A. Defi Defini nisi si Prostatiti Prostatitiss bukanlah bukanlah suatu suatu kondisi kondisi tunggal tetapi merupakan merupakan sekelompok sekelompok gangguan gangguan
dengan dengan gejala gejala terkai terkait, t, yaitu yaitu istila istilah h umum yang yang digunak digunakan an untuk untuk menggam menggambar barkan kan suatu suatu keadaan radang prostat. Peradangan kelenjar prostat ini terjadi pada pria, dimana reaksi inflamasi inflamasi atau peradangan peradangan ini dapat disebabkan disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri. bakteri. Prostatit Prostatitis is dikatakan akut karena terjadi secara mendadak dan berlangsung lebih singkat. Sementara jika prostatitis berlangsung lama atau persisten maka disebut dengan prostatitis kronis. Prostatitis akut termasuk pada prostatitis yang bersifat infektif. Artinya peradangan pada kelenjar prostat terjadi karena terinfeksi bakteri (Nickel, 20!". B. Etio tiologi logi #tiologi atau penyebab dari prostatitis antara lain sebagai berikut $ . %diopatik &ebe &ebera rapa pa keja kejadi dian an pros prosta tati titi tiss terk terkada adang ng terj terjad adii begi begitu tu saja saja tanpa tanpa dike diketa tahu huii
penyebabnya, baik ditelusuri dari anamnesis kepada penderita ataupun setelah dilakukan pemeriksaan (Nickel, 20!". 2. Agent Agent infeksiu infeksiuss (bakteri (bakteri,fu ,fungi ngi,, mikoplasm mikoplasma" a" %nfeksi bisa terjadi akibat dari bakteri yang berasal dari usus atau melalui aliran darah yang telah menempuh perjalanan dari infeksi lain di dalam tubuh. 'al yang dapat memicu terjadinya infeksi adalah kerusakan pada prostat itu sendiri, misalnya adanya luka setelah operasi prostat dilakukan. ransmisi hubungan seksual tidak berpengaruh pada penyakit prostatitis akut ()ampeggi et al., al., 20*". !. Stri Strikt ktur ur uret uretra ra Striktur uretra merupakan kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal uretra, saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar dari tubuh. Penyempitan saluran uretra ini dapat memicu terjadinya refluks urin ataupun penumpukan urin pada saluran uretra, sehingga dapat menyebabkan peradangan pada organ sekitar uretra seperti pada prostat akan terjadi prostatitis (Sudoyo, 200+". *. 'ype 'yperp rpla lasi siaa pre prest stat atik ik erjadinya hiperplasia pada kelenjar prostat akan menginduksi terjadinya inflamasi pada kelenjar prostat, sehingga dapat memicu terjadinya prostatitis ()ampeggi et al., al., 20*". C. Ep Epid idem emio iolo logi gi Prealensi prostatitis berariasi di berbagai belahan dunia $ * - di &elanda, * - di
inlandia, / - di alaysia, 1,1 - di anada, dan 2,3 - di Singapura . 4iperkirakan kalau
separuh dari seluruh laki5laki yang ada di dunia akan mengalami gejala prostatitis sepanjang hidupnya. Pada a6al tahun ++05an di 7SA jumlah kunjungan penderita dengan prostatitis sebanyak 2 juta per tahun, menandingi jumlah kunjungan penderita dengan Benign Prostatic Hiperthropy (&P'" pada tahun yang sama (Naber, 20". 7mur penderita yang paling sering menderita prostatitis adalah kurang dari 80 tahun. Studi epidemiologis dari prostatitis dibatasi oleh pasien atau ingatan dokter kondisi dan oleh dokter kekeliruan dalam membuat diagnosis. arena prostatitis disebabkan oleh bakteri, dan prostatitis abakterial terutama kronis, dapat hadir dengan berbagai gejala, sulit untuk memberikan angka yang tepat mengenai kejadian subtipe indiidual pen yakit (Naber, 20". D. Faktor Resiko &eberapa peneliti berpendapat prostatitis adalah
penyakit non infeksius yang
disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, problem psikologis seperti stres dan depresi, keadaan psikologis yang umum dijumpai pada penderita prosatatitis. Sulit ditentukan apakah problem psikologis menyebabkan prosatatitis atau prosatatitis justru merupakan penyebab gangguan psikologis. edua, penyakit autoimun atau seperti sindrom 9eiter sebagai penyebab prosatatitis. 'al tersebut berdasarkan beberapa kasus yang diasumsikan bakteri penyebab telah dieliminasi setelah terapi antibakteri teryata respons imun atau inflamasi prostat tetap ada. etiga, penyebab organik seperti disfungsi neuromusknlar leher kandung kemih, spasme uretra dan mialgia akibat menegangnya otot dasar panggul. empat, inflamasi yang diinduksi oleh bahan kimia6i. Akibat refluks urin ke dalam duktus prostatikus, dapat menyebabkan prostat terpajan bahan kimia6i dalam urin, seperti asam urat yang selanjutnya memicu reaksi inflamasi. elima, pasien prostatitis sebenarnya menderita sistitis interstisial sedangkan gejala prostatitis yang dialami hanyalah gejala ikutan dari sistitis interstisial (rieger :N, 202". E. Tanda dan gejala Sebagaimana penyakit infeksi dan proses inflamasi lainnya, gejala prostatitis berupa
pembengkakan dan nyeri. erjadi penyempitan saluran uretra sehingga menyumbat leher kandung kemih. ;ejala PN& biasanya tidak terlalu jelas dan cenderung ringan sehingga sering diabaikan. umpulan gejalanya berupa nyeri, gangguan berkemih, dan gangguan fungsi seksual. Nyeri terbanyak dirasakan pada panggul atau pinggang belakang ()ariani, 202". ;angguan berkemih berupa disuria, urgensi dan rasa tidak lampias. ;angguan fungsi seksual berupa disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, dan infertilitas. Semua gejala itu dapat menurunkan kualitas hidup penderita pada derajat yang sama dengan penyakit jantung
koroner atau penyakit )rohn. Prostatitis juga mengakibatkan gangguan kesehatan mental penderita yang serupa dengan penderita diabetes melitus atau penyakit gagal jantung kongestif ()ariani, 202". F. Penegakan diagnosis . Anamnesis Pasien sering merasa malu dengan masalah genitalia mereka.
pertanyaan yang harus diajukan dengan hati5hati (heodorou, 202". enurut =hitfield (20!" Anamnesis dari prostatitis harus mencakup pertanyaan5pertanyaan berikut $ a. Apakah ada disuria> b. Apakah ada frekuensi berkemih> c. Apakah ada nokturia apapun> d. Apakah ada dribbling terminal berkemih> e. Apakah ada keraguan berkemih> f. &agaimana penuh adalah aliran kemih> g. elah gejala berkembang secara bertahap atau tiba5tiba> h. Apakah ada inkontinensia atau urgensi berkemih> ungkin ada inkontinensia stres, ketidakstabilan detrusor, detrusor underactiity atau obstruksi uretra. elainan berkemih pada pria paling sering disebabkan oleh prostatism. 'al ini menyebabkan keraguan, mengurangi kekuatan aliran urin dan dribbling terminal. ;ejala prostatism dapat dinilai dengan menggunakan Skor %nternasional ;ejala Prostat (%5 PSS" tetapi ini tidak memberikan indikasi dari tingkat ukuran prostat atau sifat patologi yang mendasari.
air atau meluap inkontinensia (=hitfield, 20!". Pemeriksaan fisik ula5mula pasien diperiksa dalam keadaan terlentang dengan abdomen dan genetalia terbuka penuh (heodorou, 202". a. %nspeksi %nspeksi harus mencakup abdomen (massa, distensi kandung kemih" dan lipat paha (hernia, kelenjar limfe", serta penis dan skrotum. Sering kali, penyakit yang dikeluhkan dapat dilihat dengan mudah. Pada remaja dan de6asa, prepusium harus ditarik untuk memastikan tidak ada fimosis atau k elainan lain. &ila fimosis menghambat penarikan preputium, dianjurkan dilakukan sirkumsisi (heodorou, 202". b. Palpasi
Pada palpasi penis dapat diidentifikasi adanya fibrosis dibatang penis pada penyakit Peyronie, tetapi umumnya tidak banyak bermanfaat. Palpasi isi skrotum ditujukan untuk mengidentifikasi struktur normal dan hubungan kelainan dengan struktur5struktur tersebut. 4engan menggunakan kedua tangan, tiap5tiap testis dipegang bergantian. estis sangat
sensitif sehingga
harus
dipegang
dengan
hati5hati.
onsistensinya harus seragam dan kenyal tanpa benjolan diskret atau indurasi yang mungkin mengisyaratkan tumor. Pembesaran difusi dan nyeri tekan hebat pada testis pria berumur mengisyaratkan orkitis, sedangkan testis yang sangat nyeri, tertarik kearah pangkal skrotum, terletak melintang pada remaja kemungkinan besar mengalami torsio (heodorou, 202". elanjar limfe inguinal harus selalu di palpasi sebagai bagian dari pemeriksaan genitalia pria. &iasanya satu dari 2 kelenjar limfe yang menyerupai ?untaian mutiara@ dapat teraba di tiap5tiap lipat paha, tetapi pembesaran yang lebih generalisata dapat terjadi pada penyakit peradangan dan karsinoma penis. umor testis bermetastasis ke kelenjar aorto5iliaka, bukan ke lipat paha, sehingga abdomen harus dipalpasi bila dicurigai ada metastasis. Pemeriksaan prostat per rektum diindikasikan bila pasien !.
memperlihatkan gejala obstruksi aliran kandung kemih (heodorou, 202". Pemeriksaan penunjang a. Persiapan Posien dan Pengumpulan Spesimen 7ntuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur bakteri kuantitatif urin dan sekret prostat, spesimen didapatkan dengan menggunakan metode spesimen empat porsi menurut eares5Stamey yang diperkenalkan sejak tahun +1/. ini teknik itu jarang dilakukan tetapi pemeriksaan tersebut tetap dianggap sebagai baku emas. Pengambilan spesimen harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih penuh. Sebelumnya harus dijelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan menandatangani persetujuan tindakan (informed consent". 'arus dilakukan tindakan aseptik pada glans penis dengan menggunakan larutan antiseptik. &agi laki5laki yang tidak disunat maka prepusium harus ditarik ke belakang meniauhi glans penis. emudian dilakukan tindakan aseptik dan prepusium tetap ditahan selama berkemih dan saat pengeluaran sekret prostat. 7rin dan sekret prostat penderita ditampung dalam empat 6adah yang berbeda. =adah tersebut harus steril, bermulut lebar, bertutup, ditulis identifikasi dan porsi yang ditampungnya sebagai voided bladder (&%, B&2, dan &!" atau expressed
prostatic secretion (#PS". Penderita berkemih dan urin petama sebanyak 850 m ditampung pada 6adah pertama (Ctsl". Pancaran selanjutnya ditampung pada 6adah kedua (B&2" sebanyak 850 ml. Setelah itu dilakukan pemijatan kelenjar prostat. Selama pemijatan, penderita harus menahan kencing dalam keadaan relaks dan tidak boleh mengencangkan sphincter ani atau otot5otot dasar panggul supaya diperoleh sekret prostat dalam jumlah cukup. Sekret prostat yang keluar ditampung pada 6adah ketiga (#PS". emudian penderita berkemih lagi dan urin sebanyak 850 ml ditampung pada 6adah keempat (B&!". 7rin dan sekret prostat segar kurang dari % jam harus segera diperiksa mikroskopis dan di kultur (4omingue 4:, 20". b. Pemeriksaan ikroskopis Pemeriksaan mikroskopis pada #PS dapat membantu mengidentifikasi proses inflamasi. :ika ditemukan lekosit dalam jumlah bermakna maka disimpulkan telah terjadi respon terhadap proses inflamasi pada prostat. &erbagai kriteria angka diajukan untuk menentukan batas jumlah lekosit dalam #PS. Sebagian besar penelitian menggunakan jumlah D20 lekositElapangan pandang besar. &elakangan ini banyak yang menggunakan jumlah l0 lekositEFP& atau 000 lekosit tanpa piuria, untuk menyatakan apakah terjadi proses inflamasi pada prostat atau tidak. Apabila #PS tidak didapatkan maka B& dan Cts2 0G lebih kecil daripada B&! digunakan untuk konfirmasi inflamasi kelenjar prostat. enurut penelitian yang dilakukan oleh )aliatli et al pemeriksaan mikroskopis pada spesimen B&! menunjukkan sensitiitas yang lebih tinggi dibandingkan kultur yang berasal dari s6ab uretra. :uga lebih mampu laksana dibandingkan pemeriksaan mikroskopis pada #PS untuk menentukan apakah terjadi inflamasi atau tidak pada jaringan prostat (4omingue 4:, 20". c. Pemeriksaan ultur ultur bakteri digunakan untuk memastikan apakah sindrom prostatitis disebabkan oleh bakteri (prostatitis bakterial akut atau prostatitis nonbakterial". 7mumnya kultur yang dilakukan adalah kultur rutin pada agar darah dan agar ac)onkey. ikroorganisme yang diduga penyebab Prostatitis tumbuh pada media khusus. 'al itu yang diperkirakan mengapa bakteri penyebab Prostatitis tidak dapat tumbuh, sehingga memberi kesan seolah tidak dinfeksi bakterial (4omingue 4:, 20". d. Pemeriksaan Serologi dan %munologi Pemeriksaan Serologi dan %munologi Antibodi terhadap ). trachomatis dapat dideteksi dengan uji fiksi komplemen 7ji mikroimunofluoresefis lebih sensitif untuk
mendeteksi antibodi terhadap ). trachomatis. Pemeriksaan pada infeksi 7. urealyticurr dilakukan dengan metode imunologi secara enHyme5immunoassay (#%A". Selain itu dapat juga digunakan teknik western immunoblat . Pemeriksaan pada infeksi jamur menggunakan antibodi monoklonal spesies spesifik secara serologik. Antibodi imunoglobulin (%g" dapat dideteksi kira5kira dua minggu setelah terinfeksi jamur dan akan betahan kurang dari enam bulan. Setelah terbentuk %g menyusul %g; dibentuk dan mencapai puncaknya 152 minggu serta bertahan sampai beberapa bulan. 9eaksi serologik spesies spesifik pada tipe $ !2 mengindikasikan infeksi jamur. Secara umum pemeriksaan serologi dan imunologi pada infeksi irus bertujuan untuk mendeteksi antigen irus yang terlarut atau terbentuknya antibodi sebagai respons imunitas #F%SA, solid5phase
radio
immunoassay
(SP9%A",
radioimmunoassay
(9%A",
dan
imunofluoresens (4omingue 4:, 20". G. Patogenesis
Sebagian besar infeksi pada duktus urogenital dan organ kelamin asesoris disebabkan oleh organisme yang berjalan asenden melalui uretra. Sehingga faktor mekanis seperti panjang uretra, buang air kecil, dan ejakulasi akan memberi sebagian proteksi terhadap infeksi, meskipun seberapa penting mekanisme pertahanan ini masih belum jelas. Perjalanan sebagian duktus prostatika dan duktus ejakulatorik secara oblik juga dikatakan merupakan mekanisme pertahanan mekanis. Sekresi prostat mengandung sejumlah substansi yang bersifat aktif terhadap berbagai spektrum mikroorganisme (riege :N, 202". Polipeptida mengandung Hinc, yang disebut juga sebagai faktor antibakteri prostat, adalah substansi antimikroba penting yang disekresi oleh prostat. Prostat memiliki kandungan Prostat memiliki kandungan Hinc lebih tinggi dibanding semua organ lain, dan sekresi prostat pada pria normal mengandung Hinc dalam kadar yang tinggi. Aktiitas bakterisid dari sekresi prostat terhadap berbagai organisme gram negatif dan gram positif merupakan peran kadar Hinc secara langsung. Pria yang telah terdiagnosis menderita prostatitis kronis memiliki kadar Hinc di dalam cairan prostat yang signifikan lebih rendah, namun kadar Hinc ini masih di dalam batas normal. Suplemen Hinc oral tidak dapat meningkatkan kadar Hinc di dalam sekresi prostat pria penderita prostatitis bakteri (riege :N, 202".
9espons imun lokal prostat teraktiasi setelah kontak dengan patogen terutama pada parenkim prostat. emudian dengan segera terjadi infiltrasi limfosit pada stromaprostat. %nfiltrasi sel inflamasi yang terdiri netrofil, limfosit, dan makrofag, hanya terbatas pada lapisan epitel dan Hona duktus prostatikus. erjadi akumulasi sekret prostat di sekitar lapisan epitel sehingga akan membentuk semacam gelembung yang akan menimbulkan obstruksi kelenjar prostat. alkuli prosat juga turut berperan pada proses inflamasi dengan menimbulkan obstruksi di pusat duktus prostatikus. 'al tersebut menghalangi pengeluaran sekret prostat bahkan dapat menjadi tempat bersarangnya patogen
bakteri sehingga
mikroorganisrne dapat terhindar dari respons imun tubuh pejamu atau antibiotik (Nickel, 20!".
&akteri patogen terakumulasi di organ genitalia eksterna I &erjalan asendens di uretra pars spongios ahingga uretra pars prostatika ↓
&akteri berjalan oblik di duktus ejakulatorius ↓
Prostat keluarkan Hinc bersifat bakterisidal ↙
&akteri tereliminasi sempurna
↘
bakteri tidak tereliminasi
↓
↓
Pasien sembuh
aktiasi respon imun lokal di prostat ↓
infiltrasi sel5sel imun inflamatorik (makrofag, neutrophil, eosinophil, basophil" ↓
erjadi reaksi inflamasi terbatas di Hona epitel duktus prostat ↓
Akumulasi sekret prostat menimbulkan gelembung ↓
hampir serupa dengan prostatitis bakterial kronis. Pada indiidu normal, laki5laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. 7retro distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme non-pathogenic fastidious gram positif dan gram negatif. 'ampir semua %S disebabkan inasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam saluran kemih yang lebih distal, misalnya kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu inasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah refluks esikoureter. Proses inasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkin akibat lanjut dari bakteriemia. ;injal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat S. Aureus (Samirah, 200+". Prostatitis secara umum digambarkan sebagai proses fokal baik akut maupun kronis. Area inflamasi sangatberdekatan dengan Hona periferal, kemudian meluas ke Hona periuretral. Jona periferal prostat tersusun atas sistem duktus yang drainasenya kurang baik. :ika prostat
mengalami pembesaran akan mengakibatkan obstruksi uretra. Selanjutnya akan menyebabkan refluks urin ke dalam duktus prostatikus. Apabila urin yang terkontaminasi mikroorganisme misalnya kuman penyebab PS mengalami refluks, maka akan mengakibafkan infeksi aseending dan dimulainya proses inflamasi ()oyle et al., 200". Sebagaimana penyakit infeksi dan proses inflamasi lainnya, gejala prostatitis berupa pembengkakan dan nyeri. erjadi penyempitan saluran uretra sehingga menyumbat leher kandung kemih. ;ejala prostatitis biasanya tidak terlalujelas dan cenderung ringan sehingga sering diabaikan. umpulan gejalanya berupa nyeri, gangguan berkemih, dan gangguan fungsi seksual. Nyeri terbanyak dirasakan pada panggul atau pinggang belakang. ;angguan berkemih berupa disuria, urgensi dan rasa tidak lampias. ;angguan fungsi seksual berupa disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, dan infertilitas. Semua gejala itu dapat menurunkan kualitas hidup penderita pada derajat yang sama dengan penyakit jantung koroner atau penyakit )rohn. Prostatitis juga mengakibatkan gangguan kesehatan mental penderita yang serupa dengan penderita diabetes melitus atau penyakit gagal jantung kongestif ()oyle et al., 200". !. Gam"aran istopatologi 4alam prostatitis bakteri, penularan bakteri adalah umum, tetapi hematogen, limfatik,
dan penyebaran bersebelahan infeksi dari organ sekitarnya juga harus diperhatikan. eskipun berbagai rute telah didalilkan, tidak ada telah tegas dibuktikan (rieger et al., 20". Sebuah ri6ayat penyakit menular seksual dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk gejala prostatitis. Adanya sel inflamasi akut pada epitel kelenjar dan lumen prostat, dengan sel5sel inflamasi kronis pada jaringan periglandular, ciri prostatitis (lihat gambar di ba6ah". Namun, kehadiran dan kuantitas sel5sel inflamasi dalam urin atau prostat sekresi tidak berkorelasi dengan keparahan gejala klinis (rieger et al., 20".
Gam"ar 2.1 Sebuah infiltrat inflamasi campuran spesifik yang terdiri dari limfosit, sel
plasma, dan histiosit khas di prostatitis bakteri kronis (rieger et al., 20".
#. Penatalaksanaan . erapi lama Selain itu, terus menerapkan obat obat mengurangi peradangan dan mencegah
perkembangan berbagai komplikasi. Pera6atan unutk acute bacterial prostatitis adalah peresepan antibiotik5antibiotik oral, biasanya ciprofloGacin ()ipro" atau tetracycline (Achromycin". Pera6atan rumah termasuk minum cairan5cairan yang banyak, obat5obat pengontrol nyeri, dan istirahat. :ika pasiennya sakit secara akut atau mempunyai sistim imun yang dikonmpromiskan (contoh, sedang mengambil kemoterapi atau obat5obat penekan imun atau mempunyai '%BEA%4S", pera6atan di rumah sakit untuk antibiotik5 antibiotik intraena dan pera6atan mungkin diperlukan (&rede, 20". Selain pemberian obat obatan antibiotik, pasien mungkin juga harus diberikan paracetamol dan ibuprofen. Pemberian obat5obatan pereda sakit semacam ini diberika untuk menurunkan panas jika pasien mengalami demam. 4alam beberapa kasus, terkadang pasien perlu diberikan obat obatan pereda sakit yang lebih kuat lagi (&rede, 20". 2. erapi baru
etode yang paling modern 5 elektroforesis, laser dan terapi suara (pengobatan dengan lintah", pera6atan spa lumpur suite. :angan menolak untuk dokter dan metode pengobatan tradisional 5 pijat prostat, fisioterapi, akupuntur (&rede, 20" $ a. isioterapi pera6atan Penggunaan teknologi baru sangat populer seperti metode kompleks pengobatan prostatitis kronis, yang terdiri dari terapi medis dan fisik. b. #fek magnetik etode atas dasar medan magnet. indakan ini dilaksanakan pada tingkat molekuler, dan di ba6ah pengaruh perbaikan sel listrik, mempercepat proses menghilangkan produk5produk limbah. 'asil dampak tersebut menjadi normalisasi metabolisme, penghentian proses inflamasi, pemulihan jaringan yang sakit. Pasukan medan magnet untuk bekerja pertahanan tubuh tanpa menggunakan obat 5 pil dan suntikan. c. #fek termal Selain yang diuraikan di atas metode hari prostatitis diperlakukan oleh proses termal. #fek perlakuan panas pada tingkat jaringan. Panas mengaktifkan metabolisme protein, blok transmisi nyeri (maka efek analgesik". apiler membesar, meningkatkan sirkulasi darah, yang menyebabkan metabolisme lebih cepat dan mobilisasi sumber daya tubuh pasien. edua metode ini 5 pera6atan magnetik dan termal 5 meningkatkan pengaruh obat dengan mengorbankan sifat5sifatnya. d.
$. $omplikasi . Prostatitis &akteri ronis a. 4efinisi Prostatitis &akteri ronis Prostatitis bakteri kronis merupakan penyebab penting
menetapnya bakteri di dalam saluran kencing bagian ba6ah pada pria. Prostatitis bakteri kronis dapat menyebabkan disfungsi sekresi kelenjar prostat. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan p' sekresi prostat, perubahan rasio isoHymes lactic dehydrogenase (F4'", dan peningkatan kadar immunoglobulin. Perubahan yang lain adalah penurunan berat jenis spesifik sekresi prostat, faktor antibakteri prostat, kadar kation ( Hinc,
magnesium, dan kalsium", asam sitrat, spermine, kolesterol, acid phosphatase, dan lysoHyme. emuan ini menunjukkan kalau prostatitis bakteri berhubungan dengan disfungsi sekresi kelenjar prostat secara menyeluruh (%o, 20". b. anda dan ;ejala ;ejala yang khas adanya infeksi saluran kencing yang rekuren. Angka kejadiannya diperkirakan 8K0- dari seluruh penderita prostatitis. erita prostatitis. anda berariasi dimulai dari disuri atau kadang tidak ada gejala sama sekali, bisa juga nyeri 6aktu ejakulasi, hemospermia atau nyeri pelic. adang penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali (%o, 20". c. #tiologi Agen penyebabnya sama dengan prostatitis bakteri akut. uman batang gram negatif, termasuk enterrobakteria dan pseudomonas merupakan kuman pathogen paling penting. uman kokus gram positif, seperti Streptococcus faecalis atau Stapfilococcus saprophiticus merupakan penyebab pada sebagian kasus (%o, 20". d. Penegakkan diagnosis Pemeriksaan saluran kencing selama serangan bakteriuria kandung kemih tidak akan bermanfaat, penderita diealuasi jika urine pencar tengah telah steril. adang perlu menghilangkan kuman yang ada di dalam urine kandung kemih dan uretra dengan memberi obat, seperti penisilin ; atau nitrofurantoin agar didapatkan pemeriksaan diagnostik (Shukla, 20". Penderita prostatitis bakteri kronis yang dilakukan pemeriksaan patologi dilakukan pemeriksaan magnetic resonance (9" imaging menunjukkan metabolik yang abnormal menunjukkan false5positie diagnosis kanker. Paling umum 9 imaging pada penderita prostatitis didapatkan signal intensity (S%" fokal yang rendah dan ini tidak menunjukkan spesifik untuk kanker (Shukla, 20". e. ata laksana erapi antimikroba untuk infeksi bakteri lokal sangat tergantung pada kadar obat mencukupi yang sampai ke tempat infeksi. Namun banyak obat Namun banyak obat memiliki daya penetrasi yang jelek ke parenkim prostat. Sementara antimikroba lain yang mampu mencapai leel memadai di jaringan, seperti eritromisin, namun memiliki spektrum yang kurang memadai untuk kuman pathogen di prostat. rimethoprim K sulfamethoGaHole telah menjadi ?baku emas@. rimethoprim memiliki 2 sifat yang bermanfaat$ mampu mencapai parenkim prostat dengan kadar yang memadai, dan efektif terhadap sebagian besar pathogen yang umum dijumpai di prostat. erapi jangka
panjang trimethoprim (/0 mg" ditambah sulfamethoGaHole (*00 mg" per oral 2 kali sehari selama *K1 minggu ternyata lebih baik untuk memperpendek masa terapi (%o, 20". 2. Inflammatory Chronic Pelvic Pain Syndrome a. 4efinisi %nflammatory )hronic Pelic Pain Syndrome secara khas tidak menyebabkan disuria seperti cystitis. 4isertai dengan gejala yang paling menonjol berupa nyeri pelis yang kronis (perineal, testikular, penis, perut ba6ah dan ejakulasi".Penderita merasa tidak nyaman pada pelis biasanya berlangsung kurang dari ! bulan. 4iperkirakan angka kejadiannya *0K18- dari seluruh penderita prostatitis (4imitrako,et al , 202". b. #tiologi Penyebabnya tidak diketahui, mungkin infeksi dengan )hlamydia trachomatis, ycoplasma hominis, richomonas aginalis atau irus. 4iagnosis banding yaitu sistitis interstitial dan karsinoma in situ kandung kemih (4imitrako, et al , 202". c. anda dan ;ejala ;ejala dan tanda sistemik tidak ada. Pemeriksaan genital tidak begitu bermakna, dan prostat masih dalam batas normal saat dilakukan pemeriksaan rektum (Shukla, 20". d. Penegakkan 4iagnosis Penyakit ini dapat disertai gejala iritasi saluran kencing bagian ba6ah. Sehingga untuk penderita tertentu perlu dilakukan pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan endoskopik dengan cermat, dan mengambil spesimen kandung kemih yang adekuat untuk pemeriksaan biopsi (Shukla, 20".
e. ata laksana
Ta"el 2.1 Pilihan pengobatan oral untuk prostatitis kronik sindroma nyeri pelis kronik ()apodice :F, et al , 200".
erapi ternyata memberi hasil yang tidak memuaskan bagi sebagian besar penderita.
;ejalanya ditandai dengan keluhan nyeri pelis yang kronis (perineal, testikular, penis, perut bagian ba6ah dan ejakulasi". enyebabkan disuria tidak seperti pada cystitis, hesitancy urine, buang air kecil yang menetes, dan pancaran yang lemah. Pada penderita ini sekresi prostat nampak normal tanpa disertai peradangan. ;ejala juga mungkin karena eksaserbasi aktiitas seksual. Pemeriksaan fisik urogenital umumnya tidak bermanfaat. 9asa tidak nyaman atau nyeri di daerah pelis berlangsung ! bulan. 4iperkirakan kejadiannya 20K*0- dari semua kasus prostatitis sindroma (4imitrako et al., 202". c. ata laksana erapi yang sekarang diberikan hasilnya kurang memuaskan. erapi yang direkomendasikan erapi yang direkomendasikan mencakup masase prostat, obat anti5 inflamasi, obat antikolinergik, pelemas otot, reseksi prostat transuretra, mandi duduk, diatermi, olah raga, fisioterapi, dan psikoterapi. Sebagian dokter merekomendasikan agar memperbanyak frekuensi ejakulasi untuk mengurangi ?kongesti@, sementara sebagian yang lain merekomendasikan agar tidak melakukan ejakulasi, menghindari alkohol, kopi, teh, makanan pedas, dan sebagainya. &ukti objektif yang menunjukkan bah6a tindakan ini dapat berdampak pada perjalanan penyakit hanya sedikit. erapi non5antimikroba adalah dengan pemberian obat pemblok alfa5adrenergik untuk mengobati disfungsi neuromuskuler yang oleh sebagian ahli dianggap sebagai penyebab. Sejumlah kecil penelitian menunjukkan bah6a penderita akan mendapat manfaat dari obat pemblok alfa5adrenergik seperti fenoksibenHamin, fentolamin, atau teraHosin (4imitrako et al., 202".
,. Prognosis Prognosis pada pasien dengan kejadian pertama dari prostatitis bakteri akut baik,
dengan terapi antibiotik yang agresif dan kepatuhan pasien yang baik. Pada pasien dengan prostatitis kronis berulang yang mungkin hadir dengan eksaserbasi akut, faktor yang mendasari penyebab mempengaruhi hasil (rieger et al., 20". Prostatitis dapat menyebabkan urosepsis dengan kematian yang terkait signifikan pada pasien dengan diabetes mellitus, pasien dialisis untuk gagal ginjal kronis, pasien yang immunocompromised, dan pasien pasca operasi yang telah instrumentasi uretra. Prostatitis
kronis dan tanpa gejala prostatitis inflamasi belum definitif terkait dengan perkembangan kanker prostat (rieger et al., 20".
DAFTAR P-+TA$A
&rede ), Shoskes 4A. 20. he etiology and management of acute prostatitis. Nat 9e 7rol. /(*"$20352. )ampeggi, A., toolRpubmedMpubmedidR11+/!*1". 4omingue 4:, 'ellstrom =:;. Prostatitis. )lin icrobiol 9e.O 20%%$10*5!. %o arfusser, 4. 20. reatment, %n$ )hronic Prostatitis,(http$EE666.prostatitis.orgEtarfEp8.ht m.". rieger :N, 4obrindt 7, 9iley 4#, ckRnc k.". Sudoyo, Aru =. 200+. Bu%u ar Ilmu Penya%it 'alam edisi ( #ilid $. :akarta$%nterna Publishing. heodorou ), &ecopoulos . Prostatitis. Prostate )ancer and Prostatic 4iseses.lt ed. Athens$ acmillan Publishers FtdO 202.p.2!*5*<. =hitfield 'NO A&) of urology$ 7rological ealuation. &:. 20! Aug 21O!!!(3818"$*!258.