PREFORMULASI SEDIAAN GEL NATRIUM DIKLOFENAK
Oleh: Salsabila Zahra
260110140012 260110140012
Nurul Kartika
260110140013 260110140013
Bagus Maulana
260110140030 260110140030
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015
I.
TUJUAN 1.1
Mahasiswa dapat membuat Rancangan Formulasi Sediaan gel
Natrium Diklofenak (Diclofenac sodium gel) dengan berbagai pertimbangan Faktor-Faktor Preformulasi 1.2
Mahasiswa dapat Menguji Sediaan gel Natrium Diklofenak
(Diclofenac sodium gel) dengan berbagai Metoda Uji.
II.
RENCANA FORMULA R/
III.
Natrium Diklofenak
1%
Karbopol-934
2%
TEA
3%
Nipagin
0,18%
Propilenglikol
30%
Aquadest
qs
TINJAUAN PREFORMULASI
-------------------------------------------------------------------------------DATA PREFORMULASI BAHAN AKTIF 1. Nama bahan aktif
: Natrium Diklofenak (Sodium Diklofenac)
C14H10Cl2 NNaO2,ıı318.1 : - Warna
: Putih atau agak kekuningan
- Rasa
:-
- Bau
:-
- Bentuk
: kristal bubuk : secukupnya larut dalam air, di dalam air sangat dipengaruhi oleh pH, pada air dengan pH 6,8 kelarutannya 0,181%, bebas larut methanol, etanol 96%, sedikit larut aseton. : 105oC :: 7-8 :
- Terhadap cahaya
terhindar dari cahaya
- Terhadap Udara
kedap udara (The Department Of Health, 2009, hal 1893)
------------------------------------------------------------------------------------DATA PREFORMULASI BAHAN TAMBAHAN
1. Nama bahan tambahan : Karbopol (Carbopol/Carbomer) 2%
- Warna
: Berwarna putih
- Rasa
: asam
- Bau
: bau khas
- Bentuk
: serbuk, granular (carbopol 71G) : mengembang dalam air dan gliserin setelah dinetralisasi, dan dalam etanol (95%). Karbopol tidak larut karena merupakan tiga dimensi dari microgel : 30 menit pada suhu 260 oC : 6.0 ± 5.0 : 2.5-4.0 untuk 0.2% w/v larutan (aqueous
dispersion) 2.5-3.0 untuk acrypol 1% w/v larutan - Index refraksi
:-
- HLB
::
- Terhad - Terhadap Udara
Higroskopis (Rowe, 2009, 111-112)
------------------------------------------------------------------------------------DATA INKOMPATIBILITAS :
DESKRIPSIKAN KETIDAK-TERCAMPURAN >>
-
Secara kimia : dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit tinggi Secara fisika : membentuk kompleks tergantung pHdengan tertentu eksipien polimer Secara farmakologi: -
- Handbook of pharmaceutical Excipient hal.112
------------------------------------------------------------------------------------2. Nama bahan tambahan : Trietanolaminum (TEA) 3%
C6H15 NO3,
- Warna
: tidak berwarna hingga kuning pucat
- Rasa
:-
- Bau
: bau lemah mirip amoniak
149.19
- Bentuk
: cairan kental : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P : 20 – 21oC :: 10.5
- Index refraksi
: 1,481 sampai 1,486
- HLB
::
- Te
-
-
(Rowe, 2009, 754-755)
------------------------------------------------------------------------------------3. Nama bahan tambahan : Nipagin (Methylparaben) 0.18%
C8H8O3 152.15
- Warna
: tidak berwarna atau putih
- Rasa
: mempunyai sedikit rasa terbakar
- Bau
: tidak berbau atau berbau khas lemah
- Bentuk
: hablur kecil atau serbuk hablur : sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
: 125 o - 128 o :: 4-8 - Index refraksi
:-
- HLB
::
-
-
-
wadah tertutup baik (Rowe, 2009, 441-445)
------------------------------------------------------------------------------------4. Nama bahan tambahan : Propilenglikol 30%
C3H8O2 76.09
- Warna
: tidak berwarna
- Rasa
: khas
- Bau
: praktis tidak berbau
- Bentuk
: cairan kental, jernih : Dapat bercampur dengan air, dengan aset : -59oC
Kb
::-
- Index refraksi
: 1.431 –1.433
- HLB
: :
-
menyerap air pada udara lembab (Rowe, 2009, 592-594)
------------------------------------------------------------------------------------DATA INKOMPATIBILITAS :
DESKRIPSIKAN KETIDAK-TERCAMPURAN >>
-
Secara kimia : terinkompatibilitas dengan agen pengoksidasi seperti Kalium Permanganat Secara fisika : Secara farmakologi: -
Farmakope Indonesia IV hal. 712
------------------------------------------------------------------------------------5. Nama bahan tambahan : Aquadestilata
- Warna
: tidak berwarna
- Rasa
: tidak mempunyai rasa
- Bau
: tidak berbau
- Bentuk
: cairan jernih :: 0oC ::7
- Index refraksi
:-
- HLB
::
-
-
dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979, hal 96)
------------------------------------------------------------------------------------DATA INKOMPATIBILITAS :
DESKRIPSIKAN KETIDAK-TERCAMPURAN >>
-
Secara kimia : kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik.
-
Secara fisika Secara farmakologi
misalnya - Farmakope Indonesia III hal. 96
------------------------------------------------------------------------------------IV. PERHITUNGAN DOSIS - (Terapkan gel 2-4 kali sehari pada sendi yang sakit) V. RENCANA ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIBUTUHKAN 5.1.
Alat:
Beaker Glass
Cawan Uap
Extensometer
Kertas Perkamen
Mikroskop
Neraca Analitik
pH meter
pH Universal
Stirrer
Viskometer
Wadah
5.2.
Bahan
Aquadest
Karbopol 934
Natrium Diklorofenak
Nipagin
Propilenglikol
TEA
VI.
RENCANA PENIMBANGAN Dalam 1000 gram terdapat (gram=mL) : No
1.
2.
Bahan
Fungsi
Natrium
Bahan
Diklofenak
Aktif
Karbopol 934
Gelling
%b/b
Penimbangan
1%
2%
agent Air panas untuk mengembangkan: 20x 20 gram = 400 mL
3.
TEA
Alkalizing
3%
agent 4.
Nipagin
Pengawet
0,18% Etanol = 7 x 1,8 gram = 12,6 mL Air panas= 35 mL
5.
Propilenglikol Pelarut
30%
6.
Aquadest
qs
Pelarut
=1000-(10+20+30+1,8+300) =1000-(334,8) =665 mL
VII.
RENCANA PEMBUATAN
Prosedur Pembuatan Gel Natrium Diklofenak 7.1.
:
Pencampuran Zat Campuran I 7.1.1. Na Diklofenak dan propilenglikol dicampur dan diaduk hingga homogen menggunakan mechanical stirrer 7.1.2. Kemudian, campurkan dengan nipagin yang sudah dilarutkan dengan 12,6 ml etanol dan 35 ml air panas dan aduk kembali hingga homogen ( Zat Campuran I)
7.2.
Pengembangan Karbopol 934 7.2.1. Siapkan wadah dan masukkan 250 mL air kedalamnya. 7.2.2. Taburkan Karbopol diatas air secara merata dan diamkan hingga mengembang.
7.3.
Pencampuran Bahan-Bahan 7.3.1. Setelah mengembang, aduk dengan stirrer dengan kecepatan konstan dan tidak terlalu cepat sampai terbentuk massa gel. 7.3.2. Setelah terbentuk Massa Gel, masukkan sebagian TEA sambil terus diaduk hingga homogen. 7.3.3. Kemudian, masukkan Zat Campuran I sedikit demi sedikit dan aduk sampai homogen. 7.3.4. Masukkan sisa TEA dan Aquadest sedikit demi sedikit dan aduk sampai homogen.
VIII.
RENCANA PENGAMATAN
8.1.
Uji Organoleptis Pengujian
Organoleptis
sediaan
gel
Na
Diklofenak
dilakukan secara visual meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Spesifikasi gel yang diinginkan yaitu: Warna
: Bening/Tidak Berwarna.
Bau
: Tidak Berbau.
Bentuk Sediaan
: Gel homogen yang tidak terlalu kental dan
tidak terlalu encer serta mudah diaplikasikan pada kulit.
8.2.
Uji pH Dilakukan
dengan
penimbangan
1
gram
sediaan,
diencerkan dengan 5 mL aquadest, aduk sampai homogen. Ukur pH dengan pH meter atau dengan pH Universal dan catat pH yang ditunjukkan. Spesifikasi pH yang diinginkan untuk sediaan gel Na Diklofenak adalah antara 6,8-7,4.
8.3.
Uji Viskositas Menempatkan sejumlah sampel di wadah misalnya beaker
glass, lalu rangkai viskometer menggunakan spindle yang sesuai dengan jumlah sediaan yang diuji dan tingkat kekentalan. Viskositas yang diinginkan gel Na Diklofenak ini adalah antara 150-250 dPa oS.
8.4.
Uji Daya Sebar Uji daya sebar dilakukan dengan menggunakan alat-alat
seperti sepasang kaca lempeng bundar (extensometer) dan anak timbangan gram. Gel ditimbang ±1 gram dan diletakkan ditengah extensometer yang berskala lalu ditutup dengan extensometer lain tanpa skala serta diberi anak timbangan sebagai beban. Lalu dibiarkan 1 menit. Diameter gel yang menyebar diukur, kemudian ditambahkan beban 50 gram tiap 1 menit sampai penyebarannya konstan. Hal ini dilakukan 3 kali. Setelah itu dibuat grafik antara beban dan luas penyebaran dari data yang didapat pada sediaan yang baru dibuat, setiap minggu, sampai satu bulan. Daya sebar yang disyaratkan pada sediaan topical adalah antara 5-7 cm.
8.5.
Uji Homogenitas Uji ini dilakukan dengan mengambil sedikit sediaan dan
mengoleskannya pada kaca objek, gel yang diambil yaitu gel bagian atas, bawah, dan tengah dari sediaan. Setelah itu diamati dibawah mikroskop. Homogenitas terlihat dengan tidak adanya butiran besar atau parkitel yang tidak larut dengan baik. Jika masih terlihat butiran besar, maka aduk kembali sehingga didapatkan sediaan yang bening penampakannya pada mikroskop.
IX.
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan gel natrium diklofenak, pemilihan bahan tambahan merupakan hal yang sangat penting agar gel dapat terbentuk dengan baik, tidak mengalami OTT, dan memiliki efek farmakologi sesuai. Bahan tambahan yang merupakan salah satu unsur pertama dalam pembuatan gel yaitu gelling agent, dimana Karbopol-934 yang dipilih. Karbopol-934 dipilih karena zat tersebut membentuk gel yang lebih jernih dibandingkan dengan gelling agent lain seperti selulosa. Seperti yang diketahui, bahwa gel yang baik secara fisik memiliki warna yang jernih. Selain itu, konsentrasinya diambil tertinggi yaitu 2% untuk memperoleh hasil yang maksimal (Rentang: 0,5%-2% menurut Rowe). Kemudian, ditambahkan juga TEA sebagai alkalyzing agent, yang berfungsi meningkatkan pH sediaan gel menjadi le bih basa guna meningkatkan kelarutan dari zat aktif itu sendiri yaitu natrium diklofenak untuk memperoleh gel yang lebih jernih dan efek farmakologi yang merata. TEA yang digunakan sebanyak 3% diambil rata-rata (Rentang: 2%-4%) untuk mencegah sediaan gel menjadi terlalu basa atau kurang basa. Lalu, ditambahkan nipagin
0,18%.
Nipagin merupakan zat preservative atau pengawet. Digunakan untuk menstabilkan sediaan dan menghindari dari pertumbuhan mikroba.
Nipagin merupakan pengawet yang baik untuk ragi dan kapang dan bekerja pada pH yang luas. Terakhir, ditambahkan propilenglikol yang bersifat
humektan
yang
dijadikan
sebagai
kosolven
untuk
meningkatkan kelarutan serta meningkatkan homogenitas sediaan. Kemudian ditambahkan aquadest sebagai peningkat volume sediaan dan pengembang gelling agent. Dalam pembuatannya, karbopol dikembangkan dahulu dengan 250
mL
air
dan
ditunggu
hingga
mengembang.
Tujuan
pengembangannya yaitu untuk memperoleh gelling agent yang baik sehingga terbentuk massa gel setelah diaduk. Natrium diklofenak dan propilenglikol diaduk hingga homogen agar zat aktif larut kemudian ditambah dengan pengawet dan aduk hingga homogen agar kerja zat tambahan optimal. Setelah karbopol mengembang, massa gel akan terbentuk jika diaduk konstan. Jika pengadukan tidak konstan, maka massa gel tidak akan terbentuk sehingga akan terjadi penggumpalan pada bagian tertentu. Kemudian massa gel ditambahkan sebagian TEA sedikit demi sedikit agar homogen dan diberi zat campuran awal hingga
homogen.
Setelah
homogen,
sisa
TEA
dan
aquadest
ditambahkan hingga 1000 mL. Setelah sediaan jadi, perlu dilakukan uji evaluasi untuk menentukan sediaan tersebut layak atau tidak baik secara fisika dan kimia demi efektivitas, kenyamanan, dan keamanan konsumen. Sediaan gel harus memenuhi semua uji evaluasi di atas untuk memperoleh sediaan yang baik. Jika sediaan tidak sesuai dengan salah satu uji evaluasi di atas, perlu dilakukan analisis error dalam pembuatannya. Perlu dipastikan bahan-bahan yang digunakan masih dalam kondisi yang baik dan penimbangannya sesuai dengan apa yang ditulis. Lalu perlu dipastikan dalam prosedur pembuatannya, alat yang digunakan, urutan pencampuran sesuai karena biasanya kesalahan tidak lepas dari human error dimana kekeliruan sering terjadi.
Pada sediaan gel, tidak dilakukan perhitungan dosis karena gel merupakan obat luar. Obat luar tidak memiliki dosis tertentu, cukup dengan petunjuk dioleskan tipis-tipis atau dioleskan secukupnya pada etiket.
X.
SIMPULAN Sediaan gel natrium diklofenak diharapkan dapat dibuat dengan formulasi diatas dan diharapkan dapat memenuhi uji evaluasinya.
XI.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed.III . Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Ed.IV . Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Rowe, Raymond C, dkk.. 2009. Hand Book of Pharmaceutical Excipients. Washington DC and London: American Pharmacist Assiciation and Pharmaceutical Press. The Department Of Health. 2009. British Pharmacopoeia Volume I & II . London: The Stationery Office.