Potensi Biofoam Sebagai Alternatif Pembuatan Kemasan Makanan Pengganti Styrofoam
Disusun Oleh : Mutiara Larashaty Teknik Kimia Polimer 02 1516058 Metodologi Penelitian
POLITEKNIK STMI JAKARTA 2016/2017
Potensi Serat Buah Nanas Sebagai Alternatif Pembuatan Kemasan Makanan Pengganti Styrofoam
Disusun Oleh : Mutiara Larashaty Teknik Kimia Polimer 02 1516058 Metodologi Penelitian
POLITEKNIK STMI JAKARTA 2016/2017
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Styrofoam banyak diaplikasikan dalam kegiatan: pengemasan dan pengangkutan (35%), alat rumah tangga, mainan (25%), dan bahan pelengkap (10%) (Chanda, Roy, 2006). Sayangnya, pemanfaatan tersebut menyebabkan meningkatnya limbah styrofoam (Ward et al., 2006) yang harus diolah. Banyak alasan yang menyebabkan orang lebih memilih menggunakan kemasan Styrofoam, karena bentuknya yang menarik, awet dan kuat. Namun pada kenyataannya, Styrofoam yang digunakan sebagai kemasan makanan adalah bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu sampah Styrofoam adalah bahan nondegradable yang sukar terurai. Sehingga dapat mencemari lingkungan dan mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air. Selama ini penanganan limbah styrofoam dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: penggunaan kembali tanpa melalui modifikasi, pembakaran, dan dipendam dalam tanah (Chanda, Roy, 2006). Namun, cara-cara konvensional tersebut bukan merupakan metode penanganan limbah polymer yang solutif (Sony Corporate, 2008; Kuryla, Papa 1973; Chanda, Roy 2006). Hal ini dikarenakan pengolahan tersebut justru menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Metode alternatif baru dalam mengatasi sulitnya penguraian Styrofoam serta bahaya yang ditimbulkannya sebagai kemasan makanan adalah dengan biofoam. Biofoam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang berasal dari bahan baku alami berupa pati dengan tambahan serta untuk memperkuat strukturnya. Bahan baku pembuatan biofoam ini pun bisa menggunakan tanaman pangan apa saja yang mengandung pati dan serat sehingga memiliki ketersediaan bahan baku yang berlimpah. Berbeda dengan kemasan plastik dan styrofoam yang menggunakan basis bahan petrokemikal, biofoam dapat terurai secara alami (biodegradable) dan juga dapat diperbarui (renewable). Proses pembuatan biofoam tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti benzena dan styrene yang bersifat karsinogenik, tetapi memanfaatkan kemampuan pati untuk mengembang akibat proses panas dan tekanan. Biofoam dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan, untuk peenelitian ini akan memakai bahan dasar serat nanas dan ekstrak pati singkong sebagai pengganti bahan berbahaya (polistirena) dalam pembuatan Styrofoam.
I.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana potensi biokomposit berbahan serat nanas dan ekstrak pati singkong sebagai pengganti polistirena pada kemasan makanan ? 2. Apa keunggulan biokomposit berbahan serat nanas dan ekstrak pati singkong sehingga digunakan sebagai pengganti polistirena pada kemasan makanan ?
I.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengatahui potensi dari biokomposit berbahan serat nanas dan ekstrak pati singkong sebagai pengganti polistirena pada kemasan makanan 2. Untuk mengatahui keunggulan dari biokomposit berbahan serat nanas dan ekstrak pati singkong sebagai pengganti polistirena pada kemasan makanan
I.4
Manfaat Penelitian 1. Mengoptimalkan potensi serat dan pati untuk menciptakan jenis kemasan makanan baru berbahan dasar nabati yang aman dan biodegradable 2. Mengetahui kualitas dari kemasan makanan yang dihasilkan
3. Sebagai bahan pengganti kemasan makanan ditujukan agar dapat mengatasi masalah pengaruh styrofoam terhadap kesehatan manusia
I.5
Batasan Masalah Proses pembuatannya menggunakan teknologi thermopressing, dimana adonan pati, serat, dan bahan aditif lain dicampurkan dengan komposisi tertentu dan selanjutnya dicetak pada suhu 170-180ºC selama 2-3 menit
I.6
Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, karena berawal dari landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu penelitian sesuai dengan fakta dan bermanfaat memberikan gambaran umum tentang latar dan pembahasan penelitian.
I.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada proposal ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Berisi landasan teori/ berisi teori atau konsep dasar dari materi yang akan dibahas dalam penelitian.
BAB III PEMBAHASAN Berisi pembahasan satu penelitan, biasanya dapat dikerjakan setelah adanya percobaan penelitian dan data hasilnya yang kemudian dirangkum dan terdapat sebuah pembahasan.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA Berisi sumber terkait atau referensi yang bersangkutan dalam pembuatan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Serat
Daftar Pustaka http://www.jitunews.com/read/7581/biofoam-solusi-kemasan-makanan-ramah-lingkungan http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/intan/16/10/10/oet8e7368-menyulap-limbahpertanian-menjadi-pengganti-styrofoam