PETA RISIKO BENCANA PROVINSI BENGKULU FINAL 17 Februari 2010 Modified Mercalli Intensity (MMI) S a
IX n g a t T in g g i
VIII T in g g i
VII S e d a n g
VI R e n d a h
V N ih il
IV
BENGKULU DISASTER RISK MAPPING PROJECT (BDRM)
Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
BAPPENAS
PETA RISIKO BENCANA PROVINSI BENGKULU FINAL 17 Februari 2010 Modified Mercalli Intensity (MMI) S a
IX n g a t T in g g i
VIII T in g g i
VII S e d a n g
VI R e n d a h
V N ih il
IV
BENGKULU DISASTER RISK MAPPING PROJECT (BDRM)
Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
BAPPENAS
PETA RISIKO BENCANA PROVINSI BENGKULU FINAL 17 Februari 2010 Modified Mercalli Intensity (MMI) S a
IX n g a t T in g g i
VIII T in g g i
VII S e d a n g
VI R e n d a h
V N ih il
IV
BENGKULU DISASTER RISK MAPPING PROJECT (BDRM)
Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
BAPPENAS
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
SAMBUTAN SAMBUTAN KEMENTRIAN KOORDINATOR KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYA RAKYAT Karena letak geografisnya, Kepulauan Indonesia rentan terhadap serangkaian bencana alam, misalnya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, abrasi, banjir dan rob, tanah longsor, angin putting beliung, dan kebakaran hutan. Bencana-bencana alam tersebut bisa menimbulkan korban jiwa, menyebabkan kerusakan alam dan lingkungan terbangun, serta mengakibatkan penderitaan manusia dan kerugian finansial. Walaupun bencana alam tersebut tidak bisa dihindari, dampak-dampak dari bencana tersebut bisa dikurangi, apabila sebab-sebab dan akibatnya dipahami dengan lebih baik, sehingga kita bisa mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemahamannya tentang ancaman-ancaman bencana alam, dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi dan memulihkan kembali dari berbagai bencana alam. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah membentuk B adan Nasional Pengurangan Risiko Bencana (BNPB). BNPB berkoordinasi dengan departemen-departemen lainnya yang terlibat dalam mitigasi bencana, misalnya Bappenas, Departemen PU dan Departemen Dalam Negeri, serta lembaga-lembagan pendidikan, seperti ITB dan UGM.
untuk mitigasi bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Yang menjadikan contoh ini sangat khusus adalah pendekatan partisipatif melalui pembentukan tim kerja multi-stakeholder , metodologi pemetaan risiko bencana yang dilakukan secara bertahap dan identifikasi langkah-langkah langkah-langkah mitigasi, serta penggunaan alat praktis Triple-A yang terdiri dari Atlas untuk bertukar informasi antara stakeholder s, s, Agenda untuk menggabungkan langkah-langkah langkah-langkah mitigasi bencana, dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda. Selain bermanfaat bagi masyarakat Bengkulu, contoh ini juga layak untuk direplikasikan di provinsi dan kabupaten/kota lainnya di Indonesia, yang memberikan kontribusi terhadap usaha-usaha kita bersama yaitu tempat yang aman untuk tinggal, bekerja dan berinvestasi.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Dr. H.R. Agung Leksono
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mendukung inisiatif dari SCDRR (Safer Communities through Disaster Risk Reduction ), yaitu program kerjasama antara Bappenas dan UNDP. Program ini dirancang untuk merampingkan pengurangan risiko bencana, sehingga menjadi bagian dari proses pembangunan. Program ini dapat dicapai dengan: (i) menetapkan kebijakan, regulasi dan kerangka regulasi tentang pengurangan risiko bencana; (ii) menguatkan lembaga-lembaga yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana dan kerjasama diantara mereka; (iii) menyampaikan informasi secara lebih baik kepada masyarakat dan para pengambil keputusan tentang langkah-langkah untuk mengurangi risiko; dan (iv) menyusun pilot project percontohan percontohan bagaimana mitigasi bencana tersebut bisa dipadukan kedalam proses pembangunan. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan satu contoh yang menarik melalui penyusunan peta risiko bencana secara detail untuk seluruh provinsi, yang akan menjadi dasar dalam merevisi RTRW (Rencana Tata Tata Ruang Wilayah) yang dibuat tahun 2004, untuk menyiapkan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB)
Triple – A A
KATA PENGANTAR -
i
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
SAMBUTAN GUBERNUR PROVINSI BENGKULU Provinsi Bengkulu secara strategis terletak di pantai barat Pulau Sumatera. Provinsi ini terdiri atas sembilan kabupaten dan satu kota, dan mempunyai luas sekitar 20.030 km2, dimana sekitar 45,98% berupa hutan hujan tropis. Wilayah ini kaya akan sumberdaya mineral termasuk batu bara, biji besi dan emas. Provinsi ini berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa, dimana sekitar 275.000 jiwa, atau 16% tinggal di Kota Bengkulu, sebagai Ibu Kota Provinsi. Sektor-sektor unggulan ekonomi adalah Pertanian yang memberikan kontribusi 40,4% dari PDRB dan menyerap sekitar 66,4% tenaga kerja, Perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 19,1% dari PDRB dan menyerap sekitar 12,2% tenaga kerja, dan sektor Jasa yang memberikan kontribusi sekitar 15,4% dari PDRB dan menyerap tenaga kerja sekitar 10,3%. Upaya-upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang mantap di tahun-tahun terakhir ini yaitu di atas 6%. Karena letak grografisnya, Provinsi Bengkulu menghadapi beberapa ancaman bencana alam, yang bisa menghambat investasi, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kerja. Oleh karena itu, Pemerintah Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak bencana dengan mengidentifikasi daerahdaerah rawan bencana, mengurangi kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR ( Safer Communities through Disaster Risk Reduction). Dalam rangka program BDRM ( Bengkulu Disaster Risk Mapping ), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multistakeholder sebagai ‘pemain’ utama, yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai ‘pelatih’. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, DPRD, Masyarakat, Sektor Swasta, Lembaga Perguruan Tinggi dan Media Massa.
rekomendasi untuk menyapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004. Atlas, yang dilengkapi dengan Agenda tentang rekomendasi-rekomendasi dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda, yang juga dikenal dengan sebutan perangkat Triple-A, merupakan dokumen publik yang tersedia dalam bentuk laporan cetak, CD-rom dan bisa diakses melalui website. Atlas menunjukkan keterbukaan dan transparansi, Agenda menunjukkan komitmen dan akuntabilitas, dan Aturan Main menunjukkan keterlibatan publik dalam perencanaan dan pelaksanaan. Perangkat Triple-A ini akan disiapkan dasar hukumnya melalui SK Pemerintah Provinsi yang mengamanatkan penggunaannya yang efektif untuk perencanaan dan investasi, yang memerlukan pemutakhiran secara reguler, serta diseminasi dan sosialisasi diantara masingmasing stakeholders.
Bengkulu, 17 Februari 2010 Gubernur Provinsi Bengkulu,
H. Agusrin M. Najamudin, ST
Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder , telah disiapkan peta detail tentang risiko bencana yang dipresentasikan dalam Atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan
Triple – A
KATA PENGANTAR -
ii
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI BENGKULU Berkaitan dengan kondisi Indonesia sebagai kawasan rawan bencana, dengan memperhatikan posisi geografis Indonesia yang berada pada pertemuan lempeng bumi serta lintasan gunung api ( ring of fire), Indonesia memiliki potensi ancaman bencana alam yang setiap saat dapat mengancam dan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Kedepan perlu langkah untuk meminimalkan risiko terhadap ancaman kejadian bencana. Tantangan yang perlu dihadapi dalam pengurangan risiko bencana adalah: (1). Kinerja penanggulangan bencana belum memadai, (2). Kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana masih rendah. Sebagai langkah awal pengurangan risiko bencana, pemerintah perlu menyiapkan Peta Risiko Bencana dan mereview Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang terdiri atas lima tahapan utama : Tahap 1: Penyiapan Atlas Yang Komprehensif Masing-masing stakeholder sering mempunyai akses informasi yang tidak lengkap dan berbeda-beda, dan mempunyai persepsi yang berbeda dari kondisi eksisting yang sama. Untuk mendapatkan perencanaan yang partisipatif, telah disiapkan Atlas yang menggabungkan informasi dari berbagai sumber ke dalam satu dokumen yang sistematis. Data-data yang telah terkumpul terbagi dalam empat bagian: (I) Profil Tata Ruang dan Lingkungan; (II) Profil Sosial – Ekonomi; (III) Profil Prasarana; dan (IV) Profil Kelembagaan. Informasi tersebut ditampilkan dalam peta-peta tematis, diagram, tabel dan gambar. Tahap 2: Identifikasi Tipe Bencana Identifikasi tipe bencana yang relevan didasarkan pada Bagian (I) dari Atlas ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’, dan pada catatan historis di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), tingkat regional (Pulau Sumatra), dan tingkat nasional (Kepulauan Indonesia). Salah satu sumber acuannya adalah ‘Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI- BNPB)’.
Tahap 4:Perbandingan antara Peta Risiko Bencana dan Peta RTRW Untuk membandingkan Peta Risiko Bencana dengan RTRW, telah disiapkan Index GIS Layers yang terdiri atas: (i) 9 Tipe Bencana; (ii) 4 Peta Risiko untuk masing-masing tipe bencana; dan (iii) 5 Sub-komponen RTRW – rencana sistem perkotaan, prasarana, pemanfaatan kawasan lindung, pemanfaatan kawasan budidaya dan kawasan strategis untuk kepentingan ekonomi, lingkungan dan keamanan. Kesimpulannya difokuskan pada kawasan-kawasan yang berbahaya, mempunyai kerentanan tinggi, kapasitas rendah dan mempunyai konsekuensi risiko tinggi. Tahap 5: Rekomendasi untuk RTRW berbasis Mitigasi Bencana Kesimpulan tersebut telah dibahas dalam Lokakarya Multi-stakeholder yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Januari 2010, yang menghasilkan daftar rekomendasi untuk menyiapkan RTRW berbasis Mitigasi Bencana. Keluaran utamanya adalah Agenda Rekomendasi, dan Aturan Main untuk melaksanakan Agenda. Untuk meningkatkan konsistensi antara masing-masing dokumen tersebut, Bappeda akan menggunakan Perangkat Triple-A sebagai acuan untuk menyiapkan RPJMD, RPBD dan RAD-PRB.
Bengkulu, 17 Februari 2010 Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu
Ir. M. Nashsyah, MM MT
Tahap 3: Penyiapan Peta Risiko Bencana Bagian (I) dari Atlas, ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’ memberikan dasar untuk penyiapan Peta Bahaya. Bagian (II) ‘Profil Sosio -Ekonomi’ dan (III) Profil Prasarana memberikan dasar untuk penyiapan Peta Kerentanan (II) ‘Profil Sosial Eonomi, (III) ‘Profil Prasarana dan (IV) ‘Profil Kelembagaan’ memberikan dasar untuk Peta Kapasitas. Semua peta ini disiapkan dalam format.
Triple – A
KATA PENGANTAR -
iii
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
6. BANJIR 6.1 Bahaya Banjir ........................... ................................ .............. 6 6.2 Kerentanan Banjir....................................... ............................ 6 6.3 Kapasitas Banjir .......................... .............................. ............. 6 6.4 Risiko Banjir ........................... ............................. ................... 6
-
1 2 2 3
LAMPIRAN
7. TANAH LONGSOR 7.1 Bahaya Tanah Longsor ............................. ............................. 7 7.2 Kerentanan Tanah Longsor ......................... .......................... 7 7.3 Kapasitas Tanah Longsor ............................ .......................... 7 7.4 Risiko Tanah Longsor .......................... .............................. .... 7
-
1 2 2 3
8. ABRASI DAN ROB 8.1 Bahaya Abrasi dan Rob ......................... ............................ .... 8 8.2 Kerentanan Abrasi dan Rob .......................... ......................... 8 8.3 Kapasitas Abrasi dan Rob ............................ .......................... 8 8.4 Risiko Abrasi dan Rob ........................... ............................ ..... 8
-
1 2 2 3
9. KEBA KARAN HUTAN 9.1 Bahaya Kebakaran Hutan ........................... ........................... 9 9.2 Kerentanan Kebakaran Hutan............................ .................... 9 9.3 Kapasitas Kebakaran Hutan ......................... ......................... 9 9.4 Risiko Kebakaran Hutan .................................................... .... 9
-
1 2 2 3
10. MULTI-BENCANA 10.1 Bahaya Multi-Bencana ............................ ............................. . 10 10.2 Kerentanan Multi-Bencana.................................................... 10 10.3 Kapasitas Multi-Bencana ......................... ............................ . 10 10.4 Risiko Multi-Bencana ......................... ............................. ...... 10 -
1 2 2 3
I.
Peta Dasar Provinsi Bengkulu
II.
Peta Risik o Bencana Detail (1:250’000)
III.
Sumber (Kelembagaan, Website, Orang)
IV.
Dokum en Referensi (Statist ik, Lapor an, Peta)
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
0. Metodologi Pelaksanaan Proyek BDRM (Bengkulu Disaster Risk Mapping) Proses Pelaksanaan Proyek dalam Lima Tahap Pelaksanaan proyek BDRM didasarkan pada suatu proses sistematis yang terdiri atas lima tahap yang berurutan. ‘Pemain’ aktif dalam proses tersebut adalah anggota dari tim kerja multi-stakeholder yang akan memberikan masukan ke dalam masing-masing tahap berdasarkan kedudukan mereka masingmasing, atau akses terhadap informasi yang telah tersedia. Tim tenaga ahli membantu dalam proses tersebut dalam perannya sebagai ‘pelatih’. Tahap I: Penyiapan ATLAS Informasi relevan tentang pengembangan tata ruang dan risiko bencana sering sudah tersedia, tetapi masih sepotong-potong, tersebar, tersembunyi, terklasifikasi, atau dalam format yang salah. Biasanya setiap individu stakeholder mempunyai akses terhadap sebagian informasi tertentu tergantung pada kedudukannya. Akibatnya, masing-masing stakeholder mengembangkan persepsinya masing-masing berdasarkan kondisi yang ada. Hal ini menghambat upaya perumusan kesimpulan, strategi dan rencana aksi bersama diantara para stakeholder tersebut. Hanya bila stakeholder menggunakan informasi yang sama, mereka dapat mengembangan persepsi bersama berdasarkan kondisi yang ada. Untuk itu, disiapkanlah ATLAS yang menggabungkan potongan-potongan informasi yang hilang ke dalam satu dokumen yang secara sistematis mengorganisasikan data-data yang terkumpul ke dalam kategori-kategori yang lebih logis. Informasi tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta tematis, diagram, tabel dan gambar untuk mempermudah penggunaan informasi secara lebih efektif dalam penyiapan peta rawan bencana dan dalam meninjau kembali rencana-rencana tata ruang yang ada. Outputnya adalah ATLAS sistematis yang terdiri atas empat bagian: (I) Profil Tata Ruang dan Lingkungan; (II) Profil Sosio-Ekonomi; (III) Profil Prasarana; dan (IV) Profil Kelembagaan. Masingmasing bagian dibagi lagi ke dalam topik-topik yang lebih spesifik. ATLAS ini merupakan dokumen publik yang tersedia dalam bentuk dokumen cetak, cd-rom, GIS database, dan melalui website. Tahap II: Identifikasi Tipe Bencana
Provinsi Bengkulu
yang sensitif. Bagian (II), (III) dan (IV) dari ATLAS ‘Profil Sosio -Ekonomi’, ‘Profil Prasarana’ dan ‘Profil Kelembagaan’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Kapasitas. Sebagai contoh, profil -profil sosial berfungsi sebagai acuan untuk menilai kapasitas pelayanan kesehatan, profil-profil ekonomi untuk menilai ketahanan mata pencaharian, profil jalan untuk menilai rute-rute masuk dan keluar, dan profil organisasi masyarakat untuk menilai kapasitas swadaya mereka. Outputnya adalah peta rawan bencana, peta kerentanan, peta kapasitas dan peta risiko dalam format GIS. Tahap IV: Perbandingan antara Peta Risiko Bencana dan Peta RTRW Untuk membandingkan Peta Risiko Bencana dengan Peta RTRW disiapkan suatu indeks sistematik dari layer-layer GIS. Dalam Indeks GIS Layers dibedakan antara: (i) 9 tipe bencana yang telah diidentifikasi; (ii) 4 bagian peta untuk masing-masing tipe bencana (peta ancaman, peta kerentanan, peta kapasitas dan peta risiko) ; dan (iii) 5 Sub-komponen RTRW – sistem perkotaan, prasarana, kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis. Berdasarkan matriks peta bencana dan subkomponen RTRW, disiapkan serangkaian peta tematis dengan meng-overlay-kan masing-masing GIS layer (dengan total 9*4*5= 180 peta tematis). Pertanyaan-pertanyaan kritis dihubungan dengan masing -masing peta tematis dengan maksud untuk menarik kesimpulan dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kesimpulan-kesimpulannya difokuskan pada pajanan terhadap bahaya, program-program untuk mengurangi kerentanan untuk setiap bencana, program-program untuk meningkatkan kapasitas yang rendah serta akhirnya terhadap risiko yang tinggi. Tahap V:
Perumusan Rekomendasi
Kesimpulan-kesimpulan tersebut akan dipaparkan dalam kelompok diskusi dalam lokakarya multistakeholder dengan maksud untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk revisi RTRW yang bertujuan untuk membatasi pajanan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas dan akhirnya mengurangi risiko. Outputnya adalah AGENDA dari rekomendasi-rekomendasi untuk revisi RTRW berbasis mitigasi bencana, dan ATURAN-MAIN untuk melaksanakan AGENDA. ATLAS, AGENDA dan ATURAN-MAIN, yang juga disebut sebagai Perangkat Triple-A, dapat digunakan oleh Pemerintah Bengkulu tidak hanya untuk Penyiapan Tata Ruang Berdasarkan Mitigasi Bencana, tetapi juga bisa digunakan dengan efektif untuk mengarahkan investasi publik (RPJMD) dan investasi swasta (pengembangan ekonomi, pengembangan usaha, mata pencaharian).
Tipe-tipe bencana yang memberikan ancaman diidentifikasi berdasarkan catatan historisnya di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), tingkat regional (Pulau Sumatra), dan tingkat nasional (Kepulauan Indonesia). Hal ini dirasa perlu karena catatan-catatan historis dari bencana di provinsi tersebut tidak lengkap dan perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas. Agar dapat mengidentifikasi dan sesuai dengan tipe bencana yang paling relevan, perlu dibuat penilaian terhadap sejumlah peristiwa bencana, lokasi-lokasi yang terkena dampak, jumlah korban serta kerusakannya. Berdasarkan penilaian tersebut, bencana tersebut kemudian dibuat peringkatnya. Output akhir dari identifikasi ini adalah daftar peringkat dari tipe-tipe bencana, berdasarkan faktor-faktor bobot 50% untuk bencana di tingkat provinsi, 30% di tingkat regional dan 20% di tingkat nasional. Tahap III: Penyiapan Peta Bencana Berdasarkan ATLAS dan tipe-tipe bencana yang telah diidentifikasi, kemudian dibuat penilaian terhadap bahaya, kerentanan, kapasitas serta risikonya. Bagian (I) dari ATLAS ‘Profil Tata Ruang dan Lingkungan’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Rawan Bencana: Sebagai contoh, profil geografis dan geomorfologis sebagai acuan untuk abrasi dan longsor, profil geofisik sebagai acuan untuk tsunami, gempa bumi dan letusan gunung api, profil iklim sebagai acuan untuk kekeringan dan kebakaran hutan, profil hidrologi sebagai acuan untuk banjir. Bagian (II) dan (III) dari ATLAS ‘Profil Sosio-Ekonomi’ dan ‘Profil Prasarana’ menjadi dasar untuk penyiapan Peta Kerentanan. Sebagai contoh, profil demografis dan sosial berfungsi sebagai acuan untuk mengidentifikasi kemiskinan, profil ekonomi sebagai acuan untuk mata pencaharian, profil prasarana sebagai acuan untuk fasilitas publik
Triple – A
KATA PENGANTAR -
vii
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Triple – A
METODOLOGI - V
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
I. RANGKAIAN KONSEPTUAL FRAMEWORK ATLAS
PROFIL
PROVINSI BENGKULU
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
4.4 Swasta Investor luar negeri Investor dalam negeri Kadin Asosiasi bisnis
4.5 Masyarakat NGO/LSM Universitas Donor Agency Media
4.3 Pemerintah Kab. / Kota Dinas terkait DPRD Kabupaten / Kota Hukum & peraturan lokal Penegakan hukum
3.5 Pengelolaan Limbah Limbah cair Limbah padat
3.3 Energi Bahan bakar Produksi listrik Distribusi listrik Energi pembaruan
3.4 Pengelolaan Air Sistem air bersih Sistem irigasi Sistem drainase
Triple A
4.2 Pemerintah Provinsi Dinas terkait DPRD Provinsi Hukum & peraturan Provinsi Penegakan hukum
1.2 Geologi Profil Geofisika Geomorfologi, tenis tanah Gempa bumi Tsunami Letusan gunung api Tanah longsor
4.1 Pemerintah Nasional Menteri dan Badan terkait DPR KanWil Hukum & peraturan nasional Penegakan hukum
1.1 Geografi Konteks regional Elevasi/ lereng Struktur & pola tata ruang Penggunaan lahan
Profil Kelembagaan
Profil Prasarana
Profil Tata Ruang
Profil Sosial-Ekonomi
3.1 Area Terbangun Permukiman Perumahan Bangunan publik Bangunan lain
2.1 Sejarah Sejarah provinsi Sejarah bencana
3.2 Perhubungan Transportasi darat Transportasi laut Transportasi udara Telekomunikasi
2.2 Demografi Pertumbuhan penduduk Kepadatan penduduk Migrasi Kelompok usia
1.4 Iklim Musim Suhu, curah hujan, angin Angin puting beliung Kekeringan
1.3 Hidrologi Air permukaan Air tanah Zona Pesisir Banjir Abrasi dan Rob
1.5 Ekologi Ekosistem alami Hutan Ekologi laut Kebakaran Hutan
2.3 Profil Sosial Pendidikan (sekolah) Kesehatan (RS, puskes) Keamanan (polisi, dll) Kemiskinan Jender
2.5 Ekonomi Kinerja ekonomi Sektor ekonomi Pengeluaran, investasi Pekerjaan & distribusi pendapatan
2.4 Profil Budaya Budaya pribumi Peninggalan budaya Agama & kepercayaan Tradisi lokal
BAGIAN A . PROFIL 1. PROFIL TATA RUANG
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA ADMINISTRATIF PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu
Rafflesia Arnoldi sebagai ikon Bengkulu Sumber : tjacing.wordpress.com
Provinsi Bengkulu
Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
1.1 Geografi Posisi Geografis dan Batas Wilayah Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan luas wilayah 2.003.050 Ha. Secara administratif terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 Kota. Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, Sebelah Timur dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Sebelah Selatan dengan Propinsi Lampung dan Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Secara geografis terletak pada 101o 01 ' - 103o 46 ' Bujur Timur serta 2 o 16 ' - 5 o 31 ' Lintang Selatan. Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, sepanjang Bukit Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat.
Triple – A
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA KETINGGIAN PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu Ketinggian tempat (altitude) di Provinsi Bengkulu berkisar antara 0 — 1.938 meter di atas permukaan laut (dpi). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Punc ak gunung Kaba. Luas lahan berdasarkan ketinggian tempat menurut Kabupaten disajikan pada Tabel dibawah. Ketinggian Tempat Berdasarkan Kabupaten Ketinggian Tempat (m dpl) No
Kota/Kabupaten
( 0 - 25 0) Ha
1
Muk o- muk o
26 1. 805
2
B en gk ul u U ta ra
1 97 .7 82
3
L ebo ng
4
R ej an g L eb on g
5
Kepahiang
6
B en gk ul u T en ga h
7
Bengkulu
8
Seluma
9
B en gk ul u S el at an
10
Kau r Provinsi Bengkulu
( >2 50 - 5 00 ) %
Ha
1 3, 07
8 1. 367
Ha
4 ,06
Ha
5. 547
Ha 45 . 26
Jumlah
%
Ha
0, 23
4 14 .36 8
% 2 0, 69
0 ,2 7
3 .9 12
0, 20
27 .438
1 ,37
33 .97 9 1 ,70
32 .59 0
1, 63
2 9. 411
1 ,4 7
29 6 . 14
1 ,48
1 67 .21 6
2 7. 67 6
1 ,3 8
3 4. 65 3 1 ,7 3
2 7. 23 0
1 ,3 6
1 0. 68 6
0 ,5 3
5 .7 17
0, 29
1 50 .6 76
-
9.477
0,47
30.854
1,54
19.295 0,96
8.119
0,41
2.483
0,12
1.080
0,05
71.308
3,56
8 ,1 5
3 5. 55 7
1 ,7 8
1 9. 78 3
0 ,9 9
1 1. 82 2 0 ,5 9
4 .7 54
0, 24
2 .3 92
0 ,1 2
3 .7 75
0, 19
2 41 .3 14
1 2, 05
37.067
-
-
15.170
0,76
1 ,1 6
1 7. 80 0 0 ,8 9
1 3. 17 1
0, 66
8 .8 11
0 ,4 4
2 .1 34
0 ,1 1
2 46 .1 47
1 2, 29
0 ,3 4
4 .6 59 0 ,2 3
2 .7 87
0 ,1 4
1 .2 27
0 ,0 6
4 .2 22
0 ,2 1
1 21 .8 45
6 ,0 8
34 .243
1 ,71
5 3. 593
2 ,68
3 38 .3 65
1 6, 89
2 28 .8 81 1 1, 43
24 .61 1 1 ,23 1 81 .5 48
9, 06
-
-
-
7 ,5 2
6 .8 98
4, 59
-
8 , 35
2 3. 19 6
4 8, 76
-
320.310 15,99
1,85
9 1. 986
-
1 ,1 0
9 76 .6 24
-
5 .3 26
(>1,500-2,000)
% 0, 28
0 ,71
2 1. 95 7
0 ,4 7
Ha
1 ,1 1
7,19
9 .4 99
0, 42
1 4. 143
4 ,0 0
1 6. 01 1 0 ,8 0
(>1,250 1500)
%
8 .35 6
2 2. 16 8
8 0. 09 5
1 ,2 4
( >1 00 0- 1, 25 0)
%
18 .71 8 0 ,93
0, 00
143.968
2 4. 74 4
1 ,70
1 ,1 3
0,76
3 ,1 5
34 .049
Ha
41
15.170
6 3. 03 6
( >7 50 - 1 00 0) %
2 2. 54 6
1 63 .2 31
9 ,8 7
( >5 00 - 75 0)
%
22 .15 8
1, 11
1 2. 747
0, 64
15 3 . 58
0 ,77
2 54 .69 6
12 ,72
1 28 .6 64
6 , 42
7 8. 63 0
3 ,9 3
7 0. 33 8
3 , 51
2 .0 03 .0 50
1 0 0, 00
Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara
Ditinjau berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan sebagai berikut : Wilayah dengan ketinggian tempat 0 — 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan dataran aluvium. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 — 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan peralihan dari aluvium ke perbukitan. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 — 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha yang menyebar di sebagian besar Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 — 1000 m dpi, meliputi areal seluas 181.548 ha yang menyebar di Kabupaen Muko-muko, Bengkulu Utara, dan Kaur yang merupakan Taman Nasional. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 — 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664 ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman Nasional. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 — 1.500 m dpi, meliputi areal seluas 78.630 ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Kaur. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 — 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338 ha yang merupakan puncak Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara gunung-gunung di sepanjang peg unungan bukit barisan. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Topografi Wilayah Fisiografi wilayah Propinsi Bengkulu di Pulau Sumatera ( mainland ) terdiri atas jalur dataran rendah yang tidak begitu lebar dan membentang dari ujung utara sampai ujung selatan, kemudian disusul oleh jalur dataran tinggi yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Bentuk wilayah relatif memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai tersebut sekitar 525 km. Sementara lebar daratan dari garis pantai bervariasi, dari yang tersempit sekitar 32,5 km (di sekitar perbatasan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan) dan yang terlebar adalah sekitar 102 km (yaitu jarak dari pantai sampai perbatasan Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong dengan Propinsi
Triple – A
Gunung Kaba Sumber : rejang.lebong.blogspot.com
Pantai Panjang Sumber : tripadvisor.com
Terasiring di Bengkulu Utara Sumber : Iimrohimi.blogspot.com
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA KELAS LERENG PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu Bentuk wiiayah yang datar terletak di bagian barat yang memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan Provinsi Lampung. Bentuk wilayah bergelombang posisinya berada di sebelah Timur dari jalur pertama, merupakan lereng Pegunungan bukit Barisan yang melintasi sebagian besar kabupaten yang ada di Wilayah Provinsi Bengkulu yaitu Kabupa ten Muko-M uko, Kepahi ang, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Bentuk wilayah berbukit (curam) berada pada jalur kedua sampai ke puncak pegunungan Bukit Barisan Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Dengan rincian masing-masing yaitu datar-berombak seivas 779.276 ha, bergelombang seluas 428.320 ha, agak berbukit seluas 389.045 ha, berbukit seluas 294.302 Ha dan bergunung seluas 112.107 ha. Kelas Lereng per Kabupaten/Kota Lereng Kelas No
Kota/Kabupaten
(0 - 8)%
(9 - 15)%
(16 - 25)%
(26 - 40)%
(> 40)%
Jumlah
1
M uk o- muk o
Ha 187. 08 2
% 9 ,34
Ha 85. 824
% 4, 28
Ha 75. 247
% 3 ,76
Ha 53. 026
% 2, 65
Ha 13. 189
% 0, 66
Ha 414. 368
% 2 0, 69
2 3 4
B en gk ul u U ta ra Lebong Reja ng Lebong
1 73 .0 72 14.573 44. 69 2
8 ,6 4 0,73 2 ,23
6 0. 80 5 21.814 45. 398
3 ,0 4 1 ,09 2, 27
4 4. 50 3 45. 649 34. 641
2 ,2 2 2,28 1 ,73
3 0. 56 5 55.665 17. 912
1 , 53 2 ,78 0, 89
1 1. 35 6 29.517 8. 035
0 ,5 7 1,47 0, 40
3 20 .3 01 167.218 150. 678
1 5, 99 8,35 7, 52
5 6 7
Kepahiang B en gk ul u T en ga h Bengkulu
17.767 1 32 .5 35 15.166
0,89 6 ,6 2 0,76
33.154 4 2. 61 4 3
1,66 2 ,1 3 0,00 -
14. 431 3 9. 84 4
0,72 1 , 99
4.964 2 0. 99 6
0,25 1 ,0 5
991 5 .3 28
0 ,05 0 ,2 7 -
71.307 2 41 .3 17 15.169
3,56 1 2, 05 0,76
8
Selum a
100. 71 1
5 ,03
49. 186
2 ,46
43. 777
2, 19
41. 822
2 ,0 9
10. 651
0 ,53
246. 147
12, 29
5 0. 38 6 43.292
2 ,5 2 2,16
2 9. 71 7 59.805
1 , 48 2 ,99
1 8. 47 6 72. 477
0 ,9 2 3,62
1 5. 20 2 5.415
0 ,7 6 2,70
8 .0 66 24.974
0 ,4 0 1 ,25
1 21 .8 47 254.698
6 ,0 8 12,72
779.276 38,90
428.320
21,38
294.302 14,69
112.107
5,60
9 10
B en gk ul u S el at an Kaur Provinsi Bengkulu
-
-
389.045 19,42
-
-
2.003.050 100,00
Sumber :Laporan Antara RTRW 2009 Keterangan : A (0-8 %) : Datar -Beromb ak D (26-40%) : Agakbergunung
Sumber : rejang.lebong.blogspot.com
B (9-15%) : Ber gelombang E (>40 %) : Bergunung
C (16 25%) : Agak berbukit
Sumber :Laporan Antara RTRW 2009
Potongan melintang Provinsi Bengkulu
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Kelas Lereng Topografi Provinsi Bengkulu bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga pegunungan. Wilayah pantai yang terletak di bagian Barat yang memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan Provinsi Lampung,sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut wilayah dan memiliki topografi datar luasnya mencapai 25 % dari keseluruhan Propinsi Bengkulu, merupakan wilayah pesisir pantai yang indah dan kaya akan sumber daya alam bidang kelautan. Kawasan lainnya seluas 74.5 % merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan yang umumnya terletak di ped ala man sepanjang Bukit Barisan dengan ketinggian mencapai lebih dari 1000 m dan sisanya 0,5 % perbukitan batugamping-terutama di Pulau Enggano.
Triple – A
Sumber RTRW Prov. Bengkulu 2004
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA GEOMORFOLOGI PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu Satuan Dataran Rendah Alluvial dan Pantai Luas satuan ini diperkirakan mencapai 24% dari Provinsi Bengkulu, tersebar di sekitar S. Megang, S. Klingi, sepanjang S. Kikim dan sungai-sungai lainnya yang bermuara ke Samudera Hindia dan disepanjang pesisir pantai Barat Bengkulu. Satuan ini tersusun oleh endapan alluvium Kuarter dengan ketinggian mencapai 40 m di atas mukalaut. Satuan Dataran Tinqgi Satuan ini juga menempati sekitar 1 % Provinsi Bengkulu, terdapat setempat di sekitar Zona Sesar Sumatera dan Dataran Tinggi Pasumah. Dataran tinggi di sekitar Zona Sesar Sumatera ditafsirkan mempunyai kaitan dengan gerakan Sesar Musi-Keruh dan Sesar Ketaun dan tertutup oleh campuran alluvium Kuarter dan bahan gunungapi. Dataran Pasumah ditutupi oleh batuan gunungapi Plio-Plistosen dengan ketinggian mencapai 500 m di atas mukalaut. Satuan Perbukitan Bergelombanq Satuan ini menempati sekitar 23 % dari Provinsi Bengkulu dan merupakan satuan morfologi yang dicirikan oleh perbukita n mem bulat dengan lereng landai dan memiliki ketinggian antara 40 — 500 m di atas mukalaut. Satuan ini tersu sun ter utam a oleh sed imen Te rsie r. Benta ng alam p erbu kita n bergelombang diperkirakan memiliki undulasi atau kemiringan antara 3° sampai 10°. Satuan ini terutama dibentuk oleh produk gunungapi dan konglomerat. Peruntukan satuan ini terutama cocok untuk pemukiman, perkebunan dan wisata. Satuan Pegunungan Satuan ini merupakan satuan morfologi terluas menempati sekitar 50 % Provinsi Bengkulu, bercirikan lereng curam, terletak dibagian timur dengan arah baratlaut-tenggara yang merupakan zona Pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian antara 500-700 m di atas mukalaut. Lembah sungai di satuan ini umumnya berbentuk "V" dan terkikis sampai batuan dasarnya. Satuan Kerucut Gunungapi Satuan ini b ercirikan de ngan pola aliran radial yang khas, terletak di Pegunungan Barisan dengan puncakpuncak gunungapi seperti G. Lumut (1765m), G. Kaba (1938m), G. Condong (2079m) dan G. Gedanghululai (2130), menempati sekitar 1.5 % wilayah Provinsi Bengkulu. Satuan Pelataran Batuqamping (Kars) Satuan pelataran batugamping ini menempati sekitar 0,5 % berupa satuan batugamping terumbu Kuarter di pesisir Pantai Bengkulu dan Formasi Malakoni (QTm) di Pulau Enggano.
Satuan Dataran Rendah Aluvial
Satuan Pegunungan (Gunung Dempo)
Sumber : Triple-A, 2009
Sumber : athurbayunata
Satuan Kerucut Gunungapi
Satuan Pelataran Batugamping (kars) di Enggano
Sumber : 3.bp.blogspot.com
Sumber : koranplus.com
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Geomorfologi Berdasarkan pengamatan peta topografi, bentang alam Provinsi Bengkulu dapat dibagi menjadi dua satuan geomorfologi orde-2, yaitu satuan dataran dan satuan pegunungan. Kedua satuan tersebut terbagi lagi menjadi 6 satuan geomorfologi orde-3 sebagai berikut, (1) satuan dataran rendah aluvial dan pantai, (2) satuan dataran tinggi, (3) satuan perbukitan bergelombang, (4) satuan pegunungan (5) satuan kerucut gunungapi dan (6) satuan batugamping (kars).
Triple – A
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu erosi. Penyebaran pola penggunaan tanah tegalan banyak dijumpai di Kabupaten Muko-muko, Seluma dan Kaur.
PETA PENGGUNAAN TANAH PROVINSI BENGKULU
Sawah di Provinsi Bengkulu umumnya dikembangkan di dataran aluvium sungai, dengan sistem irigasi desa dan setengah teknis. Wilayah kabupaten yang banyak dijumpai areal sawah adalah Bengkulu Utara, Lebong dan Bengkulu Tengah. Permukiman dijumpai di tiap kabupaten, namun dilihat dari luasannya permukiman yang luas terutama di kota Bengkulu, Muko-muko dan Bengkulu Utara.
Penggunaan Tanah untuk Pertanian
Penggunaan Tanah untuk Permukiman Sumber : Triple-A, 2009
Sumber : Triple-A, 2009
Tutupan Lahan Berdasarkan data Citra Landsat lahan hutan di Provinsi Bengkulu jenis penutupan lahan yang dominan adalah kebun campuran seluas 947.105 Ha (47,28%) dan hutan seluas 762.700 Ha (38,08%). Kebun campuran pada umumnya menyebar di seluruh Kabupaten, sedangkan hutan sebagian besar terdapat di kabupaten Muko-muko, Bengkulu Utara, Lebong dan Kaur yang merupakan Taman Nasional. Data luas hutan dari Citra Landsat ini hanya 82,81% dari luas kawasan hutan berdasarkan Peta Penggunaan Tanah (BPN, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa di kawasan hutan di wilayah Provinsi Bengkulu telah terjadi perambahan hutan yang serius. Di kawasan hutan telah dilakukan kegiatan budidaya pertanian berupa perkebunan, ladang, permukiman dan lain-lain. Jenis tutupan lahan lainnya yang cukup dominan adalah perkebunan seluas 85.284 Ha (4,26%), semak belukar seluas 78.024 Ha (3,90%), dan ladang seluas 47.561 Ha (2,37%). Jenis tutupan lahan ini ada sebagian menempati kawasan hutan sesuai Peta Penggunaan Tanah (BPN, 2008). Data ini menjelaskan bahwa telah terjadi kegiatan budidaya pertanian perkebunan dan perladangan yang cukup intensif di kawasan yang statusnya hutan. Pola penggunaan lahan ladang dengan komoditi tanaman semusim apabila tidak disertai dengan tindakan konservasi tanah cenderung rawan terhadap bahaya erosi. Meningkatnya laju erosi di kawasan hutan dengan kelerengan >25% ini akan menimbulkan sedimentasi pada badan air permukaan di bawahnya (sungai), sehingga kapasitas pengaliran sungai akan menurun, yang pada gilirannya akan rawan terhadap kejadian banjir. Luasan Tutupan Lahan di Provinsi Bengkulu Tutupan Lahan
No Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Penggunaan Tanah Berdasarkan Peta Penggunaan Tanah dari BPN Provinsi Bengkulu, pola penggunaan tanah di Provinsi Bengkulu dikelompokkan kedalam : hutan, permukiman, sawah, tanah terbuka, dan tegalan. Pola penggunaan tanah hutan merupakan pola penggunaan tanah yang dominan, yaitu mencakup areal 920.964 Ha (45,97%). Lahan hutan di Provinsi Bengkulu banyak dijumpai di Taman Nasional dan hutan produksi. Pola penggunaan lainnya yang juga cukup dominan adalah tegalan yang kemudian disusul oleh sawah, permukiman, dan tanah terbuka. Lahan tegalan umumnya dikembangkan oleh petani di lahan-lahan dengan kemiringan agak berbukit hingga berbukit, bahkan di beberapa tempat banyak yang dilahan agak bergunung, sehingga rawan terhadap bahaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hutan Alam H ut an L ah an K er in g K eb un C am pu ra n Mangrove Perkebunan Permukiman Rawa Sawah Semak Belukar Tanah Terbuka Tegala n/Ladang Tubuh Air Jumlah
Luas Ha 538.222 2 24 .4 78 9 47 .1 05 78 85.284 26.945 4.326 33.369 78.024 9.885 4 7. 561 7.773 2 .0 03 .0 50
% 26,87 1 1, 21 4 7, 28 0 4,26 1,35 0,22 1,67 3,9 0,49 2, 37 0,39 1 00
Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara
Triple – A
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Lempeng Tektonik di Belahan Bumi
Provinsi Bengkulu berupa dampak positif dan negatif, dampak positif berupa cekungan hidrokarbon/ minyak dan gas humi, potensi energi panas bumi, jalur mineralisasi berpotensi terbentuknya mineral logam dan non logam serta bahan tambang lainnya, tanah yang subur akibat endapan batuan rombakan gunung api muda serta jejak-jejak kejadian geologi masa lampau yang memberikan pemandangan indah sebagai tujuan wisata. Disamping memberikan dampak positif tersebut, pertemuan tiga lempeng tersebut mengakibatkan dampak negatif yaitu rawan dan rentan terjadi bencana geologi, yaitu : gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, erosi, sedimentasi serta dinamika geologi destruktif lainnya.
Lokasi-lokasi sering terjadi Gempa Bumi
Lingkaran Api (Ring of Fire ) Lingkaran Api merupakan sebuah zona di sepanjang tepian Samudra Pasifik dimana pada zona tersebut banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi gempa bumi. Sabuk yang bentuknya menyerupai tapal kuda ini membentang sepanjang 40.000 kilometer, dari Selandia Baru di selatan, ke Philipina, Jepang, kemudian mengarah ke timur menuju Alaska, dan kembali ke selatan melalui Oregon, California, Meksiko, dan berakhir di Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Terlihat dalam gambar, bahwa negeri kita juga termasuk yang dilalui Lingkaran Api ini, tepatnya di bagian utara Pulau Irian dan Maluku. Tak heran kalau di wilayah ini pun sering terjadi gempa, meskipun secara geografis tidak berada di wilayah pengaruh lempeng Indo-Australia dan Eurasia seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera.
1.2 Geologi
Sumber : sagabanget.files.wordpress.com
Geotektonik Secara geotektonik, Indonesia merupakan tempat pertemuan 4 lempeng aktif dunia, yaitu: Lempeng Benua Eurasia yang bergerak sangat lambat ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/tahun, Lempeng Samudera Indo — Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/tahun. Lernpeng samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/tahun dan Lempeng Samudera Philipina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/tahun. Pertemuan keempat tersebut merupakan salah satu tataan unik di dunia ini dan mengakibatkan terbentuknya tataan dan pola ge ologi tertentu di wilayah Indonesia yang member ikan konsekuensi
Triple – A
Gambar Tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua
PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 6
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu DAFTAR GEMPA BUMI YANG MERUSAK DI PROVINSI BENGKULU
Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
Gempa Bumi Wilayah Provinsi Bengkulu merupakan wilayah rawan bencana di Indonesia, sumber gempabumi merusak diwilayah ini berasal dari aktivitas Zona Penunjaman, Zona Prismatik akresi dan pergerakan sesar aktif di darat. Kawasan rawan bencana gempabumi di Provinsi Bengkulu yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanik dan Mitigasi Bencana Geologi Tahun 2008 dibuat berdasar 4 parameter yaitu : geo logi (batuan, morfologi, struktur geologi), skala intensitas kejadian gempabumi yang terjadi, sumber gempabumi dan percepatan gempabumi. Kawasan rawan bencana gempabumi dibagi menjadi 5 yaitu : rawan bencana sangat tinggi, tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah. Kawasan gempabumi rendah dan sangat rendah tidak ada di wilayah Provinsi Bengkulu.
Triple – A
Sumber : Riwayat kegempaan tektonik dan vulkanik di Prov. Bengkulu 2009
PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 7
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu PETA ZONA WASPADA TSUNAMI KOTA BENGKULU DAN SEKITARNYA
Sumber : Bakornas PB
Sumber : Bakornas PB Sumber : Bakornas PB
Sumber : Bakornas PB
Sumber : Dinas ESDM Prov. Benkulu
Tsunami Tsunami merupakan gelombang panjang yang muncul sebagai akibat terjadinya gangguan terhadap permukaan dan dasar laut oleh gerakan kerakbumi karena gempa bawah laut, letusan gunungapi bawah laut atau oleh longsoran skala besar di pantai atau bawah laut. Periode tsunami umumnya berkitas antara beberapa menit sampai puluhan menit. Tinggi gelombang tsunami yang terjadi adalah jarak vertikal antara puncak gelombang dengan titik nol muka laut, yang selanjutnya akan membesar pada saat gelombang tsunami menjalar mendekati pantai. Tinggi gelombang tsunami akan mencapai maksimum di pantai-pantai yang berbentuk seperti huruf U atau V, misalnya di teluk atau muara sungai. Karakteristik gempa bawah laut yang menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi di zona subduksi yang mempunyai magnitute lebih dari 6 skala Richter, dengan kedalaman kurang dari 100 km. Provinsi Bengkulu yang mempunyai garis pantai sepanjang 525 km merupakan daerah yang berpotensi terjadi bencana tsunami karena berdekatan dengan zona subduksi.
Triple – A
Sumber : Bakornas PB
PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 8
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) PETA SEBARAN GUNUNGAPI PETA SEBARAN DAN TINGKAT GUNUNGAPI RISIKONYA DI INDONESIA DI INDONESIA
Kawah Gunungapi Kaba Sumber : balam081.blogspot.com
Provinsi Bengkulu PETA ZONA BAHAYA LETUSAN GUNUNGAPI KABA
Kawah Gunungapi Kaba Sumber : rejang.lebong.blogspot.com
Letusan Gunungapi Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Letusan gunungapi yang terjadi dapat membahayakan keselamatan penduduk sekitar dan merusak infrastuktur. Bahaya gunungapi ini dapat terjadi pada saat gunungapi sedang meletus (primer) dan bahaya yang terjadi setelahnya (sekunder). Gunu ng ap i yang masi h akt if yait u Gunung Kaba yang merupakan batas antara Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Gunung Kaba (+ 1950 m dpi) adalah salah satu gunung api aktif strato tipe A d i wilayah Bengku lu, (Atlas Trap Nederl., 1938, Lembar 14; Pew Bakosurtanal, 1984, Lembar Cu rup) Dan Lembar Kepahiang). G. Kaba merupakan gunungapi kembar dengan G. Itam di puncaknya terdapat 3 buah kawah dari barat ke timur berturut-turut adalah : Kawah Kaba Lama / Kaba Besar, Kawah Kaba Baru/ Kaba, dan Kawah Vogelsang/Kaba Pedapuran (Neumann van Padang. 1951) Produk primer erupsi G. Kaba terdiri dari aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik (Suganda dick, 1992). Kegiatan G. Kaba yang tercatat dalam waktu sejarah dimulai pada abad ke 19 dan terakhir pada abad ke 20, yakni mulai
Triple – A
dari tahun 1833 hingga tahun 1971, tercatat tidak kurang dari 22 kali kenaikan kegiatan/erupsi. Interval antara dua kegiatan/erupsi adalah : 1-4 tahun (interval terpendek), 8-10 tahun (interval menengah), dan 1320 tahun (interval terpanjang). Dalam sejarah kegiatannya, erupsi G. Kaba pernah menimbulkan korban jiwa pada tahun 1833 (tercatat 126 orang meninggal). Sedangkan kegiatan pada tahun 1971 hanya ditandai dengan hembusan solfatara berintensitas sedang pada Kawah Kaba Besar (Sujanto, 1990), dan ditandai dengan hembusan solfatara berintensitas lemah di Kawah Kaba Kecil. Kawah Vogelsang, dan Bukit Balubuk PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 9
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu
PETA GEOLOGI PROVINSI BENGKULU
Sumber : Dinas ESDM Prov. Bengkulu
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Geologi Regional Stratigrafi Daerah Provinsi Bengkulu terdiri dari Lajur Mentawai, Lajur Bengkulu, Lajur Palembang dan Lajur Bukit Barisan dengan beberapa batuan terobosan dan endapan permukaan. Batuan tertua, kemungkinan besar Formasi Peneta (KJp), berumur Jura Akhir - Kapur Awal tersingkap pada mandala busur muka, terdiri dari satuan serpih tufaan dengan batugamping setebal 400m dan terobosan batuan granodiorit. Pada Akhir Oligosen-Miosen awal diendapkan Formasi Hulusimpang (Tomh), yang terdiri dari lava, breksi gunungapi, tufa serta Formasi Seblat (Toms) dengan satuan batupasir yang mengandung kayu terk ersi kan , pers elin gan batu lemp ung dan batupasir. Sedangkan pada Lajur Mentawai pada waktu yang sama di endapkan Formasi Kuwau (Tmk) yang terdiri dari perselingan batupasir dan batulanau dengan sisipan batugamping.
Triple – A
Pada Miosen Awal - Miosen Tengah diendapkan Formasi Gumai (Tmg), terdiri dari satuan batulempung-gampingan, napal, batulempung dengan sisipan batupasir. Pada waktu yang bersamaan diendapkan pula Formasi Kemiki (Tmpk) yang berupa tufa, tufa pasiran dan batualanau-tufaan. Pada Akhir Miosen diendapkan F ormasi Bal (Tmba) yang terdiri dari breksi gunungapi epiklastik bersisipan batupasir dengan fragmen dasit serta Formasi Lemau (Tml) yang tersusun dari gunungapi epiklastik, batupasir, batulempung dengan sisipan batubara dan batupasir. Pada Pliosen diendapkan Formasi Simpangaur (Tmps) yang terdiri dari satuan konglomerat, batulempung dan batupasir dan Formasi Lakitan (Tmpl) terdiri dari breksi dengan fragmen andesit basalt, dasir, tufa, batupasir tufaan dan lava. Pada Awal - Akhir Pleistosen diendapkan Formasi Kasai (QTk) terdiri dari batupasir konglomeratan, batupasir dan batulempung tufaan mengandung kayu terkersikan, batuan gunungapi terdiri dari lava bersusunan riolit, dasit dan andesit tuf, breksi gunungapi. Formasi Maur (QTm) terdiri dari batulempung serpih berkarbon. Formasi Bintunan (QTb) terdiri dari konglomerat, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufaan batuapung dan kayu terkersikan. Pada Akhir Pleistosen - Holosen diendapkan satuan batuan gunungapi andesitbasalt (Qv) dari satuan lava andesit basalt dan breksi lahar dan satuan breksi gunungapi(Qhv) Intrusi batuan beku granodiorit terjadi pada jaman Kapur Akhir (Kgd), pada Miosen Tengah terjadi intrusi batuan beku granit (Tmgr) dan diorit (Tmdi) serta pada kuarter terjadi intrusi batuan beku grano diorit dan andesit (Tpan) Endapan permukaan terdiri dari lempung, pasir, kerikil, kerakal, batugamping, batulumpur diendapkan sebagai endapan aluvial sungai, pantai dan rawa (Qa, QI, Qs dan Qat). PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 10
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu ing pantai dan dataran pasang surut. Tanah didaerah beting pantai mempunyai drainase cepat, tekstur kasar, hara tersedia rendah, dan pH ne tral. Sedangkan di daerah dataran pasang surut berdrainase sangat terhambat, pH masam dan kadar pirit tinggi
PETA JENIS TANAH PROVINSI BENGKULU Aluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan sungai. Tanah berkembang dari endapan sungai mempunyai drainase terhambat, pH masam sampai agak masam, tektur halus, hara tersedia sedang sampai tinggi. Tanah ini menempati fisiografi dataran aluvial, jalur meander, dan dataran banjir. Organosol. Tanah ini setara dengan Histosol, terbentuk dari bahan organik, dengan ketebalan 0,5->2 m dengan tingkat kematangan hemik, drainase sangat terhambat , pH tanah masam sampai sangat masam dan miskin unsur hara. Sebagian Organos ol di dataran marin mengandung bahan sulfidik/pirit pada kedafaman < 50 cm. Kambisol. Kambisol termasuk tanah dalam tingkat perkembangan awal, dicirikan dengan adanya perkembangan struktur yang m asih Iemah. Bahan induk tanah menurunkan tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah. Tanah Kambisol menempati hampir seluruh lahan basah baik di dataran aluvial maupun marin. Drainase terhambat sampai sedang, hara tersedia sedang sampai tinggi, pH agak masam sampa i netral, tek stur halus sampai sedan g. Kambisol juga dijumpai di daerah lahan kering menempati fisiografi dataran tuf masam, dataran volkan, perbukitan dan pegunungan dengan lereng >40%. Podsolik. Podsolik termasuk tanah yang sudah berkembang, dicirikan oieh adanya perkembangan struktur dan peningkatan liat. Tanah ini dijumpai pada fisiografi dataran tuf masam, dataran, perbukitan, dan pegunungan dengan bahan induk tanah tuf masam dan sedimen. Podsolik yang dijumpai di Provinsi Bengkulu mempunyai penampang tanah dalam, bentuk wilayah datar sampai bergunung, lereng 0->40%, tekstur tanah halus sampai sangat halus,. pH masam sampai agak masam, drainase baik, kandungan hara tanah rendah. Podsolik lainnya yang dijumpai mempunyai penampang tanah dalam, drainase balk, pH tanah sangat masam sampai masam, tektur halus sampai sedang, kandungan hara tanah rendah dan KTK liat < 12 me/100 g liat. Sementara itu dijumpai Podsolik yang mempunyai sifat fisik yang hampir sama kecuali mempunyai bahan organik tinggi dan kandungan hara lebih balk. Selain itu tanah ini ada yang telah mengalami perkembangan lanjut (tua) dijumpai pada fisiografi dataran tuf masam dan dataran dengan bentuk wilayah datar sampai ber gelombang (lereng 0 -15%). Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf masam. Tanah ini mempunyai horison oksik, penampang tanah dalam, drainase balk, tekstur halus sampai sedang, kandungan harp rendah dan pH masam.
Jenis Tanah di Provinsi Bengkulu Luas Jenis Tanah (Ha) Regosol 29.135,85 133.408,44 Aluvial Organosol 17.739,62 1.207.023,85 Kambisol 615742,24 Podsolik Total 2.003.050,00
% 1,45 6,66 0,89 60,26 30,74 100
Sumber : RTRW 2009 Laporan Antara
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Jenis Tanah Berdasarkan analisis Peta Land System (RePPProt, 1988) dan hasil survei lapang tanah, maka menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) tanah yang dijumpai di Provinsi Bengkulu dibedakan menjadi 5 (lima) jenis tanah yaitu Regosol, Aluvial, Organosol, Kambisol, dan Pods olik. Sec ara umum lahan di Provinsi Be ngkulu dibedakan atas lahan basah ( l o w l a n d ) dan lahan kering ( u p l a n d ) . Tanah pada lahan basah terbentuk oleh endapan bahan organik dan bahan liat, debu dan pasir yang menempati fisiografi dataran aluvial dan marin dengan bentuk wilayah datar (iereng 0-2%). Jenis tanah yang dijumpai pada lahan basah adalah Regosol, Aluvial dan Organosol. Pada lahan kering dijumpai tanah Kambisol dan Podsolik. Adapun karakteristik selengkapnya diuraikan sebagai berikut :
Regosol. Regosol merupakan tanah yang berkembang dari bahan endapan marin dijumpai sebagai bet-
Triple – A
Regosol Sumber : www.ucalgary.ca
Organosol Sumber : www.dpi.vic.gov.au
Kambisol Sumber : upload.wikimedia.org
Aluvial Sumber : farm4.static.flickr.com
PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 11
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA LOKASI PERTAMBANGAN PROVINSI BENGKULU
Ekploitasi Tambang Batu Bara di Bengkulu Tengah Sumber : Bappeda Bengkulu Tengah
Ekploitasi Pasir Besi Sumber : BKPMD Prov. Bengkulu
Sumber daya minyak bumi dilaporkan terdapat di dekat Desa Padangcapo di tenggara Bengkulu dengan ditemukannya rembesan minyak, saat ini di Provinsi Bengkulu belum ada lapangan minyak yang berproduksi. Batubara ditemukan di dalam Formasi Lemau dan Formasi Simpangkaur yang tersingkap di Bukit Sunur kurang lebih 37 km di timur Bengkulu. Data Eksplorasi menunjukkan bahwa di daerah tersebut mengandung lebih 5.000.000 ton cadangan batubara potensial di daerah seluas 804.779 m2 dengan tebal masing-masing lapisan antara 0,6 —0,8 m. Lapisan batubara potensial lainnya terdapat di Air Kotok (Kab. Bengkulu Utara) dan di bagian utara Desa Tanjungdalam (Kab. Rejang Lebong). Sumberdaya geothermal yang cukup potensial berada di subanayam, Tes, Bukit Daun, Samelako dan Tambang Sawah di Kabupaten Rejang Lebong.
Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Pertambangan Sumber daya mineral dan energi di Provinsi Bengkulu terdiri dari emas, perak, minyak bumi, batubara dan panas bumi. Potensi emas dan perak di daerah ini telah diketahui sejak awal abad 19. Jalur mineralisasi emas, perak dan tembaga ditemukan terutama di Formasi Hulusimpang. Kegiatan penambangan pada saat ini dibatasi pada mineral logam dengan proses amalgamasi. Kegiatan tersebut dikerjakan oleh penduduk setempat di tambang-tambang tua yang pada umumnya telah ditinggalkan seperti di Lebong Donok, Lebong Salit, Lebong Tandai, Lebong Simpang dan Tambang Sawah di Kabupaten Rejang Lebong.
Triple – A
Bahan galian golongan C cukup melimpah di Provinsi Bengkulu salah satunya adalah batuan gunungapi andesit dan basal yang tersingkap di Bukit Kandis (7 km timurlaut Bengkulu) yang dijadikan bangunan dan pondasi untuk rumah dan jalan. Endapan alluvium seperti kerakal, kerikil dan pasir banyak dipakai untuk pembuatan jalan dan pembangunan gedung. Batubara adalah bahan tambang unggulan subsektor pertambangan di Provinsi Bengkulu. Hingga kini cadangan batu bara terukur di Provinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 68,80 juta ton. Cadangan batubara di Provinsi Bengkulu sebagian besar terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Cadangan batubara terukur yang terdapat di kabupaten Bengkulu Utara mencapai 57,48 juta ton dan sebanyak 11,33 juta ton terdapat di kabupaten Seluma Produksi batubara yang dihasilkan perusahaan pertambangan batu bara yang terdapat di Provinsi Bengkulu masih relatif kecil. Pada Grafik di atas tampak bahwa setiap bulannya produksi batubara di Provinsi Bengkulu ratarata kurang 80 ribu ton. Secara total pada tahun 2007 produksi batubara di Provinsi Bengkulu sebanyak 933,9 ribu ton. Apabila diamati lebih lanjut maka selama kurun waktu 2000-2006 produksi batubara Provinsi Bengkulu setiap tahunnya hanya berkisar 1 juta ton. Batubara Provinsi Bengkulu umumnya ditujukan untuk ekspor, hanya sebagian kecil untuk konsumsi dalam negeri. Total ekspor batubara Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 mencapai 883,96 ribu ton. PROFIL SPASIAL GEOLOGI 1 12
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA DAS PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu manjang dalam arah baratlaut-tenggara. Morfologi perbukitan dan pegunungan mendominasi bagian timur sepanjang Bukit Barisan. Sungai-sungai utama di Provinsi Bengkulu pada umumnya bermuara ke Samudera Hindia. Jika dihubungkan dengan arah struktur umum daerah ini, secara genetik sungai-sungai itu di bagian hulu digolongkan ke dalam jenis konsekuen yang mengalir mengikuti suatu regional slope, yaitu ke arah barat. Di bagian hilir, sungaisungai itu berubah menjadi jenis insekuen karena berada pada tahap dewasa dan lanjut. Secara umum, sungai-sungai itu membentuk pola aliran sejajar atau hamper sejajar, yang umumnya dikendalikan oleh faktor-faktor struktur geologi, jenis litologi dan atau kemiringan lereng (Thornbury, 1969). Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke laut/danau melalui satu sungai utama. Suatu DAS dipisahkan oleh DAS lain oleh batas alam (topografi) berupa punggung bukit dan gunung. Provinsi Bengkulu bagian barat merupakan dataran tinggi dari kaki pegunungan bukit barisan yang ke arah laut semakin rendah posisinya sehingga arah aliran sungai yang ada seluruhnya hampir sejajar (dari timur ke barat) mengalir ke arah Samudera Hindia. Pola aliran sungai dan bentuk DAS yang dijumpai sangat dipengaruhi oleh kondisi bentuk wilayah, tanah, geologi, geomorphologi, intensitas hujan dan vegetasi. Di Provinsi Bengkulu dijumpai Daerah Aliran Sungai sebanyak 27 DAS dimana DAS Air Kungkai mempunyai lu as 285 .016,31 Ha dan DAS Air Ketah un selua s 263.0 33,72 Ha termasuk DAS yang terluas. Sesuai dengan kondisi bentuk wilayahnya yang berbukit-bukit dan terjal sehingga mengakibatkan aliran sungainya umumnya deras dan berjeram. Jenis aliran ini berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (mikro). Pola Aliran Sungai Pola aliran sungai di wilayah Provinsi Bengkulu banyak mencerminkan kondisi dari bentuk wilayah, struktur geologi serta jenis batuan yang ada. Kawasan Provinsi Bengkulu dengan bentuk wilayah dataran akan memberikan kenampakan pola aliran sungai subparalel (pola aliran yang hampir sejajar) dan Dendritik. Aliran sungainya bersifat permanen dan sebagian bersifat musiman. Pada pola aliran dentritik dicirikan oleh bentuk aliran seperti pohon dengan lembah agak lebar dan dangkal mengikuti kondisi morfologi. Kenampakan tersebut dapat dilihat merata di wilayah Provinsi Bengkulu. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya potensi bahaya banjir. Pada daerah perbukitan cenderung akan terbentuk pola aliran subparalel dan dentritik, dimana alirannya sebagian bersifat permanen dan sebagian bersifat musiman. Sedangkan pada daerah pegunungan akan membentuk pola aliran subparalel, dimana aliran sungainya bersifat musiman. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bengkulu No.
Triple – A
Hilir
Luas (Ha)
Muko-muko
Muko-muko
68.520,49
2 Bt Selagak
Muko-muko
Muko-muko
60.805,68
3 Air Dikit
Muko-muko
Muko-muko
27.219,98
4 Air Banta!
Muko-muko
Muko-muko
54.625,77
5 Air Berau
Muko-muko
Muko-muko
29.219,30
6 Air Teramang
Muko-muko
Muko-muko
46.470,59 104.409,54
7 Air Ipuh
Muko-muko
Muko-muko
8 Air Rami
Bengkulu Utara
Lebong
27.478,47
9 Air Seblat
Bengkulu Utara
Lebong
133.466,12
10 Air Lalangi
Bengkulu Utara
Lebong
33.603,35
11 Air Ketahun
Bengkulu Utara
Lebong
263.033,72
Sumber : SLHD, 2007
12 Air Bintuhan
Bengkulu Utara
Lebong
25.377,75
13 Air Lais
Bengkulu Utara
Bengkulu Utara
70.892,75
14 Ai r P at ik
B engkul u Ut ara
1 5 A ir B en gk ul u
B en gk ul u
Bengk ulu Ut ar a Kepahiang dan Rejang Lebong
16 Air Kungkai
Seluma
Seluma
285.016,31
17 Air Seluma
Seluma
Seluma
54.627,20
18 Air Talo
Seluma
Seluma
1.3 Hidrologi
Morfologi Provinsi Bengkulu didominasi terutama bagian barat oleh dataran rendah alluvial dan pantai yang me-
Muara
1 Bt. Air Manjuto
Sungai Musi di Kepahingan
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Daerah Aliran Sungai Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi wilayah Propinsi Bengkulu dapat dikelompokkan atas 3 pola utama, yaitu : Sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Hindia atau ke arah barat; Sungai-sungai yang mengalir ke Selat Bangka atau ke arah timur; Sungai-sungai di Pulau Enggano yang mengalir ke Samudera Indonesia.
Nama Sungai
Sungai Ketahun di Lebong Sumber : SLHD, 2007
62. 480, 58 124.354,79
51.337,53
1 9 A ir A la s
B en gk ul u S el at an
B en gk ul u S el at an
6 0. 83 8, 64
2 0 A ir P in o
B en gk ul u S el at an
B en gk ul u S el at an
3 7. 67 3, 05
2 1 A ir M an na
B en gk ul u S el at an
B en gk ul u S el at an
6 8. 67 7, 57
22 Air Kedurang
Kaur
Kaur
22.154,00
23 Air Padangguci
Kaur
Kaur
70.729,41
24 Air Kinal
Kaur
Kaur
28.280,17
25 Air Luas
Kaur
Kaur
26 Air Sambat
Kaur
Kaur
21.524,34
27 Air Nasal
Kaur
Kaur
62.998,12
62.317,48
Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara
PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 13
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Triple – A
PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 14
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA PANTAI PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu Geomorfologi Pantai Bengkulu, dicirikan bentuk pantai berteluk, terbuka lebar, morfologi landai dan relif rendah, sebagian kecil membentuk tanjung dan teluk tertutup (enclosed bay) d engan morfologi terjal dan relif tinggi. Berdasarkan geologi, morfologi dan karakteristik garis pantai (Dolan, 1975) maka karakteristik pantai Bengkulu dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu : 1). Tipe Pantai Berpasir yaitu berada disepanjang pantai Pondok Kelapa, pantai aluvium berpasir. 2). Tipe Pantai Bertebing berada disepanjang pantai D. Pancuran – Tg. Coko hingga Pekiknyaring dan kawasan pantai Palik (kec. Kerkap) hingga Karang Suci (Pondok Pedati), yang ditandai abrasi kuat dan sebagian tebingnya telah longsor. 3). Tipe Pantai Bertebing dan Berlump ur , berada disepanjang pantai dari Pekiknyaring hingga Kp. Pasar Bengkulu. Litologi dari endapan undak sungai dan batuan sedimen formasi Bintunan, akibat proses sedimentasi du muara sungai. 4) Tipe Pantai "Pock et Beach" dan "Sea Wall" berada di kawasan pantai sekitar kota Bengkulu dari Kp. Melawi hingga Sumur Meleleh.. Proses dominan abrasi mengakibatkan hancurnya dinding pemecah gelombang dan bekas pelabuhan tua zaman belanda di Kp. Cina. 5). Tipe Pantai Berpasir, Terumbu dan Undak Sun ga , berada disepanjang pantai Berkas Tg. Genting Dinamika pantai tererosi kuat (Komplek dan Kp. Berkas) dan pantai stabil di Pasir Panjang, Gading Cempaka dan muara S. Jenggalu. 6) Tipe Pantai Berpasir, Terumb u dan Satuan Gunungapi , karakteristik pantai berpasir setempat batugamping terumbu kearah laut lepas. Geomorfologi Dasar Laut,. dicirikan pola kontur adalah sejajar garis pantai dengan kedalaman –3 hingga –32 m. Kontur di depan pantai lebih rapat dibandingkan daerah lepas pantai, hal ini menunjukkan morfologi sekitar pantai adalah curam. Di lepas pantai pola kontur renggang dan di beberapa tempat dijumpai tonjolan-tonjolan tidak begitu tinggi mencerminkan morfologi landai dan bergelombang.
Definisi Pesisir Pesisir (coastal zone) adalah daerah peralihan/transisi antara ekosistem daratan dan lautan, dimana ke arah darat mencakup daerah yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, gelombang, dan angin laut dan ke arah laut mencakup daerah perairan laut yang masih dipengarhui oleh proses-proses daratan dan dampak kegiatan manusia, seperti aliran air sungai, run off , sedimentasi, dan pencemaran.
Senja di Pulau Karang Enggano Sumber : SLHD, Foto By Senoaji,2006
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Sumber : Triple-A
Sedangkan batasan wilayah pesisir ke arah laut adalah :
Pantai Wilayah Pesisir Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang unik dengan garis pantai yang memanjang dari arah timur lout ke tenggara sepanjang 525 km. Wilayah Pesisir Bengkulu yang terletak di pantai barat Sumatera berbatasan dengan Samudera Hindia dengan dasar yang curam di sebelah barat dan pegunungan Bukit Barisan di sebelah timur. Geologi dasar laut di lepas pantai dan daratan wilayah ini, didominasi oleh kegiatan jalur subduksi (penunjaman) miring tumbukan Lempeng Samudera Australia yang menyusup k e dalam Lempeng Benua Eurasia. Kegiatan tektonik itu mengakibatkan terbentuknya zona seismik Beniof di dasar laut yang merupakan zona gempa dengan seimisitas tinggi.
Triple – A
Definisi tersebut memberikan batasan-batasan wilayah pesisir ke arah darat, yaitu : Ekologis : kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh prosesproses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, dll. Administratif : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst. dari garis pantai) Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
Ekologis
:
Administratif Perencanaan
: :
k awasan laut yang masih dipengaruhi oleh proses alamiah di darat (aliran air sungai, run off , aliran air tanah, dll.), atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan pencemar, sedimen, dll); atau kawasan laut yang merupakan paparan benua (continental shelf ). 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai ke arah laut. bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
Pantai Panjang Sumber : Triple-A 2009
Sumber : SLHD Provinsi Bengkulu
PROFIL SPASIAL HIDROLOGI 1 15
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA CURAH HUJAN PROVINSI BENGKULU
Klimatologi Prov. Bengkulu 2007
BULAN - Month
RATA-RATA TEMPERATUR Average of ° ) Temperature (C
RATA-RATA MAKSIMUM Average
Maximum
MINIMUM Minimum
KELEMBABAN NISBI
RATA-RATA PENYINARAN MATAHARI
Relative Humidity
Average of Sunrays
(%)
(%)
Curah Hujan Kota Bengkulu, 2007 HARI HUJAN BULAN - Month
Rain Days
(Kali/Times) JANUARI - January
1. JANUARI - January
26,4
33,0
22,7
86
71
2. PEBRUARI - February
26,8
35,1
22,0
81
80
3. MARET - March
26,4
31,4
22,6
85
57
4. APRIL - April
26,9
33,8
23,4
84
68
5. MEI - May
27,2
33,8
22,8
83
79
6. JUNI - June
26,6
32,8
22,8
85
78
7. JULI - July
26,3
32,8
21,6
84
77
8. AGUSTUS - August
26,2
32,2
21,6
82
78
9. SEPTEMBER - September
25,0
31,6
22,2
85
67
10. OKTOBER - October
26,2
32,0
22,6
84
66
11. NOPEMBER - November
26,3
32,2
22,2
85
75
12. DESEMBER - December
26,0
31,8
21,6
86
46
CURAH HUJAN Rain Falls (MM)
25
570
PEBRUARI - February
17
164
MARET -
24
510
25
124
MEI - May
17
316
JUNI - June
16
184
JULI -
13
208
March
APRIL - April
July
AGUSTUS - August
12
38
SEPTEMBER - September
15
192
OKTOBER - October
17
177
NOPEMBER - November
19
212
DESEMBER - December
25
455
Sumber : BDA 2008
Sumber: BDA2008
Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
1.4 Iklim Berdasarkan tipe iklim menurut kriteria Schmid dan Ferguson, Oldeman serta tipe iklim menurut Koppen, iklim di Provinsi Bengkulu dapat dijabarkan sebagai berikut: Menurut Schmid dan Ferguson, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe iklim A (sangat basah) Menurut Oldeman, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe iklim B Menurut Koppen, Provinsi Bengkulu mempunyai tipe A dan B 1 Dari segi temperatur, Kota Bengkulu memiliki suhu udara rata –rata maksimum antara 31 0C –330C dan suhu rata –rata minimum antara 22 0C –230C, sedangkan kelembaban udara rata-rata 84%. Kelembaban terendah
Triple – A
terjadi pada bulan Juli yaitu 84,22%, dan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Nopember yaitu 86,39%. Kecepatan angin bertiup terendah adalah 2 k nots dan kecepatan tertinggi adalah 4 knots. Secara klimatologis, Kota Bengkulu memiliki curah hujan tahunan yang cukup tinggi, dengan rata –rata 263 mm. Curah hujan di atas rata‑rata pada tahun 2007 terjadi pada bulan Januari, Maret dan Desember. Pada bulan-bulan tersebut curah hujan hanya berkisar antara 455-570 mm. Dibandingkan dengan 2006, cura h hujan pada tahun 2006 jauh lebih rendah. Pada tahun 2006 rata-rata curah hujannya hanya 219 mm Hari hujan di Kota Bengkulu pada tahun 2007 rata-rata mencapai 18 hari hujan per bulan. Pad a grafik di atas tampak bahwa hari hujan di atas rata-rata terjadi pada bulan Januari, Maret-April dan Desember. Pada periode tersebut hari hujan setiap bulannya selama 2425 hari. Dibandingkan dengan tahun 2006, rata-rata hari hujan di Kota Bengkulu pada tahun 2007 relatif lebih tinggi dimana pada tahun 2006 hari hujan di Kota Bengkulu rata-rata 16 hari. PROFIL SPASIAL IKLIM 1 16
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Pemanfaatan dan Penggunaan yang diizinkan p er Status Hutan Status Hutan
PETA KEHUTANAN PROVINSI BENGKULU
a. Pemanfaatan kawasan
b.Pemanfaatan jasa lingkungan
c. Pemanfaatan hasil hutan kayu
d.Pemanfaatan hasilbukan kayu
e. Pemungutan hasil hutan kayu
f. Pemungutan hasil bukan kayu
g. Penggunaan kawasan hutan
Hutan konservasi 1) Kawasan hutan suaka alam; a) Cagar alam (CA); b) Suaka margasatwa. 2) Kawasan hutan pelestarian alam; a) Taman nasional (TN); - Zona inti
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Zona rimba
-
-
-
-
-
-
-
- Zona pemanfaatan
+
-
-
-
-
-
-
- Zona tradisional
+
-
-
-
-
-
-
- Zona rehabilitasi - Zona religi, budaya & sejarah
+ +
-
-
-
-
-
-
+ +
-
-
-
-
-
-
+ +
-
-
-
-
-
-
+
+
-
-
-
+
+
1) Hutan alam
+
+
+
+
+
+
+
2) Hutan tanaman
+
+
+
+
-
+
+
- Zona khusus b) Taman hutan raya; (TAHURA) c) Taman wisata alam.(TWA) 3) Taman buru (TB) Hutan Lindung (HL) Hutan Produksi (HP- HPT - HPK)
a) Pemanfaatan kawasan melalui kegiatan usaha budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, penangkaran satwa liar, rehabilitasi satwa, atau budidaya hijauan makanan ternak. b) Pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, atau penyerapan dan/atau penyimpanan karbon. c) Pemanfaatan hasil hutan kayu dapat dilakukan melalui kegiatan usaha: i) Pemanfaatan hasil hutan kayu (meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan dan pemasaran hasil) ii) Pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (meliputi kegiatan pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna.) iii) Pemanfaatan hasil kayu pada HTI (Hutan Tanaman Industri) dan pada HTR (Hutan tanaman rakyat), meliputi kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran iv) Pemanfaatan hasil kayu pada HTHR (Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi), lewat kegiatan penjualan tegakan meliputi kegiatan pemanenan, pengamanan, dan pemasaran d) Usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dapat dilakukan melalui kegiatan usaha: i) Pemanfaatan rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputi kegiatan penanaman, pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil. ii) Pemanfaatan getah, kulit kayu, daun, buah atau biji, gaharu yang meliputi kegiatan pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil. e) Pemungutan hasil hutan kayu meliputi pemungutan paling banyak 20 (dua puluh) meter kubik untuk setiap kepala keluarga dan tidak untuk diperdagangkan f) Pemungutan hasil hutan bukan kayu meliputi pemungutan rotan, madu, getah, buah atau biji, daun, gaharu, kulit kayu, tanaman obat, umbiumbian, dan sarang burung walet dengan ketentuan paling banyak 20 (dua puluh) ton untuk setiap kepala keluarga g) Penggunaan kawasan hutan: i) Penggunaan kawasan hutan untuk tujuan strategis meliputi kegiatan: (a) kepentingan religi, (b) pertahanan dan keamanan, (c) pertambangan, (d) pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi teknologi energi terbarukan (e) pembangunan jaringan telekomunikasi, atau (f) pembangunan jaringan instalasi air. ii) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan umum terbatas meliputi kegiatan pembangunan: (a) jalan umum dan jalan (rel) kereta api, (b) saluran air bersih dan atau air limbah, (c) pengairan, (d) bak penampungan air, (e) fasilitas umum, (f) repeater telekomunikasi, (g) stasiun pemancar radio, atau (h) stasiun relay televisi Sumber: PP Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan dan PP Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan
Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
No A
1.5 Lingkungan Status Hutan dan Pemanfaatan yang diizinkan Wilayah Provinsi Bengkulu mencakup area seluas 2.003.050 hektar termasuk kawasan hutan dengan luas 920.964 ha (45,98% dari luas wilayah). Penetapan luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya di Provinsi Bengkulu sekarang sedang dalam revisi. Penetapan yang masih berlaku sekarang adalah Kepmenhutbun No : 420/Kpts-II/1999. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan dibagi dalam 3 kelompok yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Struktur pembagian kawasan hutan dengan pemanfaatan dan penggunaan yang diizinkan telah diatur dalam UU No 41 tahun 1999, PP Nomor 34 Tahun 2002, serta PP Nomor 6 Tahun 2007.
B 1 2 3 4
F un gs i / Ka wa sa n H ut an Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam - Cagar Alam - Taman Nasional - Taman Wisata Alam - Taman Hutan Raya - Taman Buru Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Fungsi Khusus Jumlah
Sumber : Kepmenhutbun No : 420/Kpts-II/1999
Triple – A
L ua s K aw as an Hu ta n ( Ha ) 444.882,00 6.723,00 405.286,00 14.954,00 1.122,00 16.797,00 476.082,00 252.042,00 182.210,00 34.965,00 6.865,00 920.964,00 PLTA Musi di Kawasan Hutan Lindung
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 17
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Penggunaan Non-Hutan di Kawasan Hutan Provinsi Bengkulu
PETA PENUTUPAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN PROVINSI BENGKULU
Penggunaan Non-Hutan di Hutan Lindung Bengkulu ( ribu Ha)
Penggunaan Non-Hutan di H utan Konservasi Bengkulu (ribu Ha) 0
Kawasan Hutan: TN TWA HL HP HPT APL
20
PelabuhanUdara/Laut
0
Rawa
0
: Taman Nasional : Taman Wisata Alam : Hutan Lindung : Hutan Produksi Tetap : Hutan Produksi Terbatas : Areal Penggunaan Lain
Permukiman
40
60
0
10
PelabuhanUdara/Laut
0
Rawa
0
Permukiman
0,4 0
Pertambangan
0
Tanah terbuka
0,8
Tanah terbuka
0,1
Tambak
Tambak
0
Sawah
0
Pertanian lahan kering dan Semak
48,5
45,8
Pertanian lahan kering
0,9
Pertanian lahan kering
0,1
Perkebunan
0,9
Perkebunan
0,4
Savana
0,3
Belukarrawa
0,7
Semak/Belukar
(5 ,0 %)
0
Rawa Permukiman Pertambangan Tanah terbuka Tambak
20
0 12
( 0 ,0 %)
40
0 0
0
Rawa
0
Permukiman
0
0,4 0 0,9 0
Pertambangan
0
Tanah terbuka
0
Tambak
0
Sawah
0
3,5
Transmigrasi
0 4
Perkebunan Savana
0
Belukarrawa
0
( 0, 0% )
( 20 ,0 %)
10
15
11,6 0,3
Perkebunan
0,3
12,8 ( 10 ,0 %)
( 2 0, 0% )
0
Pertanian lahan kering 9,6
Semak/Belukar
( 1 5, 0% )
Pertanian lahan kering dan Semak
50,2
Pertanian lahan kering
( 1 0, 0% )
5
PelabuhanUdara/Laut
Pertanian lahan kering dan Semak
( 5 ,0 %)
Penggunaan Non-Hutan di Hutan Produksi Tetap Bengkulu (ribu Ha)
60
0
Sawah Transmigrasi
0
(1 0,0 %)
Penggunaan Non-Hutan di Hutan Produksi Terbatas Bengkulu (ribu Ha)
PelabuhanUdara/Laut
Savana Belukarrawa Semak/Belukar
5,1
(0 ,0%)
50
3,1
Transmigrasi
Pertanian lahan kering dan Semak
40
0
Sawah
1,1 0
30
0,2
Pertambangan
Transmigrasi
20
Savana
0
Belukarrawa
0
Semak/Belukar
0
( 30 ,0 %)
( 0 ,0 %)
( 1 0, 0 %)
( 2 0, 0 %)
( 3 0, 0% )
Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
Luas Penutupan Lahan Provinsi Bengkulu Per Kawasan Hutan (Ribu Ha dan %) N o.
P eng gu na an L ah an A. Hutan
1 H ut an lahan keri ng pri mer 2 H ut an l ah an k er in gs ek un de r
Penggunaan lahan di kawasan hutan tidak selalu sesuai keperuntukannya. Berdasar analisis Citra Landsat 2006 yang dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan, kira-kira 23% dari total luas kawasan hutan sudah dimanfaatkan untuk penggunaan Non-hutan (13% dari Hutan Konservasi, 25% dari Hutan Lindung, 43% dari Hutan Produksi Terbatas dan 32% dari hutan Produksi Tetap). Penggunaan Non-hutan utama adalah “Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak” (73%), diikuti “Semak/ Belukar” (14%), “Perkebunan” (5,2%), “Sawah” (3,6%), “Pertanian Lahan Kering” (2,5%), “Tanah Terbuka” (0,8%), “Pemukiman” (0,4%) “Belukar Rawa” (0,3%) dan “Savana” (0,1%). Tinggi angka “Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak” terutama mengindikasikan bahwa hutan di lahan itu sudah hilang, dan sekarang tinggal tanaman kecil/pendek yang penyebaran tidak teratur.
Triple – A
Kawasan Budidaya Jumlah
HPT
HP
569,4 (81,9%)
104,3 (55,8%)
20,7 (54,0%)
312, 8 (69,8%)
101,5 (41,1%)
414,3 (59,6%)
26,6 (14,2%)
3,1 (8,1%)
7 4, 9 (16,7%)
78,8 (31,9%)
153,7 (22,1%)
77,7 (41,6%)
17,3 (45,2%)
APL
Jumlah
63,4 (5,8%)
Total
188,4 (14,3%)
757,8 (37,7%)
2,5 (0,2%)
32,2 (2,4%)
446,5 (22,2%)
51,2 (4,7%)
146,2 (11,1%)
299,9 (14,9%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
4 Hutan rawa sekunder
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
2,2 (0,2%)
2,2 (0,2%)
2,2 (0,1%)
0,4 (0,1%)
0 (0,0%)
0,4 (0,1%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,8 (0,0%)
6 Hutan mangrove s ek under
Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan
HL 180,3 (72,9%)
3 Hutan rawa primer 5 Hutan mangrove primer
Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
Kawasan Lindung KSA-KPA 389,1 (86,8%)
0, 6 (0,1%)
0 (0,0%)
58,7 (13,1%)
61,7 (25,0%)
120,4 (17,3%)
81,5 (43,6%)
8 Semak/Belukar
5,1 (1,1%)
12 (4,9%)
17,1 (2,5%)
12,8 (6,9%)
0,7 (0,2%)
0,3 (0,0%)
0 (0,0%)
0,3 (0,1%)
B. Non Hutan 9 Belukar rawa
0 (0,0%)
0,6 (0,1%)
7 Hutan tanaman *
0 (0,0%)
0,6 (0,1%)
0,6 (0,0%) 1103,9 (83,9%)
1224,3 (60,9%)
133,9 (12,3%)
146,7 (11,1%)
163,8 (8,1%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,7 (0,1%)
0,3 (0,1%)
0 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,9 (0,2%)
0,4 (0,2%)
1,3 (0,2%)
9,6 (5,1%)
0,3 (0,8%)
140,5 (12,9%)
150,4 (11,4%)
151,8 (7,5%)
12 Pertanian lahan kering
0,9 (0,2%)
0,1 (0,0%)
1 (0,1%)
4 (2,1%)
0,3 (0,8%)
40,2 (3,7%)
44,5 (3,4%)
45,5 (2,3%)
48,5 (10,8%)
45,8 (18,5%)
11,6 (30,3%)
634,4 (58,2%)
696,2 (52,9%)
790,4 (39,3%)
15 Sawah 16 Tambak 17 Tanah terbuka 18 Pertambangan 19 Permukiman 20 Rawa 21 Pelabuhan Udara/Laut C. Tidak Ada Data Total
94,3 (13,6%)
50,2 (26,9%)
1,1 (0,1%)
1,1 (0,1%)
7,1 (0,4%)
11 Perkebunan
14 Transmigrasi
0 (0,0%)
6,8 (0,5%)
1,2 (0,1%)
6,6 (0,6%) 1010 (92,6%)
10 Savana
13Pertanian lahan kering dan Semak
0 (0,0%)
0 (0,0%) 0,2 (0,5%) 12,4 (32,4%)
1,8 (0,1%) 0,6 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
1,1 (0,2%)
3,1 (1,3%)
4,2 (0,6%)
3,5 (1,9%)
0 (0,0%)
38,7 (3,5%)
42,2 (3,2%)
46,6 (2,3%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,3 (0,0%)
0,8 (0,2%)
0,1 (0,0%)
0,9 (0,1%)
9,8 (0,9%)
10,7 (0,8%)
11,6 (0,6%)
0,9 (0,5%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,4 (0,1%)
0,2 (0,1%)
0,6 (0,1%)
0,4 (0,2%)
0 (0,0%)
10,5 (1,0%)
10,9 (0,8%)
11,5 (0,6%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,2 (0,0%)
0,2 (0,0%)
0,2 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0 (0,0%)
0,6 (0,1%)
5,3 (2,1%)
5,9 (0,8%)
448,4 (100,0%)
247,2 (100,0%)
695,6 (100,0%)
22,3%
12,3%
34,6%
0 (0,0%) 1 (0,5%) 186,8 ( 100,0%) 9,3%
0 (0,0%)
0,1 (0,0%)
0,1 (0,0%)
0,1 (0,0%)
5,3 (13,8%)
17,2 (1,6%)
23,5 (1,8%)
29,3 (1,5%)
38,3 (100,0%)
1090,6 (100,0%)
1315,7 (100,0%)
2011,4 (100,0%)
1,9%
54,2%
65,4%
100,0%
Sumber : Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 18
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Deforestasi di Kawasan Hutan PETA DEFORESTASI PROVINSI BENGKULU, 2003 - 2006
Pergeseran pemanfaatan lahan di kawasan hutan dari hutan ke non-hutan adalah tren yang sudah berlangsung puluhan tahun di Pulau Sumatra. Berdasar analisis perbandingan Citra Landsat 2003 dengan Citra Landsat 2006 yang dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan, pengurangan hutan antara tahun 2003 dan 2006 untuk Pulau Sumatra mendekati 400.000 Ha per tahun (atau 1,7% per tahun). Pengurangan yang paling menonjol untuk Pulau Sumatra adalah untuk Hutan Produksi Tetap (HP), dan Areal Penggunaan Lain (APL atau Hutan Rakyat). Menurut analisis yang sama, pengurangan hutan di Provinsi Bengkulu mencapai 21.500 ha per tahun (atau 2,8% per tahun). Ini adalah 67% lebih cepat daripada keseluruhan Pulau Sumatra. Pengurangan yang paling menonjol untuk Provinsi Bengkulu adalah untuk Hutan Konservasi (KSA-KPA), dan Areal Penggunaan Lain (APL atau Hutan Rakyat). Pengurangan Hutan Konservasi terutama terjadi di taman Nasional Kerinci Seblat di kabupaten Lebong. Pengurangan Hutan Rakyat terjadi di seluruh provinsi, tetapi terutama di Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan (24,4% per tahun).
PETA DEFORESTASI PULAU SUMATRA 2003 - 2006
Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
Sumber : SLHD 2008
Angka Deforestasi Pulau Sumatra Periode 2003 - 2006 (Ha/Tahun dan %/Tahun) N o.
J en is H ut an
1 H ut an P ri me r 2 Hutan Sekunder 3 H u t an T an am an Total
Kawasan Lindung KSA-KPA 1 .8 45 (0,1%) 8.031 (0,4%) 7 47 (5,4%)
Kawasan Budidaya
HL
3.202 (0,4%)
Jumlah
5.047 (0,2%)
HPT
HP
1.436 (0,7%)
HPK
168 (0,0%)
62 (6,6%)
APL
Jumlah
Angka Deforestasi Provinsi Bengkulu Periode 2003 - 2006 (Ha/Tahun dan %/Tahun) Total
J en is H ut an
3.477 (6,6%)
10.190 (0,3%)
15.237 (0,3%)
1 H ut an P ri mer
261.342 (2,3%)
36.763 (1,2%)
44.794 (0,9%)
35.361 (2,2%)
79.071 (3,2%)
47.267 (4,0%)
54.849 (4,0%)
306.137 (1,8%)
2 H u t an S ek un de r
3.446 (4,8%)
12.426 (3,9%)
31.519 (4,9%)
16.819 (16,9%)
71.594 (5,7%)
75.040 (5,6%)
3 H u ta n Ta na ma n
53.287 (0,7%)
49.223 (2,3%)
110.758 (3,1%)
54.714 (4,9%)
75.146 (4,9%)
343.127 (2,2%)
396.413 (1,7%)
12,4%
27,9%
13,8%
19,0%
86,6%
100,0%
2.699 (4,7%)
10.623 (0,3%)
42.664 (1,1%)
2,7%
10,8%
13,4%
7.384 (16,9%)
Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
Triple – A
N o.
Total
Kawasan Lindung KSA-KPA
Kawasan Budidaya
HL
Jumlah
1. 817 (0,6%)
1.573 (1,6%)
3.390 (0,8%)
448 (1,7%)
HPT
81 (2,6%)
HP
1 .2 18 (1,6%)
1.330 (1,7%)
2.548 (1,7%)
1.639 (2,1%)
13 (0,1%)
13.125 (24,4%)
- (0,0%)
- (0,0%)
- (0,0%)
- (0,0%)
- (0,0%)
3.035 (0,8%)
2.904 (1,6%)
5.939 (1,0%)
2.087 (2,0%)
95 (0,5%)
14, 1%
13,5%
27,6%
9,7%
0,4%
APL
Jumlah
259 (9,2%) - (0,0%)
13.384 (21,1%) 62, 2%
Total
788 (2,4%)
4.179 (0,9%)
14.777 (9,9%)
17.325 (5,7%)
- (0,0%)
- (0,0%)
15.565 (8,3%)
21.504 (2,8%)
72,4%
100,0%
Sumber : Perhitungan Deforestasi Indonesia, Departemen Kehutanan 2008
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 19
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA USULAN PERUBAHAN STATUS HUTAN PROVINSI BENGKULU
. . .
. . .
. . .
ATLAS RISIKO BENCANA
. . . . . N O. O. N AM A K AW AS AN AN H UT UT AN AN . 1 CA. Mukomuko 1 2 HPT.. Ai Ai r Ma Manjunt o 3 HP. Air Dikit . . 4 HPT. Ai r Ipuh I 5 HP. Air. Teramang 6 HPT. Ai r Ipuh II 7 HPT.. Lebong Kandis (ALNO) 8 HPT. Lebong Kandis . 9 CA. Air Rami I dan II 10 HPT.. Ai r K et ahun 11 HP. Air Bint unan 12 HP. Ai.r Urai-Sera ngai 13 CA C A. Danau Tes . 14 HL. Ri mbo Pengadang 15 H L. Bu. kit Basa 16 HL. Bu Bukit Da Daun/KM.55 17 TWA. . Bukit Kaba 18 HL. Bukit Ba Balai Re Rejang 19 HL. R. i nduhati 20 HL. Bukit Sanggul . 21 H PT. Buki t Badas 22 HPT. B. uki t Rabang 23 HPT. Peraduan Tinggi . ukit Riki 24 HL. B 25 HP. Air Bengkenang . 26 HPT. Ai r K edura ng 27 H PT. A . ir Kinal 28 HL. Bukit Rajama ndara 29 H P. Ai.r Sambat 30 HPT. Kaur Tengah . . 31 HPT. Buki t Kumbang 32 CA. P. asar Talo Reg. 94 . 33 CA. P asar Sel uma Reg. 93 . ir Talo Reg.94 . 34 HPT. A 35 TB. Semi dang Bukit Kabu . JUMLAH
. . .
Provinsi Bengkulu . . . DAFTAR USULAN LOKASI REVIEW LUAS KAWASAN HUTAN . . DALAM RANGKA PENINJAUAN KEMBALI (REVIEW) TATA RUANG PROVINSI BENGKULU . . TAHUN 2009 . . USULAN REVIEW (Ha) K AB UP UP AT EN L UA UA S ( Ha Ha ) SI SA LUAS (Ha) KETERANGAN PELEPASAN PENGUK PENGUKUHA . ALIH FUNGSI PELEPA . UHANN . Mukomuko Mukomuko Mukomuko Mukomuko Mukomuko Mukomuko Bengkulu Ut ara Mukomuko dan BU Mukomuko Bengkulu Ut ara Bengkulu Ut ara Bengkulu Ut ara Lebong Lebong dan RL Rejang Lebong Kepahi ang Kepahi ang dan RL Kepahi ang dan RL Bengkulu Ut ara Seluma dan BS Seluma Seluma dan BS Bengkulu Selat an Bengkulu Selat an Bengkulu Selat an Kaur dan BS Kaur BS dan Kaur Kaur Kaur Kaur Seluma Seluma Seluma Seluma
230,00 28.763,42 2.730,00 20.544,65 4.854,00 20.667,00 4.990,85 4.990,85 271,99 15.011,20 3.461,00 6.640,00 2.882,35 10.146,00 129,00 7.829,50 13.490,00 18.069,00 56.851,00 70.924,00 9.044,42 4.485,00 9.158,42 4.370,00 1.579,00 5.247,32 5.567,77 63.294,00 1.938,00 13.932,27 10.732,91 487,00 159,00 2.533,79 4.452,00 430. 456,71
. . . . . . . . . . . . . . . .
. .
230,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 271,99 0,00 0,00 0,00 2.882,35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.500,00 17.690,63 0,00 600,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 487,00 159,00 0,00 0,00 24.820,97
0,00 4.200,00 2.730,00 8.700,00 540,00 3.800,00 2.350,00 1.600,00 0,00 6.350,00 3.461,00 6.640,00 0,00 1.625,00 129,00 216,00 6.350,00 4.225,00 0,00 0,00 7.754,62 2.176,93 4.350,00 450,00 1.579,00 2.345,00 1.750,00 6.250,00 1.335,00 7.200,00 5.760,00 0,00 0,00 1.250,97 4.452,00 99.569,52
. .
. .
. . . . . . . . . .
. .
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 400,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 400,00
0,00 Menjadi TWA 24.563,42 Pelepasan 0,00 Pelepasan 11.844,65 Pelepasan 4.314,00 Pelepasan 16.867,00 Pelepasan 2.640,85 Pelepasan 3.390,85 Pelepasan 0,00 Menjadi TWA 8.661,20 Pelepasan 0,00 Pelepasan 0,00 Pelepasan 0,00 Menjadi TWA 8.521,00 Pelepasan 0,00 Pelepasan 7.613,50 Pelepasan 7.140,00 Pelepasan 13.844,00 Pelepasan 54.351,00 Menjadi HP 53.233,37 Menjadi HPT 1289,8 Enclave Ds. Skalak dsk nya 1.708,07 Menjadi Tahura Gluguran 4.808,42 Pelepasan 3.920,00 Pelepasan 0,00 Pelepasan 2.902,32 Pelepasan 3.817,77 Pelepasan 57.044,00 Pelepasan 603,00 Pelepasan 6.732,27 Pelepasan 4.972,91 Pelepasan 0,00 Menjadi HPT 0,00 Menjadi HPT 1.282,82 Pelepasan 0,00 Pelepasan 306. 066,22
. . . . .
. . . . . . . .
.
Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Bengkulu 2009
1 Pe Perubahan Fungsi dari HL menjadi HP 2 Peru Peruba baha hann Fung Fungsi si dar darii Caga Cagarr Alam Alam Men Menja jadi di Tam Taman an Wis Wisat ataa Alam Alam 3 Pe Perubahan Fungsi dari HP Menjadi Tahura 4 Pe Perubahan Fungsi dari CA. menjadi HPT 5 En Enclave / Pelepasan Kawasan Hutan 6 Pe P engukuhan (Penambahan Kawasan Hutan) 7 Lu Luas Kawasan hutan sebelum Review 8 To Total luas wilayah Provinsi Bengkulu Sumber : Dinas Kehutan Prov. Bengkulu , 2009
Usulan Perubahan Status Hutan Karena banyaknya permasalahan-permasalahan untuk setiap kawasan hutan, Pemerintah Provinsi Bengkulu sedang mengusulkan pelepasan dan perubahan status dari beberapa kawasan hutan. Permasalahan tersebut pada umumnya adalah banyaknya perambahan hutan dan tumpah tindih dengan kepemilikan penduduk setempat.
9 Lu Luas Kawasan hutan setelah review 10 P ro rosentase Lu Luas Kawasan hutan sebelum Review 11 P ro rosentase Lu Luas Kawasan hutan setelah Review
20.190,63 Ha Ha 3.38 3.384, 4,34Ha 34Ha 600,00 Ha Ha 646,00 Ha Ha 99.569,52 Ha Ha 400,00 Ha Ha 920.964,00 Ha Ha 2.003.050,00 Ha Ha
Kondisi ekosistem mangrove di Pulau Enggano
821.794,48 Ha Ha 45,98 % 41,03 %
Pada saat ini di Provinsi Bengkulu terdapat kawasan hutan seluas 920.964 hektar (45.98% dari total luas wilayah). Berdasarkan kajian tim teknis perubahan status hutan diusulkan kawasan hutan menjadi 821.794 hektar (41.03%). Kondisi ekosistem mangrove di Pulau Enggano
Triple – A A
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 20
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Luas dan Bagian Kawasan Hutan per DAS sebelum usulan Review (Ha)
PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER DAS SEBELUM USULAN REVIEW
Sumber : Diolah dari data Bappeda Provinsi Bengkulu dan Balai VII Pengairan, 2009
Penutupan Hutan per Daerah Aliran Sungai (DAS) sebelum Usulan Review Penjelasan atas Undang-undang 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menetapkan bahwa luas kawasan hutan dalam setiap daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau, harus minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas daratan (Pasal 18, Ayat 2). Analisis luas status hutan per DAS menunjukkan bahwa persyaratan itu belum terpenuhi untuk semua DAS. Penyebaran status hutan yang sekarang masih berlaku sudah menunjukkan bahwa kebanyakan DAS yang relatif kecil di pinggir pantai tidak terproteksi hutan, dan tiga DAS yang berada di sekitarnya Kota Bengkulu mempunyai penutupan yang terlalu rendah (DAS S. Muara Kurung - 19,6%, DAS S. Jenggalu - 16,1% dan DAS Ngalam - 15,4%). Lalu penutupan hutan di DAS Musi sudah mendekati ambang batas (31%).
Triple – A A
No.
Na ma DAS
1 AE K BEKA L-KE CIL 2 AE K BEKA L-KE CIL KANA N 3 AE K BEKA L-KE CIL KIRI 4 AE K BENTAL 5 AE K BENTAL KIRI 6 AE K BENTAL KIRI 2 7 AE K DIKIT 8 AE K HITAM 9 AE K IPUH 10 AE K IPUH K ANAN 11 AE K ME NJUTO 12 AE K RETAK 13 AE K RETAK KA NAN 14 AE K SILAUT 15 AE K TERAMANG 16 MUSI 17 ALA S 18 BE NGKENANG 19 BE NGKENANG KANAN 20 DA S GEGASA N 21 DA S GEGASA N KANAN 22 DA S KELAM 23 DA S S. B anas 24 DA S S. B anas Kanan 25 DA S S. B intunan 26 DA S S. Jenggalu 27 DA S S. K alik ut 28 DA S S. K erk op 29 DA S S. K erk op Kanan 30 DA S S. K etahun 31 DA S S. K etahun Kiri 32 DA S S. Lais 33 DA S S. Limau 34 DA DA S S. Muara Kurung 35 DA S S. Nakai 36 DA S S. Nakai Kanan 37 DA S S. Napai 38 DA S S. P adang 39 DA S S. P inaang 40 DA S S. S eblat 41 DA S S. S eblat Kanan 42 DA S S. S eblat Kanan 2 43 DA S S. S eblat Kanan 3 44 DA S S. S erangai 45 DA S S. S iabuun 46 DA S S. Buluh 47 DA S S. Buluh K anan 48 DA S S. Romi 49 Enggano 50 Kaur Selat an 51 KE DURA NG 52 KINAL 53 KINAL KANA N 54 KINAL KIRI 55 LUA S 56 LUA S KANA N 57 MANNA 58 MANNA KANA N 59 MARA S 60 MERTAM 61 NA SAL 62 NGA LAM 63 PA DANG GUCI 64 PA DANG GUCI K ANAN 65 PA GAR PINA NG 66 PE LATUNGEDANG 67 PE LATUNGEDANG KANA N 68 PE LOK AN 69 PE NAGO 70 PINO 71 PINO KANAN 72 SA MB AT 73 SA MB AT K ANAN 74 SE LAH KECIL 75 SE LAH KECIL KA NAN 76 SE LUMA 77 SE RANJANGAN 78 SE RANJANGAN K ANAN 79 SE RANJANGAN K ANAN 2 80 SE RANJANGAN K ANAN 3 81 SINDUR 82 SULAU 83 SULAU KANAN 84 TALO 85 TALO KANAN 86 TETAP 87 TETAP K ANAN Total
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
HPT
Jumlah Hutan
HP
28. 461
80. 173
48. 023
60. 699 1. 709
15. 568 30. 077 40. 559
3.215
326
2.111
2.360
12.056
35
24.424 8.932
156 4.104
775 13.182
950
3.251 3.822
1.859
676 1.436 6
2.258
753
28.170 30. 840 19. 713
2. 331
3. 350
101. 177
6. 726 3.216
12.840
22. 875 11. 294 8.359 8. 329
2. 316
2. 735
27.802
79
73. 826
826 8. 817 22. 223
14. 003
25. 972 2. 015
3. 195
11.333
6.485
4.575
8.098
2.877 270 1.077 832 4.042
7.930 2.447
5. 602 10. 893
4.892
9.788
1. 630
6.339
82 46 6.934
4.206
3.204
3.357 30. 605
14. 195
1. 172
8. 452
3.261
3.670
1.677
23.004
8.391
13. 018
1.828 2.421
434
260.293
176.611
41.990
2. 766
577.925
32.003 84.644 60.114 85.279 14.746 16.343 44.208 68.729 34.091 25.394 3.007 8.162 6.572 2.735 144.077 22.875 11.294 11.428 8.329 79 91.645 15.869 11.633 14.738 23.300 6.434 14.935 28.683 7.968 82 46 32.906 5.372 34.811 11.712 19.543 32.568 14.846 5.620 1.056.819
Penggunaan Lain 1.002 337 683 9.310 1.092 1.961 7.116 6.618 15.825 791 69.493 11.567 1.131 2.539 23.211 152.168 15.335 20.293 1.067 664 246 3.685 777 9.389 15.204 34.347 5.181 6.163 753 116.614 3.074 12.019 40.292 46.794 16.030 1.333 19.347 21.693 1.340 10.243 2.242 2.914 1.415 36.754 3.784 11.096 332 13.742 25.217 9.256 4.815 18.863 1.534 97 12.258 1.889 12.668 234 12.625 6.095 7.926 29.616 15.913 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 13.299 2.074 4.409 4.795 8.210 525 27.524 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 24.549 4.818 5.076 4.162 1.074.538
Total 1.002 337 683 41.313 1.092 1.961 91.760 6.618 75.939 791 154.772 26.313 1.131 18.882 67.419 220.897 49.425 45.687 1.067 664 246 3.685 777 12.397 23.366 40.919 7.916 6.163 753 260.691 3.074 34.894 51.586 58.222 24.359 1.333 19.347 21.772 1.340 101.887 2.242 2.914 1.415 52.623 3.784 11.096 332 25.374 39.955 32.556 11.250 33.798 1.534 97 40.941 1.889 20.636 234 12.708 6.141 40.833 34.988 50.724 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 25.012 2.074 23.952 4.795 8.210 525 60.091 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 39.395 4.818 10.696 4.162 2.131.357
Ba gi a n 0,0% 0,0% 0,0% 77,5% 0,0% 0,0% 92,2% 0,0% 79,2% 0,0% 55,1% 56,0% 0,0% 86,6% 65,6% 31,1% 69,0% 55,6% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 24,3% 34,9% 16,1% 34,5% 0,0% 0,0% 55,3% 0,0% 65,6% 21,9% 19,6% 34,2% 0,0% 0,0% 0,4% 0,0% 89,9% 0,0% 0,0% 0,0% 30,2% 0,0% 0,0% 0,0% 45,8% 36,9% 71,6% 57,2% 44,2% 0,0% 0,0% 70,1% 0,0% 38,6% 0,0% 0,6% 0,7% 80,6% 15,4% 68,6% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 46,8% 0,0% 81,6% 0,0% 0,0% 0,0% 54,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 37,7% 0,0% 52,5% 0,0% 49,6%
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 21
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Luas dan Bagian Kawasan Hutan per DAS setelah Usulan Review (Ha)
PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER DAS SETELAH USULAN REVIEW
Sumber : Diolah dari data Bappeda Provinsi Bengkulu dan Balai VII Pengairan, 2009
Penutupan Hutan per Daerah Aliran Sungai (DAS) sesudah Usulan Review Revisi atas status hutan yang sedang diusulkan memperburuk kondisi di beberapa DAS yang sudah kritis, yaitu DAS S. Muara Kurung (dari 19,6% ke 17,4%), DAS S. Jenggalu (dari 16,1% ke 11,1%), DAS Ngalam (dari 15,4% ke 9,7%) dan DAS Musi (dari 31% ke 26,3%). Penjelasan atas Undang-undang 41 tahun 1999 tentang Kehutanan juga menetapkan bahwa Propinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya di atas 30%, tidak boleh secara bebas mengurangi luas kawasan hutannya dari luas yang telah ditetapkan. Sebaliknya, bagi propinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya kurang dari 30%, perlu menambah luas hutannya. Kabupaten/kota yang perlu perhatian berdasar ini adalah Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah dan kabupaten Kepahiang (lihat halaman berikut).
Triple – A A
No.
Na ma DAS
1 AEK BEK AL-K ECIL 2 AEK BEK AL-K ECIL KANAN 3 AEK BEK AL-K ECIL KIRI 4 AEK BENTA L 5 AEK BENTA L KIRI 6 AEK BENTA L KIRI 2 7 AEK DIK IT 8 AEK HITAM 9 AEK IPUH 10 AEK IPUH K ANAN 11 AEK MENJUTO 12 AEK RETAK 13 AEK RETAK K ANAN 14 AEK SILAUT 15 AEK TERAMANG 16 MUSI 17 ALAS 18 BENGKE NANG 19 BENGKE NANG KANAN 20 DAS GEGASA N 21 DAS GEGASA N KANAN 22 DAS KELAM 23 DAS S. Banas 24 DAS S. Banas Kanan 25 DAS S. Bint unan 26 DAS S. Jenggalu 27 DAS S. Kalik ut 28 DAS S. Kerkop 29 DAS S. Kerkop Kanan 30 DAS S. Ket ahun 31 DAS S. Ket ahun K iri 32 DAS S. Lais 33 DAS S. Limau 34 DA DAS S. Muara Kurung 35 DAS S. Nak ai 36 DAS S. Nak ai Kanan 37 DAS S. Napai 38 DAS S. Padang 39 DAS S. Pinaang 40 DAS S. Seblat 41 DAS S. Seblat Kanan 42 DAS S. Seblat Kanan 2 43 DAS S. Seblat Kanan 3 44 DAS S. Serangai 45 DAS S. Siabuun 46 DAS S. Buluh 47 DAS S. Buluh K anan 48 DAS S. Romi 49 Enggano 50 KAUR S ELA TA N 51 KEDURANG 52 KINAL 53 KINAL KANAN 54 KINAL KIRI 55 LUAS 56 LUAS KANA N 57 MA NNA 58 MA NNA KANA N 59 MA RAS 60 ME RTAM 61 NASA L 62 NGALAM 63 PADA NG GUCI 64 PADA NG GUCI K ANAN 65 PAGAR PINANG 66 PELATUNGEDANG 67 PELATUNGEDANG KANAN 68 PELOKAN 69 PENA GO 70 PINO 71 PINO KANA N 72 SAMBAT 73 SAMBAT KANAN 74 SELAH KECIL 75 SELAH KECIL KA NAN 76 SELUMA 77 SERA NJANGAN 78 SERA NJANGAN KA NAN 79 SERA NJANGAN KA NAN 2 80 SERA NJANGAN KA NAN 3 81 SINDUR 82 SULAU 83 SULAU KANAN 84 TALO 85 TALO KA NAN 86 TETAP 87 TETAP KANAN Total
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
HPT
Jumlah Hutan
HP
28. 461
1.855
97
80. 173
1.134
172
11.708
35
18.303 5.498
1 3.794
775 8.119
823
2.663 3.000
365
48. 023
60. 699 1. 709
15. 568 30. 077 32. 894
25.238 30. 711 17. 558
2.222
2.735
24.494
6. 642 3.214
1. 309
101. 016
10.587
22. 875 11. 294 7.095 8. 329
2. 316
6
724
6.485
-
7.251 2.447
79
73. 826
11.174
3. 060
826 8. 817 22. 223
13. 983
25. 864 318
4. 244 10. 865
4.892
3.296
1. 630
2.716
82 46 2.119
3.090 28. 453
2.367
3.204
2.789 270 1.967 832 3.921
13. 859
278
8. 452
3.207
1.190
1.343
22.439
1.172
12. 748
1.337 788
156
246.701
121.780
23.699
2. 724
564.960
30.413 81.479 59.766 79.003 11.001 16.343 39.018 58.132 33.374 20.924 2.222 6.642 4.528 2.735 136.097 22.875 11.294 10.135 8.329 79 91.485 3.060 10.866 14.738 24.190 5.076 14.786 22.171 4.345 82 46 27.983 3.408 30.821 11.659 16.392 23.889 14.086 3.669 957.141
Penggunaan Lain 1.002 337 683 10.900 1.092 1.961 10.281 6.618 16.173 791 75.768 15.312 1.131 2.539 28.401 162.765 16.052 24.763 1.067 664 246 3.685 777 10.175 16.723 36.390 5.181 6.163 753 124.435 3.074 12.019 40.292 48.086 16.030 1.333 19.347 21.693 1.340 10.402 2.242 2.914 1.415 49.562 3.784 11.096 332 14.509 25.217 12.363 6.173 19.013 1.534 97 18.770 1.889 16.291 234 12.625 6.095 12.849 31.580 19.903 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 13.353 2.074 7.560 4.795 8.210 525 36.202 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 25.310 4.818 7.028 4.162 1.178.054
Tota l 1.002 337 683 41.313 1.092 1.961 91.760 6.618 75.939 791 154.772 26.313 1.131 18.882 67.419 220.897 49.425 45.687 1.067 664 246 3.685 777 12.397 23.366 40.919 7.916 6.163 753 260.532 3.074 34.894 51.586 58.222 24.359 1.333 19.347 21.772 1.340 101.887 2.242 2.914 1.415 52.623 3.784 11.096 332 25.374 39.955 36.553 11.250 33.798 1.534 97 40.941 1.889 20.636 234 12.708 6.141 40.833 34.988 50.724 261 2.367 2.203 521 5.100 10.650 25.012 2.074 23.952 4.795 8.210 525 60.091 6.177 598 62 332 3.048 4.952 815 39.395 4.818 10.696 4.162 2.135.195
Bagi an 0,0% 0,0% 0,0% 73,6% 0,0% 0,0% 88,8% 0,0% 78,7% 0,0% 51,0% 41,8% 0,0% 86,6% 57,9% 26,3% 67,5% 45,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 17,9% 28,4% 11,1% 34,5% 0,0% 0,0% 52,2% 0,0% 65,6% 21,9% 17,4% 34,2% 0,0% 0,0% 0,4% 0,0% 89,8% 0,0% 0,0% 0,0% 5,8% 0,0% 0,0% 0,0% 42,8% 36,9% 66,2% 45,1% 43,7% 0,0% 0,0% 54,2% 0,0% 21,1% 0,0% 0,6% 0,7% 68,5% 9,7% 60,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 46,6% 0,0% 68,4% 0,0% 0,0% 0,0% 39,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 35,8% 0,0% 34,3% 0,0% 44,8%
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 22
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER KABUPATEN/KOTA SEBELUM USULAN REVIEW
PETA PERSENTASE KAWASAN HUTAN PER KABUPATEN/KOTA SETELAH USULAN REVIIEW
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Luas dan Bagian Kawasan Hutan p er Kabupaten/Kota sebelum Usulan Review (Ha) N o. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K ab up at e n/ Ko ta Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Kaur Kepahiang Kota Bengkulu Lebong Muko muko Rejang Lebong Seluma Total
Triple – A
Hutan Konservasi 3.535 80.355 68.033 10.032 102.111 146.682 29.415 5.318 445.482
Hutan Lindung 34.019 23.032 41.144 47.124 9.455 16.025 21.188 71.190 263.177
HPT
14.525 49.302 32.766 150 67.156 13.562 177.460
HP
1.859 759 24.622 2.111 12.640 41.990
Jumlah Penggunaan Hutan Lain 50.402 71.104 27.325 86.433 195.424 258.837 150.035 105.577 19.487 50.994 - 15.053 118.286 47.095 226.478 188.322 50.603 101.112 90.070 154.559 928.109 1.079.086
Total
121.506 113.758 454.261 255.612 70.480 15.053 165.381 414.800 151.715 244.629 2.007.195
Luas dan Bagian Kawasan Hutan per Kabupaten/Kota setelah Usulan Review (Ha) Bagian 41,5% 24,0% 43,0% 58,7% 27,6% 0,0% 71,5% 54,6% 33,4% 36,8% 46,2%
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten/Kota Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Kaur Kepahiang Kota Bengkulu Lebong Muko muko Rejang Lebong Seluma Total
Hutan Konservasi 3.508 80.355 67.527 4.400 102.108 146.682 27.382 712 432.676
Hutan Lindung 30.525 21.764 40.926 44.925 8.863 13.772 18.847 69.962 249.585
HPT
10.027 41.150 15.393 150 49.765 5.263 121.748
HP
365 729 12.140 1.499 8.965 23.699
Jumlah Penggunaan Hutan Lain 40.917 80.609 26.002 87.727 174.572 278.883 129.345 126.255 13.263 58.543 - 15.053 116.030 49.351 205.412 210.194 46.229 104.246 75.937 168.722 827.708 1.179.584
Total
121.526 113.729 453.455 255.600 71.807 15.053 165.381 415.606 150.476 244.659 2.007.291
Bagian 33,7% 22,9% 38,5% 50,6% 18,5% 0,0% 70,2% 49,4% 30,7% 31,0% 4 1,2%
Perubahan -18,8% -4,8% -10,7% -13,8% -31,9% 0,0% -1,9% -9,3% -8,6% -15,7% -10,8%
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 23
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu FLORA PROVINSI BENGKULU
2
1
3
4
PETA FLORA DAN FAUNA PROVINSI BENGKULU
1. Amorphophallus titanium (Bunga bangkai raksasa) Tumbuhan berumbi besar yang mencapai garis tengah umbi sampai 80 cm. Berbatang semu yang sebenarnya adalah tangkal daun, mencapai 3 m. Daunnya majemuk. Perbungaan berbentuk tongkol dengan bunga jantan dan betina menempel pada tongkolnya. Bunga jantan terletak di bagian atas dan bunga betina pada bagian pangkal tongkol. Perbungaan dapat mencapai tinggi 2 m dengan lebar mahkota bunga 1.5 m, warnanya merah lembayung dan pada waktu mekar mengeluarkan bau busuk. Jenis ini menarik sebagai tanaman hias. Tumbuh di tanah aluvial yang subur dan gembur pada lahan yang miring atau di tepi sungai. Daerah persebarannya adalah di Bengkulu, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, dan Lampung. Bunga bangkai raksasa merupakan tumbuhan langka. 2. Garcinia macrophylla (Gelugur) Pohon mencapai tinggi 30 m, tajuk mengerucut dengan sistem percabangan yang mendatar. Daun kaku seperti kulit dan permukaan bawah tidak rata. Buah menempel pada ranting-ranting cabang, membulat, bergetah kuning dan apabila masak berwarna kuning kehijauan Daging buah berair dan asam. Tumbuh di hutan primer dan sekunder sampai pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Gelugur hanya tumbuh di Sumatra. 3. Hydnocarpus heterophylla (Medang katelapak) Pohon mencapai tinggi 36 m. Kulit batang agak kehitaman. Daun melonjong sampai melanset, agak kaku dan mengilap. Daun menyegitiga. Perbungaan bercabang dua, berbeludu kecoklatan. Bunga 2 macam. bunga jantan berkenang sari 20 sampai 32, bunga betina dengan kepala putik mengilau. Buah membulat, berbeludu dan berkulit tebal. Biji 15 sampai 20 dan dikelilingi oleh daging buah yang lembek, Di samping bermanfaat sebagai sumber plasma nutfah buah-buahan maka bijinya dapat digunakan sebagai minyak sayur. Tumbuh di hutan hujan pada tanah berkapur pada ketinggian 150 sampai 900 m di atas permukaan laut di Sumatra dan Jawa Barat. 4. Musa salaccensis (Pisang basung) Pohon mencapai tinggi 3 m. Berbatang semu dan berumpun. Daun melanset dengan pangkal tidak simetris. Perbungaan tegak dengan gagang bunga violet. Buah 2 sampai 4 tiap sisir, silindris, bersegi 4 dan melengkung. Kulit buah ungu, daging buah putih. Biji hitam dan banyak. Berpotensi sebagai sumber plasma nutfah buah-buahan. Tumbuh di tempat yang terbuka di hutan sekunder pada ketinggian 300 sampai 1.200 m di atas permukaan laut dan tersebar di Jawa Barat dan Pegunungan Bukit Barisan bagian barat di Sumatra. 5. Rafflesia arnoldii var. Arnoldii (Patma raksasa) Holoparasit. Bunga jantan dan bunga betina masing-masing terdapat pada bunga yang berbeda. Bunga pada waktu mekar mencapai garis tengah 40 sampai 150 cm, merah cerah, memiliki 5 daun perhiasan bunga dan masing-masing dengan panjang 24 sampai 26 cm dan lebar 28 sampai 33 cm. Bagian atas bunga terdapat lubang diafragma yang berukuran 44 sampai 47 cm dan bagian tengah terdapat bentukan mirip cakram yang disebut tugu tengah. Bagian atas tugu terdapat cuatan mirip duri dengan jumlah 42. Dinding bagian dalam bunga terdapat rambut-rambut halus yang disebut ramenta. Bunga jantan dengan jumlah kepala sari 36 sampai 40. Selain menarik sebagai tanaman hias, jenis ini juga dimanfaatkan sebagai bahan obat. Tumbuh di hutan pegunungan primer yang berbukit-bukit pada ketinggian 300 sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Persebarannya di Sumatra (Aceh, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung), dan di Kalimantan Barat. Jenis ini termasuk dalam tumbuhan langka. 6. Papilionanthe hookeriana (Anggrek rawa) Anggrek epifit. Batang merambat, panjang dan ramping, Serta beruas-ruas. Daun menggalah. lurus dongan suatu penyempitan di bagian dekat ujung. Perbungaan tumbuh dari sisi batang dengan 4 sampai 6 kuntum bunga. Bunga putih berbintik-bintik ungu. Bibir bunga dengan kalus yang berbentuk V dan berwarna ungu. Menarik sebagai tanaman bias. Turnbuh di rawa-rawa pada ketinggian 5 sampai 200 m di atas permukaan laut dan tersebar di Sumatra dan Kalimantan.
Sumber : Atlas Flora dan Fauna Indonesia, Bakosurtanal 2001
7. Phalaenopsis sumatrana var. alba Anggrek epifit. Daun mencapai panjang 30 cm. Perbungaan tumbuh di ketiak daun dengan 5 sampai 10 kuntum bunga. Bunga putih dengan garis-garis merah kocoklatan. Bibir bunga berbulu, bagian tengahnya putih. Menarik sebagai tanaman hias. Anggrek ini merupakan salah satu anggrek endemik di Sumatra dan, hanya ditemukan di hutan-hutan primer dataran rendah di Pulau Enggano.
5
6
7
Flora dan Fauna Informasi tentang keanekaragaman hayati di Propinsi Bengkulu masih belum lengkap dan terinci. Tidak kurang dari 4.000 jenis flora (63 famili) dan tidak kurang 25 jenis fauna yang dilindungi yang hidup di kawasan hutan. Diduga, populasi flora dan fauna yang dilindungi dari tahun ke tahun berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya luas habitat dan perburuan ilegal. Beberapa flora dan fauna yang dilindungi di Provinsi Bengkulu dibahas lebih rinci.
Triple – A
Rafflesia Arnoldii di
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 24
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
FAUNA PROVINSI BENGKULU
1
FAUNA PROVINSI BENGKULU
3
2
8
7
9
1. Aethopyga temminckli
7. Eumyias indigo
Panjang tubuh jantan sekitar 13 cm. sedangkan betina sekitar 10 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Kalimantan tetapi jarang. Terdapat di hutan sekunder dan hutan terbuka di perbukaan dan pegunungan pada ketinggian antara 800 sampai 1.800 m.
Panjang tubuh mencapai 14 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra. Kalimantan, dan Jawa. Hidup di hutan gelap perbukitan dan pegunungan pada ketinggian antara 900 sampai 3.000 m. 8. Ficidula solitaris
2. Anthus novaeseelandiae
Panjang tubuh mencapai 18 cm. Terdapat di seluruh Indonesia. Hidup di padang rumput terbuka di sepanjang pesisir, padang alang-alang terbaku, sawah kering, sampai ketinggian 1.500 m. Melakukan kegiatannya di alas tanah. 3. Batrachostomus poliolophus
Panjang tubuh mencapai 30 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan. Perikehidupannya belum diketahui dengan baik.
Panjang tubuh mencapai 12 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra, di lantar bawah hutan tebal dengan ketinggian antara 900 sampai 2.400 m. 9. Lariscus insignis
Panjang tubuh dapat mencapai 36 cm. Aktif pada siang hari di atas permukaan tanah. Pakan berupa buahbuahan dan serangga. Hidup di daerah berpohon tinggi di hutan sekunder. Jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan. dan Jawa. 10. Makaira mazara (Setuhuk pu tih)
4. Cynogale benneti
Panjang tubuh dapat mencapai 88 cm dengan berat sampai 5 kg. Hidup di sekitar perairan, walaupun demikian jenis ini mahir memanjat pohon. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Kalimantan. 5. Dendrocit ta occipitalis
Panjang tuhun mencapai 41 cm. Hanya terdapat di Sumatra. Terdapat di hutan primer, hutan sekunder, hutan pinus, perkebunan dan hutan bam bu, mulai dan 400 sampai 2.300 m. Jenis ini bersirat pemalu tetapi sering menimbulkan suara ribut.
Badan besar membulat padat. Moncongnya memanjang seperti pedang. Badan tidak bersisik, kecuali sisik kecil agak kasar. Sirip punggung lebih rendah. Pada bagian sisi tubuhnya terdapat garis-garis melintang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor. Warna punggung bira keabu-abuan dan bagian bawah badan putih. Panjang badan umumnya sekitar 150 - 200 cm, dan dapat mencapai 400 cm. Hidup di laut lepas dengan kadar garam yang lebih tinggi, seperti Lautan Hindia mulai dan pantai barat Sumatra, Selaian Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Selat Makasar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Samudra Pasifik, dan Laut Banda. Tertangkap di semua provinsi di Indonesia, kecuali Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan dan Jambi. 11. Myoph onus caeruleus
6. Dicaeum concolor
Panjang tubuh mencapai 32 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra dan Jawa. Hidup di dekat sungai hutan lebat, mulai dan dataran rendah sampar pada ketinggian 1.250 m. Mencari pakan di alas tanah.
Panjang tubuh mencapai 8 cm ttlemanjat terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Hidup di tumbuhan sekunder dan lahan pertanian, terdapat m ulai dari dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.500 m .
12. Niltava grandis
Panjang tubuh mencapai 22 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di tumbuhan bawah hutan perbukitan dan pegunungan pada ketinggian antara 900 sampai 1.500 m.
4
5
6
10
11
12
Sumber : Atlas Flora dan Fauna Indonesia, Bakosurtanal 2001
Triple – A
PROFIL SPASIAL
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
FAUNA PROVINSI BENGKULU
13
FAUNA PROVINSI BENGKULU
15
14
19
20
21
13. Orthotomus cucullatus
19. Viverra tangalunga
Panjang tubuh mencapai 12 cm. Terdapat di seluruh Indonesia. Penghuni hutan pegunungan, semak terbuka di pegunungan pada ketinggian antara 1.000 sampai 1.500 m.
Panjang tubuh dapat mencapai 112 cm dengan berat sekitar 10 kg. Hidup di hutan primer dataran rendah den perbukitan. Melakukan kegiatannya pada malam hari di permukaan tanah. Jenis ini terdapat di Sumatra. Kalimantan, dan Sulawesi.
14. Otus enganensis
Panjang tubuh mencapai 28 cm. Jenis ini hanya terdapat di Enggano. Perikorndupannya belum diketahui dengan baik. 15. Polyplectron chalcuru m
20. Zoothera androm edae
Panjang tubuh 25 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa tenggara. Hidup di semak penutup lantai hutan pada ketinggian antara 1.200 sampan 2.200 m. Merupakan jenis yang malu dan aktif di senja hari. 21. Boiga bengkuluen sis
Panjang tubuh yang jantan mencapai 50 cm dan yang betina 35 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di hutan primer dan hutan bekas tebangan pada ketinggian antara 800 sampai 1.700 m.
Species satwa baru ditemukan tahun 2003 asal propinsi Bengkulu ini adalah jenis ular dari keluarga Colubridae. Kepalanya lebih besar dari lehernya dan panjangn ya tidak kurang dari 168 cm.
16. Prinia atrogularis
22. Phantera tigris Sumatrae (Harimau Sumatra)
Panjang tubuh mencapai 16 cm. Jenis ini terdapat di Sumatra. Hidup di perbukitan mulai dari ketinggian 600 sampai 2.500 m. Hidup dalam kelompok keluarga.
Harimau sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra di Indonesia. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatra. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tandatanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.
17. Stachyris striolata
Panjang tubuh mencapai 17 cm. Jenis ini hanya terdapat di Sumatra. Hidup di lantai hutan dan tumbuhan bawah yang rapat, di perbukitan dan pegunungan mulai dari ketinggian 250 sampai 2.200 m. Mencari pakan di atas tanah. 18. Tetrapturus mitsu kurii (Setuhuk loreng)
Seperti setuhuk hitam, badan besar membulat padat. Moncongnya memanjang seperti pedan g. Badan tidak bersisik, kecuali sisik kecil agak kasar. Sisik punggung lebih rendah. W arna punggung biru kehitam-hitaman dan bagian bawah putih kekuningan. Panjang badan umumnya sekitar 150 - 200 cm. dan dapat mencapai 350 cm. Hidup di laut lepas dengan kadar garam yang lebih tinggi. seperti Lautan Hindia, mulai dari pantai barat Sumatra selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Selat, Makasar, Laut Sulawesi. Samudra Pasifik, dan Laut Banda. Tertangkap do hampir semua provinsi di Indonesia, kecuali di Laut Jawa.
16
17
2 3 . E l ep h a s m a x i m u s s u m a t r a n u s T e m m i n c k (Gajah Sumatra)
Gajah adalah mamalia darat terbesar yang merupakan salah satu satwa peninggalan zaman purba yang masih bertahan hidup di dunia dengan penyebaran yang sangat terbatas. Diketahui ada di benua Afrika dan Asia. Gajah asia (Elephas maximus) di Indonesia hanya ditemukan di Sumatra dan Kalimantan bagian timur. Hampir semua Taman Nasional di Sumatra jadi habitat terakhir Gajah-Gajah Sumatra, Populasinya terus menurun! Selain di Taman Nasional, gajah di Bengkulu juga dilestarikan di Pusat pelatihan Gajah Seblat (Bengkulu Utara).
23
22
18
Penangkaran Gajah di Mukomuko
Triple – A
PROFIL SPASIAL LINGKUNGAN 1 26
2. PROFIL SOSIAL-EKONOMI
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu JUMLAH PENDUDUK DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2004-2008
PETA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU TAHUN 2008
NO.
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa)
KABUPATEN/KOTA 2004
2005
2006
2007
2008
1 2
Bengkulu Selatan Rejang Lebong
136,333 237,611
131,514 241,810
134,346 245,763
137,203 249,714
150,252 263,123
3 4 5
Bengkulu Utara Kaur Seluma
323,468 103,627 151,258
332,337 107,342 158,524
336,130 109,919 160,325
339,873 112,528 162,104
256,585 125,284 191,133
6 7 8
Muko-muko Lebong Kepahiang
126,725 87,742 113,349
131,821 86,786 114,749
135,181 88,238 115,826
138,590 89,690 116,882
150,952 100,652 130,681
9 10
Kota B engkulu Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu
261,438
261,284
265,681
270,079
1, 54 1, 551
1, 56 6, 16 7
1 ,5 91, 40 9
1 ,6 16 ,6 63
275,269 92,128 1 ,7 36, 05 9
Sumber : BPS Prov. Bengkulu dan Profil Provinsi Bengkulu 2008
Sumber : Profil Bengkulu Tahun 2008
Sumber : BPS dan Profil Bengkulu Tahun 2008
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2004-2008 NO.
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
KABUPATEN/KOTA
LUAS WILAYAH (km2)
KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/Km2) 2004
2005
di Indonesia. Pada tahun 1971 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 519.486 jiwa dan pada tahun 2008 mencapai 1.736.059 jiwa. Dalam kurun waktu 37 tahun, penduduk Provinsi Bengkulu telah berkembang 3 (tiga) kali lipat. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat diakibatkan karena program transmigrasi penduduk dari Jawa yang dilakukan pemerintah maupun migrasi dari Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan provinsi-provinsi lain, serta karena pertumbuhan alami dari kelahiran hidup.
Triple – A
2008
1,218.5
112
108
110
113
123
2 3
Rejang Lebong Bengkulu Utara
1,506.8 5,616.0
158 58
160 59
163 60
166 61
175 62
4
Kaur
2,547.0
41
42
43
44
49
5
Seluma
2,461.5
61
64
65
66
6
Muko-muko
4,143.7
31
32
33
33
36
7
Lebong
1,672.2
52
52
53
54
60
713.1 151.7
159 1723
161 1722
162 1751
164 1780
183 1815
77
78
79
81
8 9
Kepahiang Kota Bengkulu Bengkulu Tengah
1,223.9
Provinsi Bengkulu
20,030.5
78
75
Sumber: BintekPenyusunanRencanaTataRuang Wilayah(RTRW)ProvinsiBengkulu
. Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu relatif sedikit jika dibandingkan dengan Provinsi lain Jumlah penduduk
2007
Bengkulu Selatan
10
2.2 Profil Demografi
2006
1
87
Generasi muda Bengkulu Sumber foto: Triple-A
. Persebaran penduduk di Provinsi Bengkulu tidak merata. Dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Sebaran penduduk Bengkulu memiliki prosentase yang berbeda-beda terhadap total jumlah penduduk. Berdasarkan data tahun 2008, Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak (275.269 jiwa), disusul Kabupaten Rejang Lebong (263.123 jiwa) dan Kabupaten Bengkulu Utara ( 256.585 jiwa). Terkonsentrasinya penduduk di ketiga wilayah tersebut, erat kaitannya dengan keberadaan kegiatan perekonomian. Kabupaten Bengkulu Utara dan Re jang Lebong merupakan daerah pusat pengembangan agro bisnis dan perkebunan besar. Sedangkan Kota Bengkulu adalah pusat perdagangan, pemerintahan, dan pendidikan. Hal ini mendorong masuknya penduduk dari kabupaten lain, bahkan dari luar Provinsi Bengkulu pindah ke wilayah Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong. PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 4
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 1990,2000, 2004-2008
PETA.PERTUMBUHAN PENDUDUK 2004-2008
N O.
K AB UP AT EN /K OT A
1 2 3 4
Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur
5 6 7 8 9
Seluma Muko-muko Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK(%) 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-rata -3.53% 2.15% 2.13% 9.51% 2.56% 1.77% 1.63% 1.61% 5.37% 2.59% 2.74% 1.14% 1.11% -24.51% -4.88% 3.58% 2.40% 2.37% 11.34% 4.92% 4.80% 1.14% 1.11% 17.91% 6.24% 4.02% 2.55% 2.52% 8.92% 4.50% -1.09% 1.67% 1.65% 12.22% 3.61% 1.24% 0.94% 0.91% 11.81% 3.72% -0.06% 1.68% 1.66% 1.92% 1.30% 1.60% 1.61% 1.59% 7.39% 3.05%
Sumber : Bintek Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu
Sumber foto : Triple-A
Keterangan : Kab. Bengkulu Tengah m erupakan pemekaran dari Kab. Bengkulu Utara, diasumsikan sebagai bagian dari Kab. Bengkulu Utara untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk Prov. Bengkulu secara keseluruhan
PROSENTASE PENDUDUK PERKOTAAN PERDESAAN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2005 NO.
KAB UP AT EN/ KOT A
PERKOTAAN PERDESAAN
1
Bengkulu Selatan
28.31
2
Rejang Lebong
39.00
61.00
3
Bengkulu Utara
7.63
92.37
4
Kaur
5
Seluma
1.41
6
Muko-muko
3.65
96.35
7
Lebong
10.15
89.85 85.14
8
71.69
100.00 98.59
Kepahiang
14.86
9
Kota Bengkulu
98.06
1.94
10
Bengkulu Tengah 28.44
71.56
ProvinsiBengkulu Sumber : Supas 2005, BPS
Sumber: BPS
JUMLAH PENDUDUK, RASIO JENIS KELAMIN, DAN JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU TAHUN 2007 No.
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
KABUPATEN/KOTA
L AKI -L AKI
PENDUDUK PER EMP UAN
J UML AH
RASIO JENIS KELAMIN
RUMAH TANGGA
1 2
BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG
68,371 126,340
68,832 123,374
137,203 249,714
99 102
29,695 61,760
3
BENGKULU UTARA
173,591
166,282
339,873
104
88,352
4 5
KAUR SELUMA
57,319 81,702
55,209 80,402
112,528 162,104
104 102
26,752 39,136
6
MUKOMUKO
71,259
67,331
138,590
106
33,344
7 8
LEBONG KEPAHIANG
44,730 60,013
44,960 56,869
89,690 116,882
99 106
22,368 28,256
9
KOTA BENGKULU
139,736
130,343
270,079
107
PROVINSI BENGKULU
823,061
793,602
1,616,663
104
65,568
395,231
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
L a j u P e r t u m b u h a n P e n d u d u k . Pertumbuhan penduduk pada periode 2004—2007 cenderung linier, pada periode Kepadatan
. Dibandingkan dengan luas wilayahnya, penduduk di Provinsi Bengkulu tergolong penduduk
jarang. Pada tahun 2008, kepadatan penduduk sebesar 87 jiwa/kilometer persegi. Artinya, setiap satu kilometer persegi didiami lebih kurang 87 orang penduduk. Dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, daerah yang paling padat penduduknya adalah Kota Bengkulu (1.815 jiwa/km2). Hal ini dikarenakan Kota Bengkulu sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian menjadikannya sebagai pusat pertumbuhan penduduk. Dengan luas wilayah yang paling kecil, dan jumlah penduduk terbanyak, maka kepadatan di wilayah ini menjadi tinggi. Sementara itu, Kabupaten Muko-muko yang memiliki luas wilayah terbesar kedua diantara kabupaten/ kota yang lain memiliki kepadatan penduduk paling kecil (36 jiwa/km2).
Triple – A
2007-2008 melonjak tinggi menkadi 7,39%. Hal ini dikarenakan adanya program transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa mandiri dari P. Jawa. Rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2004-2008 sebesar 3,05% per tahun. Jika dilihat laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota, tertinggi ada di Kabupaten Seluma (6,24% per tahun) dan terendah di Bengkulu Utara (-4, 88% per tahun). Pertumbuhan negartif di Bengkulu Utara disebabkan adanya pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Bengkulu Tengah. Untuk wilayah Kota Bengkulu yang paling padat penduduk, mempunyai rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,30% per tahun. Sebaran penduduk perkotaan-perdesaan . Berdasarkan data tahun 2005, sebagian besar penduduk Provinsi
Bengkulu masih tinggal di pedesaan (71,56% dari total penduduk). Untuk Kota Bengkulu, hampir seluruh penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Sedangkan untuk Kabupaten Kaur, hampir seluruh penduduknya masih tinggal di wilayah pedesaan. PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 5
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007
PETA. PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2008
KELOMPOK No. UMUR 1 0-4 2 5-9 3 10-14 4 15-19 5 20-24 6 25-29 7 30-34 8 35-39 9 40-44 10 45-49 11 50-54 12 55-59 13 60-64 14 65+ Total
2004
2005
149,963
150,988
169,155
183,957
172,883 164,077
177,944 173,076
149,487
141,270
147,332
143,470
115,488 124,809
115,209 127,652
105,158
110,120
77,230
85,279
57,773
63,064
27,739
35,168
29,801
35,040
50,656
55,940
1,541,551
1,598,177
2007 L AK I- LAKI PE RE MPU AN J UML AH 145,621 73,594 76,549 150,143 173,984 94,706 84,656 179,362 179,035 95,984 88,591 184,575 171,450 90,446 86,315 176,761 151,621 76,946 79,383 156,329 141,721 70,112 76,016 146,128 124,630 61,508 66,998 128,506 125,945 66,592 63,254 129,846 100,147 53,304 49,943 103,247 79,638 45,821 36,270 82,091 61,599 32,964 30,541 63,505 38,229 21,886 17,522 39,408 27,661 15,484 13,031 28,515 46,796 23,714 24,533 48,247 1,568,077 823,061 793,602 1,616,663 2006
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007)
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu ( Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007)
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu ( Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007)
S t r u k t u r p e n d u d u k m e n u r u t j e n i s k e l a m i n . Berdasarkan data tahun 2007, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Struktur Penduduk S t r u k t u r p e n d u d u k m e n u r u t k e l o m p o k u m u r . Berdasarkan data tahun 2007, struktur penduduk di Provinsi
Bengkulu didominasi oleh penduduk dewasa/penduduk produktif ( usia 15-64 tahun), yaitu sebesar 1.054.336 jiwa atau 65% dari total penduduk. Sedangkan penduduk tidak produktif berjumlah 562.327 jiwa atau 35% dari total penduduk. Ditinjau dari depedency ratio menunjukkan bahwa penduduk dengan usia produktif dua kali lebih banyak dari penduduk tidak produktif. Sehingga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah daerah Provinsi Bengkulu untuk dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk menyerap jumlah penduduk produktif yang cukup besar.
Triple – A
lebih banyak laki-laki (823.061 jiwa atau 51% dari total) dibandingkan penduduk perempuan (793.602 jiwa atau 49% dari total). Rasio penduduk laki-laki dan perempuan di Provinsi Bengkulu sebesar 104. Ditinjau dari sebarannya, rasio jenis kelamin tertinggi di Kota Bengkulu (107), sedangkan terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong. S t r u k t u r p e n d u d u k m e n u r u t l a p an g a n k e r j a u t a m a . Hampir 67% penduduk Provinsi Bengkulu terserap pada sek-
tor pertanian ( pertanian tanaman pangan dan perkebunan). Selanjutnya penyerapan tenaga kerja terbesar kedua di sektor perdagangan 12%. Jika dilihat perkembangannya pada periode 2004-2007, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian terus menurun. Penurunan disebabkan meningkatnya konversi lahan pertanian menjadi permukiman atau industri.Sedangkan sektor pertambangan terus mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja. Untuk mengatasi pengangguran, penduduk yang bekerja di pertanian dapat dialihkan ke sektor pertambangan dan industri. Jika dilihat dari sebaran wilayah, wilayah yang paling banyak menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan industri adalah Bengkulu Utara. Sedangkan Kota Bengkulu lebih banyak bergantung pada sektor perdagangan, industri, dan jasa. PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 6
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu LAPANGAN USAHA UTAMA DIRINCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PENDUDUK PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007
PETA STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN LAPANGAN USAHA UTAMA
NO.
KABUPATEN/KOTA
1
Bengkulu Selatan
2
Rejang Lebong
3
Bengkulu Utara
26.21
4
Kaur
10.32
5
Seluma
12.31
6
Muko-muko
7
Lebong
7.43
8
Kepahiang
9.85
9
Kota Bengkulu
1.78
10
LAPANGAN USAHA UTAMA JASA/ LAINNYA LAYANAN 2.94 6.80 8.21 6.44 11.24 20.38 15.63 18.55 38.41 15.76 17.52 16.12 3.35 2.24 2.16 6.31 8.90 3.39 6.81 6.56 9.30 8.64 5.94 4.15 2.54 4.78 2.96 5.64 4.77 6.61 3.84 5.69 18.56 31.41 36.94 30.54 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 100.00 100.00 100.00
PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN 8.90 15.89
7.31
Bengkulu Tengah*) Provinsi Bengkulu
0.00 100.00
Sumber : Provinsi Bengkulu DalamAngka Tahun 2008, BPS
KOMPOSISI PENDUDUK YANG BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2004-2007 TAHUN NO.
LAPANGAN USAHA
1
Pertanian
2 3
2004
2005
2006
2007
68,40
70,59
69,88
Pertambangan
0,35
1,06
0,81
Industri
1,68
1,98
1,99
2,89
4
Listrik dan Air Minum
0,15
0,16
0,26
0,36
5
Konstruksi
6
Perdagangan
7
Ang ku ta n dan Ko mun ik asi
8
B an k d an L em ba ga K eu an ga n
9
Jasa-jasa
Jumlah
66,37 1,28
2,95
1,77
2,22
3,00
12,01
13,26
11,51
12,18
2 ,4 9
2 ,6 1
3 ,4 7
3 ,3 4
0 ,5 5
0 ,4 2
0 ,2 5
0 ,2 1
11,42
8,15
9,60
10,37
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber foto : www.media Indonesia.com
Sumber foto : Triple-A
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Struktur penduduk menurut tingkat partisipasi kerja . Jumlah tenaga kerja di Provinsi Bengkulu pada kurun
waktu 2005-2007 mengalami peningkatan sebesar 7,56%, dari 1.066.963 jiwa tahun 2005 naik menjadi 1.147.590 jiwa tahun 2007. Seiring dengan pe ningkatan jumlah tenaga kerja, jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu 2005-2007 juga mengalami peningkatan 7,72%, dari 805.651 jiwa (tahun 2005) naik menjadi 867.837 jiwa (tahun 2007). Tenaga kerja yang terserap dipasar kerja di Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 sebanyak 823.370, atau meningkat 8,37 % dibandingkan dengan tahun 2006. Sedangkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bengkulu tahun 2007 sebesar 94,88 %, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan keadaan dua tahun sebelumnya. Meningkatnya tingkat kesempatan kerja pada sisi lain mengungkapkan bahwa tingka pengangguran terbuka pada periode 2006-2007 terjadi penurunan.
Triple – A
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan wilayah denga n Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tertinggi diantara wilayah lainnya. Sebanyak 74% dari 239.627 penduduk usia kerja di Bengkulu Utara merupakan angkatan kerja, dan sebanyak 98,10% dari angkatan kerja 177.464 tersebut telah bekerja. Disisi lain, tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Bengkulu Utara memiliki angka terendah dibandingkan wilayah lainnya. Akibatnya sebagian besar penduduk yang bekerja terserap di sector pertanian dengan status sebagai buruh pada perusahaan perkebunan dan sebagai pekerja keluarga. Sementara itu presentase penduduk bekerja terhadap angkatan kerja di Kota Bengkulu jumlahnya paling rendah dibandingkan wilayah lain. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase pengangguran di Kota Bengkulu paling tinggi.
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 7
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PENDUDUK 15 TAHUN KEATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber foto : Balaputradewa, Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
S t r u k t u r p e n d u d u k m e n u r u t t i n g k a t p e n d i d i k a n . Dari data tahun 2007, dapat diketahui ba hwa mayoritas penduduk
di Provinsi Bengkulu (37,89% dari total penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja) hanya menamatkan pendidikan SD. Sedangkan penduduk yang bekerja lulusan dari perguruan tinggi hanya 6.05 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pekerja di Bengkulu masih tergolong rendah. Jika dilihat perkembangan dari tahun 2004-2007, jumlah penduduk yang tamat perguruan tinggi semakin meningkat prosentasenya, sedangkan yang tamat SD semakin menurun prosentasenya.Jika dilihat dari sebaran wilayah, Kota Bengkulu memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Bengkulu.
Triple – A
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 8
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PENDUDUK BERDASARKAN GENDER
Gender . Indek Pemberdayaan Gender (GEM) menunjukkan ba hwa tingkat parIndek Pemberdayaan Gender (GEM) tisipasi dan kesempatan perempuan dalam pembangunan bidang politik, ekonomi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan data Statistik Indonesia tahun 2007, angka GEM di Provinsi Bengkulu adalah 61,8. Angka ini jauh di bawah angka IPM provinsi Bengkulu pada tahun yang sama. Jika dilihat perkembangannya, dari tahun 2004 2007, angka GEM di Bengkulu terus meningkat. Rendahnya angka GEM dibandingkan IPM menggambarkan bahwa keberhasilan pembangunan uang dilaksanakan di Bengkulu belum sepenuhnya melibatkan partisipasi perempuan secara total serta belum memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan pembangunan di Bengkulu. .Berdasarkan data Statistik Indonesia tahun 2007, angka GDI di Provinsi Indek Pembangun an Gender (GDI) Bengkulu 66,9. Jika dibandingkan dengan angka IPM, angka GDI di Bengkulu pada tahun yang sama lebih rendah. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya angka GDI di Bengkulu terus meningkat dari tahun –tahun sebelumnya. Tingginya angka IPM di bandingkan GDI menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan sumber daya manusia secara keseluruhan belum sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pembangunan gender, atau masih terdapat kesenjangan gender. Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Sumber: Statistik Indonesia, BPS
Triple – A
Sumber foto : Triple-A
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 9
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PERKE MBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
PETA PERKE MBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) P. SUMATRA
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Indikator Kependudukan
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Sumber : Triple-A
Angka Harapan Hidup. Angka harapan hidup menggambarkan panjang umur penduduk dalam suatu wilayah
dengan menjalani hidup sehat. Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat kesehatan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data BPS tahun 2007, angka harapan hidup di Bengkulu 69,6 tahun.Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2005-2006, yaitu 68,8 tahun. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan tingkat layanan kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika dilihat dari distribusinya, angka harapan hidup tertinggi ada di Kota Bengkulu (70,2 tahun), terendah di Kabupaten Seluma (65,1 tahun).
Triple – A
Indek Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan gambaran tentang tiga faktor pembangunan manusia, yaitu
panjang umur dan menjalani hidup sehat, terdidik dan memiliki standar hidup yang layak.Berdasarkan data BPS, IPM di provinsi Bengkulu adalah 71,57 atau menempati peringkat 11 secara nasional. Berdasarkan kriteria UNDP, nilai IPM ini digolongkan dalam kategori menengah. Jika dilihat perkembangannya dari tahun sebelumnya, angka IPM di Bengkulu relatif terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat di Bengkulu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari distribusi menurut kabupaten/kota, IPM di Kota Bengkulu menempati peringkat pertama (76,61). Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di Kota Bengkulu memiliki kualitas hidup yang cuPROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL DEMOGRAFI 2 10
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA SEBARAN SEKOLAH
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : Dioleh dari Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
2.3 Profil Sosial : Pendidikan Sumber foto: Triple-A
Jumlah fasilitas sekolah. Sampai akhir tahun 2008, jumlah fasilitas sekolah 2054 unit, terdiri dari 1294 unit
SD, 283 unit SMP dan 111 unit SMA. Jika dilihat perkembangannya, pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah SD di Provinsi Bengkulu berkurang dari sebanyak 1308 SD menjadi 1294 SD. Namun pada jenjang pendidikan SMP dan SMA pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 tidak mengalami perubahan.Jika dilihat dari persebarannya terbanyak ada di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah 450 unit bangunan sek olah. Rasio murid terhadap sekolah . Rasio murid terhadap sekolah pada tahun ajaran 2007/2008 dijenjang pen-
didikan SD sebesar 170.32 sedangkan dijenjang pendidikan SMP dan SMA pada tahun ajaran yang sama rasionya masing-masing sebesar 265.03 dan 331.95. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa setiap SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 memiliki murid berkisar 170 orang, sedangkan SMP dan SMA memiliki murid masing-masing berkisar 265 orang dan 332 orang.
Triple – A
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
J u m l a h m u r i d . Jumlah murid yang bersekolah di Bengkulu pada periode 2007/2008 adalah 346.636 orang, terdiri
dari murid SD 220.395 orang, SLTP 75.003 orang dan SLTA 36.846 orang. Jika dilihat dari perkembangan tahun sebelumnya, jumlah murid SD yang bersekolah di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2006/2007-2007/2008 mengalami penurunan dari 220.626 murid menjadi 220.395 murid atau turun sebesar 0.10 persen. Hal yang sama juga terlihat pada jenjang pendidikan SLTP pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah murid menurun dari 75.307 orang menjadi 75.003 orang turun naik 6,86 persen. Kondisi yang relatif sama juga terjadi di jenjang pendidikan SLTA. Pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 jumlah murid SLTA menurun dari 37.188 orang menjadi 36.846 orang atau turun sebesar 0,93 persen. Jika dilihat persebarannya, jumlah murid terbesar ada di Kabupaten Bengkulu Utara (66.752 orang) dan Kota Bengkulu (63.719 orang). PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 11
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA RASIO MURID TERHADAP BANGUNAN SEKOLAH
Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka
Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka
Sumber foto : Unida; www.flickr.com
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Rasio murid terhadap sekolah . Rasio murid terhadap sekolah pada tahun ajaran 2007/2008 dijenjang pen-
didikan SD sebesar 170 sedangkan dijenjang pendidikan SLTP dan SLTA pada tahun ajaran yang sama rasionya masing-masing sebesar 265 dan 332. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa setiap SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 memiliki murid berkisar 170 orang, sedangkan SLTP dan SLTA memiliki murid masing-masing berkisar 265 orang dan 332 orang. . Jumlah guru SD pada kurun waktu 2006/2007-2007/2008 menurun dari 11.679 orang menjadi Jumlah guru 10.875 orang atau berkurang sebesar 7,39 persen. Tidak demikian dengan jumlah guru dijenjang pendidikan SLTP dan SLTA pada kurun waktu yang sama, masing-masing bertambah sebesar 12,02 persen dan 9,05 persen. Secara keseluruhan proporsi guru SD di Provinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2007/2008 sebesar 59,80 persen sedangkan guru SLTP dan SLTA masing-masing sebesar 26,09 persen dan 14,12 persen.
Sumber foto : Kab. Rejang Lebong Sumber : Diolah dari Bengkulu Dalam Angka
Triple – A
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 12
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA RASIO MURID TERHADAP GURU
Sumber foto : Mantono; www.flickr.com
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
Rasio guru terhadap murid . Rasio guru terhadap murid di jenjang pendidikan SD pada tahun ajaran
2007/2008 sebesar 20,27. Rasio guru terhadap murid tersebut meningkat dibandingkan tahun ajaran 2006/2007 yang mencapai 18,89. Angka itu mengungkapkan bahwa beban tanggungan seorang guru SD dalam mengajar meningkat dari berkisar 18 orang pada tahun ajaran 2006/2007 menjadi berkisar 20 orang murid pada tahun ajaran 2007/2008. Rasio guru terhadap murid di jenjang pendidikan SLTP menurun dari 17,78 menjadi 15,81 dan demikian juga pada jenjang pendidikan SLTA rasionya menurun dari 15,80 menjadi 14,35. Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa beban tanggungan seorang guru SLTP dalam mengajar berkurang dengan kisaran angka 15 hingga 16 murid. Demikian juga dengan beban tanggungan seorang guru SLTA berkurang dari 15 murid menjadi 14 murid. Rasio guru terhadap murid di tingkat SD, SLTP dan SLTA dapat dikatakan cukup ideal.
Triple – A
Sumber : Diolah dari Profil Bengkulu 2007
Sumber : Diolah dari Profil Bengkulu 2007
. Berdasarkan data 2007, jumlah bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Jumlah bangunan, murid, dan guru SMK (SMK) di Provinsi Bengkulu adalah 61 unit. Berdasarkan persebarannya, terbanyak di Kota Bengkulu 18 unit. Sedangkan total murid SMK adalh 13.520 orang, dengan distribusi terbanyak di Kota Bengkulu 6.982 orang. Total tenaga pengajar di SMK adalah 1456 orang, dengan rasio 9. Artinya setiap tenaga pengajar dalam mengajar bertanggungjawab terhadap 9 orang murid. Sedangkan rasio terhadap bangunan sebesar 222. Artinya setiap sekolah SMK memiliki murid berkisar 222 orang.
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 13
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Sumber foto : Balaputradewa; www.flickr.com
ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu
Sumber : UNDP – SCDRRProvinsiBengkulu
. Jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Provinsi Bengkulu adalah 6 unit. Distribusi dari Perguruan Tinggi Sumber foto : Unida; www.flickr.com
Jumlah fasilitas bangunan pendidikan keagamaan . Pada periode tahun 2004/2005 jumlah bangunan
Pendidikan Keagamaan di Provinsi Bengkulu adalah 231 unit. Dari jumlah tersebut, terbanyak adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Seluma diiikuti Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong. Madrasah Tsnawiyah (MTs) tahun 2004/2005 terbanyak yaitu Kabupaten Muko-muko diikuti Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong. Madrasah Aliyah (MA) terbanyak tahun 2004/2005 di Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Muko-muko dan Rejang Lebong. . Jumlah murid Pendidikan Keagamaan di Provinsi BengJumlah mur id dan guru pendidikan keagamaan kulu periode 2004/2005 adalah 26.085 orang. Jika dilihat distribusinya terbesar di Kota Bengkulu yaitu 4.104 orang. Dilihat dari sisi guru yang mengajar di pendidikan keagamaan di Provinsi Bengkulu tahun 2004/2005 sebagian besar jumlah guru di setiap kabupaten/kota masih di bawah 100 orang dan hanya pada beberapa kabupaten yang di atas 100 orang. Jumlah guru yang mengajar di pendidikan keagamaan di Provinsi Bengkulu tahun 2004 yang terbanyak untuk tingkat MI yaitu Bengkulu Utara diikuti kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu; untuk tingkat MTs yaitu Kabupaten Rejang Lebong diikuti Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu; untuk tingkat MA yaitu Kota Bengkulu diikuti Rejang Lebong dan Bengkulu Utara.
. Jumlah sekolah luas biasa (SLB) di Bengkulu Jumlah bangun an, murid, dan guru sekolah luar biasa hingga kahir tahun 2006 berjumlah 6 unit. Jika dilihat distribusinya, relatif tidak merata, terkonsentrasi di Kota Bengkulu. Sedangkan jumlah murid berjumlah 323 siswa dan jumlah guru 89 orang.
Triple – A
fasilitas perguruan tinggi lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Kota Bengkulu. Perguruan tinggi di Bengkulu juga belum memiliki program unggulan yang dapat menarik calon mahasiswa yang memiliki potensi tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak putera daerah yang memiliki potensi tinggi dan mampu secara ekonomis justru melanjutkan ke perguruan tinggi di luar Bengkulu, yaitu pada program yang lebih unggul dan berkualitas, serta menjanjikan pekerjaan yang mapan. Permasalahan lain yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki perguruan tinggi di Bengkulu masih tertinggal dibandingkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi yang sudah maju seperti yang ada d i Pulau Jawa. . Pada tahun 2002 buta aksara tertinggi pada Kabupaten Mukomuko di Indikator pendidikan : Angka Buta Aksara ikuti Kabupaten Kaur dan Kabupaten Lebong. Selama 5 (lima) tahun bahwa buta aksara untuk Provinsi Bengkulu berfluktuasi, pada tahun 2002 berjumlah 19.877 orang, kemudian pada tahun 2003 menurun menjadi 19.317 orang dan pada tahun 2006 menjadi 15.004 orang atau terjadi penurunan sebesar 2.887 orang jika dibandingkan dengan tahun 2005.
Indikator pendidikan : A ngka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka partisipasi
untuk mengikuti pendidikan di Provinsi Bengkulu terlihat dari angka partisipasi murni (APM) pada tahun 2004/2005 sebesar 78,99% untuk SD/MI dan 51,52% untuk SMP/MTs dan 29,63% untuk SMA/SMK/MA. Sedangkan APK (Angka Partisipasi Kasar) SMP/MTs adalah 49,32% untuk siswa laki-laki dan 50,68% untuk siswa perempuan. Meskipun demikian, pada tahun 2005/2006 angka partisipasi siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada APM (Angka Partisipasi Murni) anak usia 7-12 tahun (SD/MI) mencapai 80,64% dari 2 18.129 orang anak, sedangkan APK (Angka Partisipasi Kasar) SD/MI mencapai 92,34%. Sementara itu, APM 71,63% dan APK SMP/MTs baru mencapai 54,23% dari 114.783.
PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL 2 14
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM) Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu
PETA SEBARAN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
Sumber foto : www.puskesmasba.com
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009
2.3 Profil Sosial : Kesehatan
. Fasilitas Kesehatan Jumlah Puskesmas di Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2004 jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) berjumlah 113 buah, pada tahun 2005 berjumlah 112 buah dan pada tahun 2006 menjadi 124 buah puskesmas serta tahun 2007 menjadi 142.Pada tahun 2004 rasio jumlah puskesmas per 10.000 penduduk adalah 0,67,kemudian pada tahun 2005 rasio naik menjadi 0,70 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2006 menjadi 0,76, serta tahun 2007 menjadi 0,88 per 10.000 penduduk. Untuk tahun 2007 berarti rata-rata setiap puskesmas melayani kurang lebih 11.384 penduduk.Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata adalah 30.000 penduduk, maka untuk Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 jumlah puskesmas per 30.000 penduduk adalah rata-rata 2,63 puskesmas.
Triple – A
Jumlah puskesmas pembantu tahun 2007 berjumlah 478 turun dari tahun 2006 yang berjumlah 482 puskesmas pembantu. Hal ini dimungkinkan karena ada peningkatan status puskesmas dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk. Rasio puskesmas pembantu per 10.000 penduduk pada tahun 2007 adalah 2,93. Dengan konsep wilayah kerja puskesmas pembantu, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas pembantu adalah rata-rata adalah 2.500 penduduk, maka untuk di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 jumlah puskesmas pembantu per 2.500 penduduk adalah rata-rata 0,73 buah. Dengan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 478 buah dan puskesmas sebanyak 142 buah, maka Rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas di Propinsi Bengkulu pada tahun 2007 adalah rata-rata 3,33 : 1, artinya setiap puskesmas rata-rata di dukung oleh 3,33 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepad a masyarakat. Jumlah Rumah Sakit di Propinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2007 sebanyak 14 unit, Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 9 unit, 1 Rumah Sakit Bhayangkara, 2 Rumah Sakit DKT dan 2 Rumah Sakit Swasta (RS Raflesia dan Caritas). Cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan digambarkan pada rasio tempat tidur rumah sakit per100.000 penduduk, baik rumah sakit umum maupun swasta. Pada Tahun 2007rasio tempat tidur rumah sakit sebesar 74,78 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap tempat tidur rumah sakit melayani 1.337 penduduk. PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL : KESEHATAN 2 15
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu BANYAKNYA TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN DI BENGKULU TAHUN 2006-2007
PETA DISTRIBUSI TENAGA MEDIS
NO.
TAHUN 2008
JENIS TENAGA KESEHATAN
1
Dokter U mum
2
2007
328
365
Dokter Gigi
55
64
3
Dokter Ahli
32
30
4
Apotek
30
21
5
Sarjana Kesehatan
174
205
6
Paramedik Perawatan
1,408
1,039
7
B idan
1,592
1,543
8
Paramedik Non Perawatan
652
606
9
Tenaga Kesehatan Lainnya
110
180
10
Tenaga Kesehatan di Luar Depkes
259
288
4,640
4,341
TOTAL
Sumber foto : www.puskesmasba.com
TAHUN 2006
Sumber : BengkuluDalam Angka Tahun2008, BPS
Sumber; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008,BPS
Sumber : diolah dari data Bappeda, 2009 Sumber; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008,BPS
Sumber; Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008,BPS
Tenaga Kesehatan. Pada tahun 2007, jumlah dokter yang ada di Bengkulu adalah 459 tenaga dokter terdiri dari
365 orang atau sebesar 79.52 persen dokter umum, sisanya sebanyak 30 orang atau sebesar 6,54 persen dokter spesialis dan sebanyak 64 orang atau sebesar 13,94 persen dokter gigi. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, jumlah tenaga dokter yang terdapat di Provinsi Bengkulu masih belum memadai, terutama dokter umum. Kondisi itu terlihat dari relatif kecilnya rasio dokter umum per 10.000 penduduk. Pada tahun 2007 rasio dokter per 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu sebesar 2,26. Angka itu mengungkapkan bahwa, setiap 10.000 penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2006 dilayani oleh dari 2 orang dokter. Kecilnya nilai rasio dokter terhadap penduduk menggambarkan bahwa beban seorang dokter dalam melayani kesehatan penduduk di Provinsi Bengkulu cukup berat. Penempatan dokter umum lebih banyak terdapat di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara dengan proporsi masing-masing sebesar 14,63 persen dan 19,51 persen.
Triple – A
Perawat kesehatan dan bidan merupakan tenaga medis lainnya yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Hingga tahun 2007 di Provinsi Bengkulu terdapat 1.154 orang perawat, sedangkan jumlah bidan sebanyak dan 1.543 orang. Dari 1.543 orang bidan yang terdapat di Provinsi Bengkulu sebanyak 949 orang atau sebesar 61,50.Penambahan jumlah bidan di Provinsi Bengkulu masih sangat diperlukan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi resiko kematian ibu waktu melahirkan dan kematian bayi waktu dilahirkan. Jika dilihat persebarannya, tenaga perawat kesehatan lebih banyak terdapat di kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara, sedangkan terendah di kabupaten Kepahiang dan Lebong. Proporsi tenaga perawat di kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara masing-masing sebesar 20,88 persen dan 18,11 persen. Sedangkan di kabupaten Kepahiang dan Lebong proporsinya masing-masing sebesar 5,55 persen dan 6,59 persen PROFIL SOSIAL — EKONOMI PROFIL SOSIAL : KESEHATAN 2
16
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA DISTRIBUSI PENDUDUK MISKIN TAHUN 2008
Sumber : Diolahdari data Susenas Maret 2008 dan Maret 2009
Distribusi Prosentase KK Miski n Tahun 2008 BENGKULUSELATAN
REJANGLEBONG
BENGKULUUTARA
KAUR
S EL UMA
MU KO M - U KO
L EBO NG
K EP AHI ANG
BENGKULUTENGAH
BENGKULU
Sumber : www.mave.file. Wordpress.com
PROSENTASE KK MISKIN TERHADAP KK DI PROVINSI BENGKULU KK MISKIN BENGKULU SELATAN
3%
11%
4% 2% 3%
48% 8% 5% 10% 6%
PROSENTASE
388,824
4,541
68,613
6.62
BENGKULU UTARA
8,262
75,149
10.99
KAUR
4,174
30,904
13.51
SELUMA
6,771
48,857
13.86
MUKO-MUKO
2,091
37,023
5.65
LEBONG
1,898
31,327
6.06
KEPAHIANG
3,477
35,976
9.66
BENGKULU TENGAH Sumber : PODES 2008
KK
38,985
REJANG LEBONG
BENGKULU TOTAL
2,390
25,308
10.03
9.44
9,372
66,102
14.18
81,961
808,083
10.14
Sumber : PODES 2008
Perkembangan tingkat kemiskinan . Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2008 - 2009 terjadi peSumber : diolah dari data Bappeda, 2009
nurunan. Pada periode 2008 - 2009 jumlah penduduk miskin menurun sebesar 27,84 ribu, yaitu dari 351,97 ribu pada tahun 2008 menjadi 324,13 ribu pada tahun 2009. Persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari 20,64 persen menjadi 18,59 persen pada periode yang sama. Pada daerah pedesaan dan daerah perkotaan terjadi penurunan jumlah penduduk miskin masing-masing sebesar 14,15 ribu dan 13,69 ribu. Distribusi penduduk miskin menurut kabupaten/kota . Berdasarkan data tahun 2005, dapat diketahui, prosentase
2.3 Profil Sosial : Kemiskinan Jumlah penduduk miskin . Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Provinsi Bengkulu pada bulan Maret 2009 sebesar 324,13 ribu (18,59 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2008 yang berjumlah 351,97 ribu (20,64 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 27,84 ribu atau terjadi perubahan antara 2008 - 2009 sebesar – 2,05 persen.
Triple – A
penduduk miskin terbanyak ada di Kabupaten Kaur, yaitu 38,55% dari total penduduk Kaur pada tahun yang sama. Selanjutnya yang paling sedikit prosentase penduduk miskin di Kota Bengkulu 9.28 persen dari total penduduknya di tahun yang sama. Garis Kemiskinan . Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena pen-
duduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Selama Maret 2008 - Maret 2009, Garis Kemiskinan naik sebesar 10.80 persen, yaitu dari Rp. 189.607,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2008 menjadi Rp. 210.084,- per kapita per bulan pada bulan Maret 2009.
PROFIL SOSIAL — EKONOMI
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PENYANDANG MASALAH SOSIAL
Panti asuhan di Bengkulu Sumber foto: amichan wordpress
Sumber ; BengkuluDalam Angka Tahun 2008,BPS
2.3 Profil Sosial : Kesejahteraan Sosial Pada tahun 2007 penyandang permasalahan sosial di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 26.739, angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tercatat sebanyak 38.766 orang, atau menurun sebesar 31%. Dari jumlah tersebut, terbanyak adalah lanjut usia. Pada tahun 2007, jumlah lanjut usia mencapai 11.151 orang atau 41,70 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 dengan jumlah 9.181, jumlah lanjut usia mengalami peningkatan sebanyak 21,46%. Terbanyak kedua adalah anak terlantar yaitu 8.617 anak atau sekitar 32% dari jumlah penyandang permasalahan sosial. Namun jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang berjumlah 20.904 orang.Berdasarkan data tahun 2007, jumlah panti asuhan 33 unit, terdiri dari 5 unit dikelola pemerintah dan 28 unit dikelola oleh swasta.Sedangkan kapasitas daya tampung panti asuhan adalah 1185 orang.
Triple – A
Lansia Sumber foto: rumah zakat
LPSKA yang menangani masalah sosial Sumber foto: LPSKA Bengkulu
Korban Bencana Alam Khusus untuk menangani kebencanaan, Dinas Kesejahteraan Sosial di Provinsi Bengkulu melatih KK untuk membantu korban jika terjadi bencana. Hingga akhir tahun 2008, jumlah KK terlatih dalam kebencanaan berjumlah 140 orang tenaga, dan 70 orang petugas dapur umum. Berdasarkan data tahun 2007, jumlah korban bencana alam di Provinsi Bengkulu adalah 8018, dengan sebaran : di Kota Bengkulu 6918 orang, Kabupaten Bengkulu Selatan 780 orang, Kabupaten Bengkulu Utara 35 orang, Kabupaten Kaur 102 orang, Kabupaten Kepahiang 11 orang, Kabupaten Lebong 98 orang, Kabupaten Muko-muko18 orang dan Kabupaten Seluma 56 orang. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Berdasarkan data tahun 2007, potensi sumber kesejahteraan sosial di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut : pekerja sosial masyarakat berjumlah 1883, organisasi sosial 550, karang taruna 1181, dunia usaha yang melakukan usaha kesejahteraan sosial 133.
PROFIL SOSIAL — EKONOMI
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PETA PENINGGALAN ASET BUDAYA
Situs Megalitkum di Kab. Rejang Lebong Sumber foto : http://rejangnis.files.wordpress.com
Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004
Rumah Adat Bengkulu Sumber foto : Triple-A
Makam Sentot Alibasyah Sumber foto : Triple-A Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004
DISTRIBUSI PENINGGALAN SEJARAH MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN KLASIFIKASI PENINGGALAN SEJARAH NO.
2.4 Profil Budaya
PENINGGALAN SEJARAH
KABUPATEN/KOTA
PURBAKALA BUDAYA/AGAMA
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2008, BPS
KOLONIAL
PERJUANGAN
1
BENGKULU SELATAN
3
2
1
0
2
R EJANG LEBONG
6
0
0
1
3
BENGKULU UTARA
2
1
2
2
4
K AU R
4
1
4
1
5
S ELU MA
2
1
Cagar Budaya
6
MUKOMUKO
0
4
3
0
Berdasarkan data, di Provinsi Bengkulu terdapat 60 buah situs/lokasi cagar budaya. Cagar budaya tersebut dapat dikelompokkan atas 4 k lasifikasi utama, yaitu :1). Peninggalan leluhur purbakala, berupa petilasan berbentuk atara lain batu-batu menhir dan peninggalan lainnya (purbakala); 2). Sejarah masuknya peradaban dan agama dari luar, berupa makam, mesjid, dan peninggalan lainnya (budaya/agama); 3). Sejarah kolonial, dengan peninggalannya berupa benteng, makam, dan lainnya, baik pada era Inggris, Belanda, maupun Jepang (Kolonial), 4). Sejarah perjuangan, yaitu melawan kolonialis, sejak sebelum kemerdekaan maupun perjuangan mempertahankan kemerdekaan (Perjuangan).
7
LEBONG
1
1
0
1
Triple – A
1
8
KEPAHIANG
2
0
0
1
9
K OTA BENGKULU
0
3
6
4
20
13
16
11
PROVINSI BENGKULU
Sumber : diolah dari data Disdiknas & Disbudpar, Propinsi Bengkulu, 2004
PROFIL SOSIAL – EKONOMI PROFIL BUDAYA 2 19
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA DI PROVINSI BENGKULU NO.
NAMA PENINGGALAN
LOKASI
SEJARAH PURBAKALA
KLASIFIKASI
1 2 3 4
5
6 7
8 9 10 11 12 13
Kota Bengkulu ( Kel. Pasar Kolonial Melintang, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung T u gu T ho m as P ar r Kol on a i l Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl.Sentot Situs Makam Sento t Ali Basyah Alibasyah, Kel. Bajak, Kec. Teluk P er ju an ga n Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung Situs Benteng Marlborough Kolonial Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl.Jend.Sudirman, Mesji d Jamik Bengkulu Perjuangan Kel.Pengantungan, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel.Kampung Situs Gedung Pengadilan Kolonial Cina, Kec.Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Jl. Soekarno B un k er Je p an g Hatta, Kel.Anggut Atas, Kec.Teluk Kolonial Segara) Kota Bengkulu ( Jl. Soekarno Rumah Pengasingan Bung Hatta, Kel.Anggut Atas, Kec.Teluk Perjuangan Karno Segara) Makam Imam Senggolo / Kota Bengkulu ( Jl. Kinibalu, Desa B ud ay a/ Ag am a Syech Burhanudin Karebela, Kec. Gading Cempaka) Kota Bengkulu ( Kel. Jitra, Situs Makam Inggris Kolonial Kec.Teluk Segara) Tugu Perjuangan Rakyat Kota Bengkulu ( Kel. Pasar Per juan gan Bengkulu Bengkulu, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel. Kampung PerkampunganCina B ud aya /Ag am a Cina, Kec. Teluk Segara) Kota Bengkulu ( Kel. Berkas, Kec. Gerga Tabot Berkas Buda ya/ Ag am a Teluk Segara) T u gu R o be r t H am i lt o n
KABUPATEN MUKO-MUKO
Situs Makam Putri Melaya Deni
2
Masji d Jamik Al-Falah
3
Situs Tugu Prasasti
4
S i tu s B en t en g A nn a
6 7
Muko-Muko ( Desa Pauh Teranja, B ud ay a/ Ag am a Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kel. Ps. MukoB ud ay a/ Ag am a Muko, Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko (Muko-Muko)
2 3 4
NAMA PENINGGALAN SEJARAH
LOKASI
PURBAKALA
Situs Menhir (Makam Syech Mutla'a) Situs Makam Haji Abdullah Kari Terawang Lidah S i tu s Tu gu An i as
Muko-Muko ( Kel. Ps. MukoMuko, Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Kec. Muko-Muko Utara) Muko-Muko ( Desa Pasar Ipuh, Kec. Muko-Muko Selatan)
2
Ru mah T radi si ona l Su ku Rej ang S it us T al an g Sa kt i (D el ap an g Em as )
KLASIFIKASI
Situs Makam Putri Lindung Bulan
Bengkulu Utara ( Desa Talang Arah, Kec. Putri Hijau)
Situs Rumah Bersejarah Napal Bengkulu Utara ( Desa Napal Putih Putih, Kec. Ketahun) Bengkulu Utara ( Desa Napal Situs Makam Pasirah Dukun Putih, Kec. Ketahun) Bengkulu Utara ( Desa Bintuhan, Situs Tugu H. Van Amste l Kec.Batik Nau) Bengkulu Utara ( Desa Situs Makam Ratu Samban Pagaruyung, Kec. Batik Nau)
1
Benteng Kuto Aur
2
Situs Batu Keris
3
Situs Batu Belarik
1 2 3 4 5
7 8
10
Purbakala
Kepahiyang ( Desa Tebat Monok, Kec. Kepahiyang)
Perjuangan
Kepahiyang ( Desa Keban Agung, Kec. Kepahiyang)
Purbakala
Kepahiyang ( Desa Batu Belarik, Kec. Kepahiyang)
Purbakala
Kaur ( Desa Naga Rantai, Kec. Kaur Utara) Kaur ( Desa Pagar Dewa, Kec. Kaur Utara) Kaur ( Desa Sukarami, Kec. Si tus Meg al ti ik Suka ram i Kaur Utara) Kaur ( Desa Linau, Kec. Kaur S it us Be nt en g L in au Selatan) Kaur ( Bintuhan, Kec. Kaur Si tus B int uhan Selatan) Kaur ( Desa Sukaraja, Kec. Situs Makam Said Hadi Al. Jufri Kaur Selatan) Kaur ( Desa Pengubayan, Kec. S it us M ak am K er am at P in an g Ta wa r Kaur Selatan) Kaur ( Desa Muara Sahung, S it us Be ka s R um ah A K. Ga ni Kec. Kaur Tengah) Kaur ( Desa Ulak Bandung, Situs Jel / Penjara Kec. Kaur Tengah) Kaur ( Desa Ulak Bandung, Situs Pesanggrahan Kec. Kaur Tengah) S it us Me ga li ti k N ag a R an ta i
Purbakala
Situs Megalit k i Pagar Dewa
Purbakala Purbakala Kolonial Kolonial Budaya/Agama Purbakala Perjuangan Kolonial Kolonial
1
S it us M eg al it ik S eb il o
Kolonial
2
Situs Megalit k i Massat II
3
Situs Megalitik Kota Bumi
Purbakala
4
Situs Meriam Honosoit
P er ju an ga n
5
S it us M ak am S ye ch H aj i M .A mi n
6
Si tus Mak am Kera mat Da gang
Bengkulu Selatan ( Desa Sebilo, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Desa Masat II, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Desa Kota Bumi, Kec. Pino) Bengkulu Selatan ( Kel. Belakang Gedung, Kec. Manna) Bengkulu Selatan ( Kel. Pasar Bawah, Kec. Manna) Bengkulu Selatan ( Kel. Psar Bawah, Kec. Manna)
Budaya/Agama Budaya/Agama
KABUPATEN SELUMA
Per juan gan
1
Si tus M eg al ti ik G eri nci ng
B ud ay a/ Ag am a
2
S it us M eg al it ik R an ta u Pa nj an g
Seluma ( Desa Rantau Panjang, Kec. Semidang Alas)
7
Situs Bunker Jepang
Bengkulu Utara ( Desa Sungai Suci, Kec. Pondok Kelapa)
Kolonial
3
Rumah Tradisional Serawai
4
Tugu Perjuangan Fro nt Sela tan
Situs Suban Air Panas
2
S i tu s Ba t u D ew a
3
S i tu s Ba t u P an c o
4
S i tu s Ba t u P er b o
5
S i tu s Ta ba r en a h
6
S i tu s Ka r an g B ar u
7
Situs Bukit Kute Giri
Purbakala
Seluma ( Desa Pajar Bulan, Budaya/Agama Kec. Semidang Alas) Seluma ( Desa Jenggalu, Kec. Perjuangan Sukaraja)
Tarian dalan festival tabot Sumber foto : Balaputradewa
Purbakala Purbakala Purbakala
Sistem upacara adat
Purbakala
Di Provinsi Bengkulu banyak terdapat sistim upacara, baik yang bersifat keagamaan maupun upacara adat istiadat. Upacara keagamaan antara lain adalah upacara menyambut bulan misalnya upacara menyambut bulan Rabiul Awal, upacara Maulud Nabi, upacara Qunut dan sebagainya.Upacara-upacara yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan antara lain adalah upacara Mendundang Padi, upacara Basuh Benih, upacara Mencuci/Bersih Kampung, upacara Tabot dan sebagainya. Salah satu bentuk upacara yang dilaksanakan secara besarbesaran oleh masyarakat Kota Bengkulu adalah Upacara Tabot. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat di Kota Bengkulu selama 10 hari, yakni pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram setiap tahun. Upacara Tabot yang dilaksanakan setiap bulan Muharram ini sekarang semakin dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah. Selain itu upacara ini juga dijadikan suatu event pariwisata dalam bentuk Festival Tabot.
Perjuangan Purbakala Purbakala
Sumber: diolah daridata Disdiknas & Disbudpar, PropinsiBengkulu, 2004
Monumen Thomas Parr Sumber foto : Triple-A
Triple – A
Sumber foto :Rejang Lebong
Beberapa karya sastra tradisional yang digunakan pada saat upacara trasional menandai perkembangan kesenian khas masing-masing suku yang ada. Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat aneka sastra tradisional seperti Nyambei, Nandai, Rejung, Berdeker dan Redoi. Kabupaten Bengkulu Selatan yang memiliki sastra Guritan dan Nyialang. Kabupaten Bengkulu Utara memiliki sastra Nyambei. Sedangkan di Kota Bengkulu terdapat sastra “Petata– Petiti “ dan upacara “Tabot” .
Kolonial
Bengkulu Utara ( Desa Padang Betuah, Kec. Pondok Kelapa)
1
Sumber foto :Komunitas Blogger Sumatra
Karya tradisional
Purbakala
Situs Mesji d PadangBetuah
Rejang Lebong ( Desa Talang Ulu, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Batu Dewa, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Batu Panco, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Perbo, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Tabarenah, Kec. Curup) Rejang Lebong ( Desa Karang Baru, Kec. Padang Ulak Tanding) Rejang Lebong ( Desa Lawang Agung, Kec. Padang Ulak Tanding)
Pakaian adat suku Rejang
Penari Kajai laki-laki suku Rejang
Sumber foto :Komunitas Blogger Sumatra
Purbakala
6
KABUPATEN REJANG LEBONG
Penari Kajai perempuan suku Rejang
Purbakala
Seluma ( Desa Gerincing, Kec. Purbakala Semidang Alas)
5
Secara sosial- budaya, masyarakat Provinsi Bengkulu terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli diwarnai tiga rumpun suku besar, yaitu suku Rejang yang berpusat di Kabupaten Rejang Lebong; suku Serawai yang berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan suku Melayu yang berpusat di Kota Bengkulu. Selain itu, terdapat juga suku-suku pendatang yang tersebar di wilayah kabupaten/kota di provinsi Bengkulu, ikut mewarnai adat dan istiadat penduduk setempat. Sejalan dengan perkembangan wilayah, termasuk perkembangan penduduk, dengan adanya inmigrasi dan transmigrasi ke Provinsi Bengkulu, maka dapat ditemui suku bangsa-suku bangsa lainnya yang bermukim di Provinsi Bengkulu, yang antara lain yang utama adalah : suku bangsa Minangkabau; suku bangsa Batak/Tapanuli; suku bangsa Jawa; dan suku bangsa Sunda.
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
B ud ay a/ Ag am a
Kolonial
Lebong ( Desa Talang Sakti, Kec. Lebong Selatan)
Suku-suku Adat
KABUPATEN KAUR
Kolonial
Pur bak al a
Lebong ( Desa Semelako, Kec. Perjuangan Lebong Selatan) Lebong ( Desa Gunung Alam, Budaya/Agama Kec. Lebong Utara)
KABUPATEN KEPAHIYANG
9
Budaya/Agama
Tugu Semelako
3
Kolonial
KABUPATEN BENGKULU UTARA
1
1
6
1
5
NO.
KABUPATEN LEBONG
KOTA BENGKULU
Benteng Marlborough Sumber foto : Triple-A
Upacara Tabot
Kampung Cina Sumber foto : Triple-A
Sumber foto : Balaputradewa
PROFIL SOSIAL – EKONOMI PROFIL BUDAYA 2 20
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu BANYAKNYA TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA DAN KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU, 2007
Peta. Distribusi Fasilitas Ibadah
N O. 1
BENGKULU SELATAN
2
REJANG LEBONG
3
BENGKULU UTARA
4
KAUR
5 6
SELUMA MUKOMUKO
7 8
LEBONG KEPAHIANG
9
ISLAM
K AB UP AT EN /K OT A
KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU
MASJID 286 237 686 217 282 220 100 121 360 2,509
LANGGAR 17 46 8 32 40 48 2 193
MUSHOLA 141 201 25 115 336 19 29 57 923
GEREJA KATHOLIK
GEREJA PROTESTAN
PURA
WIHARA
JUMLAH TOTAL
1
7
-
-
311
4
8 9
-
3
439
9
1
911
6
-
262
18 4
-
455 610
2
2
174 161
1 40
3
450 3,773
5 1 6 1 2 2 22
6 7 4 6 5 25
77
9
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Masjid Raya
Gereja Katholik ST. Yohanes Sumber foto :Triple-A
Sumber foto :Triple-A
Kesenian Daerah Beberapa jenis tarian tradisional diantaranya yaitu di Kabupaten Rejang Lebong dengan Tari Kejai, Tari Dana, Tari Dendang; Kabupaten Bengkulu Selatan dengan Tari Andun, Tari Dana, Tari Bedendang; Kabupaten Muko-muko dengan Tari Gandai, Tari Dendang serta Kota Bengkulu dengan Tari Rendai, Tari Gendang, Tari Kecak, Tari Mabuk, Tari Sapu Tangan, Tari Piring dan Tari Dana Samami. Selain tarian, Provinsi Bengkulu juga mempunyai seni batik, yaitu batik besorek. Batik Bengkulu mempunyai corak yang berbeda dengan batik-batik lain di wilayah Indonesia. Kekhasan batik bengkulu adalah adanya motif bunga raflesia.
Sumber peta : diolah dari Peta Dasar Bakosortanal
Religi dan kepercayaan Pada zaman pra-Islam, di dalam kehidupan suku-suku bangsa di Propinsi Bengkulu sudah berkembang suatu sistim Religi. Sistim religi yang ada dalam kehidupan suku-suku bangsa di Propinsi Bengkulu pada masa lalu terdiri dari beberapa macam kepercayaan. Kepercayaan-keperacayaan tersebut adalah : kepercayaan kepada dewa-dewa; kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus dan kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan sakti. Kepercayaan kepada dewa-dewa di daerah Bengkulu hampir-hampir tidak ada. Kepercayaan ini hanya ada di daerah-daerah pertanian dan di daerah Rejang Bermani. Pada saat ini, penduduk di Provinsi Bengkulu secara umum sudah memeluk agama yang heterogen. Penduduk Provinsi Bengkulu memeluk agama Islam, Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu dan Budha. Pemeluk agama Islam sangat dominan, proporsinya mencapai 97,51% dari total penduduk Provinsi Bengkulu. Sedangkan proporsi pemeluk agama lainnya hanya 2,49 persen yang terdiri dari 2,06 persen pemeluk agama Kristen, dan 0,43 persen pemeluk agama Hindu dan Budha.
Triple – A
Kagiatan kesenian di bulan Muharam Sumber foto :Rejang Lebong
Tarian tradisional di Bengkulu Sumber foto :Rejang Lebong
Batik Besorek Sumber foto :Triple-A
PROFIL SOSIAL – EKONOMI PROFIL BUDAYA 2 21
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Peta Distribusi PDRB Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) 2004-2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEKTOR / SUB SEKTOR
2004
PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : *) Angka Sementara
PertumbuhanPDRB Provinsi Bengkulu 2001- 2007 AtasDasar Harga Konstan 2000(%)
2005*
2006**
2007***
3,242,792 248,231 325,434 41,184 236,488 1 ,6 20 ,9 48 709,708
4,077,708 324,249 401,755 49,465 300,488 1 ,9 82 ,4 40 9 51 ,5 43
4,566,247 370,314 455,817 55,097 340,493 2 ,2 44 ,3 13 1 ,0 50 ,0 42
5,187,162 412,950 510,464 62,528 394,943 2 ,5 48 ,0 23 1 ,1 55 ,8 40
395,609 1,284,499 8,104,8 94
478,362 1 ,5 68 ,4 39 10,1 34,451
529,454 1 ,7 85 ,2 27 11,3 97,004
576,691 1 ,9 71 ,7 18 12,8 20,321
7
6.03
i 6 m o n o 5 k E n a 4 h u b m3 u t r e P 2 u j a L
5.82 5.37
5.95
5.38
4.73 4.15
1
0
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS Sumber: Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rupiah) 2004-2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SEKTOR / SUB SEKTOR P ER TA NI AN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BA NG UN AN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : *) Angka Sementara
2004
2005*
2006**
2007***
2 ,3 44 ,9 20 185,209 251,770 25,353 171,517 1 ,2 00 ,5 84
2 ,4 81 ,3 95 198,489 256,100 27,108 180,693 1 ,2 54 ,3 13
2 ,6 23 ,5 33 211,515 269,873 28,791 191,390 1 ,3 39 ,9 33
2 ,7 71 ,8 78 223,768 285,546 31,105 206,421 1 ,4 32 ,8 87
507,046
539,862
564,811
594,324
273,177
294,626
310,486
325,360
9 36 ,6 77 5 ,8 96 ,2 55
1 ,0 06 ,7 77 6 ,2 39 ,3 64
1 ,0 70 ,2 93 6 ,6 10 ,6 26
1,137,675 7 ,0 08 ,9 64
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara
Sektor Perdagangan
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2008, BPS
Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 NO.
KABUPATEN/KOTA PERTANIAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
305,384
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK,GAS DAN AIR
PERDAGANGAN, BANGUNAN
BERSIH
HOTEL DAN RESTORAN
JA SA -J AS A
T OTA L
DAN JASA
BENGKULU SELATAN
2,504
11,987
1,734
2
REJANG LEBONG
3
BENGKULU UTARA
1,365,628
2,027
110,678
14,055
68,190
368,585
167,609
72,137
379,573
2,548,482
676,758
257,319
97,793
4,647
67,450
236,273
125,537
73,046
296,828
1,836,149
4
KAUR
5
SELUMA
307,244
27,191
9,117
1,292
21,510
82,188
43,287
12,656
60,998
5 65,486
6
MUKO-MUKO
466,647
53,446
57,102
1,698
955
19,576 26,776
178,703
74,284
41,587 34,872
11,857 30,459
51,181 56,607
9 06,310
7
LEBONG
12,107
65,201
7 81,729
8
KEPAHIANG
741,484
737
37,393
7,214
32,960
94,072
31,592
22,711
133,804
1,101,967
9
K OT AB ENG KUL U
2 39 ,1 87
2 2, 42 6
1 53 ,2 18
2 4, 41 5
1 12 ,4 14
1 ,3 09 ,5 94
5 85 ,7 67
2 87 ,4 35
6 96 ,0 53
3, 43 0, 50 9
5,187,162
412,950
510,462
62,528
394,943
2,548,023
1,155,840
576,691
1,971,718
608,390
PROVINSI BENGKULU
1,601
6,183
5,911
14,906
3,704
21,826
219,247
KEUANGAN, PERSEWAAN
1
187,282
37,526
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
39,306
81,242
40,323
10,106
201,969
901,915
394,234
12,820,321
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota ProvinsiBengkulu,BPS
Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2007 N O.
K AB UP AT EN / KO TA PERTANIAN
Sumber peta : Analisis Konsultan
2.5 Profil Ekonomi Perkembangan PDRB Provinsi Bengkulu Pada tahun 2007 kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 12,74 triliun rupiah, sedangkan kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar konstan telah m encapai 7,01 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2000, kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 11,78 persen, sedangkan kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu atas dasar konstan telah mengalami perkembangan sebesar 6,03 persen. Semakin membaiknya kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu pasca krisis ekonomi secara nyata tergambar dari angka pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan yang terus mengalami peningkatan atau mengalami percepatan pertumbuhan.
Triple – A
164,476
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,318
INDUSTRI PENGOLAHAN
1
BENGKULU SELATAN
6,738
2
REJANG LEBONG
806,214
970
72,354
3 4
BENGKULU UTARA KAUR
371,181 103,888
141,961 856
53,989 3,321
5
SELUMA
165,887
14,007
4,784
6
MUKO-MUKO
243,789
33,455
33,266
7 8
LEBONG KEPAHIANG
353,738 438,173
2,966 392
8,204 20,997
9
KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU
109,762 2,771,878
11,442 223,768
82,593 285,546
LISTRIK,GAS PERDAGANGAN, PENGANGKUTAN DAN AIR BANGUNAN HOTEL DAN DAN KOMUNIKASI BERSIH RESTORAN 769 22,743 125,477 40,707 6,590 25,105 212,288 85,486 2,504 35,500 135,207 68,855 442 10,249 41,500 20,717 591 11,754 43,737 22,222 717 14,167 97,088 19,450 2,631 8,696 22,374 5,733 2,329 11,565 56,199 16,789 14,976 68,506 660,559 312,974 31,105 206,421 1,432,887 594,324
KEUANGAN, PERSEWAAN J ASA -J AS A DAN JASA 22,287 106,768 44,651 212,639 40,757 169,855 6,557 26,335 6,691 34,253 16,146 29,773 7,411 35,188 13,268 73,536 167,553 379,023 325,360 1,137,675
TO TA L 491,283 1,466,297 1,019,760 213,865 303,926 487,851 445,941 633,248 1,807,388 7,008,964
Sumber:PDRB Kabupaten/Kota ProvinsiBengkulu,BPS
Berdasarkan harga konstan 2000, secara absolut sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007. Empat sektor utama lainnya secara berurutan adalah perdagangan, hotel, dan restauran, jasa-jasa, dan pengangkutan dan komunikasi. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 2001-2007 terus mengalami peningkatan dari 4.15% pada tahun 2001 naik hingga 6,03 % pada tahun 2007. PROFIL SOSIAL EKONOMI PROFIL EKONOMI 2 22
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 didorong oleh pertumbuhan seluruh sektor-sektor ekonomi. Pada tabel tampak bahwa dari 9 sektor penyusun PDRB tercatat 4 sektor diantaranya memegang andil yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dengan pertumbuhan di atas 6 persen atau di atas pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu. Keempat sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan hotel dan restoran dan sektor jasa. Dari keempat sektor tersebut pertumbuhan tertinggi dicapai listrik, gas dan air minum yang tumbuh sebesar 8,04 persen. Andil sektor pertanian yang merupakan sektor dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu serta andil sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan salah satu sektor dominan di luar sektor pertanian cukup besar dalam mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2007sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 5,65 persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 6,94 persen. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2007
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektoral 9.00 8.00
Berdasarkanhargakonstan2000
7.00
NO 1 2
SEKTOR / SUB SEKTOR P ER TA NI AN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
2004 5.52
2005* 5.82
6.88
7.17
2006** 2007*** 5.73 5.65 6.56
5.79
3
INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GASDAN AIR BERSIH
5.76 4.12
1.72 6.92
5.38 6.21
5.81
4 5
4.10
5.35
5.92
6
B AN GU NA N PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL
5.35
4.48
6.83
7.85 6.94
7
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
5.60
6.47
4.62
5.23
8
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN
6.84
7.85
5.38
4.79
9
JASA-JASA
4.44
6.63
5.35
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
5.38
5.82
5.95
5.85 6.03
Keterangan: *)AngkaSementara
5.00 4.00 2004 3.00 2005* 2.00 2006** 1.00
2007** *
0.00
Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 20042007 NO
Distribusi PDRB Provinsi Bengkulu 2007AtasDasar Harga Berlaku PERTANIAN PERTAMBANGAN8PENGGALIAN
15%
INDUSTRIPENGOLAHAN
40% 9%
LISTRIK GASDAN AIRBERSIH BANGUNAN
20% 3%
8.04
6.00
**)Angka Sangat Sementara ***)Angka Sangat-sangatSementara
Sumber: ProvinsiBengkuluDalam AngkaTahun 2008, BPS
5%
Setelah sektor pertanian struktur perekonomian Provinsi Bengkulu diposisi berikutnya adalah sektor perdagangan,hotel, dan restoran. Pada tahun 2007 kontribusi sektor perdagangan,hotel, dan restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 19,87 persen. Kontribusi sektor perdagangan, hotel, restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 19,69 persen. Setelah sektor perdagangan, hotel, dan restoran struktur perekonomian Provinsi Bengkulu diposisi berikutnya adalah sektor jasa-jasa dan sector pengangkutan dan komunikasi. Kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan-komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 masing-masing sebesar 15,38 persen dan sebesar 9,02 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu sedikit menurun. Pada tahun 2 006 kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB Provinsi Bengkulu masing-masing sebesar 15,66 persen dan 9,21 persen. Sementara itu kontribusi 5 sektor lainnya yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, sector pertambangan dan penggalian, sektor bangunan dan sektor listrik, gas, air minum dalam PDRB Provinsi Bengkulu cukup rendah. Kontribusi kelima sektor tersebut dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada tahun 2007 berkisar antara 0-5 persen.
PERDAGANGAN,RESTORAN&. HOTEL
4%
PENGANGKUTANDAN KOMUNIKASI
3% 1%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KEUANGAN,PERSEWAAN& JASA PERUSAHAAN
SEKTOR / SUB SEKTOR
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : *) AngkaSementara
JASA-JASA
2004
PERTANIAN PERTAMBANGAN 8 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, RESTORAN &. HOTEL
2005*
2006**
Produk Domestik Regional Bruto Dan Angka Per Kapita Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku 2005-2007 Uraian 2005*) 2006**) 2007***) P DR B at as d as ar h ar ga p as ar ( Ju ta R p) 1 0, 13 4, 45 1 1 1, 39 7, 00 4 1 2, 82 0, 32 1 Penyutan (Juta Rp) 480,405 556,487 635,413 P DR B a ta s d as ar ha rg a p as ar (J ut a R p) 9 ,6 54 ,0 46 1 0, 84 0, 51 7 1 2, 18 4, 90 8 Pajak Tak Langsung (Juta Rp) 161,976 185,389 207,642 P DR B At as D as ar B ia ya F ak to r (J ut a Rp ) 9 ,4 92 ,0 70 1 0, 65 5, 12 8 1 1, 97 7, 26 6 Penduduk (Jiwa) 1,549,273 1,568,077 1,616,663 Angka Perkapita P ro duk D om es ti k Re gi on al B rut o (R p) 6 ,1 26 ,7 89 6 ,7 95 ,0 29 7 ,4 08 ,6 34 PDRB perkapita (Rp) 6,541,423 7,268,141 7,930,113
Pertumbuhan Riil PDRB Perkapita Provinsi Bengkulu Tahun 2003-2007 6.03 5.95 5.82
Sumber : Provinsi Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009
5.37
5.38
2003
2004
2005
2006
2007*)
2007***
40.01 3.06 4.02 0.51 2.92 20.00 8.76
40.24 3.20 3.96 0.49 2.97 19.56 9.39
40.07 3.25 4.00 0.48 2.99 19.69 9.21
40.46 3.22 3.98 0.49 3.08 19.87 9.02
4.88 15.85 100.00
4.72 15.48 100.00
4.65 15.66 100.00
4.50 15.38 100.00
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat-sangat Sementara
Sumber: ProvinsiBengkuluDalamAngkaTahun2008,BPS
Produk Domestik Regional Bruto Dan Angka Per Kapita Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2005-2007 Uraian 2005*) 2006**) 2007***) P DR B a ta s d as ar ha rg a p as ar ( Ju ta R p) 6 ,2 39 ,3 65 6 ,6 10 ,6 26 7 ,0 08 ,9 64 Penyutan (Juta Rp) 308,396 326,738 346,017 P DR B a ta s d as ar ha rg a p as ar ( Ju ta R p) 5 ,9 30 ,9 69 6 ,2 83 ,8 88 6 ,6 62 ,9 48 Pajak Tak Langsung (Juta Rp) 115,072 121,691 129,448 P DR B A ta s D as ar B ia ya F ak to r ( Ju ta R p) 5 ,8 15 ,8 97 6 ,1 62 ,1 97 6 ,5 33 ,5 00 Penduduk (Jiwa) 1,549,273 1,568,077 1,616,663 Angka Perkapita P ro du k D om es ti k R eg io na l B ru to (R p) 3 ,7 53 ,9 53 3 ,9 29 ,7 79 4 ,0 41 ,3 49 PDRB perkapita (Rp) 4,027,286 4,215,753 4,335,452 Sumber : ProvinsiBengkulu Dalam Angka Tahun 2009
Perkembangan PDRB Perkapita di Provinsi Bengkulu H ar ga B er la ku
H ar ga K o ns ta n 2 00 0
9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 h a i p u R a t u J
5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 2003
2004
2005
2006
2007*)
Sumber :Provinsi BengkuluDalamAngka 2008,BPS
Perkembangan PDRB perkapita
Sektor pertanian : perikanan
Sektor Transportasi
Sektor Bangunan
Sumber foto : Triple-A
Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2007 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sektor dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 5,13 triliun rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 40,46 persen. Dibandingkan dengan tahun 2006 kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan, dimana kontribusinya pada tahun 2006 sebesar 40,07% .
Triple – A
Seiring dengan meningkatnya kinerja PDRB Provinsi Bengkulu, tingkat kesejahteraan penduduk di Provinsi Bengkulu pada kurun waktu yang sama juga relatif mengalami peningkatan. Kondisi itu terlihat dari peningkatan nilai nominal pendapatan perkapita maupun nilai nyata pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2007 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 7,9 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 maka nilai nominal pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan meningkat sebesar 9.11persen. Sementara itu nilai nyata pendapatan perkapita pertahun penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 4,3 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun 2006 maka nilai nyata pendapatan perkapita penduduk di Provinsi Bengkulu diperkirakan meningkat sebesar 2,84 persen. Akan tetapi ditinjau dari nilai nominal maupun nilai nyata pendapatan perkapitanya, tingkat k esejahteraan penduduk di Provinsi Bengkulu masih jauh di bawah tingkat kesejahteraan penduduk di tingkat nasional. Pada tahun 2007 nilai nominal pen dapatan perkapita penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari 12 juta rupiah.
PROFIL SOSIAL EKONOMI PROFIL EKONOMI 2 23
3. PROFIL PRASARANA
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA PERMUKIMAN PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu semi permanen. Berdasarkan data tahun 2004 dapat dikemukakan rumah diperkotaan Provinsi Bengkulu didominasi rumah sederhana sebesar 48,80%, kemudian rumah sangat sederhana sebesar 40,52%. Rumah dipedesaan Provinsi Bengkulu berdasarkan data tahun 2004 terdiri dari rumah permanen sebesar 66,66% dan rumah semipermanen sebesar 33,33%. Kondisi Perumahan di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 Jumlah Rumah Dipedesaan (unit)
Jumlah Rumah Diperkotaan (unit) No
Kabupaten/ Kota M e wa h
Se de rh an a
Sangat Sederhana
Rumah Susun
Jumlah KKdi Jumlah KKdi pedesaan perkotaan yang yang belum belum memiliki memiliki rumah rumah
Jumlah KK
Semi Permanen
Permanen
1. Kota Bengkulu
2.354
8.004
7.062
235
21.187
10.593
106.504
5.885
3.531
2. Bengkulu Selatan
1.142
4.110
3.425
23
10.274
5.137
30.572
2.854
1.712
3. Seluma
1.174
4.990
4.403
7
13.208
6.604
25.735
3.669
2.201
362
3.352
2.718
8
8.154
4.077
24.788
2.265
1.539
2.200
7.481
6.601
66
19.804
9.902
55.665
5.501
3.301
4. Kaur 5. Rejang Lebong 6. Lebong
410
3.198
2.460
7
7.379
3.690
17.403
2.050
1.230
7. Kepahiang
710
3.755
3.044
11
9.133
4.567
28.191
2.537
1.522
1.825
11.555
9.123
27
27.368
13.684
71.119
7.602
4.561
569
4.438
3.414
3
10.241
5.120
28.113
2.845
1.707
10.746
50.883
42.250
387
126.748
63.374
388.090
35.208
21.324
8. Bengkulu Utara 9. Muko-muko Provinsi Bengkulu
Sumber : Profil Bengkulu 2007 Kondisi Perumahan Pe desaan di Propinsi Bengkulu Tahun 2004
Data J umlah Type Rumah di Propinsi Bengkulu Tahun 2004 0%
33%
10%
67%
type Mewah
41%
type Sederhana
Permanen Semi Permanen
type Sangat Sederhana Rumah Susun 49%
Sumber : Profil Bengkulu 2007
Sumber : Profil Bengkulu 2007
Kondisi Jumlah Perumahan di Propinsi Bengkulu Tahun 2004
Kondisi Jumlah Perumahan Di Perkotaan Propinsi Bengkulu Tahun 2004 14.000
6% 3% Jumlah KK Diperkotaan y ang Belum Memiliki rumah Jumlah KK Dipedesaan yang Belum Memiliki rumah Jumlah KK Yang Sudah Memiliki
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
) t i n 12.000 U ( n 10.000 a h a 8.000 m u r e 6.000 P h 4.000 a l m u 2.000 J
Type Mewah Type type Sederhana Type Sangat sederhana
-
Rumah Susun
B e
3.1 Permukiman Seiring jumlah penduduk yang semakin bertambah, kebutuhan perumahan dimasa mendatang akan meningkat pesat. Pada tahun 2004 tercatat jumlah perumahan di Provinsi Bengkulu sebanyak 294.388 unit, di perkotaan sebesar 104.266 unit dan pedesaan sebesar 19 0.122 unit. Sebanyak 35.208 kk penduduk yang tinggal di perkotaan belum memiliki perumahan, sedangkan penduduk yang tinggal di pedesaan sebanyak 21.324 KK, juga belum memiliki rumah sendiri.
K k
ta
Sumber : Profil Bengkulu 2007
S
B
S
K
L
R
L
K
la
lu
u o
b ja
b
p
U
g
n u
a
g
g
h ra
o lu
u
e
a
e e
n g
91%
ta lu
e
e
e
e
r m
k n
n
a
B
M n
u
e ta
o n n g n
ia g
g
k u
M
k
o lu u k o
Kabupaten/Kota
Data Pemukiman dibagi ke dalam kelas perumahan diperkotaan dan kelas rumah dipedesaan, kelas rumah diperkotaan digolongkan terdiri dari type rumah mewah, tipe rumah sederhana, tipe rumah sangat sederhana dan tipe rumah susun; sedangkan rumah yang ada dipedesaan dibagi menjadi rumah permanen dan rumah
Triple – A
PROFIL PRASARANA PERMUKIMAN 3 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA JALAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu Berdasarkan data tahun 2006 kondisi jaringan jalan Provinsi Bengkulu terdiri dari 70,67% jalan diaspal, 18,76% jalan kerikil, 7,89 % jalan tanah dan 2,6 % jalan lainnya. Data tahun 2005 keberadaan dengan kondisi jalan hotmik yang tepanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang lebong. Jalan dengan kondisi penetrasi di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Jalan dengan kondisi kerikil di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Seluma diikuti Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Kepahiang. Jalan dengan kondisi tanah di Provinsi Bengkulu yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang. Dilihat dari kemantapan jalan tahun 2004 di Provinsi Bengkulu dengan kondisi jalan baik yang terpanjang yaitu Kabupaten Bengkulu Utara diikuti Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong. Dengan demikian, aksesibilitas Kabupaten Bengkulu Utara lebih baik dibanding kabupaten lain. Dilihat dari sisi luas wilayah, Kabupaten Bengkulu Utara juga lebih luas dibandingkan Kabupaten lain, maka kabupaten tersebut harus diimbangkan dengan konektivitas jalan yang lebih banyak (hal ini terlihat dengan adanya jalan hotmix, penetrasi, jalan tanah dan kerikil). Kabupaten lain yang saat ini tengah membangun infrastruktur jalan yaitu Kabupaten Seluma dengan membuka wilayah terisolir dengan adanya jalan penetrasi, tanah maupun kerikil. Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat.
Jaringan Jalan di Pinggir Pantai Sumber : Triple-A
Transportasi Darat Transportasi darat berdasarkan data Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, bahwa Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tahun 2005 berjumlah 253 unit dan tahun 2006 meningkat menjadi 320 unit serta Bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) tahun 2005 berjumlah 265 unit dan tahun 2006 meningkat menjadi 484 unit. Prasarana terminal angkutan jalan di Provinsi Bengkulu terdapat 15 buah dengan type A sebanyak 1(satu) buah yaitu Terminal Air Sebakul. Type B sebanyak 7 (tujuh) buah yaitu Terminal Sungai Hitam, Terminal Betungan, Terminal Gunung Ayu di Kab. Bengkulu Selatan, Terminal Lubuk Pinang di Kabupaten Muko Muko, Terminal Simpang Nangka Kab Rejang Lebong, Terminal Tabarenah di Kab. Rejang Lebong, Terminal Kepahiang dia Kab. Kepahiang. Dan terminal type C sebanyak 7 (tujuh) buah, yaitu Terminal Tais di Kabupaten Seluma, Terminal Kota Medan di Kabupaten Bengkulu Selatan, Terminal Purwodadi di Kabupaten Bengkulu Utara, Terminal Ipuh di Kabupaten Muko Muko, Terminal Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Utara, Terminal Pasar Atas di Kabupaten Rejang Lebong dan Terminal Muara Aman di Kabupaten Lebong. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
3.2 Perhubungan dan Komunikasi Kondisi Jalan Hingga tahun 2006 panjang jalan yang telah dibangun di Provinsi Bengkulu mencapai 2.142,93 km. Ditinjau dari penguasaannya di Provinsi Bengkulu terdapat sepanjang 736,22 km atau sebesar 34,36 persen jalan negara, sepanjang 1.406,49 km atau sebesar 65,64 persen jalan Provinsi. Keberadaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu syarat yang sangat penting, agar roda kegiatan perekonomian suatu wilayah dapat berjalan dengan baik, hal ini berkaitan dengan akan mempercepat kegiatan arus lalu lintas b arang, jasa dan manusia. Dilihat dari segi pemanfaatannya dapat dikemukakan, bahwa di wilayah Provinsi Bengkulu transportasi darat (dalam hal ini jaringan jalan) memegang peranan yang lebih dominan dibandingkan transportasi udara maupun transportasi laut.
Triple – A
Publik transport di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A
PROFIL PRASARANA PERHUBUNGAN 3 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) Transportasi Laut Transportasi laut melalui Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan pintu gerbang utama lalu lintas angkutan barang melalui Barat Laut bagi Provinsi Bengkulu yang terletak sekitar 25 km dari pusat kota dan mempunyai akses yang cukup dekat dengan sentra produksi pertanian di bagian Selatan Pulau Sumatera. Dan secara ekonomis mempunyai potensi strategis sebagai Pelabuhan untuk laut lepas di bagian Barat Pulau Sumatera. Pelabuhan Pulau Baai ditunjang dengan prasarana pokok seperti : lahan Pelabuhan seluas 1.200 Ha, wilayah perairan seluas 3.180 Ha, kolam pelabuhan seluas 250 Ha. Kondisi fisik Pelabuhan Pulau Baai saat ini panjang alur masuk pelabuhan adalah 800 m dengan jumlah dermaga sebanyak 3 buah yaitu Pelabuhan Baai Dermaga Samudera panjang 165 m dan lebar 18 m, Dermaga Nusantara panjang 84 m dan lebar 18 m serta Dermaga Lokal panjang 124 m dan lebar 10 m. Peralatan bongkar muat sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 ton/jam dan 1000 ton/jam. Break water kanan panjang 420 m dan tinggi 4,7 m; break water kiri panjang 395 m dan tinggi 4,7 m. Untuk kelancaran dan keamanan lalu lintas kapal di Pelabuhan Pulau Baai dipertahankan kedalaman alur antara -7 MLWS – 10 MLWS (Meter Low Water Spring), namun saat ini kedalaman alur menjadi + 3.8 MLWS karena dampak sedimentasi yang cukup tinggi pada alur Pelabuhan Bulau Baai. Untuk memulihkan fungsi alur Pelabuhan dilaksanakan program pemeliharaan dengan melakukan pengerukan secara rutin. Transportasi Udara Provinsi Bengkulu saat ini memiliki 1 (satu) bandara yaitu Fatmawati Soekarno yang merupakan gerbang utama lalu lintas angkutan udara di Provinsi Bengkulu. Terletak 14 km dari Kota Bengkulu, saat ini Bandara Fatmawati Soekarno telah dapat melayani pesawat jenis Boeing 737 – 200 dengan rute penerbangan masih terbatas pada rute Bengkulu Jakarta PP dengan maskapai Adam Air , Batavia Air, Lion Air, Sriwijaya Air dan rute penerbangan Bengkulu – Palembang di layani oleh Maskapai Riau Airlines. Pada masa yang akan datang, diharapkan sarana transportasi udara dapat dibangun dan dikembangkan di daerah-daerah yang letaknya jauh dari Kota Bengkulu seperti Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Kaur, dan Pulau Enggano yaitu dengan sistem penerbangan perintis antar daerah Kabupaten/Kota yang dapat menggunakan pesawat kecil jenis Cessna dan Twin Otter atau Casa-212.
Maskapai penerbangan yang melani ke Prov. Bengkulu Sumber : Triple-A
Triple – A
Provinsi Bengkulu Pos Meskipun media komunikasi elektronik terus berkembang namun jasa pos sebagai salah satu media komunikasi masih tetap dibutuhkan masyarakat. Pos merupakan media komunikasi yang menghubungkan antar manusia yang memiliki letak yang berjauhan disamping media komunikasi yang lain. Untuk memperlancar hubungan antar manusia tersebut diperlukan fasilitas yang memadai, sehingga pos dapat memberikan pelayanan bagi kepentingan masyarakat yang membutuhkannya. Pada tahun 2006 di Provinsi Bengkulu telah mempunyai 1 kantor pos besar, 31 unit kantor pos pembantu, 8 unit kantor pos tambahan dan 2 unit rumah pos. Jumlah Kantor Pos di Provinsi Bengkulu Kantor Pos Kantor Pos Kantor Pos
Kab/ Kota
Rumah Pos
B esa r
P em ba nt u
T am ba ha n
Muko – Muko
-
5
-
-
Bengkulu Utara
-
12
-
1
Kota Bengkulu
1
-
8
Seluma
-
5
-
-
Bengkulu Selatan
-
5
-
1
-
4
-
-
1
31
8
2
Kaur JUMLAH
-
Jumlah Kantor Posdi Reja ng Lebong *) Kab/ Kota
Kantor Pos Kantor Pos Kantor Pos
Rumah Pos
B esa r
P em ba nt u
T am ba ha n
Lebong
-
2
-
Rejang Lebong
1
4
-
-
Kepahiang
-
2
-
-
-
Sumber : Profil Bengkulu 2007 Jaringan Telekomunikasi Pelayanan telokomunikasi (Telepon) yang ada pada saat ini masih sangat terbatas dari 41.712 sst (satuan sambungan telepon) kapasitas terpasang tahun 2005. Sebesar 60% tingkat pelayanan ada diperkotaan dan sebesar 40% lagi tersebar di beberapa Kabupaten, diantaranya kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Bengkulu Utara. Sedangkan untuk Kabupaten pemekaran (Muko-muko, Seluma, Kaur, Kepahyang dan Lebong), jaringan telepon yang ada hanya bersifat semi otomatis. Selain dari telepon kabel terdapat juga jaringan telepon seluler. Prasarana pelayanan pertelekomunikasian di Provinsi Bengkulu ditunjang deng an fasilitas : Sentral Telepon Otomat 11 unit, Kapasitas Sentral Otomat 28.658 unit, Sambungan Induk Otomat 24.908 unit, Sambungan Induk SLI 257 unit, Koin Box 51 unit, Internet Service Provider 1 buah, Penyelenggara STBS 1 buah, Keberhasilan Panggil Lokal 63,77%, Keberhasilan Panggil SLJJ 58,32%. Pelayanan Frekwensi Radio di Provinsi Bengkulu terdiri terdiri dari : Konsesi 84 buah, Radio Siaran 12 buah, Amatir Radio 776 buah dan KRAP 309 buah. Stasiun Televisi Lokal ada 4 buah : BTV, DolTV, RBtv dan TVRI lokal. Media cetak sebanyak 9 buah terdiri dari 4 koran harian (Rakyat Bengkulu, Bengkulu Expres. Berita Malborough, dan Bengkulen Pos). Koran mingguan ada 4 buah (Investigasi, Realitas, Radar Pos, dan Metro Bengkulu) dan koran bulanan ada 1 buah (Cocos Plus). Sementara itu sarana Telematika juga masih terbatas pada instansi pemerintah dan swasta atau badan usaha milik negara di Kota, terutama Kota Bengkulu sedangkan di k ota-kota Kabupaten dan Kecamatan belum ada.
Kantor Telkom di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A
Launching media televisi RBtv Sumber : Triple-A
PROFIL PRASARANA PERHUBUNGAN 3 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA PLTA DAN PLTD DI PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu sempat terhambat ketika negara ini dilanda kirisis ekonomi. PLTA Musi tersebut diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 19 Oktober 2006. Beroperasinya PLTA Musi yang menjadi sumber energi terbesar se Sumatera. Dengan diresmikannya PLTA Musi tersebut, dapat mengatasi pasokan krisis listrik di kawasan Pulau Sumatera khususnya Bengkulu. Bahwa kebutuhan listrik masyarakat Provinsi Bengkulu tidak terlalu besar hanya sekitar 60 MW. Maka kelebihan pasokan listrik dari PLTA Musi memang wajar didistribusikan ke provinsi lain. Pada tahun 2007 Sektor Listrik di Provinsi Bengkulu secara keseluruhan berjumlah 212.621 pelanggan dengan rincian rumah tangga berjumlah 198.056 pelanggan, sosial berjumlah 4.215 pelanggan dan kantor berjumlah 1.077 pelanggan, usaha berjumlah 8.885 pelanggan, industri/hotel berjumlah 37 pelanggan dan umum berjumlah 351 pelanggan serta jumlah produksi listrik terbesar didominasi pelanggan rumah tangga berjumlah 214.178.614 kwh diikuti dengan pelanggan usaha sebesar 35.858.267 kwh .
Daftar Pelanggan Listrik dan Jumlah Pemanfaatan Listrik Kabupaten/Kota se Provinsi Bengkulu Tahun 2006-2007 K a b/ Ko ta
P el an gg an 2006
Muko-Muko - Rumah Ta ngga
8.295.436
- Sosial - Kantor
182 49
202 60
276.165 193.982
2 94.747 2 60.643
- Usaha - Industri/Hotel
432 7
439 6
1.234.468 171.666
1.274.276 236.091
- Umum Bengkulu Utara
8
- R um ah Ta ng ga - Sosial
21 .0 94 508
- Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum Lebong - R um ah Ta ng ga - Sosial - Kantor - Usaha - Industri/Hotel - Umum
329.679 1.375.975
2
109.477
113.695
10
11
525.033
533.438
10 .7 54 190
11 .5 69 208
6 .8 67 .7 95 180.516
24 191
33 197
53.910 397.668
-
5
7. 65 8. 79 7 2 10.925 90.390 411.300 -
394.347
537.591
3 6. 81 0
3 1. 596 .8 40
3 4. 10 9. 02 2 1.345.623 1.265.741
695 141
749 164
1.164.508 1.143.244
1.113 3
1.142 3
2.502.045 16.739
2.716.674 15.403
18
64
1.609.449
1.775.353 1 7. 38 0. 53 7
2 0. 85 7
1 5. 691 .3 64
371 54
411 69
451.574 196.459
5.559.700 6.254.383
- Usaha - Industri/Hotel
441 11
490 9
9 88.448 9.242.442
26.309.092 5.311.189
34
- Industri/Hotel - Umum Seluma - R um ah Ta ng ga
88
496.975
6.325.143
50 .7 32 1.050
5 2. 86 6 1.086
7 6. 842 .2 18 4.827.155
8 5. 28 9. 30 9 5.559.700
413 4.709
424 5.126
5.385.542 23.774.409
6.254.383 26.309.092
13 88
13 121
5.308.092 4.446.157
5.311.189 6.325.143 1 3. 15 3. 04 2
12 .8 65
1 4. 49 1
1 1. 282 .4 40
- Sosial - Kantor
306 50
356 55
336.201 106.969
3 90.533 1 41.528
- Usaha - Industri/Hotel
207 3
231 3
584.290 4.767.500
736.420 5.130.340
19
22
94.870
- Umum Bengkulu Selatan - R um ah Ta ng ga
Triple – A
877.559 1.489.935
123 683
19 .8 11
- Kantor - Usaha
332.809
28 .6 57
2 9. 91 4
- Sosial - Kantor
612 136
664 149
713.567 456.224
7 82.720 642.952
- Usaha - Industri/Hotel
571 1
577 1
1.544.145 495.080
1.591.750 454.360
- Umum Kaur - Rumah Tangga - Sosial
24 -
2 3. 960 .2 23
32 -
2 5. 57 9. 52 1
689.850 -
901.610 -
- Kantor - Usaha
-
-
-
-
- Industri/Hotel - Umum
-
-
-
-
Jumlah - R um ah T a ng ga
1 87 . 42 5 1 98 . 05 6 1 9 5. 18 8 .9 53
2 1 4. 17 8. 6 14
- Sosial - Kantor
3.914 990
4.215 1.077
8.638.445 7.866.009
- Usaha - Industr i/Hotel
8.337 40
8.885 37
32.401.448 20.110 .996
35.858.267 20 .709. 132
206
351
8.396.588
11.294.721
- Umum
PLTD di Kota Bengkulu
2 2. 34 0. 02 6 8 92.937
- Sosial - Kantor
- R um ah Ta ng ga - Sosial
Jaringan Listrik
136.206
2 0. 652 .6 37 688.759
2
35 .3 42
- Umum Kota Bengkulu
Sumber : Triple-A
139.907
2 2. 81 1 539
5
Rejang Lebong - R um ah Ta ng ga
- R um ah Ta ng ga
Pelayanan energi listrik di Provinsi Bengkulu pada saat ini masih tergolong sangat sedikit. Pelayanan yang ada sebagian besar berada pada wilayah perkotaan. Sumber daya energi listrik di Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2 PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi, akan tetapi saat ini hanya PLTA Danau Tes yang telah menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW (18.960 KW), PLTA Musi dengan kapasitas listrik yang diperkirakan mencapai 3 x 70.000 KW. PLTA Musi dibangun tahun 1996 lalu, telah menghabiskan dana cukup besar, pekerjaannya
8
8. 668.360
123 673
-
- Umum Kepahiang
Kelistrikan
2007
8.738
- Usaha - Industri/Hotel
3.3 Energi
2006
8.170
- Sosial - Kantor
Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
P em an f aa ta n L is tr ik ( K wh )
2007
10.015.979 9.727.772
Ket : Bengkulu Selatan dan Kaur Gabung dengan Ranting Manna Sumber: Dinas ESDM Provinsi Bengkulu
PROFIL PRASARANA ENERGI 3 4
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA MATA AIR PROVINSI BENGKULU
Provinsi Bengkulu 70,3% tercatat pada rekening penjualan, sisanya sebesar 0,17% tidak terjual. Berdasarkan catatan rata-rata produksi air baku pada setiap bulan air baku untuk Kota Bengkulu mempunyai pH 6,7 – 7,8 dan tingkat kekeruhan 25-3750 ntu. Tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi pada musim hujan karena banyak sedimen (lumpur) yang terbawa dari hulu. Untuk PDAM di kabupaten sampai saat ini belum tersedia data yang rinci. Kapasitas layanan air bersih di Kota Bengkulu pada saat ini adalah sebanyak 10.290 sambungan atau baru mencapai 17,7% dari jumlah rumah tangga yang ada, dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4,8 orang. Saat ini ada dua Intake yang beroperasi yaitu di Intake Sungai Nelas dan Sungai Bengkulu. Air yang dikonsumsi pelanggan adalah sebesar 221.891 m3/bulan yang tercatat pada rekening penjualan, dengan harga air rata-rata 3 Rp.650/m .
Sumber : Dinas P U Prov. Bengkulu
Tabel Profil Sumber Air PDAM Kabupaten/Kota di Bengkulu Kota/Kabupaten No.
: Lebong
Sumber dan Produksi
1 Sungai 2 A ir Tanah 3 Mata Air T ot al P ro du ks i Ai r Be rs ih P DA M
Volume (m3/Tahun) 622.080 684.288 1 .3 06 .3 68
Sumber : Laporan Kegiatan Langganan UPT PDAM Kabupaten Lebong, 2007 Kota/Kabupaten N o. Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
3.4 Prasarana dan Sarana Keairan Air Bersih
: Kepahiang
S um be r da n Pr od uk si
1 Sungai 2 A ir Tanah 3 Mata Air T ot al Pr od uk si A ir Be rs ih P DA M
Triple – A
743,777 7 43 ,7 77
Sumber : PDAM Kab. Kepahiang, 2007 Kabupaten / Kota
Produksi air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Provinsi Bengkulu pada saat ini terdapat di beberapa Kabupaten dan Kota, antara lain Kotamadya Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur. Kapasitas air baku yang berjalan pada saat ini di Kota Bengkulu adalah sebesar 160 l/dt, dengan kapasitas produksi rata-rata setiap bulan sebesar 333.218 m3. Dari jumlah tersebut seban yak 94,7% didistribusikan pada meteran induk, selanjutnya dari meteran induk sekitar
Volume (m3/Tahun)
No 1 2 3
Kota/Kabupaten N o. 1 2 3
: Bengkulu Selatan
S um be r d an P ro du ks i V ol um e ( m3 /T ah un ) Sungai 472.594 Air Tanah Mata Air Tot al Pr oduk si Air Ber sih P 472.594
Sumber : Data Bulan Desember PDAM Kab. Bengkulu Selatan Kabupaten / Kota No
: Mukomuko Bulan
1
Sungai
2
Air Tanah
3
Mata Air
Volume (m3/th) 306.732
Produksi Air Bersih 306.732 Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Mukomuko, 2007
: Rejang Lebong Bulan
Sungai Air Tanah Mata Air Produksi Air Bersih
Volume (m3/th)
1.737.806 1.737.806
Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Rejang Lebong, 2007
PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 5
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Kabupaten Seluma (Bendungan Air Seluma sebesar 8.000 ha), dan Kabupaten Bengkulu Utara (Bendung Air Lais, Kuro Tidur sebesar 5.973 ha). Luas sawah irigasi ini masih belum maksimal sehingga perlu dikembangkan. Untuk itu perlu dikaji pemanfaatan air buangan PLTA Musi yang d ialirkan ke pantai barat untuk irigasi dan budidaya ikan.
PETA JARINGAN IRIGASI PROVINSI BENGKULU
Tabel Luas Sawah di Provinsi Bengkulu No
Irigasi Setengah Teknis
Irigasi Teknis
Kabupaten
Irigasi Sederhana
Irigasi Desa / Non PU
Tadah Hujan
1
BENGKULU SELATAN
2.664
2.554
1.419
1.084
2
REJANG LEBONG
1.523
3.703
1.356
1.567
480
3
BENGKULU UTARA
4.180
5.141
3.491
1.544
5.193
4
KAUR
0
515
3.492
1.320
2.419
5
SELUMA
3.624
3.926
1.385
2.138
6.488
6
MUKOMUKO
4.896
450
450
1.564
2.657
7
LEBONG
1.461
2.681
1.106
4.034
773
8
KEPAHIANG
0
2.107
1.303
801
714
71
KOTA BENGKULU JUMLAH - T o t a l
2.779
458
172
629
631
1.377
18.806
21.249
14.631
14.683
22.880
Sumber : B D A 2008
Luas Sawah di Provinsi Bengkulu
7.000 6.000 Irigasi Teknis 5.000 Irigasi Setengah Teknis
4.000 3.000
Irigasi Sederhana
2.000 Irigasi Desa / Non PU
1.000 0
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Tadah Hujan
Sumber : B D A 2008
Irigasi Sarana dan prasarana irigasi merupakan pendukung utama pembangunan bidang pertanian terutama yang berhubungan dengan upaya peningkatan ketahanan pangan. Prasarana irigasi yang ada di Provinsi Bengkulu pada saat ini terdiri dari irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan irigasi non-PU. Dari luas total 94.859 ha lahan persawahan yang tersebar di wilayah Provinsi Bengkulu, 61.453 ha atau sekitar 65% merupakan sawah yang diairi dari jaringan irigasi. Irigasi ini tersebar di daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Irigasi dataran tinggi terdapat pada wilayah Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Kecamatan Curup; Kabupaten Lebong (di Kecamatan Lebong Utara dan Kecamatan Lebong Tengah); Kabupaten Kepahiang (di Kecamatan Kepahiang) dan Kabupaten Bengkulu Utara (di Kecamatan Argamakmur). Sedangkan irigasi dataran rendah terdapat di Kabupaten Mukomuko (yaitu bendungan Air Majunto sebesar 11.979 ha),
Triple – A
Sawah Irigasi di Kota Bengkulu
Saluran Irigasi di Kota Bengkulu
Bendungan Air Majunto di Muko-muko Sumber : Bengkuluinvestdanpariwisata.blogspot.com
PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 6
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu sungai dan anak sungai sebagai sistem primer penerima air buangan dari saluran – saluran sekunder dan tersier yang ada. Keseluruhan sistem tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan da n limbah rumah tangga
PETA DRAINASE PROVINSI BENGKULU
Daerah persawahan terkena luapan sungai
Daerah permukiman yang terkena luapan sungai
Sungai-sungai Utama di Provinsi Bengkulu No.
Nama Sungai
Muara
Hilir
Luas (Ha)
1 Bt. Air Manjuto
Muko-muko
Muko-muko
68.520,49
2 Bt Selagak
Muko-muko
Muko-muko
60.805,68
3 Air Dikit
Muko-muko
Muko-muko
27.219,98
4 Air Banta!
Muko-muko
Muko-muko
54.625,77
5 Air Berau
Muko-muko
Muko-muko
29.219,30
6 Air Teramang
Muko-muko
Muko-muko
46.470,59 104.409,54
7 Air Ipuh
Muko-muko
Muko-muko
8 Air Rami
Bengkulu Utara
Lebong
27.478,47
9 Air Seblat
Bengkulu Utara
Lebong
133.466,12
10 Air Lalangi
Bengkulu Utara
Lebong
33.603,35
11 Air Ketahun
Bengkulu Utara
Lebong
263.033,72
12 Air Bintuhan
Bengkulu Utara
Lebong
25.377,75
13 Air Lais
Bengkulu Utara
Bengkulu Utara
70.892,75
14 Air Patik
Bengkulu Utara
15 Air Bengkulu
Bengkulu
124.354,79
16 Air Kungkai
Seluma
Bengkulu Utara Kepahiang dan Rejang Lebong Seluma
17 Air Seluma
Seluma
Seluma
Drainase
18 Air Talo
Seluma
Seluma
19 Air Alas
Bengkulu Selatan
Bengkulu Selatan
60.838,64
Pengembangan jaringan drainase di Provinsi Bengkulu sampai saat ini masih difokuskan pada kawasan perkotaan di kabupaten/ kota atau kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi. Jaringan drainase yang ada terutama untuk sistem tersier, sekunder maupun primer sebagain besar masih menjadi satu dengan sistem jaringan jalan. Selain itu sistem pembuangan air limbah masih menjadi satu atau belum terpisah dengan sistem pembuangan air hujan. Sistem penyaluran air hujan berdasarkan sistem grafitasi atau mengikuti garis kontur tanah, aliran dari permukaan masuk ke saluran pembuang untuk kemudian masuk ke sistem pembuang utama (sungai) yang ada. Sistem drainase induk yang ada adalah sistem drainase alam, yaitu suatu sistem yang menggunakan
20 Air Pino
Bengkulu Selatan
Bengkulu Selatan
37.673,05
21 Air Manna
Bengkulu Selatan
Bengkulu Selatan
68.677,57
22 Air Kedurang
Kaur
Kaur
22.154,00
23 Air Padangguci
Kaur
Kaur
70.729,41
24 Air Kinal
Kaur
Kaur
28.280,17
25 Air Luas
Kaur
Kaur
26 Air Sambat
Kaur
Kaur
21.524,34
27 Air Nasal
Kaur
Kaur
62.998,12
Saluran Drainase di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
Saluran Drainase di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009
62.480,58
285.016,31 54.627,20 51.337,53
62.317,48
Sumber : RTRW 2009, Laporan Antara
Triple – A
PROFIL PRASARANA PRASARANA KEAIRAN 3 7
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu tempat pembuangan akhir sampah (TPA) seluas 11 Ha yang terletak di Kelurahan Sukarami Air Sebakul Kecamatan Selebar, namun dari luas tersebut dipergunakan efektif saat ini adalah 3,5 Ha. TPA ini mampu menampung sampah sebesar 330.000 M3. Sejauh ini pengelolaan sampah di TPA baru berupa open dumping .
PETA LOKASI TPA PROVINSI BENGKULU Sampai saat ini baru 45,6 % dari keseluruhan sampah kota yang dapat diolah se tiap harinya mengingat daya angkut armada yang dimiliki hanya mampu mengangkut sampah sebanyak 338,4 M3/hari. Sarana Tempat Pembuangan Akhir di Kabupaten/Kota di Prov. Bengkulu Kabupaten/Kota No
TPA Lebong
A.
3 4 5 6
TPA Nama S is te m Pe ng el ol aa n a. Sanitary landfill b. Control c. Open dumping d. Incenerator (unit) Luas (ha) Volume/Kapasitas (m3) Mulai operasional (tahun) Masa pakai (tahun)
7
L ok as i
1 2
Sampah Timbulan (m3/hari) Terangkut (m3/hari)
1 2
TPA Jambu Keling
TPA Kepahiang
Uraian
Kepahiang
Lebong
Kaur
Bengkulu Selatan
R e ja ng L eb on g
K ot a Be ng ku lu
TPA Kepahiang
TPA Lebong
TPA LINAU
TPA Pagar Dewa
TPA Jambu Keling
TPA Air Sebakul
Open dumping
Open dumping
Open dumping
Open dumping
Open dumping
Open Daumping
1.5 Ha 60.000 M3 2004 5 Tahun
2 Ha 1000 M3
1 Ha 32 2005 2
2006 5 tahun
B er ma ni I li r
Desa Air Kopras Kec. Lebong Utara
50 40
50 40
TPA Air Sebakul
B.
2 ha
Desa Linau - Kaur Desa Pagar Dewa
20 15 - 20
182 M³ / Hari
8 Ha
3,5 Ha 11.000.000 m3 1992
Desa Jambu Keling Kec. Bermani Ulu Raya
Air Sebakul
182 162
810 410
121,37 78,89
Sumber : SLHD 2008 TPA Pagar Dewa
TPA Linau
Timbunan sampah di dekat fasilitas publik Sumber : Triple-A 2009
Kontainer yang sudah mulai rusak Sumber : Triple-A 2009
TPA Liar di Kota Bengkulu Sumber : Triple-A 2009
Pengambilan sampah door to door
Sumber : Diolah dari Bappeda Provinsi Bengkulu , 2009
3.5 Pengelolaan Limbah Persampahan Di Kota Bengkulu sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, gerobak dengan roda, kontainer, TPS). Setiap tahunnya pada dinas yang bersangkutan melakukan pengadaan paling tidak 1 unit kontainer, 3 unit gerobak, 10 unit bak sampah, 50 unit tong sampah, 1 unit dump truk, dan 1 unit kendaraan pendukung roda 4. Jumlah pengadaan ini ternyata belum dapat mencukupi kebutuhan p enanggulangan di sektor sampah, terlebih tidak adanya pemeliharaan/penggunaan yang baik dan pendataan sarana sampah sehingga sulit menghitung kebutuhan dan jumlah sarana kebersihan yang tersedia di Kota Bengkulu. Kota Bengkulu memiliki
Triple – A
PROFIL PRASARANA PENGELOLAAN LIMBAH 3 8
4. PROFIL KELEMBAGAAN
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Kelembagaan Disamping Undang-undang Nomor 24 tahun 2007, peraturan lain yang merupakan menjadi dasar kelembagaan penanggulangan bencana adalah : (1). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;(2). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; (3). Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Mengacu pada peraturan tersebut, telah dibentuk kelembagaan formal di tingkat pusat yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB ) sebagai pengganti dari Bakornas PB melalui Perpes Nomor 8 Tahun 2008.BNPB terdiri dari unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan bencana. Melalui serangkaian pertemuan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan penanggulangan bencana, dibentuk kelembagaan pengurangan resiko bencana, disebut Platform Nasional Pengurangan Resiko Bencana (PLANAS –PRB) pada bulan November 2008. PLANAS-PRB terdiri dari berbagai unsur, pemerintah, organisasi non pemerintah, lembaga donor internasional, media massa, perguruan tinggi, dan lembaga usaha. Pemetaan Peran Pelaku Pengurangan Resiko Bencana di Indonesia K em en tr ia n / Le mb ag a Membuat dan memfasilitasi berbagi kerangka kebijakan dan regulasi yang terkait dengan pelaksanaan PRB di Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai arahan strategis bagi semua stakeholder.
D on or /K om un it as I nt er na si on al
N GO
P er gu ru an T in gg i
M ed ia M as sa
K or po ra t
Mendorong peran dan kiprah dunia internasional dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global.
Mengawal dan melakukan pendampingan pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global.
Mengembangkan kajian akademis dari berbagai disiplin keilmuan terhadap program / kegiatan PRB
Melakukanpenyebarluasan informasi mengenai program kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan sosial
Mendukungkebijakan penguranganresikobencana melalui program korporat yang dialokasikan dari profit, korporat, seperti keberadaan program CSR.
Sumber: DraftFin al Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana,2010 -2012
Sumber : Bakosurtanal
4.1. Pemerintah Nasional Landasan pengurangan resiko bencana Pengurangan resiko bencana di Indonesia merupakan bagian dari upaya pengurangan resiko bencana di tingkat internasional yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, termasuk masyarakat internasional. Sebagai bagian dari komitmen bangsa dan Negara Indonesia, maka landasan yang mendasari penyusunan pengurangan resiko bencana mengacu pada k esepakatan-kesepakatan internasional dan peraturanperaturan perundang-undangan di Indonesia. LANDASAN INTERNASIONAL NAMA LANDASAN
Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa Resolusi Nomor 63 Tahun 1999 Resolusi Nomor 56/195 Resolusi Nomor 60/195
TENTANG
Menetapkan dekade 1999 menjadi Dekade Pengurangan Resiko Bencana Internasional Menetapkan hari pengurangan resiko bencana internasional Strategi internasional untuk pengurangan resiko bencana
Strat egi Yok ohama
Pedoman pencegahan, kesiapsiagaan dan mitigas i terhadap bencana al am dan rencana aksi yang diadopsi pada tahun 1994 sebagai pedoman untuk mengurangi resiko dan dampak bencana
K era ng ka A ks i H yo go
Ko nf er en si s ed un ia t ent ang p en gu ra ng an r es ik o be nc an ad is el eng ga ra kan d i K obe , Hyogo, Jepang menghasilkan Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 untuk membangun ketahan bangsa dan komunitas terhadap bencana.
K era ng ka A ks i B ei ji ng
Ko nf er en si pe rt am at en tan g pe ng ur an gan re si ko b en ca na d iad ak an di B ei ji ng C hi na yang menghasilkan kesepakatan untuk penguranan resiko bencana di Asia
Sumber: DraftFinal Rencana AksiNasional Pengurangan Risiko Bencana 2010-2012
Sumber : http://www.bakornaspb.go.id
LANDASAN NASIONAL NAMA LANDASAN
TENTANG
Undang-undang UU No.25 Tahun 2004 UU No. 24 Tahun 2007 UU No.26 Tahun 2007 UU No.27 Tahun 2007
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) Penanggulangan Bencana Penataan Ruang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PeraturanPemerintah PP No.21 Tahun 2008
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
PP No. 22 Tahun 2008
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana Peran SertaLembaga Internasional dan Lembaga AsingNon PemerintahdalamPenanggulanganBencana
PP No. 23 Tahun 2008
Sumber:Draft FinalRencana AksiNasionalPengurangan Risiko Bencana 2010-2012
Triple – A
Sumber foto : http://www.iisd.ca
Sumber foto : Bappeda Provinsi Bengkulu
PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
DAFTAR DEPARTEMEN/INSTANSI DI TINGKAT PUSAT TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA BERDASARKAN JENIS BENCANA TAHUN 2009 JENIS BENCANA ALAM DAN KETERLIBATAN LEMBAGA TERKAIT NO.
PROGRAM
A.
PENCEGAHAN DAN MITIGASI BENCANA
1
Pengenalandan pemantauan resiko bencana
2
Penetapan tata ruang dan tata guna lahan berbasis resiko bencana
3
GEMPA BUMI
GUNUNG API
BANJIR
KEKERINGAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, LIPI, DKP, penunjang : BMKG, Bakosurtanal Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, LAPAN, Bakosurtanal, BPPT, PU, BNPB, Deptan, Dephut, Depsos, Depkes
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : BMKG, LIPI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT,Deptan, LH
Instansi utama: PU, Instansi Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, penunjang : Bappenas, ESDM, BMKG, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, BMKG, Bakosurtanal, Depdagri, Deptan, Dephut, LH DKP, Deptan, Dephut, LH
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Bappenas, PU, BAKOSURTANAL,DEPDAGRI, DEPTAN, DEPHUT, LH
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Bappenas, PU, Bakosurtanal, Depdagri, Deptan, Dephut, LH
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, Bakosurtanal, Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang :Deptan, Bakosurtan al, Depdagri, LAPAN, LH
Penerapanupaya mitigasi struktural dan non struktural
Instansi utama: BMKG,Instansi penunjang : PU, ESDM, BMKG, LIPI,Bakosortanal, BPPT, Ristek, BNPB, Depsos, Depkes
Instansi utama: ESDM, PU, Instansi penunjang : BMKG, DKP, LIPI, BPPT, Ristek, BNPB, Depsos, Depkes
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : PU, LIPI, BPPT, Depsos, Depkes, Dephut, LH
Instansi utama: ESDM, Instansi Instansi utama: PU, Instansi penunjang : LIPI,PU BPPT, penunjang : BMKG, LIPI, BPPT, Ristek, BNPB, Depsos, Depkes Depsos, Depkes
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, LIPI, BPPT, BNPB,Depsos, Depkes
4
P en el it ia n d an p en ge mb an ga n
I ns ta ns i u ta ma : L IP I, I ns ta ns i penunjang : BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, Ristek, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
Instansiutama:Ristek,Instansi penunjang : BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal,LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Ristek, BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
Instansi utama: Ristek, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, BPPT,Bakosurtanal,LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Ristek, BMKG, ESDM,BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
Instansi utama: LIPI, Instansi penunjang : ESDM,Ristek, BMKG, ESDM, BPPT, Bakosurtanal,LAPAN, LIPI, Depsos, Depkes, Depdagri, Depdiknas
B.
K ES I AP S IA GA AN
1
Penyusunanrencanapenanggulangan kedaruratan
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal,LAPAN, BPPT
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : ESDM, BMKG, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Dephub, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi Instansi utama: BNPB, penunjang :BMKG, PU, Depdagri, Instansi penunjang :BMKG, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI ESDM,Depdagri, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang :Dephut, BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI,Depsos, Depkes, TNI/POLRI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
2
Pembangunan Sistem PeringatanDini
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : Ristek, DKP, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal,LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : BMKG, BNPB, Ristek, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BNPB, Ristek, DKP, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, BNPB, Ristek, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BNPB, Ristek,Ristek, ESDM,LIPI, DKP, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : BNPB, Ristek, LIPI, DKP, Depdagri, LIPI, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
3
Penyuluhan, pelatihan dan gladi mekanisme tanggap darurat
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal,LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal,LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal,LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : Dephut, BMKG, Depdagri, Deptan, Depsos, Depkes,Bakosurtanal,LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, DKP, Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB
GERAKAN TANAH
Instansi utama: ESDM, Instansi penunjang : Depdagri, Bakosortanal,BPPT, LAPAN, BMKG, BNPB
C.
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : ESDM, LIPI, DKP, Bakosortanal, BPPT, PU, BNPB
TSUNAMI
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Bappenas, ESDM, Bakosurtanal,Depdagri, DKP, Deptan, Dephut, LH
GELOMBANG EROSI
EKSTREM DAN
CUACA EKSTREM
ABRASI
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Dephut, Deptan, bakosurtanal, LH
Instansi utama: DKP, Instansi Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BMKG, LAPAN, penunjang : LAPAN, Bakosurtanal, Bakosurtanal, PU, LIPI, BPPT, LH PU, LIPI,BPPT, LH
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : PU,Depdagri, Deptan, BNPB, LAPAN
Instansi utama: PU, Instansi penunjang :Dephut, Deptan, LH
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : DKP,Depdagri, Depgub, LH
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang:BMKG,BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Deptan
Instansi utama: PU Instansi Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BPPT, LIPI, penunjang : BMKG, DKP, PU, LH LAPAN, bakosurtanal, Dephut, Deptan, LH
Instansi utama: BMKG, Instansi penunjang : BPPT, LIPI,LAPAN, Bakosurtanal, BMKG, PU, LH
Instansi utama: BNPB, Instansi Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : Depdagri, Dephut, penunjang : BMKG, ESDM, Deptan Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: BNPB, Instansi penunjang : BMKG, ESDM, Depdagri, LIPI, Depsos, Depkes, Bakosurtanal, LAPAN, BPPT, TNI/POLRI
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : BMKG, Depdagri, Dephub, LH
TANGGAP DARURAT
1
K aji cepat b encana
2
Pencarian, penyelamatan, dan evakuasi
3
Instansi utama: Dephut, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, PU, Dephub,BPPT SRC-PB
BNPB, SRC-PB
SRC-PB
SRC-PB
SRC-PB
SRC-PB
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, PMI, Depkes
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub, PU
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depkes, Depsos, Dephub, PU
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI,Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI,Depdagri,Depsos, Depkes, Dephub, PU
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depkes, Depdagri, Depsos, Dephub
Instansi utama: Basarnas, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Depkes, Depdagri, Depsos, Dephub,PU
Pemenuhankebutuhan dasar pangan, sandang, Instansi utama :Depsos , Instansi hunian sementara, layanan kesehatan, air bersih penunjang : Depkes, Depdagri, dan sanitasi Dephub, PU
Instansi utama sandangpangan:Depsos , Instansi utama hunian, air bersih, sanitasi : PU, Instansi utama layanan kesehatan : Depkes, Instansi penunjang : TNI/POLRI,Depdagri,Dephub
Instansi utama: Depsos, Instansi Instansi utama :Depsos , penunjang : Depkes, Depdagri, Instansi penunjang : PU, Dephub, PU Depdagri, Dephub,Depkes
Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
Instansi utama: Depsos, Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
Instansi utama :Depsos , Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
Instansi utama :Depsos , Instansi penunjang : Depkes, Depdagri, Dephub, PU
4
Pemulihandarurat sarana prasaranavital dan utilitas
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub,Kominfo, ESDM, Depdagri, Dephub
Instansi utama: PU, Instansi penunjang:TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub,Kominfo, ESDM, Depdagri, Dephub
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : TNI/POLRI, Basarnas, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
Instansi utama: PU, Instansi penunjang : Dephut, Deptan, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub
D
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
1
Rehabilitasi danrekonstruksi fasilitas dan infrastruktur publik di daerah pasca bencana yang belum selesai
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB,Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes, ESDM
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
2
P engkajian kerusakan da nkeru g a in
Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Bappenas, Depdagri, Depkeu, Depsos, Depkes PU, Depsos, Depkes,ESDM
BNPB,Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB,Bappenas,Depdagri, Depkeu, PU, DKP, LH,
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, DKP, LH,
3
Penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi
Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Bappenas, Depdagri, Depkeu, Depsos, Depkes PU, Depsos, Depkes,ESDM
BNPB,Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
PU, BNPB
BNPB, Bappenas, Depdagri, BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes
BNPB,Bappenas,Depdagri, Depkeu, PU, DKP, LH,
BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, BMKG, LH,
4
Pemulihansarana dan prasarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban bencana
PU, BNPB
PU, BNPB, Dehut, Deptan, LH
P U, BNPB, Dehut , Dep a t n , LH Depda gri, PU, DKP , L H
5
Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
Insta nsi utama: Basarnas, In stansi penunjang : TNI/POLRI, Depdagri, Depsos, Depkes, Dephub, PU
B NPB , B appena s, Dep dag ri , Depkeu, PU, Depsos, Depkes BNPB, Bappenas, Depdagri, Depkeu, PU, Depsos, Depkes PU, BNPB Depsos, Depkes
PU, Menpera Depsos, Depkes
PU, BNPB Depsos, Depkes
PU, BNPB Depsos, Depkes
P U, BNPB, Dehut , Dep a t n , LH
Depdagri, P U, DK P , LH
Depsos, Depkes
Sumber : BahanDiskusiProgram Khusus Per Bencana, FinalisasiRencana NasionalPenanggulanganBencana, 22-23 Desember 2009
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Sistem Penanggulangan Bencana Berdasarkan UU No. 24 /2007
Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 17 Desember 2008, pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Pada dasarnya, penyelenggaraan penanggulangan bencana terbagi dalam tahapanan: pra bencana, tanggap darurat yang dilakukan dalam situasi terjadinya bencana, pasca bencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana. Secara umum perencanaan penanggulangan bencana dilakukan pada setiap tahapan dalam penyelenggaraan perencanaan penanggulangan bencana. Perencanaan penanggulangan bencana disusun berdasarkan hasil analisis bencana dan upaya penanggulangannya yang dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian anggaran. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
Mekanisme Penanggulangan Bencana Mekanisme penanggulangan bencana yang akan dianut dalam hal ini adalah mengacu pada UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No.21 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dalam perundangan tersebut disebutkan, bahwa mekanisme penanggulangan bencana dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu : 1. Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi pelaksana, 2. Pada saat darurat bersifat koordinasi, komando dan pelaksana, 3. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan pelaksana.
Sumber : Peraturan Kepala BNPB No.4 tahun 2008
Sumber foto : Bappeda Provinsi Bengkulu
Sumber : Peraturan Kepala BNPB No.4 Tahun 2008
Triple – A
Geladi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsumani merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.
Sumber : Draft Final - Ran PRB 2010 –2012
PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH NASIONAL 4 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Peta Administrasi Provinsi Bengkulu
Daerah diatur dalam Peraturan Menterai Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentag Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan merupakan bagian dari perangkat daerah, maka pembentukan dan penyusunannya harus berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Untuk Provinsi Bengkulu, pembentukan BPBD, diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu. Dalam penyelenggaraan penanggulangan b encana, BPBD Provinsi berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota dan BNPB. Pemerintah Daerah memiliki kewenanganan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang ditetapkan sbb :
Gubernur: a). merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan, bencana sesuai dengan tingkat kewenangan dan karakteristik wilayahnya; b). menentukan status dan tingkatan keadaan darurat bencana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; c). mengerahkan seluruh potensi/sumberdaya yang ada di wilayahnya untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana; d). menjalin kerjasama dengan daerah lain atau pihak-pihak lain; e). m engatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman yang berisiko menimbulkan bencana; f).mencegah dan mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayah kewenangannya; g). mengangkat seorang komandan penanganan darurat bencana atas usul Kepala BPBD; h). melakukan pengendalian atas pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa lain (misalnya relawan) yang diperuntukkan untuk penanggulangan bencana di wilayahnya; i). menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya. Gubernur bersama DPRD menyusun dan menetapkan peraturan daerah dalam penanggulangan bencana. Struktur Organisasi BPBD Provinsi Bengkulu
Dalam melakukan upaya penanggulangan bencana, BPBD Provinsi Bengkulu juga bekerjasama dengan instansi lain yang terkait, baik dari instansi pemerintah maupun non pemerintah. Beberapa instansi pemerintah yang terkait dengan penanggulangan bencana antara lain : Instansi/ Lembaga Terkait Kebencanaan NO.
Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu
INSTANSI
1
BPBD PROVINSI BENGKULU
2
BAPPEDA PROVINSI BENGKULU
3
BIRO HUKUM SETDA PROVINSI BENGKULU
4
DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI BENGKULU
5
DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
6
DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL PROVINSI BENGKULU
7
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
8
DINAS ESDM PROVINSI BENGKULU
9
BADAN KESBANGLINMAS PROVINSI BENGKULU
10
PERGURUAN TINGGI
11
PMI DAERAH BENGKULU
12
POLDA BENGKULU
13
POLAIRUD BENGKULU
14
TNI (AD, AL, AU)
15
BPBD/(SATKORLAK PB) KAB/KOTA
16
TIM SAR PROVINSI BENGKULU
17
LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
Sumber: SCDRRProvinsiBengkulu
4.2 PEMERINTAH PROVINSI Sumber : Perda Prov. Bengkulu No. 9 Tahun 2008
Kelembagaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di daerah dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah Daerah perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Secara lebih detail tentang Badan Penaggulangan Bencana
Triple – A
Peraturan Daerah Peraturan daerah yang terkait dengan penanggulangan bencana alam di Provinsi Bengkulu, antara lain : Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu.
Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 37 Tahun 2009 tentang Tim Pengkajian Bencana Provinsi Bengkulu (Berita Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2009 Nomor 37).
Sumber : Bappeda Prov. Bengkulu
PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH PROVINSI 4 4
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Peta Kota Bengkulu
Sumber foto : SCDRR
Sumber : Permendagri No.46 Tahun 2008
Pemerintah Daerah Kabupaten/kota memiliki kewenanganan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang ditetapkan sbb :
Bupati/Walikota : a). merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan, bencana sesuai dengan tingkat kewenangan dan karakteristik wilayahnya; b). menentukan status dan tingkatan keadaan darurat bencana sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; c). mengerahkan seluruh potensi/sumberdaya yang ada di wilayahnya untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana; d). menjalin kerjasama dengan daerah lain atau pihak-pihak lain; e). mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman yang berisiko menimbulkan bencana; f).mencegah dan mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayah kewenangannya; g). mengangkat seorang komandan penanganan darurat bencana atas usul Kepala BPBD; h). melakukan pengendalian atas pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa lain (misalnya relawan) yang diperuntukkan untuk penanggulangan bencana di wilayahnya; i). menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya.
Bupati/walikota bersama DPRD menyusun dan menetapkan peraturan daerah dalam penanggulangan bencana.
Sumber peta : Bappeda Kota Bengkulu
4.3 Pemerintah Kabupaten/Kota Kelembagaan Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota, dengan jumlah penduduk 1.736.059 jiwa. Jika dilihat secara spasial, hampir seluruh wilayah di kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu merupakan daerah rawan bencana. Untuk menanggulangi terjadinya bencana di wilayah kabupaten/kota di Bengkulu, pemerintah kabupaten/kota menyusun pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten/ kota. Pada saat ini, BPBD untuk tingkat kabupaten/kota ada di Kota Bengkulu, Kabupaten Muko-muko dan Kabupaten Kaur. Secara teknis pembentukan BPBD diatur dengan Permendagri 46/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD dan Perka BNPB 3/2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD. Payung hukum tertinggi pembentukan BPBD adalah UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sedangkan untuk pengesahannya dilakukan melalui peraturan daerah/perda.
Triple – A
Penanggulangan resiko bencana Seperti halnya di tingkat pusat, pemerintah daerah harus menyusun RAD – PRB (Rencana Aksi Daerah — Penanggulangan Resiko Bencana) yang merupakan turunan dari RPBD (Rencana Penanggulangan Bencana Daerah). Kerangka waktu RPBD dan RAD-PRB tidak berbeda dengan tingkat nasional. Dalam konteks ini proses penyusunan RAD-PRB juga dilakukan setelah penyusunan RPBD. Dalam kaitannya dengan dokumen RPJPD dan RPJMD, kedudukan RPBD dan RAD – PRB juga adalah penjabaran dari dokumen perencanaan tersebut khususnya yang menyangkut penanggulangan resiko bencana. Pada tingkat daerah, dokumen yang dijadikan acuan adalah RTRW Kabupaten, karena dokumen tersebut juga mengindikasikan kawasan-kawasan rawan bencana. PROFIL KELEMBAGAAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 4 5
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
PETA SEBARAN EKSISTING SENTRA, DAN POTENSI PENANGKAPAN IKAN LAUT
Provinsi Bengkulu
Undang-ndang R.I Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
Keppres R.I Nomor 29 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri melalui system pelayanan satu atap; Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI No. 70/SK/004 tentang perubahan atas Keputusan Kepala Badan; Koordinasi Penanaman Modal RI No. 57/SK/2004 tentang Pedoman dan Tata cara permohonan penanaman modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing.
Sistem dan Prosedur Penanaman Modal
Sumber peta : Badan Koordinasi Penanaman Modal
4.4 Swasta Investasi dan Penanaman Modal Daerah Investor Dalam Negeri Dalam kaitannya dengan penanaman modal, sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Penanaman Modal diselenggarakan atas dasar kepastian hukum; keterbukaan; akuntabilitas; perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara; kebersamaan; efisiensi berkeadilan; berkelanjutan; berwawasan lingkungan; kemandirian; dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Sementara itu, secara umum tujuan dari penyelenggaraan penanaman modal adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja; meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan; mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dasar hukum yang untuk penyelenggaraan penanaman modal adalah sebagai berikut :
Triple – A
Sumber foto : Rori Eka Putra
KP2T. Dalam rangka mewujudkan pelayanan terpadu dalam bidang perizinan dan non perizinan di lingkungan Provinsi Bengkulu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Bengkulu jo Pergub Bengkulu Nomor 20 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah tanggal 27 Oktober 2008 dibentuklan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T). KP2T mempunyai tugas dalam melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simflikasi, Keamanan dan Kepastian. Model pelayanan perizinan terpadu Provinsi Bengkulu adalah sebuah kantor yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pelenggaraan serta pelayanan administrasi di bidang perizinan dengan sistem satu pintu dan terpadu satu atap.
Hingga saat ini 67 jenis perizinan yang dilayani oleh KP2T. KP2T juga merupakan pusat pelayanan satu atap dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu dalam rangka membantu Kabupaten/Kota mempromosikan data potensi daerah dan potensi investasi kabupaten/kota, yang telah membuka perwakilannya di KP2T Provinsi Bengkulu adalah : Kota Bengkulu, Kabupaten Kepahyang, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 6
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR) PETA SEBARAN EKSISTING SENTRA, DAN INDUSTRI TERKAIT KOMODITI KELAPA SAWIT
Provinsi Bengkulu
Perkembangan Penanaman Modal Sampai dengan tahun 2007 jumlah perusahaan PMA/PMDN di Bengkulu berjumlah 111 perusahaan dengan bidang usaha pertanian, bidang usaha perikanan dan peternakan, bidang usaha industri, bidang usaha pertambangan, dan bidang usaha perumahan dan jasa. Dari jumlah perusahaan tersebut, sampai dengan tahun 2007 hanya 34 perusahaan saja yang aktif melaksanakan produksi sedangkan 77 perusahaan lainnya sudah tidak aktif dengan berbagai alasan, antara lain kekurangan modal, tumpang tindih lahan, tidak mempunyai akses pasar, dan lain-lain. Selain perusahaan tersebut diatas, pada tahun 2006, 2007dan 2008 juga telah datang calon investor yang berminat menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu sebanyak 38 perusahaan PMA dan PMDN dengan berbagai bidang usaha antara lain pertanian, pertambangan, perikanan, perdagangan dan jasa. DAFTAR PELAKU USAHA DI PROVINSI BENGKULU NO
NAMA PERUSAHAAN
ALAMAT PERUSAHAAN
BIDANG USAHA
1 2
Air Muring, PT BUKIT ANGKASA MAKMUR. PT
3
M AN DI TO A GU NG . PT
4
N AS IA P ER KA SA . C V
5
PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)
Putri Hijau Karet Desa Kembang Seri Km. 14 Bkl. Kec. Gading Industri Crumb Rubber Cempaka, Bengkulu, Bengkulu J al an P . N at ad ir ja B en gk ul u, k ec . Ga di ng Industri Pengolahan Cempaka, Bengkulu, Bengkulu Kopi J l. R ay a B en gk ul u C ur up K m. 12 D es a T ab a IndustriFurniture Pasemah, Kec. Talang Empat, bengkulu Rotan Utara, Bengkulu Padang Pelawi Sukaraja, Kec. Sukaraja, Industri Crumb Rubber Bengkulu Selatan, Bengkulu, 38577
6
P er ke bu na n N us an ta ra VI I, P T
J l. P. Na ta di rj a K M 7 Ta la ng Em pa t
K ar et
Sumber:http://www.regionalinvestment.com
Sumber foto :http://bengkuluinvestasidanpariwisata.blogspot.com
ORGANISASI SWASTA TERKAIT PENGEMBANGAN USAHA KADIN (KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI) Sesuai dengan UU Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dan Keputusan Presiden RI Nomor 97 tahun 1996 Bab I Pasal I huruf (a) KADIN dinyatakan sebagai wadah bagi Pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian. KADIN merupakan wadah pembinaan profesi dan penyaluran aspirasi, serta sarana memperjuangkan kepentingan dunia usaha dalam keikutsertaan pada pelaksanaan Pembangunan Nasional. Sesuai dengan pengertian tentang KADIN tersebut, maka tugas utama KADIN lebih terfokus untuk membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan pengusaha Indonesia antara lain : (1). Pelayanan informasi bagi dunia usaha dan masyarakat dalam rangka pengembangan dunia usaha Nasional; (2). Advokasi bagi dunia usaha, khususnya bagi pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi; (3). Pengembangan potensi dunia usaha dan pengusaha nasional; (4). Untuk Provinsi Bengkulu, Kadin berada di provinsi dan semua kabupaten/ kota. KADIN adalah induk Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha yang berfungsi sebagai wadah komunikasi dan konsultasi antar para Pengusaha Indonesia, antara para Pengusaha Indonesia dan Pemerintah, dan antara para Pengusaha Indonesia dengan para pengusaha Asing mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdagangan, perindustrian, dan jasa dalam arti luas yang mencakup seluruh kegiatan ekonomi. Sumber peta : Badan Koordinasi Penanaman Modal
Investor Asing Permohonan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) diatur dalam Pasal 7 SK Menteri Negara Peningkatan Investasi/Kepala BKPM No. 38/1999 tentang Prosedur Permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan dikeluarkannya PP No. 20/1994, PMA bisa didirikan dengan keseluruhan modal yang dimiliki oleh perusahaan asing tersebut. PMA bisa juga didirikan dalam bentuk joint venture company antara investasi asing dan dalam negeri. PMA yang berinvestasi pada sektor publik misalnya Pelabuhan, Distrbusi Tenaga Listrik, Telekomunikasi, Perkapalan, Penerbangan, Air Minum, Perkereta-apian, dll memerlukan bentuk joint venture. Investor perkebunan di Kab. Kaur Sumber foto :http://bengkuluinvestasidanpariwisata.blogspot.com Sumber: Kadin
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 7
BAGIAN B. IDENTIFIKASI BENCANA
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
PELAKU SWASTA TERKAIT PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Organisasi Internasional
Perusahaan Swasta Dalam pengurangan risiko bencana, pelaku yang terlibat bukan hanya dari sektor pemerintah saja, tetapi juga dari sektor swasta. Berdasarkan data tahun 2009, ada 12 perusahaan swasta yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia, dengan berbagai fokus kegiatan.
Dalam pengurangan risiko bencana, beberapa organisasi internasional juga terlibat sebagai pelaku yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah organisasi internasional di Indonesia yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana adalah 34 o rganisasi internasional. DAFTARORGANISASI I NTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
DAFTAR PERUSAHAAN SWASTA YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
NO .
1 2
TIP E O RG ANI SAS I
Sektor Swasta S ek to r S wa st a
3
S ek to r S wa st a
4
S ek to r S wa st a
5
S ek to r S wa st a
6
S ek to r S wa st a
7
8
S ek to r S wa st a
S ek to r S wa st a
9
Sektor Swasta
10
Sektor Swasta
11
Sektor Swasta
12 S ektor Swasta
NAM A O RG ANI SAS I
ALAM AT
KO NTAK P ERS ON
Cevron
Harry Bastaman Cargo Centre Garuda PT . G ar ud a I nd on es a i -G IA Indonesia, Airport Soekarno- H ar ry R n i al di Hatta Indonesia Business Link Y an ti K oe st oe r IBL Setiabudi Atrium Building 4th PT. Asuransi Maipark Floor, Suite 408, Jl. Rasuna Heddy Agus Pitrasa Indonesia - MAIPARK Said Kav 62, Kuningan, Jakarta 12920 Mi cr os of t I nd on es a i
Si ta S up om o
PT. Bukit Asam - PT BUKIT ASAM
A. Tribudiyanto
Gedung Kantor Tamau Ag PT. Pasifik Satelit Nusantara Unit C3-C4, Jl. Mega - PT PSN Kuningan Raya LOT 8/9 No.9 Jakarta 12950 Rajawali Corporation Rajawali Corp Sampoerna Rescue Graha Unilever, Jl. Gatot PT. Unilever Indonesia Tbk Subroto Kav.15, Jakarta UNILEVER 12930
Hendra Gunawan Farrid Prihawanto Indri K. Hidayat Fadjar Kurniawan Sinta Kaniawaty
TE LE PO N
E MAI L
+62811840150
[email protected]
+ 62 21 55 00 12 6 + 62 21 52 02 53 0 +62215210830 ext 132 +622125518100 ext 8254 +622171635678 +62215762292, 89908111 +62215760808 +62215761355 +62215151234 +62215262112 ext 514 +622152996514 +62215299788
VICO
2
3
4
Organis asi Donor
Organis asi Donor
Organis asi Donor
Organis asi Donor
NAM A O RG ANI SAS I
Canadian International Development Agency - CIDA
World Trade Center 6th floor Jl. Jend Sudirman Kav.29 Jakarta Pusat Indonesia
Department for International Development - DFID
Indonesia Stock Exchange Building Tower 2,16th floor, L an ny Ja uh ar i Jl. Jend Sudirman Kav 5253 Jakarta 12190
European Commission Humanitarian Aid-ECHO
Wisma Dharmala Sakti 16 th Floor, Jl.Sudirman Kav L in da R u pi da ra 32 -Jakarta Pusat 10220
Organis asi Donor
6
Organis asi Donor
Multi Donor Fund for Aceh and Nias (MDF) - MDF
7
Organis asi Donor
New Zealand Agency for International Development NZAID
Organis asi Donor
KO NTAK P ERS ON
Australia Embassy, Jl. HR Rasuna Said Kav.C15-16 Jakarta Pusat
5
8
ALAM AT
Australia Agency for International Development AUSAID
Japan International Cooperation Agency - JICA
Adventist Development and Relief AgencyIndonesia ADRA
OrganisasiInternasional
Arbeiter-Samariter-Bund Deutschlande.V. -ASB
4
OrganisasiInternasional
GermanFederal Institutefor Geosciences andNatural Resources
5
OrganisasiInternasional
Consortium foraAssistance andRecovery toward Development inIndonesiaCARDI
6
OrganisasiInternasional
7
OrganisasiInternasional
8
OrganisasiInternasional
9
OrganisasiInternasional
Catholoc Organizationfor JalanIndraprasta N.237i Relief andDevelopment Aid- PerumahanGriyaElite 5758No 3 Anat Prag CORDAID TegalrejoYogyakarta 55244
10
OrganisasiInternasional
ChurchWorld Service Indonesia-CWS
11
OrganisasiInternasional
12
OrganisasiInternasional
13
OrganisasiInternasional
14
OrganisasiInternasional
15
OrganisasiInternasional
16
OrganisasiInternasional
17
OrganisasiInternasional
18
OrganisasiInternasional
THEJOHANNITER International TheJohanniter UnfallHilfe Assistance, Jl.Karim M.S. No.2, N ia r S ah ya n A zh ar InternationalAssistance- JUH Medan20152, Indonesia
+ 62 61 4 57 64 65
19
OrganisasiInternasional
MalteserInternationalMALTESER
+ 62 61 8 22 67 29
20
OrganisasiInternasional
MercyCorps Indonesia-MCI
21
OrganisasiInternasional
Medecins duMonde- MDM
22
OrganisasiInternasional
TheMENTORInitiativeMENTOR
23
OrganisasiInternasional
Medecins Sans FrontieresBelgium - MSF
24
O r ga n s i a siI n t er n as i on a l
M u sl i mA i d
25
OrganisasiInternasional
Mr. Peter Butcher NaturalHazards NewZealand OpenPolytechnic oNew Zealand Mr. Peter Butcher Cluster- NHNZC PrivateBag 31914, LowerHutt
26
OrganisasiInternasional
Oxfam Great Britain- Oxfam GB
27
OrganisasiInternasional
Iskandar Project ConcernInternational - Jl. TirtayasaRaya No.51, Luis Tolley PCI KebayoranBaru, Jakarta1216 0 TitieF Mandagi
28
OrganisasiInternasional
PlanInternational IndonesiaPlanInternational
MenaraDuta Building1st Floor WingC, Jl. H.R. RasunaSaid AviantoAmri Kav.B-9, Kuningan, Jakarta Selatan12910 Indonesia
[email protected] [email protected]
DAFTAR LEMBAGA DONOR INTERNASIONAL Y ANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
1
OrganisasiInternasional
3
[email protected]
Dalam pengurangan risiko bencana, beberapa donor juga terlibat sebagai pelaku yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah donor di Indonesia yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana adalah 8 lembaga donor.
United States Agency for International Development USAID
E ko Se ti on a
Marco Domanschio
Sentral Senayan II 14th Mr. Kozo NAGAMI Floor, Jl. Asia Afrika No.8, Ms. S.K. Rubiyati Jakarta 10270 Indonesia Jakarta Stock Exchange Building New Zealand Embassy, Sentral Senayan 2, Lt.10, Jl. Asia Afrika No.8 Jakarta 10270
T EL EP ON
+ 62 21 25 50 55 55
E MAI L
e ko .s et io no @a us ai d. go v. au
+622125507813
marco.domaschio@ international .gc.ca
+ 62 21 51 55 96 1
d fi di nd jk t@ df id .g ov .u k
+ 62 21 57 38 30 8
T EL EP ON
2
[email protected]
+62218508626
K ON TA K PE RS ON
Actio nContrelaFaim - ACF
[email protected]
Wijaya Karya - WIKA
A LA MA T
Jl. DarmawangsaIX, No.120 KebayoranBaru JakartaSelatan W a k hi d N u r o kh i m 12160 Kompleks RSAdvent, Jl. Gatot JaneMakaminan, Vierna Subroto Km4Medan20119, Tobing NorthSumatra Jl. Sukoharjo136 Manukan CondongCatur Yogyakarta W a h yu S u l as t om o 55283 BadanGeologi,Georisk-Project, Dr. A.Djumarma Jl.Diponegoro 57 Bandung40122 Wirakusumah Indonesia
OrganisasiInternasional
[email protected]
[email protected] [email protected]
N AM A OR GA NI SA SI
1
y an ti .k oe st oe r@ b i l. or .i d
[email protected] [email protected]
Lembaga Donor
TI PE O RG ANI SAS I
T IP E OR GA NI SA SI
h ar ry _r in al di @g ar ud a- in do ne si a. co m
Sumber :Profil danDirektoriLembagaPelakuPengurangan RisikoBencanadi IndonesiaTahun2009, PLANS PRB
N O.
N O.
Jl.BrawijayaX No5 Kebayoran BaruJakart aSelatan12160 Indonesia
C h ri s itn e P a s r o ns
E MA IL
+ 6 22 1 7 24 8 76 6 8 s a mi s n i a u@ ya h o o. c om
+6261414836
viern a_tobing@adraindonesia .org
+ 6 27 4 6 57 6 60 0
w a hy u s. u a l so t m o@ g ma i .l c om
+62227273198
[email protected]
+ 6 22 1 7 26 6 47 0
m a li @ ca r di . or . d i
GedungTIFALt.10Suite1005 CAREInternational IndonesiaJl.KuninganBarat No.26Jakarta Fachrurrazi,EmmaYunida +622152922283
[email protected] CARE 12710 Jl. CempakaPutihTengah1/5 ChristianChrild renFund-CCF I m an S u r ah m a n + 6 22 1 4 24 7 29 2 c cf i na @ pa s fi i c. n et . d i JakartaPusat 10510Indonesia GrahaIskandarsyah 8thFloor, Jl. IskandaryahRayaNo.66C CHF Intern ational- CHF L id ya J a il us + 62 21 7 20 99 39 Ia j li us @c hf n i do n es a i .o rg KebayoranBaru JakartaSelatan Indonesia +6274620263
[email protected]
Jl. KemangSelatanII No.4A KemangJakarta Selatan R i ma I r m ay a ni + 6 22 1 7 19 7 92 9 m a ur i ce b o l e m@ c ws i nd o ne s a i . or . d i Indonesia DeutscheBank Building, Jl. GermanTechnical Imam Bonjolno.80 Jakarta H ar al d S pa h n + 62 21 3 19 24 00 7 s ab in e. ma rk et @g tz d . e Cooperation-GTZ 10310 Jl.Bungur Dalam No.23A-B HelenKelle rInternational KemangJakarta 12730 E lv y i an ti M a rt n i i + 62 21 7 19 91 63 Indonesia GedungPutera lantai7,Jl. HopeWorldwide- HOPE GunungSahara 39 Jakarta C ha rl es H am + 62 21 6 00 90 91 i nd on es a i @h op ew w. or g 10720Indonesia JalanTerusanHangLekir 1/5 InternationalCatholic Migration +6221 7203910
[email protected] t KebayoranLamaJakarta 12220 Nina Commision- ICMC Indonesia InternationalMedicalCorps - Jl. TerusanHang Lekir II W/16 J en i B as ti aa n + 62 21 7 22 20 28 n hu gh es @i mc wo rl dw id e. or g IMC JakartaSelatan 12220 Jl. TamanMargasatwa No.26, SulandjariRahardjo,
[email protected] Islamic ReliefWorldwide- IR Ragunan, JakartaSelatan 12550,NanangSubanaDirja, +62217818683
[email protected] Indonesia RaymondKotambuan
[email protected] Gg. CabeDP IIINo.9DN13,
[email protected] YayasanJesuit Refugee Paulus Enggal, Puren, Pringwulung, Depok, +622744517045
[email protected] ServiceIndonesia- JRS MelaniWahyu Wulandari Sleman, Yogyakarta
[email protected]
h oo @e ch o- ja ka rt a. or g
TamanSetiaBudiIndah2 W il A n dr ea No.119, Medan20133 Indonesia Jl. KemangSelata nI No.3, Bangka, JakartaSelatan, Indonesia Jl. DarmawangsaXII, No.10, KebayoranBaru, JakartaSelatan 12150Indonesia Jl. SudirmanNo.11 GeuceuKaye Jato, BandaAceh 23237 Indonesia Jl. KemangUtara No.32, Kemang, Jakarta12730 Indonesia
Malka Old er
m al te se r. n i do n es a i @w eb .d e
[email protected] [email protected]
F a ra ( 0 8 1 18 8 11 5 8)
+ 6 22 1 7 26 0 35 4
m d mj a ka r ta 3 @y a ho o .f r
P a n ag i ot i sK a tr a ki s
+ 6 26 5 1 49 9 63
p a no s @m e nt o r- i ni t a i t vi e n . et
L nda i Isack
Jl. KalasanNo.45A, Pegangsaan, Hardi, Ihsan- Jakarta JakartaPusat AkhyariHananto
Jl. SulawesiNo.28 Sono, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta55284
+6221 7194948
[email protected] [email protected]
G .Z ak ki
+6221 7195947
[email protected] [email protected]
+62213190034, +626517411927,
[email protected] +626517551053 +6469135300 ext 5458
+ 62 27 48 81 18 1
[email protected]
g za kk @ i ox a f m. or g. uk
[email protected]
+62215229566
[email protected] [email protected]
29
OrganisasiInternasional
Qatar Charity- QATAR CHARITY
Jl. PancoranTimur RayaNo.41 U za ir H a md an Pancoran, JakartaSelatan 12770
+ 62 21 7 99 23 40
Sarosh Khan
+622152993237
[email protected] [email protected]
30
O r ga n s i a siI n t er n as i on a l
S a ve t h e C h li d re n
MaharaniHardjoko LusiMargiyanti
+622172799570
Rachmi Anindita Development Programme Coordinator
SCUKOffice: Jl. PejatenBarat No.8Jakarta Selatan SCUSOffice: Jl. BrawijayaVIII No.7Jakarta
+622129955800
[email protected]
31
OrganisasiInternasional
SearchforCommonGround
Jl. CiranjangNo.11 Kebayoran BaruJakart a12180
B ri an D . Ha nl ey
OrganisasiInternasional
Jl. PetasikanNo.77 Jimbaran, JasonBrown- Progra m BaliIndonesia SurfAidInternational- SurfAid Manager E-Prep Jl. PerintingKemerdekaan No.11 (+628126634570) JatiPadang
+62361701416 +6275138025
[email protected] [email protected]
33
OrganisasiInternasional
YayasanBuddhaTzuChi Indonesia-TZUCHI
ITCBldg, 6th Floor, Jl.Mangga DuaRaya, JakartaUtara 14430
HongT jhin, AbdulMuis, Pompy
+62216016332 +62216123733
[email protected]
34
OrganisasiInternasional
WorldVision InternationalWVI
Jl. KH. WahidHasyim No.33 Jakarta10340 Indonesia
JimmyNadapdap Yacobus Runtuwene
+622131927467
Jl. Medan Merdeka Selatan Yusak Oppusunggu 5, Jakarta 10110 Alfred Nakatsuma
+622157952112
+622134359000
[email protected] [email protected] [email protected]
32
Sumber:ProfildanDirektoriLembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadiIndonesiaTahun2009,PLANSPRB
q cj ak ar ta @y ah o o. co m
[email protected] [email protected]
[email protected] + 62 21 72 00 96 4
[email protected] [email protected]
[email protected]
Sumber :ProfildanDirektori LembagaPelakuPengurangan RisikoBencanadi IndonesiaTahun2009 ,PLANS PRB
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 8
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
4.5 Peranserta Masyarakat
DAFTARLSM NASIONALYANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 N O.
1
Lembaga Swadaya Masyarakat Nasional Kewajiban masyarakat dalam penanggulangan bencana sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, adalah : Menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keselarasan dan ke lestarian fungsi lingkungan hidup;
T IP EO RG AN S I AS I
L SM Na si on al
Partisipasi masyarakat meliputi laki-laki, perempuan, anak-anak dan bahkan mereka yang terpinggirkan misalnya orang cacat. Masyarakat yang semula diposisikan sebagai obyek pasif menjadi subyek aktif dan dengan kesadaran diri bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana melalui berbagai kegiatan yaitu pengembangan budaya sadar bencana, penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan, serta peningkatan pemahaman tentang k erentanan masyarakat. Upaya penanggulangan bencana saat ini sudah menjadi perhatian banyak kalangan baik lembaga internasional; lembaga lokal dan organisasi sosial lainnya maupun pemerintah. Untuk LSM Nasional, hingga tahun 2009, tercatat 40 LSM yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia. Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, diidentifikasi ada 26 LSM Nasional yang mempunyai fokus terhadap pengurangan risiko bencana alam.
NO.
K ON TAK P ER SO N
TEL EP ON
E MAI L
[email protected] [email protected]
2
LSM Nasional
Bina Swadaya
3
LSM Nasional
Dompet Dhuafa
Jl. Ir.H.JuandaNo.50 CiputatIndah ArifinPurwakananta PermaiBlok C28-29 Ciputat15419
+62217416050
[email protected]
4
L SM N a si on al
GlobalRescue NetworkGRN
Kompleks GudangPeluru, Jl. GudangPeluru Barat Blok X No557 I ta B ud hi Tebet,Jakarta Selatan12830
+ 62 21 83 55 88 5
g rn _i nd on es ia @y ah oo .c om
5
L SM N a si on al
info@idepfo undation.o rg
6
L SM N a si on al
7
L SM N a si on al
8
L SM N a si on al
9
L SM N a si on al
10
L S M N as i on a l
11
L SM N as io na l
IndonesiaDevelopment of Educationand PermacultureFoundationIDEPFoundation IndonesiaInstitute for DisasterPreparedness IIDP
Ikasari,AndiRohman Kurniadi
+62214204402
Jl. HanomanNo.42 Ubud80571 Bali, Indonesia
SantiEvelyna, Ade Andreawan, Crystal Johnston
+62361981504
Tebet Barat 5CNo.18, Jakarta Selatan12810 Jakarta
ChandraLukitasari
+622170660592
adisuryadin
[email protected] om
R a ma d ha n a L ub i s
+ 6 26 5 12 8 54 1
a d mi n @i m pa c ta c eh . or g
JalanT. Iskandar No.50Lambhuk, Inspirationfor Managing BandaAceh 23118, Provinsi People's Actions - IMPACT NanggroeAceh Darussalam, Indonesia JawaBarat Peduli- JABAR Jl. DiponegoroNo.20 Bandung, PEDULI Indonesia JaringanKerja Lembaga Jl. CipinangBaruBunder No.17 PelayananKristendi RT/RW: 002/003, Rawamangun, Indonesia JakartaTimur 13240Indonesia KantorLPPM, InfoPlaza, Jl. Ki KotaJababeka Peduli HajarDewantara No.69-71, Kota BendanaAlam - JPBA Jababeka
SandyakalaNingTyas+62224204668
jabarp
[email protected]
IreneKristanti
+62214715816/ 47881389
[email protected]
SadeniHendarman / Emir Sadikin
+62218911043439
[email protected]
C ar it as I nd on es ia - K AR IN A
Jl. CutMutiaNo.10, JakartaPusat 10340,Indonesia
AribowoNugroho, F. Sundoko, Robert Sulistyo
+62213142345, 31936422
[email protected] [email protected]
1 2 L SM Na si on al
Ya ya sa nK eha ti - K EHA TI
Jl. BangkaVIII/3B, PelaMampang, JakartaSelatan, Indonesia
PujiSumedi, RikaAnggraini
+62217183185
[email protected] [email protected]
13
L S M N as i on a l
Kelompok KerjaSosial Melati- KKSMelati
14
L S M N as i on a l
1 5 L SM Na si on al
Daftar Organisasi Masyarakat Berfokus Pada Kebencanaan di Provinsi Bengkulu
A LA MAT
Jl. Ir.H.JuandanBlok No.50, Ciputat, M. InsanNurro hman +62217414482 TangerangSelatan, 15419 Jl.GunungSahari III No.7Jakarta 10610
Melakukan kegiatan penanggulangan bencana; Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana.
N AM A OR GAN S I ASI
A ks iC epa t Ta ng ga p- AC T
Jl. AmperaII RT 005/09No.17A PasarMinggu, Ragunan, Jakarta Virgin iaVeryastuti +628161109737 Selatan12550 Komunitas SiagaTsunami - Jln. CindurMata No.9, Lapai, Berok, PatraRina Dewi, S.Si, +627517860280 KOGAMI GunungPangilun, Padang M.Sc Jl. Latuharhari4B JakartaPusat K OM NAS Pe re mp ua n AndyYentriyani +62213903963 Indonesia LingkarAssociation Jl. BantengPerkasa No.40 NinilRMiftahulJannah+62274886320 LINGKAR Yogyakarta55581 Indonesia
16
L S M N as i on a l
17
L S M N as i on a l
Masyarakat Relawan Indonesia- MARI
Jl. Ir. H. JuandaNo.50 Blok B-8 Ciputat15419
NAMA LSM
N. Imam Akbari InsanNurRohman
[email protected] o
[email protected]. id
[email protected] [email protected]
+62217414482
[email protected] [email protected]
+62213911915
[email protected] [email protected] [email protected]
1 2
Bodronoyo Y.Layak
18
L S M N as i on a l
MuhammadiyahDisaster Management CentreMDMC
GedungDakwah Muhammadiyah, BarryAdhitya Jl. MentengRaya62 Lt.3, Menteng, PurindraSantoso JakartaPusat 1034
3 4 5
R AP I B en gk ul u KABA-HIL SUAMITRA
19
L S M N as i on a l
Masyarakat PenanggulanganBencana Indonesia- MPBI
Jl. KebonSirihNo.5G, Jakarta Pusat 10340Indonesia
20
L S M N as i on a l
Nahdla tulUlamaCBDRMNU
GedungPBNU, Lantai7, Jl. Kramat AviantoMuhtadi rayaNo.164 JakartaPusat
+62213922256, +62213142395
6 7
ASLIA Y .K AN OP I B en gk ul u
21
L SM N as io na l
N ur an i Du ni a
J l. P ro kl am as i No .3 7 Ja ka rt a Pu sa t A nd i M. J uf ri
+ 62 21 39 10 57 9
n ur an @ i dn et .n et .i d
22
L S M N as i on a l
PersatuanKarya Dharma KesehatanIndonesiaPERDHAKI
Jl. Kramat VI/7JakartaPusat 10430
Dr. Felix Gunawan IreneKusuma
+62213140455
[email protected]. id
23
L S M N as i on a l
PerkumpulanPERDIKANPERDIKAN
Jl. BedaganNo.481 Kelurahan SekayuKecamatan Semarang TengahKota SemarangIndonesia
AndangP.A.
+62243586874
[email protected] [email protected]
24
L S M N as i on a l
Akbar Ali
+622187780015
[email protected] [email protected]
25
L S M N as i on a l
26
L S M N as i on a l
27
L S M N as i on a l
28
L S M N as i on a l
29
8 9 10
P MI B engku lu Lembaga Seni Sampan Kayu T ia te r A nd un g
11 12 13
A MA N Be ng ku lu B in a V it al is Y .Ul ay at
14 15
TAGANA komunitas Seniman Suprapto
16 17 18
PKBH-B P W. Ai sy ia h KKI-WARSI Bengkulu
19 20 21
A ka r Fo nd at io n L SM- AP HA K IP AS B en gk ul u
22 23
S AR P ra mu ka Y KS B en gk ul u
24 25 26
W CC - B en gk ul u B K3 S B en gk ul u Y ay as an K E LO PA K
+ 6 29 8 42 4 28 6
u s ma n _p r im a ri @ ya h oo . co . d i
Jl. PancoranBarat IVNo.2, Jakarta Dr. KusnantoAnggoro +62217996380 12780,Indonesia Jl. MusyawarahI No.55APasar Antonius RatuGah Rin+622170258097 Minggu- JakartaSelatan
L S M N as i on a l
Solidaritas Perempuan Jabotabek - SPJ
Jl. Pagujater TimurNo.11 Pasar Y ayat Minggu, JakartaSelatan, Indonesia
30
L S M N as i on a l
Serikat PetaniPasundan SPP
31
L S M N as i on a l
32
L S M N as i on a l
33
L S M N as i on a l
L S M N as i on a l
Sumber : SCDRR Provinsi Bengkulu
Pada saat ini, Provinsi Bengkulu telah membentuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), yang terdiri dari berbagai elemen, baik instansi pemerintah maupun instansi non pemerintah (LSM, tokoh masyarakat dan organisasi sosial). Hingga saat ini, anggota forum PRB berjumlah 53 lembaga.
p mp be nc an a@ gm ai l. co m
U s ma n F a ba n yo
PropatriaInstitute PROPATRIA PerkumpulanSkala SKALA
3 5 L SM Na si on al
36
LSM Nasional
37
L S M N as i on a l
38
L S M N as i on a l
39
L S M N as i on a l
40
L S M N as i on a l
[email protected] [email protected]
+ 62 38 08 33 65 6
Jl. Pipit, Girimulyo, Nabire, Papua, IrianJaya, Indonesia
Jl. RayaSamarangNo.150A, Honje AiSumarni Luhur, Tarogong, Garut - Jawa Barat WALHI Eksekutif Nasional- Jl. TegalParang UtaraNo.14 Sofyan WALHI Jakarta12790 WirabhaktiIndonesia Jl. P. Mangkurat 34Yogyakarta AmtonoPrasutanto Wirabhakti YayasanCinta Insanidan KelestarianAlam YACITRA
[email protected] [email protected]
J os ep h Bo li
Prakarsabagi Masyarakat Mandiri- PRIMARI
34
Sumber : F-PRB Bengkulu
Pos KeadilanPeduliUmat - Jl. Condet Raya, BatuAmpar PKPU No.27G, JakartaTimur PerkumpulanMasyarakat PenangananBencanaNTT - J l. B ad ak N o. 7 K ot a K up an g PMPBNTT
Catur Sudira(Manajer +62213147321 Program)
Jln. SultanHamengkubuwonoIX RT 19/RW 02, KelurahanUmanen, J a ck K ar a ng o ra Wekatimun, AtambuaBelu, Nusa TenggaraTimur 85715Indonesia
[email protected]
+6 221 79 87 468
sp a j bot ab ek @y ah oo. co m
+62262231849
[email protected] [email protected]
+622179193363 +62274373074
+ 6 28 5 25 3 09 1 95 9
Filipus Suparno Yakkum EmergencyUnit - Jl. Sam RatulangiNo.8Yogyakarta Dr. EdyWibowo +62274551457 YAKKUM 55223Indonesia AnastasiaMaylinda Jl. KH. AbdullahSyafi'ie No.55 Ya ya sa nA ri Pu ti h- YA P Casablanca, Tebet - Jakarta I mr on F a uz i + 62 21 83 10 45 5 Selatan12860 Indonesia Jl. Cikatomas II No.4Kebayoran Yayasan Paras Azis +62217244077 Baru, JakartaSelatan 12180 Indonesia YayasanBekatiga JalanGunung SahariIII No.7, +622142885124/ MonikaR. Purwaningru Indonesia- YBK3I Jakarta10610 Indonesia 5125 Jl. DarmawangsaX/01Blok A2, YayasanGaruda Nusantara KebayoranBaru, JakartaSelatan, H ar y Tr W ri o + 62 21 72 43 91 3 - YGN Indonesia YayasanKesejahteraan Jl. TeukuUmar No.10Jakarta +622131927308/ WikanM.Astuti Anak Indonesia- YKAI 10350Indonesia 7316 YayasanTanggul Bencana Jl. KalasanNo.4 Kel. Pegangsaan, Vonny Indonesia-YTBI JakartaPusat 10320 VictorNahusoma
[email protected] [email protected]
+62213157705
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] i nf o@ ai rp ut ih .o r. id
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun 2009,PLANS PRB
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 9
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Universitas /peneliti Selain LSM Nasional, beberapa universitas di Indonesia telah mengembangkan Pusat Studi Bencana yang bertu juan untuk meneliti da n mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait den gan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, ada 28 universitas yang telah mengembangkan Pusat Studi Bencana di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Bengkulu, ada beberapa universitas yang terlibat juga dalam penguranan risiko bencana, antara lain Universitas Bengkulu dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. DAFTAR UNIVERSITAS/P ENELITI YA NG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.
1
TIPE ORGANISASI
NAMA ORGANISASI
Universitas / Peneliti
Atmajaya
Universitas / Peneliti
Lembaga Penelitian Universitas Trisakti - LEMLIT TRISAKTI
2 3
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 4 Universitas / Peneliti 5 Universitas / Peneliti 6 Universitas / Peneliti 7 8
Universitas / Peneliti Universitas / Peneliti
9 10
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 11 Universitas / Peneliti 12
[email protected]
+62215663232 ext. 144, 141
[email protected] [email protected]
+62761567093
pare ng_ok@ya hoo.co. d i
+62222013163 ext 3301
[email protected] du
NO. Dr. DannyMeirawan, MPd
1 Jl. Tamansari No.6-8 Bandung LPM Univ Jambi, Jl. Jambi Ma bulian km 15, Mandala Darat, Jambi, Indonesia Jl. Banda No.40 Bandung Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Gedung FPIK Lt.4 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
H. Rahmat Asikin Hidayat
+62224233646
2
+ 62 74 15 82 81 4
a dr a i ni yo ga sw ar a@ya ho o. co m
3
N ana Sulaksa na
+6222420901
[email protected] [email protected]
4
AchmadChusairi
+62315032770
D r. Ir .A dr a i ni ,M Si
I r. A r e i f B ud i P ur wo nt o, M T
+ 62 25 18 62 48 15
Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung - PMB ITB Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Alam Universitas Padjajaran PPSDA LPM UNPAD Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia & Lingkungan Univ. Indonesia - PPSML UI
Gedung PAU Lt.8, Jl. Ganesa 10 Bandung 30132 Indonesia
Dr. Krishna S. Pribadi
+62222508125, +62222504987 ext 1819
[email protected] [email protected]
Jl. Banda No.40 Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Nana Sulaksana
+62224203901
[email protected]
Gedung C Lt.5 PPSML, Universitas Indonesia Depok, Indonesia
S.W. Utomo
+622131930308
[email protected]
Pusat Studi Bencana - Universitas Andalas- PSB ANDALAS
+ 62 75 17 26 64
f eb ri n@f t. un an d. ac .i d
+62251319169
[email protected]
Universitas / Peneliti
Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada - PSB UGM
Kompleks Bulaksumur Blok C-16 Yogyakarta 55281
Eko Haryono Ir. Lies Rahayu W.F, M.P.
+62274901978
[email protected] [email protected]
Universitas / Peneliti
Pusat Studi Eko-Pemukiman UNIKA Soegijapranata SMG PSEP
Rudatin R
+62248445265
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 19 Universitas / Peneliti 20 Universitas / Peneliti 21 Universitas / Peneliti 22 Universitas / Peneliti 23
Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1, Bendan Duwur, Semarang, Indonesia Gedung Dr.Angka, Kampus ITS Pusat Kebumian dan Bencana ITS Sukolilo, Jl. Arif Rahman Hakim, Surabaya - PSKB ITS Surabaya 60111 Pusat Studi Lingkungan dan Jalan Lingkar Barat, Tamantirto, Bencana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 PSLB UMY Pusat Studi Mitigasi Bencana Jl. Jendral Sudirman No.247, Universitas Gorontalo - PSMB Limbolo, Gorontalo UNIV. GORONTALO Gedung Magister Teknik Sipil, Pusat Studi Masalah Bencana & Komplek Universitas Tanjungpura, Mitigasi Universitas Tanjungpura Jl. Jend. A. Yani, Pontianak 78124 PSMB UNTAN Indonesia Gedung Sudirman Lt.4, Kampus Pusat Studi Manajemen Bencana Unit II UPN "Veteran" Yogyakarta, UPN "Veteran" Yogyakarta - PSMB Jl. Babarsari No.2, Tambakbayan, UPNVY Yogyakarta 55281 Pusat Kajian Bencana dan Jl. I r.H J . uanda No. 367 Bandung Pengungsi STKS Bandung Puskasi STKS Tsunami and Disaster Mitigation Gedung Rektorat Lama Lt.II, Research Center UNSYIAH Darussalam Banda Aceh, Indonesia TDMRC UNSYIAH
Wahyudi Amien Widodo Putu Artama Y us ha rK ad ri , I r. , M T
+62315944792 +62315961214
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+ 62 27 43 87 65 6
p sl b_ um y@ya ho o. co m
+62435880636
[email protected]
+625617073277
[email protected] [email protected]
Arif Rianto Budinugroho
+622747827631
[email protected] [email protected] [email protected]
T uki no
+62222504838
[email protected] [email protected]
M. Dirhamsyah Didik Sugiyanto
+626517555577
[email protected] [email protected] [email protected]
+ 62 27 45 13 66 8
d wi ko 20 07 @y ah oo .c o. id
Agus Nave Dr.Ir. G. Zulkifli Mulki Dr.Ing.Ir. Eka Priadi Dr. Zulkarnain
Universitas / Peneliti
Teknik Geologi UGM
Jl. Grafika No.2 Yogyakarta, Indonesia
U ni ve rs it as / P en el it i
U ni sm aB ek as i
J .l Cu t M eu ti a N o. 83 Be ka si 17 11 3 I r. Na na Su pr ia tn a, MP
Universitas / Peneliti
Badan Penanggulangan Bencana Pasca Sarjana Lingkungan UNSOED - UNSOED
Program Pasca Sarjana Lingkungan, Jl. Dr. Supomo Karang D r. Endang Hil mi Wangkal, Purwokerto, Indonesia
Universitas /Peneliti
Center for Eathquake Engineering Dynamic Effect and Disaster Studies UII- CEEDEDS
Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Jl. Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta Indonesia
S et yo W in ar no , M T, P hD
+ 62 74 89 50 42
s he f ie d_ wi na rn o@ ya ho o. o. uk
Universitas /Peneliti
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijiya - FK.UNIBRAW
Jl. Veter an Mal ang 65145
I ka Rachmani a
+62341567192
sekr _f kub@f k. unibr aw. ac.i d
26
27
NAMA ORGANISASI
ALAMAT
American Red Cross - Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 AmRC Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta Catholic Relief Services- Jl. Wijaya I No.35 Kebayoran Baru Jakarta LSM Inte rnational / Masyarakat CRS 12170 Indonesia Federation Service Center, Wisma Aldiron LSM International / Masyarakat French Red Cross-FRC Dirgantara 1 st floor , Jl. Jend.Gatot Subroto Kav.72 Jakarta 12780 Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 German Red Cross LSM Inte rnational / Masyarakat Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta GRC 12780 Indonesia
5
International Committee Jl.Iskandasyah 1 No 14 Kebayoran Baru, LSM Inte rnational / Masyarakat of the Red Cross - ICRC Jakarta 12160 Indonesia
6
International Federation Indonesia Delegation c/o Palang Merah o Red Cross and Red LSM Inte rnational / Masyarakat Indonesia, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 96, Crescent Societies Jakarta 12790 IFRC
7
LSM Inte rnational / Masyarakat
8
LSM Inte rnational / Masyarakat
KONTAK PERSON
TELEPON
EMAIL
Tom Alcedo
+6221 7996525
[email protected]
Ye nn iS Sur yani
+622 17 253 33 9
ys ur yani@ di .s eap ro .cr s.o rg
Herve Gazeau
+62217995614
[email protected]
Emilio T eijeira
+628126992689
disaster06@grc- i ndo.org
Brian Veal
+62217399512
[email protected]
The Netherlands Red Kantor Pusat PMI, Jl. Jend. Gatot Subroto Cross - NRC Kav.96 Jakarta 12790 Indonesia Palang Merah Indonesia PMI Indonesia Building, Jalan Jend. Gatot - PMI Subroto Kav.96, Jakarta 12790
Jeong Park
+622179191841
[email protected] rg
[email protected] [email protected]
Judith Kiers
+62217992325 / 5188
ASchuurmans@redcross. nl
M . Ar fi in N ur ha di
+ 62 21 72 99 23 25
[email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun2009,PLANS PRB
Amalina
18
TIPE ORGANISASI
LSM Inte rnational / Masyarakat
p ks pl ip b@ n i do .n et .i d
Febrin Anas Ismail Abdul Hakim
Universitas / Peneliti
LSM Internasional LSM Internasional mempunyai peran mendorong peran dan kiprah dunia internasioal dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global. Berdasarkan data tahun 2009, LSM Internasional yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 8 LSM. DAFTAR LSM INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Pajajaran Bogor
17
28
Jl. Setiabudi No.229, Bandung, Indonesia
+62818184279
EMAIL
Kampus Unand Limau Manis, Padang
16
25
Tn. Indira Shanti Gd. Syarief Thayeb Lt.11, Kampus A Unviersitas Trisakti, Jl. KyaiTapa Tri Sihmahanani, No.1, Grogol, Jakarta Barat, Dharma Sutanto Indonesia Kampus Bina Widya, Lembaga P areng Ren gi, MS i Penelitian Universitas Riau
TELEPON
Pusat Studi Bencana - Institut Pertanian Bogor - PSB IPB
15
24
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB - PKSPL IPB
KONTAK PERSON
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 13 14
Lembaga Penelitian Universitas Riau - LEMLIT UNRI Pusat Kengkajian Bencana Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia - LEMLIT UPI Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat - LPKM Univ. Pasundan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universit as Jambi LPM Universitas Jambi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAD - LPM UNPAD Pusat Krisis dan Kesehatan Psikologi Unair - PKKP UNAIR
ALAMAT
Media Massa Media massa juga berperan dalam pengurangan risiko bencana. Media massa mempunyai peran dalam melakukan penyebaran informasi menganai program atau kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data da 2 media massa yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana antara lain ANTARA Bengkulu, TVRI Bengkulu, Harian Rakyat Bengkulu, RB-TV, Bengkulu TV, Radio Lesita.
D r. S ub ag yo P ra mu mi jo yo
Bencana gempa dan tsunami yang telah menimbulkan kerusakan besar dan menelan banyak korban jiwa di Provinsi Bengkulu, telah mendorong berbagai LSM internasional untuk berpartisipasi membantu meringankan beban para korban. Dengan kepedulian yang sangat besar, LSM internasional tersebut hadir pada umumnya dengan misi kemanusiaan, namun ada juga yang peduli dengan perbaikan sarana dan prasarana perumahan, pendidikan, serta lingkungan hidup yang luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. LSM Internasional yang melaksanakan programnya di Provinsi Bengkulu antara lain : IFRC, American, Red Cross, Canadian Red, Cross, Danish, Red Cross, German Red, Cross, Hong Kong Red Cross, Netherland Red Cross disalurkan melalui program-program yang dilakukan Palang Merah Indonesia.
+ 62 21 88 34 75 19
+62281641622
hilmi _supandhi@yahoo. com
Sumber Foto : www.pmi.or.id
Sumber:ProfildanDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadiIndonesiaTahun2009,PLANSPRB
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 10
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Organisasi yang berada di bawah PBB Organisasi PBB juga berperan dalam PRB di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2009, organisasi di bawah PBB yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 53 organisasi. Untuk Provinsi Bengkulu, organisasi di bawah PBB yang ikut berperan aktif dalam PRB adalah UNDP melalui program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SC –DRR).
FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
DAFTAR ORGANISASI DIBAWAH PBB YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
NO.
TIPE ORGANISASI
NAMA ORGANISASI
ALAMAT
B ad an P BB
Food and Agriculture Organization of the United Nations-FAO
2
B ad an P BB
International Organization for Migration - IOM
3
B ad an P BB
United Nations Development Programme - UNDP
4
B ad an P BB
United Nations Educational, Jl. Galuh II No.5, Kebayoran Baru, Jakarta Scientific and Cultural Organization - 12110 UNESCO P.O. Box 1273 JKT 10002 Indonesia
5
B ad an P BB
United Nations Population Fund Indonesia - UNFPA
Menara Thamrin 7th Floor, Jl. MH Thamrin Kav.3 Jakarta 10250
6
B ad an P BB
United Nations High Commisstions for Refugees - UNHCR
Menara Ravindo 14th Floor, Jalan Kebon Sirih Kav.75, Jakarta Pusat 10340
7
B ad an P BB
8
B ad an P BB
9
B ad an P BB
United Nations Children's Fund UNICEF International Labour Organization UNILO Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - UNOCHA
10
Badan PBB
Wisma Metropolitan II, 10th Floor, Jl. Jendral Sudirman 31, Jakarta Menara Thamrin 22nd Floor, Jl.M.H. Thamrin Kav.3, Jakarta 10250 Indonesia Menara Thamrin 10th Floor, Jl.M.H. Thamrin No.3, Jakarta Jakarta Stock Exchange Building Tower 2, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.52053 Jakarta 12910 Indonesia
1
11
12
B ad an PB B
B ad an PB B
World Bank - WB
W or d l F oo dP ro gr am me - W FP
W or ld H ea tl h O rg an z i at o i n - WH O
Menara Thamrin, 7 th Floor Jl.M.H.Thamrin, Kav.3 Jakarta Surya Building Floor 12A, Executive Tower, Floor 12A, Jl.M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta 10350,Indonesia Menara Thamrin. 8-9th Floor, Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta Pusat
KONTAK PERSON
TELEPON
+ 6223141308 Ext 701-710 FAO-indonesia @fa o.o rg
D r. J ai me C al de ro n
+ 62 21 39 83 85 29
i om k j t@ o i m. n i t
Angger Wijaya Irawati Hapsari
+ 62 21 31 41 30 8
a ng ge r. wi bo wo @u nd p. or g
Ardito Kodijat, RubiManungsong, Yuli Sari Yeni
+62217399818
+ 62213141308
Floribert Ciganggu Kasake + 622 139 12 88 8 (Administrative Programme Officer) Lina Sofiani (Emergency +62215705816 Unit)
Menyelamatkan dan melindungi masyarakat Bengkulu dari risiko bencana
Misi
Memperkuat kapasitas antar lembaga dan komunitas dalam mengurangi risiko bencana
EMAIL
Dr.B enni Sormin
Rosil awati Anggraini
Visi Forum
Menjadi penggerak perubahan kebijakan dan pengaru stamaan PRB dalam program pembangunan daerah Tujuan
Komunitas mampu melaksanakan adpatasi dan mengurangi resiko dampak bencana
[email protected] [email protected] [email protected]
Strategi
Menjadi pusat informasi belajar kebencanaan antar komunitas dan lembaga, untuk mengurangi risiko bencana di Bengkulu
[email protected] [email protected]
Pokok-pokok Program 2010 –2012
i nsj a@ un hc r. or g
[email protected] [email protected]
Peter van Rooij
+62213913112
[email protected]
Mn i da ra ga R ah ar dj a
+ 62 21 31 41 30 8
m in da ra ga @u n. or g
Joe Leitmann Iwan Gunawan
+ 62 21 52 99 30 00
i gu na wa n@ wo rl db an k. or g
Wisma Kyoei Prince, 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.3 Jakarta
Handoko BayuMurti
+ 62215709004
[email protected] [email protected]
Bina Mulia 1 Building, Jalan HR. Rasuna Said Kav.10 Jakarta 12950 Indonesia
Dr. Vijay Nath Kyaw Win Wulandaris Intani Nur Kusuma
+62215204349
[email protected] [email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun2009,PLANS PRB
Memperkuat data base kebencanaan dan kelembagaan dalam forum PRB Mendorong kebijakan, kelembagaan dan program yang sensitive terhadap bencana Rancangan rencana adaptasi dan mitigasi bersama terhadap risiko bencana ancaman bencana Bengkulu
DAFTAR ANGGOTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
N O.
N AM A LE MB AG A/ DI NA S IN ST AN SI
N O. 2
N AM A LE MB AG A/ DI NA S I NS TA NS I3
1
Bodronoyo
27
Bappeda Provinsi
2 3
Y.Layak RAPI Bengkulu
28 29
BKP Provinsi Dinas Kesos Provinsi
4 5 6
KABA-HIL SUAMITRA ASLIA
30 31 32
Dinas Tenaga Kerja Provinsi KPID Provinsi BPK Kota Bengkulu
7
Y.KANOPI Bengkulu
33
Dishubkominfo Provinsi
8 9 10
PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung
34 35 36
Satpol PP Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi BMKG Provinsi
11
AMAN Bengkulu
37
RSUD -My Bengkulu
12 13
Bina Vitalis Y.Ulayat
38 39
Kesbangpol Provinsi Fak. Pertanian UMB
14
TAGANA
40
Fak.Teknik UNIB
15 16 17
komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah
41 42 43
Mahupala UNIB Hima KS UNIB Palasostik UNIB
18
KKI-WARSI Bengkulu
44
Paralegal UNIB
19
Akar Fondation
45
Pencinta Alam Mandala
20 21
LSM-APHA KIPAS Bengkulu
46 47
Telkom Bengkulu Pertamina Bengkulu
22
SAR Pramuka
48
ANTARA Bengkulu
23 24
YKS Bengkulu WCC - Bengkulu
49 50
TVRI Bengkulu Harian Rakyat Bengkulu
25 26
BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK
51 52
RB-TV Bengkulu TV
53
R ad io Le si ta
Sumber : Forum PRB
Sumber : forum PRB Provinsi Bengkulu
Sumber : SCDRR
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 11
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
4.5 Peranserta Masyarakat
DAFTARLSM NASIONALYANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 N O.
1
Lembaga Swadaya Masyarakat Nasional Kewajiban masyarakat dalam penanggulangan bencana sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, adalah : Menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keselarasan dan ke lestarian fungsi lingkungan hidup;
T IP EO RG AN S I AS I
L SM Na si on al
Partisipasi masyarakat meliputi laki-laki, perempuan, anak-anak dan bahkan mereka yang terpinggirkan misalnya orang cacat. Masyarakat yang semula diposisikan sebagai obyek pasif menjadi subyek aktif dan dengan kesadaran diri bertanggung jawab untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana melalui berbagai kegiatan yaitu pengembangan budaya sadar bencana, penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan, serta peningkatan pemahaman tentang k erentanan masyarakat. Upaya penanggulangan bencana saat ini sudah menjadi perhatian banyak kalangan baik lembaga internasional; lembaga lokal dan organisasi sosial lainnya maupun pemerintah. Untuk LSM Nasional, hingga tahun 2009, tercatat 40 LSM yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana di Indonesia. Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, diidentifikasi ada 26 LSM Nasional yang mempunyai fokus terhadap pengurangan risiko bencana alam.
NO.
K ON TAK P ER SO N
TEL EP ON
E MAI L
[email protected] [email protected]
2
LSM Nasional
Bina Swadaya
3
LSM Nasional
Dompet Dhuafa
Jl. Ir.H.JuandaNo.50 CiputatIndah ArifinPurwakananta PermaiBlok C28-29 Ciputat15419
+62217416050
[email protected]
4
L SM N a si on al
GlobalRescue NetworkGRN
Kompleks GudangPeluru, Jl. GudangPeluru Barat Blok X No557 I ta B ud hi Tebet,Jakarta Selatan12830
+ 62 21 83 55 88 5
g rn _i nd on es ia @y ah oo .c om
5
L SM N a si on al
info@idepfo undation.o rg
6
L SM N a si on al
7
L SM N a si on al
8
L SM N a si on al
9
L SM N a si on al
10
L S M N as i on a l
11
L SM N as io na l
IndonesiaDevelopment of Educationand PermacultureFoundationIDEPFoundation IndonesiaInstitute for DisasterPreparedness IIDP
Ikasari,AndiRohman Kurniadi
+62214204402
Jl. HanomanNo.42 Ubud80571 Bali, Indonesia
SantiEvelyna, Ade Andreawan, Crystal Johnston
+62361981504
Tebet Barat 5CNo.18, Jakarta Selatan12810 Jakarta
ChandraLukitasari
+622170660592
adisuryadin
[email protected] om
R a ma d ha n a L ub i s
+ 6 26 5 12 8 54 1
a d mi n @i m pa c ta c eh . or g
JalanT. Iskandar No.50Lambhuk, Inspirationfor Managing BandaAceh 23118, Provinsi People's Actions - IMPACT NanggroeAceh Darussalam, Indonesia JawaBarat Peduli- JABAR Jl. DiponegoroNo.20 Bandung, PEDULI Indonesia JaringanKerja Lembaga Jl. CipinangBaruBunder No.17 PelayananKristendi RT/RW: 002/003, Rawamangun, Indonesia JakartaTimur 13240Indonesia KantorLPPM, InfoPlaza, Jl. Ki KotaJababeka Peduli HajarDewantara No.69-71, Kota BendanaAlam - JPBA Jababeka
SandyakalaNingTyas+62224204668
jabarp
[email protected]
IreneKristanti
+62214715816/ 47881389
[email protected]
SadeniHendarman / Emir Sadikin
+62218911043439
[email protected]
C ar it as I nd on es ia - K AR IN A
Jl. CutMutiaNo.10, JakartaPusat 10340,Indonesia
AribowoNugroho, F. Sundoko, Robert Sulistyo
+62213142345, 31936422
[email protected] [email protected]
1 2 L SM Na si on al
Ya ya sa nK eha ti - K EHA TI
Jl. BangkaVIII/3B, PelaMampang, JakartaSelatan, Indonesia
PujiSumedi, RikaAnggraini
+62217183185
[email protected] [email protected]
13
L S M N as i on a l
Kelompok KerjaSosial Melati- KKSMelati
14
L S M N as i on a l
1 5 L SM Na si on al
Daftar Organisasi Masyarakat Berfokus Pada Kebencanaan di Provinsi Bengkulu
A LA MAT
Jl. Ir.H.JuandanBlok No.50, Ciputat, M. InsanNurro hman +62217414482 TangerangSelatan, 15419 Jl.GunungSahari III No.7Jakarta 10610
Melakukan kegiatan penanggulangan bencana; Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana.
N AM A OR GAN S I ASI
A ks iC epa t Ta ng ga p- AC T
Jl. AmperaII RT 005/09No.17A PasarMinggu, Ragunan, Jakarta Virgin iaVeryastuti +628161109737 Selatan12550 Komunitas SiagaTsunami - Jln. CindurMata No.9, Lapai, Berok, PatraRina Dewi, S.Si, +627517860280 KOGAMI GunungPangilun, Padang M.Sc Jl. Latuharhari4B JakartaPusat K OM NAS Pe re mp ua n AndyYentriyani +62213903963 Indonesia LingkarAssociation Jl. BantengPerkasa No.40 NinilRMiftahulJannah+62274886320 LINGKAR Yogyakarta55581 Indonesia
16
L S M N as i on a l
17
L S M N as i on a l
Masyarakat Relawan Indonesia- MARI
Jl. Ir. H. JuandaNo.50 Blok B-8 Ciputat15419
NAMA LSM
N. Imam Akbari InsanNurRohman
[email protected] o
[email protected]. id
[email protected] [email protected]
+62217414482
[email protected] [email protected]
+62213911915
[email protected] [email protected] [email protected]
1 2
Bodronoyo Y.Layak
18
L S M N as i on a l
MuhammadiyahDisaster Management CentreMDMC
GedungDakwah Muhammadiyah, BarryAdhitya Jl. MentengRaya62 Lt.3, Menteng, PurindraSantoso JakartaPusat 1034
3 4 5
R AP I B en gk ul u KABA-HIL SUAMITRA
19
L S M N as i on a l
Masyarakat PenanggulanganBencana Indonesia- MPBI
Jl. KebonSirihNo.5G, Jakarta Pusat 10340Indonesia
20
L S M N as i on a l
Nahdla tulUlamaCBDRMNU
GedungPBNU, Lantai7, Jl. Kramat AviantoMuhtadi rayaNo.164 JakartaPusat
+62213922256, +62213142395
6 7
ASLIA Y .K AN OP I B en gk ul u
21
L SM N as io na l
N ur an i Du ni a
J l. P ro kl am as i No .3 7 Ja ka rt a Pu sa t A nd i M. J uf ri
+ 62 21 39 10 57 9
n ur an @ i dn et .n et .i d
22
L S M N as i on a l
PersatuanKarya Dharma KesehatanIndonesiaPERDHAKI
Jl. Kramat VI/7JakartaPusat 10430
Dr. Felix Gunawan IreneKusuma
+62213140455
[email protected]. id
23
L S M N as i on a l
PerkumpulanPERDIKANPERDIKAN
Jl. BedaganNo.481 Kelurahan SekayuKecamatan Semarang TengahKota SemarangIndonesia
AndangP.A.
+62243586874
[email protected] [email protected]
24
L S M N as i on a l
Akbar Ali
+622187780015
[email protected] [email protected]
25
L S M N as i on a l
26
L S M N as i on a l
27
L S M N as i on a l
28
L S M N as i on a l
29
8 9 10
P MI B engku lu Lembaga Seni Sampan Kayu T ia te r A nd un g
11 12 13
A MA N Be ng ku lu B in a V it al is Y .Ul ay at
14 15
TAGANA komunitas Seniman Suprapto
16 17 18
PKBH-B P W. Ai sy ia h KKI-WARSI Bengkulu
19 20 21
A ka r Fo nd at io n L SM- AP HA K IP AS B en gk ul u
22 23
S AR P ra mu ka Y KS B en gk ul u
24 25 26
W CC - B en gk ul u B K3 S B en gk ul u Y ay as an K E LO PA K
+ 6 29 8 42 4 28 6
u s ma n _p r im a ri @ ya h oo . co . d i
Jl. PancoranBarat IVNo.2, Jakarta Dr. KusnantoAnggoro +62217996380 12780,Indonesia Jl. MusyawarahI No.55APasar Antonius RatuGah Rin+622170258097 Minggu- JakartaSelatan
L S M N as i on a l
Solidaritas Perempuan Jabotabek - SPJ
Jl. Pagujater TimurNo.11 Pasar Y ayat Minggu, JakartaSelatan, Indonesia
30
L S M N as i on a l
Serikat PetaniPasundan SPP
31
L S M N as i on a l
32
L S M N as i on a l
33
L S M N as i on a l
L S M N as i on a l
Sumber : SCDRR Provinsi Bengkulu
Pada saat ini, Provinsi Bengkulu telah membentuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB), yang terdiri dari berbagai elemen, baik instansi pemerintah maupun instansi non pemerintah (LSM, tokoh masyarakat dan organisasi sosial). Hingga saat ini, anggota forum PRB berjumlah 53 lembaga.
p mp be nc an a@ gm ai l. co m
U s ma n F a ba n yo
PropatriaInstitute PROPATRIA PerkumpulanSkala SKALA
3 5 L SM Na si on al
36
LSM Nasional
37
L S M N as i on a l
38
L S M N as i on a l
39
L S M N as i on a l
40
L S M N as i on a l
[email protected] [email protected]
+ 62 38 08 33 65 6
Jl. Pipit, Girimulyo, Nabire, Papua, IrianJaya, Indonesia
Jl. RayaSamarangNo.150A, Honje AiSumarni Luhur, Tarogong, Garut - Jawa Barat WALHI Eksekutif Nasional- Jl. TegalParang UtaraNo.14 Sofyan WALHI Jakarta12790 WirabhaktiIndonesia Jl. P. Mangkurat 34Yogyakarta AmtonoPrasutanto Wirabhakti YayasanCinta Insanidan KelestarianAlam YACITRA
[email protected] [email protected]
J os ep h Bo li
Prakarsabagi Masyarakat Mandiri- PRIMARI
34
Sumber : F-PRB Bengkulu
Pos KeadilanPeduliUmat - Jl. Condet Raya, BatuAmpar PKPU No.27G, JakartaTimur PerkumpulanMasyarakat PenangananBencanaNTT - J l. B ad ak N o. 7 K ot a K up an g PMPBNTT
Catur Sudira(Manajer +62213147321 Program)
Jln. SultanHamengkubuwonoIX RT 19/RW 02, KelurahanUmanen, J a ck K ar a ng o ra Wekatimun, AtambuaBelu, Nusa TenggaraTimur 85715Indonesia
[email protected]
+6 221 79 87 468
sp a j bot ab ek @y ah oo. co m
+62262231849
[email protected] [email protected]
+622179193363 +62274373074
+ 6 28 5 25 3 09 1 95 9
Filipus Suparno Yakkum EmergencyUnit - Jl. Sam RatulangiNo.8Yogyakarta Dr. EdyWibowo +62274551457 YAKKUM 55223Indonesia AnastasiaMaylinda Jl. KH. AbdullahSyafi'ie No.55 Ya ya sa nA ri Pu ti h- YA P Casablanca, Tebet - Jakarta I mr on F a uz i + 62 21 83 10 45 5 Selatan12860 Indonesia Jl. Cikatomas II No.4Kebayoran Yayasan Paras Azis +62217244077 Baru, JakartaSelatan 12180 Indonesia YayasanBekatiga JalanGunung SahariIII No.7, +622142885124/ MonikaR. Purwaningru Indonesia- YBK3I Jakarta10610 Indonesia 5125 Jl. DarmawangsaX/01Blok A2, YayasanGaruda Nusantara KebayoranBaru, JakartaSelatan, H ar y Tr W ri o + 62 21 72 43 91 3 - YGN Indonesia YayasanKesejahteraan Jl. TeukuUmar No.10Jakarta +622131927308/ WikanM.Astuti Anak Indonesia- YKAI 10350Indonesia 7316 YayasanTanggul Bencana Jl. KalasanNo.4 Kel. Pegangsaan, Vonny Indonesia-YTBI JakartaPusat 10320 VictorNahusoma
[email protected] [email protected]
+62213157705
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] i nf o@ ai rp ut ih .o r. id
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun 2009,PLANS PRB
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 9
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Universitas /peneliti Selain LSM Nasional, beberapa universitas di Indonesia telah mengembangkan Pusat Studi Bencana yang bertu juan untuk meneliti da n mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait den gan pengurangan risiko bencana. Berdasarkan data tahun 2009, ada 28 universitas yang telah mengembangkan Pusat Studi Bencana di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Bengkulu, ada beberapa universitas yang terlibat juga dalam penguranan risiko bencana, antara lain Universitas Bengkulu dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. DAFTAR UNIVERSITAS/P ENELITI YA NG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009 NO.
1
TIPE ORGANISASI
NAMA ORGANISASI
Universitas / Peneliti
Atmajaya
Universitas / Peneliti
Lembaga Penelitian Universitas Trisakti - LEMLIT TRISAKTI
2 3
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 4 Universitas / Peneliti 5 Universitas / Peneliti 6 Universitas / Peneliti 7 8
Universitas / Peneliti Universitas / Peneliti
9 10
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 11 Universitas / Peneliti 12
[email protected]
+62215663232 ext. 144, 141
[email protected] [email protected]
+62761567093
pare ng_ok@ya hoo.co. d i
+62222013163 ext 3301
[email protected] du
NO. Dr. DannyMeirawan, MPd
1 Jl. Tamansari No.6-8 Bandung LPM Univ Jambi, Jl. Jambi Ma bulian km 15, Mandala Darat, Jambi, Indonesia Jl. Banda No.40 Bandung Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Gedung FPIK Lt.4 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
H. Rahmat Asikin Hidayat
+62224233646
2
+ 62 74 15 82 81 4
a dr a i ni yo ga sw ar a@ya ho o. co m
3
N ana Sulaksa na
+6222420901
[email protected] [email protected]
4
AchmadChusairi
+62315032770
D r. Ir .A dr a i ni ,M Si
I r. A r e i f B ud i P ur wo nt o, M T
+ 62 25 18 62 48 15
Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung - PMB ITB Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Alam Universitas Padjajaran PPSDA LPM UNPAD Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia & Lingkungan Univ. Indonesia - PPSML UI
Gedung PAU Lt.8, Jl. Ganesa 10 Bandung 30132 Indonesia
Dr. Krishna S. Pribadi
+62222508125, +62222504987 ext 1819
[email protected] [email protected]
Jl. Banda No.40 Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Nana Sulaksana
+62224203901
[email protected]
Gedung C Lt.5 PPSML, Universitas Indonesia Depok, Indonesia
S.W. Utomo
+622131930308
[email protected]
Pusat Studi Bencana - Universitas Andalas- PSB ANDALAS
+ 62 75 17 26 64
f eb ri n@f t. un an d. ac .i d
+62251319169
[email protected]
Universitas / Peneliti
Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada - PSB UGM
Kompleks Bulaksumur Blok C-16 Yogyakarta 55281
Eko Haryono Ir. Lies Rahayu W.F, M.P.
+62274901978
[email protected] [email protected]
Universitas / Peneliti
Pusat Studi Eko-Pemukiman UNIKA Soegijapranata SMG PSEP
Rudatin R
+62248445265
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 19 Universitas / Peneliti 20 Universitas / Peneliti 21 Universitas / Peneliti 22 Universitas / Peneliti 23
Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1, Bendan Duwur, Semarang, Indonesia Gedung Dr.Angka, Kampus ITS Pusat Kebumian dan Bencana ITS Sukolilo, Jl. Arif Rahman Hakim, Surabaya - PSKB ITS Surabaya 60111 Pusat Studi Lingkungan dan Jalan Lingkar Barat, Tamantirto, Bencana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 PSLB UMY Pusat Studi Mitigasi Bencana Jl. Jendral Sudirman No.247, Universitas Gorontalo - PSMB Limbolo, Gorontalo UNIV. GORONTALO Gedung Magister Teknik Sipil, Pusat Studi Masalah Bencana & Komplek Universitas Tanjungpura, Mitigasi Universitas Tanjungpura Jl. Jend. A. Yani, Pontianak 78124 PSMB UNTAN Indonesia Gedung Sudirman Lt.4, Kampus Pusat Studi Manajemen Bencana Unit II UPN "Veteran" Yogyakarta, UPN "Veteran" Yogyakarta - PSMB Jl. Babarsari No.2, Tambakbayan, UPNVY Yogyakarta 55281 Pusat Kajian Bencana dan Jl. I r.H J . uanda No. 367 Bandung Pengungsi STKS Bandung Puskasi STKS Tsunami and Disaster Mitigation Gedung Rektorat Lama Lt.II, Research Center UNSYIAH Darussalam Banda Aceh, Indonesia TDMRC UNSYIAH
Wahyudi Amien Widodo Putu Artama Y us ha rK ad ri , I r. , M T
+62315944792 +62315961214
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+ 62 27 43 87 65 6
p sl b_ um y@ya ho o. co m
+62435880636
[email protected]
+625617073277
[email protected] [email protected]
Arif Rianto Budinugroho
+622747827631
[email protected] [email protected] [email protected]
T uki no
+62222504838
[email protected] [email protected]
M. Dirhamsyah Didik Sugiyanto
+626517555577
[email protected] [email protected] [email protected]
+ 62 27 45 13 66 8
d wi ko 20 07 @y ah oo .c o. id
Agus Nave Dr.Ir. G. Zulkifli Mulki Dr.Ing.Ir. Eka Priadi Dr. Zulkarnain
Universitas / Peneliti
Teknik Geologi UGM
Jl. Grafika No.2 Yogyakarta, Indonesia
U ni ve rs it as / P en el it i
U ni sm aB ek as i
J .l Cu t M eu ti a N o. 83 Be ka si 17 11 3 I r. Na na Su pr ia tn a, MP
Universitas / Peneliti
Badan Penanggulangan Bencana Pasca Sarjana Lingkungan UNSOED - UNSOED
Program Pasca Sarjana Lingkungan, Jl. Dr. Supomo Karang D r. Endang Hil mi Wangkal, Purwokerto, Indonesia
Universitas /Peneliti
Center for Eathquake Engineering Dynamic Effect and Disaster Studies UII- CEEDEDS
Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Jl. Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta Indonesia
S et yo W in ar no , M T, P hD
+ 62 74 89 50 42
s he f ie d_ wi na rn o@ ya ho o. o. uk
Universitas /Peneliti
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijiya - FK.UNIBRAW
Jl. Veter an Mal ang 65145
I ka Rachmani a
+62341567192
sekr _f kub@f k. unibr aw. ac.i d
26
27
NAMA ORGANISASI
ALAMAT
American Red Cross - Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 AmRC Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta Catholic Relief Services- Jl. Wijaya I No.35 Kebayoran Baru Jakarta LSM Inte rnational / Masyarakat CRS 12170 Indonesia Federation Service Center, Wisma Aldiron LSM International / Masyarakat French Red Cross-FRC Dirgantara 1 st floor , Jl. Jend.Gatot Subroto Kav.72 Jakarta 12780 Wisma Aldiron Dirgantara Suite 107-109 German Red Cross LSM Inte rnational / Masyarakat Lt.1,Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.72, Jakarta GRC 12780 Indonesia
5
International Committee Jl.Iskandasyah 1 No 14 Kebayoran Baru, LSM Inte rnational / Masyarakat of the Red Cross - ICRC Jakarta 12160 Indonesia
6
International Federation Indonesia Delegation c/o Palang Merah o Red Cross and Red LSM Inte rnational / Masyarakat Indonesia, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 96, Crescent Societies Jakarta 12790 IFRC
7
LSM Inte rnational / Masyarakat
8
LSM Inte rnational / Masyarakat
KONTAK PERSON
TELEPON
EMAIL
Tom Alcedo
+6221 7996525
[email protected]
Ye nn iS Sur yani
+622 17 253 33 9
ys ur yani@ di .s eap ro .cr s.o rg
Herve Gazeau
+62217995614
[email protected]
Emilio T eijeira
+628126992689
disaster06@grc- i ndo.org
Brian Veal
+62217399512
[email protected]
The Netherlands Red Kantor Pusat PMI, Jl. Jend. Gatot Subroto Cross - NRC Kav.96 Jakarta 12790 Indonesia Palang Merah Indonesia PMI Indonesia Building, Jalan Jend. Gatot - PMI Subroto Kav.96, Jakarta 12790
Jeong Park
+622179191841
[email protected] rg
[email protected] [email protected]
Judith Kiers
+62217992325 / 5188
ASchuurmans@redcross. nl
M . Ar fi in N ur ha di
+ 62 21 72 99 23 25
[email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun2009,PLANS PRB
Amalina
18
TIPE ORGANISASI
LSM Inte rnational / Masyarakat
p ks pl ip b@ n i do .n et .i d
Febrin Anas Ismail Abdul Hakim
Universitas / Peneliti
LSM Internasional LSM Internasional mempunyai peran mendorong peran dan kiprah dunia internasioal dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan PRB di Indonesia sehingga dapat diperoleh akses dan membangun kerjasama yang sinergis pada tingkat global. Berdasarkan data tahun 2009, LSM Internasional yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 8 LSM. DAFTAR LSM INTERNASIONAL YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Pajajaran Bogor
17
28
Jl. Setiabudi No.229, Bandung, Indonesia
+62818184279
EMAIL
Kampus Unand Limau Manis, Padang
16
25
Tn. Indira Shanti Gd. Syarief Thayeb Lt.11, Kampus A Unviersitas Trisakti, Jl. KyaiTapa Tri Sihmahanani, No.1, Grogol, Jakarta Barat, Dharma Sutanto Indonesia Kampus Bina Widya, Lembaga P areng Ren gi, MS i Penelitian Universitas Riau
TELEPON
Pusat Studi Bencana - Institut Pertanian Bogor - PSB IPB
15
24
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB - PKSPL IPB
KONTAK PERSON
Universitas / Peneliti
Universitas / Peneliti 13 14
Lembaga Penelitian Universitas Riau - LEMLIT UNRI Pusat Kengkajian Bencana Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia - LEMLIT UPI Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat - LPKM Univ. Pasundan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universit as Jambi LPM Universitas Jambi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAD - LPM UNPAD Pusat Krisis dan Kesehatan Psikologi Unair - PKKP UNAIR
ALAMAT
Media Massa Media massa juga berperan dalam pengurangan risiko bencana. Media massa mempunyai peran dalam melakukan penyebaran informasi menganai program atau kegiatan PRB secara masif dan terstruktur kepada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data da 2 media massa yang terlibat sebagai pelaku pengurangan risiko bencana antara lain ANTARA Bengkulu, TVRI Bengkulu, Harian Rakyat Bengkulu, RB-TV, Bengkulu TV, Radio Lesita.
D r. S ub ag yo P ra mu mi jo yo
Bencana gempa dan tsunami yang telah menimbulkan kerusakan besar dan menelan banyak korban jiwa di Provinsi Bengkulu, telah mendorong berbagai LSM internasional untuk berpartisipasi membantu meringankan beban para korban. Dengan kepedulian yang sangat besar, LSM internasional tersebut hadir pada umumnya dengan misi kemanusiaan, namun ada juga yang peduli dengan perbaikan sarana dan prasarana perumahan, pendidikan, serta lingkungan hidup yang luluh lantak diterjang gempa dan tsunami. LSM Internasional yang melaksanakan programnya di Provinsi Bengkulu antara lain : IFRC, American, Red Cross, Canadian Red, Cross, Danish, Red Cross, German Red, Cross, Hong Kong Red Cross, Netherland Red Cross disalurkan melalui program-program yang dilakukan Palang Merah Indonesia.
+ 62 21 88 34 75 19
+62281641622
hilmi _supandhi@yahoo. com
Sumber Foto : www.pmi.or.id
Sumber:ProfildanDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadiIndonesiaTahun2009,PLANSPRB
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 10
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Organisasi yang berada di bawah PBB Organisasi PBB juga berperan dalam PRB di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2009, organisasi di bawah PBB yang terlibat sebagai pelaku PRB berjumlah 53 organisasi. Untuk Provinsi Bengkulu, organisasi di bawah PBB yang ikut berperan aktif dalam PRB adalah UNDP melalui program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SC –DRR).
FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
DAFTAR ORGANISASI DIBAWAH PBB YANG TERLIBAT SEBAGAI PELAKU PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2009
NO.
TIPE ORGANISASI
NAMA ORGANISASI
ALAMAT
B ad an P BB
Food and Agriculture Organization of the United Nations-FAO
2
B ad an P BB
International Organization for Migration - IOM
3
B ad an P BB
United Nations Development Programme - UNDP
4
B ad an P BB
United Nations Educational, Jl. Galuh II No.5, Kebayoran Baru, Jakarta Scientific and Cultural Organization - 12110 UNESCO P.O. Box 1273 JKT 10002 Indonesia
5
B ad an P BB
United Nations Population Fund Indonesia - UNFPA
Menara Thamrin 7th Floor, Jl. MH Thamrin Kav.3 Jakarta 10250
6
B ad an P BB
United Nations High Commisstions for Refugees - UNHCR
Menara Ravindo 14th Floor, Jalan Kebon Sirih Kav.75, Jakarta Pusat 10340
7
B ad an P BB
8
B ad an P BB
9
B ad an P BB
United Nations Children's Fund UNICEF International Labour Organization UNILO Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - UNOCHA
10
Badan PBB
Wisma Metropolitan II, 10th Floor, Jl. Jendral Sudirman 31, Jakarta Menara Thamrin 22nd Floor, Jl.M.H. Thamrin Kav.3, Jakarta 10250 Indonesia Menara Thamrin 10th Floor, Jl.M.H. Thamrin No.3, Jakarta Jakarta Stock Exchange Building Tower 2, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.52053 Jakarta 12910 Indonesia
1
11
12
B ad an PB B
B ad an PB B
World Bank - WB
W or d l F oo dP ro gr am me - W FP
W or ld H ea tl h O rg an z i at o i n - WH O
Menara Thamrin, 7 th Floor Jl.M.H.Thamrin, Kav.3 Jakarta Surya Building Floor 12A, Executive Tower, Floor 12A, Jl.M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta 10350,Indonesia Menara Thamrin. 8-9th Floor, Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta Pusat
KONTAK PERSON
TELEPON
+ 6223141308 Ext 701-710 FAO-indonesia @fa o.o rg
D r. J ai me C al de ro n
+ 62 21 39 83 85 29
i om k j t@ o i m. n i t
Angger Wijaya Irawati Hapsari
+ 62 21 31 41 30 8
a ng ge r. wi bo wo @u nd p. or g
Ardito Kodijat, RubiManungsong, Yuli Sari Yeni
+62217399818
+ 62213141308
Floribert Ciganggu Kasake + 622 139 12 88 8 (Administrative Programme Officer) Lina Sofiani (Emergency +62215705816 Unit)
Menyelamatkan dan melindungi masyarakat Bengkulu dari risiko bencana
Misi
Memperkuat kapasitas antar lembaga dan komunitas dalam mengurangi risiko bencana
EMAIL
Dr.B enni Sormin
Rosil awati Anggraini
Visi Forum
Menjadi penggerak perubahan kebijakan dan pengaru stamaan PRB dalam program pembangunan daerah Tujuan
Komunitas mampu melaksanakan adpatasi dan mengurangi resiko dampak bencana
[email protected] [email protected] [email protected]
Strategi
Menjadi pusat informasi belajar kebencanaan antar komunitas dan lembaga, untuk mengurangi risiko bencana di Bengkulu
[email protected] [email protected]
Pokok-pokok Program 2010 –2012
i nsj a@ un hc r. or g
[email protected] [email protected]
Peter van Rooij
+62213913112
[email protected]
Mn i da ra ga R ah ar dj a
+ 62 21 31 41 30 8
m in da ra ga @u n. or g
Joe Leitmann Iwan Gunawan
+ 62 21 52 99 30 00
i gu na wa n@ wo rl db an k. or g
Wisma Kyoei Prince, 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.3 Jakarta
Handoko BayuMurti
+ 62215709004
[email protected] [email protected]
Bina Mulia 1 Building, Jalan HR. Rasuna Said Kav.10 Jakarta 12950 Indonesia
Dr. Vijay Nath Kyaw Win Wulandaris Intani Nur Kusuma
+62215204349
[email protected] [email protected] [email protected]
Sumber :Profil danDirektori LembagaPelakuPenguranganRisikoBencanadi IndonesiaTahun2009,PLANS PRB
Memperkuat data base kebencanaan dan kelembagaan dalam forum PRB Mendorong kebijakan, kelembagaan dan program yang sensitive terhadap bencana Rancangan rencana adaptasi dan mitigasi bersama terhadap risiko bencana ancaman bencana Bengkulu
DAFTAR ANGGOTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
N O.
N AM A LE MB AG A/ DI NA S IN ST AN SI
N O. 2
N AM A LE MB AG A/ DI NA S I NS TA NS I3
1
Bodronoyo
27
Bappeda Provinsi
2 3
Y.Layak RAPI Bengkulu
28 29
BKP Provinsi Dinas Kesos Provinsi
4 5 6
KABA-HIL SUAMITRA ASLIA
30 31 32
Dinas Tenaga Kerja Provinsi KPID Provinsi BPK Kota Bengkulu
7
Y.KANOPI Bengkulu
33
Dishubkominfo Provinsi
8 9 10
PMI Bengkulu Lembaga Seni Sampan Kayu Tiater Andung
34 35 36
Satpol PP Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi BMKG Provinsi
11
AMAN Bengkulu
37
RSUD -My Bengkulu
12 13
Bina Vitalis Y.Ulayat
38 39
Kesbangpol Provinsi Fak. Pertanian UMB
14
TAGANA
40
Fak.Teknik UNIB
15 16 17
komunitas Seniman Suprapto PKBH-B PW.Aisyiah
41 42 43
Mahupala UNIB Hima KS UNIB Palasostik UNIB
18
KKI-WARSI Bengkulu
44
Paralegal UNIB
19
Akar Fondation
45
Pencinta Alam Mandala
20 21
LSM-APHA KIPAS Bengkulu
46 47
Telkom Bengkulu Pertamina Bengkulu
22
SAR Pramuka
48
ANTARA Bengkulu
23 24
YKS Bengkulu WCC - Bengkulu
49 50
TVRI Bengkulu Harian Rakyat Bengkulu
25 26
BK3S Bengkulu Yayasan KELOPAK
51 52
RB-TV Bengkulu TV
53
R ad io Le si ta
Sumber : Forum PRB
Sumber : forum PRB Provinsi Bengkulu
Sumber : SCDRR
Triple – A
PROFIL KELEMBAGAAN SWASTA 4 11
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
INDONESIA - Peta Multi Bencana Alam
INDONESIA - Zona Intensitas Gempa Bumi
Sumber: UN OCHA, 2008
1
Sumber: UN OCHA, 2008
Tipe Bencana Alam 1.1
Provinsi Bengkulu dihadapkan pada berbagai ancaman bencana alam. Untuk kepentingan identifikasi berbagai ancaman bencana alam yang paling signifikan, telah dianalisis informasi dari dua sumber: United Nations Office for Coordination of Humanitarean Affairs (UN-OCHA). Peta-peta rawan bencana yang disiapkan oleh UN-OCHA tersedia di website http://ochaonline.un.org/roap/MaPcentre/HazardMaps dan memberikan informasi bagi Indonesia tentang daerah-daerah rawan bencana sampai pada tingkat provinsi. Peta-peta risiko bencana yang tersedia tersebut meliputi enam jenis bencana alam: (1) Gempa Bumi, (2) Tsunami, (3) Letusan Gunung Api , (4) Kekeringan, (5) Banjir dan (6) Kebakaran Hutan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Catatan-catanan historis dari berbagai peristiwa bencana di Indonesia yang telah dikumpulkan oleh BNPB disimpan dalam DIBI database, yang bisa diakses melalui website http://dibi.bnpb.go.id dan menyediakan informasi bagi Indonesia sampai pada tingkat kabupaten / kota . Catatan-catanan historisnya hanya meliputi 11 tahun (1998-2009) dan menunjukkan jumlah bencana di berbagai lokasi , serta dampak-dampak fisik dan non-fisiknya. Untuk Provinsi Bengkulu, tercatat hanya 30 peristiwa bencana alam . Selain keenam tipe bencana alam yang dimuat dalam peta-peta rawan bencana yang disiapkan oleh UN-OCHA , informasi dari BNPB juga mencakup : (1) Angin Puting Beliung, (2) Tanah Longsor dan (3) Gelombang Pasang dan Abrasi. Dalam bab-bab selanjutnya masing-masing tipe ancaman bencana alam untuk Provin si Bengkulu diuraikan secara lebih detail, termasuk jumlah peristiwa bencana yang tercatat, serta dampak non-fisik dan fisiknya.
Definisi Gempa Bumi. Gempa Bumi adalah akibat dari lepasnya energi secara tiba-tiba dalam kerak bumi yang menimbulkan gelombang seismik. Gempa Bumi dicatat dengan seismograf. Besarnya gelombang (yang paling sering menggunakan Skala Richter ) dari suatu Gempa Bumi secara konvensional dilaporkan. Intensitas atau getarannya diukur dengan skala MMI ( Modified Mercalli Intensity ). Peta intensitas Gempa Bumi dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada zona yang mempunyai potensi gempa bumi tinggi, khususnya di sepanjang pantai dan Pulau Enggano. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Provinsi Bengkulu pada perbatasan lempeng tektonik Australia dan lempeng tektonik Euro-Asia, juga berada pada lingkaran gunung api, dan garis patahan yang disebut ‘Sesar Sumatra’. Tingginya potensi gempa bumi ini juga disebutkan dalam DIBI database, dimana lebih dari 7 peristiwa bencana, atau sekitar 25% dari semua bencana alam yang tercatat untuk Provinsi Bengkulu adalah terkait dengan gempa bumi. Data tersebut menunjukkan tingkat kerusakan fisik yang relatif lebih tinggi di bagian barat-laut provinsi, tetapi tingkat kematian yang relatif lebih tinggi di bagian tenggara provinsi. Tingginya potensi gempa bumi di Provinsi Bengkulu juga tercermin dalam tingginya prosentase (diatas 25%) dari semua peristiwa gempa bumi yang dilaporkan di Pulau Sumatera serta kerusakan fisiknya.
Sumber : http://chipbruce.files.wordpress.com
Dampak Gempa Bumi di P ulau Sumatra 1998-2009
Dampak Semua Bencana Alam per Provinsi di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Jumlah Kejadian
Gempa Bumi
Korban
Kebon / Hutan (Ha)
Jumlah Kejadian
Fisik Rumah Rusak Ringan 3 5. 04 1
Kebon / Hutan (Ha)
-
160
2 .5 00
4 .0 38
B eng kul u
7 ,4 0
1 09
38
-
-
-
-
Rumah Rusak Berat 2 4. 17 5
J a mb i
1 05 ,0 4
25
3 53
10
8 4. 7 10
5 5. 6 77
3 47 .3 71
5 .1 84
4 45
27
9 . 63 0
Jambi
0,05
-
-
-
-
-
-
8
63
-
-
Lampung
145,00
59
757
10
4.969
2.963
77.806
2.912
4.354
15
6.720
Lampung
NAD
168,97
129.020
3.614
37.1 58
1.121.875
125.762
169.218
213.096
47.020
35.571
8.389
N AD
7, 18
1 69
2 66
-
8 1. 840
-
-
1 2. 06 9
1 3. 44 2
21
-
1 0. 98 4
Riau 10,46
87
916
-
141.716
5.620
-
24.955
56.274
1
-
1,00
1
29
-
-
-
-
194
682
-
-
5,78
858
8.202
1
30.576
-
1.968
47.683
1.451
3 1, 8 7
1 .2 24
9 .4 51
1
2 54 .1 32
5. 6 20
1. 9 68
1 09 .0 84
1 06 .9 53
Provinsi B e ng k ul u
R i au Sumatera Barat Sumatera Selatan
2 9, 4 0
Mening-gal 1 36
Lukaluka
Mengungsi
Hilang 39
Mende-rita
Lahan (Ha)
Rumah Rusak Berat 2 4. 29 9
Fisik Rumah Rusak Ringan 3 6. 45 9
Jalan (KM) 2
10
6 4, 9 5
42
-
1 20 .3 12
1 21 .8 18
2 9. 7 23
2 2. 99 2
2 97
4 7. 37 5
4 8. 79 2
146,46
347
984
16
208.988
57.585
7.116
28.001
61.159
5.530
1.119
78,00
63
1.096
137
5.827
24.428
88.660
730
21.714
187
26
Sumatera Utara
217,81
1.245
22.341
170
187.176
9.901
42.308
51.652
9.419
Total
955,63
130.937
40.1 68
37.501
1.734.017
400.634
766.240
348.866
180.867
1.679
1.659
90.387
76.345
Sumber: dibi.bnpb.go.id
Triple A
Provinsi
Sumate ra Barat Sumate ra Selatan Sumate ra Utara T o ta l
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Jalan (KM) -
-
1.650
-
1. 67 2
-
Sumber: dibi.bnpb.go.id
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
INDONESIA - Daerah Rawan Tsunami
INDONESIA - Eksplosivitas Gunung Api
Sumber: UN OCHA, 2008
1.2
Sumber: UN OCHA, 2008
Tsunami 1.3
Definisi tsunami. Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh pergeseran badan air dalam volume yang amat besar, misalnya lautan. Istilah Tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang bisa diartikan sebagai "ombak besar di pelabuhan”. Tsunami sering terjadi di Jepang; Karena besarnya volume air dan energi yang timbul, tsunami dapat menghancurkan wilayah pantai. Korbanya bisa sangat banyak karena gelombang air tersebut lebih cepat dari pada larinya manusia. Gempa bumi, letusan gunung api dan letusan di bawah air lainnya (detonasi senjata nuklir di laut), tanah longsor dan pergerakan besar lainnya, serta gangguan lainnya di atas atau di bawah air, semuanya mempunyai potensi menimbulkan tsunami.
Definisi Letusan Gunung Api. Dalam Letusan Gunung Api, lava, tephra (abu, lapilli, bongkahan batu), dan berbagai gas, dikeluarkan dari rekahan gunung api. Beberapa gunung api bisa mengeluarkan hanya satu tipe karakteristik letusan selama satu periode aktivitas, sementara gunung api lainnya bisa menunjukkan serangkaian tipe letusan. Letusan gunung api timbul melalui tiga mekanisme utama: (1) Lepasnya gas dengan dekompresi yang menyebabkan letusan magma, (2) Kontraksi panas yang menyentuh air dan menyebabkan letusan phreatomagmatic dan (3) Penyemburan partikel selama letusan-letusan asap yang menyebabkan letusan phreatic .
Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada wilayah yang mempunyai potensi tinggi terhadap tsunami. Hal ini disebabkan oleh Sumber : http://tsun.sscc.ru/ona_l.jpg faktor-faktor yang sama yang menyebabkan gempa bumi, yaitu letak geografis Provinsi Bengkulu pada perbatasan lempeng tektonik Australia dan lempeng tektonik Euro-Asia, juga berada pada lingkaran gunung api, dan garis patahan yang disebut ‘Sesar Sumatra’.
Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada wilayah dengan tingkat potensi medium terhadap letusan gunung api. Hal ini disebabkan karena aktifnya Gunung Kaba, yang terletak sekitar 35 km di sebelah utara Kota Bengkulu .
Akan tetapi, database DIBI tidak memberikan catatan historis tentang tsunami di Provinsi Bengkulu. Barangkali alasan utamanya adalah pendeknya rentang waktu dari database tersebut, dan dampaknya yang relatif kecil dari tsunami yang lebih kecil (gempa bumi 12 September 2007 sebenarnya menyebabkan tsunami menengah dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter). Catatan historis lainnya tentang tsunami dari sumber lainnya melaporkan tsunami yang cukup besar di dan dekat Provinsi Bengkulu tahun 1770, 1797, 1818, 1833, 1861, 1883 (Krakatau), 1931 dan 1958. Database DIBI menunjukkan bencana tsunami yang meluluh-lantakkan Pulau Sumatera pada tanggal 26 Desember 2004, yang mengakibatkan dampat terbesar dari semua bencana alam yang terjadi di pulau tersebut.
Dampak Letusan Gunung Api di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Provinsi
Korban Jumlah Kejadian
Mening-gal
Lukaluka
Hilang
Mengungsi
Mende-rita
Lahan (Ha)
Rumah Rusak Berat
Fisik Rumah Rusak Ringan
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
Bengkulu
Jambi Lampung 3 ,8 4
1 28 .7 28
2 .8 30
3 7 .0 63
5 18 .4 50
2 73
5 8. 0 87
1 79 .5 27
33
3 4. 88 4
-
Riau Sumatera Barat SumateraSelatan Sumatera Utara
1,04
130
1.832
24
4.012
-
-
86
14
T o ta l
4 ,8 8
1 28 .8 58
4 .6 62
3 7 .0 87
5 22 .4 62
2 73
5 8. 0 87
1 79 .6 13
47
-
-
3 4. 88 4
-
Sumber: dibi.bnpb.go.id
Triple A
Jumlah Kejadian 1,00
Mening-gal -
Lukaluka
Mengungsi
Hilang -
-
Mende-rita -
-
Lahan (Ha) -
Fisik Rumah Rusak Ringan
Rumah Rusak Berat -
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM) -
-
-
Jambi
Bengkulu
N AD
Sumber : http://iramis.cea.fr/Images/astImg/882_1.jpg
Hanya satu catatan tentang letusan gunung api di Provinsi Bengkulu yang tersedia di database DIBI, yaitu letusan Gunung Kaba pada tanggal 1 September 2000 (VEI = 1) yang tidak menimbulkan dampak. Catatan historis lainnya tentang Gunung Kaba menyebutkan banyak terjadi letusan (dengan VEI = 2) pada tahun 1833, 1834, 1853, 1868, 1873, 1907, 1939, 1952 dan 1958. Untuk seluruh Pulau Sumatra, database DIBI melaporkan 5 letusan gunung api.
Dampak Gempa Bumi dan Tsunami di Pulau Sumatra 1998-2009 Provinsi
Letusan Gunung Api
Lampung
1,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
NAD
1,00
-
-
-
-
-
-
-
3.859
-
-
Riau Sumatera Barat
1,00
-
-
-
23.251
-
-
-
-
-
-
Sumatera Selatan
1,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5,00
-
-
-
23.251
-
-
-
3.859
-
-
Sumatera Utara T otal
Sumber: dibi.bnpb.go.id
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Jumlah Kejadian Angin Puting Beliung di Indonesia
INDONESIA - Kekeringan 1980 - 2001
Sumber: BNPB, 2009
1.4
Angin Puting Beliung
Definisi Angin Puting Beliung. Angin Puting Beliung adalah angin kencang dan berbahaya yang bergerak melingkar hingga menyentuh permukaan bumi dan awan cumulonimbus atau, dalam sedikit kasus, awan cumulus . Yang paling hebat dari semua fenomena atmosfir, angin puting beliung datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, tetapi secara tipikal berbentuk gumpalan corong yang ujungnya menyentuh permukaan bumi dan sering disertai dengan puing-puing dan debu. Kebanyakan angin puting beliung yang berkecepatan antara 64 km/jam sampai 177 km/jam, menerjang beberapa kilometer dan akhirnya menghilang. Yang paling ekstrim dapat mencapai kecepatan di atas 480 km/jam, terbentang lebih dari 1,6 km, dan menyentuk permukaan bumi lebih dari 100 km.
Sumber: UN OCHA, 2008
1.5
Definisi Kekeringan. Kekeringan merupakan kurun waktu yang panjang, bulan atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada umumnya, hal ini terjadi ketika daerah tersebut secara terus-menerus mengalami hujan di bawah rata-rata. Hal ini bisa mengakibatkan dampak substansial terhadap ekosistem dan pertanian dari daerah yang terkena bencana kekeringan. Kekeringan bisa berlangsung selama beberapa tahun, atau walaupun pendek, bencana kekeringan yang hebat bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan dan merugikan ekonomi lokal. Fenomena global ini mempunyai dampak yang meluas terhadap pertanian. Rawan kekeringan adalah kurun waktu kekeringan yang relatif lebih lama dari biasanya, atau kurang dari 50% curah hujan lebih sedikit dari rataSumber : www. Worldproutassembly.org rata dalam kurun waktu tiga bulan. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Provinsi Bengkulu terletak pada lwilayah tepi yang rentan terhadap kekeringan. Menurut peta rawan bencana tersebut, kekeringan terjadi khususnya di bagian selatan Palau Sumatra, dan bagian barat Pulau Jawa. Penyebaran ini ditegaskan dalam database DIBI yang menunjukkan tingkat kekeringan yang tinggi terjadi di Provinsi Lampung. Ada tiga peristiwa bencana kekeringan di Provinsi Bengkulu yang tercatat dalam database DIBI, yaitu masingmasing tahun 2003, 2004 dan 2008. Cukup aneh bahwa dua dari kekeringan tersebut dilaporkan terjadi di Kota Bengkulu, yang mungkin mengidikasikan bahwa kekeringan tersebut lebih terkait dengan pengambilan air tanah yang berlebihan dibandingkan dengan perubahan iklim.
Sumber:http://weathersavvy.com
Di UN-OCHA, belum ada peta rawan bencana tentang ancaman angin puting beliung. Geospatial website di BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari database DIBI, menunjukkan peta kejadian-kejadian angin puting beliung di Indonesia. Dalam peta ini, Pulau Jawa dan bagian selatan Pulau Sumatra kemungkinan terjadinya angin puting beliung relatif lebih tinggi. Untuk Provinsi Bengkulu, belum ada catatan yang tersedia dalam database DIBI. Akan tetapi, semua provinsi tetangga mempunyai catatan tentang kejadian-kejadian angin puting beliung, khususnya Provinsi Lampung. Oleh karena itu, barangkali angin puting beliung juga pernah terjadi di Provinsi Bengkulu, tetapi sejauh ini belum tercatat.
Dampak Angin Topan di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Provinsi
Jumlah Kejadian
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Rumah Rusak Berat
Dampak Kekeringan di Pulau Sumatra 1998-2009
Fisik Rumah Rusak Ringan
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
Korban Provinsi
Bengkulu Jambi
Kekeringan
Jumlah Kejadian
Mende-rita
Lahan (Ha)
Fisik Rumah Rusak Ringan
Rumah Rusak Berat
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
3,0 0 15,00
-
-
-
-
-
8 08 4.136
-
-
-
-
3 3, 00
-
-
-
-
-
1 1. 216
-
-
-
-
-
-
-
-
-
65.282
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.452
-
-
-
-
-
-
-
-
-
373 4.607
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11.907 102.781
-
-
-
-
1
-
-
143
-
274
22
-
10
-
8
-
3 00
2. 350
-
1. 30 9
1. 52 8
-
-
NAD
11,00
1
2
-
1.994
-
-
185
387
-
-
NAD
35,00
Riau
3,00
2
6
-
-
894
-
202
-
-
-
Riau
11,00
Sumatera Barat
12,00
-
4
-
-
396
-
221
335
-
-
Sumatera Selatan
16,00
-
2
-
50
1.105
-
201
1.202
-
-
Sumatera Barat Sumate ra Selatan
4,00 10,00
Sumatera Utara
27,00
-
45
-
1.284
390
25
2.341
868
-
-
10 6, 00
3
68
-
3. 628
5. 278
25
4. 73 3
4. 34 2
-
10
18,00 129,00
Triple A
Mengungsi
Hilang
L am pu ng
-
3 2, 00
Sumber: dibi.bnpb.go.id
Lukaluka
Be ng kulu Jambi
5,00
L am pu ng
T ota l
Mening-gal
Sumatera Utara T otal
Sumber: dibi.bnpb.go.id
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
INDONESIA - Banjir 1985 - 2005
Jumlah Kejadian Tanah Longsor di Indonesia
Sumber: BNPB, 2009
1.7
Sumber: UN OCHA, 2008
1.6 Banjir Definisi Banjir. Banjir adalah luapan air yang berlebihan yang membenamkan daratan. Banjir bisa disebabkan oleh sungai atau danau. Tidak bisa dikatakan banjir bila luapan air tersebut tidak membahayakan areal lahan yang digunakan oleh manusia seperti desa, kota atau areal permukiman. Banjir bisa juga terjadi ketika debit sungai terlalu tinggi dan keluar dari sungai, khususnya pada tikungan atau kelokan sungai dan mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah dan usahausaha di sepanjang sungai tersebut . Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa Pulau Sumatra (termasuk Provinsi Bengkulu) dan Pulau Jawa, mempunyai risiko tinggi terhadap banjir tahunan. Hal ini secara langsung terkait dengan curah hujan yang relatif tinggi di wilayah tersebut.
Tanah Longsor
Definisi Tanah Longsor. Tanah Longsor adalah fenomena geologis yaitu pergerakan tanah, misalnya jatuhnya bebatuan, dalamnya kemiringan dan aliran reruntuhan, yang bisa terjadi di lepas pantai, pinggir pantai dan di daratan. Walaupun penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Secara khusus, faktor-faktor pre-conditional membangun kondisi sub-permukaan khusus yang menyebabkan areal/lereng tersebut menjadiv rawan, sedangkan tanah longsor yang sebenarnya sering membutuhkan pemicu (misalnya hujan lebat atau gempa bumi) sebelum terjadi longsor.
Sumber : http://2.bp.blogspot.com
Belum ada peta rawan bencana tentang tanah longsor yang tersedia di UN-OCHA. Geospatial website pada BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari peta database DIBI, menunjukkan peristiwa-peristiwa tanah longsor di Indonesia. Dalam peta tersebut, sebagian besar peristiwa tanah longsor terjadi di Pulau Jawa. Ada tiga catatan historis tentang bencana tanah longsor di Provinsi Bengkulu yang tersedia di database DIBI, yaitu untuk Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong tahun 1998, 2000 dan2002. secara regional, khususnya Sumatra Barat mempunyai tingkat kejadian tanah longsor yang tinggi.
Sumber:htt p://nimg.sulekha.com
Fakta ini juga dituangkan dalam database DIBI, dimana peristiwa-peristiwa bencana banjir dicatat, atau sekitar 40% dari semua bencana alam yang tercatat untuk Provinsi Bengkulu. Data tersebut menunjukkan tingkat kerusakan fisik yang relatif tinggi, khususnya untuk Kota Bengkulu. Potensi banjir yang cukup tinggi untuk Pulau Sumatra juga dicantumkan dalam prosentase (lebih dari 50%) dari semua peristiwa bencana di Pulau Sumatra. Tingginya potensi banjir bagi Kota Bengkulu juga dituliskan dalam laporan RAN (Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana - RAN-PRB 2010-2012).
Tingginya potensi tanah longsor di Provinsi Bengkulu dinyatakan dalam laporan RAN (Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana - RAN-PRB 2010-2012). Ada enam kabupaten/kota di provinsi tersebut yang diidentifikasi mempunyai risiko tinggi terhadap tanah longsor , dan bahkan ada dua kabupaten yang mempunyai risiko sangat tinggi karena tanahnya yang tidak datar, yaitu Kepahiang dan Bengkulu Utara.
Dampak Banjir di Pulau Sumatra 1998-2009
Dampak Tanah Longsor di Pulau Sumatra 1998-2009
Korban Provinsi B e ng k ul u
Jumlah Kejadian 1 3, 0 0
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha) 3 .2 30
Rumah Rusak Berat 78
Fisik Rumah Rusak Ringan 1 .3 97
Korban
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM) 1
10
Provinsi
14
1
-
16 0
2 .5 00
J a mb i
6 7, 9 9
17
352
10
8 3. 5 10
4 3. 6 50
9 3. 2 35
4 .9 02
3 60
27
3 . 90 0
Jambi
L am pu ng
5 9, 0 0
25
579
2
3 .8 49
6 13
6 6. 3 43
1 .4 04
2 .5 05
-
4 . 92 0
L am pu ng
N AD
9 3, 9 9
50
4 77
62
4 19 .1 20
1 24 .9 81
4 5. 8 39
3 .4 12
5 .7 40
1 03
1 . 08 7
NAD
R i au
4 4, 9 5
40
5. 78 9
-
1 20 .3 12
1 20 .8 53
2 5. 2 71
2 2. 77 4
2 97
4 7. 37 5
1 5. 29 2
Riau
Sumate ra Barat
70,00
38
9
4
36.077
16.305
5.972
1.543
1.183
5.330
917
Sumatera Selatan
47,00
56
1.065
137
5.777
22.321
84.053
309
19.830
187
26
Sumate ra Utara
145,99
208
12.0 63
144
147.897
9.436
28.273
1.412
6.784
29
1.600
Total
541,92
448
20.3 35
359
816.702
340.659
352.216
35.834
38.0 96
53.052
27.752
Sumber: dibi.bnpb.go.id
Triple A
Be ng kulu
Sumate ra Barat Sumatera Selatan
Jumlah Kejadian 3,0 0
Mening-gal 12
Lukaluka
Mengungsi
Hilang -
-
Mende-rita -
-
Lahan (Ha) -
Rumah Rusak Berat 32
Fisik Rumah Rusak Ringan
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM) -
-
-
2,00
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1, 00
23
1 54
-
7 00
-
-
28
8
-
-
8,00
12
1
1
767
400
-
114
65
-
-
1,00
-
-
-
-
71
-
16
-
-
-
27,00
196
43
12
3.440
-
560
188
32
150
100
2,00
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumatera Utara
10,00
42
15
1
3.153
75
60
67
2
0
-
T ot al
6 4, 00
299
2 13
14
8. 060
5 46
6 20
44 5
10 7
15 0
10 0
Sumber: dibi.bnpb.go.id
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Jumlah Kejadian Abrasi di Indonesia
INDONESIA - Kebakaran Hutan 1995 - 2005
Sumber: BNPB, 2009
1.8
Abrasi dan Rob
Definisi abrasi. Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit pasir oleh gerakan gelombang, air pasang, arus ombak, atau pengaliran air. Ombak, yang ditimbulkan oleh badai, angin atau mesin motor yang bergerak cepat, menyebabkan erosi pantai, yang bisa dalam bentuk hilangnya endapan dan bebatuan dalam kurun waktu yang lama, atau redistribusi endapan pantai yang hanya sementara; erosi di satu lokasi bisa mengakibatkan penimbunan didekatnya.
Sumber: UN OCHA, 2008
1.9
Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan adalah kebakaran yang tidak terkendali yang terjadi di daerah pedalaman atau hutan belantara. Kebakaran Hutan berbeda dengan kebakarankebakaran lainnya berdasarkan luasannya, kecepatannya dimana bisa menyebar luas jauh dari sumbernya, dan kemampuannya untuk berubah arah secara tak terduga dan melompat melewati jalan, sungai dan fire breaks (sebidang tanah yang dibersihkan untuk mencegah meluasnya kebakaran). Kebaran hutan yang menyebar dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan besar, baik harta benda maupun kehidupan manusia, tetapi kebakaran tersebut juga mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kawasan hutan belantara. Beberapa spesies tanaman menggantungkan pada dampak dari kebakaran untuk tumbuh dan reproduksi, Sumber : http://www.rssgmbh.de namun sebagian besar kebakaran hutan mempunyai dampak negative terhadap ekologi. Peta rawan bencana dari UN-OCHA menunjukkan bahwa risiko kebakaran hutan di Pulau Sumatra juga berpengaruh terhadap Provinsi Bengkulu. Menurut peta rawan bencana tersebut, kebakaran hutan terutama terpusat di ProvinsiRiau, Jambi dan Sumatra Selatan. Kawasan lain di Indonesia yang terancam kebakaran hutan adalah Pulau Kalimantan.
Belum ada peta rawan bencana tentang abrasi dan rob yang tersedia di UN-OCHA. Geospatial website pada BNPB (geospatial.bnbp.go.id), yang didasarkan pada informasi dari peta database DIBI, menunjukkan Sumber: http://sahabatsiswa.files.wordpress.com peristiwa-peristiwa abrasi dan rob di Indonesia. Dalam peta tersebut, pantai selatan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa mempunyai potensi yang relatif tinggi terhadap abrasi dan gelombang pasang. Untuk Provinsi Bengkulu hanya ada satu catatan historis tentang abrasi dan gelombang pasang yang ada pada database DIBI, yaitu kejadian di Seluma tahun 2007 yang menghancurkan 35 rumah. Untuk seluruh Pulau Sumatra, database DIBI melaporkan 20 kasus Abrasi dan Rob. Laporan-laporan dari surat khabar menyatakan adanya bahaya abrasi di sepanjang pantai, khususnya untuk Kabupaten Seluma, dimana izin eksploitasi pasir telah dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten tersebut.
Ancaman bencana ini juga ditegaskan dalam database DIBI, yang menunjukkan tingginya tingkat kejadian kebakaran hutan untuk Provinsi Jambi dan Riau. Tidak ada catatan historis tentang kebakaran hutan yang tersedia untuk Provinsi Bengkulu.
Dampak Gelombang Pasang / Abrasi di Pulau Sumatra 1998-2009
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Sumatra 1998-2009
Korban Jumlah Kejadian 1, 00
1
-
-
-
-
-
Rumah Rusak Berat 14
L am pu ng
4, 00
1
-
-
-
-
-
10 5
NAD
5,00
1
-
-
31
108
-
49
8,00
1
3
-
4.504
675
-
924
Provinsi B engk ulu
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Fisik Rumah Rusak Ringan 21 11 7
Korban
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
Provinsi
1
-
-
-
L am pu ng
-
0
-
NAD
945
0
-
Jambi
Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara T ota l
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Fisik Rumah Rusak Ringan
Rumah Rusak Berat
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
13,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.320
2,0 0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 .800
Ra iu
5,00
-
5.189
-
-
-
-
-
-
-
33.500
S u ma te ra B a ra t
1 ,0 0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Sumatera Selatan 2,00
-
-
-
-
-
-
10
300
2 0, 00
4
3
-
4. 535
7 83
-
1. 10 2
1. 38 3
-
-
S u ma te ra U t ar a
1
-
T otal
Sumber: dibi.bnpb.go.id
Triple A
Mening-gal
Bengkulu Jambi
Riau
Jumlah Kejadian
1 ,0 0
-
-
-
-
-
-
-
-
22,00
-
5.189
-
-
-
-
-
-
-
59
-
40.681
Sumber: dibi.bnpb.go.id
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
2
Provinsi Bengkulu
Identifikasi Tipe Bencana Alam yang Relevan
Tabel 2.4: Peringkat Bencana Alam Menurut Dampak di Pulau Sumatra 1998-2009
Identifikasi dari tipe ancaman bencana alam yang relevan untuk Provinsi Bengkulu mulai dari penilaian untuk masing-masing tipe dari indicator-indicator sebagai berikut: peristiwa-peristiwa historis, dampak-dampak non-fisik, dan kerusakan fisik. Penilaian ini dilakukan di tingkat provinsi (Provinsi Bengkulu), di tingkat regional (Pulau Sumatra), dan di tingkat nasional (seluruh Indonesia). Kemudian, penilaian dari masing-masing tipe dari bencana alam tersebut saling diperbandingkan dan diperingkatkan. Tipe bencana alam, yang paling sering terjadi, yang mengakibatkan jumlah korban yang paling tinggi, dan yang menyebabkan kerusakan paling dahsyat diperingkatkan terlebih dahulu. Tabel 2.1 dan 2.2 menyajikan jumlah kejadian sebenarnya, korban dan kerusakan untuk masing-masing tipe bencana alam di masing-masing provinsi dan tingkat regional berdasarkan DIBI-data.
Korban Jumlah Kejadian
Bencana GempaBumi
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Fisik Rumah Rusak Ringan
Rumah Rusak Berat
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
5 10
2 1
2 4
5 1
3 2
3 7
5 4
2 1
1 8
Letusan Gunung Api Angin Topan
9 3
8 7
9 7
6 6
5 8
8 4
8 7
8 5
5 4
7 7
6 5
Kekeringan Banjir
2
8
9
6
9
8
3
8
9
7
6
9
1 6
3 5
1 5
2 3
1 4
1 2
1 2
3 4
2 3
1 4
2 3
1 3
Gelombang Pasang/ Abrasi
4 8
4 6
6 8
4 6
6 7
6 5
6 8
7 6
7 6
5 6
4 6
5 7
Kebakaran Hutan &Lahan
7
8
3
6
9
8
8
8
9
7
1
8
GempaBumi &Tsunami
Banjir &Tanah Longsor Tanah Longsor
3 2
Peringkat Keseluruhan Pulau Sumatra 6 2 6 4 10 6
Tabel 2.1: Dampak Semua Bencana Alam di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Korban Bencana
Jumlah Kejadian
Mening-gal
Lukaluka
Tabel 2.5 Peringkat Bencana Alam Indonesia Berdasar Peta Bencana OCHA
Fisik Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Rumah Rusak Berat
Lahan (Ha)
Rumah Rusak Ringan
Gempa Bumi
7
109
38
-
-
-
-
24.175
Gempa Bumi & Tsunami
0
Letusan Gunung Api
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
35.041
No
-
-
Ben cana
1 2
Gem pa Bumi Banjir
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Angin Topan
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Le tus an Gun un g A pi
Kekeringan
3
-
-
-
-
-
808
-
-
-
-
13
14
1
-
160
2.500
3.230
1.397
1
10
4 5
Tsunami G el om ba ng P as an g / A br as i
Banjir & Tanah Longsor
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tanah Longsor
3
12
-
-
-
-
-
32
-
Gelombang Pasang / Abrasi
1
1
-
-
-
-
-
14
21
6 7
Kekeringan Angin Topan
8 9
K eb ak ar an H ut an & L ah an Ta nah Longso r
Banjir
Kebakaran Hutan & Lahan Total
0
-
-
-
-
-
-
29
136
39
-
160
2.500
4.038
78
-
24.299
-
-
1
-
-
-
36.459
-
2 10 Sumber: dibi.bnpb.go.id
3
Tabel 2.2: Dampak Semua Bencana Alam di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Bencana
Jumlah Kejadian
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Rumah Rusak Berat
Lahan (Ha)
Rumah Rusak Ringan
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
31,87
1.224
9.451
1
254.132
5.620
1.968
109.084
4,88
128.858
4.662
37.087
522.462
273
58.087
179.613
5
-
-
-
23.251
-
-
-
Angin Topan
106
3
68
-
3.628
5.278
Kekeringan
129
-
-
-
-
-
541,92
448
20.335
359
816.702
340.659
352.216
35.834
38.096
53.052
27.752
30,96
101
247
40
101.247
47.475
250.543
18.055
26.080
627
7.802
Tanah Longsor
64
299
213
14
8.060
546
620
445
107
150
100
Gelombang Pasang / Abrasi
20
4
3
-
4.535
783
-
1.102
1.383
1
-
22 9 56
1 30 .9 37
5.189 4 0 .1 68
3 7 .5 01
1 .73 4. 017
40 0. 634
76 6. 24 0
3 48. 86 6
-
-
Gempa Bumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api
Banjir Banjir & Tanah Longsor
Kebakaran Hutan & Lahan T ot al
25 102.781
106.953
1.672
47
34.884
-
3.859
-
-
4.733
4.342
-
10
-
-
-
-
1 80 .86 7
40.681 9 0. 38 7 7 6. 345 Sumber: dibi.bnpb.go.id
Tabel 2.3 dan2.4 menyajikan peringkat tipe bencana alam berdasarkan jumlah actual di masing-masing provinsi dan tingkat regional. Tabel 2.3: Peringkat Bencana Alam Menurut Dampak di Provinsi Bengkulu 1998-2009
GempaBumi &Tsunami
2 8
1 5
1 3
1 1
2 2
2 2
3 3
1 5
1 4
3 3
Peringkat Keseluruhan Provinsi Bengkulu 2 2 2 8
Korban Bencana GempaBumi
Jumlah Kejadian
Mening-gal
Lukaluka
Mengungsi
Hilang
Mende-rita
Lahan (Ha)
Fisik Rumah Rusak Ringan
Rumah Rusak Berat
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM)
Letusan Gunung Api
5
5
3
1
2
2
3
5
4
3
2
6
Angin Topan
8
5
3
1
2
2
3
5
4
3
2
8
Kekeringan Banjir
3
5
3
1
2
2
2
5
4
3
2
5
1 5
2 5
2 3
1 1
1 2
1 2
1 3
2 5
2 4
1 3
1 2
1 6
Gelombang Pasang/ Abrasi
3 5
3 4
3 3
1 1
2 2
2 2
3 3
3 4
4 3
3 1
2 2
3 4
Kebakaran Hutan &Lahan
8
5
3
1
2
2
3
5
4
3
2
8
Banjir &Tanah Longsor Tanah Longsor
Triple A
Konfirmasi Tipe Bencana Alam yang Relevan
Untuk konfirmasi dari tipe bencana alam yang paling relevan, peringkatnya disempurnakan dengan menerapkan faktor-faktor bobot: Relevansi yang paling tinggi dihubungkan dengan penilaian bencana alam di tingkat provinsi (faktor bobot 50%), diikuti dengan tingkat regional (faktor bobot 30%), dan tingkat nasional(20%). Tabel 3.1 menyajikan daftar akhir dari tipe bencana alam yang relevan dengan menggunakan f aktor-faktor bobot tersebut.
Fisik
Tabel 3.1 Peringkat Akhir Bencana Alam Provinsi Bengkulu Peringkat Provinsi Bengkulu
Peringkat Pulau Sumatra
50% 2
30% 2
Tsunami
8
Letusan Gunung Api Angin Topan
6 8
Bencana Bobot Gempa Bumi
Peringkat Peta-peta UN-OCHA
Peringkat Keseluruhan
4
20% 1 4
5
10 6
3 5
7 8
2
Kekeringan Banjir
5 1
9 1
6 2
6 1
Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi
3 4
5 7
8
3 4
Kebakaran Hutan & Lahan
8
8
8 7
9
Sesuai dengan lokakarya konsultatif pada tanggal 12 November 2009 yang dipimpin oleh Kepala Bappeda dan dihadiri oleh perwakilan dari DPRD Provinsi Bengkulu dan sejumlah Tim Kerja Multi-Stakeholder, telah disepakati untuk menggunakan daftar tipe bencana alam di atas berdasarkan data yang tersedia dari BNPB dan UN-OCHA, dan referensi dari sumber lainnya.
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Peringkat Bencana Alam di P ulau Sumatera
Peringkat Bencana Alam di Provinsi Bengkulu
Ranking Bencana
Ranking Bencana 6
6
Gempa Bumi Tsunami Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Longsor Gelombang & Abrasi Kebakaran Hutan
Gempa Bumi Tsunami Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Longsor Gelombang & Abrasi Kebakaran Hutan
Peringkat Bencana Alam Menurut Provinsi di Pulau Sumatra 1998-2009
Peringkat Bencana Alam Menurut Kabupaten di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Kabupaten
Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa Bumi
Letusan Gunung Api
Angin Topan
Kekeringan
Banjir dan Tanah Longsor
Banjir
Tanah Longsor
GelomKebak-aran bang Hutan & Pasang / Lahan Abrasi 5 5
Kota Bengkulu
2
5
5
5
3
1
4
5
Bengkulu Selatan
2
5
5
5
4
1
5
2
5
5
Bengkulu Utara
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
Provinsi
Gempa Bumi Dan Tsunami
Gempa Bumi
Letusan Gunung Api
Angin Topan
Kekeringan
Banjir dan Tanah Longsor
Banjir
Tanah Longsor
Gelom- Kebak-aran bang Hutan & Pasang / Lahan Abrasi 4 8 8 4
Bengkulu Jambi
2 6
8 8
6 8
8 3
5 5
1 1
6 2
3 6
Lampung NAD
9 4
9 2
8 9
2 5
6 7
1 1
3 3
4 5
5 8
Riau
6
6
6
2
4
1
6
5
6
3
7
6
7
1
4
3
5
9
8
8
7 10
Kaur
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Kepahiang
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Lebong
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Muko Muko
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Sumatera Barat
2
10
Rejang Lebong
4
5
3
5
5
1
5
2
5
5
Sumatera Selatan
3
8
7
2
4
1
4
4
Seluma
3
4
4
4
4
1
4
4
2
4
Sumatera Utara
2
5
10
3
7
1
6
4
8
9
Total
2
6
6
6
5
1
6
4
3
6
T otal
2
4
10
6
9
1
3
5
7
8
Triple A
IDENTIFIKASI BENCANA ALAM
BAGIAN C. PETA RISIKO BENCANA
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Modified Mercalli Intensity (MMI)
1. GEMPA BUMI
Skala
Intensitas Bahaya Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah akibat dari lepasnya energi secara tiba-tiba dalam kerak bumi yang menimbulkan gelombang seismik. Gempa Bumi dicatat dengan seismograf. Besarnya gelombang (yang paling sering menggunakan Skala Richter ) dari suatu Gempa Bumi secara konvensional dilaporkan. Intensitas atau getarannya diukur dengan skala MMI ( Modified Mercalli Intensity ).
I. I nstrumental
Modified Mercalli Intensity (MMI)
II. Lemah
III. Enteng
IX
S a n g a t T i n g g i
VIII
IV. Sedang
T i n g g i
VII
Tabel 1.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Gempa Bumi No. 1.1
1.2
1.3
Parameter Bahaya Gempa Bumi Formasi geologi J ar ak k e p at ah an g eo lo gi s S ei sm is it i ( sk al a be sa r) Kerentanan Gempa Bumi Kerentanan Sos ial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk K er en ta na n E ko no mi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fis ik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan Lingkungan Kapasitas Gempa Bumi Kapasitas Sosia l-ekonomi In de k P em ba ng un an Ma nu si a Indeks Pemberdayaan Gender K es ada ra n Ma sya rak at Kesiapsiagaan Pemerintah Pus at Pem erintah Provins i Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk T en ag a m ed is /p en du du k Kapasitas Fisik Sistem Peringatan Dini Tsuna P er le ng ka pa n k es el am at an Elec tric ity c overage J ar ak k e j al an a sp al Jarak ke fasili tas umum Jarak ke fasil itas kesehatan
Triple – A
Bobot 30% 3 0% 40 %
S e d a n g
Sumber ESDM
K ode 1.2
ESDM E SD M E SD M
1.2 1 .2 1. 2
R e n d a h
PoDes
2.2 2.2
N i h i l
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2 .5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
V. Agak Kuat
VI
V 45% x x 1 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 45% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 0% 40% 50% 20% 30 % 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 2 5% 30% 0% 2 0% 20% 2 0% 20% 20%
B PS BPS P oD es
2 .3 2.3 4. 5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes P oDes P oD es
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2 .3
PoDes P oD es PoDes B ak os ur ta na l Bakosurtanal Bakosurtanal
3.2 3 .2 3.3 3 .2 2.3 2.3
IV
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Gempa Bumi No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T inggi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
-
(0,0%)
-
(0,0%)
77.165
(63,1%)
45.038
(36,9%)
-
(0,0%)
0,4000
0,5799
0,8000
2 R ejang Lebong 3 Bengkulu Utara
-
(0,0%) (0,0%)
82.492 -
(53,2%) (0,0%)
43.829 262.723
(28,3%) (57,8%)
28.785 191.817
(18,6%) (42,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2000 0,4000
0,4134 0,5776
0,8000 0,8000
4 Kaur 5 Sel uma
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
143.117 135.706
(56,2%) (55,2%)
111.328 110.302
(43,8%) (44,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4000 0,4000
0,5969 0,5930
0,8000 0,8000
6 Muko Muko
-
(0,0%)
-
(0,0%)
193.247
(47,0%)
218.014
(53,0%)
-
(0,0%)
0,4000
0,6172
0,8000
7 Lebong 8 Kepahiang
-
(0,0%) (0,0%)
12.884 4.919
(7,8%) (7,1%)
83.563 27.151
(50,5%) (39,2%)
68.864 37.127
(41,7%) (53,7%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2748 0,2851
0,6007 0,6316
0,8000 0,8000
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
71.840 -
(63,3%) (0,0%)
41.652 15.447
(36,7%) (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4000 0,7687
0,5533 0,7999
0,8000 0,8000
-
(0,0%)
100.294
(5,0%)
1.038.341
(51,7%)
868.374
(43,3%)
-
(0,0%)
0,3929
0,5964
0,8000
Provinsi
Terasa oleh sedikit sekali orang terutama yang ada di gedung tinggi. Terasa oleh sedikit orang, khususnya yang berada di gedung tinggi. Mobil parkir sedikit bergetar, getaran seperti akibat truk yang lewat, sebagian besar orang tidak dapat merasakan Pada siang hari akan terasa oleh banyak orang dalam ruangan, diluar ruangan hanya sedikit yang bi sa merasakan. Pada malam hari sebagian orang bisa terbangun. Piring, jendela, pintu, dindi ng mengeluarkan bunyi retakan, lampu gantung bergoyang. Dirasakan hampir oleh semua orang, pada malam hari sebagian besar orang tidur akan terbangun, barang‐barang diatas meja terjatuh, plesteran tembok retak, barang‐barang yang tidak stabil akan roboh, pandulum jam dinding akan berhenti.
Dirasakan oleh semua orang, banyak orang ketakutan/panik, berhamburan keluar ruangan, banyak perabotan yang berat VI. Kuat bergerser, plesteran dinding retak dan terkelupas, cerobong asap pabrik rusak Setiap orang berhamburan keluar ruangan, kerusakan terjadi pada bangunan yang desain konstruksinya jelek, kerusakan sedikit sampai sedang terjadi pada VII. Sangat Kuat bangunan dengan desain konstruksi biasa. Bangunan dengan konstruksi yang baik tidak mengalami kerusakan yang berarti. Kerusakan luas pada bangunan dengan desain yang jelek, kerusakan berarti pada bangunan dengan desain biasa dan sedikit kerusakan pada bangunan dengan desain VIII. Merusak yang baik. Dinding panel akan pecah dan lepas dari framenya, cerobong asap pabrik runtuh, perabotan yang berat akan terguling, pengendara mobil terganggu. Kerusakan berarti pada bangungan dengan desain konstruksi yang baik, pipa pipa IX. Menghancurkan bawah tanah putus, timbul retakan pada tanah. Sejumlah bangunan kayu dengan desain yang baik rusak, sebagian besar bangunan tembok rusak termasuk fondasinya. Retakan pada tanah akan semakin banyak, tanah X. Musibah longsor pada tebing tebing sungai dan bukit, air sungai akan melimpas di atas tanggul.
Maximum
1 Bengkulu Selatan
9 Bengkulu Tengah 10 Kota Bengkulu
Dampak Sangat jarang /hampir tidak ada orang dapat merasakan. Tercatat pada alat seismograf
Sumber: Analisis Triple-A
XI. Musibah Besar
XII. Malapetaka
Sangat sedikit bangunan tembok yang masih berdiri, Jembatan putus, Rekahan pada tanah sangat banyak/luas, jaringan pipa bawah tanah hancur dan tidak berfungsi, rel kereta api bengkok dan bergeser. Kerusakan total, gerakan gempa terlihat bergelombang diatas tanah, benda benda berterbangan keudara.
RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Gempa Bumi
Distribusi Kapasitas Bencana Gempa Bumi Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Gempa Bumi Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Gempa Bumi Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
1 21 .11 6 156. 15 4
(99,0%) (99,1%)
1.147 1.019
(0,9%) (0,6%)
38 350
(0,0%) (0,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0060 0,0063
0,4755 0,5096
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 25 8 253.999
(99,7%) (99,7%)
1.278 501
(0,3%) (0,2%)
207 127
(0,0%) (0,0%)
21 18
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0036 0,0026
0,6549 0,7231
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.709 410.578
(99,4%) (99,8%)
1.420 532
(0,6%) (0,1%)
152 153
(0,1%) (0,0%)
6 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0047 0,0038
0,6332 0,5971
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
164.728
(99,7%)
567
(0,3%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0021
0,3973
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.933 1 12 .60 7
(99,2%) (99,2%)
283 894
(0,4%) (0,8%)
302 31
(0,4%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0070 0,0053
0,5230 0,4478
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.762
(87,8%)
1.525
(9,7%)
395
(2,5%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0544
0,5031
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.999.845
(99,5%)
9.166
(0,5%)
1.755
(0,1%)
45
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0096
0,5465
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
10 Kota Bengkulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Risiko Bencana Gempa Bumi Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Gempa Bumi No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
1 15 .60 6 146. 32 3
(95,0%) (94,9%)
4.972 6.758
(4,1%) (4,4%)
1.162 1.084
(1,0%) (0,7%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0127 0,0127
0,0281 0,0276
0,5544 0,5604
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
435. 76 7 246.528
(96,0%) (97,2%)
17.330 6.357
(3,8%) (2,5%)
810 621
(0,2%) (0,2%)
28
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0127 0,0127
0,0233 0,0209
0,5842 0,6402
5 Seluma 6 Muko Muk o
233.920 388.698
(95,5%) (94,6%)
9.546 21.631
(3,9%) (5,3%)
1.572 681
(0,6%) (0,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0127 0,0127
0,0259 0,0258
0,5944 0,5504
7 Lebong
161.643
(98,2%)
2.384
(1,4%)
558
(0,3%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0127
0,0180
0,5255
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
64.948 1 07 .66 8
(94,1%) (94,9%)
3.473 5.019
(5,0%) (4,4%)
581 758
(0,8%) (0,7%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0127 0,0127
0,0302 0,0262
0,5725 0,5051
10.529
(72,6%)
2.188
(15,1%)
1.781
(12,3%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0127
0,1063
0,5201
1.911.631
(95,5%)
79.659
(4,0%)
9.607
(0,5%)
28
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0127
0,0332
0,5607
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Gempa Bumi 1 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Skala Intensitas Tsunami 2001
2. TSUNAMI
Skala I. Tidakterasa
Bencana Tsunami
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan oleh pergeseran badan air dalam volume yang amat besar, misalnya lautan. Istilah Tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang bisa diartikan sebagai "ombak besar di pelabuhan”. Tsunami sering terjadi di Jepang; Karena besarnya volume air dan energi yang timbul, tsunami dapat menghancurkan wilayah pantai. Korbanya bisa sangat banyak karena gelombang air tersebut lebih cepat dari pada larinya manusia. Gempa bumi, letusan gunung api dan letusan di bawah air lainnya (detonasi senjata nuklir di laut), tanah longsor dan pergerakan besar lainnya, serta gangguan lainnya di atas atau di bawah air, semuanya mempunyai potensi menimbulkan tsunami.
Skala Intensitas Tsunami 2001
Tabel 2.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Tsunami No. 2.1
Parameter
Bobot
Sumber
Kode 1.2
MCRMP
1.2
STRM Bakosurtanal
1.1 1.1
Bahaya Tsunami Jarak ke zona tumbukan
2.2
Elevasi Penggunaan lahan Kerentanan Tsunami
2.3
Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilit as Umum Kerapat an jalan Terminal/st asiun K erentanan L n i gkunga n Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Tsunami K apas it as Sos ial -ek on om i Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Si stem Per ing atan Di ni T sunami Perlengkapan keselamat an Electricit y coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak ke fasilitas umum Ja ra k k e f as il it as kese ha tan
Triple – A
IX
S a n g a t T i n g g i
VIII
T i n g g i
VII S e d a n g
a. Banyak orang ketakutan dan berlarian ke dataran yang lebih tinggi. b. Banyak kapal kecil yang rusak. Beberapakapal besar terombang-ambing secarakasar. Benda-bendadengan berbagai ukuran jungkirbalik dan hanyut. Lapisan pasirdan VII. Merusak(4 m) tumpukan kerikil tertinggal di belakang. Beberapa rakit/getek tersapu bersih. c. Banyak barang-barang dari kayu yang rusak. Kerusakan padatingkat 1dan airbah padabeberapa bangunan dari batu. a. Semuaorang lari ke datarang yang lebih tinggi, sebagian yang lain tersapu bersih. b. Banyak kapal kecil yang rusak, adajuga yang tersapu. Beberapakapal besar bergerak ke pantai ataubertabrakan satu samal ain. Benda-bendayang besarhanyut menimbulkan erosi dan sampah di pantai. Timbul genangan VIII. MerusakBerat(6 yang luas. Kerusakan kecil padahutan pengendali tsunami. m) Banyak rakit/getek tersapu bersih, sebagian rusak. c. Banyak barang-barang dari kayu yang tersapu. Kerusakan tingkat 2pada bangunan-bangunan dari batu. Banyak bangunan-bangunan dari beton jugarusak, beberapa kerusakan tingkat 1dan terjadi airbah.
VI 40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 100% 75% 4 0% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 25% 15% 15% 15% 15% 1 5%
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal B akosurtanal B ak osur ta nal
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2. 3
R e n d a h
V N i h i l
IV
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Tsunami No
Kabupaten 1 B en gk ulu Se a l t an
Nihil
Rendah
Sedang
T inggi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
15 .17 4
(12,5%)
89.049
(73,6%)
16.762
(13,9%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0001
0,3314
0,9959
1 37 .985 2 56 .617
(88,5%) (56,7%)
18.017 196.188
(11,5%) (43,3%)
3
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0001
0,0000 0,3237
0,0000 1,2415
2.376 16.699
(0,9%) (6,8%)
247.233 208.763
(97,7%) (85,4%)
3.474 18.976
(1,4%) (7,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0001 0,0001
0,4055 0,5091
1,1307 1,0024
6 Muko Muko
338.791
(82,6%)
70.466
(17,2%)
666
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0001
0,3619
0,9980
7 Lebong 8 Kepahiang
163.435 9.284
(99,9%) (13,5%)
109 59.475
(0,1%) (86,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
20 .09 3 1.183
(17,7%) (8,2%)
93.368 13.214
(82,3%) (91,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0001 0,0001
0,3446 0,5078
1,0698 1,1829
961.638
(48,1%)
995.881
(49,9%)
39.881
(2,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0001
0,2784
0,7621
2 R ejang Lebo ng 3 B en gkulu U tara 4 Kaur 5 Sel uma
9 B en gk ulu Ten ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Dampak
a. Dirasakan oleh beberapaorang di dal am kapal kecil. Tidak tampak di pantai. II. Nyaris terasa b. Tidak berakibat apa-apa. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh banyak orang di dalam kapal kecil. Terlihat oleh beberapaorang di pantai. III. Lemah b. Tidak berakibat apa-apa. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh semuaorang yang menaiki kapal kecil dan oleh beberapaorang di kapal besar. Terlihat oleh banyak IV. Terlihat orang di pantai. kebanyakan orang b. Beberapakapal kecil bergerak sediki t ke arah pantai. c. Tidak menimbulkan kerusakan. a. Dirasakan oleh semuaorang di dalam kapal besardan terlihat oleh semuaorang di pantai. Beberapaorang ketakutan dan berlari ke dataran yang lebih tinggi. b. Banyak kapal kecil bergerak cepat ke arah pantai, (tinggi V. Kuat beberapadari mereka bertabrakan satu samalai n atau gelombang1 meter) jungkir-balik. Jejak lapisan pasi rtertinggal di belakang pada dataran. c. Air bah padafasilitas luarruang (seperti kebun-kebun) yang dekat dengan strukturpantai. a. Banyak orang ketahuktan dan berlarian ke dataran yang lebih tinggi. VI. MerusakRingan (2 b. Banyak kapal-kapal kecil bergerak dengan kasarke arah m) pantai, bertabrakan dengan yanglain, atau jungkirbal ik.
Sumber: Analisis Triple-A
a. Banyak orang tersapu. b. Banyak kapal kecil yang rusak atau tersapu. Banyak kapal besarbergerak kasarke arah pantai, beberaparusak. Erosi dan sampah meluas di pantai. Penyurutan tanah/daratan IX. Menghancurkan (8 setempat. Kerusakan sebagian padahutan pengendali tsunami. Banyak rakit/getek yang tersapu bersih, sebagian m) rusak. c. Kerusakan tingkat 3padabangunan-bangunan dari batu, beberapabangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 2. a. Panik. Banyak orang terhanyut. b. Banyak kapal besarbergerak kasarke arah pantai, beberapadi antaranyarusak atau menabrak bangunan. Batubatu kecil dari dasarlaut naik ke daratan. Mobil-mobil X. Sangat jungkirbal ik dan hanyut. Minyak tumpah, api menyerang. Menghancurkan (12 Penyurutan tanah meluas. m) c. Kerusakan tingkat 4padabanyak bangunan-bangunan dari batu, beberapabangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 3. Tanggul-tanggul runtuh, pemecah air jugarusak. b. Jalurkehidup an terputus. Kebakaran meluas. Airkembali menyapu mobil-mobil dan benda-benda lain ke laut. Batubatu besardari dasar laut naik ke daratan. XI. Musibah (16m) c. Kerusakan tingkat 5padabangunan-bangunan dari batu. Beberapabangunan dari betok mengalami kerusakan tingkat 4, dan banyak yang mengalami kerusakan tingkat 3. c. Praktis semuabangunan-bangunan dari batu runtuh. XII. Malapetaka(32m) Banyak bangunan-bangunan dari beton mengalami kerusakan tingkat 3. (a) pengaruh padamanusia (b) pengaruh padabenda-benda termasuk kapal (c) keruskan padabangunan
PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Tsunami
Kapasitas Bencana Tsunami Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
0.25
0.0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Tsunami Ka bupa te n
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
Nihil
Renda h
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Tsunami S edang
T ing gi
Sa ngga t Tinggi
Minimum
Rata-r ata
Maximum
No
Ka bupa ten
Nihi l
Re ndah
S edang
T ing gi
Sanggat Ti nggi
Mini mum
Rata -ra ta
Maximum
1 B en en gk gk ul u S el at an an 2 R ejang Le bong
1 21 .0 .08 6 155. 58 4
(99,0%) (99,0%)
1.122 1.515
(0,9%) (1,0%)
62 103
(0,1%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0315 0, 0380
0,4434 0,5221
1 Be Bengkulu Selata n 2 R ejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
25.821 74.024
(21,2%) (47,5%)
62.159 81.709
(51,0%) (52,5%)
33.782 -
(27,7%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3246 0,2884
0,4 98 1 0,3 85 1
0, 675 4 0, 583 6
3 B eng kulu U ta tara 4 Kaur
453. 12 6 253. 80 0
(99,7%) (99,7%)
1.375 583
(0,3%) (0,2%)
131 62
(0,0%) (0,0%)
1 1
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0230 0, 0327
0,6169 0,6905
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.727 39.721
(11,4%) (15,7%)
299.445 202.279
(66,0%) (79,8%)
102.694 11.610
(22,6%) (4,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2893 0,3017
0,5 15 7 0,4 67 4
0, 731 6 0, 673 0
5 Sel um a 6 Mu Muko Muk o
244. 49 6 410. 60 1
(99,4%) (99,8%)
1.503 558
(0,6%) (0,1%)
76 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0269 0, 0309
0,5517 0,5274
5 Sel um a 6 Muko Muk o
-
(0,0%) (0,0%)
136.230 -
(55,6%) (0,0%)
64.493 124.062
(26,3%) (30,2%)
44.358 287.022
(18,1%) (69,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3160 0,5644
0,4 54 2 0,6 34 6
0, 700 5 0, 735 4
7 Lebong
165. 03 6
(99,7%)
406
(0,2%)
162
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0495
0,4305
7 Leb on g
-
(0,0%)
1.396
(0,8%)
163.222
(99,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,3015
0,4 87 7
0, 577 5
8 Ke Kepa hia ng 9 B en en gk gk ul u T en ga h
68. 74 1 1 12 .5 .58 2
(99,2%) (99,2%)
461 914
(0,7%) (0,8%)
129 7
(0,2%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0353 0, 0132
0,5202 0,4279
8 Kepahia ng 9 Be Bengkulu Ten ga h
-
(0,0%) (0,0%)
282 -
(0,4%) (0,0%)
68.721 98.609
(99,6%) (86,9%)
14.845
(0,0%) (13,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3801 0,4514
0,5 08 7 0,5 53 2
0, 582 5 0, 746 7
13. 63 2
(88,2%)
1.815
(11,7%)
9
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0510
0,4301
-
(0,0%)
-
(0,0%)
616
(4,2%)
13.924
(95,8%)
-
(0,0%)
0,5158
0,6 56 4
0, 791 2
1 .998. 685
(99,4%)
10.251
(0,5%)
867
(0,0%)
2
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0332
0,5161
-
(0,0%)
329.200
(16,4%)
1.165.313
(58,2%)
508.235
(25,4%)
-
(0,0%)
0,3733
0,5 16 1
0, 679 7
1 0 Ko Kota Be ng kulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A A
1 0 Kota Bengkulu Pro vinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Risiko Distribution of Tsunami Disasters Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Tsunami No
Ka bupa te n
Nihil
Renda h
1 B en en gk gk ul u S el at an an 2 R ejang Le bong
1 21 .6 .60 3 (99,5%) 156. 79 8 (100,0%)
3 B eng kulu U ta tara 4 Kaur
451. 82 8 253. 85 7
5 Sel um a 6 Mu Muko Muk o
S edang
T ing gi
Sa ngga t Tinggi
Minimum
Rata-r ata
Maximum
605 -
(0,5%) (0,0%)
2 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0096 0, 0000
0, 1444 0, 0000
0,4542 0,0000
(99,4%) (99,7%)
2.727 739
(0,6%) (0,3%)
32 54
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0096 0, 0096
0, 1037 0, 1398
0,5145 0,5495
236. 76 7 409. 11 7
(96,2%) (99,5%)
9.361 2.221
(3,8%) (0,5%)
88 18
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0096 0, 0096
0, 1469 0, 1074
0,4717 0,4343
7 Lebong
165. 29 5
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0000
0,0000
8 Ke Kepa hia ng 9 B en en gk gk ul u T en ga h
69. 18 9 (100,0%) 1 12 .2 .26 0 (98,9%)
1.231
(0,0%) (1,1%)
5
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0096
0, 0000 0, 1140
0,0000 0,4817
1 0 Ko Kota Be ng kulu Provinsi
13. 28 7
(84,2%)
2.420
(15,3%)
81
(0,5%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0096
0, 1084
0,4880
1 .990. 001
(99,0%)
19.303
(1,0%)
280
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0067
0, 0865
0,3394
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Tsunami 2 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
3.1
3. LETUSAN GUNUNG API Bahaya Letusan Gunung Api
Dalam Letusan Gunung Api, lava, tephra (abu, lapilli, bongkahan batu), dan berbagai gas, dikeluarkan dari rekahan gunung api. Beberapa gunung api bisa mengeluarkan hanya satu tipe karakteristik letusan selama satu periode aktivitas, sementara gunung api lainnya bisa menunjukkan serangkaian tipe letusan. Letusan gunung api timbul melalui tiga mekanisme utama: (1) Lepasnya gas dengan dekompresi yang menyebabkan letusan magma, (2) Kontraksi panas yang menyentuh air dan menyebabkan letusan phreatomagmatic letusan phreatomagmatic dan dan (3) Penyemburan partikel selama letusan-letusan asap yang menyebabkan letusan phreatic letusan phreatic .
Indeks Bahaya
Par ameter
3 .1
Bahay a Let usan Gunu ng Api
3.2
Peta Ka Kawas an Rawan Be ncana Kete rs edia an ce k/s abo da m Kerentanan Letusan Gunung Api
3.3
K er entanan S osi al Kepa datan pe nduduk Kepe kaan penduduk Ra sio kem is ki nan Ra sio bali ta Ra sio ibu h amil Ra sio ora ng c acat Ra sio lans ia K er entanan E ko nomi Pang an Per k ebunan Pete rna kan Kehu tanan Per ik anan Per muk im an K er entanan F i sik Rumah Per manen Rumah Per manen Rumah Per manen F asi lit as Umu m Ker apat an ja lan T er minal /st asi un K er entanan L ingk unga n Hutan A lam Hutan L ahan Ke ri ng Mangr ov e Rawa Kapasitas Letusan Gunung Api K ap apas it as Sos ia l-ek on on om i Indek Pe Pe mbangun an Ma Manus ia Indek s Pembe rday aan G ender Kes adar an Mas yar ak at K esi apsi agaan Pem eri ntah P usat Pem eri ntah P ro vins i Pem eri ntah De Dea rah Swas ta Mas yar ak at Dok ter /Pendud uk T enaga medis /pend uduk K apas itas F isi k Si stem Per ing at atan Di ni Ts unami Per le ngk apan k ese lamat an El ectr ic it y c over age Ja rak k e j alan a spal Ja rak k e f as il itas umum Ja ra ra k k e f as as il it as ke kese ha ta tan
Triple – A A
Bo b o t
40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 100% 80% 50% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%
Sumb er
K o de 1.2
ESDM ESDM
1. 2 1. 2
Po De s BPS BPS BPS BPS BPS
2. 2 2. 2 2. 2 2. 2 2. 3 2. 3 2. 2
Lands at Lands at Lands at Lands at Lands at Lands at
2. 5 2. 5 2. 5 2. 5 2. 5 2. 5
Po De s Po De s Po De s Ba ko Ba ko Ba ko
3. 1 3. 1 3. 1 3. 2 3. 2 3. 2
Lands at Lands at Lands at Lands at
1. 5 1. 5 1. 5 1. 5
BPS BPS Po De s
2. 3 2. 3 4. 5
Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s
4. 2 4. 2 4. 2 4. 2 4. 2 2. 3 2. 3
Po De s Po De s Po De s B ak osurtanal B ak osurtanal B ak ak os osu rtrt an anal
3. 2 3. 2 3. 3 3. 2 2. 3 2. 3
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
Tabel 3.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Letusan No .
Bahaya Letusan Gunung Api
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Letusan Gunung Berapi No
Kabupaten
Ni hil
Renda h
Se dang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Ra ta-ra ta
Ma ximum
1 B en en gk gk ul u Se la ta n
1 22 .2 .2 09
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,00 00
0,0000
0,0 000
2 R ejang Lebo ng 3 B en gkulu U ta tara
1 56 .698 4 54 .535
(96,8%) (100,0%)
1.555 -
(1,0%) (0,0%)
1.028 -
(0,6%) (0,0%)
2.611 -
(1,6%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,00 00 0,00 00
0,0281 0,0000
0,9 954 0,0 000
4 K au r 5 S el um a
2 54 .446 (100,0%) 2 45 .997 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,00 00 0,00 00
0,0000 0,0000
0,0 000 0,0 000
6 Mu Muko Muk o
4 11 .263
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,00 00
0,0000
0,0 000
7 L eb on g 8 Ke Kep ahiang
1 65 .295 69 .159
(100,0%) (97,8%)
892
(0,0%) (1,3%)
142
(0,0%) (0,2%)
516
(0,0%) (0,7%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,00 00 0,00 00
0,0000 0,0179
0,0 000 0,7 454
1 13 .4 .4 96 15 .448
(100,0%) (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,00 00 0,00 00
0,0000 0,0000
0,0 000 0,0 000
2.0 08 .546
(99,7%)
2.447
(0,1%)
1.170
(0,1%)
3.126
(0,2%)
-
(0,0%)
0,00 00
0,0046
0,1 741
9 B en en gk gk ul u T en ga h 1 0 Ko Kot a Bengkulu P ro vinsi
Source: Triple-A Sumber: Analysis Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Letusan Gunung Api
Kapasitas Bencana Letusan Gunung Api Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Letusan Gunung Berapi Nihil
Renda h
S edang
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Letusan Gunung Berapi T ing gi
Sa ngga t Tinggi
Minimum
Rata-r ata
Maximum
No
Ka bupa ten
Nihi l
Re ndah
S edang
T ing gi
1 21 .1 .17 4 154. 57 1
(99,0%) (97,2%)
1.180 4.364
(1,0%) (2,7%)
82 129
(0,1%) (0,1%)
1
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0465 0, 0572
0,5073 0,6041
1 Be Bengkulu Selata n 2 R ejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U ta tara 4 Kaur
453. 22 2 253. 84 5
(99,6%) (99,7%)
1.632 592
(0,4%) (0,2%)
226 93
(0,0%) (0,0%)
1 1
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0354 0, 0520
0,6762 0,7465
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Sel um a 6 Mu Muko Muk o
244. 46 3 410. 60 0
(99,4%) (99,8%)
1.468 559
(0,6%) (0,1%)
122 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0399 0, 0488
0,5949 0,5588
5 Sel um a 6 Muko Muk o
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
164. 85 8
(99,3%)
761
(0,5%)
342
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0790
0,4826
7 Leb on g
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Ke Kepa hia ng 9 B en en gk gk ul u T en ga h
66. 59 5 1 12 .5 .53 3
(94,8%) (99,1%)
3.486 986
(5,0%) (0,9%)
195 23
(0,3%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0000 0, 0000
0, 0509 0, 0181
0,5898 0,4840
8 Kepahia ng 9 Be Bengkulu Ten ga h
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13. 40 3
(86,7%)
1.945
(12,6%)
113
(0,7%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0580
0,5286
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1 .995. 266
(99,1%)
16.974
(0,8%)
1.450
(0,1%)
3
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0000
0, 0486
0,5773
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en en gk gk ul u S el at an an 2 R ejang Le bong
1 0 Ko Kota Be ng kulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Ka bupa te n
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
1 0 Kota Bengkulu Pro vinsi
Sanggat Ti nggi
Mini mum
Rata -ra ta
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4 91 6 0,4 18 1
0, 660 7 0, 631 1
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5 27 5 0,4 55 3
0, 718 4 0, 655 5
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4 67 1 0,6 52 4
0, 683 7 0, 719 3
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5 25 4
0, 635 4
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5 48 7 0,5 84 5
0, 643 3 0, 725 2
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6 56 8
0, 779 5
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5 32 8
0, 685 2
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Risiko Bencana Letusan Gunung Api Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Letusan Gunung Berapi No
Ka bupa te n
Nihil
Renda h
S edang
T ing gi
Sa ngga t Tinggi
Minimum
Rata-r ata
Maximum
1 B en en gk gk ul u S el at an an 2 R ejang Le bong
1 21 .7 .76 3 (100,0%) 151. 51 7 (97,3%)
4.215
(0,0%) (2,7%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0061 0, 0061
0, 0069 0, 0203
0,0152 0,3509
3 B eng kulu U ta tara 4 Kaur
453. 86 6 (100,0%) 253. 60 9 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0061 0, 0061
0, 0070 0, 0075
0,0161 0,0169
5 Sel um a 6 Mu Muko Muk o
245. 08 2 411. 08 4
(100,0%) (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0061 0, 0061
0, 0070 0, 0075
0,0152 0,0152
7 Lebong
164. 61 7
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0061
0, 0082
0,0142
8 Ke Kepa hia ng 9 B en en gk gk ul u T en ga h
68. 30 1 (99,0%) 1 13 .4 .45 5 (100,0%)
702 -
(1,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0, 0061 0, 0061
0, 0157 0, 0063
0,3252 0,0142
1 0 Ko Kota Be ng kulu Provinsi
14. 54 0
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0061
0, 0074
0,0152
1 .997. 832
(99,8%)
4.917
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0, 0061
0, 0094
0,0798
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A A
VEI
D es es cr cr ip ip tio n
Pl um um e H ei eig ht
0
non- expl osi ve g entle expl osi ve s ever e
< 10 0 m 1 00-1 000 m 1- 5 k m 3- 15 k m
c at atac lys mic p aro xys mal col oss al s uper -c oloss al meg aa-c ol olos sa sal
10- 25 25 km km >25 k m >25 k m >25 k m >25 k m
1 2 3 4 5 6 7 8
Eje ct ct a Vo lu lu me me
C la la ss ss if ic ic at at io io n
1000s m3 10,000s m3 1,000,000 s m3 10,000,00 0s m 3
Hawaii an Haw/Str ombo lian Str om/V ulc ania n Vul cani an
G lo lo ba ba l F re re qu qu en enc y dai ly dai ly week ly y ear ly
Ex am am pl pl e
100,000,0 00 00s m 3 1 km 3 10s k m3 100s k m3 1,000s km 3
Vul c/P lin ian Pl ini an Pl in/Ul tra- P lini an Ultr a- Pl inia n Ultr aa- Pl inia n
10' s of ye year s Gal un unggu ng ng, 18 188 2 50' s of year s Gunu ng Ag ung, 19 63 100 's o f year s Kr aka tau, 1883 100 0' 0's of yea rs Ta mb mbor a, 1815 10, 00 000's of year s To ba ba, 73,00 0 BP
Kaba 2 000 Kaba 1 956,1952 Mera pi 196 1, 1931 Mera pi 187 2
Occurrences in last 10,000 years* many many 3477* 8 68 278 84 39 5 (+2 suspected) 0
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Letusan Gunung Api 3
3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu Skala Kerusakan Topan Fujita
4. ANGIN PUTING BELIUNG
Skala
Distribusi Bencana Angin Puting Beliung
Angin Puting Beliung adalah angin kencang dan berbahaya yang bergerak melingkar hingga menyentuh permukaan bumi dan awan cumulonimbus atau, dalam sedikit kasus, awan cumulus . Yang paling hebat dari semua fenomena atmosfir, angin puting beliung datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, tetapi secara tipikal berbentuk gumpalan corong yang ujungnya menyentuh permukaan bumi dan sering disertai dengan puing-puing dan debu. Kebanyakan angin puting beliung yang berkecepatan antara 64 km/jam sampai 177 km/jam, menerjang beberapa kilometer dan akhirnya menghilang. Yang paling ekstrim dapat mencapai kecepatan di atas 480 km/jam, terbentang lebih dari 1,6 km, dan menyentuk permukaan bumi lebih dari 100 km.
Indeks Bahaya
No.
Parameter
4 .1
Ba hay a A ngin B eli un g ( Topa n) Kelembaban
4.2
Kerentanan Angin Beliung
4.3
Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukim an Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilit as Umum Kerapat an jalan Terminal/st asiun Kerentanan Lingkungan Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Angin Beliung K ap as it as Sos ial -ek on om i Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Dini Ts unami Perlengkapan keselamat an Electricit y coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak k e fas liitas umum Ja rak ke f as il it as ke se ha tan
Triple – A
Bobot
45% x x 100% 100% 100% 100% 100% 10% 25% 100% 30% 100% 0% 30% 40% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 5% 100% 80% 100% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%
Sumber BM KG BMKG
Kode 1. 4 1.4
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal B akosurtanal B ak osur tan al
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2. 3
F0
< 73
F1
73-112
F2
113-157
F3
158-206
F4
207-260
F5
261-318
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
Tabel 4.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Angin Putting
Kecepatan Angin (MPH)
S e d a n g
0.50
R e n d a h
TIPE KERUSAKAN Kerusakan ringan. Beberapa kerusakan pada cerobong asap; dahan pohon patah ; pohonpohon berakardangkal terdorong; papanpapan penunjuk rusak. Kerusakan sedang. Atap rumah berhamburan; rumah semi-permanen bergeser; ---Kerusakan yang signifikan. atap rumah kayu rusak; rumah semi-permanen roboh; mobil terbalik; pohon besartercabut; misil ringan terpicu; mobil terangkat dari permukaan tanah. Kerusakan berat. Atap dan dinding rumah permanen roboh; kereta api terbalik; sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar terangkat dan terlempar dari permukaan tanah. Kerusakan hebat. Rumah permanen terangkat; bangunan dengan pondasi semi-permanen terlempar;misil besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan. Kerusakan sangat hebat. Rumah dengan kerangka yang baik pondasinya terangkat dan tersapu; Misil berukuran besar beterbangan di udara hingga 100 meter; pohon beterbangan; fenomena luar biasa lain akan muncul.
0.25
N i h i l
0.0
dan seluruh Negara Indonesia
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Angin Putting Beliung No
Kabupaten 1 Bengkulu Selatan
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
65
(0,1%)
63.870
(52,7%)
57.308
(47,3%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,1939
0,3944
0,5582
2 Rejang Lebong 3 Bengkulu Utara
5.205
(0,0%) (1,1%)
141.497 247.649
(91,6%) (54,5%)
12.951 201.185
(8,4%) (44,3%)
98
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2108 0,1431
0,3547 0,3891
0,5133 0,6481
4 Kaur 5 Seluma
5.577 6.653
(2,3%) (2,7%)
187.514 161.706
(76,5%) (65,9%)
52.130 76.412
(21,3%) (31,1%)
773
(0,0%) (0,3%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1583 0,1354
0,3431 0,3674
0,5077 0,6665
23.241
(5,1%)
339.588
(74,8%)
90.956
(20,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,1555
0,3593
0,5629
53 2.249
(0,0%) (3,3%)
86.098 64.711
(52,3%) (94,2%)
78.567 1.761
(47,7%) (2,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1975 0,1807
0,3982 0,3387
0,5745 0,4822
29 2.837
(0,0%) (19,2%)
72.230 11.648
(63,7%) (79,0%)
41.215 263
(36,3%) (1,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1968 0,1658
0,3859 0,3068
0,5666 0,5327
45.909
(2,3%)
1.376.511
(67,6%)
612.746
(30,1%)
871
(0,0%)
-
(0,0%)
0,1738
0,3638
0,5613
6 Muko Muko 7 Lebong 8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Angin Putting Beliung
Kapasitas Bencana Angin Puting Beliung Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Angin Putting Beliung Nihil
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Angin Putting Beliung
Rendah
Sedang
1 21 .33 7 156. 29 3
(99,0%) (99,1%)
978 662
(0,8%) (0,4%)
206 707
(0,2%) (0,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0387 0,0641
0,4653 0,5229
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 25 6 253.998
(99,7%) (99,7%)
1.246 499
(0,3%) (0,2%)
240 134
(0,1%) (0,1%)
20 13
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0275 0,0317
0,6488 0,7190
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.742 410.597
(99,4%) (99,8%)
1.394 531
(0,6%) (0,1%)
178 154
(0,1%) (0,0%)
6 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0309 0,0345
0,6275 0,5890
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
165.059
(99,7%)
400
(0,2%)
167
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0492
0,4528
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.864 1 12 .61 4
(99,2%) (99,2%)
148 887
(0,2%) (0,8%)
437 38
(0,6%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0731 0,0199
0,5689 0,4470
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.743
(87,8%)
1.686
(10,8%)
225
(1,4%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0558
0,4886
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
2.000.503
(99,5%)
8.431
(0,4%)
2.486
(0,1%)
39
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0425
0,5530
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
10 Kota Bengkulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
No
Kabupaten
10 Kota Bengkulu Provinsi
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Risiko Bencana Angin Puting Beliung Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Angin Putting Beliung No
Kabupaten 1 B en gkulu Se a l t an 2 Rejang Lebong
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
63 .26 7 20.652
(52,0%) (13,3%)
57.788 133.376
(47,5%) (86,2%)
554 692
(0,5%) (0,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0107 0,0107
0,1820 0,2182
0,4664 0,4974
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
334. 32 2 160.409
(73,8%) (65,6%)
118.501 84.022
(26,2%) (34,3%)
184 271
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0107 0,0107
0,1599 0,1628
0,5616 0,5330
5 Seluma 6 Muko Muk o
171.750 402.679
(70,1%) (98,1%)
72.947 7.901
(29,8%) (1,9%)
404 28
(0,2%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0107 0,0107
0,1662 0,1549
0,5600 0,4578
54.932
(32,2%)
115.163
(67,6%)
287
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0107
0,1910
0,4533
20.208 1 08 .05 9
(29,4%) (95,2%)
48.383 5.348
(70,4%) (4,7%)
151 41
(0,2%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0107 0,0107
0,1903 0,1241
0,4591 0,4130
12.065
(83,6%)
2.359
(16,4%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0107
0,1024
0,3725
1.348.343
(67,5%)
645.788
(32,3%)
2.611
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0107
0,1652
0,4774
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Angin Puting Beliung 4
3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
5.1
5. KEKERINGAN Distribusi Bahaya Kekeringan
Kekeringan merupakan kurun waktu yang panjang, bulan atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada umumnya, hal ini terjadi ketika daerah tersebut secara terus-menerus mengalami hujan di bawah rata-rata. Hal ini bisa mengakibatkan dampak substansial terhadap ekosistem dan pertanian dari daerah yang terkena bencana kekeringan. Kekeringan bisa berlangsung selama beberapa tahun, atau walaupun pendek, bencana kekeringan yang hebat bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan dan merugikan ekonomi lokal. Fenomena global ini mempunyai dampak yang meluas terhadap pertanian.
Indeks Bahaya Kekeringan
Tabel 5.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Kekeringan No.
Parameter
Bobot
Sumber
Kode
50% 50% -
BMKG BMKG ESDM
1.4 1.4 2.3 1.5 1.3
5.2
Kekeringan Met eorologis SPI (Curah Hujan) Antropogenis Kanopi DAS Kerentanan Kekerin gan
40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 30% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 0% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 30% 100% 80% 50% 0%
5.3
Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukim an Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapat an jalan Terminal/st asiun K erentanan L n i gkunga n Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Kekeringan
5.1
Bahaya Kekeringan
K apa sit as Sos ial -ek onom i Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Dini Tsunami Perlengkapan keselamat an Electricit y coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak ke fas liitas umum Ja ra k k e f as il it as keseha ta n
Triple – A
40 % 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20 %
Balai 7
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal B ak osur tan al
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2. 3
1.0
S a n g a t T i n g g i
Bahaya Kekeringan
klasifikasi kekeringan yang terjadi secara alamiah dan atau ulah manusia, sebagai berikut: 1) Kekeringan Alamiah Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan. Tabel 5.2: Berbagai Indikator Kekeringan
0.75
T i n g g i
Definisi
Sangat Kering
Amat Sangat Kering
-1,5 sd -2
< -2
Kering Meteorologis
SPI (Indikator Standar Curah Hujan)
S e d a n g
-1 sd -1,5 Hidrologis
0.50
Periode ulang debit sungai
5 - 2 5 t a hu n
2 5 - 50 ta hu n
> 50 ta hu n
Pertanian K on dis i d au n
R e n d a h
2 5% ke ri ng
5 0% ke ri ng
1 00 % k eri ng
Kehutanan
0.25
Keetch Byram Drough Index (KBDI)
0 – 999
1000 – 1499
≥
1500
Sosial Ketersediaan air (L/orang/hari)
N i h i l
30 - 60
10 - 30
< 10
Antropogenik Penutupan tajuk per DAS (%)
0.0
40%
50%
20%
40%
< 20%
Sumber: PENGENALAN KARAKTERISTIK BENCANA DAN UPAYA MITIGASINYA DI INDONESIA Edisi II
Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah.
Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi di mana pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. 2). Kekeringan Antropogenik. Kekeringan yang disebabkan karena ketidaktaatan pada aturan terjadi karena: Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/ penggunaan air. Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber ‐sumber air akibat perbuatan manusia.
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Kekeringan No
Kabupaten 1 B en gk ulu Se a l t an
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
15 .17 4
(12,5%)
89.049
(73,6%)
16.762
(13,9%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,1618
0,3232
0,4883
1 37 .98 5 2 56 .61 7
(88,5%) (56,7%)
18.017 196.188
(11,5%) (43,3%)
3
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1154 0,0343
0,1781 0,2084
0,2793 0,5030
2.376 16.699
(0,9%) (6,8%)
247.233 208.763
(97,7%) (85,4%)
3.474 18.976
(1,4%) (7,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1462 0,1457
0,3048 0,3079
0,5412 0,5115
6 Muko Muko
338.791
(82,6%)
70.466
(17,2%)
666
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0711
0,1797
0,5037
7 Lebong 8 Kepahiang
163.435 9.284
(99,9%) (13,5%)
109 59.475
(0,1%) (86,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0370 0,1809
0,1303 0,2520
0,2130 0,3153
20 .09 3 1.183
(17,7%) (8,2%)
93.368 13.214
(82,3%) (91,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1339 0,1528
0,2725 0,2766
0,3856 0,3936
961.638
(48,1%)
995.881
(49,9%)
39.881
(2,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,1179
0,2433
0,4134
2 R eja ng Lebo ng 3 B en gkulu U tara 4 Kaur 5 Seluma
9 B en gk ulu Ten ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Karena keterbatasan ketersediaan data, parameter kekeringan yang digunakan untuk Peta Bahaya Kekeringan Provinsi Bengkulu adalah kekeringan meteorologis dan PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Kekeringan
Kapasitas Bencana Kekeringan Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Kekeringan Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Kekeringan Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
91 .47 8 115. 80 5
(74,8%) (72,8%)
30.735 43.105
(25,1%) (27,1%)
11 104
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0887 0,1020
0,4862 0,5221
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
346. 34 1 150.551
(76,2%) (59,2%)
108.224 103.885
(23,8%) (40,8%)
34 19
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0806 0,1307
0,5144 0,5537
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
182.482 272.715
(74,2%) (66,3%)
63.445 138.524
(25,8%) (33,7%)
82 30
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0870 0,1145
0,4821 0,4187
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
66.879
(40,5%)
98.259
(59,4%)
162
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,1936
0,5369
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
63.762 1 06 .57 7
(91,1%) (93,9%)
6.167 6.919
(8,8%) (6,1%)
73 7
(0,1%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0546 0,0264
0,4978 0,4174
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.470
(87,2%)
1.960
(12,7%)
22
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0518
0,4771
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.410.060
(70,1%)
601.223
(29,9%)
545
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0930
0,4906
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gkulu Se a l t an 2 R ejang Le bong
7 Lebong
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Risiko Bencana Kekeringan Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Kekeringan No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gkulu Se a l t an 2 R ejang Le bong
84 .46 0 110. 53 5
(69,6%) (71,2%)
35.311 44.610
(29,1%) (28,8%)
1.660 -
(1,4%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0092 0,0092
0,1965 0,1844
0,4834 0,3808
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
336. 48 4 132.046
(74,3%) (52,3%)
116.104 116.647
(25,7%) (46,2%)
5 3.950
(0,0%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0092 0,0092
0,1419 0,2225
0,4023 0,4391
5 Seluma 6 Muko Muk o
174.738 262.289
(71,5%) (64,0%)
58.241 147.565
(23,8%) (36,0%)
11.519 -
(4,7%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0092 0,0092
0,1831 0,1512
0,4926 0,3125
58.847
(36,1%)
104.381
(63,9%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0092
0,1996
0,3345
61.928 1 04 .79 0
(90,3%) (92,4%)
6.673 8.654
(9,7%) (7,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0092 0,0092
0,1504 0,0982
0,3924 0,3861
11.341
(79,3%)
2.964
(20,7%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0092
0,0931
0,3740
1.337.458
(67,0%)
641.151
(32,1%)
17.134
(0,9%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0092
0,1621
0,3998
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Kekeringan 5 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
6. BANJIR Distribusi Bencana Banjir
Banjir adalah luapan air yang berlebihan yang membenamkan daratan. Banjir bisa disebabkan oleh sungai atau danau. Tidak bisa dikatakan banjir bila luapan air tersebut tidak membahayakan areal lahan yang digunakan oleh manusia seperti desa, kota atau areal permukiman. Banjir bisa juga terjadi ketika debit sungai terlalu tinggi dan keluar dari sungai, khususnya pada tikungan atau kelokan sungai dan mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah dan usaha-usaha di sepanjang sungai tersebut. Peta rawan bencana dari UNOCHA menunjukkan bahwa Pulau Sumatra (termasuk Provinsi Bengkulu) dan Pulau Jawa, mempunyai risiko tinggi terhadap banjir tahunan. Hal ini secara langsung terkait dengan curah hujan yang relatif tinggi di wilayah tersebut.
Indeks Bahaya
Parameter
6.1
Bahaya Banjir
6.2
Curah Hujan Koefisien Runoff Infiltrasi (jenis tanah) Kanopi Elevasi DAS Kerentanan Banjir
6.3
Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilit as Umum Kerapat an jalan Terminal/stasiun Kerentanan L ingk unga n Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Banjir K apas it as Sos ial -ek onom i Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Dini Tsunami Perlengkapan keselamat an Electricit y coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak ke fasilitas umum Ja rak ke f as il it as keseha ta n
Triple – A
Bobot
Sumber
Kode
-
Balai 7 Bakosurtanal ESDM
1.4 1.1 1.2 1.5 1.1 1.3
40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 0% 0% 40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%
STRM Balai 7
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal B akosurtanal B ak osur ta nal
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2. 3
0.75
T i n g g i
Tabel 6.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Banjir No.
1.0
S a n g a t T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Banjir No
Sedang
T inggi
1 B en gk ul u Se la ta n
1 21 .0 48
(98,5%)
-
(0,0%)
959
(0,8%)
846
(0,7%)
-
(0,0%)
0,4392
0,5974
0,9030
2 R ejang Lebo ng 3 B en gkulu U tara
Kabupaten
1 56 .594 4 47 .190
(99,9%) (98,4%)
204 -
(0,1%) (0,0%)
2.146
(0,0%) (0,5%)
4.959
(0,0%) (1,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3347 0,4516
0,3355 0,6562
0,3363 0,9904
4 Kaur 5 Sel uma
253.348 219.947
(99,4%) (94,3%)
-
(0,0%) (0,0%)
857 481
(0,3%) (0,2%)
648 12.764
(0,3%) (5,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4473 0,4677
0,6047 0,7838
0,9466 0,9987
6 Muko Muko
383.860
(94,1%)
-
(0,0%)
1.076
(0,3%)
22.921
(5,6%)
-
(0,0%)
0,4213
0,7220
0,9869
7 Lebong 8 Kepahiang
160.722 68.938
(97,2%) (99,6%)
4.573 251
(2,8%) (0,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3358 0,3565
0,3732 0,3597
0,3961 0,3609
1 13 .2 71 12.805
(97,7%) (86,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
8 40
(0,0%) (0,3%)
2.628 2.029
(2,3%) (13,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,5837 0,5851
0,7293 0,7966
0,9199 0,9829
1.937.725
(97,1%)
5.028
(0,3%)
5.567
(0,3%)
46.794
(2,3%)
-
(0,0%)
0,4423
0,5958
0,7821
9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Nihil
Rendah
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Banjir
Kapasitas Bencana Banjir Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Banjir Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Banjir Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
1 21 .05 6 155. 58 4
(99,0%) (99,0%)
1.179 1.515
(1,0%) (1,0%)
5 103
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0312 0,0380
0,4434 0,5221
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 12 6 253.800
(99,7%) (99,7%)
1.375 583
(0,3%) (0,2%)
131 62
(0,0%) (0,0%)
1 1
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0227 0,0327
0,6169 0,6905
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.494 410.601
(99,4%) (99,8%)
1.509 558
(0,6%) (0,1%)
70 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0262 0,0309
0,5517 0,5274
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
165.036
(99,7%)
406
(0,2%)
162
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0495
0,4305
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.741 1 12 .58 2
(99,2%) (99,2%)
461 914
(0,7%) (0,8%)
129 7
(0,2%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0353 0,0130
0,5202 0,4279
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.632
(88,2%)
1.815
(11,7%)
9
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0492
0,4301
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.998.653
(99,4%)
10.314
(0,5%)
803
(0,0%)
2
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0329
0,5161
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
10 Kota Bengkulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Bencana Banjir Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Banjir No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
1 21 .37 2 156. 65 0
(99,3%) (99,9%)
823 148
(0,7%) (0,1%)
24 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0517 0,1709
0,2106 0,2152
0,4679 0,3336
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 18 6 253.718
(99,7%) (99,7%)
1.324 776
(0,3%) (0,3%)
24 13
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0121 0,0121
0,1526 0,2043
0,5158 0,5196
5 Seluma 6 Muko Muk o
240.435 407.955
(97,6%) (99,2%)
5.802 3.415
(2,4%) (0,8%)
96 19
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0121 0,0121
0,1751 0,1430
0,5304 0,4754
7 Lebong
163.285
(98,8%)
2.010
(1,2%)
2
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0121
0,1983
0,4147
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
69.157 (100,0%) 1 12 .89 5 (99,3%)
32 705
(0,0%) (0,6%)
42
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,1632 0,0824
0,1771 0,1718
0,3141 0,4358
10 Kota Bengkulu Provinsi
14.857
(94,7%)
773
(4,9%)
51
(0,3%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0121
0,1098
0,4936
1.993.509
(99,2%)
15.807
(0,8%)
271
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0541
0,1758
0,4501
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Banjir 6 3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
7. TANAH LONGSOR Distribusi Bahaya Tanah Longsor
Tanah Longsor adalah fenomena geologis yaitu pergerakan tanah, misalnya jatuhnya bebatuan, dalamnya kemiringan dan aliran reruntuhan, yang bisa terjadi di lepas pantai, pinggir pantai dan di daratan. Walaupun penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Secara khusus, faktor-faktor pre-conditional membangun kondisi sub-permukaan khusus yang menyebabkan areal/lereng tersebut menjadiv rawan, sedangkan tanah longsor yang sebenarnya sering membutuhkan pemicu (misalnya hujan lebat atau gempa bumi) sebelum ter jadi longsor.
Indeks Bahaya
Tabel 7.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Tanah Longsor No.
Parameter
7.1
Bahaya Longsor Tanah 80% 50% 30% 20% 20% 90% 10%
7.2
Kondisi Kemiringan Geologi Penggunaan lahan Faktor pemicu longsor Intensit as hujan Sesmisit i Kerentanan Longsor Tanah
40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 30% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 100% 80% 50% 0%
7.3
Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilit as Umum Kerapat an jalan Terminal/st asiun K erentanan L ingk unga n Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Longsor Tanah K apa sit as So sia l-ek ono mi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Dini Ts unami Perle ngkapan keselamat an Electricit y coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak k e fasilitas umum Ja rak ke f as il it as keseh at an
Triple – A
Bobot
40% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 20%
Sumber
1.1 1.2 1.1
Balai 7 ESDM
1.4 1.2
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal B akosurtanal B ak osu rt ana l
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2 .3
0.75
T i n g g i
Kode
STRM ESDM Bakosurtanal
1.0
S a n g a t T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Longsor No
Kabupaten 1 B en gkul u Se a l t an
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
51 .91 2
(43,1%)
57.242
(47,5%)
11.410
(9,5%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0323
0,2381
0,8026
2 Rejang Lebong 3 B eng kulu U tara
49.959 252.045
(32,6%) (56,0%)
92.977 164.879
(60,6%) (36,6%)
10.170 32.121
(6,6%) (7,1%)
305 862
(0,2%) (0,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0332 0,0321
0,2502 0,2162
0,9621 0,9982
4 Kaur 5 Seluma
58.080 103.833
(23,5%) (42,3%)
158.307 118.372
(64,0%) (48,2%)
30.928 22.983
(12,5%) (9,4%)
158
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0434 0,0266
0,2790 0,2354
0,8241 0,9215
6 Muko Muko
200.176
(48,7%)
178.452
(43,4%)
32.241
(7,8%)
365
(0,1%)
-
(0,0%)
0,0223
0,2232
0,9434
16.794 20.378
(10,0%) (29,7%)
97.598 45.889
(58,3%) (66,8%)
50.572 2.400
(30,2%) (3,5%)
2.382 6
(1,4%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0365 0,0456
0,3474 0,2443
0,9360 0,6440
54 .60 9 13.432
(48,2%) (98,0%)
54.475 277
(48,1%) (2,0%)
4.065 -
(3,6%) (0,0%)
35 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0363 0,0316
0,2229 0,1099
0,9720 0,2818
821.218
(41,3%)
968.468
(48,6%)
196.890
(9,9%)
4.113
(0,2%)
-
(0,0%)
0,0340
0,2367
0,8286
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gkul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentana n Bencana Tanah Longsor
Kapasitas Bencana Tanah Longsor Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Longsor Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Longsor Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
1 21 .05 6 155. 58 4
(99,0%) (99,0%)
1.179 1.515
(1,0%) (1,0%)
5 103
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0399 0,0471
0,4434 0,5221
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 12 6 253.800
(99,7%) (99,7%)
1.375 583
(0,3%) (0,2%)
131 62
(0,0%) (0,0%)
1 1
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0320 0,0486
0,6169 0,6905
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.494 410.601
(99,4%) (99,8%)
1.509 558
(0,6%) (0,1%)
70 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0359 0,0443
0,5517 0,5274
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
165.036
(99,7%)
406
(0,2%)
162
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0724
0,4305
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.741 1 12 .58 2
(99,2%) (99,2%)
461 914
(0,7%) (0,8%)
129 7
(0,2%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0364 0,0150
0,5202 0,4279
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.632
(88,2%)
1.815
(11,7%)
9
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0492
0,4301
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.998.653
(99,4%)
10.314
(0,5%)
803
(0,0%)
2
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0421
0,5161
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
10 Kota Bengkulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kapasitas Risiko Bencana Tanah Longsor Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Longsor No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gkulu Se a l t an 2 R ejang Le bong
89 .68 7 111. 21 3
(74,2%) (72,8%)
31.134 41.607
(25,8%) (27,2%)
1 8
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0086 0,0086
0,1440 0,1657
0,4112 0,4176
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
337. 37 8 146.517
(76,0%) (60,0%)
106.682 97.836
(24,0%) (40,0%)
6 15
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0086 0,0086
0,1226 0,1622
0,4388 0,4769
5 Seluma 6 Muko Muk o
180.069 289.484
(73,7%) (70,8%)
64.315 119.332
(26,3%) (29,2%)
6 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0086 0,0086
0,1347 0,1310
0,4320 0,3204
60.419
(36,8%)
103.958
(63,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0086
0,2018
0,3865
61.959 1 05 .50 0
(90,3%) (93,3%)
6.685 7.521
(9,7%) (6,7%)
1 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0086 0,0086
0,1282 0,0791
0,4050 0,3537
12.057
(88,3%)
1.594
(11,7%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0086
0,0699
0,2912
1.394.283
(70,6%)
580.664
(29,4%)
37
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0086
0,1339
0,3933
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Tanah Longsor 7
3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
8. ABRASI DAN ROB Distribution Bencana Abrasi dan Rob
Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit pasir oleh gerakan gelombang, air pasang, arus ombak, atau pengaliran air. Ombak, yang ditimbulkan oleh badai, angin atau mesin motor yang bergerak cepat, menyebabkan erosi pantai, yang bisa dalam bentuk hilangnya endapan dan bebatuan dalam kurun waktu yang lama, atau redistribusi endapan pantai yang hanya sementara; erosi di satu lokasi bisa mengakibatkan penimbunan didekatnya.
Indeks Bahaya
Parameter Bahaya Abrasi dan Rob Pasang dan Surut Arus laut
8.2
Kerentanan Abrasi dan Rob Kerentanan Sosial Kepadatan penduduk Kepekaan penduduk Rasio kemiskinan Rasio balita Rasio ibu hamil Rasio orang cacat Rasio lansia Kerentanan Ekonomi Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Permukiman Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilitas Umum Kerapatan jalan Terminal/stasiun Kerentanan L ingkunga n Hutan Alam Hutan Lahan Kering Mangrove Rawa Kapasitas Abrasi dan Rob
8.3
K apa sitas So sial -ek ono mi Indek Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Masyarakat Kesiapsiagaan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Dearah Swasta Masyarakat Dokter/Penduduk Tenaga medis/penduduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Di ni Tsunami Perlengkapan keselamatan Electricity coverage Jarak ke jalan aspal Ja rak ke fasil tias umum Ja rak k e fa sil itas k eseh atan
Triple – A
Bobot
40% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 100% 50% 30% 50% 100% 100% 30% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 10% 60% 50% 100% 75% 4 0% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 2 0%
Sumber MCRMP MCRMP MCRMP
Kode 1.4 1.4 1.4
PoDes BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PoDes PoDes PoDes Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS PoDes
2.3 2.3 4.5
PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes PoDes
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
Po De s PoDes PoDes Bakosurtanal Bakosurtanal B ak osu rtana l
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2 .3
0.75
T i n g g i
Tabel 8.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Abrasi dan Rob No. 8 .1
1.0
S a n g a t T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Abrasi dan Rob No
Rendah
Sedang
1 B en gk ul u Se la ta n
1 21 .7 92
(99,7%)
169
(0,1%)
128
(0,1%)
86
(0,1%)
34
(0,0%)
0,0003
0,3525
0,8000
2 R ejang Lebo ng 3 B en gkulu U tara
Kabupaten
1 56 .798 4 47 .633
(100,0%) (98,5%)
1.965
(0,0%) (0,4%)
1.889
(0,0%) (0,4%)
1.827
(0,0%) (0,4%)
1.221
(0,0%) (0,3%)
0,0000 0,0001
0,0000 0,4489
0,0000 0,8000
4 Kaur 5 Sel uma
251.532 242.292
(98,9%) (98,5%)
807 1.119
(0,3%) (0,5%)
777 1.084
(0,3%) (0,4%)
744 1.048
(0,3%) (0,4%)
586 454
(0,2%) (0,2%)
0,0002 0,0003
0,4560 0,4320
0,8000 0,8000
6 Muko Muko
405.055
(98,5%)
1.983
(0,5%)
1.864
(0,5%)
1.766
(0,4%)
624
(0,2%)
0,0001
0,4175
0,8000
7 Lebong 8 Kepahiang
165.295 69.189
(100,0%) (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
0,0000 0,0000
1 13 .2 16 14.619
(99,8%) (94,6%)
126 254
(0,1%) (1,6%)
88 261
(0,1%) (1,7%)
54 235
(0,0%) (1,5%)
12 78
(0,0%) (0,5%)
0,0011 0,0003
0,3272 0,4393
0,8000 0,8000
1.987.420
(98,9%)
6.424
(0,3%)
6.091
(0,3%)
5.761
(0,3%)
3.010
(0,1%)
0,0002
0,2873
0,5600
9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Nihil
T inggi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Abrasi dan Rob
Kapasitas Bencana Abrasi dan Rob Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Abrasi dan Rob Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Abrasi dan Rob Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
1 21 .11 3 156. 10 6
(99,0%) (99,1%)
1.109 855
(0,9%) (0,5%)
91 536
(0,1%) (0,3%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0299 0,0373
0,5084 0,5100
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 23 3 253.850
(99,7%) (99,7%)
1.300 575
(0,3%) (0,2%)
205 86
(0,0%) (0,0%)
1 3
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0234 0,0319
0,6006 0,6751
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.464 410.601
(99,3%) (99,8%)
1.544 558
(0,6%) (0,1%)
66 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0259 0,0315
0,5398 0,5385
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
7 Lebong
164.872
(99,7%)
488
(0,3%)
78
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0478
0,4161
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.979 1 12 .58 2
(99,2%) (99,2%)
261 914
(0,4%) (0,8%)
330 7
(0,5%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0329 0,0128
0,5159 0,4125
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.664
(87,4%)
1.259
(8,1%)
714
(4,6%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0718
0,5173
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.999.466
(99,4%)
8.864
(0,4%)
2.240
(0,1%)
4
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0345
0,5234
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
10 Kota Bengkulu
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Risiko Bencana Abrasi dan Rob Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Abrasi dan Rob No
Kabupaten
Nihil
Rendah
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
1 22 .06 5 (99,9%) 156. 79 8 (100,0%)
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 79 5 252.603
5 Seluma 6 Muko Muk o
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
145 -
(0,1%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0151 0,0000
0,1638 0,0000
0,3610 0,0000
(99,8%) (99,3%)
669 1.778
(0,1%) (0,7%)
70 64
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0097 0,0151
0,1081 0,1863
0,5492 0,5133
244.243 409.946
(99,3%) (99,7%)
1.697 1.305
(0,7%) (0,3%)
58 11
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0151 0,0097
0,1704 0,1104
0,5476 0,5009
7 Lebong
165.295
(100,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0000
0,0000
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
69.189 (100,0%) 1 13 .48 9 (100,0%)
20
(0,0%) (0,0%)
2
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0151
0,0000 0,0962
0,0000 0,4199
10 Kota Bengkulu Provinsi
15.421
(99,8%)
27
(0,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0097
0,0440
0,3135
2.002.843
(99,7%)
5.641
(0,3%)
206
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0089
0,0879
0,3205
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Abrasi dan Rob 8
3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
9. KEBAKARAN HUTAN Distribusi Bahaya Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan adalah kebakaran yang tidak terkendali yang terjadi di daerah pedalaman atau hutan belantara. Kebakaran Hutan berbeda dengan kebakaran-kebakaran lainnya berdasarkan luasannya, kecepatannya dimana bisa menyebar luas jauh dari s umbernya, dan kemampuannya untuk berubah arah secara tak terduga dan melompat melewati jalan, sungai dan fire breaks (sebidang tanah yang dibersihkan untuk mencegah meluasnya kebakaran). Kebaran hutan yang menyebar dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan besar, baik harta benda maupun kehidupan manusia, tetapi kebakaran tersebut juga mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kawasan hutan belantara. Beberapa spesies tanaman menggantungkan pada dampak dari kebakaran untuk tumbuh dan reproduksi, namun sebagian besar kebakaran hutan mempunyai dampak negative terhadap ekologi
Indeks Bahaya
9.2
9.3
Par ameter Bahaya Kebakaran Hutan Faktor mudah membakar Je nis hutan Je nis tanah Hidrologi Curah hujan Kekering an Faktor manusia Kepa datan pe nduduk Ja rak k e jalan/p emuk iman Kerentanan Kebakaran Hutan Kerentanan S osial Kepa datan pe nduduk Kepe kaan penduduk Rasio kem iskinan Rasio balita Rasio ibu h amil Rasio ora ng cacat Rasio lansia Kerentanan E ko nomi Pang an Perkebunan Pete rna kan Kehu tanan Perik anan Permuk im an Kerentanan Fisik Rumah Permanen Rumah Permanen Rumah Permanen Fasilit as Umu m Kerapatan ja lan Terminal/stasiun Kerentanan L in gkunga n Hutan A lam Hutan L ahan Ke ring Mangrove Rawa Sem ak/Belukar Kapasitas Kebakaran Hutan K ap as itas So sial -e konom i Indek Pe mbangun an Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Kesadaran Mas yarakat Kesiapsiagaan Pem erintah Pusat Pem erintah Provins i Pem erintah Dearah Swasta Masyarak at Dokter/Penduduk Tenaga medis/pend uduk Kapasitas Fisik Sistem Pering atan Dini Ts unami Perle ngkapan k ese lamat an Electricit y coverage Ja rak ke jalan a spal Ja rak ke fasilitas umum Ja rak k e fa sil ita s keseha tan
Triple – A
Bobot
Sumber
Kode
x 30%
Ke hutanan ESDM
15% 15%
Balai 7 Balai 7
1.5 1.2 1.3 1.4 1.4
20% 20%
BPS B ak osurtanal
2.2 3.2
Po De s BPS BPS BPS BPS BPS
2.2 2.2 2.2 2.2 2.3 2.3 2.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Po De s Po De s Po De s Bako Bako Bako
3.1 3.1 3.1 3.2 3.2 3.2
Landsat Landsat Landsat Landsat Landsat
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
BPS BPS Po De s
2.3 2.3 4.5
Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s Po De s
4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 2.3 2.3
30% x x 100% 100% 100% 100% 100% 20% 25% 100% 30% 100% 0% 30% 10% 10% 15% 25% 15% 15% 20% 40% 100% 80% 50% 0% 25% 4 0% 50% 20% 30% 30% 10% 10% 10% 10% 10% 25% 25% 30% 0% 20% 20% 20% 20% 2 0%
Po De s Po De s Po De s Bakosurtanal Bakosurtanal B ak osur tan al
3.2 3.2 3.3 3.2 2.3 2.3
0.75
T i n g g i
Tabel 9.1: Parameter Dan Besaran Faktor yang Digunakan Dalam Analisis Risiko Bencana Kebakaran No. 9.1
1.0
S a n g a t T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Kerawanan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Kebakaran Lahan No
Kabupaten 1 B en gk ulu Se a l t an
Nihil
Rendah
Sedang
T inggi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
57 .64 9
(45,2%)
17.962
(14,1%)
51.816
(40,7%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,2631
0,4874
0,5792
2 R ejang Lebo ng 3 B en gkulu U tara
1 16 .634 2 68 .960
(74,4%) (59,2%)
553 75.081
(0,4%) (16,5%)
39.023 110.664
(24,9%) (24,3%)
660 -
(0,4%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2459 0,1978
0,4912 0,4396
0,6597 0,5498
4 Kaur 5 Sel uma
78.197 168.901
(30,7%) (68,6%)
38.577 11.368
(15,2%) (4,6%)
137.679 66.094
(54,1%) (26,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2485 0,2331
0,4812 0,4775
0,5825 0,5619
6 Muko Muko
176.246
(42,8%)
140.766
(34,1%)
95.191
(23,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,2110
0,4345
0,5539
66.470 67.120
(40,2%) (96,1%)
56.688 207
(34,2%) (0,3%)
42.376 2.520
(25,6%) (3,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2419 0,2641
0,4185 0,5588
0,5481 0,5998
1 06 .8 19 14.886
(92,4%) (95,2%)
2.423 507
(2,1%) (3,2%)
6.303 168
(5,5%) (1,1%)
19 81
(0,0%) (0,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,2613 0,3066
0,4658 0,3883
0,7178 0,7196
1.121.882
(55,6%)
344.131
(17,0%)
551.834
(27,3%)
761
(0,0%)
-
(0,0%)
0,2473
0,4643
0,6072
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Bencana Kebakaran
Kapasitas Bencana Kebakaran Hutan Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Kebakaran Lahan Nihil
Rendah
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Kebakaran Lahan
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
91 .45 4 119. 37 3
(74,8%) (74,9%)
13.927 12.908
(11,4%) (8,1%)
16.832 27.168
(13,8%) (17,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,1354 0,1909
0,5087 0,4000
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
344 52.707
(0,3%) (33,8%)
113.674 100.701
(93,4%) (64,6%)
7.745 2.557
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
372. 15 8 150.550
(77,3%) (59,2%)
12.786 8.772
(2,7%) (3,4%)
96.476 95.124
(20,0%) (37,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,1205 0,1795
0,4075 0,4683
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
298.479 203.289
(65,8%) (80,2%)
103.743 10.599
5 Seluma 6 Muko Muk o
182.507 272.718
(74,2%) (66,3%)
10.352 905
(4,2%) (0,2%)
53.138 137.640
(21,6%) (33,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,1286 0,1658
0,4150 0,4150
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
61.397 -
(25,0%) (0,0%)
156.400 85
(63,8%) (0,0%)
78.782
(44,5%)
12.888
(7,3%)
85.467
(48,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,2686
0,5831
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
161.000
(97,8%)
3.346
66.095 1 08 .45 9
(95,4%) (94,1%)
2.945 2.395
(4,3%) (2,1%)
223 4.366
(0,3%) (3,8%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,1466 0,0479
0,4373 0,4100
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
68.970 110.295
(76,4%) (65,5%)
13.930
(90,2%)
1.516
(9,8%)
2
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0592
0,4031
-
(0,0%)
-
(0,0%)
593
1.456.025
(71,0%)
79.394
(3,9%)
516.436
(25,2%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,1443
0,4448
-
(0,0%)
206.082
(9,9%)
1.213.487
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
0.0
Sumber: Analisis Triple-A
1 B en gkulu Se a l t an 2 R ejang Le bong
7 Lebong
0.25
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
(6,4%) (1,6%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3540 0,3144
0,4916 0,4181
0,6607 0,6311
(22,9%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3166 0,3254
0,5275 0,4553
0,7184 0,6555
27.367 (11,2%) 410.999 (100,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3444 0,6066
0,4671 0,6524
0,6837 0,7193
(2,0%)
-
(0,0%)
0,3296
0,5254
0,6354
21.315 57.995
(23,6%) (34,5%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4115 0,4800
0,5487 0,5845
0,6433 0,7252
(4,1%)
13.947
(95,9%)
-
(0,0%)
0,5530
0,6568
0,7795
(58,4%)
659.614
(31,7%)
-
(0,0%)
0,4036
0,5328
0,6852
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Bencana Kebakaran Hutan
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Kebakaran Lahan No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gkulu Se a l t an 2 R ejang Le bong
78 .64 2 122. 59 0
(64,4%) (75,5%)
14.915 733
(12,2%) (0,5%)
28.653 39.099
(23,4%) (24,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0110 0,0110
0,3007 0,4662
0,5330 0,5212
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
310. 93 9 142.707
(63,8%) (56,0%)
99.737 10.233
(20,5%) (4,0%)
76.766 102.085
(15,7%) (40,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0110 0,0110
0,3416 0,3449
0,5118 0,5178
5 Seluma 6 Muko Muk o
180.351 179.004
(73,1%) (43,5%)
5.887 231.214
(2,4%) (56,2%)
60.380 1.044
(24,5%) (0,3%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0110 0,0110
0,4255 0,3211
0,5057 0,4199
80.910
(45,1%)
18.694
(10,4%)
79.688
(44,4%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0110
0,4167
0,5072
68.790 1 10 .02 6
(96,2%) (94,0%)
209 1.948
(0,3%) (1,7%)
2.515 5.132
(3,5%) (4,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0110 0,0110
0,4247 0,3522
0,4932 0,4729
15.171
(98,2%)
277
(1,8%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0110
0,1380
0,3078
1.289.131
(62,3%)
383.845
(18,6%)
395.361
(19,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0110
0,3532
0,4791
7 Lebong 8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Kebakaran Hutan 9
3
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
10. MULTI-BENCANA Distribusi Bahaya Multi Bencana
Penentukan nilai pembobotan antar masing-masing bencana, dilakukan berdasar informasi dampak yang tersedia untuk setiap bencana, di database DIBI (Data dan Informasi Bencana Indonesia - BNPB). Karena keterbatasan informasi di database DIBI untuk Provinsi Bengkulu, selain data Benkulu juga data dari se luruh pulau Sumatra di perhatikan (dengan bobot 30%) dan seluruh Negara Indonesia (20%).
Indeks Bahaya
Tabel 10.1: Dampak Semua Bencana Alam di Provinsi Bengkulu 1998-2009 Korban Bencana
Jumlah Kejadian
GempaBumi
Lukaluka
Mening-gal
Mengungsi
Hilang
Lahan (Ha)
Menderita
7 0
10 9 -
38 -
-
Angin Topan
1 0
-
-
-
Kekeringan Banjir
3 13
14
1
-
1
-
-
-
3 1
12 1
-
-
-
-
-
32 14
21
136
39
-
160
2.500
4.038
24.299
36.459
Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api
Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor G elom ba ng Pa san g / Ab ra si Kebakaran Hutan &Lahan
0 29
Total
-
Fisik Rumah Rumah Rusak Rusak Berat Ringan 2 4. 17 5 3 50 . 41 -
-
-
-
-
-
-
-
160
2.500
808 3.230
78
1.397
-
-
-
-
-
-
Kebon / Hutan (Ha)
Jalan (KM) -
-
3 4, 1% 0,0%
-
-
0,0% 0,0%
1
10
4,0% 61,4%
-
-
0,0%
1
-
0 ,5 % 0 ,1%
-
-
0.75
T i n g g i
Bobot
-
1.0
S a n g a t T i n g g i
Berdasar analisis ini bobot paling besar diberi kepada bencana banjir (51%), gempa bumi (24%) dan tsunami (9%).
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0,0% 2 10 100,0% Sumber: dibi.bnpb.go.id
0.25
Tabel 10.2: Dampak Semua Bencana Alam di Pulau Sumatra 1998-2009 Korban Bencana G emp a Bum i G em pa B um i & T su na mi
Jumlah Kejadian
1 .22 4 1 28 .8 58
9. 45 1 4 .6 62
5
-
-
B an ij r & T an ah L on gs or
1 06 129
3 -
68 -
448 1 01
20.3 35 2 47
64 20
299 4
213 3
22 9 56
13 0. 93 7
K eba kar an H utan & La han T ot al
1 3 7. 08 7 -
541,92 3 0, 96
Tanah Longsor G el om ba ng Pa san g / Ab ra si
Mengungsi
Hilang
31 ,87 4 ,8 8
L etu san Gunu ng Api Angin Topan Kekeringan Banjir
Lukaluka
Mening-gal
5 .18 9 4 0 .1 68
Fisik Kebon / Rumah Rumah Hutan Jalan Rusak Rusak (Ha) (KM) Berat Ringan 1 .9 68 1 09 .08 4 1 06 .9 53 1 .6 72 5 8 .0 87 1 79 .6 13 47 3 4. 88 4
Lahan (Ha)
Menderita
25 4. 132 5 22 .4 62
5 .6 20 2 73
23.251
-
-
-
25 102.781
4 .73 3 -
4 .3 42 -
35.834 18 .0 55
38.096 26 .0 80
445 1 .10 2
1 07 1 .3 83
3 48 .86 6
1 80 .8 67
-
3. 628 -
5 .2 78 -
359 40
816.702 1 01 .2 47
340.659 4 7 .4 75
14 -
8.060 4. 535
546 7 83
37 .5 01
1 .73 4. 017
4 0 0. 634
352.216 2 50 .5 43 620 76 6. 24 0
38 . 59
-
53.052 6 27
11 ,0% 2 6, 0%
-
0,3%
10 -
0 ,4% 2,7%
27.752 7 .8 02
36,7% 1 1, 7%
100 -
0,2% 0 ,1%
150 1
N i h i l
Bobot
0.0
4 0. 68 1 10 ,8% 9 0. 387 7 6. 34 5 1 00 ,0 % Sumber: dibi.bnpb.go.id
Tabel 10.3: Dampak Semua Bencana Alam di Indonesia 1998-2009 Korban Bencana
Jumlah Kejadian
Lukaluka
Mening-gal
G emp a Bum i
87 ,33
8. 57 7
G em pa B um i & T su na mi L etu san Gu nu ng Ap i
6 ,7 6 24 ,75
1 29 .5 08 10
Angin Topan Kekeringan
55 .1 86
64
5 .1 82 1 .25 5
Menderita
2 .76 7. 428
20 0. 224
5 29 .1 89 14 7. 504
3 81 1 0.7 58
3 -
15.050 -
147.778 -
3 7. 12 0 -
Fisik Kebon / Rumah Rumah Hutan Jalan Rusak Rusak (Ha) (KM) Berat Ringan 1. 99 3 4 83 .37 3 6 57 .2 96 1. 966
Lahan (Ha)
5 8. 08 7 47. 53 6
6 45 3 .8 59
25.493 -
30.372 -
3 4. 90 4 6
7 ,0 % 2 ,8%
16 09 ,45
1. 23 3
1 87 .16 7
4 47
3 .77 3. 758
1 1. 86 2. 147
1 .03 4. 53 0
1 18 .23 1
1 72 .5 11
5 5. 376
20 6. 90 4
204,23 6 70 ,75
1.196 1. 27 3
39.479 1 .50 5
277 1 05
416.388 36. 503
445.563 1 7.6 99
286.173 51. 50 6
42.909 8 .21 4
58.115 6 .5 62
1.281 3 53
70.897 54 5
K eba kar an H utan & La han
9 5, 48 6
14 8
199 13 .48 3
-
2 4. 46 3 2. 260
2 5. 23 2 1.6 90
3 .5 22 -
3 .6 25 -
T ot al
4 .1 62
1 41 .9 28
3 8. 01 7
7 .7 12 .5 43
8 63 .1 48
9 32 .9 85
1
3 04 .3 85
1 2. 71 1. 47 2
4 3 .0 78 .0 14
84 -
20 ,4%
2 51 3 9. 21 8
929 -
T an ah L on gsor Gelombang Pasang/ Abrasi
1.344 1.596.842
1 81 .3 99 7
Bobot -
109 -
B anj ri Banjir &TanahLongsor
652,98 804
Mengungsi
Hilang
34 -
2.819 -
29 3 2. 80 0
GempaBumi Gempa Bumi & Tsunami Letusan Gunung Api Angin Topan Kekeringan Banjir Banjir & Tanah Longsor Tanah Longsor Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan &Lahan T otal
Triple – A
So sial
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
1,2% 10,4% 46 ,8% 8,7% 0 ,7% 0 ,2 % 1 ,9%
9 4. 00 5 35 3. 46 3 1 00 ,0 % Sumber: dibi.bnpb.go.id
Tabel 10.4: Perhitungan Bobot Bencana
Kerawanan
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Bahaya Multi Bencana
Provinsi Bengkulu (50%) Ekono mi Fisik
Lingk.
Sosial
Pulau Sumatra (30%) Ekonomi Fisik
Lingk.
Sosial
Indonesia (20%) Eko nomi Fisik
Lingk.
Total
30% 15,6% 0,0%
20% 0,0% 0,0%
30% 98,0% 0,0%
20% 0,0% 0,0%
30% 9,8% 41,4%
20% 0,3% 7,6%
30% 26,8% 40,2%
20% 0,0% 0,0%
30% 14,3% 5,5%
20% 0,1% 1,9%
30% 53,8% 16,6%
20% 0,0% 0,1%
24,4% 9,2%
0,0% 0,0%
0,0% 0,0%
0,0% 0,0%
0,0% 0,0%
0,8% 0,3%
0,0% 0,0%
0,3% 1,1%
0,0% 0,0%
0,7% 0,8%
1,5% 0,0%
0,1% 2,7%
11,1% 0,8%
0,7% 0,4%
0,0% 82,8%
20,0% 80,0%
0,0% 1,8%
0,0% 100,0%
0,0% 41,6%
13,4% 46,0%
0,0% 26,0%
0,0% 36,4%
0,0% 73,6%
51,9% 33,6%
0,0% 20,8%
0,0% 58,5%
4,9% 51,1%
0,0%
0,0%
0,0%
0,0%
5,2%
32,7%
5,2%
10,2%
4,4%
9,3%
4,9%
20,1%
5,2%
1,5% 0,1%
0,0% 0,0%
0,1% 0,1%
0,0% 0,0%
0,4% 0,2%
0,1% 0,0%
0,1% 0,3%
0,1% 0,0%
0,3% 0,2%
1,7% 0,0%
0,8% 0,4%
0,2% 0,0%
0,4% 0,1%
0,0% 100,0%
0,0% 100,0%
0,0% 100,0%
0,0% 100,0%
0,4% 100,0%
0,0% 100,0%
0,0% 100,0%
53,3% 100,0%
0,1% 100,0%
0,0% 100,0%
0,0% 100,0%
9,3% 100,0%
3,6% 100,0%
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gk ul u S el at an
1 17 .55 8
(97,3%)
1.691
(1,4%)
1.407
(1,2%)
159
(0,1%)
-
(0,0%)
0,0704
0,1105
0,8201
2 R ejang Lebong 3 B eng kulu U tara
152. 212 436. 104
(99,9%) (98,0%)
204 4.317
(0,1%) (1,0%)
2.809
(0,0%) (0,6%)
1.778
(0,0%) (0,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0356 0,0699
0,0748 0,1073
0,3190 0,8071
4 Kaur 5 Seluma
240.397 203.298
(98,3%) (84,2%)
2.612 14.630
(1,1%) (6,1%)
1.286 3.568
(0,5%) (1,5%)
226 19.830
(0,1%) (8,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0701 0,0704
0,1108 0,1738
0,8078 0,8836
6 Muko Muk o
374.196
(91,7%)
7.391
(1,8%)
10.725
(2,6%)
15.676
(3,8%)
-
(0,0%)
0,0700
0,1431
0,8676
7 Lebong 8 Kepahiang
158.509 68.009
(97,2%) (99,6%)
4.573 251
(2,8%) (0,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0515 0,0547
0,1132 0,1122
0,3757 0,3481
1 07 .17 0 6.301
(94,8%) (50,4%)
3.046 3.646
(2,7%) (29,2%)
903 431
(0,8%) (3,4%)
1.877 2.114
(1,7%) (16,9%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0702 0,1332
0,1137 0,3330
0,8501 0,8754
1.863.753
(94,7%)
42.363
(2,2%)
21.128
(1,1%)
41.661
(2,1%)
-
(0,0%)
0,0696
0,1392
0,6954
9 B en gk ul u T en ga h 10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10
1
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Kerentanan Multi-Bencana
Kapasitas Multi-Bencana Indeks Kerentanan
Indeks Kapasitas
1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
S a n g a t R e n d a h
S e d a n g
0.25
R e n d a h
0.0
S a n g a t R e n d a h
Kerentanan
0.25
0.0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Kerentanan terhadap Bahaya Multi Bencana Kabupaten
0.50
Kapasitas
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
No
0.75
T i n g g i
0.50
R e n d a h
1.0
S a n g a t T i n g g i
Nihil
Rendah
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Kapasitas Pemulihan dari Bahaya Multi Bencana Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
Ting gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
1 21 .05 6 155. 74 2
(99,0%) (99,1%)
1.179 1.258
(1,0%) (0,8%)
5 116
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0279 0,0338
0,4318 0,5072
1 Bengkulu Selatan 2 Rejang Lebong
-
(0,0%) (0,0%)
4.955 61.167
(4,1%) (39,3%)
105.888 94.202
(87,0%) (60,5%)
10.920 363
(9,0%) (0,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3484 0,3095
0,4929 0,4118
0,6635 0,6220
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
453. 23 4 253.840
(99,7%) (99,7%)
1.358 584
(0,3%) (0,2%)
148 60
(0,0%) (0,0%)
1 2
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0204 0,0290
0,6164 0,6946
3 Bengkulu Utara 4 Kaur
-
(0,0%) (0,0%)
51.644 39.721
(11,4%) (15,7%)
312.163 203.184
(68,8%) (80,1%)
90.060 10.704
(19,8%) (4,2%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3114 0,3209
0,5253 0,4576
0,7210 0,6588
5 Seluma 6 Muko Muk o
244.494 410.601
(99,4%) (99,8%)
1.509 558
(0,6%) (0,1%)
70 127
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0236 0,0275
0,5532 0,5346
5 Seluma 6 Muko Muko
-
(0,0%) (0,0%)
79.438 -
(32,4%) (0,0%)
138.066 2.386
(56,3%) (0,6%)
27.578 408.698
(11,3%) (99,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,3390 0,5986
0,4646 0,6490
0,6869 0,7224
7 Lebong
164.929
(99,7%)
453
(0,3%)
114
(0,1%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0435
0,4246
7 Lebong
-
(0,0%)
271
(0,2%)
163.402
(99,3%)
945
(0,6%)
-
(0,0%)
0,3243
0,5182
0,6236
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.830 1 12 .58 0
(99,2%) (99,2%)
410 916
(0,6%) (0,8%)
175 7
(0,3%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0000 0,0000
0,0312 0,0120
0,5103 0,4197
8 Kepahiang 9 Bengkulu Tengah
-
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
61.884 48.377
(89,7%) (42,6%)
7.119 65.077
(10,3%) (57,4%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,4055 0,4746
0,5411 0,5785
0,6317 0,7293
13.622
(88,1%)
1.829
(11,8%)
6
(0,0%)
-
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0508
0,4197
-
(0,0%)
-
(0,0%)
587
(4,0%)
13.953
(96,0%)
-
(0,0%)
0,5459
0,6567
0,7817
1.998.929
(99,5%)
10.055
(0,5%)
825
(0,0%)
3
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0000
0,0300
0,5112
-
(0,0%)
237.195
(11,8%)
1.130.139
(56,4%)
635.415
(31,7%)
-
(0,0%)
0,3978
0,5296
0,6841
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10
2
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Distribusi Risiko Multi-Bencana Indeks Risiko 1.0
S a n g a t T i n g g i
0.75
T i n g g i
S e d a n g
0.50
R e n d a h
0.25
N i h i l
0.0
Risiko Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Nihil
Sumber: Analisis Triple-A
Distribusi Risiko Bahaya Multi Bencana No
Kabupaten
Nihil
Rendah
Sedang
T ing gi
Sanggat Tinggi
Minimum
Rata-rata
Maximum
1 B en gk ul u S el at an 2 R ejang Le bong
1 19 .74 3 152. 40 8
(98,6%) (99,9%)
1.470 204
(1,2%) (0,1%)
157 4
(0,1%) (0,0%)
52 -
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0047 0,0047
0,0209 0,0156
0,7401 0,5552
3 B eng kulu U tara 4 Kaur
442. 71 3 243.167
(99,5%) (99,4%)
1.569 1.230
(0,4%) (0,5%)
435 177
(0,1%) (0,1%)
24 14
(0,0%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0047 0,0047
0,0160 0,0165
0,9193 0,9431
5 Seluma 6 Muko Muk o
220.929 395.091
(90,5%) (96,6%)
18.564 12.947
(7,6%) (3,2%)
4.025 733
(1,6%) (0,2%)
622 159
(0,3%) (0,0%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0047 0,0047
0,0472 0,0289
0,9817 0,8252
7 Lebong
162.690
(97,5%)
4.046
(2,4%)
108
(0,1%)
38
(0,0%)
-
(0,0%)
0,0047
0,0201
0,6697
8 Kepahiang 9 B en gk ul u T en ga h
68.001 1 12 .78 5
(99,6%) (98,8%)
257 824
(0,4%) (0,7%)
1 457
(0,0%) (0,4%)
119
(0,0%) (0,1%)
-
(0,0%) (0,0%)
0,0047 0,0047
0,0151 0,0205
0,5292 0,7923
11.852
(85,4%)
1.476
(10,6%)
357
(2,6%)
194
(1,4%)
-
(0,0%)
0,0047
0,1009
0,9071
1.929.378
(97,5%)
42.586
(2,2%)
6.455
(0,3%)
1.222
(0,1%)
-
(0,0%)
0,0047
0,0302
0,7863
10 Kota Bengkulu Provinsi
Sumber: Analisis Triple-A
Triple – A
Sumber: Analisis Triple-A
PETA RISIKO BENCANA Multi-Bencana 10
3
LAMPIRAN I.
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2
4 4
3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1
S ' 5
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-1
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48
TRIPLE-A
4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-2
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-3
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-4
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-5
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-6
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-7
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2
4 4
3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1
S ' 5
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-8
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48
TRIPLE-A
4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-9
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-10
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-11
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-12
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-13
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
Petunjuk Letak Peta
LEGENDA :
102° 30' E
101° 00' E
S ' 5 1 ° 2
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
0 S ' 5 1 ° 2
2 2
4 4
3 3
5 5
9 9
6 6
10 10
7 7
11 11
13 13
12 12
14 14
8 8
2,5
5
10km
104° 00' E
1 1
S ' 5 4 ° 3
S ' 5 4 ° 3
Skala 1 : 250 000
PETA DASAR PROVINSI BENGKULU LEMBAR KE-14
Datum Unit : ……....WGS-84 Proyeksi : ………… UTM Zone 48 Sumber : 1. Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal skala 1: 50.000 Tahun 2000 2. Hasil Analisis Landsat 2008 3. Peta SRTM
TRIPLE-A
BAPPENAS
II.
SUMBER REFERENSI
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA Provinsi Bengkulu
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
II. Sumber (Lembaga, Website, Contact Person ) Lembaga/ I n s t i t u t i o n s Nasional/National: National Planning Agency (Bappenas) National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB) Center for Volcanology and Volcanic Disaster Mitigation - Geology Agency - Ministry of Energy & Mineral Resource (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral) Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG) Indonesian Institute of Sciences (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - LIPI) The National Coordinating Agency for Surveys and Mapping (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional - BAKOSURTANAL) Ministry of Public Work (Pekerjaan Umum - PU) Central Bureau of Statistics (BPS – Biro Pusat Statistik)
Provinsi /Provincial: Provincial Planning Agency (Bappeda) Provincial Disaster Management Agency (Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD) Local Parliament (DPRD) Department of Public Work (Pekerjaan Umum - PU) Forestry Department (Dinas Kehutanan) Marine and Fishery Department (Dinas Kelautan) Environmental Board (Badan Lingkungan Hidup) Regional Research Board (Dewan Riset Daerah) Provincial Branch of Central Bureau of Statistics (Kanwil BPS – Biro Pusat Statistik)
Lainnya /Other: UNDP Worldbank
http://geospasial.bnpb.go.id/ : This website provides maps in pdf format, with basic information (topographic maps and administrative maps) and thematic maps related to disasters (floods, earthquakes, volcanic eruptions, forest fires, hazard indexes and disaster statistics). Further on the web-site provides a ―dynamic map‖ which enables the user to zoom in to specific areas and choose its own themes. http://www.bakosurtanal.go.id/multihazard/ : This website provides hazard maps (floods, earthquakes, volcanoes and landslides) on provincial level in PDF format. The website is a cooperation of four government institutions namely: National Coordinating Agency for Surveys and Mapping (http://www.bakosurtanal.go.id/), Department of Public Works (http://www.pu.go.id/), Department of Mineral Resources and Energy (http://www.esdm.go.id/ ), and Geophysics and Meteorology Agency (www.bmkg.go.id/). All these departments also provide hazard maps at their individual websites. http://sc-drr.org/: Website of the The SC-DRR program, co-executed by BAPPENAS and BAKORNAS and sponsored by AusAID, DFID and UNDP. www.usgs.gov/hazards /: This websites provides a wide range of (global) historical data on various disaster hazards (earthquakes, floods, hurricanes, landslides, volcano eruptions and wildfires). www.ldeo.columbia.edu/chrr/research/hotspots/: Another international website containing global hazard information. http://www.preventionweb.net/english/maps/ : OCHA website http://unosat.web.cern.ch/unosat/asp/prod_free.asp?id=21 : UNOSAT delivers satellite solutions to relief and development organizations within and outside the UN system to help make a difference in the life of communities exposed to poverty, hazards and risk, or affected by humanitarian and other crises. http://www.reliefweb.int/: OCHA website http://www.bps.go.id/ : Website of Central Bureau of Statistics (BPS) http://www.datastatistik-indonesia.com/: Detailed Tabular Data from BPS project (until 2005) http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/KER/Bengkulu/ : Economic assessments from Indonesia Central Bank http://www.bakosurtanal.go.id/ : National Coordinating Agency for Surveys and Mapping http://www.pu.go.id/ : Department of Public Works http://www.esdm.go.id/ : Department of Mineral Resources and Energy http://www.bmkg.go.id/ : Geophysics and Meteorology Agency http://www.dephut.go.id/: Website of Department of Forestry http://www.bengkulu.go.id/ : Website of Bengkulu Province http://bengkulu.bps.go.id/ : Website of Statistics Bureau, Bengkulu Province http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu: Public Website with afree encyclopedia built collaboratively (Indonesia version) http://en.wikipedia.org/wiki/Bengkulu: Public W ebsite with afree encyclopedia built collaboratively (English version)
Websites
http://dibi.bnpb.go.id/: DIBI stands for Data & Informasi Bencana Indonesia. The website is hosted by the BNPD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) and provides historical data on disaster events and losses. Besides data gathered at national level, the BNPD works together with provincial governments to extend and update the available information. Currently this cooperation only exists with the special province of Yogyakarta, but similar cooperation will be launched for Aceh on 23 November 2009 and Bengkulu on 30 November 2009. Currently the database only covers a time span of 11 years, but it is planned for a time span of 30 years.
Triple – A
LAMPIRAN
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
Contact Persons
Provinsi Bengkulu/Bengkulu Province Nama/N a m e
Instansi/D e p a r t m e n t
Telepon/ Telp.
1.
Ir . Nasyshah, MM, MT
Kepala Bappeda Prov. Bengkulu
08561811118
2.
Drs. Kolendri
Sekretaris Bappeda Prov. Bengkulu
0815268818178
3.
Ir. Abriyani, MT
Kepala Bidang PP5 (Tata Ruang)
085268818178
4.
Ir. Edi Waluyo
Sekretaris Tim Pengkaji Bencana Provinsi Bengkulu
0811732169
5.
Ir. Hidayat, MM
Kasie Tata Ruang PP5
0811732208
6.
Ir. Sugiaswati
Kabid Tata ruang Dinas PU Prov. Bengkulu
08153907428
7.
Ir. Antoni Doloksarim
Kabid Geologi Dinas ESDM Prov. Bengkulu
0811738670
8.
Ir. Didie
Staf GIS Dinas ESDM Prov. Bengkulu
081373664434
9.
Agus Saptaji, ST
Staf Dinas ESDM Prov. Bengkulu
08153900645
10. Drs. Zulfikar
Kabid IPDS BPS Prov. Bengkulu
0811736568
11. Agus, SE
Program Officer SC-DRR Prov. Bengkulu
08127876673
12. Ir. Eko
Staf Bidang PP3 (Fisik Prasarana)
085268666288
Triple – A
LAMPIRAN
III.
DOKUMEN REFERENSI
Bengkulu Disaster Risk Mapping Project (BDRM)
ATLAS RISIKO BENCANA
Safer Communities through Disaster Risk Reduction (UNDP - SCDRR)
Provinsi Bengkulu
III. Dokumen Referensi (Statistik, Laporan, Peta) Statistik/Statistics Profil Bengkulu 2007 Expose Kebencanaan (Sekda prov. Bengkulu) Identifikasi penggunaan lahan (kehutanan) Bengkulu dalam Angka 2008 Statistik Lingkungan Hidup Daerah 2008 Statistik Lingkungan Hidup Daerah 2007
Laporan/Reports Dokumen Perencanaan/Planning documents: RTRW 2004 RTRW 2009 Interim Report RPJM Provinsi Bengkulu 2006-2010, Bappeda Provinsi Bengkulu Rencana induk Prasarana dan Sarana Prov. Bengkulu RPIJM Kota Bengkulu, PU Cipta Karya Kota Bengkulu, 2008 RPIJM Kabupaten Muko-muko, PU Cipta Karya Kabupaten Muko-muko, 2008 RPIJM Kabupaten Bengkulu Selatan, PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Selatan, 2008 RPIJM Kabupaten Bengkulu Utara, PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Utara, 2008 RPIJM Kabupaten Kepahiang, PU Cipta Karya Kabupaten Kepahiang, 2008
Pemetaan Kebencanaan /Hazard Mapping: Metode Pemetaan Risiko Bencana Provinsi DIY, Tim DRR PPMU ERA BAPPENAS-BAPEDA DIYUNDP, 2008 Laporan Akhir Pemetaan Risiko Bencana Provinsi DIY, Bappenas, bappeda DIY and UNDP, 13 September 2009 Climate Change Vulnerability Mapping for Southeast Asia, Arief Anshory Yusuf & Herminia Francisco, January 2009 Tsunami inundation modeling for western Sumatra, Jose C. Borrero, Kerry Sieh, Mohamed Chlieh, and Costas E. Synolakis, University of California October 24, 2006 A Grid-Based Gis Approach To Regional Flood Damage Assessment, Ming-Daw Su, Jui-Lin Kang, Ling-Fang Chang, and Albert S. Chen, Journal of Marine Science and Technology, Vol. 13, No. 3, pp. 184-192 (2005) Mapping forest fire risk zones with spatial data and principal component analysis, XU Dong, Guofan Shao, DAI Limin, HAO Zhanqing, TANG Lei & WANG Hui, Science in China: Series E Technological Sciences 2006 Vol.49 Supp. I 140—149 Generation of a landslide risk index map for Cuba using spatial multi-criteria evaluation, E. A. Castellanos Abella and C. J. Van Westen.
Triple – A
Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia - Edisi II, Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas Pb) 2007 Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi PascaBencana Gempa Bumi di Wilayah Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatra Barat tahun 2007 – 2009, Bappenas 2007
Undang-Undang dan Peraturan /Laws and Regulations: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/Prt/M/2007, Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/Prt/M/2007, Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Dan Kawasan Rawan Gempa Bumi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/Prt/M/2007, Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2009, Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Beserta Rencana Rincinya Draft Perda RTRW Provinsi Bengkulu 2009
Video /Videos: Profil Pariwisata 2008 Profil Investasi 2008
Peta/M a p s Atlas Sumber Daya Wilayan Pesisir Provinsi Bengkulu 2005 Peta Rawan Bencana Gunung Api Kaba Peta Rawan Bencana Gerakan Tanah Peta Rawan Bencana Tsunami Kota Bengkulu Peta Kawasan Rawan Gempa Bumi Lembar Bengkulu Base Map 1:50.000 Bakosurtanal Satellite Images Maps Of RTRW 2004 Maps Of RTRW 2009 Interim Report
LAMPIRAN