PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN THT-KL EPISTAKSIS 1. 2. 3.
No. ICD 10 Diagnosis Defnisi
.
Ana!nesis
".
Pe!e#i$saan Fisi$
R.040 Epistaksis Epistaksis Epistaksis atau perdarahan perdarahan hidung (mimisan) adalah perdarahan akut yang dapat berasal dari rongga hidung, sinus paranasal atau nasofar nasofaring. ing. Hal ini sering sering ditemuk ditemukan an sehari-ha sehari-hari ri dan merupak merupakan an masalah yang sangat lazim, dan hampir 0! dapat berhen" sendiri. #erdarahan spontan dari rongga hidung 0! berasal dari daerah anteroinferior anteroinferior septum nasi yang disebut daerah $iesselba%h. &ekitar '0! berasal dari bagian posterior rongga hidung dan biasanya lebih sulit diatasi. &erin &eringk gkal alii epis epista taks ksis is "mbu "mbull spon sponta tan n tanp tanpa a dapa dapatt dik diketah etahui ui penyeba penyebabny bnya, a, kadang kadang-kad -kadang ang elas disebabk disebabkan an karena karena trauma. trauma. Epistaksis dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung atau kelainan sistemik. $elainan lokal - trauma - kelaina inan an anatomi - kelai elaina nan n pemb pembul uluh uh dar darah - infeksi lo lokal - benda asing - tumor - peng pengar aruh uh udar udara a lin lingk gkun ung gan $elainan sistemik - penyakit kardio*askuler kelainan da darah infeksi si sistemik peru perub bahan han tek teka anan nan at atmos mos+r kelainan hormonal kelai lainan kongenital #asien sering menyatakan baha perdarahan berasal dari bagian depan dan belakang hidung. #erlu ditanyakan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan teradinya epistaksis seper" yang telah disebut di atas. #asien dengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, biarkan
darah mengalir keluar dari hidung sehingga bisa dimonitor. ika keada keadaann annya ya lemah sebaikny sebaiknya a setenga setengah h duduk duduk atau atau berbaring berbaring dengan dengan kepala kepala di"nggik di"nggikan. an. Harus Harus diperha" diperha"kan kan angan angan sampai sampai
darah mengalir ke saluran napas baah. #asien anak duduk dipangku, badan dan tangan dipeluk, kepala dipegangi agar tegak dan "dak bergerak-gerak. '
engan spekulum hidung dibuka dan dengan alat pengisap dibersihkan semua kotoran dalam hidung baik %airan, sekret
%. '.
K#i&e#ia Diagnosis Diagnosis (an)ing
maupun darah yang sudah membeku. &esudah dibersihkan semua lapangan dalam hidung diobser*asi
untuk men%ari tempat dan faktor-faktor penyebab perdarahan. /namnesis dan pemeriksaan +sik. Epistaksis karena Rini"s akut Rinosinusi"s Rini"s alergi e*iasi septum enda asing di ka*um nasi 1umor sinonasal (2a sinonasal, angio+broma u*enile) $arsinoma nasofaring $elainan sistemik 3diopa"k #emeriksaan laboratorium arah lengkap, fungsi hemosta"s, fungsi hepar dan ginal asoendoskopi 5oto rontgen polos sinus paranasal (atas indikasi) 1omogra+ komputer (atas indikasi) #rinsip penatalaksanaan epistaksis ialah perbaiki keadaan umum, %ari sumber perdarahan, hen"kan perdarahan, %ari faktor penyebab untuk men%egah berulangnya perdarahan. ila pasien datang dengan epistaksis, perha"kan keadaan umumnya, nadi, pernapasan serta tekanan darahnya. ila ada kelainan, atasi terlebih dulu misalnya dengan memasang infus. alan napas dapat tersumbat oleh darah atau bekuan darah, perlu dibersihkan atau dihisap. &etelah hidung dibersihkan, dimasukkan kapas yang dibasahi dengan larutan anestesi lokal yaitu larutan pantokain 6! atau larutan lidokain 6! yang ditetesi larutan adrenalin '78000'7'0.000 ke dalam hidung untuk menghilangkan rasa sakit dan membuat *asokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan dapat berhen" untuk sementara. &esudah '0 sampai '8 menit kapas dalam hidung dikeluarkan dan dilakukan e*aluasi. &etelah teradi *asokonstriksi biasanya dapat dilihat apakah perdarahan berasal dari bagian anterior atau posterior hidung.
*.
Pe!e#i$saan Pen+n,ang
.
Te#ai / n)a$an ICD -CM Ta!on an&e#io# 21.01 Ta!on os&e#io# 21.02 Kono eis&a$sis )engan $a+&e#isasi 21.03
Perdarahan anterior
#erdarahan anterior seringkali berasal dari pleksus $isselba%h di septum bagian depan. /pabila "dak berhen" dengan sendirinya, perdarahan anterior, terutama pada anak, dapat di%oba 6
dihen"kan dengan menekan hidung dari luar selama '0-'8 menit. ila sumber perdarahan dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaus"k dengan larutan itras /rgen" (/g9 :) 68-:0!. &esudahnya area tersebut diberi krim an"bio"k. ila dengan %ara ini perdarahan masih terus berlangsung, maka perlu dilakukan pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi pelumas *aselin atau salep an"bio"k. #emakaian pelumas ini agar tampon mudah dimasukkan dan "dak menimbulkan perdarahan baru saat dimasukkan atau di%abut. 1ampon dimasukkan sebanyak 6-4 buah, disusun dengan teratur dan harus dapat menekan asal perdarahan. 1ampon dipertahankan selama 6 ; 64 am, harus dikeluarkan untuk men%egah infeksi hidung. ila perdarahan masih belum berhen", dipasang tampon baru.
Perdarahan posterior
unanya ialah untuk menarik tampon keluar melalui mulut setelah 6-: hari. ila perdarahan berat dari kedua sisi, digunakan bantuan dua kateter masing-masing melalui ka*um nasi kanan dan kiri, dan tampon posterior terpasang di tengah-tengah nasofaring.
Me)i$a!en&osa &elama pemasangan tampon (6-: hari), kenyamanan pasien akan :
10. E)+$asi
11. P#ognosis 12. Ke+s&a$aan
terganggu dan untuk itu perlu pemberian analge"k untuk mengontrol rasa nyeri. iperlukan pemberian an"bio"k broad spektrum untuk men%egah teradinya infeksi akibat kuman patogen selama pemasangan tampon. Edukasi ika teradi perdarahan berulang dan pen%egahan agar "dak teradi perdarahan berulang, seper" angan mengorek hidung, dan mengontrol faktor penyebab, seper" hipertensi dengan %ara kontrol dan berobat teratur. /pabila terpasang tampon hidung angan lupa untuk kontrol dalam aktu 4? am berikutnya untuk pelepasan tampon hidung dan tatalaksana selanutnya.ditambah %ara menghen"kan perdarahan. /d bonam '. Rothenhaus 1. Epista;is. epartment of Emergen%y @edi%ine, oston 2D '. p. 664-::.
4