PENGEMBANGAN LAHAN BASAH PEMUKIMAN
DISUSUN OLEH :
1. NAUFAL ARIEF 2. REXY PUTRA 3. ANDARSIN ANDARSI N ONGKO 4. TIURMA MONALISA 5. ILHAM AKBAR 6. RENDY WIJAYA
(1407113042) (1407113092) (1407113752) (1407113989) (1407113989) (1407122941) (1407122941) (1407123722)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengembangan Lahan Basah” ini. Lahan basah merupakan salah satu alternatif yang digunakan sebagai daerah pemukiman di masa kini. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan persentase lahan basah terluas di dunia. Hal ini mendorong seluruh pihak untuk beromba-lomba melakukan pengembangan terhadap lahan basah itu sendiri. Dalam melakukan pengembangan lahan basah, khususnya bagi daerah pemukiman, kita hendaklah memperhatikan banyak faktor dan aspek mengenai lahan basah itu sendiri, dimulai dari tata cara perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan lahan basah itu sendiri. Akhir kata, penulis sadar bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Februari, 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .....................................................................1
1.2
Tujuan Makalah ...................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Lahan Basah SecaraUmum................................3
2.2
Pengertian Pemukiman Secara Umum.................................4
2.3
Faktor Penting Dalam Pembangunan Pemukiman...............4
2.4
Aspek Penting Dalam Pemukiman Lahan Basah.................6
2.5
Keunggulan dan Kendala yang Mungkin Ditemukan..........6
2.6
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembangunan Lahan Basah....................................................................................7
2.7
Contoh-Contoh Pemukiman Lahan Basah di Indonesia......7
2.8
Masalah-Masalah yang Berkaitan Dengan Penggunaan Lahan Basah........................................................................9
BAB III
Daftar Pustaka
PENUTUP 3.1
Kesimpulan........................................................................11
3.2
Saran..................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, masalah kependudukan dan pemukiman telah menjadi hal yang tidak bisa diabaikan sebagai salah satu poin untuk mencapai kesejah-teraan masyarakat. Khususnya bagi negara Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, otomatis lahan tempat pemukiman menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan pada masa kini. Mengingat lahan yang dimiliki tidak selalu bersifat kering, maka kini terdapat pemukiman yang berlandaskan lahan basah (Wetlands Residence) Lahan basah sendiri sebenarnya memiliki potensi yang cukup banyak, bisa digunakan sebagai daerah konservasi berbagai jenis flora maupun fauna yang langka, sebagai pemelihara ekosistem lingkungan liar, sebagai lahan pertanian, dan yang paling krusial serta berhubungan dengan manusia adalah sebagai daerah pemukiman. Di era sekarang, pembangunan berkelanjutan yang bertempat di atas lahan basah telah berkembang seiring dengan kebutuhan manusia akan tempat tinggal dan lahan pemukiman. Namun, perkembangan tersebut tentunya disertai dengan berbagai kendala yang harus dipecahkan. Oleh
sebab
itu,
selain
perencanaan,
kita
hendaknya
juga
mempertimbangkan pemeliharaan dan pelestarian dari lahan basah yang digunakan. Diharapkan, dengan keberadaan lahan basah sebagai salah satu prasarana pemukiman ini mampu meningkatkan peran alam sebagai penyedia kebutuhan pokok bagi manusia khususnya kebutuhan akan rumah tinggal. 1.2
Tujuan Makalah Tujuan makalah ini adalah :
a. Mengidentifikasi definisi pemukiman dan lahan basah serta kaitannya b. Menjelaskan peran lahan basah dalam menyediakan tempat tinggal bagi makhluk hidup khususnya manusia. c. Mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah lahan basah sebagai tempat layak huni. d. Mencari keunggulan serta kendala-kendala yang mungkin akan ditemukan dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan pemukiman di atas lahan basah e. Menunjukkan contoh-contoh daerah yang menggunakan lahan basah sebagai daerah pemukiman, khususnya di negara Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Lahan Basah Secara Umum Secara sederhana, pengertian lahan basah (dalam bahasa Inggris disebut wetland ) adalah setiap wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air. Tergenang air yang dangkal, baik sebagian atau keseluruhannya. Genangan airnya bersifat permanen (terus-menerus) atau musiman. Baik berupa air diam ataupun mengalir. Baik berupa air tawar, air payau, maupun air asin. Terbentuk secara alami ataupun buatan manusia. Lahan basah berbeda dengan perairan. Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Menurut Konvensi Ramsar (The Convention on Wetlands of International
Importance,
especially
as
Waterfowl
Habitat)
yang
ditandatangani pada tanggal 2 Februari 1971, definisi lahan basah adalah: “…wetlands are areas of marsh, fen, peatland or water, whether natural or artificial, permanent or temporary, with water that is static or flowing, fresh, brackish or salt, including areas of marine water the depth of which at low tide does not exceed six metres.” (Article 1.1). Juga “[Wetlands] may incorporate riparian and coastal zones adjacent to the wetlands, and islands or bodies of marine water deeper than six metres at low tide lying within the wetlands.” (Article 2.1).
2.2
Pengertian Pemukiman Secara Umum Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Pengertian
ini
sesuai
dengan
yang
dikemukakan
oleh
Sumaatmadja (1988) sebagai berikut: “Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”. Awal dibangunnya tempat tinggal semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, selanjutnya pemilikan tempat tinggal berkemban fungsinya sebagai kebutuhan psikologis, estetika, menandai status sosial, ekonomi dan sebagainya. Demikianlah makna permukiman yang ada pada masyarakat pada saat ini. 2.3
Faktor-faktor Penting Dalam Pembangunan Pemukiman Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah pemukiman di atas permukaan lahan basah 1) Faktor Kemudahan
Faktor yang dimaksud adalah kemudahan dalam menjangkau suatu tempat. Faktor ini perlu diperhatikan, sebab akan berpengaruh terhadap biaya transportasi dan lamanya perjalanan bagi penghuni untuk bepergian. Faktor kemudahan pada suatu permukiman dapat berupa jalan penghubung atau masuk, yaitu jalan yang menghubungkan jalan masuk dengan jaringan jalan umum menuju pusat kota. 2) Utilitas Utilitas adalah kelengkapan fasilitas yang terdapat pada perumahan, antara lain listrik, air minum, saluran pembuangan. 3) Faktor Status Tanah Tanah mempunyai fungsi sosial ekonomi. Dalam pengaturan hak atas tanah
dan
ruang
pemanfaatanya
harus
dapat
meningkatkan
kesejahteraan rakyat, status tanah mempunyai peranan penting bagi kelangsungan penghuni karena memberikan kepastian hukum atas tanah yang menjadi haknya. 4) Faktor Penggunaan Tanah Daerah perumahan sedapat mungkin tidak menggunakan lahan yang produktif dan menghindari daerah-daerah yang sudah terbangun. Dengan demikian penggunaan lahan tersebut akan lebih efektif dan saling mendukung dengan kegiatan lainnya. 5) Faktor Kemungkinan Perluasan Diharapkan daerah perumahan mampu menampung aktivitas-aktivitas yang sudah sulit sulit dikembangkan di pusat kota, dengan demikian kawasan permukiman tidak berdiri sendiri dan tidak lepas dari sistem kotanya. 6) Faktor Pusat Pelayanan Lokasi perumahan yang baik adalah lokasi yang memudahkan atau dapat menjangkau semua tempat karena tersedia macam-macam pelayanan, baik yang bersifat sosial maupun bersifat ekonomi. 7) Faktor Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Efek samping yang dimaksud adalah efek negatif yang mungkin timbul dengan di bangunnya permukiman.
2.4
Aspek-aspek Penting dalam Pemukiman Basah a. Kondisi tanah, seperti tipe tanah, kelembaban tanah dan struktur fisik tanah b. Karakteristik vegetasi, seperti : tipe tumbuhan di atas tanah, tipe perakaran, kepadatan tanah dan sebagainya c. Tujuan penggunaan tanah yakni hanya sebagai pemukiman atau berikut serta sebagai lahan pertanian d. Nilai ekonomi pembukaan lahan baru yakni biaya yang diperlukan untuk membuka lahan baru tersebut menjadi pemukiman e. Keadaan topografi : lembah, berbukit, curam, berbatu, dsb. f.
Keadaan cuaca dan iklim : seperti curah hujan dan arah angin
g. Waktu pelaksanaan pembukaan lahan : diusahakan pembukaan lahan untuk pemukiman dilaksanakan se-efektif dan se-efisien mungkin untuk mencegah pengeluaran biaya yang berlebih. 2.5
Keunggulan dan Kendala yang Mungkin Ditemukan Keunggulan dari lahan basah adalah sebagai berikut : a. Menyediakan ruang bagi manusia sebagai tempat pemukiman b. Kandungan air yang cukup banyak sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari seperti kebutuhan minum, mandi dan mencuci c. Kaya akan flora dan fauna sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. d. Vegetasi tumbuhan yang bervariasi, dll Adapun kendala yang mungkin dihadapi dalam perencanaan pemukiman lahan basah adalah sebagai berikut : a. Tata cara pembukaan lahan yang salah, misalnya dengan cara pembakaran, penebangan seluruh susunan tumbuhan yang ada
b. Sistem pembangunan yang melekat langsung ke permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi ruang yang digunakan untuk pengaliran air. c. Pola hidup yang buruk, misalnya pembuangan limbah rumah tangga secara berlebihan, dll 2.6
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Lahan Basah 1. Melakukan survey terhadap lokasi yang hendak dijadikan pemukiman 2. Memperkirakan kapasitas dari lahan basah yang akan dijadikan daerah pemukiman 3. Melakukan perencanaan pembangunan 4. Menghitung biaya perencanaan dan analisis kelayakan 5. Pelaksanaan proyek 6. Melakukan pemeliharaan terhadap daerah pemukiman 7. Pengawasan terhadap keberlanjutan pembangunan
2.7
Contoh-Contoh Pemukiman Lahan Basah di Indonesia
Gambar 2.1 Contoh Lahan Basah di Pontianak, Kalimantan Barat
Gambar 2.2 Contoh Pemukiman Lahan Basah di Pontianak, Kalimantan Barat
Gambar 2.3 Contoh Pemukiman Lahan Basah di Sulawesi
Gambar 2.4 Contoh Pemukiman Lahan Basah di sekitar Danau Sentarum, Kalimantan Barat 2.8
Masalah-Masalah yang Berkaitan Dengan Penggunaan Lahan Basah Beberapa masalah yang berkaitan dengan penggunaan lahan basah adalah sebagai berikut: 1. Kebakaran Lahan Kebanyakan para pengusaha memilih jalan yang lebih cepat dalam membuka sebuah pemukiman baru. Namun, yang paling sering kita
lihat
adalah
cara
membakar.
Karena
menurut
sebagian
perusahaan, metode pembakaran lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan metode tebang pilih. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih rendah. Namun, sebenarnya metode membakar akan mengakibatkan polusi udara dan merusak lingkungan. Kerusakan yang diakibatkan bisa berkembang hingga mencapai taraf yang cukup berbahaya misalnya kasus kabut asap yang terjadi di provinsi Riau baru-baru ini.
2. Banjir Banjir merupakan bencana yang terjadi dimana kapasitas drainase atau selokan tidak mampu menampung banyaknya air yang masuk. Di daerah lahan basah, hal ini cukup sering terjadi. Hal ini dikarenakan kandungan air dalam tanah basah sendiri sudah cukup banyak, akibatnya lahan tidak mampu menampung lebih banyak air lagi dari luar, air hujan misalnya. Sehingga akan mengakibatkan genangan air yang kemudian berubah menjadi banjir. Kadang-kadang banjir juga bisa diakibatkan oleh ulah manusia yang membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga mengakibatkan saluran air tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Dari makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Lahan basah merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai daerah pemukiman bagi manusia dan juga mengatasi masalah kekurangan lahan tempat tinggal b. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan pemukiman lahan basah yakni : kondisi tanah, karakteristik vegetasi di suatu daerah, tujuan penggunaan lahan, aspek ekonomi, keadaan topografi, iklim dan cuaca, dan lain-lain c. Keunggulan dari lahan basah bila dijadikan daerah pemukiman adalah kandungan airnya cukup banyak, kaya akan flora dan fauna, serta memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia d. Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan lahan basah adalah timbul dari manusia itu sendiri. Misalnya, pembakaran lahan, tata guna lahan yang salah, dll
3.2
Saran Saran penulis dalam makalah ini adalah : a. Pemerintah sudah bisa memulai program transmigrasi penduduk ke daerah pemukiman lahan basah mengingat lahan basah telah layak digunakan sebagai tempat tinggal (hunian) b. Kita hendaknya memperhatikan cara-cara pelaksanaan proyek serta pemeliharaan tata lingkungan sebagai hasil evaluasi dari kelayakan perencanaan pemukiman lahan basah
DAFTAR PUSTAKA http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42401 (dari cover sampai daftar pustaka) http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164464&val=5962&title=Dampak %20Perubahan%20Hidrologis%20Dan%20%20Perkembangan%20Tata%20Guna%20Laha n%20Pada%20Permukiman%20Lahan%20Basah%20Di%20Kota%20Dumai (ipi164464) https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=18&rct=j&q=pemukiman%20lahan %20basah&ved=0ahUKEwi8NGH6YvLAhXCHJQKHeONBKMQFghZMBE&url=http%3A%2F%2Ftemuilmiah.iplbi.or.id%2 Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F01%2FTI2014-B-p047-052-KriteriaPengembangan-Pembangunan-di-Lahan-Basah-Riparian-dengan-PendekatanEkosistem.pdf&usg=AFQjCNFhAtnUC60mKehUbmTL1krONWvIJA (TI2014-B....)
temuilmiah.iplbi.or.id http://alamendah.org/2015/01/11/mengenal-lahan-basah-wetland-indonesia/ (PLB) http://soil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1996-Kilas-balik.pdf (journal lahan basah UGM)