SKRIPSI
PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAPLIKASIAN TEKNIK PENGINTEGRALAN DALAM MODEL SOAL INTEGRAL Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
Diajukan oleh
Nama
: Thalia Thamsir
NIM
: 00000010641
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memfokuskan pada interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia, Depdiknas memuat matematika dalam mata pelajaran dikarenakan matematika membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengelola dan memanfaatkan informasi. Menurut Risnawati (2008) tujuan pembelajaran matematika secara umum adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. (hal. 11) Salah satu indikator untuk melihat ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran matematika yang telah dipaparkan di atas adalah melalui ketuntasan hasil belajar matematika yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum. Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam
2
menguasai matematika, siswa diharapkan mampu menanamkan konsep matematika dan menguasainya. Pemahaman dan penguasaan konsep-konsep matematika sangatlah signifikan karena memungkinkan siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan matematika yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Dengan memahami dan menguasai konsep-konsep penting dalam matematika, siswa dipermudah dalam menjawab
berbagai
model
soal
matematika
dikarenakan
siswa
mampu
mengimplementasikan konsep-konsep penting tersebut ke dalam soal. Hal ini juga tentunya mempermudah siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun dalam praktiknya di lapangan, peneliti menemukan bahwa dalam mata kuliah Kalkulus II sub topik integral, terdapat sebagian besar mahasiswa Universitas Pelita Harapan Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 sukar untuk mendapatkan standar nilai bahkan berada di bawah standar nilai yang telah ditentukan. Ini dikarenakan mahasiswa hanya mampu menyelesaikan soal integral dalam konteks yang sederhana lantaran mahasiswa hanya memiliki kemampuan sebatas mengetahui prosedur matematis dari teknik-teknik pengintergralan dan sebatas menghafalkan rumus serta hanya berfokus pada keterampilan menghitung saja. Hal ini menyebabkan mahasiswa menjadi bingung ketika diberikan soal-soal integral dengan model yang berbeda karena mereka tidak menguasai dan memahami cara pengaplikasian teknikteknik pengintergralan ke dalam soal-soal integral. Berdasarkan permasalahan di atas, mahasiswa harus lebih banyak diarahkan untuk memahami soal dan menguasai penggunaan teknik pengintegralan dalam menyelesaikan soal tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih metode latihan berulang-ulang atau drill sebagai alternatif solusi masalah tersebut untuk meningkatkan penguasaan teknik integral
3
dan penerapan teknik pengitegralan ke dalam soal-soal integral. Peneliti memilih menggunakan metode drill dikarenakan metode drill membatu mahasiswa menanamkan konsep teknik pengintegralan dalam diri mereka dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam akan maksud soal serta membantu mahasiswa memiliki kecakapan dalam menggunakan teknik-teknik pengintegralan sebagai akibat dari keterbiasaan mahasiswa dalam menyelesaikan ragam soal-soal integral. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam
pembelajaran
integral
dengan
cara
meningkatkan
penguasaan
pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal integral setelah diterapkan metode drill. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Penguasaan Pengaplikasian Teknik Pengintegralan dalam Model Soal Integral” 1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa hanya menghafalkan rumus dan berfokus pada pengoperasian matematis bukan pada penguasaan penerapan teknik-teknik integral 2. Kurangnya pemahaman mahasiswa akan penggunaan teknik-teknik pengintegralan dalam model soal-soal integral 3. Rendahnya hasil belajar mahasiswa dalam topik integral. 1.3.
Batasan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah, agar
penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan subjek mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015
4
berkenaan dengan penguasaan pengaplikasian teknik pengintegralan dalam ragam soalsoal integral dengan metode pembelajaran drill yang indikator pencapaiannya adalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral. 1.4.
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, diperoleh rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah menerapkan metode drill? 2. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik-teknik pengintegralan pada model soal-soal integral sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral? 1.5.
Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan metode drill pada mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral 2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam mengaplikasikan teknik-teknik pengintegralan pada model soal-soal integral dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral dengan menggunakan metode drill 3. Meninjau peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan yang ditinjau dari nilai (skor) mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika
5
angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah penerapan metode drill. 1.6.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Peserta Didik
Melalui metode drill, peserta didik diharapkan mampu untuk mengenali model soal integral beserta teknik pengintegralan yang harus digunakan. Selain itu, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik akan konsep dan pengaplikasian teknikteknik pengintegralan. 2.
Bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sehingga pendidik mampu memfasilitasi peserta didiknya untuk mempunyai pengalaman yang banyak agar penguasaan peserta didik akan materi integral dan keterampilan pengaplikasian teknikteknik integral dalam soal-soal integral semakin meningkat serta menjadi masukkan untuk pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas penyampaian materi. 3.
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang mengangkat tema sejenis namun dengan sudut pandang yang berbeda. 1.7.
Penjelasan Istilah
1. Menurut Majid (2014, hal. 214) metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan ketangkasan, kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan.
6
2. Menurut Sardiman (2006, hal. 21) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lain sebagainya.
7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode ditinjau dari segi bahasa Yunani yaitu meta yang berarti sudah atau melampaui dan hodos yang artinya adalah sebuah cara atau jalan. Jika ditinjau secara harafiah, metode berarti sebuah cara kerja yang bersifat sistematis atau telah tersusun untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan. Abdul (2007) berpendapat bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan menurut J. R. David dalam Majid (2014, p. 193) mengatakan bahwa method is a way in achieving something (metode merupakan sebuah cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Djamarah (2010) bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara dalam menyampaikan bahan pelajaran dari pendidik kepada peserta didik dengan mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara optimal. Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut Ahmadi (2005, p. 53) dalam penggunaan sebuah metode yaitu: 1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
8
2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. 3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. 4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). 5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat metiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. 7. Metode
mengajar
yang
dipergunakan
harus
dapat
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Majid (2014) ada beberapa macam metode pengajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah. Metode pembelajaran yang akan diteliti pada penelitian ini adalah metode drill. Metode sendiri dalam sudut pandangan Kristiani tidak lain adalah suatu alat yang diperbolehkan oleh Tuhan untuk digunakan manusia dengan tujuan mempermudah penyampaian sebuah makna dalam memahami masalah-masalah kehidupan tanpa menghilangkan fokus utamanya yaitu Tuhan itu sendiri. Yesus sendiri juga menerapkan
9
banyak metode dalam pelayanannya ketika di bumi dengan maksud menyampaikan Firman Allah kepada manusia. Adapun fungsi dari metode itu sendiri menurut Wina (2010) adalah a. Untuk meningkatkan minat dan mendapatkan perhatian dari peserta didik b. Untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran c. Untuk memudahkan peserta didik dalam menerima bahan yang diberikan oleh pendidik. 2.2. Metode Drill atau Latihan 2.2.1. Pengertian dan Tujuan Metode Drill atau Latihan Para pendidik tentunya memiliki keterampilan-keterampilan tertentu atau suatu ketangkasan misalnya dalam mengaplikasikan sebuah teknik dalam pemecahan masalah. Untuk menguasai sebuah keterampilan dalam pembelajaran di kelas diperlukan latihan yang intens dilakukan. Salah satu metode yang menerapkan latihan sebagai fokus utamanya adalah metode drill. Metode Drill menurut Pasaribu & Simanjuntak (1986, p. 64) merupakan metode pengajaran yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan terhadap apa yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari. Sejalan dengan pendapat Pasaribu dan Simanjuntak, Djamarah (2010) mendefinisikan metode drill yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik. Metode drill (Suwarna, 2005) merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang ulang mengenai apa yang telah diajarkan oleh guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tertentu.
10
Metode drill disebut juga latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis, suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Berdasarkan definisi dari metode drill yang dipaparkan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill adalah latihan dengan praktik yang dilakukan berulang kali secara kontinu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Roestiyah (1998) memaparkan tujuan dari metode mengajar drill ini agar peserta didik: a. Memiliki keterampilan motorik/ gerak seperti menulis dan menggunakan alat/media. b. Mengembangkan kecepatan intelek, seperti berhitung c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat, penggunaan lambang atau simbol di dalam peta dan sebagainya. d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan yang telah dipelajari dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Pada penelitian ini, tujuan yang akan dicapai dari penerapan metode drill ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian (penggunaan) suatu konsep yaitu teknik-teknik pengintegralan pada model-model soal integral. 2.2.2. Bentuk-bentuk Metode Drill Bentuk-bentuk metode drill (Abdul, 2007) dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk
11
teknik, yaitu sebagai berikut: a. Teknik kerja kelompok Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan. b. Teknik Microteaching Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru. c. Teknik Modul Belajar Teknik ini digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar. d. Teknik Belajar Mandiri Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pemilihan bentuk metode drill untuk pembelajaran haruslah sesuai dengan pemilihan materi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode drill dengan teknik belajar mandiri karena selain lebih sesuai dengan materi pembelajaran yaitu integral, peneliti juga mempertimbangkan sifat peserta didik yang mampu untuk mandiri. 2.2.3. Langkah-langkah Metode Drill Pelaksanaan metode drill di dalam kelas dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik. Meskipun metode ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti bahwa setiap metode ini harus dipakai dalam semua aktivitas pembelajaran. Sebelum melaksanakan metode drill, pendidik harus terlebih dahulu mengerti prinsip dan petunjuk
12
penggunaan metode drill. Majid (2014, p. 214) menjabarkan prinsip dan petunjuk penggunaan metode drill adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil kemudian diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna. 3. Latihan tidak perlu menghabiskan waktu yang lama asalkan sering dilaksanakan. 4. Latihan harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik. 5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna Sejalan dengan pendapat Majid, Surakhmad (1994, p. 92) berpandangan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang pendidik dalam menerapkan metode drill, yaitu: a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan c. Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Selingilah latihan agar tidak membosankan e. Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan. Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa pendidik perlu memperhatikan nilai dari latihan itu sendiri dan dalam persiapan sebelum memasuki latihan, pendidik harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas kepada peserta didik, sehingga mereka dapat mengetahui tujuan dari latihan yang akan dilakukan. Di samping itu,
13
pendidik juga harus memiliki persiapan yang baik sebelum latihan sehingga dapat memotivasi siswa agar menjadi aktif dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode drill yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik b. Menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan c. Menentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan d. Melakukan kegiatan pra-drill sebelum menerapkan metode ini secara penuh 2. Tahap Pelaksanaan a. Langkah pembukaan Terdapat beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh pendidik sebagai langkah pembukaan diantaranya adalah mengemukakan tujuan yang harus dicapai dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan. b. Langkah pelaksanaan i. Memulai latihan dengan soal-soal atau hal-hal yang sederhana ii. Menciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan iii. Meyakinkan agar semua peserta didik tertarik untuk ikut iv. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terus berlatih c. Langkah mengakhiri Setelah latihan selesai, pendidik tetap terus memberikan motivasi untuk peserta didik agar terus melakukan latihan secara berkesinambungan
14
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. 3. Penutup Langkah terakhir adalah pendidik melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan
yang
dilakukan
oleh
peserta
didik
kemudian
memberikan latihan yang mampu melekat pada peserta didik. 2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama halnya dengan metode drill, Djamarah & Zain (2010) menguraikan kelebihan dan kelemahan dari metode drill adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan Metode Drill a. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf dan lain-lain. b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti mengerjakan operasi hitung dan lain-lain. c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dengan ejaan, penggunaan simbol, dan lain-lain. d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan dalam pelaksanaannya. e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya. f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. 2. Kekurangan Metode Drill
15
a. Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. b. Menimbulkan penyesuaian statis kepada lingkungan. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan merupakan hal yang monoton sehingga membosankan. c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. Setelah mengetahui kekurangan dari metode drill, pendidik yang menerapkan metode ini dapat menggunakan cara-cara berikut untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut: 1. Jangan menuntut respons yang sempurna dari peserta didik. 2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, hendaknya pendidik segera menganalisis penyebabnya. 3. Memberikan dengan segera penjelasan-penjelasan, baik untuk respon yang betul maupun yang salah. 4. Usahakan peserta didik memiliki ketepatan dan kecepatan dalam merespon. 5. Istilah-istilah yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh peserta didik. Metode drill ini, merupakan metode yang kerap kali digunakan oleh pendidik dalam mengasah atau meningkatkan kemampuan peserta didik. Firman Tuhan juga menggunakan kata berlatih, “… Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim. 4: 7-8) maksudnya adalah untuk meraih sesuatu diperlukan latihan namun latihan yang sebatas fisik dengan tujuan
16
duniawi memiliki utilitas yang terbatas akan tetapi latihan yang fokus utamanya adalah Allah maka akan menghasilkan manfaat yang sifatnya permanen. 2.3. Teknik-Teknik Integral 2.3.1. Teknik Substitusi (Pemisalan) Metode substitusi disebut juga metode pemisalan yang digunakan untuk mempermudah penyelesaian integral ke bentuk rumus dasar rumus integral tak tentu, yaitu; n x dx =
x n 1 + 𝐶, dengan 𝑛 -1 n 1
Apabila bentuk integral belum sesuai atau menyimpang dari bentuk di atas maka sedapat mungkin diubah terlebih dahulu yaitu dengan dilakukan teknik substitusi. 2.3.2. Teknik Integral Fungsi Trigonometri Sebelum melakukan teknik pengintegralan fungsi trigonometri maka terlebih dahulu harus menguasai integral dasar fungsi trigonometri dan identitas trigonometri. Teknik ini diterapkan apabila fungi trigonometri tidak dapat langsung diterapkan sehingga harus menggunakan identitas trigonometri kemudian melakukan substitusi. Identitas trigonometri
yang diterapkan berbeda-beda bergantung pada kasus
pengintegralannya a. Kasus I: sin m xdx, dan cosm xdx Jika 𝑚 bulat positip dan ganjil, maka 𝑚 dibuat menjadi genap. Selanjutnya gunakan kesamaan identitas sin 2 x cos2 x 1 . Sedangkan apabila 𝑚 adalah bilangan bulat positif dan genap maka digunakan identitas persamaan setengah sudut yaitu: sin 2 x =
1 cos 2 x 1 cos 2 x dan cos 2 x 2 2
17
b. Kasus II: sin m x cosn xdx Pada kasus ini jika 𝑚 atau 𝑛 bilangan bulat positip ganjil, sedangkan lainnya sebarang bilangan, maka faktorkan sin 𝑥 atau cos 𝑥 dengan menggunakan kesamaan identitas sin 2 x cos2 1 . Jika 𝑚 dan 𝑛 genap maka digunakan kesamaan setengah sudut sin 2 x =
1 cos 2 x 1 cos 2 x dan cos 2 x 2 2
c. Kasus III:
tan
n
xdx, dan cotn xdx
Pada kasus ini jika 𝑛 genap gunakan identitas 1 + tgn2 x sec2 x dan 𝑛 ganjil gunakan identitas 1+ctgn 2 x cosc 2 x . d. Kasus IV: tan m x secn xdx , dan cotm x cscn xdx Jika 𝑚 atau 𝑛 genap, sedangkan lainnya sebarang, maka digunakan kesamaan 1 + tgn 2 x sec2 x atau 1 + ctg 2 x = cosec 2 x . e. Kasus V: sin mxcos nxdx , sin mx sin nxdx, cos mxcos nxdx Integral bentuk ini diselesaikan dengan rumus identitas hasil kali trigonometri yaitu: sin 𝑚𝑥 cos 𝑛𝑥 =
1 [sin( m n) x sin( m n) x] 2
1 sin 𝑚𝑥 sin 𝑛𝑥 = [cos(m n) x cos(m n) x] 2 cos 𝑚𝑥 cos 𝑛𝑥 =
1 [cos(m n) x cos(m n) x] 2
2.3.3. Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri Metode substitusi trigonometri digunakan untuk menyelesaikan integral fungsi jika integrannya memuat bentuk-bentuk:
18
a.
a 2 x 2 , 𝑎 Real
b.
x2 a2 =
c.
x 2 a 2 , 𝑎 Real
a 2 x 2 , 𝑎 Real
2.3.4. Teknik Parsial Teknik parsial diterapkan apabila teknik substitsi gagal dilakukan dan digunakan untuk suatu integral yang merupakan perkalian dua fungsi dengan rumus bakunya adalah: ∫ 𝑢𝑑𝑣 = ∫ 𝑑(𝑢𝑣) − ∫ 𝑣𝑑𝑢 2.3.5. Teknik Pecah Parsial Teknik ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan integral fungsi rasional 𝑓(𝑥)
yaitu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk F(x) = 𝑔(𝑥) dengan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) adalah fungsi pangkat banyak (polinomial) dan 𝑔(𝑥) ≠ 0. Langkah-langkah penggunaan teknik ini adalah: 1. Menyatakan integral dalam bentuk fungsi rasional sejati yaitu 𝑓(𝑥) < 𝑔(𝑥) 𝑓(𝑥)
2. Faktorkan penyebut 𝑔(𝑥) dari fungsi rasional F(x) = 𝑔(𝑥) sampai tidak dapat difaktorkan lagi. 3. Langkah nomor 2 di atas, 𝑔(𝑥) dapat berupa kombinasi antara: a. fungsi linear berbeda, 𝑔(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) … . (𝑥 − 𝑡). b. fungsi linear berulang, 𝑔(𝑥) = (𝑥 − 𝑎) n = (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) … (𝑥 − 𝑎) c. fungsi liner dan kuadrat, 𝑔(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)(𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐) d. fungsi kuadrat berbeda, 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 2 bx c)( 𝑝𝑥 2 + 𝑞𝑥 + 𝑐) e. fungsi kuadrat berulang, 𝑔(𝑥) = (𝑎𝑥 2 bx c) n 4. Nyatakan integran menjadi bentuk penjumlahan 𝑛-pecahan parsial sehingga integran dapat diintegralkan,
19
Misal :
f ( x) A1 A2 ... (Penyebut kombinasi liner berbeda) g ( x) (ax1 b1 ) (ax2 b2 ) f ( x) A1 A2 A3 ... (kombinasi lenear berulang) 2 g ( x) (ax b) (ax b) (ax b)3
f ( x) A1 x B1 A2 x B2 ... (kombinasi kuadrat berbeda) 2 g ( x) a1 x b1 x c1 a2 x 2 b2 x c 2 5. ntegralkan secara keseluruhan jumlah 𝑛-pecahan parsial tersebut yang merupakan hasil akhir pengintegralan. 2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis yaitu: “Apabila dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik Integral dengan menggunakan metode drill dan memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran metode drill secara tepat, akan meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal integral yang ditinjau dari dan nilai (skor) mahasiswa UPH Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015”
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang berguna bagi penelitiannya. Menurut Sugiyono (2009) Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkan data yang valid untuk melakukan penelitian, sehingga dapat digunakan, dikembangkan dan dibuktikan dalam memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dikarenakan arah dan tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk kepentingan peserta didik. Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2008) menambahkan bahwa penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (p. 3). Tindakan tersebut diberikan oleh pendidik atau dengan arahan dari pendidik yang dilakukan oleh peserta didik. Melalui penelitian tindakan kelas, pendidik secara perlahan dapat membuktikan dan mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yang secara teoritis dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas dan apakah dapat meningkatkan efektifitas hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti memilih tindakan berupa pelaksanaan metode drill atau latihan, yang merupakan suatu inovasi 21
pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran teknik pengintegralan Kalkulus II. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengamati peningkatan pengaplikasian teknik pengintegralan dalam model soal integral Kalkulus II pada mahasiswa Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 sekaligus mengamati pengaruh dari metode drill terhadap peningkatan tersebut. Oja dan Smulyan (dalam Sudikin, 2010) membedakan bentuk penelitian tindakan kelas menjadi empat, yaitu: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kelas kolaboratif, (3) simultan terintegrasi, dan (4) administrasi sosial eksperimental (p. 55). Peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yaitu pendidik sebagai peneliti yang artinya peneliti berperan dominan dengan terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Prosedur pelaksanaan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang digagas oleh Kemmis dan Taggrat (Wiriaatmadja, 2009). Arikonto (2008) memaparkan model ini mencakup beberapa siklus dan pada masing-masing siklus meliputi empat tahapan yaitu: 1. Perencanaan (plan) adalah tahapan peneliti menyusun dan merancang tindakan dengan menjelasakan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan. 2. Tindakan (act) adalah tahap peneliti mengiplementasikan isi dari rancangan yaitu menerapkan tindakan di dalam kelas. 3. Pengamatan (observe) adalah tahap peneliti melakukan kegiatan mengamati tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas dan mengumpulkan data yang telah diperoleh dari pengamatan tersebut sebagai data untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
22
4. Refleksi (reflect) tahap penulis melakukan evaluasi diri sendiri terhadap tindakan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan dan untuk mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Model dari penelitian tindakan ini dapat diilustrasikan dengan gambar berikut
Gambar 3. 1 Model Spiral Kemmis dan Taggart
3.2. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Pelita Harapan Karawaci-Tangerang terhadap 7 (tujuh) mahasiswa semester III Fakultas Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 dengan mata kuliah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kalkulus II topik integral. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan durasi pelaksanaan adalah 3 (tiga) bulan yaitu dari tanggal 7 September 2016 hingga 3 Desember 2016. Waktu penelitian penelitian adalah 1,5 jam untuk satu kali pertemuan dalam seminggu yaitu setiap hari Sabtu pukul 10.00 s.d. 11.30 WIB. Penelitian dilaksanakan dalam dua kali siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pra-siklus dilaksanakan tanggal 24 September dan rincian siklus adalah sebagai berikut Hari/Tanggal Sabtu, 8 Oktober 2016 Sabtu, 15 Oktober 2016 Sabtu, 22 Oktober 2016 Sabtu, 29 November 2016 Sabtu, 5 Oktober 2016 Sabtu, 12 November 2016
Siklus
Topik Pembelajaran Integral Substitusi
Siklus I Integral Parsial Siklus II 23
Integral Pecah Parsial
Sabtu, 19 November 2016 Sabtu, 26 November 2016
Integral Substitusi Trigonometri Tabel 3. 1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas
3.3. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel input
: Mahasiswa Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 Universitas Pelita Harapan, Tangerang
b. Variabel proses
: Metode drill
c. Variabel Output
: Meningkatkan pengaplikasian teknik pengintegralan dalam model soal integral.
3.4. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif dengan beberapa kali tindakan perbaikan (siklus) hingga memperoleh peningkatan atau perbaikan mutu yang memuaskan peneliti. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus karena hasil evaluasi siklus I masih belum tuntas sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II dengan prosedur penelitian adalah sebagai berikut 3.4.1. Pelaksanaan Persiapan (Pra-siklus) Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal berupa observasi peserta didik yang bersamaan saat peneliti mengajar. Di akhir pembelajaran, peneliti melakukan tes sebagai umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui observasi dan tes yang dilakukan peneliti, diperoleh: a. Identifikasi masalah Penelitian merumuskan permasalahan peserta didik sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal integral melalui pendekatan latihan (drill). Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah ini adalah: 1. Bagaimana memanfaatkan metode pembelajaran yang digunakan yaitu melalui metode drill. 24
2. Bagaimana mengupayakan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian integral dalam model soal integral sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. b. Perencanaan solusi masalah Solusi yang peneliti tawarkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan adalah dengan metode latihan (drill). Metode drill dipilih dengan harapan peserta didik mampu mengenal teknik pengintegralan yang sesuai dengan model soal-soal integral yang bervariasi dan peserta didik menjadi terlatih dalam mengaplikasi teknik pengintegralan sehingga hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif juga akan meningkat. 3.4.2. Pelaksanaan Siklus Berdasarkan model spiral Kemmis dan Taggrat, berikut ini adalah pemaparan tahapan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya: 1. Perencanaan (planning) Persiapan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan diantaranya adalah: a. Menyususn RPP untuk siklus I mengenai materi yang akan diajarkan dengan menerapkan metode latihan (drill). b. Menyiapkan materi ajar dan lembar kerja siswa yang berisi soal-soal latihan yang akan dikerjakan peserta didik c. Menyiapkan instrumen pengumpul data diantaranya meliputi soal tes untuk mengukur kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan peserta didik dan pedoman observasi dan angket untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan metode drill d. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar kognitif peserta didik dan ketercapaian metode drill.
25
2. Tindakan (Acting) Pada proses ini peneliti melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya di dalam RPP dengan skenario sebagai berikut: a. Pendidik menyajikan materi pembelajaran sebagai pengantar metode drill b. Pendidik memberikan peserta didik soal-soal LKS yang disesuaikan dengan taraf kemampuan awal mereka sebagai latihan untuk mengaplikasikan teknik pengintegralan. c. Peserta didik diberikan waktu dalam mengerjakan soal latihan. Ketika waktu habis pendidik akan mengecek hasil pekerjaan siswa. Apabila hasilnya kurang memuaskan, maka pendidik akan menjelaskan kembali materi pembelajaran dan mengadakan perbaikan dengan memberi soal dengan model yang serupa. d. Pendidik mengevaluasi siswa untuk melihat indikator keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan e. Pendidik memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan. f. Sebelum mengakhiri pembelajaran, pendidik membagikan lembar angket mengenai pembelajan yang telah dilakukan. 3. Pengamatan (Observing) Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengukur setiap variabel penelitian dengan menggunakan instrumennya masingmasing. Untuk melihat secara langsung partisipasi dan aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran ketika diterapkan metode drill, proses metode drill, pengaruh dari metode hingga kendala dari metode drill adalah dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Sedangkan untuk mengamati kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan saat diberlakukan tindakan (metode drill)
26
adalah menggunakan instrument berupa tes. Pada pengamatan ini, setiap perubahan akibat implementasi tindakan (metode drill) dikumpulkan dan didokumentasikan sebagai data yang kemudian akan dianalisis. 4. Refleksi (Relecting) Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, hasil belajar kognitif peserta didik, keadaan kelas dan pendidik berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan. Setelah itu, melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan seberapa jauh tindakan yang dilakukan (metode drill) membawa perubahan pada pembelajaran seperti apakah dengan dilaksanakannya tindakan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Jika indikator telah tercapai maka penelitian dihentikan namun apabila belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya dengan memperbaiki tahapan di siklus sebelumnya dan menyusun kembali perencanaan dengan memperhatikan hasil refleksi peneliti pada siklus sebelumnya. 3.5. Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh datadata empiris yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian sedangkan instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data tersebut. Sejalan dengan pendapat Suryabrata (2008) bahwa Instrumen pengumpulan alat yang digunakan untuk merekam -pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan (p. 52) peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa: 1. Tes 27
Tes menurut Arikunto (2008) merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk memperoleh data sekaligus sebagai instrumen dari variabel kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan. Tes dilaksanakan pada pertemuan terakhir di setiap siklus dengan 5 (lima) butir soal uraian (dengan kisi-kisi dan pedoman penilaian terlampir). 2. Lembar Observasi Lembar obeservasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrumen untuk variabel metode drill yang dilaksanakan peneliti pada proses pembelajaran. Lembar observasi bersifat terstruktur, yaitu terdapat pedoman-pedoman terperinci yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat hanya perlu melakukan checklist atau menghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan subjek penelitian (Trianto, 2011). Aktivitas dan perhatian pendidik diamati untuk mendapatkan data kualitatif yaitu mengenai apakah kegiatan yang dilakukan pendidik telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan telah sesuai dengan sintaks dari metode drill. 3. Lembar Angket Peserta Didik Angket merupakan instrumen mengumpulkan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dari peserta didik. Angket yang digunakan peneliti adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian variabel metode drill yang diterapkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran. Model angket yang digunakan adalah skala Likert dengan 18 butir pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dengan gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif (Sugiyono, 2009).
28
3.6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Rumusan Masalah
Variabel
Indikator
Sumber Data
Metode
Instrumen
Memberi pengertian yang mendalam sebelum latihan Apakah terdapat
Latihan awal bersikap diagnostik
peningkatan kemampuan
Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan
Dosen
pengaplikasian teknik
Kalkulus II
Observasi
Lembar observasi
Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik
pengintegralan mahasiswa UPH Teachers College
Penerapan
Proses latihan mendahulukan hal yang penting
prodi matematika angkatan
metode drill
Memberi pengertian yang mendalam sebelum
2015 pada matakuliah
latihan
kalkulus II sub topik
Latihan awal bersikap diagnostik
integral dengan menerapkan
Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan
Mahasiswa
Kuisioner
Angket
metode drill? Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik Proses latihan mendahulukan hal yang penting Bagaimana penerapan
Pengaplikasian
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
metode drill dalam
teknik
tak-tentu menggunakan teknik parsial berulang
meningkatkan kemampuan
pengintegralan
dengan tepat
29
Soal tes Mahasiswa
Tes
bentuk uraian
pengaplikasian teknik
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
pengintegralan pada model-
tak-tentu menggunakan teknik pecah parsial
model soal integral pada
dengan tepat
mata kuliah Kalkulus II
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
sehingga berdampak pada
tentu menggunakan teknik substitusi
hasil belajar kognitif
trigonometri dengan tepat
mahasiswa UPH Teachers
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
College prodi Matematika
tentu menggunakan teknik substitusi dengan
angkatan 2015?
tepat Mampu mencari penyelesaian dari soal integral tentu trigonometri menggunakan teknik substitusi dengan tepat Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian
30
3.7. Teknik Analisis Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan penelitian dianalisis untuk menarik kesimpulan apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan dalam pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. Wina (2010) mendefinisikan analisis data sebagai suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data yang berupa angka (skor) yaitu hasil tes dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kalimat yaitu pada hasil lembar observasi dan angket peserta didik. Berikut adalah analisis data penelitian: 3.7.1. Tes Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengetahui peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan adalah sebagai berikut: 1. Peneliti memberikan tes formatif berupa 5 butir soal uraian (terlampir) 2. Menghitung nilai rata-rata hasil (skor) yang diperoleh peserta didik dengan rumus mean atau rata-rata nilai yaitu sebagai berikut: 𝑋̅ =
∑ 𝑋𝑖 𝑁
Keterangan: 𝑋 = Mean (rata-rata) ∑ 𝑋𝑖 = Jumlah nilai seluruh peserta didik 𝑁 = Jumlah peserta didik 3. Menetapkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Dalam penelitian ini, peserta didik dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan UPH Fakultas Teachers College yaitu 60. 4. Menentukan presentase ketuntasan nilai (skor) tes dengan rumus:
31
𝑝=
∑ 𝑁𝑡 × 100% 𝑁
Keterangan: 𝑝 = presentase ketuntasan belajar ∑ 𝑁𝑡 = jumlah peserta didik yang lulus KKM 𝑁 = jumlah seluruh peserta didik 5. Menentukan kategori ketuntasan belajar dengan membandingkan presentase ketuntasan nilai peserta didik dengan tabel kategori ketuntasan hasil belajar. Presentase 85% − 100% 70% − 84,99% 60% − 69,99% 50% − 59,99% < 49,99%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 3. 3 Tabel Kategori Ketuntasan Belajar
Jadi, kemampuan pengintegralan peserta didik dikatakan meningkat apabila hasil nilai (skor) tes tergolong kategori baik. 3.7.2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk melihat keberhasilan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada pembelajaran. Lembar obervasi dianalisis dengan teknik presentase yaitu banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikali 100% (Trianto, 2011). presentase keberhasilan =
jumlah indikator yang dilakukan pendidik × 100% jumlah seluruh indikator
Hasil presentase keberhasilan yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam bentuk nilai. Berikut adalah tabel konversinya. Interval Nilai 81% − 100% 61% − 80% 41% − 60% 21% − 40% 0% − 20%
Kategori A B C D E
Makna Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat tidak baik
Tabel 3. 4 Tabel Konversi Nilai
32
Jadi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase keberhasilan tergolong kategori baik. 3.7.3. Lembar Angket Lembar angket digunakan untuk mengukur variabel metode drill dalam pembelajaran integral. Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan 5 opsi pilihan (Sugiyono, 2009) dengan rumus perhitungannya adalah 𝑁𝐼 =
∑ 𝐶1 + ∑ 𝐶2 + ∑ 𝐶3 + ∑ 𝐶4 + ∑ 𝐶5 × 100% ∑ 𝑃𝐼
Keterangan: 𝑁𝐼 = Nilai indikator ∑ 𝐶1 = Jumlah centang kolom 1 ∑ 𝐶2 = Jumlah centang kolom 2
∑ 𝐶3 ∑ 𝐶4 ∑ 𝐶5
= Jumlah centang kolom 3 = Jumlah centang kolom 4 = Jumlah centang kolom 5
Dengan menggunakan tabel konversi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase nilai indikator tergolong kategori baik.
33
Daftar Pustaka Abdul, A. W. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta. Ahmad, A., & Prasetya, J. T. (2005). Strategi belajar mengajar: Untuk fakultas Tarbiyah komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, S. S. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pasaribu, L. L., & Simanjuntak, B. (1986). Didaktik dan metodik. Bandung: Tarsito. Risnawati. (2008). Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Suska Press. Roestiyah. (1998). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, W. (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prenada Media. Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukidin, B. d. (2010). Manajemen penelitian tindakan kelas. Jakarta: Insan Cendekia. Surakhmad, W. (1994). Pengantar interaksi belajara mengajar. Bandung: Tarsito. Suryabrata, S. (2008). Metode penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suwarna, e. a. (2005). Pengajaran mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Trianto. (2011). Metode lembar observasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Wiriaatmadja, R. (2009). Metode penelitian tindakan kelas: Untuk meningkatkan kinera guru dan dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
i