estas! *l!n!s
- )enjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan. -Pseudoptosis -Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. -Pada anak muda dapat diabsobsi spontan. •
D!agn"s!s Ban'!ng a) =ordeoulum.
b. Dermoid Eyst. c. 4ear ;land 'denoma. •
D!agn"s!s
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi.
•
Penatalaksanaan
Kadang-kadang kalaion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi (diserap# setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
10
&. Kompres hangat &6-6 menit 5kali sehari. . 'ntibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak berhasil dalam waktu minggu maka dilakukan pembedahan. 2. )ila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan pengeluaran isinya. 5. )ila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.
Untuk mengurangi gejala :
&. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalaion tersebut. "nsisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum. . )ila terjadi kalaion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.
>) Ble&har!t!s De.en!s! )lefaritis adalah radang pada kelopak mata. 9adang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. 9adang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. )lefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Et!"l"g! 4erdapat jenis blefaritis, yaitu &. )lefaritis anterior mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
melekatnya bulu mata#. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik.
)lefaritis
stafilokok
dapat
disebabkan
infeksi
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
dengan
11
taphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau taphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. )lefaritis seboroik(non-ulseratif# umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum o/ale. )lefaritis posterior mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata#. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik#. *las!.!kas! &. )lefaritis superfisial )ila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksaol. ebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. )ila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis#, yang biasanya menyertai. . )lefaritis eboroik )lefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (16 4ahun#, dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. ;ejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungti/a. Pada kelopak dapat terbentuk kalaion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng. )lefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 1-&6 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, /askularisasi, hordeolum dan madarosis. 2. )lefaritis kuamosa )lefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. )lefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
12
blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. isik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungti/itis. 5. )lefaritis %lseratif Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus.
Pada
blefaritis
ulseratif
terdapat
keropeng berwarna
kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. %lserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis#. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau
basitrasin.
)iasanya
disebabkan
stafilokok
maka
diberi
obat
staphylococcus. 'pabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalaion. )ila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis. 1. )lefaritis angularis )lefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. )lefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus# sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. )lefariris angularis disebabkan taphylococcus aureus. )iasanya kelainan ini bersifat rekuren. )lefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan engsulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
13
7. Meibomianitis Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal. Pat".!s!"l"g!
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. =al ini mengakibatkan in/asi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom. Man!.estas! *l!n!s
Gejala : &. )lefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. 2) )lefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. )isa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok. 3) Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. )isa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata0 jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. elama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
Tan'a
F kuama pada tepi kelopak F 3umlah bulu mata berkurang F $bstruksi dan sumbatan duktus meibom F ekresi Meibom keruh F "njeksi pada tepi kelopak F'bnormalitas kelopak mata
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
14
Penatalaksanaan Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk
mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. )isa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus. %ntuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide# atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline#. 3ika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati. 3ika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.
D) *"njungt!6!t!s
Pembag!an *"njungt!6!t!s a) *"njungt!6!t!s Bakter! De.en!s!
Konjungti/itis )akteri adalah inflamasi konjungti/a yang disebabkan oleh bakteri. Pada konjungti/itis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata.
*las!.!kas! 'an Et!"l"g!
Konjungti/itis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. &. Konjungti/itis bakteri hiperakut biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. . )entuk
yang
akut
biasanya
disebabkan
oleh
Streptococcus
pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. 2. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungti/itis bakteri subakut adalah H influenza dan Escherichia coli.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
15
5. )entuk kronik paling sering terjadi pada konjungti/itis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis.
Konjungti/itis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunodefisiensi.
Pat".!s!"l"g!
3aringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis orynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis. Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah. Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang
meliputi
konjungti/a
sedangkan
mekanisme
pertahanan
sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungti/a, lisoim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. 'danya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungti/a. )lefaritis marginal kronik sering menyertai konjungti/itis bateri, kecuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di konjungti/a paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. =al ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastis dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. *uka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
16
Man!.estas! *l!n!s
;ejala-gejala yang timbul pada konjungti/itis bakteri biasanya dijumpai injeksi konjungti/a baik segmental ataupun menyeluruh. elain itu sekret pada kongjungti/itis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungti/itis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata. Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungti/itis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. ;ejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
D!agn"sa
Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin saja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obat kemoterapi, riwayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit, riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat penggunaan lensa-kontak.
Penatalaksanaan
4erapi spesifik konjungti/itis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. 4erapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungti/itis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungti/itis purulen dan mukopurulen,
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
17
sakus konjungti/alis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungti/a.
b) *"njungt!6!t!s ?!rus De.en!s!
Konjungti/itis /iral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis /irus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungti/itis bakteri.
Et!"l"g!
Konjungti/itis /iral dapat disebabkan berbagai jenis /irus, tetapi adeno!irus adalah /irus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini. herpes simple" !irus yang paling membahayakan. elain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh /irus #aricella zoster , picorna!irus (entero/irus @6, EoBsackie '5#, poB/irus, dan human immunodeficiency !irus. Pat".!s!"l"g!
Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan dapat menular melalu di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang menyebarkan /irus (fomites# dan berada di kolam renang yang terkontaminasi.
Mekanisme terjadinya konjungti/itis /irus ini berbeda-beda pada setiap jenis konjungti/itis ataupun mikroorganisme penyebabnya. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi.
Man!.estas! *l!n!s
;ejala klinis pada konjungti/itis /irus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
18
&.
Pada keratokonjungti/itis epidemik yang disebabkan oleh adeno!irus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. elain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungti/itis dan bertahan selama lebih dari bulan. Pada konjungti/itis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam.
.
(Pada konjungti/itis herpetic yang disebabkan oleh /irus herpes simpleks (=!# yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.
2. Konjungti/itis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh entero!irus dan co"sackie !irus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungti/a dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis.
D!agn"s!s
Diagnosis pada konjungti/itis /irus ber/ariasi tergantung etiologinya, karena itu diagnosisnya difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipe-tipe menurut penyebabnya. Dibutuhkan informasi mengenai, durasi dan gejalagejala sistemik maupun ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktor-faktor resiko dan keadaan lingkungan sekitar
untuk menetapkan diagnosis
konjungti/itis /irus. (Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi. Konjungti/itis /irus sulit untuk dibedakan dengan konjungti/itis bakteri berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pemeriksaan lanjutan jarang dilakukan karena menghabiskan waktu dan biaya. Konjungti/itis blefarokonjungti/itis.
/irus
bisa berkembang menjadi
Komplikasi
lainnya
bisa
kronis,
berupa
seperti
timbulnya
pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul /esikel pada kulit.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
19
Penatalaksanaan
Konjungti/itis /irus yang terjadi pada anak di atas & tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun anti/irus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea. Pasien konjungti/itis juga diberikan instruksi
hygiene untuk
meminimalkan penyebaran infeksi.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
20
+) *"njungt!6!t!s Alerg! De.en!s!
Konjungti/itis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungti/a yang diperantarai sistem imun. 9eaksi hipersensiti/itas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungti/a adalah reaksi hipersensiti/itas tipe &. *las!.!kas!
Konjungti/itis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungti/itis alergi musiman dan konjungti/itis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan
dalam
satu
grup,
keratokonjungti/itis
/ernal,
keratokonjungti/itis atopik dan konjungti/itis papilar raksasa.
Et!"l"g! 'an ;akt"r Res!k"
Ctiologi dan faktor resiko pada konjungti/itis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungti/itis alergi musiman dan tumbuhtumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu. !ernal konjungti/itis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. Konjungti/itis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungti/itis papilar rak pada pengguna lensakontak atau mata buatan dari plastik.
Man!.estas! *l!n!s
;ejala klinis konjungti/itis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Pada konjungti/itis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungti/a, dan sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungti/itis /ernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungti/a tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungti/a tarsalis inferior.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
21
ensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungti/itis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungti/a tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan pada konjungti/iitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungti/itis /ernal.
D!agn"s!s
Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien serta obser/asi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis konjungti/itis alergi. ;ejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.
Penatalaksanaan
Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan /asokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya.
') *"njungt!6!t!s @amur
Konjungti/itis jamur paling sering disebabkan oleh andida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu. elain Eandida sp, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh Sporothri" schenckii, $hinosporidium serberi, dan occidioides immitis walaupun jarang.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
22
e) *"njungt!6!t!s Paras!t
Konjungti/itis parasit dapat disebabkan oleh infeksi %helazia californiensis, &oa loa, 'scaris lumbricoides, %richinella spiralis, Schistosoma haematobium, %aenia solium dan (thirus pubis walaupun jarang.
f.
*"njungt!6!t!s k!m!a atau !r!tat!.
Konjungti/itis kimia-iritatif adalah konjungti/itis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungti/alis. ubstansi-substansi iritan yang masuk ke sakus konjungti/alis dan dapat menyebabkan konjungti/itis, seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan gejala-gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme. elain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti dipi/efrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi. Konjungti/itis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan.
g. *"njungt!6!t!s la!n
elain disebabkan oleh bakteri, /irus, alergi, jamur dan parasit, konjungti/itis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti penyakit tiroid, gout dan karsinoid. 4erapi pada konjungti/itis yang disebabkan oleh penyakit sistemik tersebut diarahkan pada pengendalian penyakit utama atau penyebabnya. Konjungti/itis juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari acne rosacea dan dermatitis herpetiformis ataupun masalah kulit lainnya pada daerah wajah.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
23
E) Pter!g!um De.!n!s!
(terygium adalah pertumbuhan jaringan fibro/askular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungti/a menuju kornea pada daerah interpalpebra. (terygium tumbuh berbentuk sayap pada konjungti/a bulbi. 'sal kata pterygium adalah dari bahasa Gunani, yaitu pteron yang artinya sayap.
;akt"r Res!k"
aktor resiko yang mempengaruhi pterygium adalah lingkungan yakni radiasi ultra/iolet sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter. &. 9adiasi ultra/iolet aktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pterygium adalah terpapar sinar matahari. inar ultra/iolet diabsorbsi kornea dan konjungti/a menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. *etak lintang, waktu di luar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor penting.
.aktor ;enetik )eberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterygium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan riwayat keluarga dengan pterygium, kemungkinan diturunkan autosom dominan.
2.aktor lain "ritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari pterygium. Hong juga menunjukkan adanya pterygium angiogenesis factor dan penggunaan pharmacotherapy antiangiogenesis sebagai terapi. Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye dan /irus papilloma juga penyebab dari pterygium.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
24
Klasifikasi Pembagian lain pterygium yaitu &. 4ipe " meluas kurang mm dari kornea. Stoker)s line atau deposit besi dapat dijumpai pada epitel kornea dan kepala pterygium. *esi sering asimptomatis meskipun sering mengalami inflamasi ringan. Pasien dengan pemakaian lensa kontak dapat mengalami keluhan lebih cepat. .
4ype "" menutupi kornea sampai 5 mm, bias primer atau rekuren setelah operasi, berpengaruh dengan tear film dan menimbulkan astigmatisma.
2.
4ype """ mengenai kornea lebih 5 mm dan mengganggu aksis /isual. *esi yang luas terutama yang rekuren dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungti/a yang meluas ke fornik dan biasanya menyebabkan gangguan pergerakan bola mata.
(terygium juga dapat dibagi ke dalam 5 derajat yaitu &. Derajat & jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea. . Derajat jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari mm melewati kornea. 2. Derajat 2 sudah melebihi derajat tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 2 I 5 mm# 5. Derajat 5
pertumbuhan pterygium
melewati
pupil
sehingga
mengganggu penglihatan.
Pat".!s!"l"g!
Ctiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas. 4etapi penyakit ini lebih sering pada orang yang tinggal di daerah iklim panas. $leh karena itu gambaran yang paling diterima tentang hal tersebut adalah respon terhadap faktor-faktor lingkungan seperti paparan terhadap matahari (ultra/iolet#,
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
25
daerah kering, inflamasi, daerah angin kencang dan debu atau faktor iritan lainnya. Pengeringan lokal dari kornea dan konjungti/a yang disebabkan kelainan tear film menimbulkan pertumbuhan fibroplastik baru merupakan salah satu teori. 4ingginya insiden pterygium pada daerah dingin, iklim kering mendukung teori ini. %ltra/iolet adalah mutagen untuk p12 tumor supresor gene pada limbal basal stem cell . 4anpa apoptosis, transforming gro*th factor+beta diproduksi dalam jumlah berlebihan dan menimbulkan proses kolagenase meningkat. el-sel bermigrasi dan angiogenesis. 'kibatnya terjadi perubahan degenerasi kolagen dan terlihat jaringan subepitelial fibro/askular. 3aringan subkonjungti/a terjadi degenerasi elastoik proliferasi jaringan /askular bawah epithelium dan kemudian menembus kornea. Kerusakan pada kornea terdapat pada lapisan membran bowman oleh pertumbuhan jaringan fibro/askular, sering disertai dengan inflamasi ringan. Cpitel dapat normal, tebal atau tipis dan kadang terjadi displasia. &imbal stem cell adalah sumber regenerasi epitel kornea. Pada keadaan defisiensi limbal stem cell , terjadi pembentukan jaringan konjungti/a pada permukaan kornea. ;ejala dari defisiensi limbal adalah pertumbuhan konjungti/a ke kornea, /askularisasi, inflamasi kronis, kerusakan membran basement dan pertumbuhan jaringan fibrotik. 4anda ini juga ditemukan pada pterygium dan karena itu banyak penelitian menunjukkan bahwa pterygium merupakan manifestasi dari defisiensi atau disfungsi limbal stem cell . Kemungkinan akibat sinar ultra/iolet terjadi kerusakan limbal stem cell di daerah interpalpebra.
Pemisahan fibroblast dari jaringan pterygium menunjukkan perubahan phenotype, pertumbuhan banyak lebih baik pada media mengandung serum dengan konsentrasi rendah dibanding dengan fibroblast konjungti/a normal. *apisan fibroblast pada bagian pterygiun menunjukkan proliferasi sel yang berlebihan. Pada fibroblast pterygium menunjukkan matriB metalloproteinase, dimana matriks
ekstraselluler berfungsi
untuk
jaringan yang
rusak,
penyembuhan luka, mengubah bentuk. =al ini menjelaskan kenapa pterygium cenderung terus tumbuh, in/asi ke stroma kornea dan terjadi reaksi fibro/askular dan inflamasi.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
26
(terygium lebih sering dijumpai pada laki-laki yang bekerja di luar rumah. )isa unilateral atau bilateral. Kira-kira >6? terletak di daerah nasal. (terygium yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi secara bersamaan walaupun pterygium di daerah temporal jarang ditemukan. Kedua mata sering terlibat, tetapi jarang simetris. Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan, menyebabkan penglihatan kabur. ecara klinis pterygium muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungti/a yang meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. )iasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. Deposit besi dapat dijumpai pada bagian epitel kornea anterior dari kepala pterygium ( stoker)s line#. (terygium dibagi menjadi tiga bagian yaitu body, ape" head- dan cap. )agian segitiga yang meninggi pada pterygium dengan dasarnya kearah kantus disebut body, sedangkan bagian atasnya disebut apeB dan ke belakang disebut cap. ' subepithelial cap atau halo timbul pada tengah apeB dan membentuk batas pinggir pterygium. Pembagian pterygium berdasarkan perjalanan penyakit dibagi atas tipe, yaitu + (rogresif pterygium tebal dan /askular dengan beberapa infiltrat di depan kepala pterygium (disebut cap pterygium#. + $egresif pterygium tipis, atrofi, sedikit /askular. 'khirnya menjadi membentuk membran tetapi tidak pernah hilang.
Pada fase awal pterygium tanpa gejala, hanya keluhan kosmetik. ;angguan terjadi ketika pterygium mencapai daerah pupil atau menyebabkan astigatisme karena pertumbuhan fibrosis pada tahap regresi. Kadang terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan mata.
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
27
D!agn"sa Ban'!ng
ecara klinis pterygium dapat dibedakan dengan dua keadaan yang sama yaitu pinguekula dan pseudopterygium. )entuknya kecil, meninggi, masa kekuningan berbatasan dengan limbus pada konjungti/a bulbi di fissura interpalpebra dan kadang-kadang mengalami inflamasi. 4indakan eksisi tidak diindikasikan. Pre/alensi dan insiden meningkat dengan meningkatnya umur. Pinguekula sering pada iklim sedang dan iklim tropis dan angka kejadian sama pada laki-laki dan perempuan. Paparan sinar ultra/iolet bukan faktor resiko penyebab pinguekula. Pertumbuhan yang mirip dengan pterygium, pertumbuhannya
membentuk sudut miring seperti
pseudopterygium atau %errien)s marginal degeneration. (seudopterygium mirip dengan pterygium, dimana adanya jaringan parut fibro/askular yang timbul pada konjungti/a bulbi menuju kornea. )erbeda dengan pterygium, pseudopterygium adalah akibat inflamasi permukaan okular sebelumnya seperti trauma, trauma kimia, konjungti/itis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus perifer kornea. %ntuk mengidentifikasi pseudopterygium, cirinya tidak melekat pada limbus kornea. Probing dengan muscle hook dapat dengan mudah melewati bagian bawah pseudopterygium pada limbus, dimana hal ini tidak dapat dilakukan pada pterygium. Pada pseudopterygium tidak dapat dibedakan antara head , cap dan body dan pseudopterygium cenderung keluar dari ruang fissura interpalpebra yang berbeda dengan true pterygium.
Penatalaksanaan
Keluhan fotofobia dan mata merah dari pterygium ringan sering ditangani dengan menghindari asap dan debu. )eberapa obat topikal seperti lubrikans, /asokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk menghilangkan
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
28
gejala terutama pada derajat & dan derajat . %ntuk mencegah progresifitas, beberapa peneliti menganjurkan penggunaan kacamata pelindung ultra/iolet. "ndikasi eksisi pterygium sangat ber/ariasi. Cksisi dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 2-5 mm dan pertumbuhan yang progresi ke tengah kornea atau aksis /isual, adanya gangguan pergerakan bola mata. Cksisi pterygium bertujuan untuk mencapai gambaran permukaan mata yang licin. uatu tehnik yang sering digunakan untuk mengangkat pterygium dengan menggunakan pisau yang datar untuk mendiseksi pterygium kearah limbus. Memisahkan pterygium kearah bawah pada limbus lebih disukai, kadang-kadang dapat timbul perdarahan oleh karena trauma jaringan sekitar otot. etelah eksisi, kauter sering digunakan untuk mengontrol perdarahan. )eberapa tehnik operasi yang dapat menjadi pilihan yaitu
&. Bare sclera tidak ada jahitan atau jahitan, benang absorbable digunakan untuk melekatkan konjungti/a ke sklera di depan insersi tendon rektus. Meninggalkan suatu daerah sklera yang terbuka.
.Simple closure tepi konjungti/a yang bebas dijahit bersama (efektif jika hanya defek konjungti/a sangat kecil#.
2.Sliding flaps suatu insisi bentuk * dibuat sekitar luka kemudian flap konjungti/a digeser untuk menutupi defek.
5. $otational flap insisi bentuk % dibuat sekitar luka untuk membentuk lidah konjungti/a yang dirotasi pada tempatnya.
1.onuncti!al graft suatu free graft biasanya dari konjungti/a superior, dieksisi sesuai dengan besar luka dan kemudian dipindahkan dan dijahit.
7. 'mnion
membrane
transplantation
mengurangi frekuensi
rekuren
pterygium, mengurangi fibrosis atau skar pada permukaan bola mata dan penelitian baru mengungkapkan menekan 4;-J pada konjungti/a dan
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
29
fibroblast pterygium. Pemberian mytomicin E dan beta irradiation dapat diberikan untuk mengurangi rekuren tetapi jarang digunakan.
@. &amellar keratoplasty, e"cimer laser phototherapeutic keratectomy dan terapi baru dengan menggunakan gabungan angiostatik dan s teroid.
*"m&l!kas!
Komplikasi pterygium termasuk 0 merah, iritasi, skar kronis pada konjungti/a dan kornea, pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan penglihatan sentral berkurang, skar pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia. Komplikasi yang jarang adalah malignan degenerasi pada jaringan epitel di atas pterygium yang ada.&& Komplikasi sewaktu operasi antara lain perforasi korneosklera, graft oedem, graft hemorrhage, graft retraksi, jahitan longgar, korneoskleral dellen, granuloma konjungti/a, epithelial inclusion cysts, skar konjungti/a, skar kornea dan astigmatisma, disinsersi otot rektus. Komplikasi yang terbanyak adalah rekuren pterygium post operasi.
BAB III PENUTUP 3)1 *es!m&ulan
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
30
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. %ntungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan. )eberapa penyakit pada bagian luar adalah =ordeolum, Kalaion, )lefaritis, Pterigium, Konjungti/itis. =ordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. ecara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalaion akut. =ordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. )ila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar :eiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Kalaion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalaion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. )iasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.
)lefaritis adalah radang pada kelopak mata. 9adang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. 9adang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. )lefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
DA;TAR PUTA*A &. "lyas, .6&. Penuntun "lmu Penyakit Mata Cdisi keempat. 3akarta )alai Penerbit K %".
UISU |Makalah Penyakit Mata Bagian Luar
31