Laporan kasus, presbikusis, ilmu THTFull description
5Full description
caca punya
laporan kasus presbikusisDeskripsi lengkap
revisi revisi
Hubungan Diabetes Melitus dengan PresbikusisDeskripsi lengkap
Hubungan Diabetes Melitus dengan PresbikusisFull description
rancangan aktualisasi prajabatanDeskripsi lengkap
Descripción completa
mastoiditisFull description
Lia Permata Sari 406127041
PRESBIKUSIS
presbiskusis
Perubahan patologi organ auditori akibat proses degenerasi tuli sensorineural usia harapan hidup ↑ presbikusis ↑ WHO ( Geneva, 2000) 2005 : populasi manula > 60 th di dunia berjumlah 1,2 m 60 % di di neg berkemb berkembang ang Usia > 65 tahun didapati gangguan pendengaran pada 50% Indonesia 2001 : manula > 65 th pada 4,1% (8,5 juta)
presbiskusis
Perubahan patologi organ auditori akibat proses degenerasi tuli sensorineural usia harapan hidup ↑ presbikusis ↑ WHO ( Geneva, 2000) 2005 : populasi manula > 60 th di dunia berjumlah 1,2 m 60 % di di neg berkemb berkembang ang Usia > 65 tahun didapati gangguan pendengaran pada 50% Indonesia 2001 : manula > 65 th pada 4,1% (8,5 juta)
presbikusis ETIOLOGI: Proses degenerasi FAKTOR RISIKO Herediter Pola makanan Metabolisme/penya Metabolisme/penyakit kit sistemik Arterosklerosis Infeksi Riwayat terpapar bising Gaya hidup Obat ototoksik
Penebalan membran basilaris dan atrofi ligamentum
Jenis
Sensorik
Patologi
Lesi terbatas pada koklea Atrofi organ Corti, jumlah sel-sel rambut dan sel penunjang berkurang
Neural
Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang
Metabolik
Atrofi stria vaskularis
(Strial presbycusis)
Potensial microphonic menurun Fungsi sel dan keseimbangan biokimia/bioelektrik koklea berkurang
Mekanik
Perubahan gerakan mekanik duktus
(Cochlear presbycusis)
koklearis Atrofi ligamentum spiralis Membran basilaris lebih kaku
Tipe sensorik
Tipe neural
• Awal gangguan
• •
•
•
pendengaran pada frekuensi tinggi Frekuensi percakapan tidak terganggu Penyebab degenerasi akumulasi pigmen lipofuscin Etiologi : atrofi organ korti bermula dari daerah basiler Sel penyokong atrofi dan berkurangnya sel – sel rambut
• Penurunan
pendengaran sedang dan mengenai seluruh frekuensi • Phonemic Regression • Etiologi : atrofi ganglion spiralis
metabolik
• Diskriminasi bicara bisa
dipertahankan dengan baik • Atrofi stria vaskularis • Atrofi membrana spiralis
mekanik
• Terjadi penebalan dan • pengerasan membrana
basilaris penurunan mobilitas
Gambaran audiogram Tipe sensorik
Tipe neural
Gambaran audiogram Tipe metabolik
Tipe mekanik
Gejala Klinik Penurunan pendengaran perlahan dan progresif,
simetris di kedua telinga Telinga
berdenging
Pasien bisa mendengar suara percakapan tetapi
tidak bisa memahaminya , terutama bila di ucapkan dengan cepat dan berlatar bising ( cocktail party deafness) Bila suara ditinggikan rasa nyeri di telinga,
disebabkan oleh faktor kelelahan saraf
Diagnosis
Pemeriksaan otoskopik : membran timpani suram
Tes penala : tuli sensorineural
Audiometri nada murni
Tahap awal tajam (sloping) frekuensi 2000 Hz Gambaran khas pada presbikusis jenis sensori dan neural
Garis ambang audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar
Rehabilitasi : pemasangan alat bantu dengar (hearing aid) Implan koklea Latihan membaca ujaran (speech reading) & mendengar (auditory training) yang dilakukan bersama ahli terapis wicara Diberikan pengertian untuk orang sekitarnya agar berbicara dengan jelas, kata-kata yang singkat, dan tidak terlampau keras
AD= AD 500 Hz+ AD 1000 Hz + AD 2000Hz +AD 4000Hz 4
• Derajat ketulian: 0-25 dB : Normal >25-40 dB : Tuli ringan >40-55 db : Tuli sedang >55-70 dB : Tuli sedang berat >70-90 dB : Tuli berat >90 dB : Tuli sangat berat
Notasi pada audiogram Untuk pemeriksaan audiogram, kita perlu membuat grafik AC dan grafik BC
Pendengaran normal AC dan BC sama atau kurang dari 25 dB AC dan BC berhimpit, tidak ada gap
Tuli Konduktif BC normal atau kurang dari 25 dB AC lebih dari 25 dB Antara AC dan BC terdapat gap
Tuli Sensorineural AC dan BC lebih dari 25 dB AC dan BC berhimpit, tidak ada gap
Tuli Campur BC lebih dari 25 dB AC lebih besar dari BC, terdapat gap
ALAT BANTU DENGAR (HEARING AID)
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar
Microphone
Amplifier
Receiver atau loudspeaker
Batere
Menurut hantarannya
Berdasarkan jenis hantaran suaranya, ABD dapat dibedakan menjadi 2 macam: a. ABD Jenis hantaran tulang b. ABD Jenis hantaran udara
Menurut bentuknya:
ABD Jenis Saku (Pocket / Body Worn Type)
Faktor yang merugikan dari ABD jenis saku: Penampilan kosmetik kurang baik Kemampuan mikrofon melokalisir bunyi dari belakang terhalang oleh tubuh Tidak praktis karena ukuran relatif besar Kabel dapat putus Dapat timbul bunyi gesekan antara ABD dengan kain saku
ABD jenis Belakang Telinga (BT) / Behind The Ear (BTE)
In The Ear (ITE)
ABD tipe kanalis / In The Canal (ITC) & Completely In Canal (CIC)
PEMAKAIAN ALAT BANTU DENGAR
1. Mild Hearing Loss Penggunaan alat bantu dengar dapat membantu kemampuan komunikasi pasien. Beberapa pasien dapat mempertimbangkan pemakaian alat bantu dengar paruh waktu / pada kondisi-kondisi tertentu saja
2. Moderate Hearing Loss Penggunaan alat bantu dengar sudah menjadi kebutuhan bagi pasien dalam kategori ini. Pada umumnya alat bantu dengar memberikan hasil yang baik bila dipakai dengan strategi pemakaian yang sesuai
3. Severe Hearing Loss Alat bantu dengar harus digunakan bila pasien masih ingin berkomunikasi dengan suara sebagai media penerimaan primernya. Pada beberapa kasus pasien dengan tingkat gangguan pendengaran ini membutuhkan implantasi koklea