ii
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN XYLITOL
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GT
Diusulkan oleh:
Kasandika Ganiarsa / 1206250304 / 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kegiatan : Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes) sebagai Bahan Baku Pembuatan
Xylitol.
Bidang Kegiatan : ( ) PKM – AI (X) PKM – GT
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Kasandika Ganiarsa
NIM : 1206250304
Program Studi : Teknologi Bioproses
Universitas : Universitas Indonesia
Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl. Prapanca IV No.57, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan 12160 dan
(021)7220389/08129888333
f. Alamat email :
[email protected]
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: -
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Dianursanti, M.T.
b. NIP : 197201211997022001
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP :
Depok, 5 Desember 2012
Menyetujui
Ketua Departemen
Ketua Pelaksana Kegiatan
(_____________________)
NIP.
( Kasandika Ganiarsa )
NIM. 1206250304
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(_____________________)
NIP.
( Dr. Dianursanti, MT )
NIP. 197201211997022001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpaha rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul "Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) sebagai Bahan Baku Pembuatan Xylitol."
Penulisan program kreativitas mahasiswa ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu, dikesempatan ini, penulis ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu selesainya penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Depok, 5 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel dan Daftar Gambar v
Ringkasan vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Tujuan Penulisan 2
Manfaat Penulisan 2
GAGASAN
Eceng Gondok 2
Xylitol 4
Solusi Terdahulu 5
Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Xylitol 5
Pihak-Pihak yang Terkait 6
Langkah-Langkah Strategis 6
Peluang dan Tantangan dalam Mengimplementasikan 7
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan 7
Teknik Implementasi 7
Prediksi Hasil 8
DAFTAR PUSTAKA 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 10
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1. Kandungan Biomassa Eceng Gondok 3
Gambar 1. Diagram Biorefinery Lignoselulosa 4
Gambar 2. Bentuk Molekul Xylitol 4
Gambar 3. Diagram Langkah Strategis 6
RINGKASAN
Eceng gondok adalah tanaman yang sering dianggap sebagai gulma perairan karena memiliki jumlah yang sangat melimpah dan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Akibat dari meledaknya populasi eceng gondok adalah berkurangnya jumlah cahaya yang masuk ke perairan akibat terhalang oleh eceng gondok. Eceng gondok juga membuat berkurangnya jumlah oksigen terlarut dalam perairan, pendangkalan sungai, dan terhambatnya aliran air. Walaupun sudah mulai ada masyarakat yang memanfaatkan eceng gondok, namun eceng gondok sebagian besar langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir tanpa proses terlebih dahulu. Xylitol adalah pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan sama dengan sukrosa namun mempunyai kalori lebih rendah dari sukrosa. Oleh sebab itu, xylitol banyak digunakan sebagai gula untuk penderita diabetes. Xylitol juga sering digunakan pada pembuatan permen karet dan pasta gigi. Xylitol terdapat dalam jumlah yang terbatas pada beberapa jenis buah dan sayuran. Di Indonesia, xylitol masih didapatkan dengan cara mengimpor dari luar negeri. Proses pembuatan xylitol yang sering diterapkan adalah dengan mengambil zat tersebut dari bonggol jagung sisa.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memanfaatkan meledaknya pertumbuhan eceng gondok. Selain permasalah eceng gondok dapat diatasi, dihasilkan pula produk berupa xylitol yang mempunyai beragam manfaat. Metode yang digunakan untuk penulisan karya tulis ini adalah kajian pustaka
Gagasan yang diajukan dalam makalah ini adalah pembuatan gula xylitol dari bahan baku eceng gondok. Eceng gondok memiliki kandungan hemiselulosa yang dapat dihidrolisis dan direduksi menjadi xylitol. Selain mendapatkan produk akhir yaitu xylitol, pembuatan xylitol dari eceng gondok juga membantu menyelesaikan dan memanfaatkan meledaknya populasi eceng gondok.
Dalam proses implementasi dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk mewujudkannya. Langkah tersebut adalah penelitian, pengumpulan bahan baku, produksi xylitol secara masal, dan penjualan xylitol ke industri lain. Jika semua langkah berjalan dengan dengan lancar, maka gagasan ini akan dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan eceng gondok sekaligus terciptaknya produk yang dapat dimanfaatkan yaitu xylitol.
JUDUL PROGRAM
Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) sebagai Bahan Baku Pembuatan Xylitol
pendahUluan
Latar Belakang Masalah
Permasalahan lingkungan merupakan masalah yang sedang menjadi perhatian warga dunia saat ini. Manusia saat ini mulai melakukan banyak penelitian untuk mengurangi efek dari permasalahan lingkungan atau mencari cara untuk menghentikan sumber permasalahan lingkungan.
Salah satu permasalah lingkungan yang ada di ekosistem perairan adalah eceng gondok. Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang memiliki pertumbuhan yang cepat. Eceng gondok yang tumbuh tidak terkendali dapat membuat sedikitnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan yang menyebabkan menurunnya jumlah oksigen terlarut yang masuk ke dalam perairan tersebut. Di daerah sawah, pertumbuhan eceng gondok yang tinggi dapat menyumbat saluran air sehingga menggangu aktivitas pertanian. Eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar danau dan menyebabkan pendangkalan dasar sungai. Contoh nyata masalah eceng gondok ada di proyek Banjir Kanal Timur, dimana eceng gondok menyebabkan aliran air yang berada di daerah tersebut kurang berjalan lancar. Bahkan, l uaspopulasi eceng gondok pada daerah Marunda dapat mencapai 12 kilometeri persegi di musim hujan dan dapat bertambah hingga 20 meter persegi. Sementara setiap harinya petugas hanya dapat membersihkan 250 meter persegi eceng gondok karena juga harus membersihkan sampah-sampah lain. Contoh lain adalah banyaknya eceng gondok di Situ Cipondoh – terutama ketika musim hujan – yang menyebabkan situ tersebut harus dibersihkan setiap hari dan di Danau Tondano, Sulawesi Utara, dimana eceng gondok telah menutupi 200 hektar dari 4.278 hektar permukaan air danau tersebut. (Kompas, 2012)
Penanganan eceng gondok selama ini sering kali hanya dengan membuang eceng gondok ke tempat pembuangan akhir. Padahal, eceng gondok memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku produk yang bernilai lebih tinggi daripada sekedar sampah. Eceng gondok dapat dimanfaatkan antara lain untuk menjadi bahan baku biogas, kertas, dan masih banyak yang lainnya.
Hal inilah yang menjadi pemicu bagi penulis untuk menciptakan sebuah inovasi pengolahan eceng gondok dimana limbah eceng gondok tidak begitu saja dibuang ke tempat pembuangan akhir namun dimanfaatkan terlebih dahulu agar dapat menciptakan sebuah produk yang bernilai jual lebih tinggi. Dalam karya tulis ini, penulis akan membuat gula xylitol dari kandungan yang terdapat dalam eceng gondok.
Xylitol merupakan pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan sama dengan sukrosa namun mempunyai kalori yang lebih rendah. Xylitol biasa digunakan pada pembuatan permen, permen karet, maupun sikat gigi. Namun, keberadaan xylitol secara alami pada tumbuhan sangat terbatas.
Diharapkan, dari hasil penelitian ini dapat ditemukan alternatif baru dalam menangani masalah eceng gondok, yaitu menjadikannya sebagai bahan baku pembuatan xylitol.
Tujuan
Pembuatan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan solusi atas masalah lingkungan, terutama lingkungan perairan, yang disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan eceng gondok. Dengan mengolah eceng gondok menjadi xylitol, maka limbah eceng gondok tidak terbuang begitu saja melainkan dapat dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya tulis ini adalah:
Mengembangkan ilmu pengetahuan, yaitu membuat alternatif pembuatan xylitol dari bahan baku yaitu eceng gondok.
Memanfaatkan limbah eceng gondok yang menganggangu lingkungan perairan menjadi bahan baku zat yang bernilai lebih tinggi.
GAGASAN
Eceng Gondok
Eceng gondok, atau Eichhornia crassipes, adalah tanaman monokotil yang berasal dari Brazil dan hidup mengapung bebas di perairan tawar. Tanaman ini masuk ke dalam family Pontederiaceae dan masih berkerabat dekat dengan tanaman lili.
Eceng gondok berkembang biak dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Secara vegetatif, tunas baru eceng gondok akan tumbuh dari ketiak daun, kemudian membesar, dan menjadi tanaman eceng gondok baru. Pertumbuhan eceng gondok terjadi sangat cepat. Dalam waktu 8 bulan saja, sepuluh tanaman eceng gondok mampu tumbuh menjadi 600 ribu tanaman eceng gondok baru. Eceng gondok dapat bertahan hidup sampai 20 tahun dan karenanya pertumbuhan tanaman ini sangat sulit dikontrol.
Tanaman ini juga dikenal sebagai gulma yang berbahaya karena tumbuh sangat cepat dan menyerap nutrisi serta oksigen yang ada dalam air. Beberapa negara bahkan telah melarang penjualan eceng gondok dan mengawasi secara ketat persebaran eceng gondok. Eceng gondok sangat sulit diberantas baik secara fisik, kimia, maupun biologis.
Eceng gondok tumbuh menutupi permukaan air dan menyebabkan penurunan jumlah cahaya yang masuk ke dalam air. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah dissolved oxygen. Selain itu, eceng gondok juga dapat terbawa aliran ke saluran air sehingga menyebabkan terhambatnya saluran irigasi di pertanian. Eceng gondok yang sudah mati akan tenggelam ke dasar perairan dan akhirnya menyebabkan pendangkalan.
Dibalik dampak negatifnya, eceng gondok mempunyai kemampuan untuk membersihkan limbah berbahaya. Tanaman ini mampu mengolah air buangan yang tercemar limbah dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Eceng gondok dapat menurunkan kadar biochemical oxygen demand, dan mampu menyerap logam berat seperti besi, cuprum, raksa, timbal, dan mangan.
Berikut adalah tabel persentase biomassa dalam eceng gondok (Poddar et al, 1991).
Tabel 1. Kandungan Biomassa Eceng Gondok
Components
% composition
Lignin
10
Cellulose
25
Hemicellulose
35
Ash
20
Nitrogen
3
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kandungan terbesar dalam eceng gondok adalah hemiselulosa yaitu sebanyak 35%. Selain itu eceng gondok junga mengandung selulosa sebanyak 25%, lignin sebanyak 10%, Ash sebanyak 20%, dan Nitrogen sebanyak 3%.
Hemiselulosa adalah polisakarida yang terdapat dalam tanaman dan tergolong senyawa organik. Hemiselulosa bersifat kristalin, tidak bersifat serat, dan tersusun dari gabungan gula-gula sederhana dengan lima atau enam karbon. Hemisesulosa terdiri dari polimer yang heterogen, yaitu pentose (xylose, arabinose) dan hexose (mannosa, glukosa, galaktosa). Polisakarida ini merupakan senyawa perkursor selulosa dan berfungsi sebagai pembentuk dinding sel tumbuhan serta pengisi ruang-ruang antara selulosa. Salah satu hasil kandungan hemiselolsa yaitu xylose, adalah bahan yang digunakan untuk membuat xylitol.
Gambar 1. Diagram Biorefinery Lignoselulosa
Xylitol
Xylitol (CHOH)3(CH2OH)2 , adalah senyawa gula yang dapat ditemui dalam jumlah yang sedikit pada berbagai jenis buah dan sayuran seperti beri, oat, dan batang jagung. Xylitol mempunyai tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa namun mempunyai kandungan energi hanya 2.4 kalori/gram atau 40% lebih sedikit dari karbohidrat lain. Metabolisme xylitol tidak membutuhkan insulin dalam prosesnya, sehingga gula ini banyak dipakai sebagai gula untuk orang yang menderita diabetes atau untuk mencegah diabetes.
Xylitol memiliki berbagai manfaat kesehatan. Penelitian membuktikan bahwa konsumsi xylitol tidak menyebabkan kerusakan dan karies gigi. Infeksi telinga akut juga dapat dicegah dengan mengonsumsi permen yang mengandung xylitol, hal ini disebabkan karena xylitol dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eustachio yang menghubungkan hidung dengan telinga. Selain itu, xylitol juga mampu meningkatkan aktivitas neutrophil dan mencegah infeksi jamur Candida di mulut.
Xylitol mempunyai kelarutan yang baik di dalam air dan menimbulkan sensasi dingin ketika larut di mulut. Karena sifatnya ini, xylitol banyak digunakan pada pembuatan perment mint, permen karet, dan pasta gigi.
Gambar 2. Bentuk Molekul Xylitol
Solusi Terdahulu
Pembuatan xylitol saat ini umumnya berasal bonggol jagung atau kayu. Bonggol jagung lebih banyak dipilih sebagai sumber xylitol karena lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan daripada menggunakan kayu. Bonggol jagung adalah "sisa" yang akan selalu ada di akhir masa panen jagung. Jagung hanya membutuhkan waktu 5 bulan untuk tumbuh, sementara kayu membutuhkan waktu tumbuh sekitar 20 tahun untuk dapat menjadi bahan baku pembuatan xylitol.
Selain dari bonggol jagung dan kayu, xylitol juga didapatkan dari sintesis kimiawi maupun biologis. Secara kimiawi, xylitol diproduksi dengan cara hidrgonenasi D-xylosa menggunakan katalis logam. Sementara, dengan metode bioteknologi mikrobiologi, xylitol dihasilkan dengan memberi makan mikroorganisme tertentu dengan xylose sehingga akan dihasilkan xylitol yang kemdudian dikumpulkan. Mikroorganisme yang bias dipakai pada proses ini conohnya adalah Saccharomyces cereviseae dan Candida utilis.
Sementara penanggulanan eceng gondok selama ini hanya dengan cara mengeruk tanaman tersebut dari perairan dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir, seperti yang terjadi di proyek Banjir Kanal Timur dan Situ Cipondoh. Meski demikian, beberapa kelompok masyarakat, contohnya di Purwakarta, telah memanfaatkan meledaknya populasi eceng gondok di sungai Citarum untuk dijadikan bahan baku meja dan kursi.
Eceng Gondok untuk Bahan Baku Xylitol
Eceng gondok mempunyai kandungan hemiselulosa yang tinggi. Hemiselulosa dapat dibuat menjadi xylose yang kemudian direaksikan agar menjadi xylitol. Dengan menggunakan eceng gondok sebagai bahan baku, maka selain mendapatkan produk akhir yaitu xylitol, kita juga dapat memanfaatkan bahkan mengatasi meledaknya populasi eceng gondok di beberapa daerah. Karena pertumbuhannya cepat, eceng gondok tidak harus ditunggu sampai 5 bulan sebelum siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan xylitol. Jika kita mulai menggunakan eceng gondok, terutama yang ada di perairan dimana eceng gondok tumbuh sangat pesat, sebagai baha baku pembuatan xylitol, maka diharapkan kita juga dapat mengurangi efek negatif dari pertumbuhan eceng gondok seperti berkurangnya cahaya yang masuk ke perairan, sedikitnya jumlah DO dalam air, tersumbatnya aliran air, dan pendangkalan perairan akibat penimbunan eceng gondok yang sudah mati.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghasilkan eceng gondok dari eceng gondok adalah sebagai berikut:
Hemiselulosa diambil dari tanaman eceng gondok.
Hidrolisis hemiselulosa.
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah molekul air menjadi monomer atau penyusun terkecilnya yang direaksikan dengan zat lain dan menghasilkan zat baru. Proses hidrolisis dilakukan untuk mendapatkan xylose yang terkandung dalam hemiselulosa.
Persamaan reaksi hidrolisis:
Hemiselulosa + H2O Xylose
Xylose kemudian direduksi dengan menggunakan enzim xylitol dehidrogenasi sehingga menghasilkan xylitol.
Pihak-Pihak yang Terkait
Gagasan ini dapat terwujud jika mendapat partisipasi aktif dari pihak-pihak sebagai berikut:
Pihak universitas, khususnya para mahasiswa dalam proses penelitian dan pengembangan agar xylitol yang dihasilkan dari eceng gondok maksimal.
Pihak pemerintah, seperti kementrian lingkungan hidup dan kementrian riset dan teknologi, serta kementrian perindustrian. Dalam hal ini, bantuan pemerintah diperlukan dalam mulai dari penelitian dan pengembangan, persiapan bahan baku hingga produksi skala masal.
Pihak swasta, agar dapat dilakukan proses pengembangan, persiapan bahan baku, produksi secara masal, sekaligus pemanfaatan xylitol menjadi bahan baku pembuatan benda lain seperti permen atau campuran pasta gigi.
Pihak masyarakat, dalam proses produksi xylitol, dibutuhkan sumber daya manusia dari masyarakat untuk menjadi tenaga kerja. Hal ini dapat membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Langkah-Langkah Strategis
Pembuatan xylitol dari bahan baku tanaman eceng gondok merupakan gagasan yang sangat potensial dan realistis untuk diwujudkan. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka langkah-langkah yang dapat diwujudkan adalah sebagai berikut.
Melakukan penelitian dan pengembangan agar xylitol yang dihasilkan dari eceng gondok dapat maksimal.
Pengumpulan bahan baku yaitu eceng gondok, dalam hal ini bahan baku bisa diambil dari perairan-perairan yang mengalami ledakan populasi eceng gondok atau dipelihara sendiri oleh produsen.
Produksi secara masal xylitol dari bahan baku eceng gondok.
Xylitol dijual ke industri lain yang membutuhkan, seperti industri permen atau pasta gigi.
Penelitian dan pengembangan eceng gondokPenelitian dan pengembangan eceng gondok
Penelitian dan pengembangan eceng gondok
Penelitian dan pengembangan eceng gondok
Pengumpulan bahan bakuPengumpulan bahan baku
Pengumpulan bahan baku
Pengumpulan bahan baku
Produksi secara masalProduksi secara masal
Produksi secara masal
Produksi secara masal
Xylitol dijual ke industri lainXylitol dijual ke industri lain
Xylitol dijual ke industri lain
Xylitol dijual ke industri lain
Gambar 3. Diagram Langkah Strategis
Peluang dan Tantangan dalam Mengaplikasikan Gagasan
Peluang yang diperoleh dari pengaplikasian gagasan pembuatan xylitol dari bahan baku eceng gondok adalah sebagai berikut:
Ketersediaan bahan baku, yaitu eceng gondok, yang berlebihan jumlahnya serta mempunyai waktu pertumbuhan yang cepat.
Dengan menggunakan bahan baku eceng gondok, selain mendapatkan hasil yaitu xylitol, kita juga dapat memanfaatkan eceng gondok agar menjadi barang yang lebih berharga daripada sekedar sampah.
Sementara tantangan yang diperoleh dari pengaplikasian gagasan membuat xylitol dari bahan baku eceng gondok adalah:
Kurang canggihnya teknologi yang dimiliki Indonesia saat ini.
Kurangnya sumber daya manusia yang dapat mengawasi proses pembuatan xylitol dari eceng gondok.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Eceng gondok adalah tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan cepat dan dianggap sebagai gulma perairan. Eceng gondok yang berlebihan jumlahnya di perairan dapat menyebabkan menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke air dan mengurangi tingkat dissolved oxygen. Eceng gondok yang sudah mati akan tenggelam ke dasar perairan dan menyebabkan pendangkalan. Xylitol adalah gula yang termasuk langka karena keberadaannya hanya sedikit di tumbuhan atau buah-buahan. Saat ini, xylitol kebanyakan diproduksi dengan cara diekstrak dari bonggol jagung. Eceng gondok memiliki kandungan hemiselulosa yang tinggi. Hemiselulosa dapat dihidrolisis menjadi xylose. Xylose adalah zat yang dapat direduksi menjadi xylitol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan xylitol.
Teknik Implementasi
Dalam mewujudkan gagasan yang penulis ajukan, pihak-pihak terkait yang akan mengimplementasikannya adalah universitas, lembaga pemerintahan, dan pihak swasta. Pihak Universitas, khususnya para mahasiswa dapat mengembangkan gagasan ini dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap proses pembuatan maupun teknik pengaplikasiannya. Lembaga Pemerintah maupun non Pemerintah dapat membantu dalam pemberian dana penelitian maupun pengembangan, selain itu pihak pemerintah dan maupun swasta juga dapat membantu dalam hal pengadaan bahan baku, yakni eceng gondok. Dalam proses prroduksi xylitol dari eceng gondok ini, maka dibutuhkan tenaga kerja, disini lah peran masyarakat dalam mewujudkan gagasan ini, yaitu dibutuhkannya sumber daya manusia dari masyarakat yang akan menjadi peluang terbentuknya lapangan pekerjaan baru
Prediksi Hasil
Jika langkah strategis bisa dilaksanakan dengan baik, maka hasil yang didapat juga akan seperti apa yang diharapkan. Dalam proses pembuatan xylitol dari eceng gondok ini, kendala yang akan ditemui yaitu kurang mutakhirnya teknologi yang ada di Indonesia saat ini dan keterbatasan sumber daya manusia ahli yang dapat mengawasi jalannya proses produksi. Ketersediaan bahan baku tidak akan menjadi masalah karena eceng gondok memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Untuk produksi awal, eceng gondok yang digunakan dapat yang berasal dari daerah perairan yang sudah banyak ditumbuhi eceng gondok terlebih dahulu. Dengan demikian, selain mendapat produk berupa xylitol, masalah pertumbuhan eceng gondok juga dapat teratasi. Selain itu, dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam mengumpulkan bahan, maka pengambilan eceng gondok dari perairan dapat dimulai dengan menggunakan alat-alat berat yang lebih efektif atau dengan menggunakan sumber daya manusia yang lebih banyak dari saat ini. Hasil akhir dari pembuatan xylitol dari eceng gondok ini bisa dikatakan berhasil karena prouduksi xylitol berjalan secara lancar dan eceng gondok tidak lagi menjadi masalah di perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Kamm, Birgit dkk. 2006. Biorefineries – Industrial Processes and Products, StatusQuo and Future Directions, Vol. 1. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.
Anjanabha Bhattacharya. 2010. Water Hyacinth as a Potential Biofuel Crop. http://www.cabi.org/isc/fulltextpdf/2010/20103065885.pdf
Anonim. 2012. About Xylitol. http://www.xylitol.org/about-xylitol
Anonim. 2010. Xylitol, Pemanis yang Banyak Manfaatnya. http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/xylitol.htm
Ghifari, Abi Sofyan. 2012. Mengenal Xylitol, Gula Langka yang Menyehatkan. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/mengenal-xylitol-gula-langka-yang-menyehatkan/
Khulillah, Indah Nur. 2012. Biokimia Hemiselulosa. http://blog.ub.ac.id/indah19/archives/40
Kurniawan, Mukhamad. 2012. Umar Sulap Eceng Gondok Citarum Jadi Perabot. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/06/11441726/Umar.Sulap.Eceng.Gondok.Citarum.Jadi.Perabot
Subagio, Nurganda. 2012. http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/06530016-nurganda-subagio.ps
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Kasandika Ganiarsa
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta. 23 Maret 1995
Karya Ilmiah : - Pengaruh Makanan Terhadap Obesitas (2008)
Pemanfaatan Daun Sirih Merah, Daun Peppermint, dan NaHCO3 sebagai Obat Kumur untuk Pengobatan Seriawan (2011)
Penghargaan Ilmiah : -
10