BAB 1 PENDAHULAN PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang Rata-rata Mahasiswa Perguruan tinggi lebih banyak belajar tentang teori, sedangkan di Industri lebih banyak pengaplikasian. Perbedaan mencolok dari dua fenomena tersebut yaitu ketika dihadapkan dengan permasalahan dilapangan lulusan perguruan tinggi rendah daya analisis aplikatifnya. Namun, hal tersebut hanya bersifat relatif, karena fakta dilapangan Industri masih membutuhkan lulusan perguruan tinggi untuk menjalankan studi kelayakan yang sudah sejak awal dirancang baik dari aspek manajamen, bahan baku, marketing, produksi, lingkungan, distribusi, dll. Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan kurikulum untuk membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan mengenai kegiatan didalam perusahaan yang dikunjungi sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi lulusan yang professional. Sebagai mahasiswa, khususnya dalam bidang Teknologi Hasil Pertanian, mahasiswa sudah sangat banyak mendapat materi perkuliah. Sudah selayaknya bagi ba gi mahasiswa Teknologi Industri Pertanian tidak hanya memahami teori yang ada, namun juga ikut dalam meninjau lapangan yang sebenarnya. Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja. Kami dituntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk untuk memperoleh memperoleh proses manufaktur dalam memberikan
gambaran
industri.
kepada
pengetahuan tentang
Kunjungan industri
mahasiswa
tentang
dilakukan untuk
industri
dan
proses
produksinya. Mahasiswa harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi. Kunjungan yang dilakukan tahun ini terdapat 4 industri yakni Cimory, Coca-cola, Pabrik kopi, dan Sido Muncul. Oleh karena itu Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 2015 mengadakan kegiatan kunjungan industri yang kemudian hasil dari kunjungan tersebut dituangkan dalam tulisan ini bertujuan untuk menuangkan apa yang telah didapatkan dari Industri kemarin, apabila dispesifikan lagi meliputi keterkaitan lokasi/tempat/perusahaan/instansi kunjungan dengan bidang program studi, potensi penelitian yang bisa diperoleh, dan potensi kegiatan magang kerja di tempat/lokasi/perusahaan yang dikunjungi.
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PT. Sido Muncul
PT. Sido Muncul awalnya merupakan sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, yang didirikan oleh Rahmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul yang memiliki arti “Impian yang terwujud”.Produk pertama yang menjadi andalan adalah Jamu Tolak Angin. Dalam perkembangannya, pabrik Sido muncul tidak mampu memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, maka di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Teknologi yang semakin canggih, pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, jumlah karyawannya bertambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan, yang kini jumlah karyawannya sekitar 2000 orang lebih. Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran, diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia waktu itu, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi, karena memenuhi syarat-syarat yang ditentukan yaitu bangunan sesuai, dari lantai, atap dan sebagainya. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Secara pasti PT. Sido Muncul bertekad untuk mengembangkan usahadi bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadilebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihanserta
penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlahmaupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkantekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului olehstudi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang, hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Produk pertama yang dibuat di Sido Muncul adalah minuman energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam. Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam. Adapun hasil produksi dari PT. Sido Muncul terdapat berbagai macam tipe sediaan diantaranya: a. Beverage & Confectionery (Minuman & Permen): Kopi Jahe Sido Muncul, Kopi Jahe Sido Muncul RG, Kuku Bima Kopi Jahe, Kuku Bima Kopi EnerG, Permen Tolak Angin, Permen Kunyit Asam, dan Permen Jahe Wangi. b. Energy Drink (Minuman Energi): Colla Mill, Kuku Bima Ener-G! Vitamin C, Kuku Bima Ener-G Botol, dan Kuku Bima Ener- G. c. Healthy Drink (Minuman Kesehatan): Susu Jahe Sido Muncul, Sido Muncul C 1000, ESTE-EMJE, Beras Kencur, dan Premium Produk. d. Herbal Medicine (Obat Herbal): Anak Sehat, Jamu (Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL Ginseng Plus Kuda Laut, Kuku Bima TL Plus Tribulus, Bancar Darah, Batuk, Bersalin, Cabe Puyang, Encok, Galian Delima Putih, Galian Montok, Galian Parem, Galian Putri, Galian Sepet Wangi, Galian Singset, Gatal, Gemuk Sehat, Hamil Muda, Hamil Tua, Jampi Usus, Jerawat, Kencing Batu, Klingsir, Lancar Seni, Mejen, Nifas, Param Tahun, Pa’Tani, Pegal Linu, Pegal Linu Ginseng, Pewangi Bulan, Pria Perkasa, Raga Prima, Sakit Pinggang, Resikda, Sakit Perut, Sariawan, Sari
Turas, Sariawan Usus, Sawanan, Segar Bugar, Sehat Pria, Sekalor, Sehat Wanita, Selesma, Selokarang Sekalor, Sesak Napas, Tambah Darah, Tensi/Darah Tinggi, Tujuh Angin, Ulu Hati, Wasir), Jamu Komplit (Jamu Kuku Bima Komplit, Jamu Pegel Linu Komplit, Jamu Tolak Angin Komplit, Jamu Komplit Sehat Wanita, Jamu Komplit Sehat Pria, Jamu Komplit Sakit Pinggang), Tolak Angin (Tolak Angin Anak, Tolak Angin Flu, Tolak Angin Cair, Tolak Angin Serbuk, Tolak Angin Tablet). e.
Supplement & Others: Sido Muncul Herbal (Sari Kulit Manggis, Sari Daun Pepaya, Sari Daun Sirsak, Sari Kunyit).
Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan Jepang.
2.2 Pabrik kopi Banaran
Pabrik kopi Banaran merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terletak di Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan merupakan salah satu unit kerja di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). 2.4.1 Proses Produksi PTPN IX Banaran mengolah kopi robusta menjadi produk utama kopi kering dan produk samping berupa kopi bubuk. Produk pabrik kopi Banaran di kebanyakan pasarkan ke luar negeri seperti Jepang dan Italia. Proses pengolahan kopi yang dilakukan terdiri dari pengolahan kopi basah ( wet process) dan pengolahan kering (dry process). Berikut penjelasan mengenai proses pengolahan kopi di PTPN IX Banaran dalam Vysma (2017). 1. Pengolahan kopi robusta secara basah ( Robusta Wet Process) a. Pemanenan dan penerimaan kopi gelondong Pengolahan kopi diawali dengan pemetikan kopi dari kebun dan selanjutnya ditimbang dan dilakukan sortasi biji buah kopi yang berwarna merah diletakkan di bak pemampung untuk selanjutnya dialirkan ke bak
siphon, sedangkan kopi berwarna hijau di letakkan di lain tempat untuk dijemur keesokan harinya. b. Analisa kopi gelondong Proses selanjutnya dilakukan analisa berdasarkan warna, serangan hama dan kambangan. Analisis warna dilakukan untuk memisahkan kopi berwarna merah, kuning, hijau dan hitam dalam 1 kg buah kopi. Analisis hama dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik biji kopi apakah terserang hama atau tidak dalam 100 biji buah kopi berwarna merah. Analisis kambangan dilakukan untuk mengetahui banyaknya kopi kambangan dalam 10 kg sampel kopi gelondong. Selanjutnya buah kopi yang mengambang dihitung persentasenya. c. Sortasi basah Sortasi basah dilakukan di dalam bak air yang disebut bak siphon. Bak siphon ini berfungsi untuk memisahkan buah kopi berkualitas baik ( superrior) dan buah kopi berkualitas rendah (inferrior) serta kotoran yang terbawa saat pemetikan dari kebun. Buah yang berkualitas baik akan tenggelam sedangkan buah kopi dengan kualitas rendah akan mengambang. Bak siphon juga memiliki sebuah kotak yang berfungsi untuk menampung kotoran seperti batu, tanah, ranting dan lain-lain. d. Pengupasan Kulit Luar ( Pulping) Buah kopi yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin raung pulper . Proses ini berfungsi untuk memisahkan biji kopi dari daging dan kulit buah serta mempercepat proses pengeringan. Kopi gelondong kualitas baik dialirkan menuju mesin raung pulper dan digiling dengan bantuan air. Air digunakan untuk membantu membersihkan biji kopi dari daging dan kulit buah serta mengalirkan hasil gilingan menuju solid pump. Solid pump berfungsi untuk mengalirkan kopi dari raung pulper ke tempat pengeringan. Kopi yang telah terkelupas kulitnya dinamakan kopi HS ( Horn Skin) yang masih diselimuti lendir di bagian kulit tanduknya. Kopi hasil pulping selanjutnya langsung dialirkan menuju tempat pengeringan. e. Pengeringan
Pengerigan berfungsi untuk menurunkan kadar air biji kopi yang semula 40-50% menjadi 9-12%. Pada kadar air 9-12% kopi cukup stabil terhadap perubahan suhu dan kelembapan udara lingkungan area penyimpanan. Terdapat 2 jenis pengeringan yakni secara manual (viss dryer) dan secara mekanis (masson dryer). Pengeringan secara manual dilakukan dalam rumah berlantai dua. Pada lantai pertama terdapat ventilasi udara sedangkan lantai dua terbuat dari kawat-kawat berlubang tempat kopi di hamparkan. Proses pengeringan secara manual ini menggunakan uap panas hasil pembakaran kayu. Tebal hamparan kopi HS maksimal 20 cm agar waktu yang diperlukan untuk mengeringkannya lebih singkat. Kopi dibalik secara manual sehingga hasilnya tidak optimal karena pemanasannya tidak merata. Biasanya viss dryer digunakan untuk kopi jenis inferior, namun terdapat pula kopi superior yang dikeringkan secara manual dikarenakan mesin masson dryer tidak memiliki kapasitas ruang yang tidak cukup. Pengeringan masson dryer menggunakan silinder berukuran besar tempat menampung HS. Silinder ini akan berputar dan melakukan pembalikan secara otomatis. Pengeringan menggunakan
masson dryer memliki beberapa
keuntungan yaitu suhu lebih terkontrol (120 oC), pemanasan lebih merata, proses pembalikan dilakukan secara otomatis dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Namun, pengeringan secara mekanik memiliki kelemahan yakni daya tampung harus 15 ton, apabila kurang dikhawatirkan pemanasan terjadi terlalu cepat dan apabila terlalu banyak dikhawatirkan biji kopi tidak seluruhnya kering dan bergantung pada sumber listri k. f. Pendinginan Pendinginan dilakukan setelah pengeringan. Pendinginan juga berfungsi untuk mempermudah penggerbusan dan menghindari biji kopi yang pecah. g. Penggerbusan Penggerbusan dilakukan menggunakan mesin pemecah kulit tanduk dan kulit ari yang disebut huller. Biji kopi kering yang telah melewati proses pengeringan ditampung di dalam tempat yang terbuat dari kayu. Biji kopi yang sudah melalui proses penggerbusan selanjutnya dikemas dalam karung dengan berat 80 kg.
h. Sortasi kering Sortasi kering dilakukan pada biji kopi yang telah melalui proses penggerbusan. Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari benda asing seperti kotoran, kulit ari, kulit tanduk maupun benda asing lainnya yang masih terikut pada saat proses sebelumnya. Proses sortasi ini juga berfungsi untuk memilah biji kopi berdasarkan grade atau mutunya. Hasil sortasi ini berupa biji kopi mutu RWP 1, mutu RWP 4, mutu 6 (lokal) dan RDP (kopi gelondong).
Sortasi
dilakukan
secara
manual
oleh
pekerja
wanita
menggunakan bakul dan tampah sebagai alat bantu. Setelah proses sortasi, masih dilkukan proses pengecekan kualitas akhir atau quality control yang dilakukan pada biji kopimutu RWP 1. i.
Pengayakan Pengayakan berfungsi untuk memisahkan biji kopi RWP 1, RWP 4, mutu
lokal dan RDP berdasarkan ukuran. Pengayakan di PTPN IX Banaran menggunakan 2 jenis mesin yaitu ayakan guncang dan ayakan tromol. Setelah proses pengayakan, biji kopi dianalisis berdasarkan nilai cacatnya untuk kemudian dilakukan penyimpanan. Untuk kopi yang diekspor ke luar negeri, kualitas kopi yang dipasarkan hanya terdiri dari 1 mutu yakni mutu 1 dan 4 yang terdiri dari 2 ukuran yaitu Large (L) dan Medium (M). j.
Penyimpanan Penyimpanan dilakukan untuk menjaga mutu dari biji kopi sebelum diolah
menjadi produk sekunder yaitu kopi bubuk. Ruang penyimpanan biji kopi harus memenuhi beberapa kriteria seperti ventilasi, suhu ruang, kondisi kebersihan gudang serta posisi kaung yang menampung biji kopi harus dialasi alas kayu setinggi 10 cm. Penumpukan karung berisi biji kopi maksimal 12 tumpukan dengan jarak karung ke lantai 10 cm dan jarak ke dinding 50 cm. 2. Pengolahan Kopi Robusta Secara Kering ( Robusta Dry Process) Tahapan awal pengolahan secara kering sama dengan cara basah. Perbedaannya ialah jenis kopi yang dikeringka adalah kopi mutu inferior atau kopi kambangan dan kopi hijau. Kopi jenis ini langsung dikeringkan di bawah sinar matahari dengan lama waktu ±10 hari saat hari cerah dengan ketebalan hamparan 5 cm. Apabila cuaca tidak mendukung, pengeringan dilakukan
menggunakan viss dryer . Biji kopi yang telah kering akan berwarna hitam. Proses selanjutnya sama seperti proses pengolahan kering. 3. Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk Berikut merupakan proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk. a. Penimbangan Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat biji kopi yang akan diolah menjadi kopi bubuk. Berat biji kopi yang akan diolah sebanyak 12 kg. Tujuan penimbangan sebanyak 12 kg, karena mesin penyangrai yang digunakan memiliki kapasitas 12 kg/jam. b. Penyangraian ( Roasting ) Tujuan dalam penyangraian ialah untuk membentuk cita
rasa,
tekstur, dan warna. Mesin yang digunakan untuk pengangraian disebut roaster. Suhu yang digunakan selama menyangrai biji kopi berkisar pada suhu 170-180 0C. Setelah proses selesai, biji kopi di masukkan ke dalam wadah alumunium. c. Pendinginan Terdapat 2 macam proses pendinginan yaitu pendinginan pertama dan pendinginan kedua. Proses pendinginan pertama dilakukan saat proses penyangaraian selesai selama 15 menit. Pendinganan ini dilakukan di bagian penerimaan dekat corong pengeluaran roaster. Pendinginan kedua diletakkan di wadah aluminium. Pendinginan ini dilakukan selama 6 jam. Pendinginan berfungsi untuk menyeragamkan warna serta menghasilkan bubuk kopi yang bermutu. d. Pencampuran ( Blending ) Blending merupakan proses pencampuran biji kopi robusta dengan biji kopi arabica. Proses blending ini bertujuan untuk membentuk citarasa kopi yang lebih kuat seperti Banaran coffee, Banaran Premium, Banaran Classic, dan Original. Perbandingan biji kopi robusta dan arabica pada produk Banaran coffee adalah 4:1, Banaran classic 1:1 dan Premium 13:7, sedangkan Original menggunakan 100% biji kopi robusta. Proses ini menggunakan mesin roaster di bagian wadah penerimaan biji kopi sangrai. e. Penggilingan (Grinding)
Grinding merupakan proses yang bertujuan untuk memperkecil diameter biji kopi yang telah disangrai menjadi kopi bubuk yang lebih mudah untuk diseduh menggunakan mesin grinder. Biji kopi yang dibutuhkan sekitar 20 kg untuk 1 jam penyangraian. Terdapat ukuran butir bubuk kopi pada masing-masing produk, seperti Banaran Coffee dan Original 0,8 mm; Banaran Classic 1 mm; dan Premium 1,5 mm. f.
Pengujian cita rasa Pengujian cita rasa bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya cacat
rasa pada kopi bubuk selama proses pengolahan primer hingga sekunder. Digunakan 15 gram sampel kopi bubuk dan diletakkan di mangkok untuk dilakukan pengujian. Terdapat 2 macam tahap penilaian pada uji rasa, yaitu dengan cara mencium aroma bubuk kopi dan dengan menyeruput kopi bubuk yang telah siap untuk diseduh. g. Pengemasan dan Penyimpanan Pengemasan bertujuan untuk menjaga mutu kopi sampai di tangan konsumen. Secara garis besar tahapan dalam pengemasan adalah menyiapkan pengemasan (alumunium foil), penimbangan bubuk kopi per kemasan, sealing pada kemasan, pemasukan ke kardus, pelapisan kardus dengan plastik laminasi, dan pengepakan dengan kardus. Tiap tiap produk bubuk kopi memiliki cara dan jenis pengemasan yang berbeda. Produk bubuk kopi akan disimpan di dalam gudang penyimpanan sebelum dipasarkan. 2.2.3 Produk Yang Dihasilkan Produk utama dari PTPN IX Banaran adalah kopi Banaran yang diproduksi dengan bahan baku kopi Robusta dan Arabika. Selain komoditi utama, PTPN IX (Persero) juga menghasilkan produk hilir berupa Kopi Banaran, Teh Serbuk Kaligua, Teh Celup Kaligua, Teh Serbuk Semugih, Gula 9 dan Sirup Pala 9. Sebagai sarana penjualan, promosi dan distribusi, telah dibangun outlet-outlet berupa kafe yaitu Kampoeng Kopi Banaran Bawen Salatiga, Banaran 9 Coffee and Tea Jambu Kab. Semarang, Banaran 9 Coffee and Tea Majenang Cilacap, Banaran 9 Coffee and Tea Setiabudi Semarang (PTPN IX, 2018).
BAB 3. METODE KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan studi lapang ini dilakukan pada tanggal 20 Februari 2018 – 21 Februari 2018. Terdapat empat tempat yang dikunjungi dalam kegiatan ini yaitu: 1. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang berlamat di Jalan Raya Soekarno Hatta km. 30, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah Indonesia. 2. PT. Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul, Tbk yang berlamat di Jalan Raya Soekarno Hatta km 28, Kecamatan Bergas – Klepu, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 3. Cimory On The Valley yang beralamat di Jalan Raya Soekarno Hatta km 30, Bergas, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 4. Pabrik Kopi Banaran yang beralamat di Jalan Raya Semarang – Solo km 35, Bawen, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
3.2 Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan pencatatan. 1. Observasi Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan mencatat data hasil pengamatan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan selama kegiatan. 2. Studi literasi Studi literasi dilakukan untuk mencari referensi dan mempelajari literature yang berkaitan dengan kegiatan studi lapang. 3. Pengumpulan data Pengumpulan
data
sekunder
dari
sumber-sumber
yang
dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan studi lapang.
dapat
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 PT. Sido Muncul
4.1.1 Keterkaitan Lokasi/Tempat/Perusahaan Instansi Kunjungan dengan Bidang Program Studi Kunjungan di PT. Sido Muncul berlokasi di Jalan Soekarno Hatta KM 28 kec. Bergas Ungaran-Semarang. Pabrik ini mempunyai luas tanah 27 ha dengan luas bangunan hanya 5 ha. Pembagian ruang dapat di atur sedemikian rupa untuk mencukupi semua bidang usaha yang dijalankan, baik perkantoran maupun pabriknya. Bangunan yang sesuai dengan pengertian sanitasi adalah bangunan yang memenuhi persyaratan teknis, hiegienis sesuai dengan produk yang dihasilkan, mudah dibersihakan dan mudah dilakukan tindakan sanitasi. Kedatangan kami diterima oleh staff diarea gedung Research & Development Quality Control , untuk melihat gudang penyimpanan simplisia dan gudang penyimpanan bahan baku non simplisia. Gudang tersebut telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam GMP (Good Manufacturing Practice) dimana penataan ruangan mulai dari penyimpanan sesuai urutan proses pembuatan. Keterkaitan PT. Sido Muncul dengan bidang Teknologi Hasil Pertanian adalah penerapan sistem manajemen mutu SNI CAC-RCP yang dijadikan tolak ukur dalam penerapan GMP dan SSOP dan sistem manajemen keamanan mutu pangan yakni ISO 22000. Mengenai aspek produksi pada perusahaan ini yaitu Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek oleh tim QC (Quality Control ), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing ). Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak diperkenankan untuk melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa pipa
untuk
dilakukan
proses
pengemasan
primer
( packaging
primer )
menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder ( packaging sekunder ), disini produk yang sudah jadi dicek
kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk didistribusikan. Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam. PT. Sido Muncul memiliki bebrapa fasilitas laboratorium yang memiliki fungsinya masing2. Selain fasilitas berupa laboratorium perusahaanini juga memiliki fasilitas untuk pengolahan limbah cair dan padat hasil pengolahan produk. SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dan lain-lain.
4.1.2 Potensi Penelitian Yang Bisa Dilakukan PT. Sido Muncul memiliki beberapa produk yang berpotensi untuk diteliti seperti : kualitas (mutu) produk,
khasiat sampai segi limbah hasil sisa
pengolahan. a. Pengawasan Mutu Produk Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.
b. Potensi Limbah PT. Sido Muncul Pada limbah di PT Sido Muncul ini bisa diteliti lebih lanjut. Limah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan
tidak berharga, tapi limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diteliti dan diproses lebih lanjut. Sehingga sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. Sido Muncul menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanaman tumbuh subur.
4.3
Potensi Magang Kerja yang Bisa dilakukan di PT. Sido Muncul Tbk PT. Sido Muncul memiliki beberapa produk yang berpotensi bisa
dilakukan magang kerja dari segi kualitas (mutu) produk dan limbah hasil sisa pengolahan. Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten
mempunyai
mutu
yang
sesuai
dengan
tujuan
pemakaiannya.
Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan. Pada limbah di PT Sido Muncul ini bisa diteliti lebih lanjut. Limah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diteliti dan diproses lebih lanjut. Sehingga sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul tidak ingin kehadirannya
menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman.
4.1 Pabrik Kopi Banaran
4.2.1 Keterkaitan Lokasi/ Tempat/Perusahaan dengan Bidang Program Studi Kunjungan pabrik kopi Banaran di Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik kopi unit kerja PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). Kunjungan ke PTPN IX Banaran bagi mahasiswa THP bertujuan untuk mempelajari secara langsung proses pengolahan kopi dan beberapa aspek yang mendukung dalam pengolahan tersebut. Kunjungan ini sesuai dengan bidang studi keTHPan terkait pengolahan pasca panen dari produk kopi dari hulu hingga hilir, rancang bangun industri atau pabrik kopi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan kopi, mesin atau alat pengolahan pasca panen yang digunakan dan lain sebagainya. Tapi, kunjungan ini dinilai kurang maksimal karena dilakukan tidak saat pabrik beroprasi. 4.2.2 Potensi Penelitian Potensi penelitian yang dapat dilakukan di PTPN IX Banaran beragam mulai dari hulu sampai hilir. Beberapa potensi penelitian yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi mutu biji kopi pasca panen dan mutu produk kopi bubuk PTPN IX Kopi Banaran. Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dalam setiap industri untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak
diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan. 2. Inovasi pengembangan flavor produk kopi bubuk PTPN IX Kopi Banaran. Flavor kopi dapat dikembangankan dengan penambahan rempah seperti jahe, kayu manis dan lain sebagainya sesuai kemungkinan permintaan konsumen. 3. Inovasi pengembangan kemasan. Pengemasan dan penyajian kopi dapat diinovasi sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau berbagai kebutuhan pasar masa kini. 4. Potensi pengembangan pengolahan limbah Pengolahan limbah kopi yang dihasilkan dengan beberapa metode pengolahan limbah yang sesuai. Kurangnya penanganan pengolahan limbah yang dihasilkan oleh PTPN IX Kopi Banaran, sehingga perlu adanya penelitian mengenai cara pengolahan limbah yang dapat diterapkan pada industri tersebut. 5. Potensi evaluasi pelaksanaan GMP dan SSOP Evaluasi pelaksanaan GMP dan SSOP sebagai salah satu syarat sebuah perusahaan untuk mendapatkan sertifikat HACCP. PTPN IX Banaran telah memiliki beberapa sertifikat ISO namun terakhir kali diperoleh pada tahun 2004 dan belum ada pembaruan setelahnya. Evaluasi ini akan membantu perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya maupun mutu produk yang dihasilkan. 4.2.3 Potensi Kegiatan Magang Kerja Potensi kegiatan magang kerja cukup besar dan luas untuk beberapa sektor di dalam pabrik kopi. Selain itu, setiap tahunnya PTPN IX Banaran menerima berbagai pengajuan magang kerja dari berbagai universitas di Indonesia sehingga hal ini meningkatkan persaingan diantara mahasiswa dan kemungkinan persaingan cukup tinggi. Pada saat magang kerja mahasiswa akan ditempatkan pada departemen-departemen dan diperbolehkan untuk berpindah departemen. Beberapa kegiatan magang yang dapat dilakukan di PTPN IX Kopi Banaran ini adalah manajemen proses dan produksi pengolahan biji buah kopi sampai dihasilkannya produk kopi, bagian quality control dan analisa. Selain itu juga dapat melakukan pengamatan-pengamatan terhadap alat dan juga proses produksi,
apabila diperlukan adanya perbaikan maka dapat menyarankan perbaikan pada industri tersebut.
BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan mengenai praktik kerja lapang adalah sebagai berikut : 1. Keterkaitan kunjungan industri di PT. Coca Cola Amatil Indonesia, PT. Cimory On The Valley Semarang, PTPN IX pabrik Kopi Banaran dan PT. Sido Muncul yaitu dapat mengetahui proses dari penyediaan bahan baku, pengolahan, pemasaran dan penangan limbah, sesuai dengan apa yang menjadi bahan pembelajaran pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian seperti pengolahan pangan, pengolahan hilir dan hulu, pengolahan limbah serta manajemen mutu. 2. Kunjungan yang dilakukan pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, PT. Cimory On The Valley Semarang, PTPN IX pabrik Kopi Banaran dan PT. Sido Muncul berpotensi untuk dilakukan penelitian sesuai bidang yang menjadi bahan pembelajaran pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, namun harus dengan syarat dan ketentuan yang telah di siapkan oleh pihak industri. 3. Perusahaan yang dikunjungi berpotensi sebagai tempat magang kerja bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian karena bidang ilmu yang dipelajari dapat dipraktekkan di perusahaan yang dikunjungi. 5.2 Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan kegiatan praktek kerja lapang, mahasiswa diwajibkan mempelajari dan memahami agroindustri secara keseluruhan, sehingga ketika dilaksanakannya praktek kerja lapang, mahasiswa sudah memiliki bekal pengetahuan. Untuk kunjungan lapang selanjutnya, sebaiknya melakukan kunjungan ketempat industri yang benar-benar memberitahu pengolahan produk, yang saat itu sedang beroprasi, dan mengunjungi industri yang dapat dikunjungi semua mahasiswa yang ikut dalam kunjungan lapang. Kunjungan lapang tidak harus dilakukan ditempat yang jauh asalkan tujuannya tercapai dengan baik.