Pendahuluan
Profilaksis merupakan terapi pencegahan pencegahan infeksi. profilaksis sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu profilaksis primer dan propilaksis sekunder (supresi) atau eradiksi. Profilaksis primer dimaksudka dimak sudkan n utuk pencegahan pencegahan infeksi awal, sedang sedangkan kan profilaksis profilaksis sekun sekunder der dimaksudkan dimaksudkan untuk unt uk pen penceg cegaha ahan n kek kekamb ambuha uhan n atau rea reakti ktivasi vasi dar darii inf infeksi eksi yan yang g sud sudah ah per pernah nah ter terjadi jadi (misalnya (misaln ya pada pence pencegahan gahan kekambuhan kekambuhan infek infeksi si virus herpes simpl simplex). ex). Profil Profilaksis aksis Eradi Eradiksi ksi sendir sen dirii dit dituju ujukan kan unt untuk uk men mengeli gelimin minasi asi kol koloni oni or organ ganism ismee den dengan gan tuj tujuan uan unt untuk uk men menekan ekan perkembangan
infeksi
(misalnya
eliminasi me meth thic icill illin in
resis re siste tent nt
staph sta phyl yloc ococ occu cuss
aureus !"#$% aureus !"#$% pada petugas kesehatan). &alam makalah ini profi profilaksis laksis yang akan dibah dibahas, as, dititikberatkan pada profilaksis primer khususnya pada operasi. Pent Pe ntin ing g un untu tuk k me meng ngen enali ali pe perb rbed edaan aan an anta tara ra profilaksis profilaksis da dan n te terap rapii empirik . Pr Prof ofil ilak aksis sis diindi dii ndikas kasika ikan n unt untuk uk tin tindak dakan an med medis is den dengan gan tin tingk gkat at inf infeksi eksi yan yang g tin tinggi ggi,, mis misalny alnyaa ya yang ng melibat mel ibatkan kan imp implan lantasi tasi bah bahan an pro prostet stetik, ik,atau atau pad padaa pasi pasien en di man manaa terd terdapat apat kem kemung ungkin kinan an terjadi infeksi serius. $ntibiotik yang digunakan sedapat mungkin harus efektif menghambat bakteri patogen yang paling mungkin hadir dalam jaringan ketika sayatan awal dilakukan. 'onsentrasi terapeutik harus dipertahankan selama prosedur tindakan medis berlangsung. er erapi api emp empirik irik sen sendir dirii ada adalah lah pen penggu ggunaa naan n ant antibi ibioti otik k lan lanjuta jutan n sete setelah lah pro prosed sedur ur tin tindak dakan an operasi ope rasi dil dilaku akukan kan did didasar asarkan kan pad padaa tem temuan uan int intrao raoper peratif atif.. er erapi api pro profil filaks aksis is yan yang g ben benar ar sebaiknya tidak menggunakan antimikroba spektrum luas, dan masa terapi melampaui jangka waktu wak tu ya yang ng dis disaran arankan kan.. Pra Prakte ktek k ini dap dapat at men mening ingkat katkan kan risi risiko ko efek samp samping ing dan dap dapat at meningkatkan munculnya resistensi bakteri. $ntibiotik profilaksis pada pembedahan merupakan antibiotik yang diberikan pada penderita yang yan g men menjala jalani ni pem pembed bedaha ahan n seb sebelu elum m ada adany nyaa inf infeks eksi, i, tuj tujuan uanny nyaa iala ialah h unt untuk uk men menceg cegah ah terjadinya infeksi akibat tindakan pembedahan yaitu infeksi luka operasi (*+) atau surgical site infection (##*). *+ atau ##* men menyeb yebabk abkan an seki sekitar tar -/ inf infeksi eksi nos nosoko okomia miall yan yang g pad padaa gil gilira iranny nnyaa aka akan n menyeba meny ebabka bkan n pas pasien ien har harus us dir dirawa awatt leb lebih ih lama lama.. *nf *nfeks eksii bia biasany sanyaa ter terjadi jadi ket ketika ika ter terjad jadii translokasi flora endogenous ke tempat0organ yang secara normal harusnya steril. 1amun selain sela in itu itu,, *nf *nfeks eksii jug jugaa dap dapat at ber berasal asal dari bak bakteri teri dari lua luarr tub tubuh. uh. 2anyak 2anyak fak faktor tor yang memp me mpen enga garu ruhi hi in infe feks ksii in inii mi misal salny nyaa ke kebe bersi rsiha han n (s (ster terili ilita tas), s), da daya ya ta tahan han tu tubu buh h pa pasi sien en,, peningkatan jumlah bakteri patogen, dll. ($nonim). &ari 34 juta penderita yang dilakukan pembedahan di $merika #erikat setiap tahun, 536.666 penderita mengalami *+. Penderita yang mengalami *+ perlu rawat inap selama 3 kali lebih lama dan harus mengeluarkan biaya kali lebih banyak daripada yang tidak tidak mengalami *+.
*+ adalah infeksi yang terjadi pada daerah pembedahan yang terjadinya ada kaitannya dan setelah tindakan pembedahan. !anifestasi *+ yang superfisial dapat diketahui dalam waktu - bulan, sedangkan *+ profuda , organ atau rongga dapat terjadi dalam waktu - tahun setelah pembedahan. 7aktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya *+ ialah8 9 rganisme penyebab infeksi (kuman), anpa adanya bakteri (kuman) maka tidak mungkin terjadi infeksi, dan hal tersebut tergantung pada jumlah dan virulensi bakteri. 2akteri yang sangat patogen pada lapangan operasi ialah coccus :ram positif (misal Staphylococcus aureus dan Streptococci). 2akteri endogen lebih penting daripada bakteri eksogen, dan bakteri endogen yang paling banyak ialah dari traktus digestivus. #umber dari bakteri eksogen ialah tim operasi ( ahli bedah, asisten, perawat, anestesis) dan kamar operasi meliputi udara, linen, dan peralatan. !akin lama waktu rawat inap preoperatif maka kuman endogen dan flora komensal dari penderita diganti oleh flora rumah sakit yang resisten terhadap antibiotik dan hal ini memudahkan terjadinya 9 lingkungan terjadinya infeksi (respon lokal) ehnik operasi yang bagus dapat memperkecil kemungkinan terjadinya *+. Prinsip operasi yang diajarkan ;alsted ialah hemostasis, diseksi secara tajam, jahitan yang halus, diseksi sesuai anatomi, dan penanganan jaringan yang halus. +igasi jaringan yang besar, benang non absorbable yang besar dan polifilamen, jaringan nekrotik, hematoma atau seroma, dan benda asing harus dihindari karena kondisi tersebut mudah merubah bakteri inokulum untuk menimbulkan infeksi. Penggunaan drain Penrose dapat menjadi rute bakteri menuju lapangan operasi. &ianjurkan untuk menggunakan drain vakum tertutup yang dikeluarkan di luar luka insisi untuk memperkecil terjadinya *+ perasi yang berlangsung lama mengakibatkan luka tepi insisi mengering atau maserasi sehingga rentan untuk terjadinya *+. Penggunaan kauter pada pembedahan dapat meningkatkan terjadinya *+ superfisial. Perfusi yang tidak adekuat mengakibatkan Pa3 menurun dengan akibat kuman dalam jumlah sedikitpun mampu untuk menimbulkan infeksi. Perfusi jaringan yang menurun tersebut dapat mengganggu fungsi barier mukosa saluran cerna. !ukosa saluran cerna tidak mampu mencegah bakteri, toksin, atau keduanya untuk bergerak dari lumen usus menembus mukosa. Penderita usia tua terjadi perubahan struktur histologis dan penurunan fisiologis dari jaringan, hal tersebut juga mempermudah terjadinya *+.
9 mekanisme pertahanan tubuh. 2eberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme pertahanan tubuh ialah penyakit bedah, penyakit penyerta, serta tindakan pembedahan itu sendiri. &iabetes dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya *+. Peran ahli bedah untuk menurunkan mekanisme pertahanan tubuh ialah melakukan operasi dengan prosedur yang benar dengan perdarahan minimal, cegah terjadinya syok, pertahankan volume darah, normotermia, jaga perfusi dan oksigenasi jaringan.
ujuan pemberian antibiotik profilaksis ialah untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh infeksi lokas operasi (*+) dengan pemilihan antibiotik profilaksis yang tepat, tepat waktu pemberian, serta tepat rute pemberian. *dealnya sediaan antibiotik yang digunakan untuk profilaksis pada operasi harus 8 -. !encegah infeksi postoperatif pada lokasi operasi 3. !encegah morbiditas dan mortilitas infeksi postoperatif 4. !engurangi durasi dan biaya perawatan (dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan bila terjadi infeksi postoperatif) =. idak menimbulkan efek yang merugikan . idak merugikan terhadap flora normal pasien dan tidak merugikan rumah sakit.
Indikasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada operasi
perasi 0pembedahan dapat dikelompokkan kedalam empat kelas berdasarkan kemungkinan terjadinya kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi postoperasi. $ntibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi clean contaminated (lihat tabel -), yang mempunyai kemungkinan terjadi *+ sebesar 4-6,-/. &engan pemberian antibiotik profilaksis maka angka kejadian *+ dapat diturunkan menjadi -,4/. Profilaksis juga diberikan pada pembedahan kriteria clean dengan memasang bahan prostesis. 1amun tidak menutup kemungkinan juga bisa diberikan antibiotik profilaksis jika
diindikasikan akan terjadi infeksi yang dapat menimbulkan dampak yang serius seperti operasi bedah syaraf, bedah jantung, dan mata. !eski masih banyak terdapat perdebatan, namun pada umumnya $ntibiotik profilaksis tidak tepat digunakan pada operasi contaminated atau dirty karena telah terjadi kolonisasi kuman dalam jumlah besar atau sudah ada infeksi yang secara klinis belum bermanifestasi.
$ntibiotik profilaksis hanya bisa digunakan jika terbukti dapat memberikan keuntungan dan harus dihentikan bila terbukti tidak memberikan manfaat. #*:1 dalam guidelinenya membagi = rekomendasi terhadap pemberian antibiotik profilaksis pada operasi. -. Highly Recomendation, Profilaksis yang dengan terbukti tegas menurunkan morbiditas, menurunkan biaya perawatan dan menurunkan konsumsi antibiotik secara keseluruhan. 3. Recomended > Profilaksis yang menurunkan morbilitas jangka pendek, mengurangi biaya perawatan dan bila dimungkinkan menurunkan konsumsi antibiotik secara keseluruhan. 4. Should be considered > Profilaksis yang belum memiliki bukti yang kuat dapat memberikan keuntungan, dan kemungkinan dapat meningkatkan biaya perawatan dan peningkatan konsumsi antibiotk utamanya untuk pasien denganlow risk *+. =. Not recomended > profilaksis yang tidak memiliki bukti kuat efektif secara klinis serta tidak menurunkan morbiditas jangka pendek. &an dapat meningkatkan biaya perawatan serta meningkatkan konsumsi antibiotik sedangkan keuntungan secara klinis sangat rendah. "ekomendasi terhadap pemberian atibiotik profilaksis sesuai indikasi disajikan dalam tabel (tabel 3) berikut, dalam tabel ini juga dilampirkan, odds ratio (") untuk resiko infeksi dan Numbers Need to Treat (1) untuk jumlah pasien yang harus diberi profilaksis untuk mencegah infeksi. Untuk Melihat tabel, silahkan Download langsung di #ini Pemilihan Antibiotik Profilaksis
Pemilihan antibiotik profilaksis dipengaruhi oleh beberapa faktor. leh karena itu penting untuk menanyakan ke pasien tentang riwayat penggunaan antibiotik dan allergi. 2etalaktam merupakan antibiotik yang banyak digunakan sebagai profilaksis. 2ila terdapat riwayat alergi
penisilin yang berat (anfilaksis atau angiodema) menunjukkan bahwa pasien tidak dapat menerima penisilin dan juga berarti sefalosporin juga diontraindikasikan terhadap pasien tersebut. !eski cukup sederhana, tapi dapat memberikan dampak reaksi yang signifikan. Paling penting yang harus diperhatikan yaitu antibiotik harus aktif terhadap bakteri yang dapat menyebabkan *+ (abel 4).
*@ sefalosporin generasi pertama (cephaAolin atau cephalotin)
•
*@ gentamicin
•
*@ atau "ektal metronidaAole (jika disebabkan oleh baktri anaerobik)
•
ral tinidaAole (jika disebabkan oleh baktri anaerobik)
•
*@ flucloxacillin (jika infeksi methicillinsusceptible staphylococcal)
•
*@ vancomycin (jika infeksi methicillinresistant staphylococcal)
saluran
:*
dan :<. Pada
operasi clean, bakteri gram
positif
cocci
(S.
aureus dan S. epidermidis) paling banyak ditemukan. 'ebanyakan prosedur cefaAolin merupakan antibiotik pilihan karena durasinya panjang, dan efektif melawan bakteri yang banyak menyebabkan infeksi saat operasi disamping itu harganya juga relatif murah. "ekomendasi spesifik pemilihan antibiotik profilaksis untuk berbagai jenis prosedur operasi tersaji dalam tabel (lihat tabel =). ($7# 3664)
Pemberian secara parenteral sefalosporin generasi kedua misalnya cefotetan memiliki aktifitas antibakteri yang lebih baik terhadap bakteri anaerobik dan aerobik :aram negatif bila dibandingkan dengan sefalosporin generasi pertama dan kadangkadang juga menjadi pilihan yang lebih disukai, namu lebih mahal. $lternatif lain yang dapat digunakan yaitu dengan kombinasi metronidaAole dengansefalosporin generasi pertama atau dengan gentamycin untuk profilaksis pada operasi abdominal. (!unckhof ?. 366) Penggunaan antimikroba sebagai profilaksis pada operasi menyebabkan perubahan pada bakteri flora baik secara individu maupun koloni. #ebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik profilaksis dapat mengubah bakteri flora menjadi koloni atau resisten. 1amun studi lain pada pasien operasi colorectal tidak menunnjukkan terjadinya resistensi mikroba yang serius. ($#;P) Rute dan Waktu Pemberian
$ntibiotik profilaksis biasanya diberikan sebagai bolus intravena yang disertai dengan induksi anastesi untuk memastikan konsentrasi efektif pada jaringan tercapai sebelum pembedaha dimulai. ?aktu pemberian antibiotik ini sangat penting utamanya untuk betalaktam yang memiliki waktu paruh yang relatif singkat. @ancomisin membutuhkan waktu infus selama satu jam oleh karena itu pemberiannya harus dimulai lebih cepat agar infus selesai tepat ketika pembedahan akan dimulai. Pemberian antibiotik profilaksis secara intramuskular jarang dilakukan dibandingkan intravena. Pemberiannya biasanya dilakukan beberapa saat sebelum operasi karena waktu yang dibutuhkan untuk mencapai level konsentrasi antibiotik yang efektif pada jaringan cukup lama. ral dan rektal juga harus diberikan lebih awal untuk memastikan kadar efektif pada jaringan telah tercapi pada saat pembedahan. #uppositori metronidaAole banyak digunakan pada pembedahan usus besar dan harus diberikan 3= jam sebelum tindakan operasi dilakukan. $ntibiotik topikal tidak direkomendasikan kecuali untuk bedah mata atau akibat luka bakar. ?aktu pemberian antibiotik untuk mencapai konsentrasi aktif dalam jaringan sangat bergantung pada profil farmakokinetik dan rute administrasinya. $ntibiotik propilaksis yang diberikan terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menurunkan efeka dari dari antibiotik tersebut dan mungkin dapat meningkatkan resiko terjadinya *+. Pemberian profilaksis lebih dari 4 jam setelah tindakan operasi akan berdampak pada penurunan efektifitasnya secara signifikan. 2eberapa literatur menyebutkan sebaiknya pemberian profilaksis secara intravena
dilakukan B 46 menit sebelum tindakan operasi dilakukan untuk semua kategori operasi keculi caesarean section.
Durasi Pemberian Antibiotik Profilaksis
&urasi pemberian antibiotik yang efektif dengan waktu yang paling singkat untuk profilaksis infeksi paska bedah belum diketahui.
$ntibiotik profilaksis pada pembedahan merupakan strategi yang efektif untuk menekan infeksi paska operasi, melalui pemilihan antibiotik yang tepat yang diberikan pada saat yang tepat melalui rute yang sesuai dan dengan durasi yang tepat sesuai dengan prosedur opeasi. References List
$nonim,-555. ASHP therapeutic guidelines on antimicrobial prophylaxis in surgery. $merican #ociety of ;ealth#ystem Pharmacists, *nc. $nonim, 366. Antibiotic Prophylaxis in Surgery. &epartment of #urgical Education, rlando "egional !edical Fenter.
$nonim,
366G. 1! Antibiotic
Prophylaxis
"n
Surgery#
A
$ational
%linical
&uideline##cittish *ntercollegiate :uidelines 1etwork. Elliot ;ouse G-6 ;illside Frescent,
Edinburg. $nonim, 366Gb. Surgical site in'ection# Pre(ention and treatment o' surgical site in'ection. 1ational *nstitute for ;ealth and Flinical Excellence (1*FE). !idFity Place C-
;igh ;olborn.+ondon 2ratAler &.?. dan ;ouck P.!, 366=. Antimicrobial Prophylaxis 'or Surgery) An Ad(isory Statement 'rom the $ational Surgical "n'ection Pre(ention Pro*ect# !ajor $rticle Flinical
*nfectious &iseases (F*&) 366=> 4G8-C6H- !unckhof ?., 366. Antibiotics 'or surgical prophylaxis $ustralian Prescriber, vol 3G. 1umber 3. $pril 366. Page 4G to =6 "eksoprawiro
#.
(unknow
year) Penggunaan
Antibiotik
Pro'ilaksis
Pada
Pembedahan.&epartemen0 #!7 *lmu 2edah, 7akultas 'edokteran
"#< &r. #oetomo. #urabaya