PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODUL HYBRID LEARNING
PPG DALAM JABATAN
DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Rabbil „aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulisan buku Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan dan manfaat penulisan buku Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan petunjuk bagi para tim penyusun dan pengembang modul untuk penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan agar dapat menyusun modul sesuai dengan harapan. Di samping itu, petunjuk teknis ini juga memberikan petunjuk bagi LPTK penerima penugasan penyusunan modul agar dapat melakukan fungsi manajerial bagi para tim penyusun modul. Petunjuk Teknis ini berisi tentang: pendahuluan, pengembangan modul cetak, pengembangan modul daring, dan penutup. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penulis yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan penulisan petunjuk teknis ini. Kami menyadari, seiring dengan perkembangan regulasi di bidang pendidikan pada umumnya dan penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada khususnya, serta perkembangan model pembelajaran, petunjuk teknis ini tentu masih ditemukan beberapa kekurangan dan kekurangsempurnaan. Oleh karena itu, diskusi atau saran dari pembaca senantiasa diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan petunjuk teknis ini. Semoga bermanfaat untuk penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan, peningkatan kualitas guru, kemajuan pendidikan di Indonesia pada khususnya dan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya. Jakarta, Maret 2018 Direktur Pembelajaran
Paristiyanti Nurwardani NIP. 196305071990022001
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I1. PENDAHULUAN1
A. Rasional ....................................................................................................................... 1 B. Pengertian Modul.........................................................................................................1 C. Karakteristik Umum Modul .........................................................................................2 D. Fungsi ..........................................................................................................................2 E.
Luaran ..........................................................................................................................2
BAB II3. PENGEMBANGAN MODUL CETAK3
A. Pengertian ....................................................................................................................3 B. Unsur-Unsur Modul Cetak ..........................................................................................3 C. Struktur/Outline Modul ............................................................................................... 3 D. Prinsip dan Teknik Penulisan ......................................................................................5 BAB III11. PENGEMBANGAN MODUL DARING11
A. Pengertian ..................................................................................................................11 B. Unsur-Unsur Modul Daring ....................................................................................... 11 C. Struktur/Outline Modul Daring .................................................................................11 D. Pengembangan Modul Daring ...................................................................................12
ii
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
BAB I . PENDAHULUAN A. Rasional
PPG dalam Jabatan, diselenggarakan dengan model hybrid learning, yaitu mengkombinasikan strategi terbaik pembelajaran tatap muka dan strategi terbaik pembelajaran dalam jaringan (daring). Strategi pembelajaran daring, relatif berbeda dengan pembelajaran tatap muka, sehingga, setiap komponen sistem pembelajaran, seperti bahan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana yang diperlukan akan sangat berbeda satu sama lain. Khusus untuk pengembangan bahan belajar daring, maka perlu dikembangkan bahan belajar yang dirancang khusus sebagai bahan belajar mandiri yang akan disajikan secara online. Bahan belajar mandiri tersebut dinamakan modul. Modul yang harus dikembangkan terdiri dari dua bentuk, yaitu: 1) modul cetak,; dan 2) modul daring. Petunjuk teknis ini memberikan gambaran tentang:
Pengertian modul, serta persamaan dan perbedaan antara modul cet ak dan daring; Karakteristik modul sebagai bahan belajar mandiri dibandingkan dengan bahan belajar cetak lain;
Fungsi modul cetak dan daring dalam PPG Hybrid Dalam Jabatan;
Unsur-unsur serta struktur modul cetak dan daring;
Prinsip umum penulisan modul; serta
Contoh modul cetak dan daring;
B. Pengertian Modul
Modul adalah segala bentuk satuan pembelajaran mandiri yang dirancang untuk digunakan oleh peserta tanpa dipandu oleh instruktur/dosen . Jadi, modul adalah bahan belajar mandiri yang dirancang khusus agar dapat dipelajari sendiri kapan saja, di mana saja, oleh peserta tanpa kehadiran instruktur/dosen. Biasanya modul dikemas dalam bentuk cetak, atau dikenal dengan modul cetak. Tapi, dalam pembelajaran daring, modul tersebut dapat dikemas dalam bentuk modul online. Perbedaan modul cetak dan modul online dapat digambarkan sebagai berikut: Aspek Peran/Fungsi Sifat Komponen
Penyampaian (Delivery) Visualisasi
Asesmen
Cetak Online Sebagai bahan belajar mandiri Self-contained, self-instruction, chunking, dll. Deskripsi singkat, panduan belajar, panduan mengajar, kegiatan belajar, materi, tugas, tes. Cetak (non elektronik) Online (berbasis web) Terbatas pada kombinasi teks multimedia: teks, grafis, dan grafis (gambar, foto, audio, video, animasi, diagram, table, grafik) simulasi, hypertext, hyoerlink dan hyper media. Di atas kertas online
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
1
C. Karakteristik Umum Modul
Sebagai bahan belajar mandiri, modul cetak PPG Dalam Jabatan memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan belajar lain seperti buku, diktat dan lain-lain. Karakteristik utama modul cetak ini adalah sebagai berikut: 1. Self-paced learning materials; bahan belajar yang memungkinkan dapat dipelajari kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kondisi dan kecepatan belajarnya masing-masing. 2. Self-instruction; memungkinkan mudah dipelajari dengan bantuan yang seminimal mungkin dari tutor atau orang lain. 3. Self-contained ; semua kebutuhan proses pembelajaran tersedia, yang meliputi petunjuk belajar, rumusan tujuan/kompetensi yang harus dicapai, uraian/penjelasan materi, latihan, rangkuman, tugas, tes, dan lain-lain. 4. Self assessment : mahasiswa dapat melakukan penilaian sendiri mengenai penguasaan materi yang telah dipelajari, serta menetapkan langkah tindak lanjut hasil penilaian untuk diri sendiri ini. 5. Chunking ; disusun berdasarkan penggalan-penggalan satuan pembelajaran relatif kecil tapi utuh yang dibahas secara mendalam. 6. Learning activity; modul di dalamnya pada dasarnya merupakan aktifitas pembelajaran, oleh karenanya pembabakannya tidak berdasarkan bab per bab, tapi per kegiatan belajar yang meliputi aktivitas mempelajari materi, mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes. 7. Personal & conversational ; disajikan dengan gaya bahasa yang komunikatif, interaktif, personal dan konversasional seolah-olah sedang mengajar atau bercakapcakap dengan mahasiswa. D. Fungsi
Modul PPG Dalam Jabatan ini berfungsi sebagai: 1. Materi ajar utama yang akan menjadi acuan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta PPG. 2. Arah dan petunjuk belajar bagi para peserta PPG. 3. Arah dan petunjuk pembelajaran bagi para tutor atau tenaga pendidik lain PPG Dalam Jabatan. E. Luaran
Luaran pengembangan modul hybrid PPG dalam Jabatan adalah sebagai berikut: 1. Modul cetak sebagai bahan belajar utama dan acuan dasar pengembangan modul daring; dan 2. Modul daring sebagai bahan belajar digital yang akan dirangkai sedemikian rupa ke dalam strategi pembelajaran daring melalui learning management system (LMS) SPADA-Indonesia.
2
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
BAB II . PENGEMBANGAN MODUL CETAK A. Pengertian
Modul Cetak adalah bahan belajar yang dirancang sedemikian rupa dalam bentuk media cetak sebagai bahan belajar mandiri dalam PPG Dalam Jabatan. Modul cetak dalam hybrid learning PPG Dalam Jabatan berperan sebagai bahan acuan utama untuk pengembangan selanjutnya menjadi modul daring yang akan dirangkai sedemikian rupa ke dalam learning management system SPADA-Indonesia. B. Unsur-Unsur Modul Cetak
Mengacu pada karakteristik modul seperti dijelaskan di atas, maka unsur-unsur modul cetak untuk PPG Dalam Jabatan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Bagian Pendahuluan; berisi deskripsi singkat, relevansi, petunjuk belajar dan capaian pembelajaran; 2. Bagian Inti; berisi uraian atau penjelasan materi, contoh, non-contoh, ilustrasi, latihan, dan lain-lain. 3. Bagian Penutup; berisi rangkuman/kesimpulan, tes, tugas, kunci jawaban, daftar acuan, dan lain-lain. C. Struktur/Outline Modul
Struktur modul bervariasi walaupun memiliki unsur yang relatif sama seperti disebutkan di atas. Struktur modul cetak dalam konteks PPG Dalam Jabatan ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Jumlah modul dan Sistem Kredit Semester (SKS); Setiap 1 SKS secara umum setara dengan 50 menit tatap muka, 60 menit tugas terstruktur (praktikum) dan 60 menit tugas mandiri. Dalam PPG Dalam Jabatan ini, setiap satu SKS diwakili oleh satu modul, di mana setiap modul tersebut mencerminkan adanya uraian/penjelasan materi sebagai representasi tatap muka, tugas terstruktur (praktikum), dan tugas mandiri dan tes. 2. Modul dan Kegiatan Belajar; Seperti dijelaskan di atas, 1 SKS Mata Kegiatan, diwakili satu modul. Setiap modul terdiri dari maksimum 4 Kegiatan Belajar seperti contoh berikut: Mata Kegiatan : Pendalaman Materi ................... Beban Studi : 6 SKS Modul 1: SubMateri 1............................................. Kegiatan Belajar 1: abcd abcd abdc abcd Kegiatan Belajar 2: bbbbbbbb ccccccccc aaaaaa Kegiatan Belajar 3: ddddddd eeeeeee fffffffff ggggggg Kegiatan Belajar 4: xxxxx yyyyy zzzzz zzzzz Modul 2: SubMateri 2............................................. Kegiatan Belajar 1: abcd abcd abdc abcd Kegiatan Belajar 2: bbbbbbbb ccccccccc aaaaaa Kegiatan Belajar 3: ddddddd eeeeeee fffffffff ggggggg Kegiatan Belajar 4: xxxxx yyyyy zzzzz zzzzz Dan seterusnya sampai dengan modul 6.
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
3
3. Struktur Outline Modul Setiap modul diawali dengan unsur sebagai berikut: a. Bagian Pendahuluan; pada awal modul agar dicantumkan deskripsi singkat, relevansi serta petunjuk belajar. b. Bagian Initi; Bagian inti dalam setiap kegiatan belajar terdiri dari rumusan capaian pembelajaran, pokok-pokok materi, uraian materi (di dalamnya terdiri dari penjelasan, contoh, non-contoh, ilustrasi dan lain-lain), rangkuman, tes formatif, tugas terstruktur (praktikum), tugas mandiri. c. Bagian Penutup; diakhiri dengan penutup yang terdiri dari tugas akhir terstruktur, tugas akhir mandiri, dan tes akhir disertai dengan unsur penutup lain yaitu kunci jawaban tes formatif, daftar istilah dan acuan pustaka. Struktur tersebut secara umum dicontohkan berikut: Modul 1 : SubMateri 1............................................. Cover Daftar Isi Daftar Istilah Pendahuluan: Rasional dan deskripsi singkat Relevansi Petunjuk belajar Kegiatan Belajar 1: ...................... Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Pokok-Pokok Materi Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif Kegiatan Belajar 2: ............................ Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Pokok-Pokok Materi Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif ............................................................. Kegiatan Belajar 5: .............................. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Pokok-Pokok Materi Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif Tugas Akhir Test Akhir Daftar Pustaka
4
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 2 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 3 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 4
4. Cover Modul Cover modul mencantumkan kode modul (diisi oleh penyelenggara), judul modul, penulis, dan identitas. Cover dapat digambarkan sebagai berikut: No Kode: DAR1/PEDAGOGIK/001/2/2018 PENDALAMAN MATERI ................... Logo Penulis: .........................
PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
D. Prinsip dan Teknik Penulisan 1. Menulis Pendahuluan Pendahuluan minimal memuat deskripsi singkat, tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai, keterkaitan antara modul tersebut dengan modul lainnya, relevansi (pentingnya modul itu dengan pelaksanaan tugas kerja), dan petunjuk belajar.
Pendahuluan hendaknya memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
Menarik dan merangsang rasa ingin tahu mahasiswa
Disajikan secara logis dan sistematis
Mudah dicerna dan enak dibaca melalui pemilihan diksi dan tata kalimat yang efektif tapi komunikatif
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
5
Contoh Pendahuluan: Pendahuluan
Salah satu tugas tersulit yang dihadapi manajer atau pengelola dalam mengelola diklat adalah merencanakan anggaran. Menyusun anggaran menjadi tugas penting bagi manajer diklat sebab semua kegiatan ditentukan oleh tersedianya anggaran, yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan pemanfaatannya. Modul berjudul Perencanaan Anggaran Diklat ini membahas tentang pengertian, jenis dan komponen biaya dalam diklat, identifikasi jenis, komponen dan jumlah kebutuhan biaya untuk suatu program diklat dan cara menghitung satuan biaya program diklat, serta penyusunan sebuah rencana anggaran diklat. Modul ini dikemas dalam dua kegiatan belajar dan seluruhnya diberi alokasi waktu delapan jamlat. Dua kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut: • Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Identifikasi Jenis Biaya dalam Diklat • Kegiatan Belajar 2: Menghitung Satuan Biaya dan Menyusun Anggaran Diklat Setelah mempelajari modul ini Anda peserta diklat MOT akan dapat; 1) menjelaskan pengertian dan jenis biaya dalam diklat, 2) memperkirakan berbagai jenis dan jumlah kebutuhan biaya untuk suatu diklat, 3) menghitung satuan biaya per peserta untuk suatu diklat, dan 4) menyusun sebuah rencana anggaran diklat. Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai perancang atau perencana program diklat. Suatu perencanaan anggaran diklat yang baik akan menjamin terselenggaranya diklat dengan baik pula. Oleh karena itu tersusunnya rencana anggaran diklat mutlak diperlukan sebelum diputuskan bahwa diklat dilaksanakan. Perlu Anda ingat, bahwa perencanaan anggaran diklat tersebut memerlukan kemampuan memahami berbagai jenis kegiatan diklat yang harus didanai, serta kemampuan menghitung secara cermat. Dengan wawasan dan kemampuan tersebut Anda bisa menyusun sendiri anggaran diklat yang paling sesuai bagi diklat yang akan Anda laksanakan. Proses pembelajaran untuk materi perencanan anggaran diklat TNA yang sedang Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkahlangkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir. 2) Lakukan kajian terhadap anggaran diklat yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, sebagai contoh atau acuan. 3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan menyusun anggaran diklat dengan mengambil suatu contoh diklat. 4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini. Baiklah saudara perserta diklat Management of Training (MOT), selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal bertugas mengelola diklat dengan baik. (dikutip dari, Purwanto, dkk, “Pengembangan Modul” (Pustekkom: 2007)
6
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
2. Menulis Uraian Materi Uraian materi adalah paparan/penjelasan yang ditulis dalam bahasa lisan tertulis, sehingga Anda seolah-olah sedang mengajar dalam kelas untuk menjelaskan fakta, data, konsep, prinsip, prosedur, teori, generalisasi, keterampilan, hukum, masalah dan lain-lain secara deskriptif maupun ilustrasi piktorial. Uraian materi disajikan dengan gaya bahasa personal dan komunikatif untuk merangsang dan mengkondisikan terjadinya pengalaman belajar pada diri mahasiswa.
Ada beberapa prinsip umum yang harus dijadikan pegangan dalam menulis uraian, diantaranya adalah sebagai berikut:
Uraian relevan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang hendak dicapai. Disajikan secara logis dan sistematis dengan gaya bahasa yang lebih bersifat personal dan komunikatif (seolah-olah sedang mengajar). Disajikan dengan konkrit, langsung pada inti (to the point ), singkat tapi padat, sehingga tidak terlalu teoretis (text-book ). Secara substantif, uraian materi harus relatif cukup dan cakup (tidak berteletele, tapi mendalam). Untuk meningkatkan pengalaman belajar, uraian materi hendaknya dilengkapi dengan contoh, non-contoh, analogi dan ilustrasi lain yang relevan seperti gambar, foto, diagram, grafik, table dan lain-lain.
Contoh Uraian Materi: Dari berbagai jenis biaya diklat sebagaimana diuraikan di atas, menurut sifatnya dapat pula dikelompokkan menjadi dua jenis biaya, yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung. Agar lebih jelas bagi Anda ikutilah uraian tentang biaya langsung dan biaya tak langsung berikut ini. Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk mendanai seluruh kegiatan pelaksanaan diklat. Jenis-jenis pengeluaran untukbiaya langsung terdiri atas pengeluaran untuk staf dan non staf. Pengeluaran untuk staf meliputi; gaji upah, biaya konsultan dan biaya lainnya seperti asuransi, kesehatan, keamanan, sosial dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran untuk non staf meliputi; sewa, pengadaan peralatan seperti komputer dan ATK, telepon, surat menyurat, percetakan dan penggandaan termasuk pengetikan dan fotokopi, serta biaya perjalanan termasuk lumpsum, transport lokal dan tiket yang diperlukan untuk instruktur, panitia dan peserta. Biaya tak langsung. Biaya tak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan diklat, tetapi tidak termasuk dalam biaya langsung di atas. Biaya ini terkait dengan pemanfaatan segala sarana prasarana dan sumber yang tersedia dan dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan diklat. Pemanfaatan sarana prasarana dan sumber yang ada harus diperhitungkan sebagai biaya penyusutan atau perawatan. Biaya tak langsung ini biasanya dihitung dalam prosentase dari total biaya langsung, misalnya disepakati 20% dari biaya langsung. Singkatnya, coba Anda perhatikan diagram berikut!
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
7
3. Menulis Rangkuman Rangkuman adalah penegasan kembali inti atau sari pati dari apa yang telah diuraikan dalam materi. Rangkuman berfungsi sebagai penegasan yang mengkondisikan tumbuhnya kepercayaan diri terhadap penguasaan konsep, keterampilan dan sikap dari apa yang telah dipelaj ari.
Secara umum, prisip-prinsip menulis rangkuman adalah sebagai berikut:
Berisi ide-ide pokok yang disajikan secara ringkas, padat, logis dan sistematis. Meyakinkan mahasiswa melalui penyajian dengan gaya bahasa personal, komunikatif, dan menarik. Biasanya diletakan sebelum tes formatif atau setelah uraian materi dalam setiap kegiatan belajar.
Contoh Rangkuman: Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang Perencanaan Angaran Diklat. Dengan demikian Anda yang bertugas sebagai pengelola diklat telah menguasai kompetensi sebagai penyusun anggaran. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam modul Perencanaan Anggaran Diklat ini adalah sebagai berikut. • Menurut jenisnya biaya diklat juga bisa dikategorikan menjadi biaya investasi dan biaya operasional. • Menurut sifatnya biaya diklat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis biaya, yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung. • Jenis-jenis biaya yang diperlukan dalam implementasi diklat dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok biaya yaitu; Biaya Persiapan, Biaya Pelaksanaan dan Biaya Administrasi. • Biaya diklat meliputi biaya yang diperlukan untuk kegiatan analisis, perancangan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi diklat. Anggaran diklat biasanya disusun untuk satu tahun anggaran selama 12 bulan. • Perhitungan biaya diklat juga bisa dihitung per peserta atau unit cost per peserta.
4. Menulis Tugas Tugas sebaiknya dibuat dalam setiap kegiatan belajar, jika diperlukan sesuai dengan tuntutan kompetensi/tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam setiap akhir modul wajib ada tugas.
Menulis tugas hendaknya mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai berikut:
8
Relevan dengan kompetensi/tujuan yang harus dicapai Kontekstual dan menantang sesuai dengan situasi praktek pekerjaan senyatanya, tapi sesuai dengan kemampuan mahasiswa
yang
Variatif, sesuai dengan karakteristik Mata Kegiatan dan kompetensi. Mencantumkan langkah kerja atau prosedur yang logis, sistematis dan sesuai dengan prinsip prosedur kerja tugas terkait Mencantumkan aspek-aspek atau unsur-unsur yang dinilai, bila perlu disertai bobotnya.
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
Contoh Tugas: Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit, ditemukan adanya kasus difteri di Desa A (kasus meninggal). Cakupan imunisasi kurang dari 30%. Masyarakat panik. Sebagian besar (80%) penduduk tidak mengizinkan anaknya diimunisasi. Masyarakat menolak profilaksis dengan alasan mual, diare dan sebagainya. Tugas:
Identifikasi situasi-situasi seperti tersebut di atas, dan buat analisis SWOT dari berbagai aspek terkait situasi tersebut. Identifikasi potential opinion leader yang memungkinkan paling mudah untuk diajak bicara dan diyakinkan serta berikan alasannya. Susun minimal dua strategi persuasi alternatif terhadap beberapa opinion leader tersebut. Susun minimal dua strategi tindak lanjut meyakinkan masyarakat untuk menerima tindakan penanggulangan Kejadian Luar Biasa tersebut. Susun rencana komunikasi resiko dalam rangka penanggulangan KLB tersebut secara logis dan sistematis.
Contoh Rubrik Penilaian Aspek Analisis SWOT Identifikasi Potential Opinion Leader Strategi Persuasi terhadap Opinion Leader Strategi Persuasi terhadap Masyarakat Rancangan Komunikasi Resiko
Bobot 15% 15% 20% 20% 30%
Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkan keterampilan menyusun anggaran diklat ini dalam tugas Anda di lembaga diklat.
5. Menulis Soal Tes (Tes Formatif dan Tes Akhir) Setiap kegiatan belajar harus dilengkapi dengan tes formatif. Fungsi tes formatif adalah sebagai penjajakan diri ( self-assessment ) atas penguasaan materi. Di akhir modul, harus dilengkapi dengan tes akhir. Tes akhir lebih bersifat sumatif untuk mengukur keberhasilan belajar mahasiswa setelah menyelesaikan modul tersebut.
Pada dasarnya, baik menulis tes formatif maupun tes akhir (sumatif), harus menjunjung prinsip-prinsip yang sama, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tes harus dapat mengukur kompetensi yang harus dicapai Benar dan logis, baik dari sisi stimulus, pokok soal ( stem) maupun pilihan jawaban (opsi). Setidaknya mengandung pokok soal dan opsi untuk tes yang bersifat objektif. Memenuhi kriteria penulisan tes, seperti hanya ada satu pilihan jawaban benar, pengecoh berfungsi, dan lain-lain. Jumlah soal minimal 10 soal untuk tes formatif dan 30 soal untuk tes akhir.
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
9
Tes yang bersifat non objektif dan untuk mengukur kinerja dituangkan dalam tugas akhir dan atau ujian akhir yang menuntut adanya unjuk kerja yang disertai dengan rubrik penilaian yang jelas dan objektif.
Contoh Rumusan Tes: Alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah ledakan jumlah penduduk, membuat perencanaan keluarga yang baik, mencegah penularan penyakit kelamin, sex sehat dan lain-lain. Alat kontrasepsi tersebut beragam baik dari sisi jenis dan bentuk, dan metodenya. Terkait dengan perencanaan keluarga (KB), pada dasarnya fungsi alat kontraspesi adalah untuk … a. mencegah terjadinya haid pengecoh b. mengurangi jumlah sel telur c. membunuh sperma dalam rahim d. mencegah peleburan sperma dan ovum* jawaban benar Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 2 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 3 Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 4
10
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
BAB III . PENGEMBANGAN MODUL DARING A. Pengertian
Modul daring adalah bahan belajar yang dirancang sedemikian rupa dalam bentuk media daring sebagai bahan belajar mandiri daring dalam PPG Dalam Jabatan. Modul daring didasarkan atas modul cetak sebagai bahan belajar utama yang ditunjang oleh sumber belajar digital lain yang relevan. Selanjutnya, bahan belajar t ersebut dirangkai sedemikian rupa ke dalam learning management system (LMS) SPADA-Indonesia menjadi suatu aktivitas pembelajaran daring yang efektif, efisien dan interaktif. B. Unsur-Unsur Modul Daring
Unsur-unsur modul daring serupa dengan modul cetak. Tapi, karena akan disajikan dalam media daring, maka unsur-unsur tersebut disajikan dalam media daring. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagian Pendahuluan; berisi deskripsi singkat, relevansi, petunjuk belajar dan capaian pembelajaran. Semua komponen tersebut disajikan dalam bentuk penggalan-penggalan materi digital seperti teks deskriptif dalam web, slide presentasi (ppt), text (pdf/doc), infografis, videografis, video, animasi dan lainlain. 2. Bagian Inti; berisi uraian atau penjelasan materi, contoh, non-contoh, ilustrasi, latihan, dan lain-lain. Materi tersebut disajikan dalam bentuk penggalan penggalan materi digital seperti teks deskriptif dalam web, slide presentasi (ppt), text (pdf/doc), infografis, videografis, video, animasi dan lain-lain. 3. Bagian Penutup; berisi rangkuman/kesimpulan, tes, tugas, kunci jawaban, daftar acuan, dan lain-lain. Komponen-komponen tersebut disajikan dalam bentuk penggalan-penggalan materi digital seperti teks deskriptif dalam web, slide presentasi (ppt), text (pdf/doc), infografis, videografis, video, animasi dan lainlain. Ketiga unsur di atas, dirangkai sedemikian rupa dalam Learning Management System (LMS) SPADA-Indonesia. C. Struktur/Outline Modul Daring
Struktur dan outline modul daring sama seperti modul cetak. Hanya saja, modul daring disajikan dalam media daring berbasis web dalam suatu Learning Management System (LMS) tertentu. Dalam hal ini adalah LMS SPADA-Indonesia. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
11
1. Jumlah Modul dan satuan kredit semester (sks); Setiap 1 sks diwakili oleh satu modul, di mana setiap modul tersebut mencerminkan adanya uraian/penjelasan materi sebagai representasi tatap muka, tugas terstruktur (praktikum), dan tugas mandiri dan tes. 2. Modul dan Kegiatan Belajar; Setiap modul terdiri atas sekurang-kurangnya 4 Kegiatan Belajar seperti contoh berikut: Mata Kegiatan : Pendalaman Materi ................... Beban Studi : ... sks Capaian Mata Kegiatan: Subcapaian Mata Kegiatan: Daftar Kegiatan Belajar: Modul 1: SubMateri 1............................................. Kegiatan Belajar 1: abcd abcd abdc abcd Capaian Kegiatan Belajar Subcapaian Kegiatan Belajar Uraian Materi: Materi Utama (hasil pengembangan sendiri): (pdf, ppt, video, animasi, dll) Materi Penunjang: (embed ppt/video, link terkait) Rangkuman Tugas Tes Formatif; Kegiatan Belajar 2 dan seterusnya diuraikan seperti di atas Modul 2 sampai dengan Modul seterusnya diuraikan s eperti di atas
Sebagai contoh konkrit modul online dalam LMS yang sebenarnya dapat dilihat pada tautan berikut:
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/course/view.php?id=12
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/course/view.php?id=18
Scaffolding tautan
D. Pengembangan Modul Daring
Untuk dapat menghasilkan modul daring seperti dijelaskan di atas, langkah yang harus dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun Rancangan Modul Daring Modul daring yang akan digunakan dalam pembelajaran hybrid ini pada dasarnya adalah modul cetak yang telah dikembangkan sebelumnya yang didigitalisasi dan ditambah dengan sumber belajar lain yang relevan, baik itu yang dikembangkan sendiri (by design) maupun dengan memanfaatkan sumber belajar lain (by utilization). Oleh karena itu, pengembang modul daring harus mengacu pada modul cetak yang ada, dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil namun utuh (chunking ) yang siap diunggah ke dalam Lerning Management System.
12
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
2. Mengembangkan Materi Digital Berdasarkan rancangan yang telah disusun seperti tersebut di atas, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan materi digital yang terdiri dari:
Mengembangkan materi digital buatan sendiri (by design) Sebagaimana tertuang dalam panduan hibah/penugasan pengembangan pembelajan hybrid PPG Dalam Jabatan, maka materi yang dikembangkan sendiri antara lain adalah sebagai berikut:
Melakukan konversi modul cetak, per penggalan materi (per kegiatan belajar) ke dalam format digital dalam bentuk portable data file (pdf). Membuat penggalan media pandang (visual) dalam bentuk infografis dan atau slide presentasi yang didasarkan pada materi yang tertuang dalam modul cetak. Membuat penggalan media pandang dengar (video) dalam bentuk flv, mp4, dan lain-lain yang didasarkan pada materi yang tertuang dalam modul cetak
Memanfaatkan materi digital yang telah ada (by utilization) Selanjutnya, pengembang hybrid learning PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi, memilih dan menentukan (kurator) materi-materi digital relevan yang ada di internet sebagai materi penunjang. Materi-materi digital yang dapat dimanfaatkan adalah sebagai berikut:
Materi-materi digital terkait (relevan) yang dapat disematkan (embeded ) ke dalam Learning Management System (LMS), seperti:
Slide presentasi terkait yang http://slideshare.net atau sejenis.
dapat
disematkan
dari
Video terkait yang dapat disematkan dari http://youtube.com, http://teachertube.com atau sejenis. Tautan (link ) yang berisi materi digital terkait berupa artikel, dokumen, laporan, makalah, dan lain-lain yang diperoleh dari internet.
Mengembangkan bahan tugas Dalam pembelajaran daring wajib memberikan aktivitas mengerjakan tugas daring. Tugas terdiri dari: 1) tugas per kegiatan belajar; dan 2) tugas akhir modul. Tugas per kegiatan belajar minimal terdiri dari satu tugas yang relevan dengan capaian pembelajaran untuk kegiatan belajar tersebut. Tugas akhir modul minimal terdiri dari satu tugas yang dapat mengukur keberhasilan pencapaian pembelajaran untuk modul tersebut. Kriteria penulisan tugas yang baik, sama dengan kriteria penulisan modul cetak seperti dijelaskan di atas. Mengembangkan tes Sama halnya dengan tugas, dalam pembelajaran daring wajib memberikan aktivitas mengukur keberhasilan belajar melalui tes. Tes yang dimaksud di sini adalah tes obyektif yang meliputi pilihan ganda, jawaban pendek, benarsalah, dan mencocokan. Tes, terdiri dari:
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan
13
Tes per kegiatan belajar (formatif); tes yang diberikan di setiap akhir kegiatan belajar yang bersifat formatif. Karena sifatnya formatif, maka tes tersebut harus memungkinkan mahasiswa dapat menjawab berulang-ulang lebih dari satu kali. Tes akhir modul (sumatif); tes yang diberikan di setiap akhir modul dan bersifat sumatif. Karena sifatnya sumatif, maka tes tersebut harus memungkinkan mahasiswa dapat menjawab cukup sekali.
3. Merangkai ( Assembling ) Materi Digital ke dalam LMS Langkah terakhir adalah merangkai (assembling ) materi digital yang telah disiapkan di atas ke dalam Learning Management System (LMS) SPADAIndonesia. Kegiatan merangkai materi digital akan dilakukan oleh admin perguruan tinggi masing-masing yang didampingi oleh dosen bersangkutan. Untuk memudahkan admin dalam merangkai materi digital dan kegiatan belajar ke dalam Learning Management System, maka setiap materi digital dan kegiatan belajar tersebut harus dirancang oleh pengembang modul dalam bentuk tabel sebagaimana terlampir.
14
Petunjuk Teknis Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG Dalam Jabatan