Tugas MK EPG TH 2014
MAKALAH PROGRAM PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN DIVERSIFIKASI PANGAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi Dosen Pengampu : Mardiana, S.KM., M.Kes
Disusun oleh : 1. Oktaviyani 6411411104 2. Diah Ayu Latifah
6411411119
3. Octav tavia Ju Julia Mari Marisssa
6411411134
Rombel 3
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
Tugas MK EPG TH 2014
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan suatu rekayasa teknologi pertanian sekaligus pemberdayaan manusia sebagai upaya untuk percepatan diversifikasi pangan. Diversifikasi konsumsi pangan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatan perbaikan gizi serta untuk mendapatkan manusia yang berkualitas. Program diversifikasi tersebut adalah Program Pengembangan Pangan Pokok Lokal. Program ini bertujuan untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok. Strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan program tersebut adalah dengan Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal. Dengan adanya program pengembangan bahan pokok lokal dengan pemanfaatan potensi lokal akan terjadi, baik peningkatan kecukupan pangan maupun peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat menunjang ketahanan pangan, sehingga gizi masyarakat tercukupi dan permasalahan gizi berkurang.
Kata Kunci : Diversifikasi Pangan, Program Pengembangan Pangan Pokok Lokal, Gizi Masyarakat Terpenuhi
Tugas MK EPG TH 2014
BAB I PENDAHULUAN
Persoalan pangan dewasa ini dipicu oleh melejitnya harga-harga pangan dunia secara tajam. Fenomena global ini tak terelakkan akibat beberapa faktor penyebab. Yang pasti, meroketnya harga minyak dunia menyebabkan biaya produksi semua produk, termasuk komoditas pertanian melonjak. Berikutnya, pesatnya perekonomian Negara lain juga berdampak pada meningkatnya permintaan produk, baik untuk konsumsi maupun industri. Trend dunia yang mulai mengkonversi hasil-hasil pertanian menjadi biofuel (energi asal nabati), sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, membuat banyak pihak berlomba-lomba mengembangkan biofuel . Akibatnya, terjadi perebutan peruntukan produk pertanian yang banyak diistilahkan dengan 3F ( food, feed, or fuel ), ), dan bahaya yang lebih merisaukan bakal mengancam, yaitu kelangkaan pangan dan kelaparan. Di sisi lain, efek pemanasan global menimbulkan dua sisi ekstrim dari perubahan iklim. Di belahan bumi yang satu terjadi curah hujan berlebih, banjir dan badai memporak-porandakan lahan pertanian dan peternakan serta mengubah pola tanam. Sementara di belahan bumi yang lain terjadi kekeringan dan krisis air yang menyebabkan kematian tanaman dan ternak, sehingga terjadi penurunan produksi (Trobos, 2008 dalam Endang, 2010). Berbagai fenomena tersebut hendaknya menjadi fokus perhatian di masa mendatang. Persoalan pangan harus segera diatasi. Ketahanan pangan bangsa harus diwujudkan, karena ketahanan pangan nasional merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia dan generasi yang berkualitas, yang diperlukan untuk membangun bangsa ini. Ketahanan pangan merupakan pilar pembangunan sektor lainnya. Hal ini dipandang strategis karena tidak satu pun negara dapat membangun perekonomiannya tanpa terlebih dahulu menyelesaikan persoalan pangannya. Khusus bagi Indonesia, sektor pangan adalah sekaligus sektor penentu tingkat kesejahteraan, baik bagi penduduk di pedesaan maupun di perkotaan (Nainggolan dan Welirang, 2008 dalam Endang, 2010).
Tugas MK EPG TH 2014
Martianto, (2005) menunjukkan bahwa manusia untuk dapat hidup aktif dan sehat memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi yang terdapat pada berbagai jenis makanan, dimana dapat dipenuhi melalui diversifikasi konsumsi pangan. Namun, Rata-rata kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih rendah, kurang beragam, masih didominasi pangan sumber karbohidrat terutama dari padi padian. Konsumsi pangan pokok masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras dengan tingkat partisipasi rata-rata hampir mencapai 100% kecuali untuk Maluku dan Papua (yang dikenal sebagai wilayah ekologi sagu), berkisar 80%.
Diversifikasi konsumsi pangan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatan perbaikan gizi serta untuk mendapatkan manusia yang berkualitas. Studi yang dilakukan oleh Suhardjo, (1998) menyatakan bahwa diversifikasi pangan dapat meningkatkan konsumsi berbagai anti oksidan pangan, konsumsi serat, menurunkan resiko hiperkolesterol, hipertensi dan penyakit antung koroner. Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi pangan menjadi salah satu cara dalam mewujudkan ketahanan pangan. Dalam aspek makro, peranan diversifikasi pangan dapat dijadikan sebagai instrumen kebijakan dalam mengurangi
ketergantungan
pada
beras
sehingga
diharapkan
mampu
meningkatkan ketahanan pangan nasional serta dapat dijadikan sebagai instrumen peningkatan produktifitas kerja melalui perbaikan gizi masyarakat. Diversifikasi dapat meningkatkan ketahanan pangan karena diversifikasi merupakan upaya memperbanyak jenis pangan yang dihasilkan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk meningkatkan ketahanan pangan. sehingga apabila ada masalah pada jenis bahan pangan dapat diganti dengan jenis pangan lainnya dengan nilai gizi yang sama baiknya dan terhindar dari kekurangan bahan pangan yang dapat menyebabkan bahaya kelaparan, kurang gizi, busung lapar, bahkan sampai bahaya kematian. Diversifikasi pangan juga sebagai salah satu strategi untuk peningkatan gizi berkualitas. Hal ini telah terbukti dan telah dilakukan di kota Probolinggo, tepatnya di Kecamatan Kanigaran (Sukesi, 2011). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dituntut untuk terus berupaya melaksanakan penganekaragaman atau diversifikasi konsumsi pangan dalam pencapaian ketahanan pangan. Masih banyak jenis pangan lokal di setiap wilayah
Tugas MK EPG TH 2014
yang mampu mensubstitusi atau berkomplemen dengan beras sebagai bahan pangan pokok. Dalam Undang-undang Pangan juga ditekankan pentingnya diversifikasi pangan.
Pelaksanaan diversifikasi pangan harus dilakukan secara serentak, dapat dimulai di pedesaan dengan memperhatikan perilaku rumah tangga termasuk rumah tangga petani sebagai produsen sekaligus konsumen pangan. Selain itu juga dengan memberdayakan kelembagaan lokal sebagai modal sosial dalam upaya percepatan diversifikasi pangan di pedesaan. Di Negara Guetamala sendiri, pada tahun 1998 telah diidentifikasi dan dipromosikan bahwa makanan lokal dapat mengurangi masalah yang terkait dengan defisiensi vitamin A (Englberger L and Johnson E, 2013). Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas mengenai diversifikasi produk olahan lokal dengan model pengembangan pangan pokok lokal sebagai upaya untuk menunjang ketahanan pangan yang selanjutnya dapat mengentas masalah kerawanan pangan untuk perbaikan gizi masyarakat Indonesia. Program
pengembangan
pangan
pokok
lokal
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan pangan lokal sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang secara khusus dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpendapatan rendah.
Tugas MK EPG TH 2014
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Diversif Diversifikasi ikasi pangan pangan
Diversifikasi pangan atau biasa disebut sebagai Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya daya lokal. Diversifikasi pangan pangan merupakan konsep
kesejahteraan karena upaya
tersebut memperluas pilihan masyarakat dalam kegiatan konsumsi. Secara implisit, upaya diversifikasi konsumsi pangan identik dengan perbaikan gizi karena itu mencakup peningkatan konsumsi bahan pangan bergizi tinggi. Komposisi konsumsi pangan normative yang direkomendasikan oleh FAO dikenal dengan Desirable Dietary Pattern Pattern (DDP) atau pola pangan harapan (PPH). PPH adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumabngan enegrgi dari setap kelompok pangan, baik secraa absolute maupun relative terhadap total energy yang dikonsumsi pangan, baik kuantitas, kualitas, maupun keragamannya dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, dan cita rasa. Konsumsi pangan yang sesuai PPH berarti sudah memenuhi aspek keseimbangan kese imbangan gizi. Pola pangan harapan tahun t ahun 2020 adalah sebagai berikut :
Kelompok pangan
Padi padian Umbiumbian Buah/biji berminyak
PPH FAO (%)
PPH
Berat
Nas
Kirasan
Energi
bahan
2020
(%)
(kkal)
pangan
(%)
Bobot
(gr/kop/hr)
40
50
40-60
1.100
300
0.5
5
6
0-8
132
100
0.5
3
3
0-3
66
10
0.5
Tugas MK EPG TH 2014
Lemak dan
10
10
5-15
220
25
0.5
8
5
2-8
110
30
0.5
20
12
5-20
264
150
2.0
6
5
2-10
110
35
2.0
5
6
3-8
132
250
5.0
3
3
0-5
66
0
0.5
minyak Gula Pangan hewani Kacangkacangan Sayur dan buah Pangan lainnya
Sumber : Renstra BBKP-Deptan via Hardiansyah (2001) Tabel 2.1 Komposisi energi menurut konsep pola pangan harapan nasional 2.1.1.
Tujuan Diversifikasi pangan
Tujuan
diversifikasi
konsumsi
pangan
berdasarkan
konsep
pembangunan berkelanjutan adalah: 1. Mengur Mengurang angii Keterga Ketergantu ntunga ngan n Impor Impor Beras Beras Impor beras dilakukan karena adanya ketergantungan permintaan pangan terhadap bahan pangan berupa beras. Melalui diversifikasi konsumsi pangan diharapakan akan membuat pilihan akan bahan pangan
menjadi
semakin
beragam,
sehingga
dapat
menekan
ketergantungan terhadap impor beras. 2. Mencap Mencapai ai Pola Pola Konsum Konsumsi si Pangan Pangan Yang Yang Tepa Tepatt Ketahanan
pangan
menitikberatkan
pada
aspek
alokasi
sumberdaya ke arah penggunaan yang efisien, fleksibel, dan stabil dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan adalah pemanfaatan atau pengoptimalan potensi lokal, baik berupa potensi tanaman lokal maupun sumberdaya manusia.
Tugas MK EPG TH 2014
3. Mewuju Mewujudka dkan n Pola Pola Pangan Pangan Harapa Harapan n Diversifikasi
konsumsi
pangan
memiliki
sasaran
untuk
memberikan nutrisi atau gizi yang memadai bagi pola konsumsi rumahtangga, sehingga akan mampu untuk memenuhi pola konsumsi sehat dan bergizi di masyarakat. 4. Gizi Yang Yang Terjangkau Terjangkau Oleh Semua Tingkat Tingkat Pendapa Pendapatan tan Pola konsumsi pangan nasional yang selama ini banyak bergantung pada jenis beras menyebabkan harga beras semakin cepat meningkat. Akibatnya, harga beras semakin lama menjadi semakin sulit untuk dijangkau oleh semua kelompok pendapatan rumahtangga. Melalui diversifikasi konsumsi pangan diharapkan akan mampu untuk mengalokasikan pendapatan memilih jenis komoditi pangan yang relative lebih terjangkau. 2.1.2 .1.2..
Fakt aktor Pendu enduku kung ng Dive Diverrsifik ifika asi Pan Panga gan n
1. Pendapa apatan Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, terjadilah perubahan dalam susunan makanan. Akan tetapi, pengeluaran uang lebih banyak untuk pangan tidak terjamin lebih beragamnya konsumsi pangan. 2. Peru Peruba baha han n pola pola maka makan n Jika pendapatan naik, pola pangan juga akan ikut berubah. 3. Peng engang angkuta kutan n Sistem pengangkutan pangan menghasilkan perubahan dalam pola perdagangan dan konsumsi konsumsi pangan.
2.2 Diversifikasi pangan olahan lokal
Diversifikasi pangan olahan lokal adalah diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal sebagai bahan dasar pembuatan produk makanan olahan.
Tugas MK EPG TH 2014
Dalam sebuah penelitian (Englberger L, 2010), Keragaman makanan dan varietas telah ditemukan dengan total 381 item makanan. Namun, hanya sekitar 27% dari kalori harian berasal dari makanan lokal, sisanya adalah dari makanan yang diimpor, sebagian besar makanan dari olahan padat energi dan kualitas gizi buruk. Padahal dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Wuri Marsigit yang dilakukan
di
Provinsi
Bengkulu
menyebutkan
bahwa
Kemungkinan
peningkatan nilai tambah pangan olahan lokal, sangat besar karena bahan bakunya tersedia di daerah setempat, kalaupun dibeli tidak terlalu mahal. Pengembangan diversifikasi produk pangan olahan lokal, secara tidak langsung akan menggairahkan produksi bahan baku. Jika banyak produk pangan olahan lokal yang dapat diolah, atau bahkan dijual, maka banyak pula kebutuhan bahan baku. Keadaan ini tentu akan dapat meningkatkan Ketersediaan pilihan diversifikasi konsumsi pangan. Dengan demikian dapat menanggulangi kelangkaan pangan (ketersediaan tingkat konsumsi) dan bahkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan, memberi kemungkinan pilihan yang lebih beragam ketersediaan pangan. Melalui peningkatan pendapatan, daya belipun meningkat. Secara otomotis ketersediaan pangan dan konsumsi juga meningkat, sehingga ketahanan pangan
dapat
dipertahankan
dan
ditingkatkan secara
terus
menerus
(berkelanjutan). Diversifikasi produksi dan konsumsi untuk memasukkan lebih luas spesies tanaman, khususnya yang saat ini diidentifikasi sebagai kurang dimanfaatkan,
dapat
memberikan
kontribusi
yang
signifikan
untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi, mata pencaharian, rumah terus ketahanan pangan,
dan
keberlanjutan
ekologis.
Oleh
karena
itu,
keberhasilan
pengembangan penerapan jangka panjang dari ekologis dan berkelanjutan sistem pangan, keterlibatan pertanian lokal dan integrasi pengetahuan lokal lokal akan sangat penting Diversifikasi pangan olahan lokal dapat dilakukan dengan diterapkannya program pengembangan pangan pangan pokok lokal.
Tugas MK EPG TH 2014
2.3 Program Pengembangan Pengembangan Pangan Pangan Pokok Lokal Lokal
Program pengembangan pangan pokok lokal ini bertujuan untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok. Sebuah penelitian yag dilakukan oleh Laura Kaufer pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Program gizi dan kesehatan mengadopsi pendekatan berbasis pangan yang mengandalkan pertanian keanekaragaman hayati, memperkenalkan kembali makanan pokok dan non-pokok asli yang dikenal kaya akan mikronutrien dan fitonutrien dan meningkatkan kesejahteraan pedesaan dan perkotaan. Pendekatan yang digunakan adalah pendidikan, pemasaran sosial dan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan lokal dan konsumsi, sementara juga menggabungkan konsep budaya lokal, kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan jangka panjang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 15/Permentan/Ot.140/2/2013 15/Permentan/Ot.140/2/2013,, Program ini dilakukan dengan cara: a. Bantuan Bantuan penyediaa penyediaan n alat untuk untuk menghas menghasilkan ilkan produk produk pangan pangan pokok pokok berbahan baku pangan lokal; lokal; b. Fasilitasi dan pendampingan kepada UMKM untuk mengembangkan bisnis dan industri berbasis pangan lokal dalam penyediaan bahan pangan pokok lokal non-beras untuk untuk masyarakat; c. Kajian terhadap terhadap produk produk pangan pangan pokok pokok berbahan berbahan baku baku pangan pangan lokal, lokal, meliputi : spesifikasi produk, kandungan gizi, daya terima konsumen dan kelembagaan. 2.3. 2.3.1. 1. Stra Strate tegi gi
Strategi
yang
dilakukan
dalam
pelaksanaan
program
pengembangan pangan pokok pokok lokal ini adalah : 1. Internalisasi Internalisasi Penganekar Penganekaragaman agaman Konsumsi Konsumsi Pangan Pangan Salah
satu
faktor
penting
yang
menyebabkan
belum
maksimalnya pencapaian gerakan penganekaragaman konsumsi pangan adalah masih terbatasnya kebijakan dan peraturan yang
Tugas MK EPG TH 2014
berhubungan dengan proses internalisasi pola konsumsi pangan pada tingkat rumah tangga hingga individu. Pengetahuan tentang diversifikasi pangan yang dimiliki oleh setiap individu, terutama wanita sangat penting dalam menyusun menu makanan yang memenuhi kaidah gizi seimbang. Proses internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu : a. advokasi, advokasi, kampan kampanye, ye, promosi promosi,, dan sosialisasi sosialisasi tentang tentang konsumsi konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada aparat pada berbagai tingkatan dan masyarakat; b. pendidikan konsumsi pangan melalui pendidikan formal dan non-formal/penyuluhan. Bagian dari proses internalisasi adalah dengan meningkatkan peran kelompok wanita dan pengembangan pangan. Kegiatan pemberdayaan kelompok wanita tersebut dilakukan mulai dari pemanfaatan
pekarangan
sebagai
sumber
pangan
keluarga,
peningkatan pengetahuan tentang pangan, dan pengembangan kebun sekolah untuk pengenalan pangan dan pola pangan. 2. Pengemban Pengembangan gan Bisnis Bisnis dan dan Industri Industri Pangan Pangan Lokal Lokal Keberhasilan program pengembangan pangan pokok lokal ditentukan juga oleh ketersediaan aneka ragam bahan pangan dan perilaku konsumen dalam mengonsumsi aneka ragam pangan. Efektivitas akan tercapai apabila upaya internalisasi didukung dan berjalan beriringan dengan pengembangan usaha pangan lokal.
2.3. 2.3.2. 2. Pela Pelaks ksan anaa aan n
Kegiatan pengembangan pangan lokal dilaksanakan dalam rangka mengembalikan pola konsumsi masyarakat kepada budaya dan potensi
setempat.
Pemilihan
komoditas
pangan
yang
akan
dikembangkan melalui penyediaan teknologi pengolahan yang lebih modern mengacu kepada potensi dan kebutuhan setempat. Program
Tugas MK EPG TH 2014
Pengembangan Pangan Pokok Lokal dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut: a. identifikasi identifikasi calon penerima penerima subsidi subsidi pangan pangan bagi masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah (rumah tangga miskin penerima Raskin umlah dan lokasinya); b. identifikasi pangan lokal
identifikasi potensi bahan baku (jumlah dan lokasi produksi), kegiatan ini dilakukan dengan pencarian data sekunder tentang potensi
bahan
pangan
lokal
yang
berpotensi
untuk
dikembangkan;
identifikasi calon produsen/penghasil produk, yaitu UKM yang dapat memproduksi dengan kriteria produk sesuai dengan yang telah ditentukan;
c. pembua pembuatan tan ranc rancang angan an prod produk uk pang pangan an lokal lokal::
pengadaan alat untuk menghasilkan produk produk pangan lokal;
pengadaan alat labeling dan pengemas;
pembelian bahan baku pangan lokal. lokal.
d. pengkajian pengkajian produk produk pangan pangan lokal kepada kepada masyarak masyarakat: at:
uji selera konsumen terhadap hasil produk pangan lokal;
uji daya beli masyarakat, antara lain dengan menjual hasil produk pangan lokal kepada kepada masyrakat;
penyusunan spesifik produk dalam bentuk kemasan, labelling , dan daya simpan;
perhitungan ongkos produksi. produksi.
e. operasional, operasional, antara lain: pembinaan, pembinaan, sosialisasi, sosialisasi, koordinasi koordinasi,, monitoring,
dan
evaluasi,
serta
pelaporan.
Dalam
rangka
sosialisasi, perlu diadakan kampanye yang melibatkan stakeholder termasuk para pemimpin dan masyarakat luas untuk secara bersama-sama dikembangkan.
melakukan gelar makan pangan lokal yang
Tugas MK EPG TH 2014
2.4 Hubungan Program Program Pengembangan Bahan Bahan Pokok Lokal dengan gizi masyarakat
Diversifikasi Pangan
Program Pengembangan Bahan Pokok Lokal
Pemanfaatan Potensi Lokal
Peningkatan Kecukupan Kebutuhan Pangan
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Lokal
Ketahanan Pangan
Gizi masyarakat tercukupi
Masalah gizi berkurang
Tugas MK EPG TH 2014
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpul Simpulan an
Diversifikasi pangan merupakan konsep kesejahteraan karena upaya tersebut memperluas pilihan masyarakat dalam kegiatan konsumsi. Secara implisit, upaya diversifikasi konsumsi pangan identik dengan perbaikan gizi karena itu mencakup peningkatan konsumsi bahan pangan bergizi tinggi. Tujuan dari diversifikasi konsumsi pangan berdasarkan konsep pembangunan pembangunan berkelanjutan adalah: Mengurangi Ketergantungan Impor Beras, Mencapai Pola Konsumsi Pangan Yang Tepat, Mewujudkan Pola Pangan Harapan dan Gizi Yang Terjangkau Oleh Semua Tingkat Pendapatan. mempunyai Program pengembangan pengembangan pangan pokok lokal yang yang
Selain itu bertujuan
untuk mendorong penyediaan bahan pangan lokal selain beras dan terigu dalam mendukung pola konsumsi pangan pokok, dari program ini kemudian dilanjutkan untuk memanfaatkan potensi lokal untuk bisa peningkatan kecukupan kebutuhan pangan dan peningkatan pendapatan masyrakat lokal.
3.2 3.2 Sara Saran n
Dengan adanya program tersebut masyrakat tersebut bisa lebih meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sehingga Peningkatan pendapatan,
dan dapat memberi pilihan yang lebih beragam dengan ketersediaan pangan. sehingga ketahanan pangan dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara terus menerus (berkelanjutan). Dan bisa menjaga pola konsumsi pangan untuk bisa selalu bisa ditingkatakan kecakupan kebutuhan pangan.
Tugas MK EPG TH 2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Englbe Englberge rgerr L, Johnso Johnson n E, 2013, 2013, Traditional Foods of the Pacific : Go Local, A Case Study in Pohnpei, Federated States of Micronesia hlm 231 - 241, New York : Routedge 2. Hana Hanafie fie,, Rita Rita,, 201 2010, 0, Pengantar Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta Pertanian, Yogyakarta : CV ANDI Offset. 3. Harp Harper, er, Laur Lauraa J, J, 198 1986, 6, Pangan, Pangan, Gizi dan Pertanian Pertanian,, Jakarta : UI Press. 4. Lastin Lastinawa awati, ti, Endang Endang,, 2010, 2010, Diversifikasi Diversifikasi Pangan dalam Mencapai Ketahanan Pangan, Pangan, Volume 2, No. 4, September 2010, hlm 11 – 18. 5. Mars Marsig igit it,, Wur Wuri, i, 2010 2010,, Pengembangan Diversifikasi Produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu untuk Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan , Volume 30, No. 4, November 2010, hlm 256 – 264. 6. Muge Mugend ndi, i, Nje Njeru ru E, E, 2013 2013,, Crop Diversification : A Potential Strategy to itigate Food Insecurity by Smallholders in Sub-Saharan Africa , Volume 3, No. 4, Juli 2013, hlm 63 – 69. 7. Peraturan Peraturan Menteri Pertanian Pertanian Nomor Nomor : 15/Perment 15/Permentan/Ot. an/Ot.140/ 140/2/201 2/2013 3 tentang tentang Program Peningkatan Diversifikasi Dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2013. 8. Suke Sukesi, si, Kepp Keppi, i, 2011 2011,, Diversifikasi Pangan sebagai Salah Satu Strategi Peningkatan Gizi Berkualitas di Kota Probolinggo Probolinggo (Studi Kasus di Kecamatan Kaningaran), Kaningaran), Volume 7, No. 2, Pebruari 2011, hlm 85 – 90. 9. Kauf Kaufer, er, Laur Laura, a, etc, etc, 2010 2010,, Evaluation of A “Traditional Food for Helath” Intervention in Pohnpei, Federated States of Micronesia, Micronesia, Volume 16, No. 1, hlm 61 – 74.