BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah dan tujuan masalah. Paparan lanjut sebagai berikut.
Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat, terutama energi listrik yang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas manusia dan industri. Tetapi hal ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang memadai karena terbatasnya sumber energi fosil, yang kini menjadi sumber energi utama bagi manusia. Ketersediaan energi fosil di alam lama kelamaan akan terus berkurang karena merupakan sumber energi yang tidak bisa diperbaharui. Untuk itu kita harus menemukan alternatif sumber energi lain yang dapat menghasilkan energi secara terus menerus dan dapat diperbaharui demi terus berlangsungnya kehidupan manusia yang stabil dan berkelanjutan. Solusinya adalah dengan memanfaatkan dan menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia melimpah di alam. Beberapa contoh sumber energi terbarukan adalah energi laut, energi matahari, energi angin, dll. Dan salah satu yang paling berpotensi adalah energi dari laut.
Potensi energi yang terdapat di laut sangatlah besar. 2/3 luas permukaan bumi adalah lautan, dan dari seluruhnya memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan energi. Banyak negara-negara maju yang telah mulai mengembangkan dengan serius potensi energi dari laut seperti Jepang, Amerika, Inggris, dll. Energi laut mulai dilirik ketika dunia disadarkan oleh penggunaan energi fosil yang hanya sementara dan tidak ramah lingkungan. Energi laut mempunyai beberapa keunggulan yaitu besarnya energi yang dihasilkan, ramah lingkungan, dan menghasilkan energi secara terus-menerus. Negara yang sangat berpotensi mengembangkan energi laut adalah negara kepulauan yang relatif mempunyai perairan yang luas, salah satunya yaitu Indonesia.
Indonesia sebagai negara maritim, 2/3 wilayahnya terdiri dari laut. Sebagai akibatnya Indonesia memiliki pantai kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Panjang pantai Indonesia sekitar 80.000 km dan luas lautnya adalah sekitar 52 juta km2. Diantara lautnya ada yang memiliki potensi untuk digali energi gelombangnya karena memiliki gelombang laut yang cukup potensial dikonversikan menjadi energi listrik sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil seperti di daerah pantai barat Pulau Sumatra, pantai selatan Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, di perairan laut Kepulauan Natuna dan di laut di wilayah Indonesia Bagian Timur. Oleh karena itu, di dalam karya tulis ini saya tertarik untuk membahas dan menelaah tentang potensi energi yang dimiliki oleh Indonesia, dan akan saya beri judul "Pemanfaatan Potensi Energi Laut di Indonesia".
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut.
Apa saja potensi energi yang dapat diambil dari laut?
Bagaimana potensi pemanfaatan energi laut di Indonesia?
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari potensi energi dari laut?
Tujuan Masalah
Untuk menjelaskan potensi energi yang dapat diambil dari laut.
Untuk menjelaskan potensi pemanfaatan energi laut di Indonesia.
Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari potensi energi dari laut.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bagian ini menguraikan kajian teori tentang pemanfaatan potensi energi laut di Indonesia.
Pengertian Gelombang
Gelombang air merupakan rambatan energi angin pada medium air yang akan menyebabkan pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut gelombang. Ombak dikenal sebagai gelombang dalam (internal wave).
Gelombang yang terbentuk oleh embusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang menimbulkan angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai selatan Pulau Jawa memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat tidak begitu besar. Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan gelombang kiriman yang berasal dari badai yang terjadi jauh di bagian selatan Samudera Hindia.
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak tentu yang tergantung dari macam-macam sifat seperti tinggi, periode, di daerah mana mereka dibentuk. Mereka disini disebut sebagai sea. Kenyataannya gelombang kebanyakan berjalan pada jarak yang luas, sehingga mereka bergerak makin jauh dari tempat asalnya dan tidak lagi dipengaruhi langsung oleh angin, maka akan berbentuk lebih teratur. Bentuk ini disebut sebagai swell.
Gelombang / ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
Pengertian Potensi dan Energi
Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman lain, kata potensi mengandung arti kekuatan, kemampuan, daya, baik yang belum maupun yang sudah terwujud, tetapi belum optimal. Sementara dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud potensi adalah kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Berbagai pengertian di atas, memberi pemahaman kepada kita bahwa potensi merupakan suatu daya yang dimiliki, tetapi daya tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Definisi energi adalah suatu daya kerja atau tenaga, energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energy yang merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pengertian energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N. Energi dan kerja mempunyai satuan yang sama. Energi didefinisikan sebagai tenaga atau gaya untuk berbuat sesuatu, yang secara umum didefinisikan sebagai kemampuan melakukan suatu pekerjaan.
Pengertian Energi Terbarukan
Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan sangat terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak orang.
Banyak orang biasanya menunjuk energi terbarukan sebagai antitesis untuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil memiliki tradisi penggunaan yang panjang, sementara sektor energi terbarukan baru saja mulai berkembang dan ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan masih sulit bersaing dengan bahan bakar fosil.
Energi terbarukan masih perlu meningkatkan daya saing, karena sumber energi yang terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan bahan bakar fosil dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa perkembangan teknologi pada energi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya masalah waktu energi terbarukan akan memiliki harga yang kompetitif tanpa subsidi dibandingkan bahan bakar tradisional).
Sebelum bahan bakar fosil habis, sektor energi terbarukan harus dikembangkan untuk cukup menggantikan batubara, minyak bumi, dan gas alam dan ini hanya dapat dilakukan jika kemajuan teknologi energi terbarukan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Kegagalan pengembangkan teknologi energi terbarukan akan membahayakan keamanan energi masa depan kita, dan ini harus dihindari oleh dunia.
Energi terbarukan sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim. Energi terbarukan akan mengurangi penggunakan bahan bakar fosil yang terus kita bakar, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi karbon dioksida dan memberikan dampak perubahan iklim yang lebih rendah.
Sebenarnya ada banyak alasan untuk memilih energi terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa energi terbarukan masih belum siap untuk sepenuhnya menggantikan bahan bakar fosil. Di tahun-tahun mendatang hal itu pasti terjadi, tetapi tidak untuk sekarang. Hal yang paling penting untuk dilakukan sekarang adalah mengembangkan teknologi yang berbeda bagi energi terbarukan guna memastikan bahwa saat datangnya hari dimana bahan bakar fosil habis, dunia tidak perlu khawatir dan energi terbarukan sudah siap untuk menggantikannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Potensi Gelombang Laut
Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang.
Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pajang surut.
Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.
Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum. Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.
Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40kw/m.
Pada dasarnya prinsip keria teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.
Alternatif teknologi yang diperidiksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa adalah teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah salurah runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu. Air laut yang berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.
Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column). Proses pembangkitan tenaga listrik dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses. Gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator. Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik.
Variasi prinsip teknologi ini dikembangkan di Jepang dengan nama might whale technology. Di Skotiandia, Inggris Raya, telah dibangun pembangkit tenaga gelombang laut yang digunakan yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapai listrik sampai 500 kW.
Selain itu, di Denmark dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang disebut wave dragon, prinsip kerjanya mirip dengan tapered channel. Perbedaannya pada wave dragon, saluran air dan turbin generator diletakkan di tengah bak penampung sehingga memungkinkan pembangkit dipasang tidak di pantai.
Pembangkit-pembangkit tersebut kemudian dihubungkan dengan jaringan transmisi bawah laut ke konsumen. Hal ini menyebabkan biaya instansi dan perawatan pembangkit ini mahal. Meskipun demikian pembangkit ini tidak menyebabkan polusi dan tidak memerlukan biaya bahan bakar karena sumber penggeraknya energi alam yang bersifat terbarukan.
Potensi Pemanfaatan Energi Laut di Indonesia
Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber energi alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Selain minyak bumi di lepas pantai dan laut dalam, sumber energi yang tak terbarukan yang berasal dari laut dalam di wilayah Indonesia adalah methane hydrate. Methane hydrate adalah senyawa padat campuran antara gas metan dan air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya tekanan hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (Ocean Thermal Energi Conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan air akibat pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut serta energi arus laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk mendukung kebijaksanaan pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada dua sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari daratan dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif yang berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (Power and Energi Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan. Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT beberapa tahun yang lalu sudah melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi gelombang laut dengan peralatan berbasis Oscilating Water Column (OWC).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga pelaksanaan desain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan rancang bangun pembangkit listrik energi gelombang untuk menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 KVA yang disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1 KVA dicapai efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1 KVA dicapai efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang laut akan menjamin ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut seperti pergerakan pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan salinitas seluruhnya bisa dikonversikan menjadi listrik.
Teknik Konversi dari Potensi Energi Laut
Dari berbagai macam potensi dari energi laut, diperlukan teknik konversi atau cara untuk merubahnya menjadi enegi yang lain yang dapat kita gunakan yaitu energi listrik. Dalam hukum kekekalan energi dikatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Dalam konteks ini, potensi energi laut sangat besar yang tidak fungsional akan diubah menjadi energi listrik yang fungsional. Ada tiga cara mengonversi potensi energi laut menjadi energi listrik, yaitu.
Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali.
Pasang surut air laut
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan kira-kira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit listrik di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk 240.000 rumah.
Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energi)
Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut kita akan merasakan bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin rendah (dingin). Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari memanasi permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin. Itulah sebabnya penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju tersebut akan menjaga agar suhu tubuh mereka tetap hangat. Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 380 fahrenheit antara suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini dinamakan Ocean Thermal Energi Conversion atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.
Pengkonversian energi gelombang terdiri dari 3 (tiga) sistem dasar yaitu : sistem kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoir atau kolam, sistem pelampung yang menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau generator.
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2 hingga 3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya sangat bagus, kerapatan energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil garis pantai. Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:
Dengan pelampung
Dimana alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerhana vertikal dan rotasional pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.
Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column)
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Wave Surge atau Focusing Devices
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.
Gambar 1. Contoh pusat stasiun pembangkit listrik gelombang laut
Seperti di negara Australia, Pusat stasiun pembangkit listrik gelombang laut komersial yang pertama di Australia mengapung persis dilepas pantai Australia. Stasiun pembangkit tersebut siap untuk menyalurkan tenaga listrik dan air minum disekitar 500 rumah selatan Sydney, Australia. Listrik dihasilkan ketika muncul gelombang yang menerpa corong yang menghadap ke lautan; gerakan ini mengalirkan udara melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin) yang mampu memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota. Stasiun ini merupakan proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang lebih besar yang akan dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk membangun tempat yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Meksiko, Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, direktur keuangan Energetech yang mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan bahwa "Energi gelombang merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan sumber energi alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan angin."
Pemanfaatan Gelombang Laut
Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Adapun manfaat gelombang laut yang sangat luar biasa adalah sebagi berikut
Pembangkit Listrik
Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum.
Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia
Jelas bahwa ombak lautan tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula menyebabkan riak di permukaan laut dan kemudian gelombang, Gelombang membantu meminimalkan suhu ekstrem di planet ini, memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin.
Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas
Partikel air berada dalam satu tempat, bergerak di suatu lingkaran, naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke sisi semula. Gerakan ini memberi gambaran suatu bentuk gelombang. Di bawah permukaan, gerakan berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian di dasar hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke sisi yang disebut "surge" . Di permukaan air laut, terjadi pertukaran gas terjadi dimana oksigen keluar dan karbon dioksida masuk kedalam permukaan gelombang yang disebabkan gerakan naik dan turun gelombang tersebut.
Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makhluk hidup
Karena gelombang pecah di pantai, makhluk yang ada di laut harus lebih kuat dan lebih beradaptasi untuk bertahan tidak terbawa oleh ombak ke pantai. Tanpa gelombang, tidak akan ada sebagian spesies yang hidup di laut.
Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati
Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut dengan jarak yang jauh, sehingga muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makhluk laut yang terbawa gelombak laut tersebut.
Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme
Sementara gelombang Laut yang mengikis karang dengan terus menerjang pada mereka, organisme laut telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke karang-karag tersebut sehingga disini membantu adanya penundaan pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini terjadi hubungan simbiosis sejati.
Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai
Pantai diciptakan oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak, yang juga mencuci pasir dan dibersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi dalam air yang memungkinkan untuk diangkut ke pantai oleh ombak.
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik dari Potensi Energi Laut
Dalam setiap proses pembangkitan listrik tentu diperlukan suatu prinsip kerja yang sistematis dan efisien, agar di hasilkan energi yang maksimal dari konversi sumber energi awal. Prinsip kerja pembangkit listrik harus diperhitungkan dan direncanakan secara matang untuk menghindari segala bentuk kesalahan dalam proses pelaksanaan. Prinsip kerja juga jangan hanya terpaku pada teknik saja tetapi harus memperhatikan kelangsungan hidup ekosistem di sekitarnya. Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang nantinya akan mengganggu proses pembangkitan listrik dan kehidupan yang akan datang. Adapun prinsip kerja dari masing-masing potensi pemanfaatan energi laut adalah sebagai berikut.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan. Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum.
Gambar 3. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak
Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.
Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu. Air laut yang berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.
Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column). Teknologi ini telah dikembangkan BPPT dengan didirikannya sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.
Gambar 4. Prinsip kerja PLTO
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut
Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Apabila muka air laut (surut) sama tingginya dengan muka air dalam waduk maka aluran air ke turbin ditutup. Sementara itu muka air laut (pasang) naik terus. Ketika tinggi muka air laut mencapai kira-kira setengah tinggi air pasang maksimum, maka katup saluran air ke turbin dibuka dan air laut masuk ke dalam waduk melalui saluran air ke turbin, dan menjalankan turbin dan generator dalam hal tersebut tinggi muka air di dalam waduk akan naik. Apabila muka air laut telah mencapai ketinggian maksimumnya tetapi masih lebih dari muka air dalam waduk, turbin generator dan air dalam waduk menjadi sangat kecil.
Sehingga turbin generator tidak bekerja pada keadaan tersebut katup simpang (bypass valve) yang menghubungkan laut dengan waduk dibuka, sehingga air laut lebih cepat masuk mengisi waduk,ketika muka air laut dan air di dalam waduk sama tingginya, baik katup simpang maupun katup saluran turbin ditutup. Pada keadaan tersebut tinggi muka air dalam waduk tetap konstan sedangkan inggi muk air laut terus surut. Apabila pebedaan tinggi antara permukaan air laut dan permukaan air dalam waduk sudah cukup besar maka turbin dijalankan dengan membuka katup air ke turbin pada keadaan tersebut air mengalir dari waduk ke laut melalui turbin sehingga turbin berputar dan permukaan air dalam waduk turun. Proses ini terus berlangsung sampai tinggi air dalam waduk tidak cukup untuk menjalankan turbin, dan katup simpang dibuka supaya air yang masih ada di dalam waduk cepat keluar mengalir ke laut.
Dalam keadaan tersebut air laut masih surut atau telah naik tetapi masih belum mencapai tinggi turbin setelah waduk kosong atau ketika permukaan air laut dalam waduk sama tingginya dengan muka air laut, katup simpang dan katup masuk turbin ditutup kembali. Demikianlah proses tersebut terjadi berulang-ulang mengisi dan mengosongkan air dalam waduk untuk menjalankan turbin generator dengan memanfaatkan proses air pasang dan air surut. Pusat listrik tenaga pasang surut biasanya dibuat dengan waduk berukuran besar supaya dapat dibuat secara ekonomis dengan menghasilkan listrik yang banyak.
Gambar 5. Pusat tenaga listrik waduk tunggal
Dari gambar di atas turbin yang digunakan adalah turbin air dua arah yang nantinya untuk membangkitkan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut. Hal ini dapat dilakukan selama 12,5 jam dalam/hari dengan periode 2x sehari. Periode pengosongan waduk dilakukan pada saat permukaan air laut mulai turun sehingga turbin dapat berputar 24 jam. Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar di bawah ini.
Gambar 6. Turbin dua arah
Namun jenis turbin paling cocok digunakan adalah jenis turbin dua arah yaitu turbin air jenis "bulb" yang gambarnya seperti dibawah ini.
Gambar 7. Bulb turbine
Turbin-turbin ini putarannya lebih lambat dari kebutuhan putaran generator sehingga dibutuhkan sistem percepatan putaran dalam bentuk "gear box" yang nantinya perputaran yang dibutuhkan generator yang sesuai.
Untuk lebih jelasnya grafik dibawah ini yaitu grafik yang menunjukkan urutan operasi pembangkitan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut.
Gambar 8. Grafik hubungan daya yang dibangkitkan dengan waktu pasang/surut
Dalam grafik di atas untuk mengetahui debit air jatuh yang diperoleh dari operasi pompa yang biasanya dilaksanakan pada saat terjadi beban puncak maka dapat diibuat grafik yang mana dalam grafik itu menjelaskan urutan operasi turbin-pompa di La-Rance dalam grafik tersebut terlukis garis tinggi permukaan air laut, berupa suatu sinusoida, yang titik tertinggi berupa situasi pasang. Dengan garis-garis terputus dilukis tinggi permukaan ari dalam waduk. Pada asasnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional terdapat persamaan, yaitu kedua-duanya adalah tenaga air yang memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik.
Perbedaan-perbedaan utama, secara garis besar, antara pembangkit listrik tenaga pasang surut disbanding pembangkit listrik tenaga air konvensional adalah:
Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi-arah dengan dua kali pasang dan dua kali surut tiap hari.
Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi yang lebih tahan korosi daripada dimiliki material untuk air tawar.
Tinggi air jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11 meter) bila dibandingkan dengan instalasi-instalasi hidro lainnya.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik dari Tenaga Panas Air Laut
Konversi energi termal lautan (bahasa Inggris: ocean thermal energy conversion) adalah metode untuk menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperatur yang berada di antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin kalor. Seperti pada umumnya mesin kalor, efisiensi dan energi terbesar dihasilkan oleh perbedaan temperatur yang paling besar. Perbedaan temperatur antara laut dalam dan perairan permukaan umumnya semakin besar jika semakin dekat ke ekuator. Pada awalnya, tantangan perancangan OTEC adalah untuk menghasilkan energi yang sebesar-besarnya secara efisien dengan perbedaan temperatur yang sekecil-kecilnya.
Permukaan laut dipanaskan secara terus menerus dengan bantuan sinar matahari, dan lautan menutupi hampir 70% area permukaan bumi. Perbedaan temperatur ini menyimpan banyak energi matahari yang berpotensial bagi umat manusia untuk dipergunakan. Jika hal ini bisa dilakukan dengan cost effective dan dalam skala yang besar, OTEC mampu menyediakan sumber energi terbaharukan yang diperlukan untuk menutupi berbagai masalah energi.
Konsep mesin kalor adalah umum pada termodinamika, dan banyak energi yang berada di sekitar manusia dihasilkan oleh konsep ini. Mesin kalor adalah alat termodinamika yang diletakkan di antara reservoir temperatur tinggi dan reservoir temperatur rendah. Ketika kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah, alat tersebut mengubah sebagian kalor menjadi kerja. Prinsip ini digunakan pada mesin uap dan mesin pembakaran dalam, sedangkan pada alat pendingin, konsep tersebut dibalik. Dibandingkan dengan menggunakan energi hasil pembakaran bahan bakar, energi yang dihasilkan OTEC didapat dengan memanfaatkan perbedaan temperatur lautan disebabkan oleh pemanasan oleh matahari.
Siklus kalor yang sesuai dengan OTEC adalah siklus Rankine, menggunakan turbin bertekanan rendah. Sistem dapat berupa siklus tertutup ataupun terbuka. Siklus tertutup menggunakan cairan khusus yang umumnya bekerja sebagai refrigeran, misalnya amonia. Siklus terbuka menggunakan air yang dipanaskan sebagai cairan yang bekerja di dalam siklusnya.
Sistem power OTEC dapat dibagi kedalam dua kategori closed cycle dan open cycle. Pada operasi closed cycle, working fluid di pompa ke dalam evaporator setelah mengalami kondensasi. Open cycle merupakan pelopor dari variasi siklus OTEC. Open cycle berhubungan pada penggunaan air laut sebagai fluida kerja (working fluid). Sebuah skema di bawah merupakan gambaran umum komponen-komponen yang ada di model OTEC siklus terbuka. Siklus tersebut merupakan dasar dari siklus Rankine yang mengkonversi energy panas (thermal energy) dari air hangat permukaan menjadi energi listrik. Dalam siklusnya, air laut yang hangat di deaerasi dan dilewatkan kedalam ruang evaporasi, dimana bagian dari air laut di konversi ke dalam uap bertekanan rendah. Uapnya kemudian dilewatkan melalui turbin, dimana mengekstraksi energi darinya, lalu kemudian keluar kedalam kondenser. Sebaliknya, air yang mengalami kondensasi dapat digunakan sebagai desalinisasi air karena tidak dikembalikan kedalam evaporator.
Gambar 9. Gambar OTEC siklus terbuka (open cycle)
(Sumber: Renewable Energy from the Ocean, Oxford)
Closed cycle merupakan proses dimana heat digunakan untuk mengevaporasikan fluida pada tekanan yang tetap di dalam sebuah tangki pemanas atau evaporator, dari yang mana uap masuk ke piston mesin atau turbin dan berekspansi melakukan kerja. Uap keluar kemudian masuk ke dalam suatu wadah dimana heat ditransfer dari uap ke cairan pendingin, menyebabkan uap terkondensasi menjadi cair lalu cairan tersebut dipompa kembali ke dalam evaporator untuk melengkapi siklus.
Gambar 10. Gambar OTEC siklus tertutup (closed cycle)
(Sumber: Renewable Energy from the Ocean, Oxford)
Gambar 11. Siklus Rankine yang diterapkan pada OTEC
(Sumber: Renewable Energy from the Ocean, Oxford)
Siklus Rankine diatas menunjukkan perbedaan tekanan dan suhu dari waktu ke waktu pada saat berlangsungnya sistem OTEC, dimana fluida kerja (working fluid) yang mengalir ke evaporator akan di evaporasikan terlebih dahulu hingga suhu dan tekanan tertentu sehingga dapat menggerakkan turbin lalu dialirkan kembali ke kondensator untuk dijadikan cair kembali dengan suhu dan tekanan yang telah diatur (Avery, Chih Wu.1994).
Kelebihan dan Kekurangan Potensi Energi Laut
Kelebihan dan Kekurangan Energi Ombak
Berikut adalah beberapa analisis mengenai kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam potensi energi ombak
Kelebihan:
Energi bisa diperoleh secara gratis.
Tidak butuh bahan bakar.
Tidak menghasilkan limbah.
Mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah.
Dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Kekurangan:
Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak.
Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Kelebihan dan Kekurangan Energi Pasang Surut
Berikut adalah beberapa analisis mengenai kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam potensi energi pasang surut
Kelebihan:
Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Pasang surut air laut dapat diprediksi.
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar.
Kekurangan:
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar.
Kelebihan dan Kekurangan Energi Pasang Surut
Berikut adalah beberapa analisis mengenai kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam potensi energi pasang surut
Kelebihan:
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara elektrolisis.
Kekurangan:
Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran.
Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
Biaya pembangunan tidak murah.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Laut dengan segala kekuatannya, menyimpan potensi sumber energi yang sangat besar. Secara umum potensi energi yang dapat diambil dari laut dapat dibagi menjadi tiga yaitu energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut. Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Indonesia sebagai negara maritim dengan daerah laut yang sangat luas, memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi energi dari laut.
Potensi energi dari laut memiliki kelebihan sekaligus memiliki kekurangan. Kelebihannya adalah energi yang dihasilkan sangat besar, polusi serta limbah yang dihasilkan dapat dikatakan hampir tidak ada, serta dapat dimanfaatkan bersamaan dengan industri lain seperti industri air minum. Dibalik berbagai kelebihannya, kekurangan dari pemanfaatan potensi energi laut antara lain biaya pembangunan sistem yang cukup besar, serta belum adanya analisis tentang dampak lingkungan.
Saran
Sebagai bangsa Indonesia kita harus membangun dan memajukan Indonesia, dengan cara memanfaatkan secara maksimal sumber daya dan potensi yang ada contoh potensi energi laut di Indonesia.
Jangan sia-siakan sumberdayadan potensi yang dimiliki Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Ali Rohman. 2013. Gelombang Laut dan Manfaatnya. (Online). (http://alirohman11.blogspot.co.id/2013/03/gelombang-laut-dan-manfaatnya.html), diakses pada tanggal 26 Oktober 2016.
Hafiz, Muhammad Ihsan Al. 2013. Pemanfaatan Potensi Energi Laut Di Indonesia. Online, (https://www.academia.edu/3549345/pemanfaatan_potensi_energi_laut_di_indonesia?auto=download), diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
Imam Taufik Darajat. 2013. Fungsi Gelombang Laut. (Online). (https://www.scribd.com/doc/162509094/Fungsi-Gelombang-Laut), diakses pada tanggal 26 Oktober 2016.
Jaya, Rusdi. 2011. Gelombang. Online, (https://www.academia.edu/3250863/Gelombang_Laut), diakses pada tanggal 25 Oktober 2016.
Malasari, Viny. 2015. Gerakan Air Laut Gelombang. Online, (http://vinymalasari.blogspot.co.id/2015/10/makala-gerakan-air-laut-gelombang-laut.html), diakses pada tanggal 25 Oktober 2016.
Perdana, Putu yoga dan Dadang Karmen, "Studi Distribusi Panas Laut Untuk Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)". Loka Pengembangan Teknologi Pantai Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. 2012.
Perwitasari. 2014. Pemanfaatan Gelombang Laut. (online). (http://lperwitasari.blogspot.co.id/2014/07/pemanfaatan-gelombang-laut-sebagai.html), diakses pada tanggal 26 Oktober 2016
Robandi, Imam. 2006. Desain Sistem Tenaga Modern. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Setiadi, Ariep Soelaiman dkk, "Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (Tidal) Dan Ombak Laut (Wave)". Makalah Teknologi Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman, Purbalingga 2011.
Suryadi, Dika Wahyu. 2014. Potensi Konversi Energi. Online,http://blacksside.blogspot.co.id/2014/04/makalah-potensi-konversi-energi.html), diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
Suyitno. 2011. Pembangkit Energi Listrik. Jakarta: Rineka Cipta.