Panduan Praktik Klinis Divisi : Urologi Rumah Sakit xxxx 2014 BPH 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis 6. Diagnosis Banding
Merupakan diagnosis secara histologi yang menunjukan terjadinya proliferasi dari sel-sel pada prostat. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah o Frekuensi sering : BAK > 8x/24 jam o Urgency : keinginan BAK yang mendesak o Nokturia : terbangun malam hari untuk BAK ( lebih dari 1x ) o Dysuria o Menunggu lama saat BAK ( hesitansi ) o BAK terputus-putus ( intermitensi ) o Pancaran miksi melemah o Harus mengedan saat BAK o Retensi urin o Inkontinensia urin karena overflow o Miksi tidak puas o Menetes setelah miksi Keluhan pada saluran kemih bagian atas o Nyeri pinggang o Benjolan di pinggang ( hidronefrosis ) o Demam ( infeksi, urosepsis )
Keadaan umum Vital sign tanda-tanda anemis, sepsis Vesika urinaria: apakah ada distensi buli Colok dubur : menilai tonus spinkter ani, mukosa, massa, prostat Anamnesis : berupa gejala iritatitf dan obstruktif Pemeriksaan fisik : pemeriksaan colok dubur pada BPH menunjukan konsistensi prostat kenyal, kedua ibus simetris, tidak didapatkan nodul ( evaluasi besarnya prostat, konsistensi, cekungan tengah, kesimetrisan, indurasi, krepitasi, dan ada tidaknya nodul )
Benign Prostatic Hyperplasia
Pasien dengan keluhan obstruksi o Striktur uretra o Kontraktur leher vesika o Batu buli-buli kecil o Kanker prostat o Kelemahan destrutor ( mis pada penderita asma kronik yang menggunakan obat parasimpatolitik Pasien dengan keluhan iritatif o Instabilitas destrutor o Karsinoma in situ vesika o Infeksi saluran kemih o Prostatitis
o
Batu ureter distal
o Batu vesika kecil 7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis 11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium : darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit, urin rutin, urin kultur, PSA ( prostate specific Antigen ) Radiologis : BOF, TRUS, USG Urologi Lain-lain : uroflometri Tujuan terapi pada pasien BPH adalah mengembalikan kualitas hidup pasien terapi yang ditawarkan pada pasien tergantung pada derajat keluhan, keadaan pasien, maupun kondisi obyektif kesehatan pasien yang diakibatkan oleh penyakitnya Pilihan terapi antara lain : o Tanpa terapi ( watchful waiting ) o Medikamentosa o Terapi intervensi Kurangi intake cairan menjelang tidur atau waktu spesifik lain yang dapat mengganggu ( minimal 1.5 liter ) Kurangi kafein dan alcohol Teknik distraksi: latihan distraksi keinginan berkemih seperti latihan nafas, penile squeezing, tekanan perineal, mental trik untuk pengalihan gangguan iritatif Bladder retraining, menahan kencing untuk meningkatkan daya tamping hingga mencapai 400ml dan waktu antar berkemih Meninjau pengobatan yang dapat mencetuskan gejala iritatif ( alfa agonis pada penilpropalami, obat flu, dsb ) Urethral stripping
Ad vitam : dubia ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad bonam/malam Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam I/II/III/IV A/B/C 1.
…………………………………………………………………… ……………… 2. …………………………………………………………………… ……………… 3. …………………………………………………………………… ……………… 4. …………………………………………………………………… …………… …………………………………………………………………………… ………………… …………………………………………………………………………… ……………….. …………………………………………………………………………… ……………….. 1. Tanagho EA, McAnnich JW.2008. Smith’s General Urology.San Fransisco: McGraw Hill. 17th ed.348-54 2. WB Saunders Staff, editors. Campbell’s Urology. 10th edition. Philadelphia :WB. Saunders Company; 2012
Surabaya …../……/2014
Ketua Komite Medik
Ketua Divisi Urologi
……………………………
………………………….
.......................................................