BUSINESS PLAN COMPETITION ECONOMIC BUSINESS WEEK
PROPOSAL USAHA KERIPIK BONGGOL PISANG BALADO KHAS JAMBI
Diusulkan Oleh: 1. HARIS SAI ANHAR (KETUA) D1A014105 2. YOGI DIKO UMBORO (ANGGOTA 1) D1A014076 3. ESTER EVINORA SIMANJUNTAK (ANGGOTA 2) D1A014088
UNIVERSITAS JAMBI Jl. Raya Jambi – Muara Bulian KM 15 Mendalo Darat Kode Pos : 36361 Telp : (0741)583377
Daftar Isi Halaman Judul...................................................................................... Daftar Isi............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.................................................................... BAB II GAMBARAN RENCANA USAHA ..................................... BAB III ANALISIS RANCANGAN USAHA ................................... BAB IV METODE PELAKSANAAN ............................................... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. LAMPIRAN.........................................................................................
i ii 1-4 5-6 7-9 10-13 14-15 16-17
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan bahan makanan seiring waktu terus mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan pertambahan penduduk yang semakin banyak, sementara tidak dapat diimbangi dengan peningkatan sumber pangan. Berangkat dari hal tersebut kami mencoba berinovasi dengan memanfaatkan bonggol pisang sebagai alternative bahan pangan. Umumnya bagian yang dimanfaatkan dari tanaman pisang adalah buahnya, sementara bagian yang lain masih belum dimaksimalkan. Salah satunya adalah bonggol pisang. Kandungan karbohidrat bonggol pisang tergolong tinggi, bahkan lebih tinggi dari jagung. Sehingga cocok digunakan sebagai pangan alternative pengganti jagung, bahkan nasi. Minoritas masyarakat di Jawa biasa mengolah bonggol pisang dengan merebusnya, tentunya hal ini hanya akan memenuhi kebutuhan perut semata dan tidak bernilai jual. Kami berusaha mengembangkan potensi dari bonggol pisang agar memiliki nilai jual yang lumayan, dengan mengembangkan dan mengolahnya sedemikian rupa. Secara tidak langsung kami juga turut mendukung program pemerintah di bidang pangan, yaitu diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah peningkatan keragaman bahan pangan yang saat ini sedang direalisasikan oleh pemerintah Indonesia. Menurut menteri pertanian, sebenarnya keberagaman pangan sangat baik untuk kesehatan. Terdapat banyak pilihan makanan pokok selain nasi. Indonesia saat ini berada dalam peringkat tertinggi negara yang mengkonsumsi beras, mengalahkan Malaysia dan Thailand yang notabene makanan pokoknya adalah nasi. Sehingga Menteri Pertanian menganjurkan agar rakyat Indonesia mengonsumsi makanan pokok secukupnya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, dan menambah asupan sayur maupun buah. Diharapkan jenis usaha yang kami rencanakan ini dapat mendukung usaha pemerintah dalam menerapkan diversifikasi pangan bagi masyarakat Indonesia. Pada kompetisi “business plan competition” ini kami merancang bisnis keripik bonggol pisang balado khas jambi. Usaha keripik bonggol pisang balado ini memiliki peluang yang cukup menjanjikan dan mudah dikelola. Selain itu, bahan bakunya
mudah diperoleh dan harga bahan tambahan yang relatif murah menjadi faktor yang mempengaruhi kesinambungan produksi keripik bonggol pisang balado ini. Produk olahan keripik bonggol pisang balado ini kami beri merk “Keribo Baja”, Kepanjangan dari Keripik Bonggol Pisang Balado Jambi. Diharapkan dengan nama yang menarik ini dapat lebih mengundang ketertarikan khalayak terhadap produk olahan kami dan sekaligus menjadikan Keripik Bonggol Pisang Balado Jambi menjadi makanan khas Provinsi Jambi. 1.2.
PERUMUSAN MASALAH
Dengan mempertimbangkan latar belakang dan realita yang ada, yang menjadi persoalan utama adalah bagaimana menciptakan suatu alternatif makanan yang diproduksi dengan cara modern namun tetap mampu mencukupi kebutuhan gizi, terutama untuk generasi muda. Generasi muda merupakan cerminan masa depan bangsa, oleh karena itu alangkah baiknya jika kita tetap menjaga kualitas generasi muda melalui asupan gizinya.Target pasar dari produk ini adalah generasi muda secara khusus, dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas agar dapat menciptakan produk berupa makanan yang dapat menarik minat generasi muda serta harga yang terjangkau. Seperti apa strategi marketing yang harus dilakukan menjadi sebuah kunci dari keberhasilan dalam menciptakan produk yang sesuai tujuan. Dimulai dari bagaimana mengolah bahan mentahnya, apa saja bahan tambahanya serta bahan pelengkap agar menyempurnakan produk, bagaimana memberikan harga yang sesuai dengan kemampuan generasi muda secara umum, bagaimana memilih lokasi dengan kecenderungan minat generasi muda untuk datang, serta bagaimana bentuk promosi yang dapat ditawarkan agar sesuai dengan target pasar. Keunggulan produk menjadi kekuatan saing dari produk ini, dimulai dari pengemasan produk serta bagaimana cara memberikan mindset kepada konsumen bahwa produk ini bermanfaat dan perlu untuk dibeli. 1.3.
TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dari program kewirausahaan ini adalah: 1. Memperoleh keuntungan. 2. Menambah relasi di lingkungan kampus dan masyarakat luar.
3. Sebagai lahan eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran berijazah yang ada di negeri ini. 4. Memberikan nilai tambah pada bonggol pisang sebagai bentuk variasi makanan baru. 5. Mengenalkan bonggol pisang ke berbagai kalangan, bahwa bonggol pisang juga dapat dimodifikasi menjadi makanan dan sumber pendapatan. 6. Memberikan variasi makanan baru bagi generasi muda dengan tetap mencukupi asupan gizi. 1.4.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Kegunaan usaha ini adalah: 1. Menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa Universitas Jambi sehingga tidak canggung ketika berada di dunia kerja. 2. Sebagai sarana mahasiswa lain yang membutuhkan pekerjaan sampingan. 3. Menumbuhkan sikap dan perilaku bertanggung jawab atas usaha yang dimiliki 4. Sebagai aplikasi dari Visi dan Misi Kampus Universitas Jambi 5. Berdirinya outlet-outlet yang menawarkan olahan bonggol pisang, yang disajikan secara menarik dengan harga terjangkau.
1.5.
KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi Perguruan Tinggi Berdirinya suatu program kewirausahaan penyedia makanan yang dapat menumbuhkan semangat inovasi dari mahasiswa dalam berwirausaha dan berkreasi dalam pengaplikasian keilmuan mereka. Inovasi yang baik dari mahasiswa, tentunya juga akan memengaruhi harumnya nama baik universitas diberbagai kalangan, baik nasional maupun internasional. Program ini juga dapat memberikan feedback bagi universitas untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam berkarya, baik sebagai masukan bagi kurikulum (kewirausahaan) maupun sebagai evaluasi.
2.
Bagi Mahasiswa Program kewirausahaan ini diharapkan dapat melatih kemampuan mahasiswa
dalam berwirausaha serta pengembangan minat dan bakat. Mahasiswa akan mendapat banyak pembelajaran dalam proses perencanaan program hingga pelaksanaan maupun kinerja bekerjasama dalam sebuah tim dan kemandirian. Sehingga secara tidak langsung mahasiswa terlatih untuk berpikir positif, kreatif, inovatif, dan dinamis. 3.
Bagi Masyarakat Program kewirausahaan ini juga berguna bagi masyarakat. Jika program ini
terealisasi, maka akan menimbulkan manfaat ganda (multiplier effect), yaitu pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat dan mengurangi pengangguran. Pengolahan bonggol pisang yang variatif juga dapat menambah nilai bonggol pisang yang kerap dianggap tidak bermanfaat. Namun tetap tidak meninggalkan kesan khas tradisional masyarakat Indonesia. Intinya, program ini merujuk pada penawaran ragam alternatif pilihan makanan baru bagi masyarakat Indonesia.
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Keripik bonggol pisang balado merupakan bisnis perdagangan makanan yang berlatarbelakang pemanfaatan sumber daya nabati yang tidak memiliki nilai jual. Dilihat dari prospek usahanya, keripik bonggol pisang balado sangat berpotensi untuk menjadi usaha sampingan mahasiswa karena waktu kerja tidak menghalangi proses belajar. Kegunaannya bukan hanya mencari keuntungan namun membantu perekonomian mahasiswa serta menambah pengalaman. Untuk meningkatkan kualitas output, kami akan mencoba resep-resep baru dan mencoba untuk selalu mengikuti perkembangan selera masyarakat. Akan tetapi kami akan tetap konsisten pada tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat pencinta jenis makanan ringan. Untuk pengawasan proses akan dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dapur dan juga alat-alat yang digunakan. Selain itu kami akan memastikan tidak digunakannya bahan-bahan aditif yang membahayakan kesehatan pelanggan. 2.1. Lokasi Usaha Produksi akan dilakukan di kontrakan salah satu anggota tim kami. Lokasi yang digunakan terletak di Jalan Kemajuan Blok K No.3 Mendalo. Sedangkan untuk lokasi penjualan, kami mendekatkan outlet dengan target konsumen, yaitu mahasiswa. Lokasi yang kami pilih adalah di Kawasan Gapura Unja Mendalo maupun Telanai. Lokasi ini kami nilai potensial karena berada disalah satu pusat rumah tinggal para mahasiswa Unja, yakni Valencia, Mendalo Asri, dan Puri Masurai. Kawasan ini tergolong ramai setiap harinya, dan strategis, karena berada di tepi jalan raya dan dilewati angkutan umum. 2.3. Rencana Pengembangan Usaha TAHAP 1 Mendirikan outlet dengan menjalin kerjasama dengan Food Court yang telah maju disekitar kampus di Unja Mendalo maupun Unja Telanai. TAHAP 2 Memiliki gerai dengan bangunan tetap dan menu yang lebih bervariasi. Mengembangkan produk lain selain makanan yaitu handicraft yang berbahan dasar daun atau batang pisang kering.
TAHAP 3 Membuka cabang baru dilokasi lain untuk memperluas pasar. TAHAP 4 Memiliki perkebunan pisang sendiri sebagai pemasok bahan baku sehingga menjadi usaha yang berintegrasi.
BAB III ANALISIS RANCANGAN USAHA
3.1. Strategi Pemasaran 3.1.1. JENIS PRODUK YANG DITAWARKAN Kami menawarkan olahan bonggol pisang dengan varian rasa yang menarik dan cocok untuk di konsumsi pada event apa saja. Dalam melakukan pengolahan, kami sangat selektif terhadap kualitas bonggol pisang. Kami menggunakan bonggol yang tidak terlalu tua untuk menghindari tekstur yang keras. Pengolahan yang dilakukan juga terjamin baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dengan nama yang unik, diharapkan para konsumen tertarik untuk mencoba produk kami. Harga jual ditetapkan dengan berbagai pertimbangan yaitu keuntungan, keberlanjutan usaha, harga
yang
sesuai
dan
terjangkau
konsumen.
Kepuasan klimaks
setelah
mengkonsumsi produk disesuaikan pula dengan harga yang ditawarkan. 3.1.2. LOKASI Mendirikan outlet melalui kerjasama dengan jajanan kuliner terpadu yang sudah berkembang di depan Unja Mendalo dan Unja Telanai. 3.1.3. PROMOSI Target utama konsumen kami adalah mahasiswa namun tidak menutup kemungkinan konsumen masyarakat umum, karena makanan dijual dengan harga terjangkau dan dengan konsep yang menarik. a. Word of mouth Mempromosikan
secara
personal
kepada
kerabat
terdekat,
dengan
menunjukkan berbagai keunggulan produk, seperti kualitas makanan, kualitas pelayanan, packaging yg menarik, harga yang murah dan promo-promo per-event tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan Onbee Marketing Research, 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk membeli sebuah produk. b. Packaging Menggunakan pengemasan dan logo yang menarik dengan desain khusus dan detail sehingga lebih menarik pembeli. Kemasan akan menggunakan bahan dasar kertas maupun box plastik.
c. Bonus pelanggan Setiap pelanggan yang melakukan transaksi seharga Rp50.000,00 berhak mendapatkan kupon. Jika terkumpul kupon sebanyak 5 buah, dapat ditukarkan satu buah kaos berdesain logo keripik bonggol pisang khas Jambi. Selain sebagai doorprize, secara tidak langsung kaos tersebut dijadikan alat promosi. d. Branding Image Mengajak mahasiswa yang menjadi salah satu tokoh di dunia kampus, seperti mahasiswa berprestasi, band terkemuka dikampus dan pemimpin organisasi kampus untuk menggunakan kaos promosi yang berlogo produk kami. e. Paket Murah Menyediakan paket keripik bonggol pisang berupa parcel, disertai dengan minumannya, sehingga produk kami cocok dijadikan buah tangan. f. Bekerjasama dengan event kampus Membuka stand pada berbagai event kampus dan acara besar di Jambi. Tujuan utamanya adalah dengan mengenalkan produk ke berbagai kalangan. g. Media Publikasi Menggunakan berbagai media untuk mengenalkan produk baik dari media elektronik maupun media cetak. Langkah pertama lebih melalui media elektronik yang berupa jejaring sosial agar membuat konsumen merasa lebih mengenal produk. 3.1.4. Segmentasi Pasar Secara umum, segmen pasar kami adalah generasi muda, yaitu penduduk usia muda yang masih produktif dan kegiatannya banyak. Secara khusus target pasar kami adalah mahasiswa dan pelajar yang tinggal di sekitar Mendalo dan Telanai.
3.2 Metodologi Pelaksanaan Program 3.2.1. LOKASI PRODUKSI Pada tahap awal, proses produksi akan dilakukan di rumah kontrakan salah satu anggota kelompok yang berlokasi di Jl. Kemajuan Blok K No.3 Mendalo, Jambi. 3.2.2. PERSIAPAN Kegiatan persiapan yang akan dilakukan meliputi pembuatan jadwal kegiatan, kegiatan survey pasar, pembuatan kerjasama dengan pemasok dan stakeholder terkait, penyewaan lokasi dan pembelian peralatan.
3.2.3. PENGUMPULAN PRODUK Kerjasama dengan pemasok menggunakan sistem pembayaran dimuka. Pembayaran awal dilakukan dengan DP (Down Payment), kemudian dibayar diakhir menggunakan pemasukan dari barang yang terjual. 3.2.4. PROMOSI DAN PEMASARAN Tahapan Kegiatan promosi dan pemasaran dilakukan sebelum dan selama program berlangsung. Metode promosi yang digunakan seperti yang telah dijelaskan pada subbab gambaran umum usaha. 3.2.5. PELAPORAN KEGIATAN Pelaporan kegiatan dilakukan sebagai evaluasi dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan kegiatan. Rapat koordinasi akan dilaksanakan setiap hari Minggu malam, guna menyamaratakan informasi terbaru, melaporkan hasil kerja dan setiap kegiatan yang telah dilakukan, masalah, kendala, maupun membahas inovasi yang akan dikembangkan kedepannya. Rapat koordinasi juga diharapkan semakin menjalin keakraban sesama anggota tim, agar dapat sejalan dalam mencapai visi, misi, serta program kerja.
3.3. Analisis Usaha Dilakukan dua tahap analisis yaitu analisis kondisi usaha dan analisis keuangan usaha. Analisis kondisi usaha digunakan untuk menghitung jumlah sirkulasi pengunjung dalam tiga kondisi yaitu underestimate, moderate dan overestimate. Dilakukan perhitungan dan menganalisis jam berkunjung dan asumsi sirkulasi yang ada. Selanjutnya dilakukan perhitungan analisis keuangan dengan berdasarkan hasil analisa keadaan yang telah dihitung. Suatu usaha makanan dinilai sehat jika dapat mengabalikkan modal dalam hal ini berupa investasi maupun promosi dalam waktu minimal satu tahun.
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1. Identifikasi Masalah Masalah utama yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pemanfaatan sumber daya nabati berupa bonggol pisang yang terabaikan keberadaannya dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan ringan yang cukup tinggi. Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut: a. Strength (Kekuatan) Kemampuan yang dimiliki adalah: 1. Bahan baku mudah diperoleh. 2. Produk yang ditawarkan unik dan inovatif. 3. Proses pembuatannya cukup mudah. 4. Konsumen dapat langsung mengorder tanpa harus mencari di luar kampus. 5. Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis baru seperti menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung. 6. Usaha ini satu-satunya dalam lingkungan kampus sehingga memancing rasa penasaran dan keingintahuan calon pelanggan. 7. Lokasi yang strategis harga yang terjangkau untuk mahasiswa. 8. Untuk memperkecil biaya modal, maka peralatan utama (penggorengan) sudah dimiliki sebelumnya. b. Weakness (Kelemahan) 1. Keripik bonggol pisang merupakan produk baru yang belum terlalu dikenal, untuk menangani kelemahan ini, kami melakukan promosi secara terus menerus melalui media komunikasi serta pertemuan langsung dengan konsumen. c. Opportunities (Peluang) Faktor eksternal yang mendukung kelancaran bisnis antara lain: 1. Masyarakat di lingkungan sekitar yang cenderung konsumtif. 2. Daya beli masyarakat yang relatif tinggi. 3. Belum banyak pesaing. 4. Memperluas pemasaran dengan sistem titip jual dan segmentasi konsumen tidak hanya mahasiswa.
d. Threat (Hambatan) Faktor eksternal yang harus diatasi, antara lain: 1. Kepercayaan masyarakat tentang kelayakan konsumsi masih kurang. 2. Kebiasaan individu membeli produk langganan mempengaruhi keputusan mereka untuk beralih membeli keripik bonggol pisang. Untuk mengatasi ancaman tersebut, diantisipasi dengan membuat kemasan yang menarik. 4.2. Perencanaan Pemasaran 4.2.1. KANDUNGAN GIZI DALAM BONGGOL PISANG 1. Bonggol pisang yang dianggap sebagai sampah ternyata mempuyai kandungan gizi yang cukup tinggi. 2. Gaya hidup masyarakat 3. Makanan ringan kerap kali menjadi makanan wajib dalam keluarga, Sehingga keripik bonggol pisang merupakan salah satu alternatif makanan ringan yang bisa dijadikan sebagai cemilan. 4.3. Metode Pelaksanaan Produksi Langkah-langkah pembuatan keripik bonggol pisang: a. Bonggol pisang dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya. b. Bonggol di kupas hingga didapatkan bonggol pisang yang berwarna putih. c. Bonggol pisang tersebut dicuci sampai bersih dan direndam selama satu malam. d.Bonggol pisang yang sudah direndam di iris sesuai selera. e. Bonggol pisang dijemur hingga kadar air sedikit. f. Setelah kering bonggol digoreng dan ditiriskan. Kemudian bonggol pisang diberi bumbu perasa sesuai dengan pilihan rasa. g. Bonggol pisang dikemas dengan menggunakan plastik dan diberi logo. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah bonggol pisang yang sudah dibersihkan bagian luarnya, sehingga bonggol pisang tersebut terjamin kebersihannya. Untuk mendapatkan rasa yang beraneka macam, maka ditambahkan bumbu-bumbu tabur, seperti bumbu balado, keju.
4.4. Analisis Keuangan dan Pasar 4.4.1 ASPEK BIAYA Sumber dana untuk menjalankan usaha keripik bonggol pisang ini nantinya berasal dari dana pribadi. Jumlah anggota kelompok adalah 3 orang, maka ketiga orang tersebut memberikan kontribusi untuk dimasukkan ke dalam modal awal pembuatan, pemasaran serta penjualan keripik bonggol pisang ini. Para anggota penyumbang dana diberi peran menjadi pemegang saham sehingga semua anggota bertanggung jawab dalam usaha keripik bonggol pisang ini. Hal tersebut dapat memberikan tingkat serius yang lebih tinggi kepada seluruh anggota bisnis keripik bonggol pisang ini. Mengingat bahwa seluruh dana anggota turut berkontribusi, sehingga apabila perusahaan mengalami kerugian, maka setiap anggota akan kehilangan dana yang sudah diinvestasikannya tersebut. 4.4.2. JADWAL KEGIATAN PROGRAM NO
KEGIATAN
BULAN
BULAN
BULAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Perencanaan
2
Survey alat dan bahan
3
Pembelian alat
4
Pembelian bahan
5
Uji coba produksi skala kecil
6
Studi kelayakan
7
Riset pasar
8
Mencari investor
9
Produksi dalam usaha
10
Promosi
11
Evaluasi
12
Pembuatan laporan
4.4.3. RANCANGAN DAN REALISASI BIAYA Investasi Investasi alat
Satuan
Harga satuan
Jumlah
1.Cangkul
1
70.000
70.000
2.Wajan
2
30.000
60.000
3.Serok
2
15.000
30.000
4.Solet
2
5000
10.000
5.Kompor gas
1
250.000
250.000
6.Tabung gas
1
100.000
100.000
7.Panci
1
30.000
30.000
8.Timbangan
1
25.000
25.000
9.Pisau
1
15.000
15.000
10.Talenan
2
20.000
40.000
11.Ember
2
10.000
20.000
12.Parang
1
50.000
50.000
Total Biaya lain lain Proposal
30.000
Biaya observasi
20.000
Percobaan
50.000
Biaya promosi
20.000
Potongan diskon
20.000
Doorprize
30.000
Total
170.000
700.000
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Untuk Sekali Produksi)
Biaya Bahan Baku Bahan baku per bonggol (5kg)
Rp. 5000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah tenaga kerja
Rp. 40.000,00
Biaya Overhead Bumbu
12.000,00
Minyak goreng 1 liter
12.000,00
Gas
5.000,00
Plastik pembungkus
3.000,00
+
32.000,00 Harga Pokok Produksi Bahan baku
5.000,00
Tenaga Kerja
40.000,00
Biaya Overhead
32.000,00
+
77.000,00
Hasil keripik olahan dari 5 kg bonggol pisang sebanyak 2 kg. Jumlah produk yang diperoleh
40 pcs @50gr
Harga per 50 gr
Rp. 5.000,00
ANALISA TITIK IMPAS Dalam menghitung analisis titik impas ini, kita terlebih dahulu menentukan jumlah investasi awal. Investasi awal dapat kita peroleh dari jumlah biaya tetap ditambah jumlah biaya total variable.
Kemudian setelah diketahui jumlah total nilai investasi awal maka selanjutnya kita menentukan pendapatan bersih setiap bulannya. Disini kita menggunakan nilai asumsi pendapatan bersih terendah setiap bulannya. Modal untuk keperluan sekali beli Rp. 700.000 + Rp. 170.000 = Rp. 870.000 Untuk mengetahui Analisa Titik Impas adalah digunakan untuk memperkirakan seberapa cepat modal yang sudah dikeluarkan dalam usaha keripik bonggol ini segera dapat kembali kepada para pemegang saham seutuhnya. Semakin cepat kembalinya modal kepada para pemegang saham, maka semakin bagus investasi dalam usaha keripik bonggol pisang ini. KESIMPULAN Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari keripik bonggol pisang ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan fikiran terlalu banyak. Setelah itu, modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha keripik bonggol pisang ini pun tidak terlalu banyak, sehingga tidak akan terlalu menyulitkan kegiatan belajar mahasiswa. Waktu pelaksanaannya pun dilakukan sebelum jam perkuliahan dimulai. Akhir kata, besar pengharapan kelompok kami untuk berhasil mewujudkan proposal ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan, relasi, kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut diperoleh oleh mahasiswa yang masih belum memiliki penghasilan sama sekali.
LAMPIRAN