BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengelolaan sampah sampai sekarang masih menjadi permasalahan yang belum terpecahkan oleh bangsa ini.Sampah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup di Indonesia. Bila tidak di kelola dengan baik , beberapa tahun mendatang sekitar 250 juta rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Kementrian lingkunagan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah perhari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya (Chiras, 2009) Menurut badan Perencanaan Dan Pengembangan Nasional (Bappenas) memperkirakan, Indonesia membutuhkan sekitar 122 tempat sampah sebesar Gelora Bung Karno (GBK) setiap tahun untuk menampung sampah yang tidak terangkut. Direktur perumahan dan pemukiman Bappenas Nugroho, mengatakan Volume sampah di Indonesia sekitar 1 juta m 3setiap hari, namun baru 42% diantaranya yang terangkut dan di olah dengan baik. Jadi , sampah yang tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 m 3 atau sekitar 122 tempat sama ratanya yang terangkut dan diolah dengan baik. Jadi sampah yang tidak diangkut
1
setiap harinya sekitar 348.000 m 3 atau sekitar 300.000 ton. Pesatnya pertumbuhan penduduk, pengguna lahan yang semakin meningkat akibat desakan pembangunan,akan mempunyai implikasi yang mempengaruhi sumber -sumber alam dan kualitas lingkungan. Pemerintah telah memperlihatkan prioritas pentingnya sanitasi lingkungan dengan menciptakan system kompetisi antar daerah dalam meningkatkan
dan
menjaga
kebersihan.Aktivitas
manusia
dalam
memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yangdianggapnya sudah tidak
berguna
lagi,
sehingga
diperlakukannya
sebagai
barang
buangan,yaitu sampah dan limbah (Widyatmoko,dkk, 2002). Sampah ditimbulkan
(limbah
dari
padat)
kegiatan
adalah manusia
segalabentuk maupun
limbah
binatang
yang yang
biasanyaberbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak bermanfaat atau tidak dibutuhkanlagi (Tchobanoglous, 1977).Kondisi ini terjadi pula di pasar Lapulu sebagai salah satuwadah perekonomian sebagian besar masyarakat perkotaan.Aktivitas yang ada baik itu jual beli antara pedagang dengan pengunjung atau pembeli secara tidak langsung menyebabkan adanya timbulan sampah pada pasar tersebut tiap harinya. Timbulan sampah yang semakin hari semakin bertambah dan tidak
dapat
terangkut
setiap
harinya,
pada
kenyataannya
akan
dibebankan kepada pengelola yang bertanggung jawab akan kinerja 2
pengelolaan sampah tersebut. Kondisi ini diindikasikan dengan adanya anggapan bahwa kurang efektif danefisiennya.sistem pengelolaan yang diterapkan oleh pihak pengelola, telah mengakibatkan kondisi pasar menjadi
kotor
dan
menimbulkan
gangguan
lingkungan.
Sistem
pengelolaan sampah pasar pada umumnya diwenangkan kepada Dinas Pasar sebagai pengelola yang sah dari jajaran Pemerintah Kota. Tetapi saat
ini,
Dinas
Pasar
mengalami
defisit
anggaran,
sehingga
mengharuskan Pemerintah Kota untuk mengambil suatu langkah yang sesuai dan tepat, supaya pengelolaan sampah di pasar Lapulu tidak terbengkalai. Langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota tersebut antara lain adalah dengan pelibatan pihak swasta atau sering disebut dengan swastanisasi. Disamping itu, saat ini pemerintah sedang berusaha untuk menumbuhkan
kesadaran
masyarakat
untuk
ikutmembantu
dalam
pengelolaan pembangunan, khususnya infrastruktur melalui organisasi masyarakat atau disebut juga dengan pemberdayaan masyarakat. Hal ini berlaku juga pada pasar Lapulu yang saat ini juga diarahkan kepada pemberdayaan organisasi pedagangyang ada.jumlah pedagang sekitar 422orang yang menghasilkan sampah relative banyak. Di kota kendari, jumlah sampah dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk , data yang di peroleh pada tahun 2013, kota kendari di kelompokan menjadi kota sedang yaitu tingkat timbulnya sampah sebanyak 2,43 liter/orang/hari. 3
Kota kendari dengan jumlah penduduk 217.285 jiwa, menghasilkan 651.86m 3 timbul sampah.Jumlah ini di peroleh dari jumlah penduduk di kalikan produksi sampah di bagi dengan 1000 (m 3hari). Pada tahun 2014, jumlah produksi sampah di kota kendarimeningkat kendarimeningkat 703.39 m 3/hari. Hal ini di sebabkan dengan seiiring bertambahnya jumlah penduduk di kota kendari.Pertumbuhan volume sampah di kota kendari tercatat 257.185 m
3
pada tahun 2013,dan 264.193 m 3 pada tahun 2015. Meningkat menjadi 269,470/ m 3/hari pada tahun 2016. Sementara itu untuk pasar lapulu jumlah produksi sampah yang di hasilkan 92,391 m 3/hari dengan jumlah pedagang sebanyak 422 pedagang. Jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya adalah sayursayuran kotoran ikan,plastik,dan sisa kemasan makanan seperti dos dll. Pengelolaan sampah oleh pedagang dengan cara di bakar dan di buang di sekitar pasar tersebut. Berdasarkan data di atas partisipasi masyarakat sangat di butuhkan dalam hal penanganan sampah secara dini.karena partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor dalam menyukseskan program kesehatan
lingkungan.
Sebaik
apapun
program
yang
dilakukan
pemerintah tanpa peran aktif msyarakat, program tersebut tidak akan mencapai
hasil
yang
diharapkan.
Partisipasi
masyarakat
dalam
pengolahan sampah merupakan salah satu isu penting dalam kesehatan lingkungan. Keharusan berpartisipasi bertolak dari arah bawahlingkungan 4
hidup adalah. Milik bersama yang pemeliharannya dan pemanfaatannya harus di laksakan bersama- sama oleh pemerintah. Program ini meliputi kegiatan pemilahan sampah, yaitu sampah organik dan non organik yang bisa dibuat produk daur ulang di kumpulkan oleh masih- masing pedagang.kemudian di kumpulkan secara kolektif perkios. Sampah organik dan nonorganik lainnya di kumpulkan di tong sampah yang telah disediakan. Pedagang pasar Lapulu saat ini masih belum melaksakan pemisahan antara sampah organic dan sampah anorganik hal tersebut kemungkinanan di sebabkan oleh pedagang
masih belum memiliki
pengetahuan tentang pengolahan sampah yang baik dan benar serta yang efektif. Pada salah satu alternative pengelolaan sampah yang bisa di lakukan oleh pedagang setempat, adalah dengan melakukan pemilahan terlebih dahulu, tetapi pemilahan sampah merupakan perilaku yang
baru
dalam
masyarakat,
oleh
sebab
itu
studi
mengenai
pengetahuan dan perilaku masyarakat perlu di lakukan. Berdasarkan latar belakang dan data di atas maka yang menjadi permasalah
dalam
penelitian
ini
adalah
pengetahuan dan perilaku pedagang pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017.
5
apakah
ada
hubungan
dengan pengelolaan sampah di
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada ada hubungan pengetahuanpedagang
dalam pengelolaan
sampah di pasar Lapulu Kota Kendari? 2. Apakah ada hubungan sikap pedagang dalampengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari? 3. Apakah ada hubungan tindakan pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari? C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dalam perilaku pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pedagang pasar dalam pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017. b. Untuk
mengetahui
hubungan
sikap
pedagang
pasar
dalam
pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017. c. Untuk mengetahui menget ahui hubungan tindakan pedagang pasar dalam pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbang
pemikiran
bagi
berbagai
pihak
yang
terlibat
dalam
pengelolaan sampah di daerah seperti pasar untuk membangun peran aktif dalam pegelolaan sampah. 2. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan bacaan atau sebagai bahan pustaka untuk peneliti selanjutnya
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Umum Tentang Pasar 1. Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual dan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi (DEPKES. RI, 1993). Menurut Gilarso (2004), pengertian pasar dalam arti sempit adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual beli barang. Sedangkan pengertian pasar dalam arti yang lebih luas yaitu dimana pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual beli tidak lagi terbatas pada suatu tempat tertentu saja maupun pada hari tertentu. Sedangkan pengertian pasar menurut Dahl dan Hammond (Yogi, 2006) mengatakan bahwa “pasar adalah sebagai suatu
lingkungan
atau
ruang
tempat
kekuatan
permintaan
dan
penawaran bekerja untuk menentukan atau memodifikasi harga sehingga terjadi pertukaran kepemilikkan barang dan jasa serta adanya fakta kegiatan fisik dan institusional”.
8
2. Pengelompokkan Pasar
Menurut Nastiti (2003), terdapat beberapa kelas pasar tradisional umumnya berdasarkan area (luas meter persegi) dan jumlah pedagang yang juga diklasifikasikan diklasifikasikan berdasarkan berdasarkan jumlah Kios, Los, dan pedagang kaki lima. Metode klasifikasi berbeda pada setiap pemerintah daerah, namun biasanya pasar kelas I atau kelas A adalah pasar besar dengan jumlah pedagang lebih dari 600 pedagang. Untuk kelas II atau kelas B adalah pasar sedang, dengan jumlah pedagang antara 500-600 pedagang. Sedangkan untuk kelas III tau kelas C adalah pasar kecil, dengan jumlah pedagang lebih kecil dari 400 pedagang. Pengklasifikasi pasar terdiri dari : a. Pasar tradisional Pasara tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjualpembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawarmenawar. Bangunan biasanya terdiri dari kios, los dan dasarnya terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. b. Pasar modern Pada
pasar
jenis
ini
penjual
dan
pembeli
tidak
bertransaksi langsung melainkan pembeli melihat label harga 9
yang tercantum dalam barang, berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan
secara
mandiri
(swalayan)
atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti; buah, sayuran, daging sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah Hypermarket, pasar swalayan, minimarket. B. Pengelolaan Sampah Pasar
Persyaratan Keputusan
pengelolaan
Menteri
Kesehatan
sampah
pasar
Republik
mengacu
Indonesia
pada Nomor
519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, BAB V, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar, Sebagai berikut. a. Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah basah dan kering b. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan. c. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan. d. Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kedap air, kuat, mudah dibersihkan, dan mudah dijangkau oleh petugas pengangkut sampah.
10
e. TPS tidak menjadi tempat perindukkan binatang (vektor) penularan penyakit f. Lokasi TPS tidak berada dijalur utama pasar dan berjarak minimal 10 M dari bangunan pasar g. Sampah diangkut minimal 1 X 24 jam.
C. Hubungan Pasar dengan Kesehatan Manusia
Menurut Madelan (2007), pasar mempunyai hubungan yang sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena : a. Pasar yang kurang diperhatikan segi kebersihannya merupakan sumber berkembang biaknya vektor penyakit. b. Pasar yang tidak memperhatikan lokasinya maka akan dapat menimbulkan gangguan bagi pedagang dan pengunjung. D. Fasilitas Sanitasi Pasar
Fasilitas-fasilitas yang penting dan harus mendapat perhatian dipasar yang terdiri dari pembuangan sampah, penyediaan air bersih dan jamban. Untuk fasilitas pembuangan sampah harus memenuhi persyaratan, yaitu : a. Tersedia kotak tempat sampah dan bak penampungan sampah yang tertutup rapat dan kedap air, mudah diangkat, jumlah dan fasilitasnya disesuaikan dengan kebutuhan.
11
b. Bak penampungan sampah yang sebelum diangkut dianjurkan mempunyai volume yang cukup, sebesar dua kali lebih besar dari volume rata-rata produksi sampah setiap hari (Depkes. RI, 1993). E. Tinjauan Umum Tentang Pedagang
Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Berdasarkan
studi
sosiologi
ekonomi
tentang
pedagang yang telah dilakukan oleh Geertz dalam Damsar (2007:107) dapat disimpulkan bahwa pedagang dibagi atas : 1) Pedagang professional yaitu yaitu pedagang yang menganggap aktivitas perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. 2) Pedagang semi professional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk memperoleh uang, tetapi pendapatan dari hasil perdagangan
merupakan
sumber
tambahan
bagi
ekonomi
keluarga. Derajat tambahan tersebut berbeda pada setiap orang. 3) Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas substensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. 4) Pedagang
semu
adalah
orang
yang
melakukan
kegiatan
perdagangan karena hobi atau untuk mendapat suasana baru atau mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak mengharapkan 12
kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan bias saja sebaliknya ia akan memperoleh kerugian dalam berdagang. Metode pelayanan yang digunakan di pasar tradisional adalah tawar menawar dimana harga terbentuk melalui kesepakatan antara penjual dan pembeli. Sebagian besar tempat berjualan yang ditempati oleh pedagang di pasar berbentuk kios dan los yang terdiri dari berbagai macam ukuran. B.Tinjauan Umum Tentang Sampah 1. Pengertian sampah
Sampah (solid waste) adalah benda yang tidak dapat dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu aktifitas manusia dan yang bersifat padatPengertian sampah menurut Undang-Undang no 18 tahun 2008 diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari dan atau dari proses alam yang berbentuk padat.Sampah diartikan sebagai benda yang tidak dipakai tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari aktifitas manusia dan bersifat padat.sampah menurut (Notoadmojo,s 2007) adalan suatu bahan atau benda yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak
13
berharga untuk maksud biasa, pemakain bahan rusak, barang yang cacat dalam pembuatn munufaktur, materi berkelebihan, atau bahan di tolak. 2. Sumber Sampah
Sumber-sumber sampah buangan rumah tangga, temaksud sisa bahan makanan, sisa pembungkus makanan dan pembungkus perabotan
rumah
tangga
sampai
sisa
tumbuhan
kebun
dan
sebagainya. a. Sampah buangan pasar dan tempat umum (warung, took dan sebagainya)termaksud
sisa
makanan,
sampah
pembungkus
makanan dan pembungkus lainnya,sisa bagunan, sampah tanaman dan sebagainya. b. Sampah
buangan
jalanan
termaksud
diantaranya
sampahberupadebu jalan, sampah sisa tumbuhan tanam, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makan, sampah burupa kotoran atau bangkai hewan. c. Sampah industry termaksuk di antaranya air limbah industry,debu Industry. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya (Dainur, 1995).
14
3. Jenis-Jenis Sampah
a. Sampah basah (Garbage) Adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa- sisa potongan potongan hewan atau sayur-sayuran hasil dai pengolahan, pembuatan dan penyediaan makan yang sebagian besar tediri dari zat- zat yang mudah membusuk. b. Sampah kering (Rubbish) Adalah jenis sampah yang dapat terbakar
dan tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat perdagangan ,kantor-kantor. Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri dari zat-zat organic seperti kertas, karbon, kardus, plastic, dan lain-lain. sedangkan sampah yang tidak dapat/sukar terbakar sebagian besar mengandung bahan inorganic seperti logam-logam,kaleng-kaleng dan sisa pembakaran. c. Abu (ashes) Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari zat yang mudah terbakar seperti dirumah, kantor, maupun dipabrik- pabrik industry. d. Sampah jalanan Sampah jenis ini berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas daun-daunan dan lain-lain. 15
e. Bangkai binatang Sampah jenis ini berupa sampah biologisyang berasal dari bangkai binatang yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan. f. Sampah rumah tangga Sampah jenis ini merupakan jenis sampah campuran yang terdiri dari Rubbish, Garbage, Ashes, yang berasal dari daerah perumahan. g. Bangkai kendaraan Adalah sampah yang berasal dari bangkai-bangkai bangkai-bangkai mobil atau motor. h. Sampah industry Merupakan sampah padat yang berasal dari industry –industri pengolahan hasil bumi atau tumbuh-tumbuhan dan industry lain i.
Sampah perumahan Adalah sampah sampah yang yang berasal dari sisa pembangunan pembangunan gedung, gedung, perbaikan, dan pembaharuan gedung-gedung, sampah dari daerah ini berasal dari batu-batuan, mengandung tanah, potongan kayu, alat perekat dan lain lain.
j.
Sampah padat sampah yang terdiri dari benda-benda benda-benda kasar yang umumnya zat organic hasil saringan pada pintu masuk suatu pengolahan air atau buangan.
16
k. Sampah khusus Jenis sampah yang memerlukan penaganan khusus misalnya kaleng cat, filmbekas, zat radioaktif, dan lain- lain (manik ,2007). C. Faktor-Faktor Penyebab PenumpukanSampah.
a. Volume sampah s ampah sangat besar dan tidak diimbangi di imbangi oleh ol eh daya tampung TPA sehingga melebihi kapasitasnya. b. Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain c. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh jau h hingga waktu untuk mengangkut sampah kurang efektif. d. Fasilitas
pengangkutan
sampah
terbatas
dan
tidak
mampu
mengangkut seluruh sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah. e. Teknologipengolahan
sampah
tidak
optimal
sehingga
lambat
membusuk. f. Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera dikeluarkan daritempat penampungan sehingga semakin menggunung. g. Tidak semua lingkungan memiliki memi liki lokasi penampungan sampah. Masyarakat sering membuang sampah disembarangan tempat sebagai jalan pintas.
17
h. Kurangnya
sosialisasi
dan
dukungan
pemerintah
mengenai
pengelolaan dan pengolahan sampah serta produknya. i. Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat. j. Manajemen sampah tidak efektif. Hal ini dapat menimbulkan menimbulkan kesalahpahaman, terutama bagi masyarakat sekitar. D. Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah
Konsep pengolahan sampah diIndonesia yang masih banyak dilakukan.sampai
dengan
saat
ini
adalah
baru
pada
tahap
pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir (3P).Sedangkan penanganan sampah melalui pengolahan masih belum populer. Bila konsep pengelolaan dengan 3P masih dipertahankan pada tahuntahun mendatang, maka akan memperberat tugas pemerintah daerah karena penambahan sarana dan prasarana pengelolaan sampah tidak secepat pertambahan jumlah timbulan sampah yang harus ditangani. Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan cara : a. Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang ba rang sehingga tidak cepat menjadi sampah.
18
b. Meningkatkan penggunaan bahan b ahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus plastik diganti dengan pembungkus kertas. Semua
usaha
sertamasyarakat.
ini
memerlukan
Selanjutnya,
kesadaran
pengelolaan
dan
peran
ditujukan
pada
pengumpulan sampah mulai dari produsen sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan membuat tempat pembuangan sampah sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA.Sebelum dimusnahkan sampah dapat juga diolah dulu baik untuk memperkecil volume, untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali.Pengolahan dapat sangat sederhana seperti pemilahan, sampai pada pembakaran atauInsenerasi (Slemet, 2000). E. Cara-cara Pengelolaan Sampah
a. Hog Feeding. Yaitu penggunaan sampah garbage untuk makanan ternak. b. Insenaration(Pembakaran). Yaitu dengan pembuangan sampah diTPA, kemudian dibakar. Pembakaran sampah dilakukan ditempat tertutup dengan mesin dan peralatan khusus yang dirancang untuk pembakaran sampah. Sistim
ini
memerlukan
biaya
besar
untuk
pembangunan,
operasional dan pemeliharaan mesin dan peralatan lain. c. Sanitary Landfill. 19
Yaitu pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada dialamterbuka, jadi tidak sampai menimbulkanbau
serta
tidak
menjadi
tempat
binatangbersarang.Cara ini tentu amat bermanfaat jika sekaligus bertujuan untukmeninggikan tanah yang rendah seperti rawa-rawa, genangan air, dan sebagainya. d. Composting(Pengomposan). Merupakan pemanfaatan sampah organic menjadi bahan kompos Untuk tujuan pengomposan sampah harus dipilah-pilah sehingga sampah organik dan anorganik terpisah. e. Discharge To Seweres. Disini sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang kedalam saluran pembuangan air bekas.Cara ini dapat dilakukan pada rumah tangga atau dikelola secara terpusat di kota-kota.Cara ini membutuhkan biaya yang besar serta tidak mungkin dilakukan jika sistim pembuangan air kotor tidak baik. f. Dumping(Penumpukan). Yaitu pembuangan sampah denganpenumpukan diatas tanah terbuka. Dengan cara ini TPA memerlukan tanah yang luas dan sampah ditumpuk begitu saja tanpa adanya perlakuan. Sistim dumpingmemang dapat menekan biaya, tetapi sudah jarang 20
dilakukan karena masyarakat sekitarnya sangat terganggu.Cara ini berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupasumber penyakit, tempat binatang bersarang. g. Individual Inceneration. Ialah
pembakaran
sampah
yang
dilakukan
secara
perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran. h. Recycling. Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan misalnya kaleng, kaca dan sebagainya.Cara ini berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan. i. Reduction. Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan, misalnya garbagereductionyang dapat menghasilkan lemak.Hanya saja biayanya sangat mahal tidaksebanding dengan hasilnya (Azwar, 2005). F. Hubungan Sampah Kesehatan Manusia Manusia Dan Lingkungan.
Sampah
berhubungan
lingkungankarena dapat
erat
dengan
manusia
dan
menimbulkan dampak positif dan dan dampak
negatif terhadap manusia dan lingkungan, baik atau buruknya dampak 21
tersebut
tergantung
Pengelolaan
kepada
sampah
kita
yang
bagaimana baik
mengelolanya.
akan
memberikan
dampakmenguntungkan dan pengelolaan sampah yangkurang baik akan memberikan dampak yang merugikan. G. Hambatan Dalam Pengelolaan Sampah
Masalah pengelolaan sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumitkarena: a. Cepatnya
perkembangan
teknologi,
lebih
cepatdaripada
kemampuanMasyarakatuntuk mengelola dan memahami persoalan sampah. b. Meningkatnya
taraf
hidup
masyarakat,
yang
tidak
disertai
dengankeselarasanpengetahuan tentang persampahan. c. Kebiasaan
pengolahan
sampah
yang
tidakefisien
menimbulkanPencemaranudara, tanah dan air, gangguan estetika danmemperbanyak populasi lalat dantikus. d. Kurangnya
pengawasan
peraturan.Kurangnyapartisipasi
dan masyarakat
pelaksanaan untuk
memelihara
kebersihan dan membuangsampah pada tempatnya (Slamet, 2002).Dari uraian diatas dapat dilihatbahwa faktor yang lebih dominanmenimbulkan hambatan dalam pengolahan sampah adalah kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah, kebiasaan pengolahan sampah yang kurang baik dan kurangnya partisipasi 22
masyarakat dalam memelihara kebersihan. Keseluruhan dari faktorfaktor diatas merupakan bagian dariperilaku, baik perilaku individu, kelompok maupun masyarakat.
H. Manfaat Pegolahan Sampah
Sampah apapun jenis dan sifatnya mengandung senyawa kimia yang diperlukan oleh manusia secara langsung atau secara tidak langsung.Dalam hal ini yang penting sampai berapa jauh manusia dapatmenggunakan
dan
memanfaatkan.
Penggunaan
dan
pemanfaatansampah untuk manusia sudah sejak lama telah di lakukan, antara lain : a. Pengisi Tanah Sudah bukan aneh lagi bila kota kota besar sekarang tumbuh tmpattempat pemukiman baru , rumah,toko, kompleks perbelanjaan baruyang asalnya dari rawa- rawa atau tempat tanah berair lainnya ataubahkan dari tempat pembuangan sampah. b. Sumber Pupuk Organik Kompos
adalah
sejenis
pupuk
organic
yang
sangat
di
butuhkankhususnya oleh petani sayuran.Kompos banyak di buat dari sampahwalaupun akhir -akhir ini kehadiran plastik merupakan masalah yangbelum sepenuhnya teratasi. c. Sumber Humus 23
Kejadian senya organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapatmempertahankan sifat-sifat tanah, dengan sifat-sifat yang baik makakemampuan tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadidengan baik. d. Media penanaman jamur Sampah
dapat
juga
di
gunakan
sebagai
media
penanamanjamur,Penggunaan media ini ternyata telah memberikan hasil yang memuaskan.Misalnya media jamur merang, jamur shitake,dan jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada bahan organic dan kompos. e. Penyubur plankton Plankton adalah makanan utama ikan, yang biasanya terdiri dari hewan
dan
tanaman
bersel
tunggal.
Kolam
ikan
yang
banyak
sekaliplanktonnya ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang cepat pula pada ikan- ikan yang di pelihara.Misalnya di kolam-kolam suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah. f. Bahan pembuat biogas Salah satu manfaat sampah adalah membantu program hemat energy dan dalam pencarian sumber energy baru.Menggigat bahwa sumber energy yang berbahan baku bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang terbatas oleh karena itu, sampah dapat di jadikan alternatife untuk keperluan tersebut. g. Bahan makanan ternak 24
Sampah sebagai bahan makanan ternak secara langsung (yang masih segar) dan melalui proses fermentasi telah di gunakan di manamana dengan hasil yang baik.
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan marupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan.Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain
yang
sangat
penting
dalam
membentuk
tindakan
seseorang.Tingkatan Pengetahuan didalam domain kognitif. 1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami.
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, yang dapat mempersentasekan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi.
25
Aplikasi diartikan sebagai sebagai kemampuan kemampuan untuk menggunakan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis.
Analisis atau kemampuan kemampuan untuk menjabarkan menjabarkan materi atau atau suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalahsuatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6. Evaluasi.
Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukanklarifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu be\-rdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri, ataumenggunakankriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003). D. Tinjauan Umum Tentang Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadapsuatu stimulus atau objek.Sikap secara nyata
26
menunjukkan
kontraksi
adanyakesesuaian
reaksiterhadap
stimulustertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat
emosional
merupakankesediaan
untuk
terhadap bertindak,
stimulus dan
bukan
sosial.Sikap merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikapbelum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai mempunyai tiga komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (Keyakinan.), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Berbagai tingkatan sikap yaitu : 1. Menerima, diartikan subjek mau dan memperhatikan stimulus yang 2. Merespon, memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan Menyelesaikan tugas yang di berikan adalah suatu indikasi dari Sikap. 3. Menghargai,
Mengajak
orang
lain
untuk
mengerjakan
atau
Mendiskusikansuatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkattiga. 4. Bertanggung jawab, atas segala sesuatu yang telah dipilihnyaDengan segalah resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmodjo, 2003). E. TinjauanUmum Tentang Tindakan 27
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overtBehavior).
Untuk
terwujudnya
perbedaannyata di perlukan yangmemungkinkan,
antara
sikap
menjadi
suatu
faktor pendukung atau suatu kondisi lain
adalah
fasilitas.(Notoatmodjo,
2007).Lebih lanjut Notoatmodjo menguraikan tingkat-tingkat tindakan yaitu: 1. persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakanyang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama. 2. Respon terpimpin (Guided Respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuaidengan contoh adalah indicator tindakan tingkat dua. 3. Mekanisme Apabila
seseorang seseorang
melakukan melakukan
sesuatu
dengan
benar
secaraotomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan makaia sudah mencapai tindakan tingkat tiga. 4. Adaptasi (adaptation) Adaptasi adalah suatu tindakan tindakan yang sudah berkembang berkembang dengan baik.Artinya, tindakan itu sudah di modifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakanya tersebut.Pihak-pihak yangberkepentingan
harusikut
bertanggung
jawab
dalam
Memberikanpemahaman kepadamasyarakat tentang manfaat ikut 28
berpartisipasi dalam menjaga/melestarikan lingkungan sebagai upaya
mengantisipasi
bencanaalam.dalam pemahaman
kerusakan
hal
ini
dalamupaya
pedagang
untuk
dapat
memberikan
meningkatkan ikut
persampahan.semakin
yang
besar
menimbulkan
pengertian kesadaran
serta
dan warga
dalampengelolaan
pemahaman
pedagang
tentang
pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan,semakin banyak pulapengetahuan
pedagang,semakin
semakinmenyadaripentingnya
tinggi
motivasi
pengelolaan
serta
lingkungan
pemukiman.Menurut slamet (2000), terdapat syarat-syarat yang di perlukan
agar
pedagang
dapat
berpartisipasi
pembangunan,yaitu
adanya
kesempatan
pembangunan,adanya
dalam
memanfaatkan
kesempatan
kesempatan
itu,dan
untuk
membangun
kemampuan
adanya
dalam
kemauan
untuk untuk
berpartisipasi. Kemauan pedagang untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah sangat di perlukan sekali,misalnya dengan menyediakan sendiri tempat sampah seperti tong sampah, meletakkan sampah yang di produksinya secara teratur di lokasi yang mudah dijangkau oleh petugas pengumpul sampah,menjaga agar sampah tidak berserakan.
29
BAB III KERANGKA KONSEP A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti Diteliti
Morgan (2009) menyatakan bahwa permasalahan sampah adalah kurang ketidak pedulian masyarakat/pedagang untuk membuang sampah.
Sehingga
masyarakat/pedangan
tidak
banyak
berpikir
kemana sampah-sampah tersebut akan dibawa dan apa yang akan terjadi pada sampah tersebut. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk terus memproduksi lebih banyak sampah. Sehingga untuk mengurangi produksi sampah, masyarakat harus dapat berpikir mengenai Cara pengelolaan sampah, Upaya pengelolaan sampah dengan baikadalah suatu hal yang penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang ada selama ini.Di perlukan suatu tindakan nyata oleh masyarakat/pedagang tehadap penanganan sampah yang di duga berhubungan dengan tindakan kehidupan sehari-hari terhadap sampah. Pengetahuan masyarakat ini akan membentuk
sikap
atau
tindakannya
terhadap
pengelolaan
sampah.tingkat pengetahuan yang baik juga ikut membentuk tindakan dalam mengelola sampah.
30
B. Kerangka konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut :
Pengetahuan
Pengelolaan Sampah
Sikap
Tindakan
Gambar 1. Kerangka konsep Keterangan :
: Variabel yang di teliti
: Varabel yang tidak di teliti
C. Variabel Penelitian
Adapun variable variable dalam dalam penelitian penelitian ini adalah : 1. Varibel Independen adalah Pengetahuan, sikap dan tindakan 2. Variabel Dependen adalah pengolahan sampah
31
D.Definisi oprasionaldan kriteria obyektif 1. Pengetahuan
Pengetahuan tentang Pengelolaan sampah yaitu apa yang di ketahui Pedagang tentang Pengelolaan sampah. Pengukuran pengetahuan berdasarkan skala Guttmanuntuk pertanyaan positif dengan jawaban “benar” diberi skor 1 dan untuk jawaban “salah”
diberi skor 0. Untuk pertanyaan negatif pemberian skor dibalik dengan jawaban “benar” diberi skor 0 dan jawaban “salah” diberi
skor 1. Jumlah pertanyaan untuk tingkat pengetahuan : 10 Nilai jawaban responden
: 1 dan 0
Skor tertinggi
: 10 x 1 = 10 (100%)
Skor terendah
: 10 x 0 = 0 (0%)
Range = 100% - 0% = 100%, maka interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ridwan, 2008) :
= RK Keterangan : I
= Interval
R = Range/kisaran K = Jumlah kategori (2) I
=
− 32
= 50 Batas atas
= Skor tertinggi = 100%
Batas Bawah
= (Batas Atas – I ) = (100 – 50) = 50%
Sehingga kriteria objektifnya : A. Cukup
: Apabila hasil jawaban jawaban responden responden memperoleh memperoleh
skor ≥ 50% dari total skor maksimal
B. Kurang
: Apabila hasil jawaban respon dan memperoleh
skor< 50% Dari total skor 2. Sikap
a. Definisi Operasional Sikap masyarakat adalah Kepercayaan, penerimaan, dan kecenderungan, berprilaku responden terhadap pengelolaan sampah dengan baik dan benar. b. Kriteria Objektif Skala yang digunakan untuk mengukur sikap responden yaitu dengan menggunakan skala Likkert yakni skor 1 jika jawaban sangat setuju (STS), skor 2 bila jawaban Tidak setuju (TS), skor 3 bila jawaban ragu-ragu (RR), skor 4 bila jawaban
33
setuju (S) dan skor 5 bila jawaban Sangat setuju(SS). (Wawan dan Dewi,2010). Skor nilai : Skor tertinggi : 10 x 5 = 50 (100%) Skor terendah : 10 x 1 = 10 (20%) Interval kelas : R I= K 10-0 I= 2 I = 5 (50%) I : Interval kelas R : Range/kisaran K : Jumlah kategori Cukup
: Jika responden memperoleh skor ≥ 50%
dari seluruh pertanyaan yang diajukan. Kurang
: Jika responden memperoleh skor < 50% dari seluruh pertanyaan yang di ajukan
34
3. Tindakan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tindakan adalah responden mampu untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Skala yang digunakan untuk mengukur tindakan responden yaitu dengan menggunakan skala Likkert yakni skor 1 jika jawaban sangat setuju (STS), skor 2 bila jawaban Tidak setuju (TS), skor 3 bila jawaban ragu-ragu (RR), skor 4 bila jawaban setuju (S) dan skor 5 bila jawaban Sangat setuju(SS). (Wawan dan Dewi,2010). Cukup
: Jika responden memperoleh skor ≥ 50%
dari seluruh pertanyaan yang diajukan. Kurang
: Jika responden memperoleh skor <50% dari seluruh pertanyaan yang di ajukan
4. Pengelolaan Sampah
a. Definisi operasional Pengelolaan
sampah
adalah
upaya
pengendalian
untuk
menangani sampah mulai dari tahap pewadahan sampah, sampai dengan pemisahan yang dalam penlitian ini menjadi Pewadahan, Pemisahan sampai dan pengangkutan yang menjadi kewenangan pedagang:
35
Cukup
:
Memperoleh
skor
≥ 50%
dari
seluruh
pertanyaan yang di ajukan Kurang
: Jikaresponden memperoleh skor < 50% dariseluruh pertanyaan yang di ajukan
E. Hipotesis
Adapun hipotesis hipotesis dalam dalam penelitian penelitian ini adalah : 1. Pengetahuan H0:
Tidak
ada
hubungan
antara
pengetahuan
pedagang
dalamPengelolaan sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017. Ha :Ada hubungan antara pengetahuan pedagang dalam pengelolaan sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2016. 2. Sikap H0
:Tidak dalam
ada
hubungan
antara
sikappedagang
pengelolaan sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun
2017. Ha
: Ada hubungan antara sikappedagang dalam pengelolaan Sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017.
3. Tindakan H0 : Tidak ada hubungan antara tindakan pedagang dalam pengeloloaan sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2016.
36
Ha
: Ada hubungan antara tindakan pedagang dalam pengelolaan sampah pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2017.
37
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis
Penelitian
yang
di
gunakan
merupakan
penelitian
observasional dengan pendekatan secara cross sectional yaitu untuk mengetahui
hubungan
pengetahuan,
sikap,
dan
tindakan
masyarakata/pedagang dengan pengelolaan sampah di pasar Lapulu. B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian telah di laksakan pada bulan Desember 2017 Bertempat di pasar Lapulu Kota Kendari. C. Populasi dan sampel
a. Populasi Dalam penelitian ini adalah seluru pedagang pasar yang ada di pasar lapulu yang berjumlah 422 pedagang. b. Sampel Unit sampel dalam penelitian ini adalah semua pedagang yaitu ikan & daging, asessoris, kosmetik, pakaian dan kain, salon, obat, sepatu dan sandal, kaset atau CD, sayur dan buah, pecah belah, sembako yang berada didalam pasar Anduonohu. Pengambilan sampel dilakukan dengan caraproporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi,baik
38
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Penentuan
besar
sampel
menggunakan
rumus(Soekidjo
Notoatmodjo, 2002)
. . Z n = (−) −)+ Z.. ,5 .,5 . ( , ) n= (,)(−) −)+ (,6)6) .,5 .,5 ., .,5 n= , .+ , .,5 6,6 .,5 n= ,+,6 . n= 5, n = 79,176 atau 80 sampel Keterangan : n=
Besar sampel pedagang
N=
Jumlah populasi pedagang
Z=
Nilai standar distribusi normal sesuai α yang dipilih
p=
Perkiraan variabel yang diteliti (0,5)
q=
1 – p (0,5)
d=
Derajat ketelitian (0,1)
39
Penarikan sampel untuk setiap pedagang dilakukan dengan cara proporsional : Pedagang ikan dan daging
:
Pedagang assesoris
:
Pedagang kosmetik
:
Pedagang pakaian dan kain
:
Salon
:
Toko obat
:
Pedagang sepatu dan sandal
:
Pedagang kaset / CD
:
Pedagang sayur dan buah
:
Plastik dan pecah belah
:
Pedagang sembako
:
Total
:
40
5 x 79 pedagagangng 79 = 10 peda x 79 pedagaganangg 79 = 7 ped x 79 pedagaganangg 79 = 2 ped x 79 pedagagangng 79 = 13 peda x 79 pedagaganangg 79 = 1 ped 6 x 79 pedagaganangg 79 = 1 ped x 79 pedagaganangg 79 = 4 ped x 79 pedagaganangg 79 = 1 ped x 79 pedagagangng 79 = 23 peda 5 x 79 pedagaganangg 79 = 4 ped x 79 pedagagangng 79 = 14 peda 80 pedagang
D. Pengumpulan data 1. Data sekunder
Data sekunder di peroleh dari diknas kebersihan kota kendari mengenai jumlah sampah dan volume sampah di kota kendari, serta volume sampah di pasar Lapulu Kota Kendari. 2. Data primer
Untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan metode wawancara observasi
dengan atau
menggunakan
pengamatan
kuesioner
langsung
untuk
dan
melakukan
melihat
tingkat
lakukan
dengan
pengetahuan, sikap,dan tindakan responden. E. Pengolahan dan Analisa Data 1. pengelaan data
Pengolahan
data
pada
penelitian
ini
di
menggunakan SPSS for Windows versi 16 yang sesui dengan tahaptahap sebagai berikut: a. Editing yaitu memeriksa data yang telah di kumpulkan untuk di teliti kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban dan kuesioner b. Coding yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data
41
c. Entry memasukan data untuk di olah menggunakan kuesioner. 2. Analisa data
Analisa data dalam penelitian penelitian ini adalah analisa deskriptif deskriptif dari analitik. a. Analisa deskriptif Dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan setiap variabel yang di gunakan dalam penelitian yaitu dalam bentuk tabel data yang di analisis untuk menggambarkan pengetahuan pedagang, sikap pedagang dan tindakan pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2016. b. Analisa analitik Dilakukan untuk melihat adanya hubungan pengetahuan,sikap, dan tindakan pedagang terhadap pengelolaan sampah di pasar Lapulu Kota Kendari Tahun 2016. Analisa ini di gunakan dengan pengujian statistic Chi square (X 2) atau dengan menggunakan α 0,5 serta di sajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus :
( ) ℎ = ∑ ℎ Dimana :
x = Nilai Chi Square Square hasil perhitun perhitungan. gan. 42
fo=Frekuensi Obserfasi fh = Freku Frekuenensisi harap harapanan (Chandra.B.2008) Selanjutnya untuk melihat keeratan hubungan antara variabel dependen dengan independen digunakan uji koefisien Phi (ѳ) (ѳ) dengan rumus :
ѳ = √ Dimana : x2
= Nilai Chi-Square
n
= Besar Sampel
Dengan interpretasi sebagai berikut : a.) Nilai 0,01 – 0,25 hubungan lemah b.) Nilai 0,26 – 0,50 hubungan sedang c.) Nilai 0,51 – 0,75 hubungan kuat d.) Nilai 0,76 – 1,0 hubungan sangat kuat (Sugiyono,2014 ) E. Etika Penelitian :
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi tempat penelitian. Setalah mendapat persetujuan barulah mendapatkan penelitian dengan menekakan masalah etika yang meliputi :
43
1. Informed Consent ( ( Lembar Persetujuan ) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada responden, peneliti menjelaskan
maksud
dan
tujuan
penelitian.
Setelah
diberikan
penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada responden. Jika responden bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity ( ( Tanpa Nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
responden,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya subjek pada lembar pengumpulkan data, cukup dengan memberikan kode pada masing-masing lembar tersebut. 3. Confidentiality ( ( Kerahasiaan ) Kerahasiaan memberikanmenjamin
merupakan kerahasiaan
masalah hasil
penelitian,
etika baik
dalam infomasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah di kumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
44