PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI RUMAH SAKIT UMUM SULTAN DAENG RAJA KABUPA KABUPATEN BULUKUMBA BULUKUMBA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008
OLEH: ASRUL MAPPIWALI
PEMBIMBING dr. SRI RAMADANY, M.Kes
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. (Winkjo (W inkjosastr sastro, o, 2005). Menurut Survey Demografi Demografi Kesehatan Kesehatan Indonesia Indonesia (SDKI) (SDKI) pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 262/100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan Angka Angka Kemati Kematian an Bayi Bayi (AKB) (AKB) yaitu yaitu 32/100 32/1000 0 Kelahi Kelahiran ran Hidup. Hidup. (DinKe (DinKess Jabar Jabar,, 2006). 2006). Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya berakhirnya kehamilan, tanpa melihat melihat lama dan tempat terjadinya terjadinya kehamilan, kehamilan, yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh kehami kehamilan lan atau atau penanga penanganann nannya ya,, tetapi tetapi bukan bukan karena karena kecela kecelakaan kaan.. (international stastistical classification of deseases, injuries and causes of death, edition ICDX). (1) AKI di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005 terdapat 321,5/100.000 Kelahiran hidup AKB 43,93/1000 Kelahiran Hidup. Adapun faktor penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan perdarahan 40-60 %, preeklamsi dan eklampsi 20-30 %, infeksi infeksi 20-30 %. Perdarahan Perdarahan merupakan faktor terbesar penyebab tingginya AKI. Sedangkan penyebab tidak langsung yang mendasar adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri, salah satunya adalah 53% ibu hamil menderita anemia, 4 Terlalu (hamil atau bersalin terlalu muda dan tua umurnya, terlalu banyak anaknya dan terlalu dekat jarak kehamilan/persalinannya) dan 3 Terlambat (terlambat mengetahui tanda bahaya dan memutuskan rujukan, terlambat merujuk merujuk karena masalah transporta transportasi si dan geografi, geografi, terlambat terlambat ditangani ditangani ditempat ditempat pelayanan pelayanan karena tidak efektifnya pelayanan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. (DinKes Jabar, 2005). (1) Propinsi Sulawesi Selatan Selatan berdasarkan SKRT SKRT pada tahun 1992 prevalensi anemia gizi khususnya pada ibu hamil berkisar 45,5 – 71,2% dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 1
76,17%, 14,3 % di Kabupaten Pinrang dan 28,7% di Kabupaten Soppeng dan tertinggi adalah di Kabup Kabupat aten en Bone Bone 68,6% 68,6% (199 (1996) 6) dan Kabu Kabupat paten en Buluk Bulukum umba ba sebes sebesar ar 67,3% 67,3% (1997 (1997). ). Sedangkan Sedangkan laporan laporan data di Kabupaten Kabupaten Maros khususnya khususnya di Kecamatan Kecamatan Bantimurung Bantimurung anemia ibu hamil pada tahun 1999 sebesar 31,73%, pada tahun 2000 meningkat menjadi 76,74% dan pada tahun 2001 sebesar sebesar 68,65%. Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi terjadinya terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian hemodilusi. (2) Perdarahan merupakan faktor utama penyebab tingginya AKI. Perdarahan dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Anemia merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memperburuk keadaan ibu apabila disertai perdarahan saat kehamilan, persalinan dan pasca salin. (Mardliyanti, 2005). (1) Anemia Anemia dalam dalam kehamil kehamilan an dapat dapat berpeng berpengaru aruh h buruk buruk teruta terutama ma saat saat kehamil kehamilan, an, persalinan dan nifas. Pengaruh anemia saat kehamilan dapat berupa abortus, persalinan kurang bulan, ketuban pecah dini (KPD). Pengaruh anemia saat persalinan dapat berupa partus lama, ganggua gangguan n his dan kekuata kekuatan n mengeda mengedan n serta serta kala kala uri memanj memanjang ang sehing sehingga ga dapat dapat terjad terjadii retensio plasenta. Pengaruh anemia saat masa nifas salah salah satunya subinvolusi uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas dan penyembuhan luka perineum lama. (1) Anemia Anemia yang yang paling paling sering sering dijumpa dijumpaii dalam dalam kehamil kehamilan an adalah adalah anemia anemia akibat akibat keku kekura ranga ngan n zat zat besi besi karen karenaa kurang kurangny nyaa asupa asupan n unsu unsurr besi besi dalam dalam makan makanan an.. Gangg Gangguan uan penyerapan, penyerapan, peningkatan peningkatan kebutuhan kebutuhan zat besi atau karena terlampau terlampau banyaknya banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 x lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh 2
terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya. (2,3) Pend Pendid idik ikan an yang yang dija dijala lani ni sese seseor orang ang memil memilik ikii penga pengaru ruh h pada pada peni pening ngkat katan an kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes RI, 2002). Umur Umur
ibu ibu
memp mempen enga garu ruhi hi
baga bagaim iman anaa
meng mengam ambi bill
kepu keputu tusa san n
dala dalam m
peme pemeli liha hara raan an
kesehatannya. (1) Status gizi ibu hamil akan sangat berperan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin, salah satu unsur gizi yang penting ketika hamil adalah zat besi. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan meningkatkan kebutuhan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. (1) Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba merupakan tempat yang salah satu fungsinya fungsinya adalah memberikan memberikan pelayanan pelayanan pemeriksaan pemeriksaan kehamilan. Cakupan Tablet ablet Tambah ambah Darah Darah (TTD) (TTD) untuk untuk ibu hamil di Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Umum Sultan Sultan Daeng Daeng Raja Raja Kabupaten Bulukumba pada tahun 2008 sudah hampir memenuhi target yang diharapkan. Walaupun cakupan TTD sudah hampir merata tetapi kejadian anemia di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba masih tinggi dan mengalami peningkatan. Berdas Berdasark arkan an uraian uraian diatas diatas penelit penelitii sangat sangat tertar tertarik ik untuk untuk melakuk melakukan an penelit penelitian ian tentan tentang g kejadi kejadian an anemia anemia pada ibu hamil hamil yang yang dihubu dihubungka ngkan n dengan dengan karakt karakteri eristi stik k ibu yang yang meliputi umur, pendidikan, paritas, jarak kehamilan dan asupan tablet tambah darah. Oleh 3
karena karena itu penelit penelitii memili memilih h penelit penelitian ian dengan dengan judul judul ”Hubung ”Hubungan an Karakt Karakteri eristi stik k Ibu Hamil Hamil dengan Kejadian Anemia Anemia di Rumah Sakit Umum Sultan Sultan Daeng Raja Kabupaten Kabupaten Bulukumba Bulukumba periode Januari – Desember 2008. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : ” Ada Hubungan Karakteristik Ibu hamil dengan Kejadian Anemia di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba periode Januari-Desember 2008. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
1.3.2. Tujuan Khusus 1.
Meng Menget etah ahui ui dist distri ribu busi si frek frekue uens nsii
umur umur ibu ibu
hami hamil, l, pend pendid idik ikan an,,
pari parita tas, s, jara jarak k
kehamilan,da kehamilan,dan n asupan tablet tambah darah di Rumah Sakit Umum Sultan Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba. 2.
Mengetahui Mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian kejadian anemia ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
3.
Mengetahui Mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
4.
Menget Mengetahui ahui hubungan hubungan jarak jarak kehamil kehamilan an ibu dengan dengan kejadia kejadian n anemia anemia ibu hamil hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
5.
Mengetahui Mengetahui hubungan pendidikan pendidikan ibu dengan kejadian kejadian anemia anemia ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba 4
6.
Mengetahui Mengetahui hubungan asupan Tablet Tambah Tambah Darah ( TTD ) dengan kejadian anemia ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
7.
Mengetahui Mengetahui hubungan AntenataPl AntenataPl Care (ANC) dengan kejadian anemia ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba.
1. 4. Manfaat Penelitian
1.4. 1.4.1. 1. Manf Manfaat aat teor teorit itik ik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat, masyarakat, terutama terutama pentingnya pentingnya pemeriksaan pemeriksaan kehamilan kehamilan untuk menghindari menghindari terjadinya terjadinya anemia dalam kehamilan. 1.4.2. 1.4.2. Manfaat Manfaat Prakti Praktiss Langsu Langsung ng Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia di Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba. 1.4. 1.4.3. 3. Bagi Bagi Pene Peneli liti ti Sen Sendi diri ri Merupak Merupakan an pengal pengalama aman n berhar berharga ga dan wadah wadah latiha latihan n untuk untuk memper memperole oleh h wawasa wawasan n dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah. 1.4.4 1.4.4
Bagi Bagi Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Sult Sultan an Daeng Daeng Raja Raja Kabupat Kabupaten en Bulukum Bulukumba ba Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ibu hamil dan diharapkan para dokter dan bidan memantau ibu hamil dengan memeriksa kadar hemoglobin pada setiap wanita hamil.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA 2.1 Pendahuluan
Sampai saat ini tingginya tingginya angka kematian kematian ibu di Indonesia Indonesia masih merupakan masalah yang yang menjad menjadii priori prioritas tas di bidang bidang kesehat kesehatan. an. Di samping samping menunj menunjukka ukkan n deraja derajatt kesehat kesehatan an masyara masyarakat kat,, juga juga dapat dapat menggam menggambar barkan kan tingkat tingkat keseja kesejahte hteraan raan masyar masyarakat akat dan kualita kualitass pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan keracu keracunan nan keham kehamil ilan an.. Penye Penyeba bab b kemat kematia ian n langs langsun ung g ters tersebu ebutt tida tidak k dapat dapat sepe sepenuh nuhny nyaa dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku, dan lain-lain.(1,4) Status kesehatan ibu, menurut model Mc Carthy dan Maine merupakan faktor penting dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit atau gizi yang buruk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. Rao (1975) melaporkan bahwa salah satu sebab kematian obstetrik tidak langsung pada kasus kematian ibu adalah anemia. Anemia merupakan salah satu sebab kematian ibu, demikian juga WHO menyatakan bahwa anemia merupakan sebab penting dari kematian Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. (2,3,5)
6
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. persalinan. Risiko kematian maternal, maternal, angka prematuritas, prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang yang anemis anemis tidak tidak dapat dapat mentole mentolerir rir kehilan kehilangan gan darah. darah. Dampak Dampak anemia anemia pada pada kehami kehamilan lan berv bervar aria iasi si dari dari kelu keluha han n yang yang sanga sangatt ringa ringan n hingg hinggaa terj terjad adiny inyaa gangg gangguan uan kela kelang ngsu sung ngan an kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), atonis), gangguan gangguan pada masa nifas (subinvolusi (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infe infeks ksii dan stre stress kurang kurang,, produ produks ksii ASI ASI rend rendah) ah),, dan dan gang ganggua guan n pada pada jani janin n (abor (abortu tus, s, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain). (2,6) Preval Prevalens ensii anemia anemia pada wanita wanita hamil hamil di Indones Indonesia ia berkis berkisar ar 20-80% 20-80%,, tetapi tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Juga banyak dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada trimester III berkisar berkisar 50-79%. Affan Affandi di menyebutkan menyebutkan bahwa anemia kehamilan kehamilan di Indonesia Indonesia berdasarkan berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 1990 adalah 60%. Penelitian selama tahun 1978-1980 di 12 rumah sakit pendidikan/rujukan di Indonesia menunjukkan prevalensi wanita hamil dengan anemia anemia yang yang melahi melahirka rkan n di RS pendidi pendidikan/ kan/ruj rujuka ukan n adalah adalah 30,86%. 30,86%. Preval Prevalens ensii terseb tersebut ut meningkat dengan bertambahnya paritas. Hal yang sama diperoleh dari hasil SKRT 1986 dimana prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi dengan bertambahnya paritas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. (2,4) Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan 7
sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992 bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Indonesia, Indonesia, prevalensi prevalensi anemia anemia tahun l970–an l970–an adalah 46,5–70%. 46,5–70%. Pada SKRT SKRT tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT SKRT tahun 1995 turun menjad menjadii 50,9%. 50,9%. Pada tahun tahun 1999 didapatk didapatkan an anemia anemia gizi gizi pada ibu hamil hamil sebesa sebesarr 39,5%. 39,5%. Propin Propinsi si Sulawe Sulawesi si Selata Selatan n berdas berdasark arkan an SKR SKRT pada tahun tahun 1992 1992 preval prevalens ensii anemia anemia gizi gizi khususnya pada ibu hamil berkisar 45,5 – 71,2% dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 76,17% 14,3 % di Kabupaten Pinrang dan 28,7% di Kabupaten Soppeng dan tertinggi adalah di Kabu Kabupat paten en Bone Bone 68,6% 68,6% (199 (1996) 6) dan Kabu Kabupat paten en Bulu Bulukum kumba ba sebe sebesa sarr 67,3% 67,3% (1997 (1997). ). Sedangkan laporan data di Kabupaten Maros khususnya di Kecamatan Bantimurung anemia ibu hamil pada tahun 1999 sebesar 31,73%, pada tahun 2000 meningkat menjadi 76,74% dan pada tahun 2001 sebesar 68,65%.(2) Prevalensi Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa membawa akibat negatif berupa gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel sel tubuh maupun sel otak dan kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Pada Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan. Studi di Kualalumpur memperlihatkan terjadinya 20 % kelahiran prematur bagi ibu yang tingkat kadar hemoglobinnya di bawah 6,5gr/dl. Studi lain menunjukkan bahwa risiko kejadian kejadian BBLR, kelahiran prematur prematur dan kematian perinatal perinatal meningkat meningkat pada wanita hamil dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,4 gr/dl. Pada usia kehamilan sebelum 24 minggu dibandingkan kontrol mengemukakan bahwa anemia merupakan salah satu faktor kehamilan dengan risiko tinggi. (2)
8
2.2 Defenisi
Anemia Anemia pada pada wanita wanita tidak tidak hamil hamil didefi didefinis nisika ikan n sebagai sebagai konsent konsentras rasii hemoglo hemoglobin bin yang yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglo hemoglobin bin lebih lebih rendah rendah pada pada perten pertengaha gahan n kehamil kehamilan, an, pada awal kehamil kehamilan an dan kembali kembali menjelang menjelang aterm, kadar hemoglobin hemoglobin pada sebagian sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan cadangan bes besii adal adalah ah 11g/d 1g/dll atau atau lebi lebih. h. Atas Atas alas alasan an ters terseb ebut ut,, Cent Center erss for for dise diseas asee cont contro roll (199 (1990) 0) mendef mendefini inisik sikan an anemia anemia pada kehami kehamilan lan sebaga sebagaii kadar kadar hemoglo hemoglobin bin kurang kurang dari dari 11 g/dl g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. (7) Penurunan sedang kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat disebabkan oleh penambah volume plasma yang relat relatif if lebi lebih h besa besarr darip daripada ada penam penambah bahan an mass massaa hemogl hemoglobi obin n dan dan volum volumee sel sel dara darah h mera merah. h. Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi sirkulasi ibu biasanya biasanya memuncak pada trimester trimester kedua. Istilah anemia fisiologis fisiologis yang telah lama diguna digunakan kan untuk untuk meneran menerangka gkan n proses proses ini kurang kurang tepat tepat dan seyogy seyogyany anyaa diting ditinggal galkan. kan. Pada Pada keham kehamil ilan an taha tahap p sela selanj njut utny nya, a, ekspan ekspansi si plas plasma ma pada pada dasa dasarn rnya ya berh berhent entii semen sementa tara ra mass massaa hemoglobin terus meningkat. (7) Selama masa nifas, tanpa adanya kehilangan darah berlebihan, konsentrasi hemoglobin tidak tidak banyak banyak berbeda berbeda dibandi dibanding ng konsent konsentras rasii sebelum sebelum melahir melahirkan. kan. Setela Setelah h melahir melahirkan, kan, kadar kadar hemoglobin biasanya berfluktuasi sedang disekitar kadar pra persalinan selama beberapa hari dan kemudia kemudian n mening meningkat kat ke kadar kadar yang yang lebih lebih tinggi tinggi daripa daripada da kadar kadar tidak tidak hamil. hamil. Kecepat Kecepatan an dan besarnya besarnya peningkatan pada awal masa nifas ditentukan ditentukan oleh jumlah jumlah hemoglobin hemoglobin yang bertambah bertambah selama kehamilan dan jumlah darah yang hilang saat pelahiran serta dimodifikasi oleh penurunan volume plasma selama masa nifas. (7)
9
Walaupun sedikit lebih sering dijumpai pada wanita hamil dari kalangan kurang mampu, anemia tidak terbatas hanya pada mereka. Frekuensi anemia selama kehamilan sangat bervariasi, terutama bergantung pada apakah selama hamil wanita yang bersangkutan mendapat suplemen besi. (5)
Gambar 1 : Gambaran Sel darah merah yang normal dan sel darah merah yang menderita anemia(8) 2.3 Pembagian Anemia
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. (9,10,11) Darah Darah akan akan bertam bertambah bah banyak banyak dalam dalam kehamil kehamilan an yang yang lazim lazim disebu disebutt Hidrem Hidremia ia atau atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu 10
(Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. (9,10,11) Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi terjadi penurunan penurunan konsentrasi konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. (11) Anemia secara praktis didefenisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb atau hitung eritrosit dibawah batas normal. Namun nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemik jika kadar hemoglobin di bawah 11 gr/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Namun, CDC membuat nilai batas khusus berdasarkan trimester kehamilan dan status merokok. Dalam praktek rutin, konsentrasi Hb kurang dari 11 gr/dl pada akhir trimester pertama dan < 10 gr/dl pada akhir trimester trimester kedua dan ketiga ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab penyebab anemia dalam kehamilan. kehamilan. Nilai-nilai Nilai-nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibuibu hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 gr/dl pada trimester pertama dan 10,5 gr/dl pada trimester kedua dan ketiga. (11) Anemia terjadi saat: 1. Tubuh Tubuh kehilanga kehilangan n banyak banyak darah darah (sikl (siklus us haid yang yang banyak, banyak, penyakit penyakit tertent tertentu, u, trauma/ trauma/luk lukaa dengan perdarahan) atau 2. Tubuh Tubuh memiliki memiliki masalah masalah dalam dalam pembentukan pembentukan sel darah merah 3. Sel darah darah merah rusak rusak atau mati mati lebih cepat cepat dari kemampuan kemampuan tubuh tubuh memproduksi memproduksi sel sel darah merah yang baru 4. Lebih dari satu keadaan di atas terjadi bersamaan(9,10,11) 11
2.4. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Terdapat banyak jenis anemia dengan deng an penyebab yang berbeda: 1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi defisiensi besi merupakan merupakan jenis anemia yang sering terjadi terjadi bila tubuh kekurangan zat besi. Tubuh kita memerlukan zat besi untuk membentuk hemoglobin. Sese Seseor oran ang g dapa dapatt keku kekura ranga ngan n zat besi besi karena karena kehi kehila lang ngan an darah. darah. Pada Pada perem perempu puan, an, kehilangan zat besi dan sel darah merah saat perdarahan yang banyak dan cukup lama misalnya pada persalinan. Perempuan juga dapat mengalami kekurangan besi dan sel darah merah pada keadaan tumor rahim (uterine fibroid) yang dapat berdarah perlahanlahan. Keadaan lain yang dapat menyebabkan kehilangan zat besi dan sel darah merah adalah ulkus, polip pada usus besar, atau kanker kolon (usus besar), pemakaian aspirin atau obat penghilang nyeri lainnya, infeksi, luka yang berat, pembedahan. Makan makanan yang rendah zat besi juga bisa mengakibatkan anemia defisiensi besi. Sumber makanan yang mengandung banyak zat besi adalah daging, ikan, ternak, telur, produk susu atau makanan yang diperkaya zat besi.(9,10,11) 2. Anemia defisiensi vitamin (anemia megaloblastik)
Kekurangan Kekurangan vitamin B12 atau folat adalah penyebab penyebab anemia jenis ini. Anemia Anemia defisiensi defisiensi B12 (anemia (anemia pernisiosa) pernisiosa) adalah anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan vitami vitamin n B12, sedang sedangkan kan tubuh tubuh memerl memerlukan ukannya nya untuk untuk membuat membuat sel darah darah merah merah dan menjaga sistem saraf bekerja normal. Hal ini biasa didapatkan pada orang yang tubuhnya tidak dapat menyerap vitamin B12 karena gangguan usus atau sistem kekebalan tubuh atau makan makanan yang kurang B12. Vitamin B12 terdapat pada makanan yang berasal dari binatang. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan rasa kebas di tungkai dan kaki, gangguan 12
berjalan, berjalan, mudah lupa dan gangguan penglihatan. penglihatan. Terapi Terapi sesuai sesuai penyebabnya. penyebabnya. Folat atau asam folat juga diperlukan dalam pembentukan sel darah merah, jika terjadi anemia jenis ini timbul saat kita tidak mengkonsumsi folat dalam jumlah cukup atau ada gangguan penyerapan folat dalam usus. Anemia ini juga dapat terjadi pada kehamilan trimester ketiga disaat tubuh ibu memerlukan banyak folat. Folat ditemukan pada makanan seperti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian. Folat juga terdapat pada roti, pasta dan sereal yang difortifikasi. (9,10,11) 3. Anemia karena penyakit lain
Hal ini disebabkan disebabkan oleh beberapa beberapa penyakit penyakit yang menyebabkan menyebabkan kemampuan tubuh untuk untuk menghas menghasilk ilkan an sel darah darah merah merah berkur berkurang. ang. Pada Pada orang orang dengan dengan penyakit penyakit ginjal ginjal,, ginjalnya tidak dapat menghasilkan hormon dalam jumlah cukup untuk memerintahkan tubuh membuat sel darah merah. Zat besi juga hilang saat orang dengan sakit ginjal mengalami cuci darah (dialisis). (9,10,11) 4. Anemia karena penyakit darah yang diturunkan
Anemia Anemia sel sabit (sickle (sickle cell cell anemia) anemia) dimana sel darah darah merah merah orang orang dengan dengan penyakit ini berbentuk lengkung/sabit dan keras. Sehingga dapat tersangkut pada pembuluh darah kecil dan menutup aliran darah ke organ atau tungkai. Tubuh cepat menghancurkan sel darah darah merah merah sabit sabit ini tetapi tetapi tidak tidak menghas menghasilk ilkan an yang yang baru baru lebih lebih cepat cepat sehing sehingga ga menyebabkan anemia. Orang dengan talasemia membuat hemoglobin dan sel darah merah yang lebih sedikit dari normal. Keadaan ini membuat anemia ringan sampai berat. (9,10,11) 5. Anemia aplastik
Merupakan Merupakan suatu kelainan darah yang jarang, tubuh berhenti membuat sel darah yang baru. Semua sel darah terganggu terganggu semua sel darah merah, merah, sel darah putih dan keping darah/trombosit. Kekurangan sel darah merah berakibat anemia, kekurangan sel darah putih 13
meyebabkan rentan terkena infeksi, kekurangan keping darah menyebabkan darah tidak dapat membeku dengan normal. Hal ini dapat disebabkan oleh: 1. Pengoba Pengobatan tan kanker kanker (radi (radiasi asi atau atau kemoter kemoterapi api)) 2. Paparan Paparan terhadap terhadap zat kimia kimia beracun beracun (insektisi (insektisida, da, cat) cat) 3. Obat-obatan Obat-obatan tertentu tertentu (obat (obat untuk untuk pengobatan pengobatan arthr arthritis itis rematoid) rematoid) 4. Penyakit autoimun (seperti lupus) (9,10,11)
2.5. Gejala Klinis
Anemia timbul perlahan-lahan perlahan-lahan.. Pada awalnya gejala yang ada mungkin ringan ringan atau tidak ada sama sekali. Saat gejala bertambah berat dapat timbul gejala seperti : 1.
Rasa Rasa lela lelah h (se (seri ring ng seka sekali li))
2.
Lema Lemass (s (seri ering sekal ekalii)
3.
Pusing
4.
Sakit kepala
5.
Kebas Kebas atau atau ding dingin in pada telapa telapak k tanga tangan n atau atau kaki kaki
6.
Kulit pucat
7.
Denyu Denyutt jant jantun ung g yang yang cepa cepatt atau atau tid tidak ak ter terat atur ur
8.
Napas pendek
9.
Nyeri dada
10. Tidak Tidak optimal optimal saat bekerja bekerja atau di sekolah sekolah 11. Rewel Gejala-gejala ini dapat muncul karena jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah yang berisi oksigen ke seluruh tubuh. (9,10,11) 2.5 Diagnosis
14
Diagnosis anemia dalam kehamilan untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan: 1. Anamnesis Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kilia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan. (9,10,11) 2. Pemeriksaan fisik (9,10,11) Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh, antara lain: a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami b. Kuku : koilonychias (kuku sendok) c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegali 3. Pemeriksaan laboratorium hematologi(9,10,11) a. Tes penyaring 1. Kadar hemoglobin 2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, (MCV,MCH, dan MCHC) 3. Hapusan darah tepi b. Pemeriksaan rutin 1. Laju endap darah 2. Hitung deferensial 3. Hitung retikulosit c. Pemeriksaan sumsum tulang 15
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus 1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin 2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, da rah/eritrosit, vitamin B12 3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb 4. Leukemia akut : pemeriksaan pe meriksaan sitokimia 5. Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis 4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi(10) Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri 5. Pemeriksaan penunjang lainnya a. Biopsy kelenjar k elenjar dan PA b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan (10) 2.5 Penatalaksanaan 2.5.1. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehil kehilan angan gan dara darah h akut. akut. Tidak idak jara jarang ng kedua keduany nyaa sali saling ng berk berkai aita tan n erat erat,, karena karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya. (7,9,10,11) Defisiesns Defisiesnsii besi sering terjadi pada wanita dan Centers Centers For Disease Control and Prevent Prevention ion (1989) memper memperkir kiraka akan n bahwa bahwa sekita sekitarr 8 juta juta wanita wanita Amerika Amerika usia subur subur mengala mengalami mi defisi defisiens ensii besi. besi. Status Status gizi gizi yang yang kurang kurang sering sering berkai berkaitan tan dengan dengan anemia anemia defisiensi besi (scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin 16
dan kulit. kulit. Jumlah Jumlah total total ini 1000 mg jelas jelas melebi melebihi hi cadanga cadangan n besi besi pada pada sebagi sebagian an besar besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi. (7,9,10,11) Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka maka kekur kekuran angan gan besi besi seri sering ng berma bermani nife fest stas asii sebag sebagai ai penur penuruna unan n taja tajam m kons konsen entr tras asii hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi besi. (7,9,10,11)
Penegakan diagnosis
Evalua Evaluasi si awal awal pada pada wanita wanita hamil hamil dengan dengan anemia anemia sedang sedang adalah adalah penguku pengukuran ran hemoglobin, hemaokrit, dan indeks-indeks sel darah merah, pemeriksaan cermat terhadap sedian apus darah tepi; preparat sel sabit apabila wanita yang bersangkutan keturunan Afrika; dan pengukuran konsentrasi besi atau ferritin serum, atau keduanya. Gambaran morfologis morfologis klasik klasik anemia defisiensi besi-hipokromia besi-hipokromia dan mikrosito mikrositosis sis dan mikrositosi mikrositosiss eritrosit tidak begitu menonjol pada wanita hamil dibandingkan pada wanita tidak hamil dengan kosentrasi hemogolobin yang sama. Anemia difesiensi besi tingkat sedang selama kehamilan kehamilan contohnya, contohnya, konsentrasi konsentrasi hemoglobin 9g/dl,biasa 9g/dl,biasanya nya tidak disertai disertai perubahan perubahan morfologis eritrosit yang nyata. Namun, dengan derajat anemia defisiensi besi sebesar ini, kadar feritin serum lebih rendah daripada normal, dan pewarna besi pada sumsum tulang memberi hasil negatif. Kapasitas serum untuk mengikat besi (serum iron-binding capacity) 17
meningkat, tetapi kapasitas ini saja tidak banyak bernilai diagnostic karena kapasitas ini juga meningkat pada kehamilan normal tanpa defisiensi besi. Hyperplasia normoblastik sedang pada sumsum tulang juga sama dengan yang terjadi pada kehamilan normal. Karena itu, anemia defisiensi besi pada kehamilan terutama merupakan konsekuensi dari ekspansi volume darah tanpa ekspansi normal massa hemogolobin ibu. (7,9,10,11) Kadar Kadar ferri ferritin tin serum serum normal normalny nyaa menuru menurun n selama selama kehamil kehamilan an (Godenb (Godenber erg g dkk, 1996). Kadar yang kurang dari 15 mg/l memastikan memastikan anemia difisiensi difisiensi besi (centers (centers for disease control and prevention, 1989). Namun, Van Den Broek dkk (1998) menyajikan bukti bahwa titik patokan (cutoff point) 30 mg/l memiliki nilai prediksi positif 85 persen dan nilai prediksi negatif 90%. Secara pragmatis, diagnosis defisiensi besi pada wanita hamil dengan anemia sedang biasanya bersifat presumtif dan terutama didasarkan pada ekslusi kausa anemia yang lain. (7,9,10,11) Apabila wanita hamil dengan anemia defisiensi besi tingkat sedang diberi terapi besi besi yang yang memadai memadai,, akan terdet terdeteks eksii respon responss hematol hematologi ogist st berupa berupa pening peningkat katan an hitung hitung retikulosit. Laju peningkatan konsentrasi hemgolobin atau hematokrit cukup bervariasi, tetapi biasanya lebih lambat dibanding pada wanita tidak hamil. Penyebabnya terutama berkaitan dengan perbedaan volume darah, dan pada separuh terakhir kehamilan, terjadi penambahan hemoglobin baru kedalam volume sirkulasi yang lebih besar.(7,9,10,11)
Terapi
Tujuan terapi adalah koreksi defisit massa hemoglobin dan akhirnya pemulihan cadangan besi. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan senyawa besi sederhana ferro sulfat, fumara fumarat, t, atau atau glukona glukonatt per oral oral yang yang mengand mengandung ung dosis dosis harian harian sekita sekitarr 200 mg besi besi 18
elemental. Apabila wanita yang bersangkutan tidak dapat atau tidak mau mengkonsumsi preparat preparat besi oral, ia diberi diberi terapi parental parental (Andrews, 1999; Hallak dkk., 1997). Untuk mengganti simpanan besi, terapi oral harus dilanjutkan selama 3 bulan atau lebih lebih setelah anemia teratasi. Transfuse sel darah merah atau darah lengkap jarang diindikasi untuk mengoba mengobati ti anemia anemia defis defisiens iensii besi besi kecuali kecuali apabila apabila juga juga terdap terdapat at hepovole hepovolemia mia akibat akibat perdarahan atau harus dilakukan suatu tindakan bedah darurat pada wanita dengan anemia berat. (7)
2.5.2. Anemia akibat perdarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumb sumber er perd perdar araha ahan n seri serius us dan dan anem anemia ia sebe sebelu lum m atau atau sete setela lah h pelahi pelahira ran. n. Pada Pada awal awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopi ektopik, k, dan mola mola hidati hidatidos dosa. a. Perdar Perdarahan ahan masih masih membutu membutuhkan hkan terapi terapi segera segera untuk untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang yang hemog hemoglo lobi binny nnyaa lebi lebih h dari dari 7 g/dl g/dl,, kond kondis isiny inyaa stab stabil il,, tida tidak k lagi lagi mengh menghad adapi api kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah. (7)
2.5.3. Anemia pada penyakit kronik
19
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai sebagai cirri penyakit penyakit kronik. kronik. Berbagai Berbagai penyakit penyakit terutama infeksi kronik dan neoplas neoplasma ma menyeb menyebabka abkan n anemia anemia deraj derajat at sedang sedang dan kadangkadang-kad kadang ang berat, berat, biasan biasanya ya dengan dengan eritro eritrosit sit yan sediki sedikitt hipokr hipokromi omik k dan mikros mikrositi itik. k. Dahulu Dahulu,, infeks infeksii khusus khususnya nya tuberc tuberculo ulosis sis,, endokar endokardit ditis, is, atau esteom esteomiel ieliti itiss sering sering menjad menjadii penyebab penyebab,, tetapi tetapi terapi terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV (HIV), ), dan pera perada dang ngan an kroni kronik k meru merupak pakan an penye penyebab bab ters terser erin ing g anemi anemiaa bent bentuk uk ini. ini. Denominator bersama adalah meningkatkan produksi sitokin yang memperantarai respons imun atau peradangan. (7) Pada Pada pasie pasien n tidak tidak hamil hamil denga dengan n peny penyaki akitt perad peradang angan an kroni kronik, k, konse konsent ntra rasi si hemoglobin jarang kurang dari 7 g/dl. Biasanya morfologi sel sumsum tulang tidak terlalu berubah. Konsentrasi besi serum menurun, dan kapasitas serum mengikat besi , walaupun lebih rendah daripada kehamilan normal , tidak jauh dibawah rentang normal tidak hamil. Kadar ferittin serum biasanya meningkat. Karena itu, walaupun mekanisnmenya sedikit berbeda satu sama lain, anemia-anemia ini sama-sama memperlihatkan perubahan fungsi retiku retikuleo leondo ndotel telial ial,, metabol metabolism ismee besi, besi, dan penurun penurunan an eritro eritropoi poiesi esiss dengan dengan deraja derajatt dan kombinasi yang berbeda-beda. (7) Sela Selama ma keham kehamil ilan an,, seju sejuml mlah ah peny penyaki akitt kroni kronik k dapat dapat meny menyeba ebabka bkan n anemi anemia. a. Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (infla (inflamma mmator tory y bowel bowel diseas disease), e), lupus lupus eritem eritemato atosus sus siste sistemet metik, ik, infeks infeksii granul granuloma omatos tosa, a, kegana keganasa san, n, dan arth arthri riti tiss remo remoto toid id.. Anem Anemia ia bias biasany anyaa sema semaki kin n bera beratt seir seirin ing g denga dengan n meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan
20
pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi eritropoietin normal. (7) Anem Anemia ia pada pada peny penyaki akitt kron kronik ik bere beresp spon onss terh terhada adap p pembe pemberi rian an erit eritro ropo poie ieti tin n rekombinan. Obat ini sudah berhasil digunakan untuk mengobati anemia pada insufisiensi ginjal kronik, peradangan kronik, dan keganasan (Goodnough dkk, 1997). Dari kajian mere mereka ka,, Vora ora dan Grus Grusli lin n (199 (1998) 8) hanya hanya menda mendapa patka tkan n beber beberapa apa lapor laporan an tent tentang ang penggunaan eritropoietin ini pada kehamilan. Braga dkk. (1996) mengobati lima wanita dengan anemia berat akibat insufisiensi insufisiensi ginjal kronik. Walaupun Walaupun massa massa sel darah merah bia biasa sany nyaa meni mening ngka katt dala dalam m bebe bebera rapa pa ming minggu gu,, dapa dapatt timb timbul ul efek efek samp sampin ing g yang ang mengkhawatirkan yaitu hipertensi, yang biasanya sudah ada pada para wanita ini.Dalam studi oleh Braga dkk. (1996) yang disebutkan diatas, satu dari lima wanita yang diterai mengalami solusio plasenta. (7)
2.5.4. Anemia Megaloblastik
Anemia Anemia megalo megaloblas blastik tik adalah adalah kelompo kelompok k penyakit penyakit darah darah yang yang ditanda ditandaii oleh oleh kelainan darah dan sumsum tulang akibat gangguan sintesis DNA. (7)
2.5.4.1. Defisiensi Asam Folat .
Anemia megaloblastik megaloblastik yang dimulai selama kehamilan hampir selalu selalu disebabkan disebabkan oleh oleh difis difisien iensi si asam asam folat, folat, dan dahulu dahulu disebut disebut sebaga sebagaii anemia anemia pernis pernisios iosaa gravida gravidarum rum.. Anemia ini biasanya dijumpai pada wanita yang tidak mengokonsumsi sayuran berdaun hijau, polong-polongan, dan protein hewani. Wanita dengan anemia megaloblastik mungkin mengalami mual, muntah dan anoreksia selama kehamilan. Seiring dengan memburuknya 21
difisiensi difisiensi folat dan anemia, anemia, anoreksa anoreksa semakin semakin parah sehinggga difisiensi difisiensi gizi juga semaki parah. Pada sebagian kasus, konsumsi etanol yang berlebihan menjadi penyebab atau ikut berperan dalam timbulnya anemia ini. (7) Pada wanita normal tidak hamil, kebutuhan asam folat harian adalah 50 sampai 100 mg/hari. Selama kehamilan, kebutuhan akan asam folat meningkat, asupan dianjurkan 400 mg/hari. Bukti biokimiawi yang paling awal ditemui adalah rendahnya aktivitas asam folat di dalam plasma. Tanda morfologis paling dini biasanya adalah hipersegmentasi neufrofil. Seiring dengan timbulnya anemia, eritosit yang baru terbentuk akan menjadi makros makrositi itik. k. Apabil Apabilaa sudah sudah
terdapa terdapatt difis difisiens iensii besi, besi, eritro eritrosit sit makros makrositi itik k tidak tidak dapat dapat
terdeteksi dari pengukuran volume rata-rata sel darah merah (mean corpuscular volume). Namun, pada pemeriksaan yang teliti terhadap sediaan apus darah tapi biasanya biasanya ditemukan makrosit. makrosit. Seiring Seiring dengan bertambah parahnya parahnya anemia, anemia, kadang-kadang kadang-kadang muncul eritrosit eritrosit ber berin inti ti dida didara rah h tepi tepi.. Pada Pada saat saat yang ang sama sama,, peme pemeri riks ksaa aan n sums sumsum um tula tulang ng akan akan mengungkapkan adanya eritorpoiesis megaloblastik. Anemia kemudian dapat bertambah parah, dan dapat juga terjadi trombositopenia, laukopenia atau keduanya. Janin dan plasenta mengekstraksi folat dari sirkulasi ibu sedemikian efektifnya sehingga janin tidak mengalami anemia walaupun ibunya mengerita anemia berat akibat difisi difisiens ensii folat. folat. Pernah Pernah dilapo dilaporka rkan n kasuskasus-kas kasus us dengan dengan kadar kadar hemogl hemoglobi obin n neonatu neonatuss mencapai 18 g/dl atau lebih, sedangkan kadar pada ibu serendah 3,6 g/dl (Pritchard dan Scott,1970). (7)
Terapi
Asam folat, makanan bergizi, dan zat besi. Bahkan hanya 1 mg asam folat yang diberikan per oral setiap hari sudah dapat menimbulkan respons hematologis yang nyata. 22
Dalam 4 sampai 7 hari setelah awal pengobatan, pengobatan, hitung retikulosit retikulosit akan meningkat meningkat secara bermakna, sedangkan leucopenia dan trombositopenia akan segera terkoreksi. Kadangkadang kadang laju laju pening peningkat katan an konsent konsentras rasii hemogl hemoglobi obin n atau atau hemato hematokri kritt tidak tidak terlal terlalu u besar besar,, terutam terutamaa apabila apabila dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan retiku retikulos losito itosis sis yang yang biasan biasanya ya mencolo mencolok k segera segera setelah terapi dimulai. (7)
Pencegahan
Makanan yang cukup mengandung asam folat mencegah anemia megaloblastik. Telah banyak perhatian dipusatkan pada peran defisiensi folat pada pembentukan defek tabung saraf (neural – tube defect) Temuan-temuan ini mendorong Centers for Disease contr control ol (199 (1992) 2) dan Amer Americ ican an coll college ege of obste obstetr tric icia ians ns and and Gyme Gymeco colo logi gist stss (199 (1996) 6) mengeluarkan anjuran bahwa semua wanita usia subur mengkonsumsi paling sedikit 0,4 mg asam asam fola folatt seti setiap ap hari hari.. Tamba ambahan han asam asam fola folatt diber diberik ikan an pada pada keada keadaan an-k -kea eadaa daan n kebutuh kebutuhan an folat folat sangat sangat mening meningkat kat,, misalny misalnyaa pada kehami kehamilan lan multij multijani anin n atau atau anemia anemia hemolitik, misalnya penyakit sel sabit. Indikasi lain adalah penyakit peradangan kulit. Terdapat bukti bahwa wanita yang pernah melahirkan janin dengan defek tabung saraf mengala mengalami mi penurun penurunan an angka angka kekambu kekambuhan han apabila apabila mereka mereka mendapa mendapatt asam asam folat folat 4 mg perhari sebelum dan selama awal kehamilan. (7)
2.5.4.2. Defisiensi Vitamin B 12
Anemia Anemia megalob megaloblas lastik tik yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh kekura kekurangan ngan vitami vitamin n B12 selama kehamil kehamilan an sangat sangat jarang jarang terjad terjadi, i, ditanda ditandaii oleh oleh kegagal kegagalan an tubuh tubuh menyerap menyerap vitami vitamin n B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin 23
dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.(7) Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianoko sianokobal balami amin n (vitam (vitamin in B12) intr intramu amusc scul ular ar seti setiap ap bula bulan. n. Mere Mereka ka yang yang menj menjal alani ani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati). (7)
2.5.5.Anemia hemolitik didapat
2.5.5.1. Anemia Hemolitik Autoimun
Adalah penyakit yang jarang dan penyebab penyimpangan pembentukan antibodi tidak diketahui. Anemia Anemia yang disebabkan oleh faktor-f faktor-faktor aktor ini mungkin mungkin disebabkan disebabkan oleh autoantibody aktif-hangat (80 sampai 90%), antibodi aktif – dingin, atau kombinasinya. Sindrom Sindrom-si -sindr ndrom om ini juga juga dapat dapat diklas diklasifi ifikas kasika ikan n sebagai sebagai primer primer atau atau idiopa idiopatik tik,, dan separuhnya adalah sekunder akibat suatu penyakit atau faktor lain. Contoh dari keadaan yang yang terakhi terakhirr adalah adalah limfom limfomaa dan leukem leukemia, ia, penyaki penyakitt jaring jaringan an ikat, ikat, bebarap bebarapaa infeks infeksi, i, 24
penyakit peradangan kronik atau akibat obat (provan dan Watherall, 2000). Pada sebagian kasus yang diklasifikasikan sebagai idiopatik, tindak lanjut yang cermat mungkin dapat mengungkapkan adanya suatu penyakit yang mendasari. (7) Pada anemia hemolitik autoimun, uji antiglobulin (Coombs) langsung dan tidak langsung biasanya positif. Hemolisis dan uji antiglobulin yang positif mungkin merupakan konse konsekue kuens nsii dari dari adany adanyaa antib antibod odii lgM lgM atau atau lgG lgG anti antier erir irit itro rosi sit. t. Sfer Sferos osit itos osis is dan dan retikulositosis merupakan gambaran khas pada sediaan apus darah tepi. Penyakit agglutinin ding dingin in (col (cold d aggl agglut utin inin in dise diseas ase) e) dapat dapat dipi dipicu cu oleh oleh Myco Mycopla plasm smaa pneum pneumon onia iaee atau atau mononucleosis infeksiosa. (7) Wanita anita dengan dengan anemia anemia hemolit hemolitik ik autoim autoimun un kadang-k kadang-kada adang ng memper memperlih lihatk atkan an percepatan hemolisis yang mencolok selama hamil. Glukokortikoid biasanya efektif seperti pada pasien tidak hamil, dan terapinya adalah dengan prednisone 1 mg/kg perhari atau ekivalennya. Terapi ini juga biasanya memperbaiki trombositopenia yang secara kebetulan terjadi bersamaan. (7) Antibo Antibodi di lgM tidak tidak melewa melewati ti plasen plasenta ta sehing sehingga ga sel darah darah merah merah janin janin tidak tidak terpengaruh; namun, antibodi lgG, khususnya subkelas lgG1 dan lgG3 menembus plasenta. Contoh paling umum efek samping pada janin akibat antibodi lgG yang dibentuk oleh ibu adalah isoimunisasi D maternal disertai penyakit hemolitik pada janin dan neonatus (bab 39, hal 1182) 1182).. Trans Transfus fusee sel darah darah merah merah untuk untuk ibu hamil hamil dengan dengan penyaki penyakitt hemoli hemolitik tik autiom autiomun un yang yang parah parah dipers dipersuli ulitt oleh oleh adanya adanya antibo antibodi di antier antieritr itrosi ositt yang yang bereda beredarr dalam dalam darah darah.. Peng Penghan hanga gata tan n selsel-se sell donor donor hing hingga ga menca mencapa paii suhu suhu tubuh tubuh akan akan mengu mengura rangi ngi kerusakan sel-sel donor oleh agglutinin dingin. (7)
2.5.5.2.Anemia Hemolitik Akibat Obat 25
Hemoli Hemolisis sis akibat akibat obat yang yang dijumpa dijumpaii selama selama kehamil kehamilan an harus harus dibeda dibedakan kan dari dari bentuk-bentuk lain anemia hemolitik autoimun. Hemolosis yang terjadi biasanya ringan, mereda setelah obat dihentikan, dan dapat dicegah dengan menghindari obat tersebut. mekanisme kerjanya berbeda-beda, tetapi umumnya terjadi karena cedera imunologis sel darah merah yang perantarai oleh obat. Obat yang bekerja sebagai hapten beratinitas tinggi dengan suatu protein sel darah merah. Tempat melekatnya antibodi antiobat ini, contohnya antibo antibodi di lgM antipe antipenis nisili ilin. n. Obat Obat dapat dapat bekerja bekerja sebagai sebagai hapten hapten berafi berafinit nitas as rendah rendah dan melekat keprotein membran sel. (7) Gejala yang timbul tergantung pada derajat hemolisis. Biasanya terjadi hemolisis kronik ringan sampai sedang, tetapi beberapa obat yang bekerja sebagai hapten berafinitas rendah rendah dapat dapat memicu memicu hemoli hemolisis sis akut akut yang yang parah. parah. Garrat Garratty ty dkk(199 dkk(1999) 9) baru-b baru-baru aru ini melaporkan tujuh kasus anemia hemolitik berat akibat sofetetan profilaksis untuk tindakan obstetric. Uji antiglobulin langsung positif; dijumpai sfrositosis dan retikulositosis; dan mungkin terjadi trombotitopenia dan leucopenia. Pada sebagian besar kasus, penghentian obat penyebab penyebab mengak mengakibat ibatkan kan gejalagejala-gej gejala ala lenyap. lenyap. Efekti Efektivit vitas as kortik kortikost osteri eriod od masih masih dipertanyakan, dan transfusi diberikan hanya apabila anemianya parah. Hemolisis akibat obat terutama pada wanita Amerika – Afrika, jauh lebih sering berkaitan dengan defek enzim eritrosit congenital, misalnya defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenenese (G6PD) yang parah. (7)
2.5.5.3.Anemia hemolitik akibat kehamilan
Anemia Anemia hemolit hemolitik ik yang yang tidak tidak jelas jelas sebabny sebabnyaa pada pada kehamil kehamilan, an, jarang jarang dijumpa dijumpaii tetapi mungkin merupakan entitas tersendiri dan pada kelainan ini terjadi hemolisis berat yang dimulai pada awal kehamilan dan reda dalam beberapa bulan setelah melahirkan. 26
Penyakit ini ditandai oleh tidak adanya bukti mekanisme imunologik atau defek intra atau ekstra ekstraeri eritro trosit sit (Star (Starkse ksen n dkk 1983). 1983). Karena Karena janin janin bayi bayi juga juga mungki mungkin n memper memperlih lihatk atkan an hemolisis transient, diduga terdapat suatu kausa imunologis. Terapi Terapi kortiko steroid terhadap ibu biasanya efektif. (7)
2.5.5.4.Hemoglobinuria Noktural Paroksismal
Walaupu alaupun n sering sering diangga dianggap p sebagai sebagai suatu suatu anemia anemia hemolit hemolitik, ik, ini adalah adalah suatu suatu gangguan sel induk hemopoetik yang ditandai oleh terbentuknya trobosit, granulosit, dan eritrosit yang cacat. Hemoglobinuria nocturnal paroksismal merupakan penyakit didapat dan timbul dari satu klon sel yang abnormal, kurang lebih seperti neoplasma (Packham, 1998). Salah satu gen terkait terkait – x yang mengalami mutasi dan berperan dalam penyakit ini disebut PIG – A (fofatidilinositol glikan protein A). Protein-pretoin utama abnormal yang terbentuk di membrane ertrosiit dan granulosit menyebabkan sel-sel tersebut sangat rentan mengalami lisis oleh kemplemen. (7) Gambara Gambaran n klinis klinisny nyaa sama sama sepert sepertii Anemia Anemia hemoli hemolitik tik di dapat dapat dengan dengan awitan awitan perlahan dan perjalan penyakit yang kronik. Hemoglobinuria terjadi dalam interval yang tidak teratur dan tidak selalu malam hari. Hemolisis dapat dipicu oleh transfusi, infeksi, atau pembedahan. Keparahan penyakit berkisar dari ringan sampai mematikan. Penyulit mencakup penyulit yang terjadi pada enemia kronik, dan diperparah oleh difisiensi besi akibat pengeluaran besi melalalui urin. Hampir 40 % pasien menderita trombosis vena, dan pernah dilaporkan sindrom Budd – Chiari yang disebabkan oleh trombosis vena hepatica. Kelainan ginjal dan hipertensi juga sering terjadi. Media angka harapan hidup setelah diagnosis adalah 10 tahun tetapi 15 persen pasien mengalami remisi jangka panjang secara
27
spont spontan an (Hil (Hillm lmen en dkk, dkk, 1995) 1995).. Belu Belum m ada ada tera terapi pi yang yang defi defini niti tive ve,, kecu kecuali ali mung mungki kin n tranplantasi sumsum tulang. (7) Efek Pada Kehamilan Kehamilan yaitu dapat membahayakan membahayakan kehamilan.. Greene dkk (1983) mengkaji 31 kasus pada kehamillan dan mendapatkan bahwa penyulit timbul pada lebih dari tiga perempat kasus. Angka kematian ibu adalah 10 persen dan hampir separoh wanita mengalami trombosis vena pascapartum, termasuk sindrom Budd – Chiari atau trombosis vena serebri. Solal – Celigny dkk (1987) melaporkan penyulit pada dua pertiga dari 38 kehamilan. kehamilan. Walaupun Walaupun mereka tidak menjumpai kematian ibu, sering sering terjadi terjadi penyulit penyulit yang mengancam nyawa, terutama akibat hemolisis dan perdarahan.(7) 2.5.5.5. Anemia didapat lainnya.
Seperti diuraikan oleh Pritchard dkk (1976), walaupun jarang, hemolisis fragmentasi (mikroangio (mikroangiopatik) patik) yang nyata disertai disertai hemoglinemia hemoglinemia kadang-kadang menjadi menjadi penyulit penyulit preeklamsia-eklamsia. Hal ini sering disebut sabagai sindrom HELP (Hemolysis, Elevated Liver Ensym an Low Platelest) .Anemia hemolitik didapat yang paling fuminan pada keham kehamil ilan an adal adalah ah yang yang dise disebab babkan kan oleh oleh ekso eksoto toks ksin in clos clostr trid idium ium perf perfer erin ingen genss atau atau strept streptokok okokus us b - hemoli hemolitik tikus us grup grup A. Akhirny Akhirnya, a, endoto endotoksi ksin n bakteri bakteri gram-n gram-negat egatif, if, atau atau lipopolisakarida – terutama pada pielonefritis akut berat – mungkin disertai oleh tandatanda hemolisis dan anemia ringan sampai sedang. (7) 2.5.6. Anemia hemolitik akibat defek eritrosit herediter
Gambaran eritrosit normal berbentuk seperti cakram bikonkaf, dan dibandignkan dengan volumenya, luas permukaan membrane lebih besar. Hal ini memungkinkan terjadinya berbagai deformasi siklik reversible sewaktu eritrosit menghadapi gaya regangan yang tercipta di arteri dan berja berjalan lan melalui melalui celahcelah-cel celah ah lien lien yang yang lebih lebih kesil kesil daripa daripada da diamet diameter er melint melintang angnya nya.. Sejuml Sejumlah ah defisiensi enzim atau kelainan herediter membran sel darah merah menyebabkan destabilisasi 28
lapis lapis-g -gan anda da.. Lema Lemak k berk berkur urang angny nyaa luas luas permu permuka kaan an,, dan dan sel sel yang yang kurang kurang lent lentur ur sehi sehing ngga ga mengalami hemolisis menyebabkan anemia dengan derajat bervariansi. Beberapa diantara kelaian here heredi dite terr
memb membra ran n
yang ang
memp memper erce cepa patk tkan an
dest destru ruks ksii
ini ini
adal adalah ah
sros srosit itos osis is..
Hera Heradi dite terr,
piropoikilositesis dan ovalositosis. (7)
2.5.6.1.Sferositosis Herediter
Walaupun sebagian besar disebabkan oleh defisiensi spektrin dominant autosom dengan penetrasi bervariasi, kelainan dapat juga bersifat resesif autosom dan mungkin disebabkan oleh defisiensi ankirin atau protein atau kombinasinya (Rosse dan Burn, 1994). Penyaki Penyakit-p t-peny enyaki akitt ini secara secara klinis klinis ditand ditandai ai oleh oleh anemia anemia dan ikteru ikteruss dengan dengan deraja derajatt bervariasi akibat hemolisis sel darah merah mikrosferositik. Pemastian diagnosis adalah dengan membuktikan adanya sferosit pada apus darah tepi, retikulositosis, dan peningkatan fragilitas osmotik. (7) Hemolisis dan anemia yang menyertainya bergantung pada keutuhan limpa, yang bia biasa sany nyaa memb membes esar ar.. Sple Splenek nekto tomi mi,, wala walaup upun un tidak tidak memper memperba baiki iki deta detak k memb membra rane, ne, sferosito sferositosis, sis, atau peningkatan peningkatan fragilitas fragilitas osmotik, dapat sangat mengurangi hemolosis, hemolosis, anemia berat akibat percepatan destruksi sel darah merah terjadi pada wanita yang limpan ya masih berfungsi. Infeksi harus dideteksi dan diterapi dengan Negara.(7) Wanita anita dengan dengan sfero sferosit sitosi osiss heredi herediter ter dapat dapat menjal menjalani ani kehami kehamilan lan dengan dengan baik. baik. Parkland Dianjurkan pemberia suplemen asam folat. Maberry dkk, (1992) melaporkan di di Parkland Hospital pada Hospital pada 50 kehamilan dari 23 wanita dengan sferositosis. Pada kehamilan tahap lanjut, hematoksit bervarisi dari 23 sampai 41 dan dihitung retikulosit berkisar dari 1 sampai 23 persen. Morbiditas ibu minimal. Terjadi delapan abortus, dan empat dari 42 bayi lahir preterm, tetapi tidak ada yang mengalami hambatan pertumbuhan. Infeksi pada empat 29
wanita memperparah hemolisis dan tiga orang memerlukan transfuse. Hasil-hasil serupa dilaporkan oleh Pajor dkk (1993) pada 19 kehamilan dari delapan wanita Hongaria.(7)
2.5.6.2.Defisiensi Enzim Sel Darah Merah
Eritro Eritrosit sit memerl memerluka ukan n sejuml sejumlah ah enzim enzim agar agar dapat dapat menggun menggunakan akan glukos glukosaa dalam dalam keadaan keadaan anaerob anaerob.. Defisi Defisiens ensii dari dari banyak, banyak, tetapi tetapi tentuny tentunyaa tidak tidak semua semua enzim enzim ini dapat dapat menyebabkan anemia nonsferotik herediter. Sebagian besar diwariskan sebagai sifat resesif autosom. autosom. Defisiensi Defisiensi glukosa-6-fosf glukosa-6-fosfat at dehidrogenas dehidrogenase, e, sejauh sejauh ini adalah defisiensi enzim yang yang paling paling sering sering dijump dijumpai, ai, adalah adalah pengecu pengecuali alian an karena karena diwari diwariska skan n secara secara terkai terkait-X t-X.. terdapat lebih dari 400 varian enzim ini (Beytler, 1991). Pada varian A, diwarisi oleh sekitar 2 persen wanita Amerika-Afrika, aktivitas enzim di eritrosit sangat jauh berkurang. Pada keadaan hemozigot atau defisien ini, kedua jromosom X terkena. Keadaan heterozigot, dengan sati kromosom X normal dan sati defisien, ditemukan pada 10 sampai 15 persen wanita Amerika-Afrika. Defek ini mungkin sedikit banyak memberi perlindungan terhadap infeksi malaria. Inaktivasi acak kromosom X menyebabkan terjadinya berbagai defisiensi aktivitas enzim. Infeksi atau beberapa obat oksidan dapat memicu hemolisis pada sebagi sebagian an wanita wanita hetero heterozig zigot ot serta serta homozig homozigot. ot. Karena Karena itu, itu, anemia anemia bersif bersifat at episod episodic, ic, walaupun beberapa varian menyebabkan hemolisis nonsferositik kronik. Karena eritrosit muda mengandung aktivitas enzim yang lebih tinggi daripada eritrosit tua, tanpa adanya depresi sum-sum tulang, anemia akhirnya akan mengalami stabilisasi dan terkoreksi segera setelah obat penyebab dihentikan. (7) Defisiensi piruvat kinase, walaupun jarang, mungkin merupakan defisiensi enzim kedua tersering. Penyakit ini diwariskan sebagai sifat resesif autosom. Ghidini dan Korker (1998) menjelaskan penanganan konservatif tanpa transfuse pada seorang wanita yang kada 30
hemoglobinya mencapai nadir 6,8 g/dl pada pertengahan kehamilan. Gilsanz dkk, (1993) melaporkan hidrops fetalis rekuren pada janin yang homozigot. Pada kehamilan keempat, mereka mereka mendiag mendiagnos nosis is anemia anemia janin janin dan tidak tidak adanya adanya defesi defesiens ensii piruvat piruvat kinase kinase dengan dengan funipuncture). (7) menggunakan fungsi tali pusat ( funipuncture). Terdapat erdapat sejumlah sejumlah kelain kelainan an enzim enzim lain lain yang yang sangat sangat jarang jarang ayng ayng sebagi sebagian an di antara antaranny nnyaa dapat dapat menyebab menyebabkan kan hemoli hemolisis sis,, dan sebagia sebagian n yang yang tidak. tidak. Walaupun alaupun deraja derajatt hemolisis kronik berbeda-beda, beberapa episode anemia berat pada semua defisiensi enzim ini dipicu oleh obat atau infeksi seperti dijelaskan sebalumnya. Selama kehamilan, pasien diberi diberi besi besi dan asam asam folat. folat. Obat oksige oksigen n dihind dihindari ari,, dan infeks infeksii bakter bakterii segera segera diatasi diatasi.. Transfusi dengan sel darah merah diberikan hanya apabila hematoksit turun di bawah 20, kecuali apabila terdapat tanda-tanda gagal jantung atau hipoksia.(7)
2.5.7. Anemia Aplastik dan Hipoplastik
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang parah parah.. Diagnos Diagnosis is ditegak ditegakkan kan apabil apabilaa dijumpa dijumpaii anemia, anemia, biasan biasanya ya disert disertai ai trombo trombosi sitop topenia enia,, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguan imunologis. Anemia imunologis. Anemia Fanconi dan sindrom dan sindrom Diamond-Blackfan merupakan penyakit herediter. Pada dua pertig pertigaa kasus kasus lainny lainnya, a, kausa kausa tidak tidak diketa diketahui hui (Provan (Provan dan Weathera eatherall, ll, 2000). 2000). Kelain Kelainan an fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel indik yang terikat di sumsum tulang. tulang. Banyak bukti yang menyatakan menyatakan bahwa penyakit penyakit ini diperantarai diperantarai oleh proses proses imunologis imunologis (You (Young ng dan dan Maci Maciej ejew ewsk ski, i, 1997 1997). ). Pada Pada peny penyaki akitt yang para parah, h, yang yang didef didefin inis isik ikan an seba sebagai gai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen. (7) 31
Anemia Aplastik pada Kehamilan
Pada sebagian besar kasus, anemia aplastik dan kehamilan tampaknya terjadi bersamaan secara secara kebetul kebetulan. an. Karena Karena sekita sekitarr sepert sepertiga iga wanita wanita membaik membaik setela setelah h termin terminasi asi kehamil kehamilan, an, dipostulasi dipostulasikan kan bahwa kehamilan-me kehamilan-melalui lalui satuan satuan cara-memic cara-memicu u hipoplasia hipoplasia eritroid eritroid (Aitchison (Aitchison,, 1989). Yang jelas, pada beberapa wanita, anemia hipoplastiknya pertama kali diidentifikasi saat hamil dan kemudian membaik atau bahkan sembuh sembuh saat kehamilan kehamilan berakhir namun kambuh pada kehamilan berikutnya (Bourantas dkk, 1997, Snyder dkk, 1991). Rijhsinghani dan Wiechert (1994) melaporkan dua kehamilan pada wanita dengan anemia Diamond-Blackfan. Diamond-Blackfan. Aplasia sel darah merah murni yang jarang ini mungkin diwariskan secara resesif autosom. Sebagian pasien berespons terhadap terapi glukokortikoid, tetapi sebagian besar berganting pada transfuse. Pengalaman kami dengan dua wanita yang mempunyai penyakit ini Gaucher adalah seuatu defisiensi encim lososom resesif autosom yang mengenai serupa. Penyakit serupa. Penyakit Gaucher adalah banyak banyak system system organ. organ. Anemia dan trombosit trombositoipenia oipenia diperparah oleh kehamilan kehamilan (Gronovsky (Gronovsky-Grisaru dkk, 1995). Kemudian, kelompok peneliti Israel ini membuktikan bahwa terapi sulih enzim (algluserase (algluserase memperbaiki hasil kehamilan pada enam wanita (Elstin dkk, 1997). Dua risiko besar bagi wanita hamil dengan anemia aplastik adalah perdarahan dan infeksi (Ascarelli dkk, 1998). Pada kasus-kasus yang dilaporkan sejak tahun 1960, angka kematian selama atau setelah kehamilan adalah 50 persen, dan kematian hamper selalu disebabkan oleh perdarahan atau sepsis. Anemia Fanconi tampaknya memiliki prognosis yang lebih baik. Alter dkk (1991) mengkaji kepustakaan dan menyimpulkan bahwa wanita yang menjadi hamil mengalami perbaikan penyakit. (7) Penatalaksanaan
Belum ada satu pun obat ertropoietik yang pada anemia lain dapat menyebabkan remisi terbukti efekti efektif. f. Terapi erapi untuk untuk anemia anemia aplast aplastik ik yang yang parah, parah, yang yang kemung kemungkina kinan n besar besar efekti efektiff adalah adalah 32
transplantasi sumsum tulang atau sel induk. Bagi pasien yang penyakitnya tidak terlalu parah, atau mereka yang tidak mendapatkan donor, terapi terbaik yang ada adalah globulin antitimosit (Marsh dkk, 1999). Terapi Terapi imunosupres imunosupresif if dengan siklospori siklosporin n memperbaiki memperbaiki respons terhadap terhadap globulin globulin antitimosit. Kortikosteroid mungkin bermanfaat, demikian juga testosteran atau steroid androgenic lainny lainnyaa dalam dalam dosis dosis besar besar.. Wanita anita yang yang ditera diterapi pi hampir hampir pasti pasti mengal mengalami ami virili virilisas sasi. i. Janin Janin perem perempuan puan dapat dapat memepr memeprlih lihatk atkan an stigmat stigmataa kelebih kelebihan an androg androgen en (pseud (pseudoher ohermaf mafrod roditi itisme sme), ), bergantung pada senyawa, dosis, dan kapasitas plasma melak ukan aromatisasi terhadap androgen. Pencarian yang kontinu terhadap infeksi harus dilanjutkan, dan apabila ditemukan harus segera diberikan terapi antimikroba spesifik. Transfuse garanulosit diberikan hanya apabila benar benar terjadi infeksi. Transfuse sel darah merah diberikan untuk anemia simtomatik, dan kami secara rutin memberi transfuse untuk mempertahankan hematoksit pada kadar sekitar 20. Apabila hitung trombosit sangat rendah, mungkin diperlukan transfuse trombosit untuk mengendalikan perdarahan. Pelahiran per vaginam dilakukan untuk meminimalisasi insisi dan laserasi sehingga pengeluaran darah dapat dikurangi saat uterus dirangsang berkontraksi kuat setelah pelahiran. Bahkan apabila trombositopenianya berat, risiko perdarahan dapat diperkecil dengan pelahiran per vaginam yang dilakukan sedemikian sehingga laserasi dan episiotomi luas dapat dihindari. Transplantasi Sumsum Tulang, memerlukan terapi imunosupresif selama beberapa bula setela setelah h transp transplan lantas tasi. i. Riwaya Riwayatt transf transfuse use darah, darah, dan bahkan bahkan kehami kehamilan lan,, mening meningkatk katkan an risiko risiko pen penola olaka kan n tandu tandurr. Bagi Bagi pasi pasien en,, yang yang tela telah h bebas bebas peny penyak akit it sela selama ma 2 tahu tahun, n, trans transpl plant antas asii graft-versusmenyebabkan angka harapan hidup menjadi 90 persen (Deef dkk, 1998). Penyakit Penyakit graft-versushost akut dan kronik merupakan penyulit serius yang tersering dan menyebabkan dua pertiga kemat kematia ian n dala dalam m dua dua tahu tahun n perta pertama ma (Soci (Sociee dkk, dkk, 1999) 1999).. Kelom Kelompok pok penel penelit itii yang yang sama sama ini ini melaporkan bahwa separuh dari 95 pasien wanita hamil. (7)
33
2.6. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin 1. Bahaya selama kehamilan
- Dapat terjadi karena abortus - Persalinan prematur - Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim - Mudah terjadi infeksi - Ancaman decompensasi cordes (Hb<6gr%) - Mola hidatidosa - Hiperemesis gravidarum - Perdarahan antepartum - Ketuban pecah dini 2. Bahaya saat persalinan
- Gangguan his mempengaruhi kekuatan mengejan - Kala I berlangsung lama dan terjadi partus terlantar - Kala II berlangsung lama - Dapat terjadi perdarahan post partum dan atonia uteri 3. Bahaya pada saat nifas
- Terjadi Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan PP - Memudahkan infeksi puerperium - Pengeluaran ASI berkurang - Terjadi Terjadi decompensasi cordis mendadak mendad ak PP - Anemia kala nifas - Mudah terjadi infeksi mamae
34
4. Bahaya terhadap janin
- Abortus - Terjadi Terjadi kematian intra uteri - Persalinan prematur tinggi - Berat badan lahir rendah - Kelahiran dengan anemia - Dapat terjadi cacat bawaan - Bayi mudah terkena infeks - Ancaman decompensasi cordes (Hb<6gr%) - Mola hidatidosa - Hiperemesis gravidarum - Perdarahan antepartum - Ketuban pecah dini (7)
35
BAB III KERANGKA KONSEP
III.1 III.1
Dasar Dasar Pemik Pemikira iran n varia variabel bel yan yang g ditel ditelit itii
Sampai Sampai saat saat ini tinggi tingginya nya angka angka kemati kematian an ibu di Indone Indonesia sia masih masih merupak merupakan an masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeks infeksi, i, dan keracun keracunan an kehamil kehamilan. an. Penyeb Penyebab ab kemati kematian an langsu langsung ng terseb tersebut ut tidak tidak dapat dapat sepenuhnya sepenuhnya dimengerti dimengerti tanpa memperhatika memperhatikan n latar belakang (underlyin (underlying g factor), factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku, dan lain-lain. Dari hasil penelusuran tinjauan kepustakaan dan maksud serta tujuan penelitian maka dapat ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan anemia pada kehamilan seperti umur, umur, parita paritas, s, status status gizi, gizi, jarak jarak kehami kehamilan lan,, pendidi pendidikan kan,, asupan asupan tambah tambah tablet tablet darah, darah, penggu penggunaan naan obat antasi antasida, da, peroko perokok, k, dan penyaki penyakitt lain lain dengan dengan kejadia kejadian n anemia anemia pada kehamilan. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil maka dibuatlah kerangka berpikir seperti yang disajikan dalam skema pola pikir variabel penelitian.
36
III. III.2 2
Baga Bagan n Ke Kera rang ngka ka Kons Konsep ep
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
III. III.3 3
Defe Defeni nisi si Op Oper eras asio iona nall 1. Anemia pada kehamilan
37
Status sakit yang ditulis pada rekam medik, yang diartikan sebagai kondisi ibu ibu yang hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. (2,11) 2. Umur Yang dimaksud dimaksud dengan umur adalah kelompok kelompok umur pasien yang hamil hamil yang mendapat perawatan anemia pada Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami mengalami keguncangan keguncangan yang mengakibatkan mengakibatkan kurangnya kurangnya perhat perhatian ian terhada terhadap p pemenu pemenuhan han kebutuh kebutuhan an zat – zat gizi selama selama kehamil kehamilanny annya. a. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. (2,11) 3. Paritas (Para)
Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko menga mengala lami mi anemi anemiaa pada pada keham kehamil ilan an berik berikut utny nyaa apabi apabila la tidak tidak memp memper erhat hatik ikan an kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. (2,11) 4. Jara Jarak k Keha Kehami mila lan n Jarak Jarak kelahir kelahiran an adalah adalah waktu waktu sejak sejak ibu hamil hamil sampai sampai terjad terjadiny inyaa kelahi kelahiran ran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat – zat 38
gizi gizi belu belum m opti optima mal, l, suda sudah h
haru haruss meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n
nutr nutris isii jani janin n
yang ang
dikandung.(2,11) 5. Pendid didikan Proses Proses penggubahan penggubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok kelompok orang dalam usah usahaa mend mendew ewas asak akan an manus manusia ia mela melalu luii pener penerapa apan n ilmu ilmu yang yang diper diperol oleh eh dalam dalam pengetahuanny pengetahuannyaa tentang tentang hal-hal hal-hal yang berkaitan berkaitan dengan kehamilannya. kehamilannya.Pendidikan Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (2) 6. Asupan Asupan Tablet ablet tambah tambah Darah Darah Suatu keadaan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah kesehatan ibu hamil dan janinnya (zat besi) atu mengkonsumsi tablet tambah darah (zat besi) dalam masa kehamilannya. (2,11) 7. ANC Upaya Upaya prevent preventif if progra program m pelaya pelayanan nan kesehat kesehatan an obstet obstetrik rik untuk untuk optima optimalis lisasi asi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Antenatal Care (ANC) ini merupakan upaya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan pelayanan yaitu yaitu minimal minimal dilakukan sebanyak 4 kali, yang diberi kode K1,K K1,K2, 2,K3 K3,, dan K4. K4. Bila Bila keham kehamil ilan an term termas asuk uk resi resiko ko tingg tinggii perhat perhatia ian n dan dan jadw jadwal al kunjungan harus lebih ketat. (2,11)
39
BAB IV METODE PENELITIAN IV.1 IV.1 Jenis Penelitian
Jeni Jeniss
pene peneli liti tian an yang yang dila dilaku kuka kan n
adal adalah ah meto metode de pene peneli liti tian an desk deskri ript ptif if yang ang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan penderita anemia pada kehamilan berdasarkan faktafakta yang telah terjadi dan tercatat di rekam medik pada pasien rawat inap dan rawat jalan di bagian kebidanan kebidanan Rumah Sakit Umum Sultan Sultan Daeng Raja Kabupaten Kabupaten Bulukumba Bulukumba periode periode Januari-Desember 2008. IV.2 IV.2 Lokasi dan Waktu Waktu Penelitian
Lokasi penelitian
:
Bagian Kebidanan Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba
Waktu Penelitian
:
Dilakukan selama 2 minggu, terhitung dari tanggal 2 Maret 2009-14 Maret 2009.
IV.3 IV.3 Populasi dan Sampel
Populasi
:
Ibu Ibu hami hamill yang ang dira dirawa watt inap inap dan dan rawa rawatt jala jalan n yang yang menderita
anemia
dalam
kehamilan
di
Bagian
Kebida Kebidanan nan Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Umum Sultan Sultan Daeng Daeng Raja Raja Kabupaten Bulukumba periode Januari-Desember 2008. Sampel
:
Pengamb Pengambila ilan n sampel sampel dilakuk dilakukan an dengan dengan metode metode “total “total 40
sampli sampling” ng”,, yaitu yaitu semua semua pasien pasien yang yang termas termasuk uk dalam dalam populasi.
IV.4 IV.4 Kriteria Seleksi IV.4.1 IV.4.1 Kriteria Krit eria Inklusi
Data rekam medik penderita dengan diagnosis anemia dalam kehamilan di bagian kebidanan kebidanan Rumah Sakit Umum Sultan Sultan Daeng Raja Kabupaten Kabupaten Bulukumba Bulukumba periode periode JanuariJanuariDesember 2008. IV.4.2 IV.4.2 Kriteria Eksklusi Ekskl usi
Data rekam medik pasien yang tidak lengkap. IV.5 IV.5 Cara pengumpulan dan pengolahan data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari pencatatan pada rekam medik medik pasien pasien di bagian bagian kebida kebidanan nan Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Sultan Sultan Daeng Daeng Raja Raja Kabupat Kabupaten en Bulukumba periode Januari-Desember 2008. IV.6 IV.6 Etika Penelitian
1. Setiap Setiap subjek subjek akan dijamin dijamin kerahasi kerahasiaan aannya nya atas data data yang diperole diperoleh h dari rekam medik dengan tidak menuliskan nama pasien tapi hanya berupa inisial. 2. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada beberapa
institusi terkait antara lain Sub Bagian Kesatuan Bangsa Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Sulawesi Selatan, Direktur Direktur Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba, Bagian Rekam Medik RS. Bersalin Siti Khadijah 4 Makassar. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonymous. Hubungan Anonymous. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di PKM Banjaran. Banjaran.
Available from: http://www.one.indoskripsi.com http://www.one.indoskripsi.com.. 41
2. Amiruddin A, Wahyuddin. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Terhadap Kejadian Anemia
Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung . Available from: http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/24/studi-kasus-kontrol-anemia-ibu-hamil jurnal-medika-unhas.. jurnal-medika-unhas 3. Pratomo H dan Wiknjosastro GH, 1995. Pengalaman 1995. Pengalaman Puskesmas dalam Upaya Keselamatan
Ibu : Pilot Project di Beberapa Puskesmas. Puskesmas. Jurnal Jaringan Epidemiologi Nasional. Edisi 1 tahun 1995, hal. 1-8. 4. WHO, 1992. Report 1992. Report of Working Group on Anemia. Anemia. WHO Report, pp 17020. 5.
McCarthy J and Maine D, 1992. A 1992. A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality. Mortality. Studies in Family Planning Vol Vol 23 Number Nu mber 1 January/February 1992, pp. 23-33.
6. Soeprono R, 1988. Anemia 1988. Anemia pada Wanita Hamil . Berkala Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Jilid XX Nomor 4 Desember 1988, hal. 121-135. Kehamilan. Available from: 7. Suheimi, HK. Anemia HK. Anemia dalam Kehamilan. http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/anemia-dalam-kehamilan.html.. http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/anemia-dalam-kehamilan.html Anemia. Available from: 8. Jauhari N. Tentang Penyakit Anemia. http://yudhim.dagdigdug.com/2008/08/13/tentang-penyakit-anemiaa.. http://yudhim.dagdigdug.com/2008/08/13/tentang-penyakit-anemiaa 9. Rofiq A. Anemia A. Anemia pada Ibu Hamil . Available Available from:
http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24.. http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24 10.Anto Dr. Pertanyaan Dr. Pertanyaan Seputar Anemia. Anemia. Available from:
http://www.womenshealth.gov/faq/anemia.cfm.. http://www.womenshealth.gov/faq/anemia.cfm 11.Adriaansz G. Asuhan G. Asuhan Antenatal . Dalam: Prawiharjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta:
Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI, 2008; 278-87.
42