BAB I PENDAHULUAN
1.1 Lat Latar ar Belakang Belakang
Menurutt konfer Menuru konferensi ensi Ramsar sendiri lahan basah (wetlands wetlands)) dapat diartikan sebagai lahan basah yang secara alami atau buatan selalu tergenang, baik secara terus-menerus ataupun musiman, dengan air yang diam ataupun mengalir. Air yang menggenangi lahan basah dapat berupa air tawar, payau dan asin. Tinggi muka air laut yang menggenangi lahan basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut. Lahan basah adalah salah satu dari banyaknya lingkungan produktif di dunia. Lahan basah basah mer merupa upakan kan “su “super permar market ket”” dar darii kea keanek nekara aragama gaman n hay hayati ati.. Lah Lahan an bas basah ah mer merupa upakan kan istila ist ilah h kol kolekt ektif if ten tentan tang g eko ekosis sistem tem yan yang g pem pemben bentuk tukanny annyaa dik dikuas uasai ai air air,, dan pro proses ses ser serta ta cirinya dikendalikan oleh air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu yang cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus. Lahan basah merupakan areal transisi antara lahan kering dan wilayah perairan seperti danau, rawa, payau, sungai dan pantai. Tidak semua lahan basah yang selalu berair atau tergenang sepanjang tahun. Lahan basah merupakan ekosistem yang produktif, mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat yang bernilai bagi manusia. Lahan basah adalah daerah peralihan antara sistem perairan dan sistem daratan. Tumbuhan yang hidup umumya adalah hidrofita, substratnya berupa tanah hidric hid ric yang tid tidak ak dik dikeri eringka ngkan n ser serta ta ber berupa upa baha bahan n buk bukan an tan tanah ah dan jen jenuh uh ata atau u ter tertut tutup up dengan air dangkal pada suatu waktu selama musim pertumbuhan setiap tahun. Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem lahan basah (wetlands) yang terluas di Asia Tenggara yakni sekitar 37 juta Ha, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah sal ah sat satu u kaw kawasa asan n ter terkay kayaa di duni duniaa dal dalam am hal pot potens ensii kea keaneka nekarag ragaman aman hay hayati ati yan yang g terkandung didalamnya, baik secara ekologis maupun ekonomis. Berdasarkan fungsi dan tatanan lingkungannya, tipologi lahan basah Indonesia secara garis besar terdiri dari empat macam yakni : 1) lahan basah pesisir dan lautan yang meliputi antara lain hutan bakau, hutan payau, hutan mangrove, terumbu karang dan dataran pasir 2) lahan basah Rawa yang meliputi hutan rawa gambut, rawa padang, rawa rumput dan rawa herba 3) Lahan basah dataran sungai yang meliputi sungai, dataran banjir, lebak-lebung dan muara sungai,
serta 4) Lahan basah danau, bendungan dan lahan basah bentukan seper seperti ti sawah, tambak garam, danau, situ, dan bendungan. Mengingat cukup bervariasinya tipe dan sifat ekosistem lahan basah Indonesia, maka ekos ek osis iste tem m la lahan han ba basa sah h te ters rseb ebut ut me memp mpuny unyai ai po pote tens nsii ya yang ng sa sang ngat at be besa sarr unt untuk uk dap dapat at dikembangkan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Secara garis besar fungsi dan manfaat lahan basah terhadap manusia dan lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia selalu mengingat seiring dengan meningkatnya kemajuan jaman. Bagi Indonesia, yang dianggap sebagai kebutuhan dasar adalah pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Dari kelima kebutuhan dasar ini, pangan, papan dan kesehatan dapat dipenuhi oleh ekosistem lahan basah secara langsung. Sedangkan kebutuhan sandang dan pendidikan secara tidak langsung dapat dipenuhi dengan memanfaatkan potensi lahan basah melalui peningkatan pendapatan. 2. Sumber Sumber Pendapa Pendapatan tan dan Kesempa Kesempatan tan Kerja Kerja
Produk Pro duk hutan hutan dikawasan dikawasan lahan lahan basah
merupakan komoditi yang dapat memberikan penghasilan dan pendapatan negara antara lain melalui industri chip dan kertas. tidak sedikit masyarakat yang telah memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian baik dari kayu, kulit kayu, madu maupun berbagai hasil estuaria yang sangat beranekaragam seperti udang, ikan, kepiting, moluska dan lainnya. 3. Penyangga dan Pendukung sistem kehidupan (life supporting system)
Peranan lahan
basah juga mencakup sebagai pemenuhan manfaat lingkungan yang berkaitan erat dengan stabilisa stabi lisasi si dan keseha kesehatan tan lingk lingkungan, ungan, juga mening meningkatkan katkan dan memel memelihara ihara produkt produktifit ifitas as perairan estuaria dan kegiatan ekotourism. Lahan basah di Asia terdiri dari bermacam-macam jenis, seperti habitat alami dan buatan (Scott 1989; Watkins & Parish 1999) termasuk: Daerah inter-tidal dan muara, seperti danau, pesisir, batu karang yang berada didaerah terbuka, endapan lumpur dan pasir, danau air asin (di daerah yang bertemperatur rendah) dan hutan bakau (di daerah tropis dan sub-tropis); Sungai dan rawa yang terbentuk dari genangan banjir, anak sungai dan danau;
Danau Danau air tawar dan hamparan ilalang baik yang bersifat temporer maupun permanen
Hutan Hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar, serta
Gambut Gambut dan lumpur Sedikit sekali jenis lahan basah yang termasuk dalam jenis musiman,
seperti danau air asin dan/atau yang mengandung alkalin. Di Asia juga memiliki lahan
basah buatan, seperti sawah yang bersifat musiman, ladang garam, kolam aquakultur aquakultur dan dan waduk. Dari Da ri co cont ntoh oh te ters rseb ebut ut di at atas as,, da dapa patt te terl rlih ihat at ba bahw hwaa be beta tapa pa su suli litn tnya ya da dala lam m mendefinisikan lahan basah. Hal ini telah berlangsung sejak lama (Finlayson & Van der Valk 1995), yang sebagian terkait dengan masalah penjelasan habitatnya yang sering kali dianggap sebagai ecotones antara habitat air dan darat. Satu hal yang sangat penting tentang lahan lah an bas basah, ah, bahw bahwaa lah lahan an bas basah ah sud sudah ah dit diteri erima ma dan men mendap dapat at pen pengaku gakuan an dun dunia ia ber berkat kat Ramsarr Conven Ramsa Convention tion.. Meski Meskipun pun demikian, ketika diteg ditegaskan askan oleh Finl Finlayson ayson (1999) saat mengembangkan mengem bangkan protokol untuk invent inventaris arisasi asi lahan basah di Austr Australia, alia, definisi tentang lahan basah ini cenderung meluas, seperti lahan basah di pesisir pantai dan laut, mengingat keduanyaa berada dalam perairan dalam dan terj keduany terjadi adi karena adanya penggenangan penggenangan air secar secaraa musima mus iman n dan sporadis sporadis.. Nam Namun un penc pencant antuma uman n daer daerah ah lau lautt tel telah ah men menimb imbulka ulkan n bany banyak ak perdebatan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi lahan basah dan pesisir baik secara biofisik maupun ekologis dengan merujuk kepada fungsi-fungsinya. Sedangkan kegunaannya adalah sebagai bahan informasi bagai mahasiswa dalam meninjau sejauh mana potensi dan fungsi lahan basah dan pesisir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lahan Basah
Lahan Lah an bas basah ah ada adalah lah ist istila ilah h kol kolekt ektif if ten tentan tang g eko ekosis sistem tem yan yang g pem pembent bentuka ukanny nnyaa dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan org organi anisme sme lai lain n yan yang g ter terada adapta ptasi si khu khusus sus (Ma (Maltb ltby, y, 1986 1986). ). Lah Lahan an bas basah ah dit ditakr akrifk ifkan an (define define)) berdasarkan tiga parameter, yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik (Cassel, 1997). Lahan basah mencakup suatu rentangan luas habitat pedalaman, pantai, dan marin yang memiliki memiliki sejum sejumlah lah tampakan sama. Konvensi Ramsar 1971 menakr menakrifkan ifkan lahan basah yang penting secara internasional sebagai berikut (Dugan, 1990). Lahan Lah an bas basah ah ada adalah lah wil wilaya ayah h raw rawa, a, lah lahan an gam gambut but,, dan air air,, bai baik k ala alami mi mau maupun pun buat buatan, an, bersifat tetap atau sementara, berair ladung ( stagnant, static) static) atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin, mencakup wilayah air marin yang di dalamnya pada waktu surut tidak lebih daripada enam meter. Sesung Ses ungguhn guhnya, ya, lah lahan an bas basah ah mer merupa upakan kan kom kompon ponen en pen pentin ting g ber berane aneka ka eko ekosis sistem tem karena berfungsi menyimpan air banjir, memperbaiki mutu air, dan menyediakan habitat bagi margasatwa (Cassel, 1997). Dalam kenyataan lahan basah dapat menyediakan sederetan barang dan jasa penting bagi manusia dalam penggunaan langsung dan tidak langsung, kesejahteraan margasatwa, dan pemeliharaan mutu lingkungan. Proses biofisik yang menjadi gantungan penyediaan barang dan jasa, juga menopang fungsi dan struktur ekosistem. Pengem Pen gemban bangan gan per pertan tanian ian pal paling ing bany banyak ak men menghi ghilan langka gkan n lah lahan an bas basah. ah. Seb Sebaga agaii contoh,, di Ameri contoh Amerika ka Serikat pada kurun waktu antara 1950an dan 1970an, 87% lahan basah yang hilang disebabkan oleh pengembangan pertanian, 8% oleh pengembangan kota, dan 5% oleh pengembangan lain (Maltby, 1986). Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan biologi, seperti tanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara. Proses yang terjadi antar-komponen dan di dal dalam am tia tiap p kom kompone ponen n mem membua buatt lah lahan an bas basah ah dapa dapatt men menger gerjak jakan an fun fungsi gsi-fu -fungs ngsii tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki tanda pengenal khas ekosistem. 2.2 Fungsi Lahan Basah
Nilai lahan merupakan gabungan tiga parameter, yaitu fungsi yang dapat
dikerj dik erjaka akan, n, has hasil ilan an ( product product ) ya yang ng da dapa patt di diba bangk ngkit itka kan, n, da dan n ta tanda nda pe penge ngena nall (attribute attribute)) berharga pada skala ekosistem yang dapat d apat disajikan. Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan biologi, seperti tanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara. Proses yang terjadi antarkomponen dan di dalam tiap komponen membuat lahan basah dapat mengerjakan fungsi-fungsi tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki characteristic)) ada pada tiap tanda pengenal khas pada skala ekosistem. Tidak semua ciri ((characteristic lahan basah. Maka tidak semua lahan basah dapat menjalankan semua fungsi dan tidak semua fungsi dapat dikerjakan sama di tiap lahan hasah (Dugan, 1990). recharge)) da Fungsi Fun gsi khu khusus sus ter terpen pentin ting g lah lahan an bas basah ah men mencaku cakup p peng pengimb imbuhan uhan (recharge dan n pelepasan (discharge (discharge)) air bumi ( ground water ), ), penqendalian banjir, melindungi garis pantai terh te rhad adap ap abr abras asii la laut ut,, pe penam namba bata tan n se sedi dime men, n, to toks ksik ikan an,, da dan n ha hara ra,, se sert rtaa pe peme mend ndam aman an ( sequestering sequestering ) karbon khususnya di lahan gambut. Hasilan yang dapat dibangkitkan ialah sumber sum berday dayaa hut hutan, an, sum sumber berday dayaa per pertan tanian ian,, per perika ikanan nan,, dan pas pasoka okan n air air.. Tan Tanda da pen pengena genall berharga pada skala ekosistem ialah keanekaan hayati, keunikan warisan alami (geologi, tanah, margasatwa, ikan, edafon, vegetasi), dan bahan untuk penelitian ilmiah. Lahan basah, khususnya lahan gambut, merupakan gudang penyimpan informasi, sangat berguna tentang paleoenvironment ) berkenaan dengan ragam vegetasi, keadaan iklim, lingkungan purba ( paleoenvironment lingkungan lingk ungan pengendapan, pengendapan, dan pembentukan pembentukan gambut gambut sendiri (dimodi (dimodifikas fikasii dari
Dugan,
1990; dan Page, 1995). Soal fungsi dan tanda pengenal berharga mensyaratkan konservasi penuh, sedang persyarat persyaratan an dalam soal hasil hasilan an berkis berkisar ar antara kenservasi kenservasi penuh dan konver konversi si lengka lengkap. p. Pasokan air memerlukan konservasi penuh. Pengembangan sumberdaya pertanian meng me nghe henda ndaki ki ko konve nvers rsii le leng ngkap kap.. Pe Peng ngem emba banq nqan an su sumb mber erda daya ya hu huta tan n da dan n ik ikan an da dapat pat mensyaratkan konversi lengkap, cukup dengan konversi terbatas, atau tidak perlu konversi. Pengembangan sumberdaya hutan untuk hasilan alami, seperti bahan tumbuhan obat atau rempah, damar, getah, dan madu, tidak memerlukan konversi. Untuk hasilan kayu dari hutan hut an ala alam m tid tidak ak dip diperl erlukan ukan konv konvers ersi, i, aka akan n tet tetapi api dapa dapatt men mengaki gakibat batkan kan kon konver versi si tan tanpa pa diniati karena mengusik ekosistem melampaui batas daya 1entingnya (resilience (resilience). ). Diper Di perlu luka kan n kon konve vers rsii le leng ngkap kap un untu tuk k has hasil ilan an ka kayu yu da dan n hut hutan an ta tana nama man. n. Pe Pengu ngusa saha haan an akuakultur tambak mengkonversi lengkap lahan basah mangrove. Pengembangan sumber sum berday dayaa per perika ikanan nan di per perair airan an umu umum m tid tidak ak mem memerl erlukan ukan konv konvers ersi. i. Dal Dalam am sis sistem tem terten ter tentu, tu, ant antara ara lai lain n bej bejee mas masyar yarakat akat Day Dayak ak Kal Kalima imanta ntan n Ten Tengah. gah. dip dipenl enlukan ukan konv konvers ersii terbatas dengan menggali handil yang berujung di cekungan berair. Handil digunakan untuk
menggiring ikan dari sungai masuk ke dalam cekungan berair dan kolam alami digunakan untuk menjebak dan menangkap ikan. Menurut Dugan (1990), fungsi lahan basah ialah: 1. Pengisian kembali air tanah, yang terutama dijalankan oleh dataran banjir, rawa air tanah, tanah, danau, lahan gambut dan hutan rawa. 2. Pelepasan air tanah 3. Penambatan sedimen, sedimen, bahan beracun dan hara 4. Rekreasi dan turisme turisme 5. Pengendalian banjir, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali sistem pantai terbuka (Dijalankan Oleh semua bentuk lahan basah). shoreline) dan pengendalian erosi, yang terutama dijalankan 6. Pengukuran garis tepilaut ( shoreline) oleh estuari, kewasan mangrove, sistem pantai terbuka, dataran banjir dan rawa air tawar. 7. Ekspor biomassa, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali lahan gambut. 8. Perlindungan terhadap badai dan pematah angin, yang terutama dijalankan oleh estuari, kawasan mangrove, sistem pantai terbuka dan hutan rawa. 9. Pengukuhan iklim mikro, yang terutama dijalankan oleh kawasan mangrove, dataran banjir, rawa air tawar, danau dan hutan rawa. 10.Pengangkutan air, yang terutama dijalankan oleh estuari, kawasan mangrove, dataran banjir dan danau. Imbuhan (pengisian kembali) air tanah terjadi pada waktu air bergerak dari lahan basah ke bawah dan masuk ke dalam akuifer. Selama pergerakan ini terjadi pembersihan air. Air dalam akuifer dapat mengalir ke samping dan akhirnya dapat naik ke pe perm rmuk ukaa aan n la laha han n ba basa sah h la lain in.. Ja Jadi di,, im imbuh buhan an ai airr ta tanah nah di la lahan han bas basah ah ya yang ng sa satu tu bergandengan dengan pelepasan air tanah di lahan basah yang lain. Fungsi imbuhan dan pelepasan air tanah antarlahan basah dalam setahun dapat tertukarkan, tergantung pada kenaikan dan penurunan permukaan air tanah setempat yang mengubah arah landaian permukaan air tanah.
2.3 Potensi Biofisik Lahan Basah
Kinerj Kin erjaa lah lahan an bas basah ah mem membang bangkit kitkan kan has hasila ilan n dan jas jasaa lin lingku gkungan ngan dan eko ekonom nomi. i. Masy Ma syar arak akat at um umum um ma masi sih h su suli litt me mema maham hamii kep kepen enti ting ngan an ha hasi sila lan n da dan n ja jasa sa li ling ngku kunga ngan n ber berhu hubun bung g ha hasi sila lan n dan ja jasa sa te ters rseb ebut ut su suli litt di diha harg rgai ai den denga gan n ua uang ng ka kare rena na ti tida dak k bi bias asaa
dipertukarkan denqan mekanisme pasar. Padahal banyak hasilan atau jasa lingkungan Iahan basah yang secara ekonomi penting sekali bagi hanyak bentuk kegiatan manusia (Burbridqe, 1996). Sebaqai contoh, jasa lingkungan lahan basah menambat air membantu mengurangi kerusakan kerusa kan karena banji banjirr yang dapat dinilai dengan uang niilyaran niilyaran rupiah. Contoh lain, jasa lingkungan lahan basah nembersihkan air dapat dinilai dengan uang menurut pengurangan pengeluaran untuk memelihara kesehatan ponduduk. Ada has hasila ilan n yan yang g dip dipero eroleh leh dar darii lua luarr lah lahan an bas basah ah yan yang g dapa dapatt dij dijual ual seb sebetu etulny lnyaa berasal dan lahan basah. Contoh, ikan dewasa yang tertangkap di hilir sungai berpijah dan bertumbuh di lahan basah yang ada di hulu sungai. Seringkali jasa yang dibangkitkan lahan basah utuh dirasakan maslahatnya di luar lahan basah. Oleb karena asas kausalitas peristiwa alam tidak difahami, difahami, masyarakat masyarakat umum tidak tidak dapat menghargai upaya konservas konservasii lahan basah basah.. Ket Ketida idakpe kpeduli dulian an ata atau u ket ketida idakta ktangga nggapan pan akan mas masala alah-m h-masa asalah lah li lingku ngkungan ngan dan konservasi barangkali dapat dirunut ke kelemahan pendidikan lingkungan di dalam dan di luar sekolah (Ponniah, 1997). relationship)) era Ada nasabah ((relationship eratt ant antara ara fak faktor tor bio biogeo geofis fisik, ik, eko ekonom nomi, i, dan sos sosial ial- buday budayaa dal dalam am keg kegiat iatan an peng pengemb embang angan an lah lahan an bas basah ah yan yang g dig digamb ambark arkan an ole oleh h Bur Burbri bridge dge (1996) dengan diagram Venn berikut ini.
Tolong Dibuat (Bingung Abangmu) Lebih-lebih dindamu!!!!!!
Gambar Gam bar 1. Nas Nasaba abah h ant antara ara ket ketiga iga fak faktor tor poko pokok k peng pengemb embang angan an lah lahan an bas basah ah (me (menur nurut ut Burbridge, 1996).
Nilai lahan basah ditentukan oleh fungsi yang dapat dijalankan, produk yang dapat dihasilkan, dan maknanya sebagai ujud. Perbedaan ciri biofisik membawa serta perbedaan nilai. Fungsi-fungsi terpenting yang dapat dijalankan oleh bagian besar atau semua kategori lahan basah alami ialah imbuhan (recharge (recharge)) air tanah, mengatur pelepasan (discharge (discharge)) air tanah, mengendalikan banjir, mengukuhkan stabilize) (stabilize) garis pantai, mengendalikan erosi,
menambat sedimen, sedimen, hara dan bahan beracun, dan mengukuhkan iklim iklim mikro. Kemampuan menambat menam bat bahan merac meracun un dapat dimanf dimanfaatkan aatkan untuk membe membersihk rsihkan an limb limbah ah cair dan mengendalikan pencemaran oleh sumber baur (nonpoint (nonpoint source). source). Di Amerika Serikat juga digunakan lahan basah buatan yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut (Mitsch, 1922;; Ham 1922 Hammer mer,, 199 1992). 2). Lah Lahan an gam gambut but ber berper peran an dal dalam am men mengen gendal dalika ikan n emi emisi si CO2 ke sequester ) C dalam bahan organik gambut, berarti membantu atmosfer dengan memendam ( sequester menekan efek rumah kaca. Fungsi-fungsi yang dapat dijalankan menunjukkan bahwa lahan basah alami berperan penting dalam menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan. Produk-produk yang dapat dihasilkan lahan basah alami berasal dari sumberdaya huta hu tan n (k (kay ayu, u, da dama mar, r, bu buah, ah, bah bahan an ob obat at), ), su sumb mbed eday ayaa sa satw twaa li liar ar (k (kul ulit it,, te telu lur, r, ma madu du), ), sumber sum berday dayaa akua akuati tik k (i (ikan) kan),, sum sumber berday dayaa nab nabati ati yan yang g men menghas ghasilk ilkan an hij hijaua auan n paka pakan, n, dan bekalan supply) (supply) air dari air yang ditambat. Gambut berkemampuan menambat air sangat besar. Setiap m3 gambut secara rerata dapat menambat air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air rumahtangga satu orang selama 10 hari. Lahan basah alami dapat dikembangkan untuk budidaya tanaman, ternak dan ikan. orang Bugis dan Banjar mengembangkan lahan rawa pasang surut untuk budidaya padi sawah. Orang Banjar juga mengembangkan budidaya padi sawah di lahan lebak, demikian pula orang Palembang. Lahan lebak oleh orang Banjar juga dikembangkan dikembangkan untuk budidaya ikan. Orang Jawa di Kedu, Bojonegoro dan Lamongan mengembangkan budidaya tanaman pangan pangan di lah lahan an bon bonoro orowo. wo. Lah Lahan an gam gambut but di Pal Palemb embang ang dan Kal Kalim imant antan an Bar Barat at ole oleh h penduduk setempat dikembangkan untuk hortikultura (nenas, sayuran). Di Malaysia dan Amerika Serikat banyak lahan gambut dikembangkan untuk budidaya sayuran. Di Malaysia lahan gambut juga dikembangkan untuk perkebunan kelapa sawit. Di Riau perkebunan kelapa kel apa ber berkem kemban bang g bai baik k di lah lahan an gam gambut but.. Sej Sejara arah h per pertan tanian ian ber berawa awall di dat datara aran n banj banjir, ir, seperti di dataran banjir S. Nil di Mesir, S. Mekong di Vietnam dan Kamboja, dan S. Yangtz Yan gtze-ki e-kiang ang
di
Cina. Cin a.
Berdas Ber dasark arkan an
pengala peng alaman man
terseb ter sebut ut
kemudi kem udian an
orang ora ng
meng me ngem emba bang ngkan kan la laha han n bas basah ah bua buata tan n un untu tuk k bu budi dida daya ya pa padi di (s (saw awah) ah) da dan n ik ikan an (k (kol olam am,, tambak). Sebagai ujud, lahan basah alami merupakan warisan alam khas berkenaan dengan keanekaan hayati, plasma nutfah, ekosistem langka, dan gejala alam yang memikat. Semuanya ini menjadikan lahan basah alami suatu kimah keilmuan scientific (scientific asset ) yang sangat berharga.
2.4 Potensi Ekonomis Lahan Basah
Masih banyak watak, perilaku, dan kegunaan sebenarnya lahan basah yang belum kita ketahui dan faham fahami. i. Tanpa penget pengetahuan ahuan yang memada memadai, i, pengelolaan lahan basah tidak mungkin mungki n mengha menghasilka silkan n kemasl kemaslahatan ahatan menyeluruh menyeluruh yang berkelanjutan, berkelanjutan, baik dari perspektif ekonomi, ekonom i, sosi sosial-buda al-budaya, ya, maupun lingk lingkungan. ungan. Indonesia memiliki lahan basah terluas di kawasan tropika. Belum ada angka luas lahan basah dan luas lahan gambut di Indonesia yang darat diterima umum. Ada yang menyebut luas lahan gambut Indonesia 17 juta ha dan ada yang mengatakan 27 juta ha (Rieley. dkk., 1996). Barangkali dapat diterima kalau yang 27 juta ha adalah seluruh lahan basah, sedang yang 7 juta ha adalah lahan gambut. Angka luas lahan gambut Indonesia yang lebih sening diajukan dalam pustaka internasional ialah 17 juta ha (Maltby, 1986). RePP Re PPPr Prot ot me meng ngaj ajuk ukan an du duaa an angk gkaa lu luas as la laha han n ga gamb mbut ut In Indo done nesi siaa ya yang ng ber berbe beda da menurut pengukuran tahun 1988 dan 1990. Luas pada tahun 1988 dan 1990 masing-masing ialah 20.072.825 ha dan 17.852.925 ha. Menurut Rieley, dkk. (1996), perbedaan antara keduaa angk kedu angkaa ter terseb sebut ut bar barangk angkali ali ber berkai kaitan tan deng dengan an per perubah ubahan an pen penggun ggunaan aan lah lahan an dan kehilangan lahan gambut karena penebangan hutan, pengatusan, dan pengembangan untuk produksi dan pemukiman. Kehilangan lahan gambut paling besar selama dua tahun tersebut (1988-1990) (19881990) terjadi di Sumat Sumatera era dari 8.253.4 8.253.450 50 ha berkur berkurang ang nenjadi 6.941.25 6.941.250 0 ha, berar berarti ti menyusut menyu sut sehany sehanyak ak 16%. Diant Diantara ara begitu banyak masal masalah ah yang perlu ditel ditelaah aah dan ditang dit angani ani
untuk unt uk men mengun gungkap gkapkan kan
hakika hak ikatt
lahan lah an
basah bas ah
seleng sel engkapn kapnya ya
dan
untuk unt uk
menentukan sistem Pengelolaannya yang berkelanjutan ada beberapa masalah yang perlu diprioritaskan. Dima Di mana na-m -man anaa 1a 1ahan han ba basa sah h hi hila lang ng at atau au be beru ruba bah h ka kare rena na per perus usak akan an pr pros oses es at atau au ol oleh eh intensifi inten sifikasi kasi perta pertanian, nian, urbani urbanisasi, sasi, pencemaran, pemban pembangunan gunan bendung bendung,, pengali pengalihan han air region reg ional al dan int interv ervens ensii ata atass sis sistem tem ekol ekologi ogi dan hid hidrol rologi ogi.. Di nega negarara-neg negara ara sed sedang ang berke berkemba mbang, ng, keh kehila ilangan ngan lah lahan an bas basah ah pada gil gilira iranny nnyaa mem member berika ikan n dam dampak pak ber berat at ata atass masyarakat Setempat yang hidupnya bergantung pada sumberdaya tersebut. Untuk dapat menyelesaikan persoalannya, sebab-sebab pasti kehilangan lahan basah perlu diaalisis. 2.5 Rincian Sebab-sebab Kehilangan Lahan Basah
Hal yan yang g pal paling ing uta utama ma ber berken kenaan aan deng dengan an seb sebabab-seb sebab ab kehi kehilan langan gan lah lahan an bas basah ah aki akibat bat tindakan manusia ialah: Secara langsung:- Pengatusan untuk pertanian, pertanian, kehutanan, dan pengendalian nyamuk - Penggalian saluran untuk untuk navigasi dan perlindungan terhadap terhadap banjir - Penimbunan atau peninggian lahan untuk jalan dan pembangunan
kawasan tempat tinggal dan industri - Konversi untuk akuakultur atau marikultur - Pembuatan bendung, tanggul, dan dinding penahan laut untuk pengendalian banjir, pasokan air, dan irigasi - Pelepasan pestisida, hara dan limbah rumah rumah tangga dan aliran aliran limpas pertanian, serta sedimen - Nenambang gambut untuk bahan bakar atau medium semai - Penyedotan air bumi berlebihan
Secara taklangsung: taklangsung: - Pengalihan sedixnen oleh bendung dan saluran dalam - Pengubahan hidrologi oleh oleh saluran dan jalan - Amblesan oleh pengatusan, pematangan tanah mineral, perubahan fisik dan kimia gambut, serta penyedotan air bumi berlebihan fisik dan (disadur dan dijabarkan dari Dugan, 1990).
BAB III PREVENTIFISASI KONVERSI LAHAN BASAH
Dili Di lihat hat da dari ri se segi gi lu luas asny nyaa ya yang ng po pote tens nsia iall bag bagii bu budi dida daya ya pe pert rtani anian an,, da dan n as asas as penghe penghemat matan an air
iriga ir igasi, si, lah lahan an bas basah ah di Ind Indone onesia sia per perlu lu dim dimanf anfaat aatkan kan seb sebaik aik-ba -baikn iknya. ya.
Untuk perencanaan pengembangannya perlu dikenali kendala-kendalanya. Kendala pokok
ialah: (1) ketercapaian dan keterlintasannya biasanya buruk, (2) kekurangan tenaga kerja setempat, (3) kesulitan penyediaan air rumah tangga yang memenuhi syarat, (4) persoalan sanitasi dan kesehatan lingkungan untuk orang, tanaman dan ternak, (5) sistem layanan yang sepa se pada dan n be belu lum m si siap ap,, (6 (6)) ni nila lain inya ya se sebag bagai ai ca caga garr al alam am kha khass se sela lalu lu me menj njad adii su sumb mber er preservation) pertentang pertentangan an antar antaraa kebutuh kebutuhan an peles pelestari tarian an preservation ( ) dan keb kebutu utuhan han pro produks duksii ser serta ta pem pemuk ukim iman an pe pend ndudu uduk, k, (7 (7)) me meru rupa pakan kan ek ekos osis iste tem m ya yang ng pe peka ka te terh rhad adap ap us usik ikan an ka kare rena na kemaujudannya kemauj udannya dikendalikan dikendalikan oleh hidro hidrologi, logi, padahal pengat pengaturan uran tata air just justru ru menja menjadi di dasar das ar peng pengemb embang anganny annya, a, (8) tan tanahny ahnyaa mas masih ih men menjal jalani ani pro proses ses per perkem kembang bangan an akt aktif, if, sehingga keterandalan data tanah cepat usang, (9) oleh karena pada jalur hirarki katener lahan basah berada di hilir, keadaannya dipengaruhi sangat kuat oleh kejadian di hulu, dan (10) perhatian terhadap tumbuhan yang secara alami beradaptasi pada lingkungan lahan basah dan upaya pembudidayaannya untuk pangan masih langka. Tidak Tid ak sem semua ua bent bentuk uk lah lahan an bas basah, ah, bahk bahkan an tid tidak ak ti tidak dak sem semua ua lah lahan an bas basah ah yan yang g sebentuk dapat menjalankan semua fungsi secara maksimal. Sehingga diperlukan pengaturan penggunaan dengan sistem tata guna lahan. Sehingga dapat dilakukan reservasi terhadap lahan basah tertent yang membutuhkan sesuai dengan fungsi perlindungan maupun fungsi sustaining) produksi yang berlangsung di lahan lain maupun lahan basah. Sehingga lanjutan ( sustaining) ada lahan basah yang boleh dikembangkan untuk produksi dengan teknik konservasi yang baik. Untuk dapatmenetapkan dapatmenetapkan tata guna lahan yang baik yang dapat manjamin manjamin prese preservasi rvasi,, konservasi dan produksi diperlukan informasi lengkap tentang watak lahan basah masingmasing dan perilakunya dalam asosiasinya antar lahan basah. Untuk menyelamatkan selaku sumberdaya marjinal maka diperlukan pembaharuan sikap dan pola pikir. Dengan jelas Maltby (1986) mengemukakan bahwa ekonomi, rekayasa, ekologi, dan lingkungan nukanlah hal yang terpisah melainkan suatu kesatuan yang disebut ekosist ekos istem. em. Mak Makaa pen pengem gembang bangan an lah lahan an bas basah ah har harus us ber berlan landas daskan kan kons konsep ep hol holist istik ik dan perencanaan yang serba cukup (Comprehensive). (Comprehensive). Oleh karena itu rekayasa merupakan solusi tepat yang dapat dilakukan sedangkan teknologi merupakan hasil rekayasa sehingga suatu teknologi tertentu hanya berlaku khusus untuk suatu ekosistem. Tiap lahan basah memerlukan teknologi yang cocok diterapkan di suatu lahan basah tertentu, tidak dengan sendirinya cocok diterapkan pula dilahan basah yang lain. Sehi Se hing ngga ga pe pend ndeka ekata tan n te tekno knolo logi gi ya yang ng te teta tap p me memp mper erha hati tikan kan as aspe pek k li ling ngkun kunga gan n da dan n keberlanjutan ekosistem merupakan hal yang sangat perlu untuk dijadikan faktor penentu lestarinya lahan basah.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Secaraa sist Secar sistemati ematis, s, setel setelah ah membe membedah dah mengena mengenaii Lahan Basah terka terkait it tenta tentang ng Fungs Fungsii dan Potensinya maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut : – Lahan basah merupakan lahan yang produktif untuk dikembangkan karena tidak
hanya memanfaatkan aspek keberlanjutan kelestarian populasi tanaman melainkan
keberlanjutan populasi ekosistem lain dapat dipengaruhi dan dikembangkan antara lain populasi air, hewan, dan keberlanjutan Biodiversitasnya. – Secara teknis lahan basah memiliki potensi Biofisik dan potensi Ekonomis yang
dapat menambah menambah pengahas pengahasilan ilan masyarakat masyarakat secara secara umum dan negara secara khusus disebabakan banyaknya keterkaitan ekologis yang terkait di dalamnya. – Lahan basah juga disamping sangat potensil untuk dikembangkan di bangsa kita juga
perlu diperhatikan konservasinya serta pemanfaatannya secara maksimal dan tidak hanya menitikberatkan pada lahan kering.
DAFTAR PUSTAKA
Burbridge, P. 1996. Social. Cultural and economic factors that influence the sustainable development of peatlands. peatlands. Dalam Dalam:: E. Maltby. C.P Immirzi & R.J Safford (eds). Tropical Lawland Peatlands of Southeast Asia. IUCN. Gland, Switzerland. H 163 – 171 Cassel Cas sel.. D.K, D.K, 1997 1997.. For Forewo eword. rd. Dalam Dalam:: M. M.JJ Va Vapr prek ekas as & S. S.W W . Sp Spra rach cher er (e (eds ds). ). Aquic condition and Hydric soils: The Problem Soil. SSSA Spesial Publication Number 50. h vii
Dugan. Dug an. P.J. P.J. (ed (ed). ). 199 1990. 0. Wet Wetlan land d con conserv servati ation. on. The Worl World d con conserv servati ation on Uni Union. on. Gla Gland nd , Switzerland. 96 h Maltby, E. 1986. Waterlogged wealth. An Earthscan paperback. Int. Inst. For Environment and Development. London. 200h Rieley, J.O. A.A. Ahmad-Shah. & M.A. Brady. 1996. 1996. The Extent and nature of tropical peat swamps.. Dalam swamps Dalam:: E. Maltby. C.P Immirzi & R.J Safford (eds). Tropical Lawland Peatlands of Southeast Asia. IUCN. Gland, Switzerland. H 7 - 53 Suripin, 2004. Pelestarian 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air . Penerbit Andi. Yogyakarta. www.puslittan.bogor.net/berkasPDF/JurnalPP/2006/Nomor-1/08-Sanchez- 2006.pdf
TUGAS KELOMPOK LAHAN BASAH DAN PESISIR DOSEN : Dr. Ir. Ir. MUH. NATHAN, M. Agr Agr
FUNGSI & POTENSI LAHAN BASAH BASAH DAN PESISIR
OLEH : KELOMPOK 2
Mansyur Lolo Tembu G211 06 026 Ratna Dwi Ariyanti G211 06 004 Aulia Saraswaty G211 06 003 Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar 2009