Widhiyaksa Saveedra 12011030
Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Geologi kelautan sendiri secara prinsip hampir sama dengan geologi dipermukaan atau didaratan, baik itu proses-proses geologinya dan lain sebagainya, hanya saja permukaannya tertutupi suatu massa air. Dalam Geologi kelautan seperti juga kita mempelajari geologi di daratan, akan menampakkan juga suatu kenampakkan geomorfologi, hanya saja sekali lagi kenampakkan itu tertutup oleh massa air. Dalam mempelajari Geologi kelautan, ada beberapa istilah kenampakkan geomorfologi seperti halnya kenampakkan geomorfologi didarat, beberapa diantaranya yaitu :
Oceanic ridge : Terdiri dari pematang, dan rekahan, menyebar hampir di seluruh samudra, total panjang 80.000km, kedalaman rata-rata 2500m, terbentuk di bagian tengah lautan, topografi kasar, lembah sejajar dengan sumbu kadang-kadang terpotong oleh zona rekahan, tinggi 1000-3000km, lebar 1000m, sedimentasi berkembang jauh di bawah puncak Ocean basin floor : Terdiri dari abyssal floor (lantai tubir), oceanic rise (tonjolan dasar laut dan sea mount (gunung api dasar laut) Rekahan : Berbentuk linier, berbentuk gawir, seamount, melebar dan memotong ridge
Coastal Plain : Suatu perbatasan antara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses di daratan dan lautan
Abyssal hill : Berbentuk relatif sempit dan tajam, tingginya tidak lebih 1000m. Dimensi bervariasi antara 1-15km, kemiringan 1-15 derajat, terbentuk secara mengelompok , bentuk tergantung batuan dasar
Continental shelf : Terbentuk ke arah lautan, kemiringan bertambah ke arah lautan, kedalaman rata-rata 3000 -6000 m, lebar 200 – 300 km
Sea mount : Tingginya mencapai lebih kurang 1000m, tersebar pada dasar laut dalam secara terpencar, kemiringan berkisar antara 5 sampai 15 derajat dan berbentuk kerucut
Continental Slope : Pada tepian paparan kedalaman bertambah secara tiba-tiba, 100, 200 m , 1500 m, 3500 m, kemiringan terjal, terdapat gawir sesar
Marginal trench : Berbentuk sempit dan sejajar dengan tepian benua, pada umumnya tersebar di samudra pasifik, kerak dibawahnya bersifat continental, kedalaman rumpang paparan rata-rata 130 m, lebar 400 km(rata-rata 78km), kadang-kadang berbentuk teras, dipengaruhi oleh proses erosi dan sedimentasi.
Continental Rise : Terletak antara slope (lereng) dan Ocean basin, kemiringan tidak terjal, relief rendah, terbentuk akibat akumulasi sedimen, berasosiasi dengan lantai samudra dalam Abysal plain : Diketemukan oleh ekspedisi MAR (1947), berbentuk dataran bawah laut
Dari adanya morfologi bawah laut yang bervariasi seperti itu, tentunya akan menjadi suatu dasar bagi suatu Negara dalam menentukan batas wilayahnya. Pembatasan wilayah laut dari suatu Negara ini penting, karena dari banyaknya aspek morfologi di laut diatas, tentu akan berpotensi menghasilkan sumber daya alam sesuai dengan aspek
Widhiyaksa Saveedra 12011030 morfologinya masing masing. Sumber daya alam bawah laut pun bervariasi, mulai dari sumber daya ikan yang beragam hingga sumber daya energy atau mineral yang ada jauh dibawah dasar laut. Pada tugas kali ini, saya akan membahas tentang sumber daya geologi apa saja yang ada di bawah laut, mungkin khususnya di Indonesia karena supaya nantinya sumber daya geologi di Indonesia yang sekarang belum banyak dieksplorasi dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi Indonesia. Berikut penjelasan dari beberapa contoh sumber daya geologi : 1. Sirkulasi Hidrothermal Dasar Lautan sirkulasi hidrotermal di lautan adalah bagian air yang melalui pertengahan punggungansamudera sistem. Istilah ini mencakup sirkulasi dari terkenal, suhu tinggi ventilasi perairan dekat puncak bukit, dan menurunkan suhu banyak, baur aliran air melalui sedimen dan dimakamkan basalt lebih lanjut dari puncak-puncak punggungan. Jenis mantan sirkulasi kadang-kadang disebut “aktif”, dan yang terakhir “pasif”. Dalam kedua kasus prinsipnya adalah sama: tenggelam air laut dingin padat ke basal dari dasar laut dan dipanaskan di kedalaman itu lalu naik kembali ke antarmuka air-laut batu karena densitasnya lebih rendah. Sumber panas untuk ventilasi aktif adalah basal terbentuk baru, dan, untuk ventilasi temperatur tertinggi, yang mendasari magma . Sumber panas untuk ventilasi pasif adalah masihpendingin basalt yang lebih tua.
Studi aliran panas dari dasar laut menunjukkan bahwa basalt dalam kerak samudera mengambil jutaan tahun untuk sepenuhnya dingin karena mereka terus mendukung sistem sirkulasi hidrotermal pasif. Ventilasi hidrotermal adalah lokasi di dasar laut di mana cairan hidrotermal campuran ke dalam laut di atasnya. Mungkin yang paling dikenal adalah bentuk ventilasi cerobong disebut sebagai perokok hitam . sirkulasi hidrotermal ini tidak terbatas pada lingkungan punggungan laut. Sumber air untuk geyser dan sumber air panas dipanaskan airtanah convecting di bawah dan lateral air panas ventilasi. Hidrotermal sel konveksi beredar di mana saja ada anomali sumber panas, seperti mengganggu magma atau vulkanik ventilasi, datang ke dalam kontak dengan sistem air tanah. Hidrotermal juga mengacu pada transportasi dan sirkulasi air dalam lapisan kulit dalam, umumnya dari daerah batu panas ke daerah dingin batu. Penyebab konveksi hal ini dapat berupa: • Intrusi magma ke kerak • Panas dari mantel • Hydraulic kepala dari pegunungan, misalnya, Great Artesian Cekungan • Dewatering dari batuan metamorf yang membebaskan air • Dewatering terkubur sedimen
Widhiyaksa Saveedra 12011030 Sirkulasi hidrotermal, khususnya di lapisan kulit dalam, adalah penyebab utama dari mineral pembentukan deposit dan landasan teori yang paling di genesis bijih . Bijih Hidrotermal Selama berbagai ahli geologi awal 1900-an bekerja untuk mengklasifikasikan bijih hidrotermal yang diasumsikan telah terbentuk dari larutan air mengalir ke atas. Waldemar Lindgren mengembangkan sebuah klasifikasi yang berdasarkan pada penurunan suhu diinterpretasikan dan kondisi tekanan dari fluida depositoistilahNya: hipothermal, mesothermal, epitermal dan teleothermal didasarkan pada penurunan suhu dan peningkatan jarak dari sumber yang mendalam. Hanya epitermal telah digunakan dalam karya-karya terbaru. John Guilbert’s Redo 1985 dari yang sistem hidrotermal Lindgren untuk deposito adalah sebagai berikut: • cairan hidrotermal, magmatik atau air meteoric o Porfiri tembaga dan deposito lainnya, 200 – 800 ° C, tekanan sedang o Beku metamorf, 300 – 800 ° C, rendahnya – sedang tekanan o menengah ke kedalaman dangkal o Epitermal, dangkal untuk intermediate, 50-300 o C, tekanan rendah
• Beredar dipanaskan
solusi
meteorik
o Mississippi Valley jenis deposito , 25-200 ° C, tekanan rendah o US Barat uranium , 25-75 ° C, tekanan rendah • Sirkulasi air laut dipanaskan o Kelautan ridge deposito , 25-300 ° C, tekanan rendah
Proses urat hidrotermal ini menghasilkan 2 tipe proses geologi, yaitu black smoker dan white smoker. Perbedaan antara black smoker dan white smoker : - Pada black smoker: a. mempunyai suhu lebih dari 360 0C b. endapan mineral yang dihasilkan, yaitu pirit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), anhidrit (CaSO4) c. mineral yang dihasilkan yaitu mineral sulfide
Widhiyaksa Saveedra 12011030 - Pada white smoker: a. memiliki suhu antara 260300 0C. b. endapan mineral yang dihasilkan yaitu pirit (FeS2) dan sphalerit (ZnS). c. kaya akan zinc d. lebih dalam berada pada pinggir sekuen vulkanik submarine
2. Sumber Daya Minyak dan Gas Bumi Secara sederhana, minyak dan gas bumi terbentuk dari organisme laut yang mati, kemudian terkubur di dasar laut, yang lama kelamaan menjadi suatu Hidrokarbon dimana hidrokarbon ini dapat berupa minyak atau gas bumi. Tentunya pengendapan material material organic ini terjadi di suatu cekungan, dimana umumnya cekungan di dunia in berada di laut sesuai dengan siklus Wilson yang menjelaskan tentang pembentukan cekungan samudera berdasarkan teori pemekaran lantai samudera. Namun minyak dan gas bumi ini tidak terbentuk begitu saja, harus ada syarat-syarat yang dipenuhi
agar minyak ini terbentuk, syarat syarat itu adalah : a. Batuan induk (source rock) Source rock merupakan batuan yang mengandung banyak kandungan organik sebagai bahan dasar dari migas. Source rock berasal dari sedimentasi berbagai lingkungan pengendapan seperti sungai, delta, atau laut yang kaya akan organik (kerogen) di masa lampau hingga tertimbun semakin dalam dari waktu ke waktu sampai berada di kedalaman yang cukup jauh dari permukaan bumi. Source rock dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan tipe kerogennya, yaitu: Tipe 1 (sumber : dasar danau/deep lake yang banyak terdapat alga, hasil : crude oil), Tipe 2 (sumber : laut/marine yang banyak terdapat plankton & bakteri, hasil : oil & gas) Tipe 3 (sumber : daratan/terrestrial yang banyak terdapat pohon-pohon besar, hasil : gas & light oil)
b. Proses (maturation)
Kematangan
Maturation merupakan proses pematangan kerogen di source rock. Proses tersebut dibantu oleh temperatur dan tekanan
Widhiyaksa Saveedra 12011030 yang tinggi sehingga ikatan kompleks senyawa kimia dari kerogen terpecah menjadi ikatan yang lebih kecil dan kemudian mematangkannya menjadi bentuk cairan minyak ataupun gas. Akibat dari proses ini, source rock sering juga disebut hydrocarbon kitchen. c. Proses Migrasi (migration) Akibat dari tingginya tekanan di source rock yang disebabkan oleh beban lapisan-lapisan batuan diatasnya dan migas yang berat jenisnya lebih kecil dari materi disekitarnya, maka migas tertekan ke atas yang kemudian masuk melalui celahcelah batuan yang berbentuk carrier bed ataupun fault plane yang memungkinkan migas mengalir terus hingga tertahan oleh lapisan sekat. d. Batuan sekat dan trap Batuan sekat merupakan batuan yang tidak memiliki celah-celah pori ataupun memiliki pori-pori yang sangat kecil yang susah untuk dimasukkan oleh cairan minyak ataupun gas bumi. Biasanya jenis batuan ini merupakan batuan shale. Sedangkan trap merupakan struktur yang memungkinkan migas terperangkap. Struktur
trap dapat berupaanticline, fault, dll. e. 5. Batuan Reservoir Batuan reservoir adalah batuan berpori-pori yang mengandung migas pada saat ditemukan dan diproduksikan. Batuan tersebut merupakan tempat tujuan terakhir dari migas selama proses migrasi. Petroleum engineer diharuskan untuk meneliti sistem reservoir ini mulai dari batuannya (petrophysic), tipe fluidanya (reservoir fluids), dan mekanisme energi yang akan dimanfaatkan dalam produksi seperti didorong oleh air aquifer (water drive), pengembangan gas terlarut (solution gas drive), dan gas cap (gas cap drive). Tujuan akhir dari penelitian reservoir adalah untuk mengetahui jumlah kandungan migas yang ada di reservoir/initial hydrocarbon in place dan seberapa banyak migas yang dapat diproduksikan yang sering disebut Cadangan. Dari kelima syarat diatas, lingkungan bawah laut merupakan tempat yang mempunyai peluang terbesar karena di dasar laut, banyak batuan yang mengandung fosil organisme laut, kemudian dilapisi oleh batuan sedimen yang berporositas tinggi missal batupasir dan batugamping yang dapat menjadi reservoir, dan banyaknya struktur struktur geologi yang ada sehingga dapat menjadi trap bagi hydrocarbon
Widhiyaksa Saveedra 12011030 nantinya. Selain itu, kerak samudera relative tipis, sehingga dekat dengan mantel yang bersuhu panas yang dapat menjaga temperature Hidrocarbon menjadi matang. Dengan banyaknya cekungan di dunia ini yang berproduksi migas, maka tidak dipungkiri lagi bahwa sumber daya migas merupakan sumber daya geologi yang sangat penting dan berada di bawah laut. Indonesia, sebagai Negara maritime, tentunya sangat potensial mengenai sumber daya migas di laut ini. Namun, pada pelaksanaannya, malah banyak perusahaan asing yang menguasai sumber daya migas ini. Siklus Wilson
Cekungan cekungan produksi di Indonesia