Serumen obsturan
Pendahuluan
Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut.
lanjutan
Bila tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus
Defnisi Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. da dua tipe dasar, basah dan kering.
Anatomi
!elinga terdiri atas " bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam.
!elinga luar berfungsi untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur#struktur telinga tengah.
Bentuk dari liang telinga seperti spiral sehingga mampu melindungi membran timpani dari trauma, benda asing dan efek termal
lanjutan
$anjang liang telinga kira#kira %,& cm, membentang dari pinggir konka hingga membran timpani.
Sepertiga bagian luar adalah bagian kartilaginosa sedangkan duapertiga bagian dalam adalah bagian tulang. Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang ra'an.
Kulit yang melapisi kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang bervariasi antarindividu.
Kulit bagian telinga luar membentuk serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa.
ksfoliasi sel#sel stratum korneum ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini.
Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani.
Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan sura pada epidermis.
fek bakterisidal serumen berasal dari komponen asam lemak, liso*im dan immunoglobulin.
Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering.
lanjutan !ubuh
mempunyai mekanisme pembersihan serumen secara alami, dengan adanya migrasi epitel dari membran timpani menuju ke meatus akustikus eksterna dan dibantu oleh gerakan rahang se'aktu mengunyah.
Fungsi Serumen
Membersihkan
$embersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan rahang seperti mengunyah ( jaw movement ). Jaw movement membantu proses ini dengan memampatkan kotoran yang menempel pada dinding kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan pengeluaran kotoran.
lanjutan
Lubrikasi
+ubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis akustikus eksternus yang disebut asteatosis. at lubrikasi diperoleh dari kandungan lipid yang tinggi dari produksi sebum oleh kelenjar sebasea. $ada serumen tipe basah, lipid ini juga mengandung kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam jumlah yang banyak, dan alkohol.
Antibakteri dan Antiungal
Serumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain haemophilus infuenzae, staphylococcus aureus dan escherichia colli.
$ertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat dengan signikan oleh serumen manusia.
Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya p- yang relatif rendah pada serumen.
Serumen juga melindungi telinga tengah dari infeksi bakteri dan fungi.
Serumen tipe basah dan tipe kering
$ada ras riental memiliki lebih banyak tipe serumen dibandingkan dengan orang ras non#riental.
Serumen pada ras riental, dan hanya pada ras riental, memilki karakteristik kering, berkeping# keping, ber'arna kuning emas dan berkeratin skuamosa yang disebut rice-brawn wax .
Serumen pada ras non#riental ber'arna coklat dan basah, dan juga dapat menjadi lunak ataupun keras.
lanjutan
$erkembangan serumen dipengaruhi oleh mekanisme herediter, alel serumen kering bersiat resesi terhadap alel serumen basah . ang cukup menjadi perhatian adalah bah'a rice-bran wax berhubungan dengan rendahnya insidensi kanker payudara. 0amun, ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar seruminosa dan kelenjar pada payudara sama#sama merupakan kelenjar eksokrin
Serumen tipe lunak dan tipe keras !ipe lunak lebih sering terdapat pada anak#anak, dan tipe keras lebih sering pada orang de'asa
!ipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan bersisik.
Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada serumen tipe keras.
!ipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling sering kita temukan di tempat praktek.
lanjutan 1arna serumen bervariasi dari kuning emas, putih, sampai hitam, dan konsistensinya dapat tipis dan berminyak sampai hitam dan keras. Serumen yang ber'arna hitam biasanya tidak ditemukan pada anak# anak, namun bila dijumpai maka dapat menjadi tanda a'al terjadinya aklaptonuria
Perbedaan/Tipe
Lunak
Keras
2sia
nak#anak
3e'asa
Karakteristik
Basah dan +engket
Kering dan Bersisik
Korneosit
Banyak
!idak ada
Klinis
Sering menimbulkan sumbatan
Korneosit: adalah sel metabolik yang aktif dari stratum korneum. Korneosit terbentuk dari keratinosit dalam proses yang disebut kornikasi. Korneosit aktif secara metabolisme dan akhirnya akan dibuang dari tubuh ketika korneosit baru dihasilkan.
as !riental
as "on#!riental
Kering
Basah
berkeping#keping
3apat menjadi kering/basah
ber'arna kuning emas
4oklat
berkeratin skuamosa (rice#bra'n 'a5)
$atosiologi
Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi.
6mpaksi serumen terbentuk oleh karena gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih.
Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan.
$embersihan liang telinga yang tidak tepat (khususnya dengan kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal dan mendorong serumen ke arah membran timpani.
lanjutan
bstruksi serumen pada liang telinga disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi setelah serumen kontak dengan air. 3engan bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering dan perubahan dari sekret dapat menyebabkan serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan
7ejala
8asa penuh konduktif).
dengan
penurunan
pendengaran
(tuli
!erutama bila telinga masuk air (se'aktu mandi atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. Beberapa pasien mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus.
3iagnosis
$ada pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material ber'arna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.
$enaganan $$%AS$ 9engeluarkan
serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat#alat.
6rigasi
yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani pernah diperiksa sebelumnya. $erforasi
membran timpani memungkinan masuknya larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah dan dapat menyebabkan otitis media. Semprotan
air yang terlalu keras kearah membran timpani yang atro dapat menyebakan perforasi.
lanjutan
+iang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus ekstenus sehingga arus yang kembali mendorong serumen dari belakang. ir yang keluar ditampung dalam 'adah yang dipegang erat diba'ah telinga dengan bantuan seorang asisten sangat membantu dalam mengerjakan prosedur ini
Beberapa serumen bisa dilunakkan, ini bisa dikeluarkan dari kanalis telinga dengan cara irigasi. +arutan irigasi dialirkan di canalis telinga yang sejajar dengan lantai, mengambil serumen dan debris dengan larutan irigasi mengunakan air hangat (": 4), larutan sodium bicarbonate atau larutan dan cuka untuk mencegah sekunder infeksi. o