Tugas II
PROSES PENELITIAN ILMIAH DALAM HUBUNGAN H UBUNGAN INTERNASIONAL: PENDEKATAN PENDEKATAN DAN TAHAPAN
Disusun oleh : Victory Victory Christin Natalia Natalia S Nim
: 1501111385
Mata Kuliah : MIHI Kelas
: B+C
Jurusan Hubungan Internasional Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu politik Universitas Riau 2018
Pendahuluan
Pentingnya nilai validitas dan praktis dari disiplin ilmu hubungan internasional, mendorong para ilmuwan hubungan internasional untuk sepeakan akan perlunya pendekatan ilmiah. Menjadikan penentuan metode sebagai instrumen penelitian setelah mendapatkan topik pembahasan. Secara universal, dalam metode penelitian ilmiah, terdapat dua macam pendekatan, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Dimana kedua pendekatan ini memiliki tahapan atau proses yang berbeda. Untuk itu pada tulisan ini akan membahas mengenai proses penelitian ilmiah dalam hubungan internasional, pendekatan dan tahapan. Proses Penelitian Ilmiah dalam Hubungan Internasional 1. Pendekatan
Dalam perkembangan hubungan internasional, terdapat dua pedekatan akademis yaitu pendekatan tradisionalis dan pendekatan saintifik. Kedua pendekatan ini merupakan bagian dari perdebatan mengenai paradigma, keduanya juga bersaing dalam mempengaruhi jalannya studi dan penelitian tentang hubungan internasional dan masing-masing memiliki pendukung yang kuat hingga sekarang. Walaupun sebenarnya kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi dan memanfaatlan hasil studi masing-masing. 1 Pendekatan tradisionalis berkembang pada awal perkembangan studi hubungan internasional. Menurut Charler A. McClelland, pada proses yang dianjurkan oleh penganut wisdom outlook itu. Para teoritisi tradisionalis berpendapat bahwa, hampir semua hal tentang hubungan internasional telah diketahui dan dipahami oleh generasi teoritisasi yang terdahulu. Karena itu yang penting adalah mengungkapkan kembali pengetahuan ini kepada setiap generasi baru dan menerapkannya ke fakta dan situasi masa kini. Mereka meyakini tidak ada
jalan
pintas
menuju
pengetahuan.
Pengetahuan
tentang
hubungan
internasional harus diperoleh melalui pengalaman praktis dan studi masala lalu. 1
Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990,
Hal. 64
Lalu, pendekatan saintifik didasarkan akan keyakinan bahwa banyak hal baru dalam perilaku internasional yang perlu dipelajari dan bahwa kita bisa melakukan penemuan tentang arus interaksi yang merupakan esensi hubungan internasional. Tujuan pendekatan saintifik adalah mempelajari pola-pola dan kecenderungan sehingga bisa melakukan ramalan tentang aoa yang mungkin akan terjadi dalam hubungan internasional. Dengan berusaha menemukan pola perilaku dan memperkirakan kemungkinan berulangnya kejadian tertentu di masa depan. Yang akan dilakukan adalah mengembangkan keahlian menunjukkan untuk meramalkan bahwa kalau kondisinya seperti ini maka sesuatu hal akan terjadi. Jika pendekatan tradisionalis mengusulkan metode observasi dari sudut pandang pengalaman praktif dan studi masa lalu. Lalu prosedur yang dianjurkan oleh pendekatan saintifik pada dasarnya mengenai, pembentukan hipotesa yang bisa
diuji,
pengujian
hipotesa
dan
pengumpulan,
pembandingan
dan
pengintegrasian penemuan dari berbagai pengujian dan berbagai hipotesa. Kedua pendekatan ini, seperti telah dibahas masih belum menghasilkan pengetahuan hubungan internasional yang meyakinkan. Masing-masing tidak bisa menunjukkan keunggulan atas yang lain dalam menghasilkan teori. Namun harus diakui bahwa metode yang dianjurkan oleh kedua pendekatan itu tetap bisa dimanfaatkan untuk pengembangan studi hubungan internasional. Kita tidak boleh mengabaikan hasil studi teoritisi tradisionalis berdasarkan pengalaman dan sejarah.
Juga,
walaupun
penerapan
metode
saintifik
sebelum
banyak
mengahasilkan generalisasi dalam transaksi internasional, kita tetap harus menghormati upaya mereka yang menempuh jalan ini. (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Alternatif dalam Metodologi Hubungan Internasional.) Pendekatan kualitatif menggunakan rasionalitas yang mengaharuskan objek penelitian tidak dilepaskan dari konteksnya. Titik tolak pendekatan kualitatif ini adalah alamiah, dimana penelitian ini mengasumsikan bahwa realitas empiris terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural dan saling berkaitan satu sama
lain.2 Sedangkan pendekatan kuantitatif menggunakan positivitik-ilmiah sebagai dasar penelitian. Dimana segala sesuatu bisa dikatakan ilmiah jika dapat diukur dan diamat secara objektif yang arahnya pada kepastian dan kecermatan. Sehingga, penelitian dengan pendekatan kuantitatif memunculkan berbagai bentuk percobaan atau eksperimen, perlakuan, pengukuran, uji lapangan dan uji statistik. Pendekatan kualitatif sifatnya alamiah, sehingga dalam mengungkap realitas tentunya tidak menggunakan pengukuran yang baku, pasti dan tidak manupulatif. Faktor yang ditekankan pada pendekatan ini adalah keaslian dan kepastian. Sehingga, kriteria kualitatif lebih menekankan pada relevansi yaitu berdasarkan kepekaan indivisu pada lingkungan sebagaimana adanya. Sedangkan pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada fitaf penelitian yang ilmiah. Peneliti kualitatif mencari hubungan sebab-akibat secara
alamiah.
Meneliti bagaimana gejala, kondisi dan fenomena sosial yang sedang terjadi memepengaruhi atau memnculkan fenomena baru. Sebagai contoh, fenomene security dilemma di Asia Timur. Dengan adanya pengembangan militer dan juga nuklir Korea Utara mengakibatkan Korea Selatan dan Jepang juga turut mengembangkan aktifitas militernya juga. Pada awalnya fenomena ini tidak dipersiapkan oleh peneliti, konsep security dilemma disesuaikan dengan realitas yang ada. Oleh sebab itu, pendekatan kualitatif ini berangkat dari pengetahuan umum yang telah diketahui, sehingga penelitiannya diuji berdasarkan data dilapangan. Sedangkan penelitian kuantitatif menjadikan teori sebagai dasar, yang kemudian diterjemahkan kedalam proposisi yaitu, pernyataan yang dapat duji kebenarannya untuk selanjutnya dijadikan turunan yaitu hipotesis. Pengujian hipotesis ini menggunakan eksperimen dan pegolahan data yang sifatnya statistik. Jadi penelitian dengan pendekatan kuantitatif hanya mencari fokus kecil diatara berbagai fenomena sosial yang sesuai dengan teori yang khendak dibuktikan.
2
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (edisi kedua), Jakarta: Erlangga, 2009, Hal. 23
Dari pemaparan diatas dapat dilihat perbedan penelitian ilmiah yang menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Hubungan Internasional sendiri lebih sesuai jika menggunakan pendekatan kualitatif. Karena hubungan internasional merupakan fenomena sosial. Dimana peneliti harus melihat fenomena tersebut terjadi , lalu mengaitkannya dengan teori atau konsep yang ada. Bukan seperti penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang menetapkan teori terlebih dahulu, lalu melihat fenomena yang terjadi. Dalam peneltian ilmiah hubungan internasional juga terdapat pendekatan alternatif. Dimana pedekatan alternatif ini menjadi instrumen pelengkap dan juga penguat dari pendekatan yang sifatnya kualitatif tadi. Pendekatan alternatif tersebut antara lain, yaitu teori kritis dimana dalam teori kritis ini yaitu dunia harus dipahami dalam hal kekuatan-kekuatan ekonomi dan sosial, kemudian negara-negara dipahami dalam hal fungsinya. Kemudian pendekatan alternatif yang kedua adalah pendekatan posmodernisme. Yang ketiga adalah pendekatan konstruktivisme dan yang terakhir adalah pendekatan feminisme. 2. Tahapan
Penelitian ilmiah pada umumnya memiliki aturan-aturan terntentu, yang tercermin dalam pemaparan tahapan proses penelitian ilmiah. Tahapan proses penelitian ini menyebar dari perumusan suatu permasalahan hingga pada penulisan laporan. Namun, pemahaman pada tahapan proses penelitian imiah ini salain berkaitan satu sama lain. Untuk itu, satu tahapan proses penelitian juga mengasumsikan tahapan yang sebelumnya terjadi. Berikut proses penelitian ilmiah secara umum dibagi dalam empat bagian, yaitu masalah, hipotesis, pengujian hipotesis dan kesimpulan.3 Pada tahap masalah, proses penelitian ilmiah mengenai pengajuan masalah (latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian secara umum, dan kegunaan 3
penelitian).
Kemudian
masuk
ketahap
hipotesis
mengenai
Proses Penelitian Ilmiah, http://www.univpgri-palembang.ac.id/perpusfkip/Perpustakaan/Empiricsm/04_bab_2_penelitian.pdf , diakses pada 25 Februari 2018 (22:15 WIB), Hal. 16
penyususunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis (pengkajian teori yang digunakan, pembahasan penelitian yang relevan, penyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis dan perumusan hipoteisis. Lalu masuk kedalam metodologi penelitian (tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengambilan contoh, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Lalu masuk kedalam tahapan pengujian hipotesis, hasil penelitian variabel yang diteliti, teknik analisis, kesimpulan analisis data, penafsiran kesimpulan analisis data dan kesimpulan pengujian hipotesis). Dan tahapan yang terkahir yaitu kesimpulan, ringkasan dan kesimpulan (deskripsi singkat tentang masalah, hipotesis, metodologi dan hasil. Kemudian pembahasan hasil penelitoan dengan membandingakan terhadap penelitian yang lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan. Pengkajian implikasi penelitian dan pengajuan saran. Referensi Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi,
Jakarta: LP3ES Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (edisi kedua). Jakarta: Erlangga Proses Penelitian Ilmiah. http://www.univpgri-palembang.ac.id/perpusfkip/Perpustakaan/Empiricsm/04_bab_2_penelitian.pdf . Diakses pada 25 Februari 2018 (22:15 WIB)